Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ilham Fajar Maulana

NIM : 11000123130386
Kelas :O
Semester :1
Prodi : S1 Ilmu Hukum
Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Hukum
Dosen : Prof. Dr. Suteki, S.H., M.Hum.

Aliran Hukum

1. Legisme
Aliran yang menganggap bahwa hukum terdapat dalam undang-undang atau hukum
identik dengan undang-undang, undang-undang adalah segalanya sekalipun kenyataannya
tidak demikian, dan semua masalah akan teratasi apabila telah dikeluarkan undang-undang
yang mengaturnya. Pada aliran ini, hakim melakukan pekerjaannya terikat dengan undang-
undang dan menjadi pelaksana undang-undang belaka. Hakim tidak boleh menciptakan
hukum, dan harus tunduk pada undang-undang, dan semua hukum terdapat pada undang-
undang.

Aliran legisme kian lama makin ditinggalkan, karena beberapa hal seperti kenyataan
bahwa tidak semua hukum terdapat dalam undang-undang, dan undang- undang tidak bisa
menjadi satu-satunya alat untuk menyelesaikan persoalan, serta hakim diharapkan dapat
menyesuaikan antara undang-undang dengan keadaan, dengan demikian peradilan
mempunyai peranan penting dan yurisprudensi makin bertambah wibawanya.

2. Freie Rechtslehre
Aliran Freie Rechtslehre merupakan aliran bebas yang hukumnya tidak diciptakan oleh badan
legislatif, dan menyatakan bahwa hukum terdapat diluar undang-undang.
Berbeda dengan aliran Legisme di mana hukum terikat sekali pada undang-undang, maka
hakim dalam Freie Rechtslehre bebas menentukan dan menciptakan hukum, dengan
melaksanakan perintah undang-undang atau tidak. Pada aliran ini, pemahaman jurispudensi
berssifat primer sedangkan eksistensi undang-undang bersifat sekunder.

Ciri-ciri :
1. Hakim benar-benar menciptakan hukum (judge make law) karena keputusannya didasarkan
pada keyakinan hakim.
2. Keputusan hakim lebih dinamis dan up to date karena senantiasa mengikuti keadaan
perkembangan
di dalam masyarakat.
3. Hukum hanya terbentuk oleh peradilan (recht- spraak)
4. Menurut Hakim, Undang-undang, kebiasaan dan sebagainya hanyalah sarana saja dalam
membentuk serta menciptakan atau menemukan hukum pada kasus-kasus yang konkrit
5. Pandangan ini menitikberatkan pada kegunaan sosial (sosiale dolmatigheid)

Tujuan :
1. Memberikan keadilan sebaik-baiknya dgn cara memberi kebebasan kepada hakim tanpa
terikat undang-undang, tetapi masih mengikuti pada tata kehidupan sehari-hari.
2. Membuktikan bahwa dalam undang- undang terdapat kekurangan- kekurangan yang perlu
dilengkapi.
3. Mengharapkan agar hakim dalam memutuskan perkasa harus didasarkan pada rasa cita
keadilan

3. Rechtsvinding
Aliran rechtsvinding adalah suatu aliran yang berada diantara aliran legisme dan aliran freie
rechtslehre. Aliran ini berpendapat bahwa hakim terikat pada undang-undang, tetapi tidak
seketat sebagaimana pendapat aliran legisme, sebab hakim juga mempunyai kebebasan.
Dalam hal ini, kebebasan hakim tidaklah seperti pendapat freie rechtsbelehre, sehingga hakim
di dalam melaksanakan tugasnya mempunyai kebebasan yang terikat (gebonden vrijheid),
atau keterikatan yang bebas (vrije gebondenheid). Kebebasan yang terikat dan keterikatan
yang bebas terbukti dari adanya beberapa kewenangan hakim, seperti: penafsiran undang-
undang, menentukan komposisi yang terdiri dari analogi dan membuat pengkhususan dari
suatu asas undang- undang yang mempunyai arti luas.

Menurut aliran rechtsvinding bahwa yurisprudensi sangat penting untuk dipelajari di samping
undang- undang, karena di dalam yurisprudensi terdapat makna hukum yang konkret
diperlukan dalam hidup bermasyarakat yang tidak ditemui dalam kaedah yang terdapat dalam
undang-undang.

Anda mungkin juga menyukai