Kos 2023 Edit
Kos 2023 Edit
PROGRAM KEAHLIAN :
TEKNIK OTOMOTIF
DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
MANAJEMEN PERKANTORAN DAN LAYANAN BISNIS
AKUNTANSI DAN KEUANGAN LEMBAGA
1
IDENTITAS SEKOLAH
Nama Sekolah : SMK Negeri 4 Pinrang
Nomor Statistik : 341191404001
Propinsi : Sulawesi Selatan
Otonomi Daerah : Pinrang
Kecamatan : Patampanua
Desa / Kelurahan : Tonyamang
Jalan Dan Nomor : Jl. Poros Benteng No…. Maccubbu Kab. Pinrang
Kode Pos : 91252
Telepon : -
Email : smkn4.prg@gmail.com
Daerah : Pinggiran Kota
Status Sekolah : Negeri
Kelompok Sekolah : -
Akreditasi : 1. Teknik Kendaraan Ringan (2014)
2. Administrasi Perkantoran ( 2014 )
3. Multimedia (2014)
4. Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (2019)
5. Akuntansi dan Keuangan Lembaga (2019)
Jumlah Rombongan Belajar : 18 Rombel (Tahun Pelajaran 2023/2023)
Keputusan / SK : Nomor 166/ tahun 2009 Tanggal: 15 Mei 2009
Penerbit SK Ditandatangani : Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun Berdiri : Tahun : 2009
Tahun Penegerian : Tahun : 2009
Kegiatan Belajar Mengajar : Pagi
Bangunan Sekolah : Milik Sendiri
Lokasi Sekolah : Maccubbu
Jarak Ke Pusat Kecamatan : 5,3 Km
Jarak Ke Pusat Otoda : 5,0 Km
Terletak Pada Lintasan : Kecamatan
Organisasi Penyelenggara : Pemerintah
Kode Sekolah : -
NPSN / NSS : 40315370 / 301191404004
2
HALAMAN PENETAPAN
Ditetapkan di : Pinrang
Tanggal : 10 Juli 2023
Mengetahui,
3
LEMBAR PENGESAHAN
DOKUMEN KURIKULUM OPERASIONAL SEKOLAH ( KOSP )
SMK NEGERI 4 PINRANG
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
Nomor : …/PSMK/VII/2023
Berdasarkan :
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan;
5. Intruksi Presiden Nomor 9 tahun 2016 Tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam
Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia;
6. Permendikbud Nomor 34 Tahun 2018 Tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan dan Madrasah Aliyah Kejuruan.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 Tahun 2000 tentang Praktik Kerja
Lapangan bagi Peserta Didik;
8. Keputusan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 165/M/2021 tentang Program Sekolah Menengah Kejuruan Pusat keunggulan.
9. Keputusan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 262/H/KR/2022 tantang perubahan atas Keputusan Menteri Pendidikan
Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 56/M/2022
tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran.
10. Keputusan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 033/H/KR/2022 tantang perubahan atas Keputusan Menteri Pendidikan
Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 008/H/KR/2022
tentang Capaian Pembelajaran pda pendidikan anak usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar dan
Jenjang Pendidikan Menengah Pada kurikulum merdeka.
Dengan mempertimbangkan:
1. Hasil verifikasi pengawas SMK atas Dokumen KOSP;
2. Rekomendasi dari Kepala Cabang Dinas Wilayah VIII;
3. Pertimbangan komite Sekolah terhadap Dokumen KOSP
4
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulawesi Selatan dengan ini mengesahkan
Dokumen Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan SMK Negeri 4 Pinrang seperti tersebut dalam
lampiran pengesahan ini.
Demikian pengesahan ini dibuat sebagai Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran dan berlaku
sejak tanggal pengesahan
Disahkan di : Makassar
Tanggal : 18 Juli 2023
Mengetahui,
An. Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Sulawesi Selatan
Kepala Bidang Pembinaan SMK
5
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga Sekolah Menegah Kejuruan Negeri (SMKN) 4 Pinrang Kabupaten Pinrang Provinsi Sulawesi
Selatan dapat mengembangkan Kurikulum Operasional Sekolah Program Keahlian Teknik Otomotif.
Kurikulum Operasional Sekolah disusun dengan berpedoman pada panduan Keputusan
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Repubelik Indonesia Nomor 165 / M / 2021
Tentang Program Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan ( SMK PK ) Menteri Pendidikan,
Kebudayaan.
6
BAB I
PENDAHULUAN
7
pendidikan. Namun demikian terdapat tantangan yang dihadapi oleh sekolah yaitu
memperkuat kualitas lulusan, untuk menghadapi era globalisasi, teknologi yang terus
berkembang di dunia usaha/dunia industri, serta peluang kerja di dunia usaha/dunia
industri terhadap lulusan yang sesuai Program Studi.namun belum sesuai apa yang
diharapkan DUDIKA.
Kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness) yang dimiliki antara lain: SKKNI
yang ada telah mengadopsi kebutuhan kompetensi yang ada di dunia usaha/dunia industri,
PKL atau Prakerin merupakan salah satu muatan dalam kurikulum yang mampu
mendekatkan SMK ke industri, kepercayaan dunia usaha/dunia industri yang cukup besar
di SMK terbukti sering dilaksanakannya rekruitmen oleh dunia usaha/dunia industri di
SMK, adanya program penulusuran tamatan yang optimal (BKK di SMK), serta
banyaknya alumni SMK yang berkarir di dunia usaha/dunia industri. Namun demikian
Kelemahan (Weaknes) yang ada adalah Link and Match antara SMK dengan dunia
usaha/dunia industri belum optimum, masih adanya kebijakan pemerintah maupun institusi
yang membatasi tenaga kerja berdasar strata pendidikan dan jender, masih adanya daerah
yang membatasi tenaga kerja dari daerah lain akibat berlakunya era otonomi daerah, masih
adanya lulusan yang memiliki minat rendah untuk bekerja di luar daerahnya, masih adanya
lulusan yang memiliki karakter yang belum sesuai tuntutan dunia usaha/industri, serta
masih lemahnya kemampuan adaptasi lulusan SMK untuk langsung bekerja di dunia
usaha/industri.
Menghadapi industri 4.0, pendidikan kejuruan membutuhkan dukungan dan
pengakuan serta tidak terlepas dari kepentingan masyarakat. Hal ini akan meningkatkan
kepercayaan diri lulusan pendidikan kejuruan sehingga lulusannya merasa aman sebagai
pekerja yang terampil karena adanya dukungan dan pengakuan dari masyarakat. Pada
dasarnya pendidikan kejuruan dapat disediakan atau difasilitasi oleh masyarakat dan
pemerintah untuk mempersiapkan dan mengubah individu secara cepat dalam memenuhi
tuntutan dunia kerja (Murgor, 2013) dan perubahan zaman termasuk fase industri 4.0.
Pengembangan pendidikan kejuruan harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan
(stakeholder) yang terlibat dalam sistem untuk menjawab tantangan industri 4.0. Oleh
karena itu lulusan SMK diharapkan memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan
dunia kerja, serta mampu menjadi wirausaha maupun melanjutkan belajar ke perguruan
tinggi sesuai program keahliannya.
2. Program Keahlian
8
SMK Negeri 4 Pinrang saat sekarang ini dinyatakan sebagai SMK Pusat
Keunggulan dengan Spektrum yang baru maka disederhanakan menjadi 3 Bidang Keahlian
yang terdiri atas 4 ( empat ) Program Keahlian, yaitu :
1. Bidang Keahlian Teknologi Manufaktur dan Rekayasa:
1.1. Program keahlian Teknik Otomotif
2. Bidang keahlian Seni dan Industri Kreatif :
2.1. Program keahlianDesain Komunikasi Visual.
3. Bidang Keahlian Bisnis dan Manejemen:
3.1. Program keahliannya Manejemen Perkantoran dan Layanan Bisnis
3.2. Program Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga
Pembelajaran di SMK Negeri 4 Pinrang berorientasi untuk membekali peserta didik
agar beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab, dapat mengimplementasikan konsep wawasan lingkungan hidup,
memiliki jiwa wirausaha yang mandiri dan berkepribadian, serta memiliki kompetensi
sesuai dengan program keahlian masing-masing.
Program keahlian Teknik Otomotif melaksanakan pembelajaran agar peserta didik
memiliki kompetensi dalam Teknik Kendaraan Ringan Otomotif dan Teknik dan Bisnis
Sepeda Motor, siswa di harapkan menjadi tenaga yang ahli dalam otomotif.
Program keahlian Seni dan Industri Kreatif, menyelenggarakan proses
pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik dan penguasaan kompetensi yang link
and macth dengan DUDIKA antara lain memiliki kompetensi Dasar-dasar Desain
Komunikasi Visual.
Adapun Bidang keahlian Bisnis dan Manajemen,dengan “ Program Keahlian “
Manajemen Perkantoran dan Layanan bisnis “ menyelenggarakan proses pembelajaran
yang berorientasi pada peserta didik dan penguasaan kompetensi yang link and
macthdengan DUDIKA antara lain:
Memiliki Pengetahuan dasar Manajemen perkantoran dan layanan bisnismulai dari
penerapan Budaya kerja sesuai standar kerja perkantoran,Pengelolaan dokumen berbasis
digital sebagai modal memasuki dunia kerja pada jenis pekerjaan antara lain Staf
administrasi, resepsionis, asisten arsiparis, layanan pelanggang asisten sekretaris dan
ssebagai asisten junior dibidang komputer/ Otomatisasi perkantoran. Serta Akuntansi dan
Keuangan Lembaga. Dengan didukung oleh berbagai dasar kompetensi maka diharapkan
akan menjadi output yang sesuai kebutuhan DUDIKA.
9
B. VISI, MISI DAN TUJUAN SMKN 4 PINRANG
1. VISI
Visi SMK Negeri 4 Pinrang adalah:
Terwujudnya lulusan yang berahlaq mulia, terampil, kreatif, profesional dan
berwawasan global.
2. MISI
Dalam rangka mewujudkan visi SMK Negeri 4 Pinrang, maka disusunlah misi sebagai
berikut:
a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada tuhan yang maha esa melalui
pengamalan ajaran agama dan kepercayaan masing masing.
b. Menyelenggaran pembelajaran yang aktif, kreatif, innovatif dan beradasarkan minat
dan bakat peserta didik
c. Menyelenggaran pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik dan penguasaan
kompetensi yang berbasis dudika
d. Menyiapkan sumber daya yang berkwalitas, kompetitif, dan bermamfaat bagi
pengembangan potensi peserta didik.
e. Menciptakan llulusan yang dapat terserap didunia kerja dan memiliki jiwa wira usaha.
f. Membentuk lulusan yang berkepribadaian nasional yang berwawasan glogal.
3. TUJUAN
SMK Negeri 4 Pinrang menetapkan tujuan sebagai berikut:
a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi warga negara yang berakhlak
mulia, berilmu, cakap, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.
c. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan,
memahami dan menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia.
d. Mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kepedulian terhadap lingkungan
hidup, dengan secara aktif turut memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, serta
memanfaatkan sumber daya alam secara efektif dan efisien.
e. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri,
mampu bersaing di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja sesuai dengan
kompetensi dalam program keahlian yang relevan.
10
f. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih dalam
berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional
dalam bidang yang relevan.
g. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, agar mampu
mengembangkan diri baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.
h. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai dengan program
keahlian yang dipilih.
4. TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN
SMK Negeri 4 Pinrang memiliki 4 ( empat ) Program Keahlian, yaitu 1.Teknik
Otomotif, 2. Desain Komunikasi Visual,3. Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis,
4.Akuntansi dan Keuangan Lembaga. Adapaun tujuan dari masing-masing Program
Keahlian sebagai berikut:
a. Program Keahlian Teknik Otomotif
1) Membekali peserta didik agar beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
2) Menyelenggarakan Proses Pembelajaran yang Berorientasi Pada Peserta Didik dan
Penguasaan Kompetensi yang link and macth dengan IDUKA.
3) Membentuk lulusan profesional berbasis budaya kerja IDUKA.
4) Membangun lulusan berjiwa Wirausaha yang mandiri.
5) Mewujudkan iklim akademis yang berwawasan lingkungan.
b. Program Keahlian Desain Komunikasi Visual (DKV)
1) Membekali peserta didik agar beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
2) Membekali peserta didik agar dapat mengimplementasikan konsep wawasan global.
3) Membekali peserta didik agar memiliki jiwa wirausaha yang mandiri dan
berkepribadian.
4) Membekali peserta didik agar memiliki kompetensi profesional.
5) Membekali peserta didik agar memiliki kompetensi dalam bidang Desain
Komunikasi Visual
c. Program Keahlian Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis
1) Membekali peserta didik agar beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
11
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
2) Membekali peserta didik agar dapat mengimplementasikan konsep wawasan global.
3) Membekali peserta didik agar memiliki jiwa wirausaha yang mandiri dan
berkepribadian.
4) Membekali peserta didik agar memiliki kompetensi dalam bidang administrasi
perkantoran dan layanan bisnis.
5) Membekali peserta didik agar memiliki kompetensi yang profesional.
d. Program Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga
1) Membekali peserta didik agar beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
2) Menyelenggarakan Proses Pembelajaran yang Berorientasi Pada Peserta Didik dan
Penguasaan Kompetensi yang link and macth dengan IDUKA.
3) Membentuk lulusan profesional berbasis budaya kerja IDUKA.
4) Membangun lulusan berjiwa Wirausaha yang mandiri.
5) Mewujudkan iklim akademis yang berwawasan lingkungan.
12
BAB II
PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN
A. Intrakurikuler
Struktur kurikulum mengatur beban belajar untuk setiap muatan atau mata
pelajaran dalam jam pelajaran (JP) tahunan dan/atau per 3 (tiga) tahun atau per 4
(empat) tahun atau dikenal dengan sistem blok. Oleh karena itu, satuan pendidikan
dapat mengatur pembelajaran secara fleksibel di mana alokasi waktu setiap
minggunya tidak selalu sama dalam 1 (satu) tahun. Struktur kurikulum
SMK/MAK terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
a) Pembelajaran Intrakurikuler; dan
b) Projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dialokasikan sekitar 30% (tiga puluh
persen) total JP per tahun
1. Struktur Kurikulum Program Keahlian
a) Bidang keahlian : Teknologi Manufaktur dan Rekayasa
Program keahlian : Teknik
otomotif
Konsentrasi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif
Pertahun
Pertahun
Total JP
Total JP
Total JP
Reguler
Reguler
Reguler
P5
P5
P5
13
3) Seni Teater
4) Seni Tari
Muatan Lokal 72 - 72 72 - 72 36 - 36
Jumlah Kelompok Mata Pelajaran Umum (A) 450 126 576 342 90 432 108 36 144
B. KELOMPOK MATA PELAJARAN KEJURUAN:
1. Matematika 108 36 144 90 18 108 54 - 54
2. Bahasa Inggris 108 36 144 108 36 144 72 - 72
3. Informatika 108 36 144 - - - - - -
4. Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan 162 54 216 - - - - - -
Sosial****
5. Dasar-dasar Program Keahlian 432 - 432 - - - - - -
6. Konsentrasi Keahlian - - - 648 - 648 396 - 396
7. Projek Kreatif dan Kewirausahaan - - - 180 - 108 90 - 90
8. Praktik Kerja Lapangan - - - - - - 792 - 792
9. Mata Pelajaran Pilihan - - - 144 - 144 108 - 108
Jumlah Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan (B) 918 162 1.080 1170 54 1.224 1.512 - 1.512
Total jumlah A+B 1368 288 1.656 1512 144 1.656 1620 36 1.656
Total 1.656 (46 JP) 1.656 (46 JP) 1.656 (46 JP)
Keterangan :
Seluruh mata pelajaran yang ditawarkan dalam struktur kurikulum tersebut cara
pencapaian kompetensinya dikemas dalam bentuk Capaian Pembelajaran (CP) yang
disusun oleh guru pengampu. CP diterjemahkan ke dalam Alur Tujuan Pembelajaran
(ATP) dengan menggunakan berbagai model dan metode pembelajaran yang disesuaikan
dengan masing-masing karakteristik mata pelajaran. Bukti pencapaian CP berupa
portofolio hasil pekerjaan peserta didik didokumentasikan dengan baik sebagai bentuk
pertanggungjawaban guru pada saat melakukan asesmen melalui berbagai instrumen
pendukung dan melaporkannya kepada orang tua dalam bentuk buku Laporan Pencapaian
Hasil Belajar (raport).
14
b) Bidang keahlian : Teknologi Manufaktur dan Rekayasa
Program keahlian : Teknikotomotif
Konsentrasi : Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
pertahun
pertahun
Total JP
Total JP
Reguler
Reguler
Reguler
pertahun
Total JP
P5
P5
P5
A. KELOMPOK MATA PELAJARAN UMUM:
3 Bahasa Indonesia
108 36 144 90 18 108 36 18 54
6 Seni Budaya
1. Seni Musik
2. Seni Rupa
3. Seni Teater 54 18 72 - - - - - -
4. Seni Tari
Muatan Lokal
72 - 72 72 - 72 36 - 36
1 Matematika
108 36 144 90 18 108 54 - 54
2 Bahasa Inggris
108 36 144 108 36 144 72 - 72
3 Informatika
108 36 144 - - - - - -
6 Konsentrasi Keahlian
- - - 648 - 648 396 - 396
15
8 Praktik Kerja Lapangan
- - - - - - 792 - 792
Keterangan :
Seluruh mata pelajaran yang ditawarkan dalam struktur kurikulum tersebut cara
pencapaian kompetensinya dikemas dalam bentuk Capaian Pembelajaran (CP) yang
disusun oleh guru pengampu. CP diterjemahkan ke dalam Alur Tujuan Pembelajaran
(ATP) dengan menggunakan berbagai model dan metode pembelajaran yang disesuaikan
dengan masing-masing karakteristik mata pelajaran. Bukti pencapaian CP berupa
portofolio hasil pekerjaan peserta didik didokumentasikan dengan baik sebagai bentuk
pertanggungjawaban guru pada saat melakukan asesmen melalui berbagai instrumen
pendukung dan melaporkannya kepada orang tua dalam bentuk buku Laporan Pencapaian
Hasil Belajar (raport).
16
pertahun
Total JP
pertahun
pertahun
Total JP
Total JP
Reguler
Reguler
Reguler
P5
P5
P5
A. KELOMPOK MATA PELAJARAN UMUM:
3 Bahasa Indonesia
108 36 144 90 18 108 36 18 54
6 Seni Budaya
5. Seni Musik
6. Seni Rupa
7. Seni Teater 54 18 72 - - - - - -
8. Seni Tari
Muatan Lokal
72 - 72 72 - 72 36 - 36
1 Matematika
108 36 144 90 18 108 54 - 54
2 Bahasa Inggris
108 36 144 108 36 144 72 - 72
3 Informatika
108 36 144 - - - - - -
6 Konsentrasi Keahlian
- - - 648 - 648 396 - 396
Total
1.656 (46 JP) 1.656 (46 JP) 1.656 (46 JP)
Keterangan :
17
1. Asumsi 1 tahun = 36 minggu, 1JP = 45 menit
2. Pendidikan Agama, Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Budi Pekerti diikuti oleh peserta
didik sesuai dengan agama masing- masing.
3. Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau
Seni Tari). Peserta didik memilih 1 jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau Seni Tari)
4. .Muatan Lokal diajarkan Paling banyak 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun.
5. Pada Projek IPAS proporsi JP antara aspek Ilmu Pengetahuan Alam dan aspek Ilmu Pengetahuan
Sosial disesuaikan dengan kebutuhan Program Keahlian
6. PKL dilaksanakan secara blok selama 6 bulan atau 18 minggu.
7. Nama mata pelajaran pilihan merupakan mata pelajaran yang dipilih oleh peserta didik.
Seluruh mata pelajaran yang ditawarkan dalam struktur kurikulum tersebut cara
pencapaian kompetensinya dikemas dalam bentuk Capaian Pembelajaran (CP) yang
disusun oleh guru pengampu. CP diterjemahkan ke dalam Alur Tujuan Pembelajaran
(ATP) dengan menggunakan berbagai model dan metode pembelajaran yang disesuaikan
dengan masing-masing karakteristik mata pelajaran. Bukti pencapaian CP berupa
portofolio hasil pekerjaan peserta didik didokumentasikan dengan baik sebagai bentuk
pertanggungjawaban guru pada saat melakukan asesmen melalui berbagai instrumen
pendukung dan melaporkannya kepada orang tua dalam bentuk buku Laporan Pencapaian
Hasil Belajar (raport).
pertahun
Total JP
Total JP
Reguler
Reguler
Reguler
P5
P5
P5
18
A. KELOMPOK MATA PELAJARAN UMUM:
5 Sejarah 54 18 72 54 18 72 - - -
Seni Budaya
1. Seni Musik
6 2. Seni Rupa
54 18 72 - - - - - -
3. Seni Teater
4. Seni Tari
Muatan Lokal 72 - 72 72 - 72 36 - 36
14
Jumlah Kelompok Mata Pelajaran Umum (A) 450 126 576 342 90 432 108 36
4
1
Matematika 108 36 144 90 18 108 54 - 54
2
Bahasa Inggris 108 36 144 108 36 144 72 - 72
3
Informatika 108 36 144 - - - - - -
6
Konsentrasi Keahlian - - - 648 - 648 396 - 396
7
Projek Kreatif dan Kewirausahaan - - - 180 - 108 90 - 90
8
Praktik Kerja Lapangan - - - - - - 792 - 792
9
Mata Pelajaran Pilihan - - - 144 - 144 108 - 108
Total
1.656 (46 JP) 1.656 (46 JP) 1.656 (46 JP)
Keterangan :
19
3. Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, dan/atau
Seni Tari). Peserta didik memilih 1 jenis seni (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau Seni Tari)
4. .Muatan Lokal diajarkan Paling banyak 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun.
5. Pada Projek IPAS proporsi JP antara aspek Ilmu Pengetahuan Alam dan aspek Ilmu Pengetahuan
Sosial disesuaikan dengan kebutuhan Program Keahlian
6. PKL dilaksanakan secara blok selama 6 bulan atau 18 minggu.
7. Nama mata pelajaran pilihan merupakan mata pelajaran yang dipilih oleh peserta didik.
Seluruh mata pelajaran yang ditawarkan dalam struktur kurikulum tersebut cara
pencapaian kompetensinya dikemas dalam bentuk Capaian Pembelajaran (CP) yang
disusun oleh guru pengampu. CP diterjemahkan ke dalam Alur Tujuan Pembelajaran
(ATP) dengan menggunakan berbagai model dan metode pembelajaran yang disesuaikan
dengan masing-masing karakteristik mata pelajaran. Bukti pencapaian CP berupa
portofolio hasil pekerjaan peserta didik didokumentasikan dengan baik sebagai bentuk
pertanggungjawaban guru pada saat melakukan asesmen melalui berbagai instrumen
pendukung dan melaporkannya kepada orang tua dalam bentuk buku Laporan Pencapaian
Hasil Belajar (raport).
pertahun
Total JP
Total JP
Reguler
Reguler
Reguler
P5
P5
P5
6 Seni Budaya
1. Seni Musik
20
2. Seni Rupa 54 18 72 - - - - - -
3. Seni Teater
4. Seni Tari
72 - 72 72 - 72 36 - 36
Muatan Lokal
Jumlah Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan (B) 918 162 1.080 1170 54 1.224 1.512 - 1.512
Total jumlah A+B 1368 288 1.656 1512 144 1.656 1620 36 1.656
Keterangan :
Seluruh mata pelajaran yang ditawarkan dalam struktur kurikulum tersebut cara
pencapaian kompetensinya dikemas dalam bentuk Capaian Pembelajaran (CP) yang
disusun oleh guru pengampu. CP diterjemahkan ke dalam Alur Tujuan Pembelajaran
21
(ATP) dengan menggunakan berbagai model dan metode pembelajaran yang disesuaikan
dengan masing-masing karakteristik mata pelajaran. Bukti pencapaian CP berupa
portofolio hasil pekerjaan peserta didik didokumentasikan dengan baik sebagai bentuk
pertanggungjawaban guru pada saat melakukan asesmen melalui berbagai instrumen
pendukung dan melaporkannya kepada orang tua dalam bentuk buku Laporan Pencapaian
Hasil Belajar (raport).
2. Capaian Pembelajaran
Capaian Pembelajaran adalah suatu ungkapan tujuan pendidikan, yang merupakan
suatu pernyataan tentang apa yang diharapkan diketahui, dipahami, dan dapat dikerjakan
oleh peserta didik setelah menyelesaikan suatu periode belajar (Dikti, 2015: 1). Dalam
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 033/H/KR/2022 tentang Perubahan
atasa Kepututsan Kepala badan Standar, Kurikulum, Dan asesmen Pendidikan Kementrian
Pendidikan, Kebudayaan,Riset dan Teknologi Nomor 008/H/KR/2022 tentang Capaian
Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan dasar dan Jenjang
Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka Menengah dinyatakan bahwa Capaian
Pembelajaran merupakan bentuk pengintegrasian kompetensi inti dan kompetensi dasar
yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi yang meliputi sekumpulan
kompetensi dan lingkup materi.
Untuk Capaian Pembelajaran pada Program Keahlian Teknik Otomotif dengan
konsentarasi keahlian Teknik Kendraan Ringan Otomotif, Program Keahlian Teknik
Otomotif dengan konsentarasi keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda Motor , Program keahlian
Desain Komunikasi Visual dengan Konsentarsi Keahlaian Desain Komunikasi Visual,
Program keahlian Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis dengan Konsentarsi keahlian
Manajemen Perkantoran dan Layanan Bisnis, dan Program keahlian Akuntansi dan
Keuangan Lembaga terlampir dengan Konsentarsi keahlian Akuntansi dan Keuangan
Lembaga terlampir
a. Penetapan Konsentrasi ( Alasan memilih konsentarasi)
Konsentrasi adalah pengkhususan studi yang diambil dalam sebuah program
keahlian pada awal fase F (Kelas XI dan XII). Konsentrasi mempelajari kompetensi
yang lebih spesifik, sesuai dengan tujuan dan dunia kerja atau peluang usaha yang akan
ditempat oleh lulusan. Peserta didik hanya diperbolehkan mengambil satu konsentrasi,
karena konsentrasi dimaksudkan agar peserta didik benar-benar fokus dan kompeten,
sehingga siap memasuki dunia kerja atau bewirausaha.
22
Pemilihan konsentrasi berdasarkan minat dan bakat atau passion peserta didik,
setelah memiliki pengalaman belajar pada fase E (kelas X), sehingga peserta didik
diharapkan benar-benar telah memahami secara mendalam ruang lingkup masing-
masing Program Keahlian, baik Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif
( TKRO ), Program Keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda Motor ( TBSM ), Program
Keahlian Desain Komunikasi Visual ( DKV ), Manajemen Perkantoran dan Layanan
Bisnis ( MPLB ) serta Program Keahlian Akuntansi dan Lembaga ( AKL ) , antara lain
profesi kerja setelah lulus, jabatan dalam pekerjaan, peluang usaha, jenis kompetensi,
fasilitas yang digunakan.
Pihak sekolah dapat memberikan saran kepada peserta didik atas pilihannya,
berdasarkan dari pengamatan terhadap karya-karya peserta didik selama mengikuti
pembelajaran pada fase E (kelas X). Sekolahnya juga dapat berkolaborasi dengan
psikolog untuk mengetahui bakat, minat, dan passion peserta didik.
DI SMK Negeri 4 Pinrang, penetapan konsentrasi pada masing-masing Program
Keahlian sebagai berikut:
1) Program Keahlian Otomotif
Sampai saat ini, program keahlian Teknik Otomotif hanya membuka dua
konsentrasi, yaitu teknik Kendaraan Ringan Otomotif, dan teknik bisnis sepeda
motor.
2) Program Keahlian Desain Komunikasi Visual ( DKV )
Untuk program Desain Komunikasi visual ( DKV ) sampai saat ini hanya membuka
satu konsentrasi, yaitu Desaian komunikasi Visual
3) Program Keahlian Manajemen Perkantorana dan Layanan Bisnis ( MPLB )
Pada program Keahlian manajemen perkantoran dana layanan bisnis hanya
membuka satu konsentrasi, yaitu manajemen perkantoran dan layanan bisnis
( LPLB ).
4) Program Keahlian Akuntansi dan Keuangan lembaga ( AKL )
Pada program keahlian akuntansi dan keuanagn lembaga ( AKL ) hanya membuka
satu konsentrasi, yaitu akuntansi dan Keuangan Lembaga ( AKL )
2. Kearifan local
5. Suara Demokrasi
7. Kebekerjaan
Untuk SMK/MAK ada 3 (tiga) projek dengan 2 (dua) tema pilihan dan 1
(satu) tema Kebekerjaan di kelas X, 2 (dua) projek dengan 1 (satu) tema pilihan dan
1 (satu) tema Kebekerjaan di kelas XI, dan 1 (satu) projek dengan tema Kebekerjaan
di kelas XII.
Di bawah ini adalah Profil Pelajar Pancasila beserta elemennya sebagai berikut:
24
e) Ahlak bernegara
Penguatan Profil Pelajar Pancasila akan dilaksanakan dengan 3 (tiga) cara, yaitu
berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat dan dilaksanakan melalui
kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. Untuk kegiatan intra-kurikuler,
penguatan Profil Pelajar Pancasila dilakukan melalui implementasi softskills pada saat
pembelajaran berlangsung, baik teori maupun praktik.
25
• Kegiatan proyek kreatif di sekolah.
Materi kelas X membelajarkan tentang kebekerjaan dan budaya kerja. Tema materi
untuk P5 di kelas X ( terlampir ).
kegiatan disesuaikan dengan kondisi dunia kerja, misalnya volume kerja dan peralatan yang
dimiliki, sehingga program PKL tiap peserta didik dapat berbeda- beda. Dokumen program
27
disahkan oleh kedua belah pihak.
Program PKL dilaksanakan dalam 2 (dua) tahapan sebagai berikut:
a. Diawal semester ganjil bagi kelas XII dengan selama 6 bulanan atau setara dengan
792 Jam Pelajaran (JP) yang dapat dilaksanakn pada semester 5 atau 6.
b. Di semester akhir/semester genap pada akhir tingkat dengan pola blok selama 6 bulan
yang dilaksanakan di industri skala besar/nasional dan multinasional yang tersebar di
seluruh wilayah Indonesia.
c. Gabungan pada pertengahan semester ganjil dan semester genap bagi kelas XII
Sekolah menyelenggarakan program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) bersama
dengan institusi pasangan yang memadukan secara sistematis dan sistemik program
pendidikan di sekolah dengan program pengusaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja
langsung di instistusi pasangan, dengan tujuan untuk mencapai suatu tingkat keahlian
profesional tertentu. Materi pelajaran pada semester tersebut diatur sedemikian rupa
sehingga tidak mengurangi waktu untuk pembelajaran pada semester yang ditinggalkan.
2. Perencanaan Penempatan Peserta Ddik
Sekolah melakukan identifikasi dunia kerja berdasarkan kebutuhan konsentrasi
keahlian dan potensinya sebagai tempat PKL. Selanjutnya, sekolah melakukan penjajakan
dengan dunia kerja untuk mengetahui potensi kerja sama untuk tempat PKL. Penempatan
peserta didik pada pelaksanaan PKL disesuaikan dengan kompetensi peserta didik serta
pekerjaan yang akan dilaksanakan. Sekolah harus melakukan pemetaan untuk penempatan
peserta didik serta guru pengampu. Pelaksanaan PKL dapat dilakukan di lebih dari satu
tempat PKL untuk peserta didik yang sama sesuai dengan lingkup kerja dan kompetensi
yang hendak dicapai. Tempat pelaksanaan PKL, selain di dunia kerja juga dapat
dilaksanakan di teaching factory (TeFa) dan tempat lainnya.
3. Pembekalan
Pembekalan dilaksanakan dalam dua bentuk, yaitu pembelajaran reguler dan
pembekalan sebelum keberangkatan. Pembelajaran reguler dipersiapkan oleh seluruh mata
pelajaran intra dan kokurikuler yang dilaksanakan pada kelas X dan XI. Adapun
pembekalan sebelum keberangkatan direncanakan secara khusus oleh sekolah dan dunia
kerja.
Guru pembimbing PKL dapat terdiri dari unsur guru mata pelajaran kejuruan (termasuk
matematika, bahasa Inggris, kewirausahaan dan mata pelajaran pilihan) dan guru mata
pelajaran umum. Jumlah guru pembimbing PKL dalam satu periode PKL ditentukan oleh
satuan pendidikan dengan alokasi sebanyak 44 (empat puluh empat) Jam Pelajaran (JP).
Jumlah Jam Pelajaran PKL tersebut dapat diampu oleh beberapa guru sesuai situasi dan
kebijakan setiap SMK. Guru yang ditunjuk sebagai pengampu mapel PKL (pembimbing
PKL) diberikan pemahaman terkait proses PKL di dunia kerja dan pembimbingannya.
Berikut ini adalah beberapa pertimbangan terkait guru pembimbing PKL di SMK.
a. Guru pembimbing menguasai proses kerja pada dunia kerja.
b. Pembimbingan pada satu lokasi PKL dapat dilaksanakan oleh satu orang guru atau
beberapa orang guru yang berkolaborasi.
c. perhitungan jumlah JP bagi setiap guru pembimbing didasarkan pada pembagian
secara proporsional sesuai dengan jumlah peserta PKL. 2
d. Mekanisme pembimbingan
Terdapat dua pembimbing dalam pelaksanaan PKL, yaitu guru pembimbing dari
sekolah dan instruktur dari dunia kerja. Keduanya melaksanakan tugas yang sama yaitu
memfasilitasi pembelajaran PKL peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan bersama. Penting bagi keduanya untuk senantiasa berkolaborasi dalam
pembelajaran PKL peserta didik. Kolaborasi yang dimaksud antara lain: penyusunan
rencana (program dan kompetensi), pelaksanaan (kehadiran dan pelaksanaan kerja), dan
asesmen PKL. Dokumen pembimbingan dirancang agar dapat diakses oleh kedua
pembimbing secara daring dan/atau luring.
e. Tugas guru pembimbing adalah:
1. mengidentifikasi peserta didik yang siap mengikuti PKL;
2. mendiskusikan dengan peserta didik dan orang tua terkait teknis keberangkatan ke
dunia kerja;
3. melaksanakan penyerahan peserta didik kepada institusi dunia kerja;
29
4. melakukan pemantauan (monitoring) dan pembimbingan (mentoring) PKL di dunia
kerja;
5. menjemput peserta PKL di akhir masa program PKL;
6. turut menyelesaikan kasus jika terdapat kejadian tertentu di lokasi PKL;
7. memberikan bimbingan penulisan laporan.
f. Tugas instruktur adalah:
1. mengarahkan, membimbing, dan mementori peserta didik dalam melakukan
pekerjaan dan kehidupan sosialnya di dunia kerja;
2. memberikan penilaian hasil kerja;
3. melaporkan kepada pihak sekolah secara berkala perkembangan peserta PKL dan
jika terdapat kejadian tertentu di lokasi PKL yang perlu diketahui pihak sekolah.
5. Pelaksanaan PKL
Pelaksanaan PKL menyesuaiakn dengan program PKL yang telah disusun antara
SMK Negeri 4 Pinrang (Kepala Sekolah, Wakasek Bidang Kurikulum, Wakasek Bidang
Humas dan Hubungan Kerja Sama Industri, Ketua Program Keahlian, Ketua Konsentrasi
Keahlian, dan perwakilan DUDIKA).
6. Monitoring PKL
Monitoring PKL dilaksanakan dalam kurun waktu pelaksanaan PKL dan dilakukan
oleh guru pembimbing atau guru lain yang diberi surat tugas melaksanakan monitoring.
Hasil dari monitoring PKL tersebut kemudian menjadi bahan masukan bagi sekolah
untukmelakukan evaluasi program PKL.
D. Esktra Kurikuler
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan
pendidikan nasional tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler,
dan ekstrakurikuler.
Kurikulum Operasional SMK Negeri 4 Pinrang tidak hanya merancang kegiatan intra
kurikuler dan kokurikuler saja, namun juga secara rinci memuat rancangan kegiatan
ekstrakurikuler yang diselenggarakan dan dibina di sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler ditambah
untuk memerkuat pendidikan karakter dan membentuk profil pelajar Pancasila bagi peserta
didik. Ekstra kurikuler dilaksanakan di luar jam pembelajaran dan setiap peserta didik hanya
boleh mengikuti maksimal 2 kegiatan. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan ekstrakurikuler tidak
mengganggu kegiatan intrakurikuler.
Tujuan kegiatan ekstrakurikuler pada dasarnya untuk mengembangkan potensi, bakat,
minat, kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan kemandirian peserta didik secara optimal
dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional. Kegiatan ekstrakurikuler
dikelompokan menjadi 2 (dua) kelompok terdiri atas:
1. kegiatan ekstrakurikuler wajib, dan
2. kegiatan ekstrakurikuler pilihan.
Ekstra Kurikuler wajib yang ditetapkan di SMK Negeri 4 Pinrang adalah Pramuka,
sedangkan Ekstra Kurikuler pilihan sebagai berikut:
32
BAB III
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
33
h) Dalam hal kajian pengelolaan capaian pembelajaran dilakukan oleh guru tanpa
melibatkan instruktur industri, maka guru wajib mengkomunikasikan hasil kajiannya
kepada instruktur industri.
3. Pengelolaan Modul Ajar
Dalam hal pengelolaan modul ajar, guru dapat membuatnya dengan bimbingan dan
arahan dari Komite Pembelajaran, Waka Kurikulum, Kepala Sekolah, Pengawas atau guru
atau pihak lain yang dipandang mampu melaksanakan pembimbingan.
Dokumen Modul ajar yang disusun oleh guru dari tiap mata pelajaran yang dikelola
oleh bagian Kurikulum, disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut:
a) Informasi Umum, memuat :
- Identitas sekolah,
- Kompetensi awal,
- Profil Pelajar Pancasila,
- Sarana dan Prasarana,
- Target Peserta Didik, dan
- Model pembelajaran yang digunakan.
b) Kompetensi Inti, meliputi :
- Tujuan Pembelajaran,
- Pemahaman Bermakna,
- Pertanyaan Pemantik,
- Persiapan Pembelajaran,
- Kegiatan Pembelajaran,
- Asesmen,
- Pengayaan dan remedial, serta
- Refleksi Peserta Didik dan Guru
c) Lampiran, terdiri dari :
- Lembar Kerja Peserta Didik
- Bahan Bacaan guru dan Peserta Didik
- Glosarium
- Daftar Pustaka
4. Pengelolaan Sumber Belajar
Dalam pengelolaan sumber belajar, guru dan/atau bersama instruktur industri
melakukan beberapa hal di bawah ini:
34
a) Guru atau guru bersama instruktur industri menetapkan sumber-sumber belajar yang
akan dibuat oleh guru dan instruktur industry;
b) Guru atau guru bersama instruktur industri menetapkan jadwal pembuatan sumber-
sumber belajar;
c) Dalam hal kajian pengelolaan sumber belajar dilakukan oleh guru tanpa melibatkan
instruktur industri, maka guru wajib mengkomunikasikan hasil kajiannya kepada
instruktur industri.
5. Pengelolaan Peserta Didik
Dalam melakukan pengelolaan terhadap peserta didik, guru dan/atau bersama
instruktur industri dapat:
a) menganalisis karakter belajar peserta didik;
b) mengelompokan peserta didik berdasarkan karakter atau pertimbangan lainnya,
seperti task planning groups, teaching groups, seating groups, joint learning groups,
collaborative-groups;
c) Dalam hal kajian pengelolaan peserta didik dilakukan oleh guru tanpa melibatkan
instruktur industri, maka guru wajib mengkomunikasikan hasil kajiannya kepada
instruktur industri.
6. Pengolaan Pengajar (Guru dan Tenaga Kependidikan/GTK dan Guru
Tamu/Instruktur)
Pada pengelolaan Pengajar (Guru dan Tenaga Kependidikan/GTK dan Guru
Tamu/Instruktur), guru dan/atau bersama instruktur industri dapat:
a) menganalisis dan menetapkan kegiatan belajar yang akan diampu oleh guru dan
instruktur industri;
b) membuat jadwal pembelajaran yang akan diampu oleh guru dan instruktur industri;
c) Dalam hal kajian pengelolaan pengajar dilakukan oleh guru tanpa melibatkan
instruktur industri, maka guru wajib mengkomunikasikan hasil kajiannya kepada
instruktur industri.
7. Pengelolaan link and match
a) Kurikulum disusun bersama dan berstandar DUDIKA. Penguatan aspek soft skills
dan karakter kebekerjaan untuk melengkapi aspek hard skills yang sesuai kebutuhan
DUDIKA;
b) Pembelajaran berbasis riil dari DUDIKA (PjBL) sejak awal. Memastikan hard skills
akan disertai soft skills dan karakter kesiapan kerja yang kuat;
35
c) Jumlah dan peran guru/ahli dari DUDIKA ditingkatkan secara signifikan, minimal
mencapai 50 jam/semester/program keahlian;
d) Magang/praktik kerja lapangan (PKL) minimal satu semester;
e) Sertifikasi kompetensi yang sesuai standar dan kebutuhan DUDIKA, baik bagi
lulusan maupun guru;
f) Guru secara rutin mendapatkan update teknologi dan pelatihan dari DUDIKA untuk
proses belajar mengajar;
g) Riset terapan yang bermula dari kasus atau kebutuhan nyata DUDIKA dan
masyarakat, sebagai basis teaching industry/teaching factory, berkolaborasi dengan
DUDIKA dan stakeholders.
B. Peraturan Akademik
36
5) Analisis hasil asesmen untuk mengetahui level capaian kompetensi dan/atau
ketuntasan belajar, kelebihan, dan kekurangan pembelajaran baik tingkat peserta
didik maupun tingkat kelas.
6) Pemanfaatan hasil analisis untuk merancang pembelajaran remedial, pengayaan,
dan peningkatan mutu pembelajaran dan kualitas lulusan.
7) Pelaporan berbentuk profil pencapaian kompetensi peserta didik dan profil kelas
serta angka dan/atau deskripsi capaian belajar.
b) Asesmen hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut.
1) Asesmen hasil belajar peserta didik oleh satuan pendidikan dilakukan mengacu
kepada Capaian Pembelajaran dan turunannya.
2) Penyusunan instrumen asesmen disesuaikan dengan perencanaan metode dan
teknik asesmen serta ditelaah/divalidasi oleh tim yang ditunjuk oleh satuan
pendidikan.
3) Pelaksanaan kegiatan asesmen bersifat fleksibel, menggunakan strategi, bentuk,
dan teknik yang sesuai.
4) Analisis hasil asesmen untuk mengetahui daya serap materi pembelajaran pada
tingkat peserta didik maupun tingkat kelas.
5) Pemanfaatan hasil analisis untuk peningakatan mutu satuan pendidikan.
6) Pelaporan berbentuk profil kelas, profil satuan pendidikan yang berupa angka
dan/atau deskripsi.
c) Prosedur uji kompetensi meliputi perencanaan, penyusunan instrumen, pelaksanaan
kegiatan, analisis, dan penerbitan sertifikat kompetensi. Prosedur pengujian dilakukan
sesuai ketentuan Lembaga Sertifikasi Profesi P1 (LSP P1) SMK Negeri 4 Pinrang.
Secara umum prosedur pengujian melalui Uji Kompetensi Keahalian dapat dijelaskan
sebagai berikut.
1) Perencanaan metode dan teknik asesmen oleh LSP P1 mengacu kepada skema
sertifikasi.
2) Pembukaan pendaftaran untuk penetapan peserta uji kompetensi dilanjutkan
dengan asesmen mandiri.
3) Penyusunan materi uji kompetensi sesuai dengan skema sertifikasi dan kualifikasi
dengan memerhatikan perencanaan metode dan teknik asesmen.
4) Validasi materi uji kompetensi oleh tim yang ditunjuk oleh LSP .
37
5) Penunjukan asesor kompetensi sesuai dengan skema sertifikasi yang akan
diujikan.
6) Penetapan Tempat Uji Kompetensi (TUK) yang telah terverifikasi
7) Asesmen mandiri peserta, bila sudah dilakukan selama proses pembeajaran, maka
dapat digunakan dalam Uji Kompetensi Keahlian (UKK).
8) Pelaksanaan kegiatan sertifikasi kompetensi menggunakan strategi, bentuk, dan
teknik yang sesuai dengan tujuan sertifikasi kompetensi.
9) Pelaporan hasil asesmen kepada LSP P1 untuk dirapatkan oleh tim yang ditunjuk.
10) Penerbitan sertifikat kompetensi bagi peserta uji yang dinyatakan kompeten.
11) Pemanfaatan hasil analisis sertifikasi kompetensi dapat digunakan untuk pemetaan
mutu program, dan perumusan kebijakan satuan pendidikan.
2. Kriteria Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas adalah pernyataan yang menegaskan bahwa peserta didik telah
kompeten dan berhak melanjutkan ke kelas selanjutnya. Pernyataan kompeten ini
ditetapkan berdasarkan pertimbangan kinerja peserta didik yang meliputi aspek sebagai
berikut:
a. Aspek Akademik
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester pada tahun
pelajaran yang diikuti.
2) Memiliki sikap sekurang-kurangnya BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan
satuan pendidikan.
3) Tidak memiliki lebih dari dua mata pelajaran pada ranah nilai pengetahuan dan/atau
ketrampilan di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), nilai diambil dari rerata
nilai semester gasal dan genap pada tahun pelajaran tersebut.
4) Pernyataan kenaikan kelas dilakukan melalui pembagian buku Laporan Hasil
Belajar (raport) yang dilakukan di akhir tahun pelajaran yang berisi laporan hasil
belajar sesuai dengan jumlah kompetensi yang telah dinyatakan kompeten.
5) Peserta didik bisa dipertimbangkan mendapat bantuan secara optimal sesuai dengan
keperluannya untuk mencapai kompetensi tertentu untuk mengurangi resiko tidak
naik kelas. Namun apabila karena alasan yang kuat seperti kondisi gangguan
kesehatan fisik jangka lama atau permanen, gangguan emosional, gangguan
psikologis yang menyebabkan peserta didik tidak bisa berhasil mencapai
kompetensi yang ditargetkan, maka peserta didik dinyatakan tidak naik kelas.
38
b. Aspek Non Akademik
1) Presentase kehadiran tatap muka pada setiap mata pelajaran selama satu tahun
minimal 90% diperhitungkan dari tatap muka tanpa memperhatikan ketidakhadiran
karena sakit atau alasan tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2) Sikap/kepribadian minimal B (ada peningkatan/perubahan sikap kearah lebih baik
terkait dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa serta nilai-nilai
kewirausahaan), tidak terlibat tindak asusila, peredaran serta penyalahgunaan
narkoba, psikotropika dan zat adiktif lainnya, perkelahian/tawuran, tidak melawan
tenaga pendidik/tenaga kependidikan secara fisik dan/atau non fisik dan/atau tindak
kriminal lainnya.
3) Untuk kelas X nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan sekurang-kurangnya
BAIK sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
3. Kriteria Kelulusan
Kriteria Kelulusan peserta didik dari SMK Negeri 4 Pinrang ditetapkan berdasarkan:
a. Permendikbud Nomor 4 Tahun 2018 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan
Pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah.
b. Pedoman Penyelenggaraan UKK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
c. Rapat Dewan Guru
Berdasarkan ketentuan/pertimbangan diatas maka peserta didik dinyatakan lulus
dari satuan SMK Negeri 4 Pinrang setelah memenuhi kriteria baik aspek akademik maupun
non akademik sebagai berikut:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
b. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik selama proses pembelajaran.
c. Dinyatakan lulus ujian sekolah dengan nilai minimal sesuai ketentuan.
d. Tidak ada nilai mata pelajaran kurang dari 55 untuk seluruh mata pelajaran yang
ditempuh.
e. Telah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan dinyatakan lulus dengan
dibuktikan kepemilikan seetifikat PKL yang dikeluarkan oleh DUDIKA.
f. Presentase kehadiran tatap muka pada setiap mata pelajaran selama satu tahun
minimal 90% diperhitungkan dari tatap muka tanpa memperhatikan ketidakhadiran
karena sakit atau alasan tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku.
39
g. Sikap/kepribadian minimal B (ada peningkatan/perubahan sikap kearah lebih baik
terkait dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa serta nilai-nilai kewirausahaan),
tidak terlibat tindak asusila, peredaran serta penyalahgunaan narkoba, psikotropika dan
zat adiktif lainnya, perkelahian/tawuran, tidak melawan tenaga pendidik/tenaga
kependidikan secara fisik dan/atau non fisik dan/atau tindak kriminal lainnya.
C. Kalender Pendidikan
Kalender pendidikan di SMK Negeri 4 Pinrang ditetapkan berdasarkan peraturan yang
dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan dan kebudayaan Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun
kalender pendidikan tersebut dapat dibaca dalam tabel berikut ini
40
41
BAB IV
PENDAMPINGAN, EVALUASI, DAN PENGEMBANGAN PROFESSIONAL
A. Pendampingan
Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional di SMK Negeri 4 Pinrang
dilakukan secara internal untuk memastikan pembelajaran berjalan sesuai rencana untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Proses ini dikelola oleh kepala sekolah dan/atau guru yang
dianggap sudah mampu untuk melakukan peran ini. Evaluasi, pendampingan dan
pengembangan profesional dilakukan secara bertahap dan mandiri agar terjadi peningkatan
kualitas secara berkelanjutan di satuan pendidikan, sesuai dengan kemampuan satuan
pendidikan.
Pendampingan dan pengembangan professional ditekankan pada prinsip reflektif dan
pengembangan diri bagi guru, serta menggunakan alat penilaian yang jelas dan terukur. Proses
pendampingan dirancang sesuai kebutuhan dan dilakukan oleh kepala SMKN 4 Pinrang
berdasarkan hasil pengamatan atau evaluasi.
Pendampingan pengembangan diri bagi guru dikembangkan melalui supervisi akademik
dan supervisi klinis.
1. Supervisi Akademis
Supervisi akademik adalah suatu proses pengawasan yang dilakukan oleh seseorang
(biasanya kepala sekolah) kepada guru, yang bertujuan untuk menguatkan dan
meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar di sekolah. Supervisi akademis
diharapkan dapat berkontribusi untuk meningkatkan kualitas proses belajar peserta didik.
Melalui kegiatan supervisi akademik, kepala sekolah memastikan bahwa guru
melaksanakan tugas mengajar mereka dengan baik dan siswa menerima layanan
pembelajaran yang terbaik. Melalui supervisi akademik, guru diharapkan dapat
meningkatkan kualitas proses pembelajaran, dan kepala sekolah juga dapat membuat
program pengembangan profesionalisme guru. Hal ini dapat dicapai bila guru
mendapatkan bantuan dari kepala sekolah dalam mengembangkan kemampuannya
mengelola proses pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.
Dalam pelaksanaan supervisi akademik, kepala sekolah berlaku adil terhadap
semua guru tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, status sosial
ekonomi, dan yang berkebutuhan khusus dalam mengembangkan kemampuannya
mencapai tujuan pembelajaran.
42
Pengembangan profesionalsime guru dalam konteks supervisi akademik tidak
hanya fokus pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan mengajar guru, tetapi juga
pada pembaharuan komitmen (commitment), kemauan (willingness), dan motivasi
(motivation) guru. Peningkatkan pada kemampuan dan motivasi kerja guru tentu akan
berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran.
Minimal terdapat 3 (tiga) tujuan supervisi akademik dalam peningkatan kualitas
pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
a. Supervisi akademik dilaksanakan untuk membantu guru meningkatkan kemampuan
profesionalnya, yang mencakup pengetahuan akademik, pengelolaan kelas,
keterampilan proses pembelajaran, dan dapat menggunakan semua kemampuannya ini
untuk memberikan pengalaman belajar yang berkualitas bagi peserta didik.
b. Supervisi akademik dilakukan untuk memeriksa atau memastikan proses pembelajaran
di sekolah berjalan sesuai ketentuan dan tujuan yang ditetapkan. Kegiatan pengawasan
ini dapat dilakukan melalui kunjungan ke kelas-kelas di saat guru sedang mengajar,
percakapan pribadi dengan guru, teman sejawatnya, maupun dengan peserta didik.
c. Supervisi akademik dilakukan untuk mendorong guru meningkatkan kompetensinya,
melaksanakan tugas mengajarnya dengan lebih baik dengan menerapkan pengetahuan
dan keterampilannya, dan memiliki perhatian yang sungguh-sungguh (commitment)
terhadap tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru.
Supervisi akademik berkaitan erat dengan pembelajaran berkualitas, karena proses
pembelajaran yang berkualitas memerlukan guru yang profesional, dan guru profesional
dapat dibentuk melalui supervisi akademik yang efektif. Guru sebagai pelaku utama dalam
proses pembelajaran dapat ditingkatkan profesionalitasnya melalui supervisi akademik
sehingga tercapai tujuan pembelajaran.
Melalui supervisi akademik, refleksi praktis untuk asesmen unjuk kerja guru dapat
dilaksanakan, kesulitan dan permasalahan dalam proses pembelajaran dapat diidentifikasi,
informasi mengenai kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dapat
diketahui, dan program tindak lanjut untuk pengembangan profesionalitas guru dapat
disusun. Dengan demikian, supervisi akademik adalah bagian dari proses pengembangan
keberlanjutan profesionalitas guru agar semakin mampu menyediakan layanan belajar yang
berkualitas bagi peserta didik.
43
2. Supervisi Klinis
Supervisi klinis adalah supervisi akademik yang menggunakan model pendekatan
berbasis permintaan/kebutuhan guru. Supervisi klinis berlangsung dalam bentuk hubungan
tatap muka antara kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekolah/pengawas dan
guru. Fokus pengamatan pada saat supervisi klinis adalah hal yang menjadi permasalahan
bagi guru yang disupervisi, dan pengamatan dilakukan secara teliti dan mendetail.
Hubungan antara kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala sekola/pengawas sebagai
supervisor dan guru sebagai hubungan kolegial, bukan atasan bawahan, karena supervisi
klinis dilakukan secara bersama antara kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala
sekolah/pengawas dan guru. kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala
sekolah/pengawas melakukan supervisi klinis atas dasar permintaan guru yang mengalami
kesulitan dalam melaksanakan proses pembelajaran, karena itu kepala sekolah/guru senior
yang ditunjuk kepala sekola/pengawas dalam melaksanakan supervisi didasarkan pada
semangat tolong menolong. Langkah-langkah yang dilakukan dalam supervisi klinis
meliputi langkah awal, observasi, dan umpan balik.
a. Tahap Pertemuan Awal
Pertemuan awal, bertujuan agar kepala sekolah/guru senior yang ditunjuk kepala
sekola/pengawas dan guru bersama-sama mengembangkan kerangka kerja observasi
kelas yang akan dilaksanakan. Guru yang akan disupervisi menyiapkan Capaian
Pembelajaran (CP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), dan kepala sekolah/guru
senior yang ditunjuk kepala sekola/pengawas sebagai supervisor mempelajari dan
memahami tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Langkah selanjutnya menetapkan
waktu dan tempat pelaksanaan supervisi, proses pelaksanaan pembelajaran, dan
menentukan aspek-aspek yang akan diobservasi dan cara mengobservasinya. Hasil akhir
pertemuan awal ini berupa kesepakatan kerja antara supervisor dan guru.
b. Tahap Observasi Pembelajaran
Tahap kedua dalam proses supervisi klinis adalah mengamati proses
pembelajaran secara sistematis dan objektif, dimana supervisor mengamati guru
mengajar sebagaimana digariskan dalam ATP. Aspek-aspek yang akan diobservasi
harus sesuai dengan hasil diskusi antara supervisor dan guru pada pertemuan awal.
c. Tahap Pertemuan Balikan
Pertemuan balikan atau pertemuan pemberian umpan balik dilakukan segera
setelah melaksanakan observasi proses pembelajaran, dengan ketentuan bahwa hasil
observasi sudah dianalisis terlebih dahulu. Tujuan utama pertemuan balikan ini adalah
44
bersama-sama membahas hasil pengamatan proses belajar-mengajar yang dilakukan
oleh sekolah. Inti pembicaraan dalam pertemuan balikan ini difokuskan pada
identifikasi dan analisis persamaan dan perbedaan antara perilaku guru dan peserta didik
yang diharapkan dengan perilaku aktual guru dan peserta didik, serta membuat
keputusan tentang apa dan bagaimana langkah yang seharusnya diambil untuk
menindaklanjuti perbedaan tersebut.
B. Evaluasi
SMK Negeri 4 Pinrang melaksanakan evaluasi pada 2 (dua) tahap, yaitu Evaluasi
Pembelajaran dan Evaluasi Kurikulum.
1. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran dimaksudkan untuk mendapatkan data dan informasi yang
diperlukan dalam menentukan sejauh mana dan bagaimana pembelajaran yang telah
berjalan agar dapat membuat asesmen (judgement) dan perbaikan yang dibutuhkan untuk
memaksimalkan hasil pembelajaran peserta didik.
Tujuan dari evaluasi pembelajaran adalah antara lain untuk: (1) meningkatkan
hasil belajar, keterlibatan, dan kepuasan belajar peserta didik; (2) menunjukkan kekuatan
dari program belajar sebagai implementasi kurikulum operasional; (3) mengevaluasi
perubahan terkini dari implementasi yang dilakukan; (4) mengidentifikasi program
belajar yang perlu diperbaiki; (5) mengukur ketercapaian visi dan misi lewat program
yang diajarkan di sekolah; dan (6) sarana pemberian umpan balik pada kompetensi
mengajar guru, yang selaras dengan tujuan dan kebutuhan belajar peserta didik.
Beberapa aspek yang ditinjau dalam evaluasi pembelajaran antara lain: (1) alur
pembelajaran dan tujuan pembelajaran; (2) pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
akan disasar; (3) sumber materi ajar, perlengkapan visual maupun auditori, kesesuaian
dengan tahapan perkembangan anak; (4) persepsi peserta didik dalam proses belajar; (5)
persepsi DUDIKA dalam melihat perkembangan penguasaan kompetensi; dan (6)
persepsi orang tua peserta didik dalam melihat perkembangan peserta didik.
Beberapa cara yang ditempuh dalam melakukan evaluasi pembelajaran antara lain
sebagai berikut.
a. Kolaboratif: Melibatkan seluruh stakeholder sekolah.
b. Reflektif: Melihat kembali pencapaian dan kekurangan dari berbagai aspek, jujur,
dan berdasarkan bukti.
c. Berdasarkan Data: Membuat kesimpulan berdasarkan fakta yang ditelaah secara
seksama.
45
d. Berpusat pada Anak: Mengedepankan kepentingan anak dalam mengambil
kesimpulan maupun keputusan.
e. Fokus pada perbaikan dan pengembangan kompetensi peserta didik.
Kegiatan evaluasi pembelajaran melibatkan berbagai pihak, agar hasilnya objektif
dan mendalam. Pihak-pihak yang terlibat tersebut antara lain: guru mata pelajaran umum
dan kejuruan, wakasek bidang kurikulum, kepala sekolah, peserta didik, orang tua peserta
didik, dan duni industry, dunia usaha, dan dunia kerja.
Langkah terakhir dari evaluasi pembelajaran adalah refleksi dan pemberian
umpan balik, yang dilakukan secara terus menerus dalam keseharian belajar mengajar.
Guru diwajibkan untuk melakukan refleksi mandiri terhadap kriteria kesuksesan yang
telah ditetapkan (Capaian Pembelajaran (CP), Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), Profil
Pelajar Pancasila). Beberapa pertanyaan yang dapat digunakan guru dalam melakukan
evaluasi pembelajaran antara lain:
- Data apa yang dibutuhkan dalam proses evaluasi?
- Bagaimana program/pembelajaran dijalankan?
- Faktor apa saja yang memengaruhi keberhasilan program/pembelajaran?
- Faktor apa saja yang menjadi tantangan pelaksanaan program/pembelajaran?
- Apa saja hal-hal yang dibutuhkan untuk meningkatkan keberhasilan pembelajaran?
- Bagaimana pemimpin satuan pendidikan dapat mendukung pengembangan
profesional guru?
- Apa saja yang sudah dilakukan dengan baik dalam pelaksanaan pembelajaran?
- Faktor apa saja yang mempengaruhinya?
- Apa yang perlu diperbaiki ke depannya?
Selain pertanyaan-pertanyyan di atas, guru dapat mengembangkan pertanyaan-
pertanyaan lainnya yang dirasa dapat membantu mengumpulkan data yang lebih akurat
dan mendalam.
2. Evaluasi Kurikulum
Kurikulum operasional SMK Negeri 4 Pinrang dievaluasi secara periodik, untuk
mendapatkan perbaikan sesegera mungkin. Guru dan/atau instuktur industri setiap hari
membuat catatan anekdotal secara informal mengenai bagaimana proses belajar berjalan,
bagaimana tujuan belajar tercapai, bagaimana peserta didik merespon proses kegiatan
belajar, bagaimana persepsi DUDIKA. Setelah melakukan asesmen formatif, secara
individual maupun tim, guru dan/atau instruktur industri mereview proses belajar dan
46
tercapainya tujuan dan melakukan perbaikan maupun penyesuaian terhadap proses belajar
untuk setiap unit pembelajaran. Setiap akhir semester, dan/atau instruktur industri dan tim
melihat kontinum pencapaian, serta setiap akhir tahun pembelajaran, dan/atau instruktur
industri dan tim melakukan evaluasi terhadap pencapaian satu tahun dan bagaimana hal
tersebut berkontribusi dengan tujuan sekolah, serta visi dan misi sekolah. Sumber-sumber
informasi yang dapat digunakan dalam melakukan evaluasi kurikulum antara lain data
asesmen: hasil asesmen peserta didik per unit; proyek peserta didik; survey lulusan;
refleksi proses belajar oleh dan/atau instruktur industri; observasi Kepala Sekolah; karya
yang dihasilkan peserta didik; portofolio peserta didik, dan pameran karya hasil belajar
peserta didik.
Dalam pengumpulan informasi untuk evaluasi kurikulum operasional sekolah
dilakukan dengan berbagai metode antara lain: belajar mandiri; melakukan asesmen
berupa refleksi mandiri secara individual terhadap kriteria kesuksesan yang telah
ditetapkan (tujuan belajar, Capaian Pembelajaran (CP), Alur Tujuan Pembelajaran (ATP),
Profil Pelajar Pancasila); focus group discussion dan dialog data per level ajar;
melakukan diskusi secara berkelompok untuk melihat hubungan antar data yang dimiliki
pada catatan anekdotal, hasil belajar peserta didik, serta refleksi dalam self-study, untuk
menganalisa masalah dan menarik kesimpulan, persepsi DUDIKA, serta mengambil
keputusan untuk melakukan perbaikan; kuesioner peserta didik; mengumpulkan persepsi
peserta didik terhadap proses, materi/bahan ajar, serta bagaimana peserta didik memaknai
hasil belajarnya; kuesioner orang tua untuk mengumpulkan persepsi orang tua peserta
didik terhadap perkembangan belajar peserta didik.
C. Pengembangan Profesional
SMK Negeri 4 Pinrang dalam meningkat profesional guru dilakukan dengan
berbagai program, antara lain sebagai berikut.
a. Sertifikasi Pendidik
Sertifikasi adalah sebagai penghargaan dan peningkatan profesionalitas guru,
sehingga diharapkan guru yang telah memiliki sertifikasi memiliki etos kerja yang
tinggi. SMK Negeri 4 Pinrang memiliki guru sebanyak 54 orang sebagai berikut:
- 16 orang guru PNS sudah sertifikasi di bawah kewenangan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan
- 2 Orang guru PNS Non sertifikasi
- 2 orang guru PNS di bawah kewenangan Departemen Agama,
- 15 orang guru honorer
47
- 3 orang guru honorer sudah sertifikasi
Sedangkan selebihnya masih dalam proses penilaian dan pengajuan. Pengajuan
sertifikasi pendidik berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang ditetapkan
oleh Pemerintah Pusat.
b. Magang Industri
Peningkatan profesionalitas penddik dan tenaga kependidikan (PTK) dilakukan
dengan magang industri. Setiap tahun sekolah merancang program magang bagi PTK.
Selain itu setiap PTK juga diberi kesempatan untuk melaksanakan magang secara
mandiri. Magang diutamakan bagi guru kejuruan untuk meningkatkan kompetensinya.
Perencanaan magang diawali dengan analisis kebutuhan peningkatan kompetensi
guru, selanjutnya disusun prioritas disesuaikan dengan kemampuan pendanaan sekolah
dan kemitraan dengan DUDIKA.
Beberapa DUDIKA mitra sekolah memiliki program magang secara periodik
bagi guru kejuruan. Biaya magang yang dilaksanakan atas dasar kemitraan dilakukan
dalam dua strategi, yaitu: (1) magang dengan biaya penuh dari DUDIKA; dan (2)
magang dengan sharing pendanaan antara sekolah dan DUDIKA.
1) Pelatihan Kompetensi Pedagogik dan Profesional
Mengirim beberapa guru atau tenaga kependidikan ke lembaga-lembaga
pelatihan seperti Balai Besar Pengembangan Penjamin Mutu Pendidikan orang guru
honorer SMK Negeri 4 Pinrang nantinya secara berkala memberi kesempatan
kepada PTK untuk studi di industri dan dunia usaha terkait sebagai penambahan
wawasan, khususnya untuk melihat Pelayanan Administrasi dan layanan bisnis
masa kini dan yang akan datang, profesi dan jabatan yang ada di industri,
manajemen Perkantoran,dan layanan bisnis, kewirausahaan, penerapan teknologi
4.0, serta isu-isu penting lainnya yang berkaitan dengan layanan bisnis
2) Kewirausahaan
Sekolah memberi kesempatan pada guru untuk mengembangkan
kemampuan dalam bidang kewirausahaan, melalui peningkatan usaha mandiri yang
telah dilakukan secara individu atau mendorong guru untuk menjadi pengusaha
pemula bekerja sama dengan DUDIKA.
Tujuan utama dari program ini adalah agar guru memberikan keteladanan
dan menjadi sosok inspiratif bagi peserta didik, dan diharapkan guru dapat
membimbing peserta didik secara optimaldalam berwirausaha. Jika guru telah
48
memiliki kemampuan nyata dalam berwirausaha niscaya tidak akan lagi dianggap
hanya memiliki kemampuan teoritis semata.
3) Seminar, lokakarya, dan keterlibatan dalam MGMP
SMK Negeri 4 Pinrang juga memberi kesempatan kepada guru umum dan
kejuruan mengikuti seminar/webinar, lokakarya, kegiatan di MGMP, uji
kompetensi, dan lain-lain secara periodik di sekolah atau di luar sekolah. Hal
tersebut dilakukan dalam rangka memberikan kesempatan pada guru untuk
meningkatkan kompetensi, sehingga diharapkan guru secara terus menerus
meningkatkan kemampuannya.
4) Studi lanjut
Sekolah memberikan kesempatan kepada PTK untuk melanjutkan studi ke
jenjang yang lebih tinggi. Studi lanjut sampai saat ini dilakukan secara individu,
sekolah hanya memberikan regulasi untuk memermudah proses studinya. Sekolah
juga berupaya untuk mencarikan peluang-peluang beasiswa dari pemerintah,
lembaga-lembaga swasta, dan DUDIKA.
49
LAMPIRAN-LAMPIRAN
50