BAB IV Masseleng
BAB IV Masseleng
A. Hasil Penelitian
Perwatakan Tokoh dalam novel Cinta Dalam Keabadian karya Nuniek K.R
terdapat beberapa data yang berkaitan pada penelitian ini. Berikut identifikasi
karakter tokoh dalam novel Cinta Dalam Keabadian karya Nuniek K.R,
berdasarkan teori psikoanalisis Sigmund Freud yang terdiri dari tiga aspek
kejiwaan manusia yakni Id, Ego dan Super Ego yaitu sebagai berikut.
K.R
sifat lahir dan batin manusia yang mempengaruhi setiap pikiran dan tingkah
digambarkan oleh pengarang melalui ucapan, tingkah laku tokoh yang dilihat
dari narasi, dialog ataupun monolog para tokohnya. Berikut hasil penelitian
Tabel 4.2 Konflik Psikis Tokoh dalam novel Cinta Dalam Keabadian karya
Nuniek K.R
B. Pembahasan
Seperti telah dikemukakan di atas bahwa penelitian ini akan membahas dua
pokok permasalahan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, yaitu wujud
perwatakan tokoh utama dan konflik psikis tokoh utama dalam novel Cinta
Dalam Keabadian karya Nuniek K.R. Watak tokoh adalah percaya diri, beriman,
memiliki watak yang kurang baik yaitu keras kepala dan nekat dapat
terjadinya konflik.
Nuniek K.R
reaksi secara emosional dari seseorang yang terbentuk selama hidupnya oleh
Sujanto (2001: 17) bahwa watak adalah pribadi jiwa yang menyatakan dirinya
karya Nuniek K.R diperoleh bahwa Shasi merupakan tokoh utamanya. Shasi
perwatakan tokoh dalam novel Cinta Dalam Keabadian karya Nuniek K.R.
a. Id
dalam keabadian memiliki sifat yang jujur. Hal tersebut terlihat dalam
jujur dimana ketika ia pergi keluar Bersama dengan Neil dia melihat
2) Keras Kepala
nasehat orang lain dan menuruti kemauannya sendiri. Tokoh Neil pada
novel Cinta Dalam Keabadian juga memiliki watak keras kepala. Hal
b. Ego
dorongan Id yang kuat, mengubah sifat Id dari yang abstrak dan gelap ke
1) Tanggung jawab
untuk menjaga shasi pada saat mereka keluar. Tanggung jawab Neil
terlihat ketika Mereka pergi keluar jalan – jalan. Hal tersebut seperti
Iya Bi, tenang saja. Aku akan menjaga Shasi.” (Hlm 37)
dengan Shasi dia akan menjaga sampai Shasi pulang kerumah dengan
selamat.
2) Berani
Keberanian diartikan sebagai sifat yang berani menanggung
dimiliki sejak lahir tetapi sifat ini dapat dibentuk dengan membuat
suasana yang kondusif sehingga dia merasa nyaman dan lebih percaya
diri. Pada novel cinta dalam keabadian watak berani dimiliki oleh
“Untung kamu lihat ularnya Neil. Aku tak tahu apa yang akan
terjadi.” (Hlm 19)
melawan melawan ular. Tidak hanya melawan secara fisik, tetapi juga
3) Perhatian
Kita berhenti disini dulu ya? Kamu tunggu saja disini, biar
aku yang menjual semua jagungnya dulu..’ (Hlm 42)
Pada kutipan di atas menunjukan bahwa Neil memiliki karakter
jagungnya.
“Ah iya, aku nggak pernah ajak kamu keliling kota sih ya?
Paling aku ajak pergi ke padang rumput, cari bunga, cari
burung…. Maaf ya? (Hlm 45)
Dari kutipan di atas menunjukan bahwa Neil juga memiliki
4) Penyayang
orang lain untuk memahami apa yang orang lain rasakan. Dalam setiap
“Enggak bi, ibu masak terlalu banyak. Salam juga dari ibu.”
sombong atau tidak angkuh. Orang yang rendah hati berarti orang
juga ditampilkan oleh tokoh Neil. Hal tersebut terlihat dalam kutipan
di bawah ini:
rendah hati yang selalu berterima kasih kepada ibu Shasi yang selalu
membantu mereka.
berikut:
35)
6) Beriman
Beriman yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sikap dan
rukun dengan pemeluk agama lain. Jadi dapat diketahui bahwa religius
juga memiliki watak religius dimana ia dulu jauh dari Tuhan. Namu
c. Super Ego
Super Ego merupakan penuntun moral dan apresiasi seseorang,
super ego.
1) Bijaksana
jagungnya.
2) Perhatian
psikologis yang tertuju pada suatu objek yang datang dari dalam dan
parade.
3) Menepati Janji
apa yang telah dijanjikan seseorang terhadap orang lain. Seperti halnya
Shasi yang juga memiliki watak tepat janji. Shasi berjanji kepada Neil
bahwa dirinya akan berjslsn tegak dan tidak peduli terhadap apa yang
yang menepati dimana ia berjanji kepada Shasi bahwa suatu saat nanti
janji juga ditunjukkan oleh Shasi yang sudah berjanji kepada Neil
untuk selalu berjalan tegak dan tidak peduli lagi apapun yang orang
berikut:
janji kepada Neil untuk tidak terlalu dekat dengan Pangeran Sebastian,
sekalipun ia bangsawan.
4) Sederhana
bawah ini:
“Tapi kami tidak… kami disini hidup Bahagia dengan hanya
memiliki beberapa keping uang perunggu.” (Hlm 122)
5) Peduli
“Aku nggak tahu! Ayo cepat pergi Shasi! Aku nggak mau
kamu kenapa – kenapa!” (Hlm 60)
6) Pasrah
“Aku tak tahu harus pergi kemana, jika salah satu diantara
kalian mau memberikan tempat menginap barang satu atau
dua bulan..” (Hlm 75)
“Tapi aku tak punya tempat tujuan! Aku mohon! Aku bukan
orang jahat! Aku orang baik – baik !
harus pergi kemana dan tidak punya tujuan sehingga memohon kepada
2. Analisis Konflik Psikis yang dialami Tokoh Darba dalam Novel Cinta
adalah bagaiamana energi psikis itu disalurkan dan digunakan oleh sistem
id,ego, dan superego. Sistem id tidak bisa membedakan sesuatu yang
Oleh karena itu, demi keselarasan batin energi psikis disalurkan atau
berikut.
a. Id
1) Kekecewaan
“Kamu itu laki – laki atau bukan? Mana ada laki – laki yang
tak bisa memanjat” (Hlm 108)
Kekecewaan Shasi terjadi saat Pangeran Sebastian yang tidak bisa
b. Ego
1) Kecemasan
Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang
“Ya, tentu saja. Aku tak tau apa yang akan terjadi padaku
besok. Siapa yang tau besok ajalku akan datang menemuiku?
(Hlm120)
Kecemasan Shasi pada saat memperhatikan pangeran Sebastian
dimana ia tidak tau apa yang akan terjadi pada dirinya suatu hari
2) Emosi
Konflik psikis emosi dalam diri Toko Neil terdapat pada kutipan
sebagai berikut:
emosi dari hati Neil yang kesal dan marah. Sistem ego Neil dalam
keadaan marah tetap bersikap tenang dan menahan kemarahan sistem
id.
3) Kekhawatiran
sebagai berikut:
c. Super Ego
1) Kekaguman
ego penjual bunga yang merasa kagum dengan Shasi dan Neil yang
BAB V
A. Kesimpulan
adalah Jujur dan Keras Kepala. Sedangan, perwatakan yang termasuk ego
2. Hasil penelitian terhadap konflik psikis yang dialami oleh tokoh dalam novel
tersebut lebih di dominasi konflik psikis cemas dan pertentangan batin yang
B. Saran
1. Bagi pembaca, penelitian ini semestinya dapat dijadikan sebagai media untuk
Dalam Keabadian karya Nuniek K.R ditinjau dari teori Psikologi Sigmund
seseorang.
2. Bagi peneliti lain, penelitian ini seyogyanya dapat dijadikan bahan referensi
bagi penelitian lain yang sejenis, khususnya psikologi sastra. Hal ini
lain lebih memahami lagi keterkaitan antara perwatakan dengan konflik psikis
yang tinggi. Sehingga para siswa lebih kreatif dalam mengapresiasi novel