Anda di halaman 1dari 6

Journal of Science and Social Research ISSN 2615 – 4307 (Print)

Feb 2023, VI (1): 123 – 128 ISSN 2615 – 3262 (Online)


Available online at http://jurnal.goretanpena.com/index.php/JSSR

MANAJEMEN RESIKO
(STUDI KASUS PADA STMIK ROYAL KISARAN)

Elly Rahayu1, Wan Mariatul Kifti2, Rohminatin3 , Santoso4 Apriaji Kurniawan5


1,2,3,4,5
STMIK Royal, Kisaran
e-mail: ellyrahayu68@gmail.com

Abstract: The Royal College of Informatics and Computer Management, which was
established in 2011, now has 4 study programs; Information Systems and Computer
Systems Study Program while for vocational programs; Informatics Management, and
Computer Engineering Study Program. The number of active students is ± 2461. The
number of lecturers is 88 people. Institutional level accreditation has B, for 3 study
programs it has B accreditation and 1 study program has Good accreditation. Not in line
with its better accreditation, the number of STMIK Royal students has decreased in the
last 3 years. This happened even before the Covid-19 pandemic. This problem needs to be
watched out for as a risk that might get worse in the future if it is not followed up
immediately. This study aims to map Operational Risk, Compliance Risk, and Reputation
Risk at STMIK Royal and determine the treatment or strategy for risks that may arise in
the future. The research method used is explanatory research. The data analysis used is
qualitative. Risk Management steps create risk context, risk identification, risk analysis,
risk evaluation, and risk mitigation. The result is, 27 risks fall into the unaccepted
category (unacceptable because they have a big impact on universities), and 17 risks fall
into the undesirable category (unexpected, must be avoided). Risk Mitigation is carried
out in the unacceptable category.

Keywords: Management: Risk; Operational; Reputation; Obedience

Abstrak: Sekolah Tinggi Manajemen Infrmatikan dan Komputer Royal yang berdiri
sejak tahun 2011 kini memiliki 4 program studi; Program Studi Sistem Informasi dan
Sistem Komputer sedangkan untuk program vokasi; Program Studi Manajemen
Informatika dan Tehnik Komputer. Jumlah mahasiswa aktif ± 2461. Jumlah dosen 88
orang. Akreditasi tingkat institusi memiliki B, untuk program studi 3 memiliki akreditasi
B dan 1 prodi akreditasi Baik. Tak sejalan dengan akreditasinya yang semakin baik,
jumlah mahasiswa STMIK Royal 3 tahun terakhir mengalami penurunan. Hal ini terjadi
bahkan sebelum terjadinya pandemi covid-19. Masalah ini perlu diwaspadai sebagai
resiko yang mungkin akan lebih buruk kedepan jika tidak segera ditindak lanjuti.
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan Resiko Operasional, Resiko Kepatuhan dan
Resiko Reputasi di STMIK Royal serta menetapkan Perlakuan atau strategi yang
dilakukan terhadap resiko yang mungkin muncul dikemudian hari. Metode penelitian
yang digunakan adalah penelitian explanasi/penjelasan. Analisis data yang digunakan
adalah analisis data kualitatif . Langkah-langkah Manajemen Resiko membuat konteks
resiko, identifikasi resiko, analisis resiko, evaluasi resiko dan mitigasi resiko. Hasilnya
adalah, 27 Resiko masuk kategori unacceptable (tidak dapat diterima karena berdampak
besar pada Perguruan tinggi), 17 Resiko masuk kategori undesirable (tidak diharapkan,
harus dihindari). Mitigasi Resiko dilakukan pada kategori unacceptable.

Kata kunci: Manajemen: Resiko; Operasional; Reputasi; Kepatuhan.


Journal of Science and Social Research ISSN 2615 – 4307 (Print)
Feb 2023, VI (1): 123 – 128 ISSN 2615 – 3262 (Online)
Available online at http://jurnal.goretanpena.com/index.php/JSSR

PENDAHULUAN mungkin dialami oleh sebuah lembaga


usaha.
Manajemen resiko adalah suatu Tahapan dalam proses manajemen resiko
pendekatan terstruktur/metodologi dalam pertama menentukan konteks resiko yaitu
mengelola ketidakpastian yang berkaitan menentukan batasan atau parameter
dengan ancaman; suatu rangkaian internal dan eksternal yang harus
aktivitas manusia termasuk penilaian dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan
risiko, pengembangan strategi untuk pada setiap tahapan proses manajemen
mengelolanya dan mitigasi risiko dengan risiko.(Wahyudi, 2018). Tahapan kedua
menggunakan pemberdayaan/pengelolaan adalah melakukan identifikasi
sumberdaya. Secara harfiah, risiko adalah resiko.Tahapan ketiga melakukan
potensi terjadinya sesuatu yang penilaian resiko, nilai resiko merupakan
berdampak buruk, baik bagi diri sendiri perkalian antara frekuensi (likelihood)
atau suatu entitas usaha. Dalam konteks dengan konsekuensi (consequences)
bisnis, manajemen risiko adalah usaha risiko. Frekuensi (likelihood) adalah
guna menghindari risiko dengan cara besarnya peluang terjadinya kerugian
memonitor sumber risiko, melacak, dan yang potensial menyebabkan kegagalan.
melakukan serangkaian upaya agar Sedangkan konsekuensi (consequencess)
dampak risiko bisa diminimalisasi. merupakan suatu nilai yang menyatakan
Menurut Griffiths (2016), risiko adalah besar peluang timbulnya peristiwa
ancaman bahwa suatu tindakan atau tersebut sebagai risiko. (Godfrey dalam
peristiwa buruk akan memengaruhi (Nata et al., 2016). Tahapan keempat
kemampuan organisasi untuk mencapai melakukan analisis penerimaan resiko.
tujuan dan melaksanakan strategi yang Analisis tingkat penerimaan resiko dalam
berhasil (Arwani, 2019). Menurut Irham penelitian inimengacu pada pendapat
Fahmi (2010) dalam Anggraeni Gofrey dalam Imansari yaitu
(Anggraeni, 2018) mengatakan bahwa unacceptable, Undesirable, Acceptable
manajemen Risiko adalah “suatu bidang dan Negligible (Imansari, 2019). Skala
ilmu yang membahas tentang bagaimana penerimaan resiko digambarkan pada
suatu organisasi menerapkan ukuran table berikut:
dalam memetakan berbagai permasalahan Penerimaan Resiko Skala
yang ada dengan menempatkan berbagai Penerimaa
pendekatan manajemen secara n
komperhensif dan sistematis. Unacceptable (tidak > 12
Manajemen risiko merupakan salah satu dapat diterima)
elemen penting dalam mengelola sebuah Undesirable (tidak 5< - ≤ 12
bisnis, dengan pengelolaan resiko yang diharapkan)
baik maka sebuah lembaga bisnis dapat Acceptable (dapat 2 < - ≤ 5
terhindar dari kerugian ataupun diterima)
kebangkrutan. Terhindar dari resiko yang Negligible (dapat ≤ 2
merugikan merupakan tujuan hampir diabaikan)
semua orang, baik itu kerugian harta milik Sumber : Godfrey 1996 dalam Imansari
pribadi ataupun kerugian aset milik (Imansari, 2019)
lembaga usaha. Banyak yang tidak
menyadari pentingnya manajemen atau Tahap kelima adalah evaluasi
pengelolaan resiko bagi sebuah lembaga resiko. Pada tahap ini
usaha, padahal ada banyak manfaat yang dan tahapan terakhir adalah menetapkan
menguntungkan dan memudahkan proses perlakuan resiko atau penagnanan resiko
manajemen lembaga usaha secara yaitu memilih prioritas dan aplikasi
keseluruhan jika pihak pengelola sudah kombinasi dari penanganan risiko
mampu melakukan identifikasi dan terbaik (Pradipta, 2016)
pengendalian dari resiko – resiko yang
Journal of Science and Social Research ISSN 2615 – 4307 (Print)
Feb 2023, VI (1): 123 – 128 ISSN 2615 – 3262 (Online)
Available online at http://jurnal.goretanpena.com/index.php/JSSR

Sekolah Tinggi Manajemen Informatika adalah adalah risiko akibat menurunnya


dan Komputer Royal yang berdiri sejak tingkat kepercayaan stakeholder yang
tahun 2011 kini memiliki 4 program studi bersumber dari persepsi negatif terhadap
untuk program sarjana dan vokasi. Untuk organisasi/perusahaan (Indonesia, 2011)
Program studi sarjan yaitu Program Studi
Sistem Informasi dan Sistem Komputer
sedangkan untuk program vokasi, METODE
Program Studi Manajemen Informatika
dan Tehnik Komputer. Jumlah mahasiswa Metode yang digunakan dalam
aktif ± 2461 orang dan Jumlah dosen 88 penelitian ini adalah penelitian deskriptif
orang. Status akreditasi Institusi adalah B, kualitatif, yaitu prosedur pemecahan
2 Prodi berstatus B, 1 prodi baik sekali masalah yang sedang diteliti dengan
dan 1 prodi memiliki status akreditasi menggambarkan keadaan objektif pada
baik. Namun tak sejalan dengan saat-saat sekarang berdasarkan fakta-fakta
akreditasinya yang semakin baik, jumlah yang tampak dan sebagaimana adanya.
mahasiswa STMIK Royal 3 tahun Sumber data dari penelitian ini terbagi
terakhir mengalami penurunan. Hal ini kepada dua sumber yakni sumber data
terjadi bahkan sebelum terjadinya primer yang diperoleh dari hasil
pandemi covid-19. Meski tak terlalu wawancara dengan beberapa narasumber
signifikan jumlahnya, namun masalah ini yang ada di lapangan. Sumber sekunder
perlu diwaspadai sebagai resiko yang yakni sumber data yang diperoleh melalui
mungkin akan lebih buruk kedepan jika studi pustaka yang meliputi buku-buku,
tidak segera ditindak lanjuti. Resiko yang arsip-arsip, dan peraturan-peraturan
muncul di kemudian hari mungkin saja disusun secara sistematis, logis dan
tidak hanya dari jumlah mahasiswa baru, yuridis.kajian literatur atau studi
tapi bisa dikarenakan adanya pelayanan kepustakaan. Tujuannya adalah untuk
yang kurang baik atau dari sumberdaya mendapatkan peta tentang domain
lainnya. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian yang akan dilaksanakan. Studi
analisis untuk melihat lebih jelas resiko literatur harus dilaksanakan secara
apa saja yang kemungkinan besar bisa terbimbing dan terencana.
terjadi di kemudian hari. Permasalahan Setyosari, (2010) mengemukakan
yang muncul saat ini adalah bagaimana bahwa kajian pustaka disebut juga kajian
memetakan Resiko yang mungkin terjadi literatur, atau literatur review. Yaitu
di STMIK Royal Kisaran dan bagaimana sebuah kajian pustaka, merupakan sebuah
menetapkan perlakuan dari Resiko yang uraian atau deskripsi tentang literatur
dihadapi. Tujuan dari penelitian ini yang relevan dengan bidang atau topik
adalah memetakan Resiko Operasional, tertentu. Literatur memberikan tinjauan
Resiko Kepatuhan dan Resiko Reputasi mengenai apa yang telah dibahas atau
di STMIK Royal Kisaran serta dibicarakan oleh peneliti, teori-teori dan
menetapkan perlakuan terhadap resiko hipotesis yang mendukung, permasalahan
yang mungkin muncul dikemudian hari. penelitian yang diajukan atau ditanyakan,
Resiko operasional adaah kerugian yang metode dan metodologi yang sesuai.
akibatkan oleh proses internal yang
kurang memadai, kegagalan proses
internal, kesalahan manusia, kegagalan HASIL DAN PEMBAHASAN
system, dan/atau adanya kejadian-
kejadian eksternal yang mempengaruhi Menentukan Konteks
operasional organisasi/perusahaan. Resiko Proses manajemen resiko dimulai
adalah risiko akibat tidak mematuhi dengan menentukan konteks resiko. Dari
dan/atau tidak melaksanakan peraturan hasil peneitian ini telah ditentukan
perundang-undangan dan ketentuan yang batasan, batasan yang akan digunakan
berlaku.Sementara Resiko Reputasi untuk pengendalian resiko. Seperti
Journal of Science and Social Research ISSN 2615 – 4307 (Print)
Feb 2023, VI (1): 123 – 128 ISSN 2615 – 3262 (Online)
Available online at http://jurnal.goretanpena.com/index.php/JSSR

penilaian resiko, penerimaan resiko, Skala frekwensi ditetapkan antara


evaluasi serta pengendalian terhadap 1-5 yaitu sangat sering, sering,
resiko. jarang/kadang-kadang, tidak sering dan
sangat tidak sering. Sementara untuk
Identifikasi Resiko skala kosekuensi ditetapkan juga antara
Proses identifikasi risiko dilakukan angkat 1-5; yitu sangar besar, besar,
dengan menganalisis seluruh sumber sedang, kecil dan sangar kecil.
risiko yang paling tidak dilakuka terhadap
risiko dari produk dan aktifitas baru yang Tabel .Kriteria Resiko
telah melalui proses manajemen risiko Frekwe Sk Likelihood/
yang layak sebelum diperkenalkan atau nsi ala Kemungkinan
dijalankan. Identifikasi risiko dalam Sangat 5 Muncul beberapa
penelitian ini menggunakan metode sering kali dalam sebulan
Wawanncara terstruktur (structured Sering 4 Beberapa kali dalam
interviews) dan Hindsight review. Proses setahun
identifikasi risiko yang dilakukan dengan Jarang/ 3 Munculnya 3 tahun
melihat kebelakang dari apa yang telah Kadang sekali
dilakukang dan mendiskusikan apa yang Kadang
kurang dan apa yang lebih baik yang telah Tidak 2 Munculnya lima
dilaksanakan. Hasil Identifikasi resiko Sering tahun sekali
adaah Risk Register (daftar resiko). Sangat 1 Lebih dari 5 tahun
Hasilnya adalah terdapat 18 Tidak
ancaman/resiko yang yang tergolong Sering
dalam Resiko Operasional, 22
ancaman/resiko Reputasi dan 8 Dikatakan sangat sering jika
ancaman/resiko Kepatuhan. ancaman/resiko itu terjadi beberapa kali
dalam sebulan. Dikatkatan sering jika
Pengukuran/Penilaian Resiko terjadi beberapa kali dalam setahun,
Nilai risiko ditentukan dengan dikatakan jarang terjadi jika ancaman itu
mengalikan antara frekuensi (likelihood) muncul 3 tahun sekali, dikatakan tidak
dengan konsekuensi (consequences) sering jika terjadi tahun sekali dan sangat
risiko. Frekuensi (likelihood) adalah tidak sering jika terjadinya lebih dari 5
besarnya peluang terjadinya kerugian tahun sekali.
yang potensial menyebabkan kegagalan.
Sedangkan konsekuensi (consequencess) Tabel. Besaran Nilai Resiko
merupakan suatu nilai yang menyatakan Nilai Penerimaan Resiko
besar peluang timbulnya peristiwa Resiko >12 5< - ≤ 2 < - ≤2
tersebut sebagai risiko 12 ≤5
Operasional 11 7 - -
Tabel 2. Skala Frekuensi dan Skala Reputasi 9 10 1 -
Konsekuensi Kepatuhan 7 - 1 -
Skala Frekwensi Skala Konsekuensi
(Likelihood) (consequences) Hasil identifikasi ancaman/resiko
Frekwensi Skala Frekwensi Skala operasional, resiko reputasi dan
Sangat 5 Sangat 5 kepatuhan, terdapat 44 resiko yang
sering Besar diidentifikasi. Hasil penilaian yang
Sering 4 Besar 4 dilakukan ada 27 ancaman/resiko
Jarang 3 Sedang 3 tergolong unacceptable, 17
Tidak 2 Kecil 2 ancaman/resikoundesirable dan 2
Sering ancaman/resiko tergolong acceptable
Sangat 1 Sangat 1
Tidak Kecil Evaluasi Resiko
Sering Evaluasi risiko merupakan proses
Journal of Science and Social Research ISSN 2615 – 4307 (Print)
Feb 2023, VI (1): 123 – 128 ISSN 2615 – 3262 (Online)
Available online at http://jurnal.goretanpena.com/index.php/JSSR

yang sangat penting karena akan Tabel. Level Resiko


menentukan lagkah dan tindakan yang Level Besaran Deskripsi Warna
dapat diambil manajemen untuk Resik Resiko
o
mengolah risiko tersebut. Tujuan Unacc 15-25 Tidak dapat Merah
dilakukannya evaluasi risiko adalah untuk ep diterima, harus
membantu proses pengambilan table dihilangkan
atau ditransfer
keputusan, yang didapatkan dari analisis Undesi 6-12 Tidak Orange
risiko, untuk melakukan berbagai reble diharapkan,
kebijakan terkait perlakuan terhadap harus dihindari
Accept 3-5 Dapat diterima Kuning
risiko dan prioritas pengelolaan risiko able
yang harus dilakukan. Prioritas Negligi 1-2 Dapat Hijau
pengelolaan resiko pertama diurutkan ble Diabaikan

berdasarkan besaran resiko dari yang


tertinggi hingga yang terendah, kedua Pada penelitian ini resiko pada
jika terdapat lebih dari satu resiko yang level rendah (acceptable) dan sangat
memiliki besaran resiko yang sama maka rendah (Negligible) merupaan resiko yang
prioritas resiko ditentukan berdasarkan berada di area penerimaan resiko dan
urutan area dampak resikodari yang tidak perlu dilakukan mitigasi resiko.
tertinggi hingga yang terendah, ketiga jika Resiko pada level undesirable dan
terdapat lebih dari satu risiko yang anacceptable adalah resiko prioritas yang
memiliki besaran risiko dan area dampak harus dilakukan tindakan mitigasi untuk
risiko yang sama maka prioritas risiko menurunkan besaran resiko atau level
ditentukan berdasarkan urutan prioritas resikonya. Wrana merah dan warna
kategori risiko dan yang keempat jika orange merupakan area ancaman/resiko
terdapat lebih dari satu risiko yang yang harus dilakukan pengendaliannya.
memiliki besaran risiko, area dampak
risiko, dan kategori risiko yang sama
maka prioritas risiko ditentukan SIMPULAN
berdasarkan penilaian dan keputusan
(judgement) pimpinan Antisipasi datangnya
ancaman/resiko bagi perguruan tinggi
sangat perlu dikelola dengan baik melalui
implementasi manajemen resiko. Tahapan
dalam proses manajemen resiko yaitu
menentukan konteks resiko, identifikasi
resiko potensial yang muncul dikemudian
hari, melakukan penilaian resiko,
melakukan analisis penerimaan resiko,
melakukan evaluasi serta menetapkan
bentuk pengendalian resiko jika dilakukan
dengan baik akan memudahkan
Gambar. Selera Resiko perguruan tinggi dalam menentukan
prioritas pengendalian resiko sehingga
Mitigasi resiko merupakan tepat dan effisien.
keputusan perlu tidaknya dilakukan Resiko operasional adalah sebuah
upaya mitigasi resiko yang dikaitkan risiko dimana kerugian-kerugiannya
dengan selera resiko.Selera Risiko (risk berdasarkan dari akibat ketidak cukupan
appetite) menjadi dasar dalam penentuan pada proses internal, terkait dengan sistem
toleransi risiko, yakni batasan besaran dan manusia, jika resiko ini tidak
kuantitatif Level Kemungkinan dan Level dikendalikan dengan tepat maka akan
Dampak Risiko yang dapat diterima, berdampak pada pencapaian tujuan dan
sebagaimana dituangkan pada kriteria akan mempengaruhi reputasi perguruan
risiko. tinggi
Journal of Science and Social Research ISSN 2615 – 4307 (Print)
Feb 2023, VI (1): 123 – 128 ISSN 2615 – 3262 (Online)
Available online at http://jurnal.goretanpena.com/index.php/JSSR

Resiko kepatuhan merupakan Bisnis, 4(2).


timbulnya kerugian baik langsung Arwani, A. (2019). Membumikan
maupun tidak langsung yang diakibatkan manajemen risiko pada perguruan
oleh tidak dipatuhinya atau tidak di- tinggi negeri.
laksanakannya peraturan perundangan Imansari, A. (2019). Analisis Risiko
dan ketentuan lainnya yang berlaku. Berdasarkan Aspek Waktu Dengan
Dalam penyelenggaraan perguruan tinggi, Metode Monte Carlo Pada Proyek
ada undang-undang, peraturan Gedung Baru Di Universitas
pemerintah, peraturan menteri, peraturan Brawijaya. Naskah Terpublikasi
internal peruruan tinggi yang wajib Teknik Sipil, 1–8.
diterapkan dan dilaksanakan sesuai https://media.neliti.com/media/public
dengan yang telah ditetapkan. Ketidak ations/120944-ID-analisis-risiko-
patuhan terhadap aturan akan berdampak berdasarkan-aspek-waktu.pdf
pada status akreditasi kampus, dan Indonesia, G. B. (2011). PERATURAN
berdampak negative pada reputasi BANK INDONESIA NOMOR
perguruan tinggi. 13/23/PBI/2011 TENTANG
Risiko Reputasi adalah risiko PENERAPAN MANAJEMEN
akibat menurunnya tingkat kepercayaan RISIKO BAGI BANK UMUM
pemangku kepentingan (stakeholder) SYARIAH DAN UNIT USAHA
yang bersumber dari persepsi negative SYARIAH.
terhadap organisasi/perusahaan Nata, I. G. T. S., Putera, I. G. A. A., &
Resiko ini merupakan dampak terjadinya Diputra, G. A. (2016). Analisis
resiko operasional dan resiku kepatuhan Risiko Pembangunan Underpass
terhadap aturan yang berlaku. Semakin Dewa Ruci. Jurnal Spektran, 7(1),
baik pengendalian dan antisipasi resiko 79–87.
yang muncul, akan berdampak positif Pradipta, A. (2016). “Risk Management
bagi reputasi perguruan tinggi. Strategies Financing SMEs in BNI
Syariah Micro Program, Case
Studies in Bank BNI Syariah branch
DAFTAR PUSTAKA of Micro Rungkut Surabaya.”
Sugiyono. (2015). Sugiyono, Metode
Ali, A. M., & Yusof, H. (2011). Quality Penelitian dan Pengembangan
and qualitative studies: The case of Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
validity, reliability, and dan R&D , (Bandung: Alfabeta,
generalizability. Issues in social and 2015), 407 1. In Metode Penelitian
environmental accounting. Issues in dan Pengembangan Pendekatan
Social and Environmental Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D.
Accounting, 5. Wahyudi, A. (2018). Modul K3 :
Anggraeni, R. T. (2018). Risiko Pasar Manajemen Resiko.
pada Pembiayaan Syariah. Http://Www.Astti.or.Id.
Ekuivalensi : Jurnal Ekonomi Dan

Anda mungkin juga menyukai