Lailatul Qodar
Lailatul Qodar
para sepuh, para wargi sadaya anu sami-sami miharep karidhoan Allah SWT;
Alhamdulillah, mangrupikeun pujian anu salayakna ku urang panjatkeun kahadirat Allah SWT, anu
masih keneh masihan kasehatan oge kasempetan ka urang sadayana, sahingga, urang masih keneh
tiasa tepang sareng sasih Romadhon; anu mana, dina sasih romadhon ieu teh, seueur kautamaan oge
kaistimewaan pikeun urang sadayana;
Ikhwatu iman..
Diantawis kautamaan oge kaistimewaan anu parantos Allah tetepkeun dina sasih romadhon the,
nyaeta aya hiji malam, anu hiji malam etateh, lebih baik.. langkung sae, tibatan sarebu bulan, yakni
Malam lailatul qodar. Naon anu dimaksad malam lailatul qodar the?
Sacara bahasa, malam lailatul qodar teh, tiasa dihartoskeun malam yang agung, atanapi malam
kemuliaan; hartosna, pada malam tersebut, Allah netepkeun kaagungan, oge kamuliaan anu teuaya di
malam-malam anu sanesna, di selain bulan Romadhon.
Sedangkeun, secara istilah, numutkeun pandangan islam, malam lailatul qodar the, aya dua
pengertian. Diantawisna;
• Anu kahiji; lailatul qodar; nalika turunna Al-Qur`an; anu mana, dina waktos harita, Allah SWT
nurunkeun Al-Qur`an;
• sedengkeun, anu kadua; lailatul qodar, anu terjadi di tiap sasih romadhon.
Nah, anu janten patarosan, lailatul qodar anu mana, anu diwajibkeun ku Rosulullah SAW ka urang
sadayana, pikeun senantiasa mencarinya, senantiasa mengharapkannya.
Ikhwatu iman..
Anu dimaksad malam lailatul qodar dina pengertian anu kahiji, yakni, saat diturunkannya Al-Qur`an;
nyaeta, anu sakumaha disebatkeun dina QS. Al-Qodar ayat 1-5; Allah berfirman;
1. (innaa anjalna) Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam qadar.
2. (wamaa adrookama) Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
3. (lailatul qodri) Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.
4. (tanazzalul malaa) Pada malam itu turun para malaikat dan malaikat (Jibril) dengan izin Rabb-
Nya untuk mengatur segala urusan.
5. (salaamun hiya) Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar.
Ikhwatu Iman..
Numutkeun firman Allah, dina QS. Al-Qodr tsb, Ibnu Abbas; beliau menjelaskan; bahwasannya, pada
malam lailatul qodar tersebut, Dari lauhul Mahfudz ke Samaa’iddunya, Allah SWT telah menurunkan
Al-Qur`an secara keseuluruhan. Yang kemudian, dari samaa’iddunya, diturunkan kepada Rosulullah
SAW, itu secara berangsur-angsur, selama kurang lebih 23 tahun.
Janten, malam lailatul qodar dina waktos harita, mung waktos Allah SWT nurunkeun Al-Qur`an secara
keseluruhan; janten, mung sakali eta wungkul. Karena memang, Al-Qur`anna tos sampurna. Sudah
selesai diturunkan. Hartosna, moal aya deui penurunan Al-Qur`an, demikian pula, moal aya deui
lailatul qodar, anu waktos harita diturunkeunna Al-Qur`an.
Anu salajengna;
Pengertian malam lailatul qodar anu kadua, nyaeta lailatul qodar anu terjadi di tiap sasih romadhon;
anu mana, Rosulullah SAW marentahkeun urang, nganjurkeun urang, kangge senantiasa mencarinya,
senantiasa mengharapkannya, & senantiasa mempersiapkan diri, dalam rangka menjemput malam
lailatul qodar tersebut dengan ketaatan, dan dengan ibadah kepada Allah SWT.
Dalam salah satu hadits Rosululullah SAW; yang disampaikan oleh sahabat, Abu Hurairah; yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad; diantaranya;
Ikhwatu iman..
Berdasarkan hadits ini, meunjukan bahwa lailatul qodar itupun, terjadi disetiap bulan romadhon.
Kemudian, hadits tersebut diperkuat oleh keterangan dari sahabat ibnu umar;
Ikhwatu iman..
• Secara khusus, memang Rosulullah SAW tidak menerangkan, tanggal berapa dibulan
romadhon itu, terjadinya malam lailatul qodar;
• akan tetapi, rosulullah saw memberikan pengingat / kabar gembira, mengenai terjadinya
lailatul qodar tersebut.
• Ternyata, dalam hadits2; rosulullah saw, menerangkan kepada kita, untuk mencari malam
lailatul qodar tsb, ialah..
• fil-withri minal ‘asyril awakhir min romadhon; yakni, pada malam-malam yang ganjil, dari 10
hari terakhir bulan romadhon.
• Ini menunjukan bahwa, terjadinya lailatul qodar tersebut, itu terjadi pada 10 hari terakhir di
bulan romadhon. Yakni, pada malam-malam yang ganjilnya.
• Berarti, kalau lewat pada tanggal 20; kita tinggal hitung tanggal ganjil-ganjilnya. Berarti, 20,
malam 21, kemudian malam 23, malam 25, malam 27, & malam 29. Dan itulah, kemungkinan,
terjadinya malam lailatul qodar.
• Adapun, kepastian terjadinya pada tanggal berapa, memang rosulullah saw, tidak
menjelaskannya.
Ikhwatu iman
• Rosulullah, dulu, beliau ingin sekali menerangkan kepada para sahabat, kapan, terjadinya
malam lailatul qodar;
• sebetulnya, rosulullah saw, sudah diberitahu oleh Allah SWT, tanggal berapa malam lailatul
qodar itu.
• Akan tetapi, tatkala rosulullah saw mau menjelaskan kepada para sahabat, diantara para
sahabat, ketika itu, terjadi perbedaan pendapat mengenai kapan tanggal malam lailatul qodar
itu.
• Sehingga, terjadilah percekcokan diantara sahabat, sehingga rosulullah tidak jadi
menerangkan, kapan terjadinya malam lailatul qodar itu,karena ilmunya diangkat oleh Allah
SWT.
• Nah dengan kejadian itu, tentu saja, dengan kejadian diangkatnya ilmu mengenai kapan
malam lailatul qodar itu terjadi, tentu saja itu mengandung hikmah yang luar biasa bagi kaum
muslimin, agar senantiasa mempersiapkan diri di malam-malam terakhir, bulan romadhon,
terutama, di malam-malam yang ganjilnya.
----
• Bayangkan, bagaimana jadinya kalau sekiranya rouslullah saw, jadi, ketika itu, menerangkan
tanggal berapa terjadinya bulan romadhon, tentu saja kaum muslimin, akan beribadah,
bersungguh2 beribadah kepada Allah SWT, hanya di malam itu saja. Hanya di tanggal itu saja.
• Akan tetapi, hikmahnya, dengan dirahasiakan, kapan terjadinya malam lailatul qodar, maka
kaum muslimin, akan terus bersungguh-sungguh, dalam beribadah kepada Allah, bukan hanya
dimalam itu saja.
Ikhwatu iman;
• Tentu saja, bagi orang yang beriman, yang meyakini malam lailatul qodar, tentu saja dia akan
termotivasi dalam dirinya, untuk mencari, juga mengharapkan, agar dia ditakdirkan oleh Allah
SWT, untuk mendapatkan kemuliaan malam tersebut.
• Jangankan kita, rosulullah saw saja, beliau sangat bersemangat, sangat antusias dalam mencari
kemuliaan malam lailatul qodar tersebut,
• sehingga rosulullah saw, beliau rela untuk melakukan I’tikaf dimasjid, beribadah secara khusus
di masjid, dengan meninggalkan berbagai kepentingan dunia, di 10 hari terakhir; diantaranya,
agar ketika beliau I’tikaf itu, beliau mendapatkan lailatul qodar.
----
• Besar harapan, tentusaja bagi orang yang beritikaf, selama 10 hari di masjid, diakhir bulan
romadhon,
• tentu saja, kalau dia betul-betul itikaf, dalam rangka beribadah, mengkhususkan diri kepada
Allah SWT, tentusaja, besar harapan dia akan mendapatkan kemuliaan lailatul qodar tersebut,
karena pada sepanjang siang-malamnya, dia selalu beribadah kepada Allah SWT.
---
• Namun, masalahnya, apakah keutamaan lailatul qodar ini, hanya diberikan kepada orang yang
beritikaf saja? Tentu saja tidak. Siapapun berkesempatan, untuk mendapatkan kemuliaan
lailatul qodar tersebut, apabila dia betul-betul memaksimalkan ibadah kepada Allah SWT,
terutama di 10 hari terakhir, dan dimalam-malam yang ganjilnya.
• Maka dalam hal ini rosulullah saw, beliau memerintahkan kepada kita, taharrouu lailatal qodri
fil-withri minal ‘asyril awaakhir min romadhon; carilah diantara kalian, kemuliaan lailatul qodar
itu, pada malam-malam yang ganjil, dari 10 hari terakhir bulan romadhon.
Ikhwatu iman, mudah-mudahan, kita merupakan orang-orang yang ditakdirkan oleh Allah SWT untuk
mendapatkan kemuliaan malam lailatul qodar. Mungkin sekain yang bisa disampaikan, kurang lebihnya
mohon dimaafkan; akhirulkalam.