Bahan Ajar Pertemuan 7 (Permasalahan Sosial)
Bahan Ajar Pertemuan 7 (Permasalahan Sosial)
SOSIAL
JENIS PERMASALAHAN
SOSIAL (KESENJANGAN
SOSIAL-EKONOMI)
Kesenjangan adalah perihal yang bersifat atau berciri senjang, yaitu tidak seimbang, tidak simetris
atau berbeda. Kesenjangan juga dapat berarti jurang pemisah antara dua hal atau kelompok yang
berbeda. Yang dimaksud dengan kesenjangan ekonomi adalah perbedaan penghasilan yang sangat
tinggi antara masyarakat kelas atas dan kelas bawah. Sedangkan Kesenjangan sosial merupakan
suatu kondisi dimana ada hal yang tidak seimbang di dalam kehidupan masyarakat. Entah itu secara
personal maupun kelompok. Dimana ada ketimpangan sosial yang terbentuk dari sebuah
ketidakadilan distribusi banyak hal yang dianggap penting oleh masyarakat. Kesenjangan sosial
mengacu pada cara pengkategorian orang berdasarkan karakteristik, seperti usia, jenis kelamin, kelas
dan etnisitas berkaitan dengan akses ke berbagai layanan dan produk sosial, seperti pasar tenaga
kerja, sumber pendapatan, pasar perumahan, pendidikan dan sistem kesehatan dan bentuk-bentuk
perwakilan dan partisipasi politik. Sementara itu, kesenjangan sosial-ekonomi mengacu pada kontras
antara kondisi ekonomi orang ynag berbeda atau kelompok yang berbeda dalam masyarakat yang
melaksanakan pembangunan atau modernisasi.
Ada dua bentuk kesenjangan, yaitu kesenjangan klasik dan kesenjangan baru Kesenjangan klasik
mencakup perbedaan kelas, status, kekayaan, prestise yang dimediasi oleh gender, pendapatan, dan
pendidikan. Kesenjangan baru mengikuti kesadaran yang lebih besar akan kompleksitas global yang
meningkat dan adanya berbagai rentang pilihan yang lebih besar, seperti pola konsumsi, gaya hidup,
dan dinamika identitas. Hal ini telah mengakibatkan peningkatan heterogenitas dalam studi
stratifikasi sosial.
FAKTOR PENYEBAB
KESENJANGAN
1. Stereotip
Jangan pernah menilai seseorang dari penampilan luarnya saja. Kamu pasti pernah
mendengar nasihat lama itu, bukan? Jawabannya pasti sering, saking seringnya
sampai membuat kita bosan sendiri untuk mendengarnya lagi dan lagi. Namun meski
kita sering mendengarkan nasihat itu, tetap saja kadang sangat mudah untuk
menjatuhkan penilaian pada seseorang hanya berdasarkan dari kulit luarnya saja.
Bagaimanapun, kita hanya melihat luarnya saja. Bukan isi hati, isi kepala, apalagi masa
lalunya. Kita tidak mengenal dia seutuhnya seperti kita mengenal kawan-kawan
terdekat kita. Gawatnya, kebiasaan menilai seseorang dari luar ini kadang lama-
kelamaan bisa menimbulkan stereotip tersendiri. Hah, stereotip? Apa itu?. Stereotip
adalah penilaian kaku seseorang kepada orang lain yang dibuat berdasarkan
prasangka sendiri. Stereotip sebenarnya ada yang positif seperti “Indonesia orangnya
ramah-ramah”, namun sayangnya kebanyakan memberikan kesan negatif. Misalnya
stereotip bahwa semua orang Batak itu berwatak keras, atau stereotip bahwa orang
berbadan gemuk itu malas dan rakus.
2. Marginalisasi
Marginalisasi adalah proses peminggiran kelompok-
kelompok tertentu dengan lembaga sosial utama,
seperti struktur ekonomi, pendidikan, dan lembaga
sosial ekonomi lainnya. Perbedaan antara populasi dan
kelompok seperti etnis, ras, agama, budaya, bahasa,
adat istiadat, penampilan, dan afiliasi, memungkinkan
populasi dominan untuk meminggirkan kelompok yang
lemah. Biasanya semakin besar perbedaan antara
kelompok-kelompok itu, semakin mudah bagi
penduduk yang dominan untuk meminggirkan
kelompok yang lemah. Marginalisasi orang selalu
melibatkan kemampuan penduduk yang dominan
untuk melaksanakan beberapa tingkat kontrol dan
kekuasaan atas kelompok-kelompok yang
terpinggirkan. Kelompok atau individu yang marjinal
sering dikecualikan dari layanan, program, dan
kebijakan.
3. Subordinasi
4. Dominasi
Dominasi harus dipahami sebagai suatu kondisi yang
dialami oleh orang-orang atau kelompok untuk sejauh
bahwa mereka bergantung pada hubungan sosial di mana
beberapa orang atau kelompok lain memegang
kekuasaan sewenang-wenang atas mereka. Ada berbagai
bentuk dominasi. Di antaranya adalah perbudakan, rezim
diskriminasi sistematis terhadap kelompok minoritas,
rezim politik kolonial, despotisme, totalitarianisme,
kapitalisme, dan feodalisme. Semuanya ini sangat
potensial merugikan segmen yang tidak memiliki
keunggulan komparatif dan kompetitif. Hal ini terlihat dari
berlangsungnya eksploitasi, kekerasan, dan diskriminasi
terhadap kelompok yang tidak mempunyai keunggulan
komparatif dan kompetitif secara struktural dan sistemik
dalam berbagai bidang.
Scan Barcode Ini