Anda di halaman 1dari 14

Nama : Anastasya Mayan

NIM : 22601012
Tugas Mata Kuliah : Biogeografi
Dosen Pengampu : Irfan Rifani, S.Pd, M.Pd

1. Persebaran Flora dan Fauna di Dunia dan di Indonesia beserta contoh Flora dan
Fauna.

1) Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia dan di Dunia


Makhluk hidup yang tinggal atau hidup di bumi bukan hanya manusia saja, tetapi ada tumbuhan
dan hewan. Tumbuhan disebut juga dengan “flora” dan hewan disebut juga dengan “fauna”.
Flora dan fauna tersebar di berbagai penjuru dunia. Oleh karena itu, setiap flora dan fauna yang
ada di suatu daerah mempunyai jenis-jenis yang berbeda.
Perbedaan jenis-jenis flora dan fauna membuat memberikan keanekaragaman yang dapat dilihat
dan dinikmati oleh manusia. Selain itu, keanekaragam flora dan fauna juga memberikan manfaat
bagi kehidupan. Dengan kata lain, adanya manusia, flora, dan fauna di bumi akan menjaga
keseimbangan ekosistem lingkungan hidup. Namun, ada beberapa jenis flora dan fauna yang saat
ini sedang terancam punah. Oleh karena itu, untuk menghindari kepunahan pada flora dan fauna,
maka dibuatlah konservasi flora dan fauna.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran Flora dan Fauna di Dunia dan di


Indonesia

Persebaran flora dan fauna di Indonesia dan di dunia, pastinya akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Setiap faktor ini perlu diketahui oleh banyak orang supaya persebaran flora dan fauna
dapat berjalan dengan lancar. Lalu apa saja faktor-faktor tersebut? Berdasarkan buku Geografi:
Uniknya Flora Fauna Indonesia (Kemdikbud, 2018) faktor-faktor persebaran flora dan fauna
dibagi menjadi beberapa faktor:

1) Iklim

Iklim akan sangat memengaruhi persebaran flora dan fauna. Iklim ini akan memengaruhi
cuaca dan musim yang di mana kedua hal tersebut akan memberikan pengaruh terhadap
kualitas lingkungan dan keberlangsungan hidup flora dan fauna. Iklim yang stabil
membuat flora dan fauna mudah untuk beradaptasi. Lain halnya dengan iklim yang sudah
tidak stabil atau mengalami kerusakan, hal tersebut membuat flora dan fauna sulit untuk
beradaptasi. Jika sulit untuk beradaptasi pada lingkungan, maka flora dan fauna akan sulit
untuk bertahan hidup.
2) Makhluk Hidup

Dalam hal ini, makhluk hidup yang dimaksud adalah manusia, hewan, dan tumbuhan.
Ketiga makhluk hidup tersebut sangat berperan penting dalam menjaga kestabilan
ekosistem lingkungan. Pernahkah kamu membayangkan apa jadinya jika tidak ada flora
dan fauna di dunia? Tentunya manusia dan fauna akan sulit untuk mendapatkan oksigen
sehingga sulit untuk bertahan hidup. Begitu pun sebaliknya, flora tidak bisa hidup jika
tidak ada manusia dan fauna. Flora dapat berkembang biak dengan bantuan fauna dan
manusia. Selain itu, manusia juga berperan penting dalam membentuk lingkungan yang
sesuai dengan pertumbuhan flora. Oleh karena itu, manusia, hewan, dan tumbuhan bisa
dikatakan sebagai makhluk hidup yang memiliki simbiosis mutualisme karena saling
menguntungkan satu sama lain.

3) Jenis Tanah
Kondisi struktur tanah pada suatu daerah akan sangat memengaruhi kehidupan flora dan
fauna. Hal ini dikarenakan struktur tanah yang baik akan menghasilkan sirkulasi udara
yang baik juga. Dengan sirkulasi yang baik pada tanah, maka akar-akar tumbuhan bisa
tumbuh dan bernapas dengan baik. Pada umumnya, komposisi tanah yang baik terdiri
dari bahan mineral anorganik, bahan mineral organik, dan udara. Jika kondisi tanah
mengandung ketiga komposisi tersebut, maka bisa dikatakan bahwa kondisi tanah di
daerah tersebut sangatlah baik. Untuk menjaga kualitas pada komposisi tanah, maka
dibutuhkan peran manusia. Oleh karena itu, alangkah baiknya setiap manusia mengurangi
kebiasan-kebiasan yang dapat merusak komposisi tanah atau hingga merusak kondisi
tanah tersebut.

4) Topografi
Keadaan tentang kondisi geografis pada suatu daerah harus diperhatikan karena faktor ini
akan memengaruhi penanganan pada flora dan fauna. Penanganan flora dan fauna yang
dilakukan dengan kondisi topografi suatu daerah akan memberikan pengaruh yang baik
terhadap persebaran flora dan fauna. Dengan memerhatikan topografi pada suatu daerah,
maka flora dan fauna bisa tumbuh dengan baik dan maksimal. Misalnya, flora yang hidup
di dataran tinggi tidak bisa hidup atau pertumbuhannya tidak maksimal di dataran rendah.
Dengan demikian, kondisi topografi merupakan habitat asli dari flora dan fauna. Jika
habitat asli flora dan fauna sudah mulai habis, maka kemungkinan besar persebaran flora
dan fauna tidak akan bertahan lama.

5) Suhu Udara
Seperti yang kita tahu bahwa setiap flora dan fauna dalam bertahan hidup sangat
dipengaruhi oleh suhu udara dari lingkungan tersebut. Suhu udara diperlukan oleh flora
dan fauna untuk bernapas. Suhu udara yang normal membuat flora dan fauna mudah
untuk beradaptasi. Dengan kata lain, mayoritas flora dan fauna tidak bisa bertahan hidup
dengan suhu yang ekstrim. Suhu ekstrim yang dimaksud adalah suhu yang terlalu dingin
dan suhu yang terlalu panas. Suhu ekstrim umumnya terjadi karena pencemaran
lingkungan dan efek rumah kaca. Kedua hal tersebut berasal dari aktivitas buruk dan
keserakahan manusia dalam bertahan hidup. Jadi, untuk menjaga persebaran flora dan
fauna, sebaiknya manusia mengurangi kebiasaan buruk dan keserakahannya.

6) Angin
Seperti yang kita ketahui bahwa angin dapat membantu keberlangsungan flora dan fauna
terutama dalam proses bernapas. Angin sangat berperan dalam persebaran flora karena
dengan angin, maka biji-bijian pada tumbuhan dapat tersebar. Biji-biji tumbuhan yang
tersebar bisa memberikan manfaat untuk hewan. Maka dari itu, angin menjadi salah satu
faktor penting dalam persebaran flora dan fauna. Bukan hanya itu, angin juga bisa
digunakan sebagai media pemindahan uap air, pembentukan karbon dioksida, dan yang
terpenting adalah penentu kelembapan dari suatu daerah. Jadi, jika tidak angin dalam
suatu daerah, maka kemungkinan besar tak ada flora dan fauna yang hidup di daerah
tersebut.

7) Cahaya Matahari
Cahaya matahari sangat diperlukan oleh flora dan fauna. Selain sebagai penerangan,
matahari juga bermanfaat bagi flora untuk fotosintesis. Sedangkan pada fauna, matahari
sangat dibutuhkan untuk memberikan kehangatan tubuh. Cahaya matahari yang diterima
oleh flora dan fauna harus dalam keadaan normal atau tidak boleh berlebih dan tidak
boleh kekurangan. Jika flora dan fauna menerima cahaya matahari yang berlebih, maka
bisa merasakan perubahan suhu yang sangat panas. Sedangkan kekurangan matahari,
flora dan fauna dapat akan kekurangan suhu hangat dan flora akan sulit berfotosintetis.
Maka dari itu, matahari bisa dikatakan sebagai sumber cahaya yang dapat memengaruhi
persebaran flora dan fauna di suatu daerah. Dalam melakukan persebaran flora dan fauna
sebaiknya selalu memerhatikan letak dan kondisi cahaya matahari.

8) Air Hujan
Air hujan muncul karena uap air yang ada di udara sudah sangat banyak. Air hujan
memberikan kelembapan udara di suatu daerah. Kelembapan udara inilah yang bisa
dikatakan sebagai penunjang persebaran flora dan fauna. Air hujan yang turun ke tanah
sangat bermanfaat untuk meningkatkan zat hara yang terkandung di dalam tumbuhan. Zat
hara merupakan komposisi tumbuhan yang dapat menjaga kualitas tumbuhan.
Singkatnya, air hujan membuat tumbuhan menjadi lebih subur. Selain bermanfaat bagi
tumbuhan, air hujan juga memberikan manfaat pada fauna. Air hujan yang jatuh ke tanah
akan menjadi sumber penghidupan bagi fauna. Mengapa sumber penghidupan? Karena
dengan air, hewan-hewan bisa mengisi cairan di dalam tubuhnya.

b. Jenis-Jenis Flora di Indonesia


Jenis-jenis flora yang ada di Indonesia dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kawasan barat,
kawasan peralihan, dan kawasan timur.

a) Kawasan Barat (bercorak asiatis)

Flora yang ada di kawasan barat memiliki corak asiatis. Jenis-jenis flora ini bisa kamu temukan
di wilayah Indonesia, seperti pulau Kalimantan dan pulau Sumatera. Flora yang berada di
kawasan barat biasanya hidup di hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis adalah hutan yang
didalamnya paling banyak ditemukan beragam jenis flora dan fauna. Pada hutan ini umumnya
ditumbuhi oleh pohon-pohon yang tinggi dan besar. Bahkan pohon-pohon tersebut membentuk
tajuk yang terdiri dari banyak lapisan. Pohon-pohon yang ada di hutan hujan tropis biasanya
tingginya sampai 45 meter dan akan selalu memanjang setiap tahunnya. Selain pohon-pohon, ada
juga bunga-bunga yang tumbuh di hutan hujan tropis di kawasan Barat Indonesia. Bunga yang
dimaksud adalah bunga Raflesia Arnoldi atau bunga bangkai dan bunga Anggrek.

b) Kawasan Peralihan (Wallace)


Kawasan berikutnya yang menjadi pembagian kelompok flora di Indonesia adalah kawasan
peralihan atau Wallace. Pulau-pulau yang termasuk kawasan ini adalah pulau Sulawesi, Pulau
Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, serta Pulau Maluku. Jika dilihat dari letak
pulaunya, maka bisa dikatakan kalau flora yang termasuk ke dalam kawasan peralihan
merupakan tanaman yang bisa bertahan hidup di iklim kering dan suhu yang cenderung panas.
Vegetasi yang ada di kelompok kawasan peralihan, bisa kita lihat di sabana dan setepa yang
terletak di Nusa Tenggara Timur. Di Sulawesi ada di hutan pegunungan yang kaya akan
floranya. Sedangkan di pulau Maluku terdapat hutan campuran yang didalamnya terdapat flora,
seperti cengkeh, pala, lontar, pala, kayu manis, dan masih banyak lagi.
c) Kawasan Timur (corak Australiatik)
Flora yang ada di kawasan timur biasanya bercorak Australiatik. Umumnya, flora yang ada di
kawasan timur hidup di hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis yang ada di bagian timur
Indonesia bisa ditemukan di pulau Papua. Bahkan, hutan hujan tropis yang ada di Papua sama
dengan hutan hujan tropis di bagian barat Australia. Oleh karena itu, flora-flora yang termasuk
ke dalam kelompok kawasan timur memiliki corak Australiatik. Tumbuhan-tumbuhan yang
dapat kita temukan pada kawasan timur di Papua, seperti pohon sagu, pohon-pohon mangrove
(ada di hutan mangrove), dan pohon nipah.

c. Jenis-Jenis Fauna di Indonesia


Jenis-jenis fauna yang ada di Indonesia dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kawasan barat,
kawasan peralihan, dan kawasan timur.

a) Kawasan Barat atau Asiatis

Jenis-jenis fauna yang pertama bisa kamu temukan di pulau Sumatera, pulau Jawa, pulau
Kalimantan, dan Pulau Bali. Semua fauna yang ada di pulau-pulau tersebut biasanya tinggal di
daerah atau hutan dengan suhu yang cenderung sejuk. Hewan-hewan yang banyak ditemukan di
pulau-pulau tersebut, seperti harimau sumatera, macan tutul harimau jawa, badak jawa, elang
jawa, dan masih banyak lagi.

b) Kawasan Tengah atau Peralihan


Jenis-jenis fauna yang kedua bisa ditemukan di pulau yang letaknya ada di bagian tengah
Indonesia. Pulau-pulau apa saja itu? Pulau Sulawesi, pulau Nusa Tenggara Barat dan pulau Nusa
Tenggara Timur, pulau maluku, dan pulau-pulau disekitarnya. Hewan komodo yang merupakan
salah satu hewan langka termasuk jenis hewan yang hidupnya di kawasan tengah atau peralihan.
Selain komodo, masih ada hewan-hewan lainnya, seperti anoa, burung maleo, dan lain-lain.

c) Kawasan Timur atau Australis

Jenis-jenis fauna yang terakhir bisa ditemukan atau dilihat di pulau Papua dan pulau-pulau
disekitarnya. Fauna yang ada di pulau Papua biasanya memiliki kulit tubuh yang sangat indah.
Selain itu, hewan-hewan di Papua memiliki beberapa kesamaan seperti hewan yang ada di
Australia. Contoh hewan-hewan yang ada di kawasan timur Indonesia atau di pulau Papua, yaitu
burung cendrawasih, burung kakatua raja, burung kasuari, kuskus, kanguru papua, dan masih
banyak lagi.

d. Jenis-Jenis Flora di Dunia


Jenis-jenis flora di dunia terbagi menjadi beberapa kelompok. Untuk lebih jelasnya mari kita
simak kelompok flora di dunia.

1. Hutan Hujan Tropis


Hutan hujan tropis adalah hutan yang memiliki sistem ekosistem yang paling banyak jumlah
floranya sehingga menghasilkan keberagaman flora. Pada hutan hujan tropis biasanya ada
banyak sekali tumbuhan-tumbuhan yang menempel di batang, pohon palem, pohon rotan, hingga
bunga yang sudah sangat terkenal yaitu bunga Raflesia Arnoldi.

2. Hutan Gugur
Hutan gugur adalah hutan yang di mana banyak sekali tumbuhan-tumbuhan yang menggugurkan
bunganya. Biasanya, hutan gugur dapat ditemukan di Eropa Tengah, Rusia, Jepang, Tiongkok,
Australia, Selandia Baru, dan Amerika Utara. Tumbuhan-tumbuhan yang ada di hutan gugur,
seperti pohon maple, pohon cemara, pohon pakis, bunga sakura, dan lain-lain.

3. Sabana
Sabana adalah padang rumput yang memiliki pohon-pohon yang cukup tinggi. Meskipun pohon
itu cukup tinggi, tetapi pertumbuhannya sangatlah jarang terjadi. Kawasan sabana ini bisa kamu
lihat di beberapa negara, seperti Nigeria, Australia, Costa Rica, India, dan lain-lain. Jika tidak
ingin ke luar negeri kamu bisa melihat sabana di Indonesia atau tepatnya di daerah Nusa
Tenggara Barat. Pada umumnya, kawasan sabana ditumbuhi banyak sekali rerumputan, pohon
akasia, pohon palem, dan lain-lain.

4. Padang Rumput atau Stepa


Padang rumput adalah tanah datar yang sangat luas dan kering. Biasanya padang rumput terletak
di wilayah tropis hingga ke wilayah subtropis. Negara-negara yang memiliki padang rumput,
yaitu Afrika Selatan, Kyrgyzstan, Jepang, bahkan ada di Indonesia. Padang rumput di Indonesia
ada di wilayah gunung Semeru. Tumbuhan-tumbuhan yang hidup di lingkungan padang rumput
biasanya hanya rumput-rumput saja dan tumbuhan yang tidak berkayu.

5. Gurun

Gurun adalah padang yang luas yang tandus dan umumnya gurung berupa padang pasir. Sinar
matahari di gurun sangatlah panas, bahkan bisa mencapai 40 derajat celcius. Gurun ini bisa kamu
lihat di beberapa negara, yaitu Tiongkok, Kazakhstan, Uzbekistan, India, Iran, dan lain-lain.
Tidak semua tumbuhan bisa tumbuh di kawasan gurun. Tumbuhan-tumbuhan yang dimaksud,
yaitu kaktus, pohon kurma, pohon palm, pohon, zaitu, dan jenis-jenis lainnya.
6. Taiga
Istilah “taiga” diambil dari bahasa Rusia yang jika diartikan adalah hutan terluas yang ada di
dunia. Hutan terluas ini tersebar di Eurasia dan Amerika Utara, Kanada, Siberia Utara, Rusia,
dan lain-lain. Tumbuhan yang ada di hutan taiga biasanya bentuk seperti jarum atau pohon
konifer. Jenis-jenis tumbuhan konifer, seperti pohon alder, pohon jumper, pohon spurce, dan
lain-lain.

7. Tundra
Tundra adalah daerah beku dan tandus yang letaknya ada di kutub utara. Pada kawasan tundra
tidak ada pohon yang menjulang tinggi yang ada hanyalah rumput-rumput kecil saja.

e. Jenis-Jenis Fauna di Dunia


Jenis-jenis fauna di dunia dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu kawasan neartik, neotropik,
australia, oriental, paleartik, dan etopia.

1. Kawasan Neartik
Kawasan Neartik ini berada di Amerika Utara, Kanada, dan Greenland. Sementara itu, hewan-
hewan yang ada di kawasan ini, yaitu bison, kalkun, karibau, dan sebagainya.

2. Kawasan Neotropik
Kawasan Neotropik terletak di Meksiko Selatan, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Hewan-
hewan yang dapat dilihat di kawasan ini, seperti kukang, tapir, antelop, dan lain-lain.

3. Kawasan Australia
Kawasan Australia merupakan kawasan yang berada di sekitar Australia, yaitu Selandia Baru,
Australia, dan Papua Nugini. Pada kawasan ini, hewan-hewan yang bisa kamu lihat, seperti
kanguru, koala, dan lain-lain.

4. Kawasan Oriental
Kawasan Oriental ini terletak di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Contoh hewan di kawasan ini
yaitu harimau, gajah, badak bercula satu, dan lain-lain. Kamu mungkin sering melihat hewan-
hewan tersebut di kebun binatang.

5. Kawasan Paleartik
Kawasan Paleartik tersebar di Eropa, Afrika Utara, dan sebagian Asia (Himalaya). Fauna yang
bisa kamu lihat di kawasan ini meliputi domba, sapi, beruang kutub, dan kerbau.

6. Kawasan Ethiopia
Kawasan Ethiopia terletak di Afrika Selatan, Madagaskar, dan Gurun Sahara. Hewan-hewan
yang ada di kawasan ini biasanya singa, zebra, jerapah, dan lain-lain.

Kesimpulan :
Flora dan Fauna yang ada di Indonesia atau luar negeri kehidupannya sangatlah bergantung
dengan kondsi alam yang baik. Untuk mendapatkan kondisi alam yang baik, maka setiap
manusia harus ikut serta dalam menjaga dan merawat habitat flora dan fauna. Dengan menjaga
habitatnya, maka keturunan kita nanti masih bisa melihat flora dan fauna yang masih hidup saat
ini.

2. Bioma di Dunia

Bioma adalah wilayah yang memiliki sifat geografis atau iklim yang sama yang meliputi
komunitas tumbuhan, hewan, organisme tanah, bakteri, dan virus. Ruang lingkup bioma
mencakup beberapa ekosistem dengan elemen regional yang besar dan berbeda dari biosfer.
Suatu bioma ditandai oleh adanya komunitas tumbuhan dan hewan yang khas. Di Bumi, bioma
dapat dikelompokkan menjadi tujuh jenis bioma utama, yaitu hutan hujan tropis, sabana, padang
rumput, gurun, hutan gugur, tundra, dan taiga. Vegetasi yang terjadi di tiap lingkungan memiliki
keunikannya masing-masing. Keunikan vegetasi tumbuhan merupakan
bentuk adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan pertumbuhan yang unik.

a. Jenis-jenis Bioma di Dunia

1) Bioma gurun
Bioma gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia, dan Asia Barat. Ciri-
ciri utama dari bioma gurun yaitu curah hujan yang sangat rendah dan penguapan air lebih cepat
dibandingkan presipitasi. Curah hujan hanya mampu mencapai 25 cm per tahun. Selain
itu, kelembapan udara sangat rendah dan suhu siang hari dan malam hari memiliki perbedaan
yang sangat tinggi. Suhu lingkungan pada siang hari dapat mencapai 40 oC dan suhu malam hari
dapat mencapai 0oC. Sifat tanah pada bioma gurun tidak mampu menyimpan air sehingga sangat
tandus.
Di dalam bioma gurun, umumnya tumbuhan bersifat xerofit dan mampu melakukan adaptasi
dengan daerah kering. Sedangakn ciri fauna dari bioma gurun adalah binatang berukuran besar.
Jenis hewan pada bioma gurun yang aktif sepanjang waktu hanya yang mampu menyimpan
cadangan air, misalnya unta. Sedangkan binatang pengerat, reptil, dan seranggga hanya aktif
pada pagi hari dan bersembunyi di lubang pada siang hari karena panas terik matahari.
Tumbuhan yang hidup di gurun memiliki duri dan tidak berdaun. Tumbuhan xerofit memiliki
permukaan luas yang lebih kecil dari volumenya yang menyebabkan ukuran sel mengecil
dan dinding sel menebal. Selain itu, sistem jaringan pembuluh dan stomata bertambah rapat serta
jumlah jaringan tiang bertambah, sementara jaringan spons berkurang. Tanaman xerofit juga
memiliki akar yang panjang sehingga dapat mengambil air dari tempat yang dalam. Tanaman
ang timbuh di gurun termasuk tanaman sukulen yang daunnya sering ditutupi oleh bulu dan
jaringan organnya mampu penyimpan air. Pengecilan ukuran daun merupakan bentuk adaptasi
dari tempat yang tandus. Daun yang kecil menyebabkan kecepatan transpirasi menurun sehingga
air dalam jaringan spon dapat disimpan lebih lama.
2) Bioma padang rumput
Bioma padang rumput mencakup daerah tropis sampai dengan daerah yang memiliki iklim
sedang. Jenis bioma padang rumput dapat ditemukan di Hungaria, Rusia Selatan, Asia
Tengah, Amerika Selatan, dan Australia. Bioma padang rumput memiliki curah hujannya yang
berkisar antara 25–50 cm per tahun. Sedangkan di beberapa daerah lainnya, curah hujannya
dapat mencapai 100 cm per tahun. Penurunan tingkatan curah hujan terjadi secara tidak teratur
sehingga porositas dan drainase kurang baik. Dampak dari ketidakteraturan curah hujan ini ialah
tumbuh-tumbuhan sulit untuk menyerap air.
Pada padang rumput hampir tidak ditemukan pepohonan. Bioma padang rumput hanya terdiri
dari tumbuhan terna dan rumput. Tanaman yang tumbuh di bioma adang rumput tumbuh dengan
bergantung pada kelembapan. Di padang rumput, vegetasi yang paling banyak ditemukan adalah
rerumputan. Di daerah padang rumput yang basah, ukuran rumput yang hidup dapat mencapai
tiga meter, misalnya rumput Bluestem dan kacang Sorghastrum. Di daerah padang rumput yang
kering, ukuran rumput sangat pendek, misalnya rumput Grama biru dan rumput kerbau.
Ketinggian rerumutan dipengaruhi sepenuhnya oleh jumlah curah hujan secara berbanding lurus.
3) Bioma Sabana
Bioma sabana merupakan padang rumput yang terletak di iklim tropis dan sub-tropis. Selain itu,
bioma sabana juga berbentuk hutan dengan beragam tanaman semak, pohon tunggal atau
pohon kanopi. Bioma sabana termasuk kawasan lahan terbuka yang ditandai dengan iklim
kering, semi kering atau semi-lembap. Pada sabana yang memiliki curah hujan yang rendah,
tanaman akan melakukan vegetasi menjadi semak belukar. Sebaliknya, pada daerah dengan
curah hujan yang tinggi, vegetasi tanaman akan berubah menjadi hutan basah. Di sabana,
vegetasi tanaman yang sering ditemukan yaitu tumbuhan berkayu, tumbuhan herba, dan beragam
spesies legum. Tumbuhan berkayu yang umum ditemukan ialah akasia, sulur karet, kacang
polong, tahi ayam, dan kaktus centong. Sedangkan tumbuhan herba yang sering ditemukan
antara lain digitaria, rumput anjan, sangketan, rumput wortel, dan bunga pensil.
4) Bioma es laut
Bioma es laut merupakan bioma yang terletak di dalam es laut atau di atas air laut beku yang
mengapung. Pembentukan bioma es laut merupakan hasil interaksi semua organisme laut dari
lautan kutub.
5) Bioma hutan tropis
Bioma hutan tropis adalah bioma yang selalu menerima guyuran hujan sepanjang tahun dengan
curah hujan yang tinggi. Hutan tropis terletak di wilayah tropis dalam garis lintang 23,5oLU
hingga 23,5oLS. Curah hujan pada hutan tropis dapat mencapai 2000 mm per tahun. Vegetasi
tumbuhan di dalam hutan tropis lembab memiliki daun yang lebar dan pohon tinggi yang rapat
sehingga terdapat kanopi. Jarak antarpohon sangat dekat dan pohon-pohon memiliki diameter
yang lebar sehingga sinar matahari tidak menembus sampai ke lantai hutan. Suasana hutan tropis
cukup gelap dan terasa lembab. Hutan tropis menjadi penghasil dari 40% oksigen yang ada di
bumi. Selain itu, hutan tropis merupakan penyimpan cadangan karbon dunia.
Berbagai jenis tanaman dapat tumbuh di hutan tropis yang lembab. Pertumbuhan tanaman
didukung oleh sinar matahari yang cukup, air, dan curah hujan yang cukup. Ketinggian pohon-
pohon utama di hutan tropis mencapai ketinggian 20–40 meter. Daun pohon selalu hijau, lebar
dan lebat. Hutan tropis lembab menjadi habitat bagi sebagian besar flora dan fauna di dunia.
Keanekaragaman hayati dan keberagaman fauna di dalam hutan tropis sangat tinggi. Jenis
binatang yang umumnya hidup di hutan tropis yaitu mamalia, reptil, burung, amfibi, dan
serangga. Di Bumi terdapat tiga zona utama dari hutan tropis yaitu zona Amerika Selatan,
zona Asia Tenggara, dan Zona Afrika. Zona Amerika Selatan terbentang dari Veracruz, Karibia,
bagian selatan sungai Orinoko dan Basin Amazon, Andes, Ekuador, dan Peru. Zona Asia
Tenggara meliputi Indochina, Myanmar, Papua Nugini, barat daya India dan Queensland. Zona
Afrika melingkupi Basin Zaire sebagai pusatnya, sedangkan bagian terluarnya
mencakup Dahomey hingga ke Sierra Leone (batas selatan) dan Madagaskar (batas barat).
6) Bioma hutan gugur
Bioma hutan gugur memiliki tanaman dengan daun yang meranggas pada musim dingin.
Keberadaan bioma hutan gugur dapat ditemukan di kawasan Amerika Serikat, Eropa Barat, Asia
Timur, dan Chili. Bioma hutan gugur memiliki curah hujan yang merata sepanjang tahun,
terdapat empat pembagian musim, dan keanekaragaman hayati yang rendah. Curah hujan pada
bioma hutan gugur berkisar antara 75–100 cm per tahun. Bioma hutan gugur mengalami musim
panas, musim dingin, musim gugur, dan musim semi. Pada musim panas, bioma hutan gugur
menerima energi radiasi matahari dan curah hujan yang tinggi serta tingkat kelembapan yang
tinggi. Kondisi ini mengakibatkan pohon-pohon tinggi tumbuh dengan baik, tetapi daun pohon
tidak tumbuh dengan lebat sehingga cahaya masih dapat menembus ke lantai hutan.
Bioma hutan gugur sebagian besar dihuni oleh burung, serangga, bajing, dan rakun. Radiasi sinar
matahari mulai berkurang pada saat menjelang musim dingin sehingga suhu lingkungan mulai
menurun. Menjelang musim dingin, tumbuhan mulai mengalami perubahan secara fisik. Daun
tumbuhan mulai berubah menjadi merah atau cokelat karena kesulitan mendapatkan air. Pada
musim gugur, daun-daun pepohonan mulai berguguran. Pada saat musim dingin, tumbuhan tidak
dapat melakukan kegiatan fotosintesis sehingga seluruh daunnya tidak dapat tumbuh. Selain itu,
hewan-hewan yang ada di dalam bioma hutan gugur juga melakukan hibernasi pada musim
dingin. Suhu lingkungan kembali meningkat pada musim semi. Menjelang musim panas,
peningkatan suhu kemudian mencairkan salju tumbuhan mulai berdaun kembali.
Jenis pohon di hutan gugur berkisar antara sepuluh hingga dua puluh jenis. Jarak antarpohon
tidak terlalu rapat. Daun-daun pepohonan sebagian besar tumbuh lebar, dan mengalami
perubahan warna menjadi merah keemasan pada musim gugur. Pada musim dingin, daun-daun
pepohonan berguguran. Jenis pohon yang banyak ditemukan dalam bioma hutan gugur
ialah pohon oak, hikori, pohon mapel, populus, dan sikamor. Pada hutan gugur, vegetasi tanaman
dibedakan menjadi lima zona. Zone pertama melingkupi kanopi hutan dengan pohon-pohon
dengan tinggi antara 60 meter sampai 100 meter. Zona pertama dihuni oleh oak, fagus,
mapel, kastanya, hikori, elm, pohon saru, pohon linden, dan karet manis. Zona kedua dihuni oleh
pepohonan yang berukuran kecil dan berusia muda. Tanaman pada zona kedua lebih mampu
beradaptasi terhadap kondisi teduh. Zona kedua terdiri atas pohon-pohon dengan ukuran yang
pendek. Zona ketiga merupakan zone semak. Tanaman yang tumbuh meliputi atas bunga
laurel, rhododendron, azalea, dan Beri hakel. Zona keempat adalah zona tanaman herbal yang
dihuni oleh bunga-bunga liar, lumut dan pakis. Zone kelima disebut sebagai zona tanah yag
terdiri atas lumut kerak dan lumut.
7) Bioma hutan taiga
Bioma hutan taiga banyak ditemukan di daerah antara subtropika dengan daerah kutub, terutama
di Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska, dan Kanada. Pada bioma hutan taiga terdapat perbedaan
antara suhu musim panas dan musim dingin yang cukup tinggi. Suhu lingkungan sangat tinggi
ketika musim panas suhu begitu tinggi dan sangat rendah pada musim dingin. Tanaman
mengalami pertumbuhan selama musim panas yang berlangsung hingga 6 bulan. Tanaman yang
sering dijumpai di dalam bioma hutan taiga yaitu pohon berdaun jarum atau pohon konifer. Jenis
pohon konifer yang ditemukan terutama pinus merkusi. Bioma hutan taiga memiliki
keanekaragaman tumbuhan yang rendah sehingga termasuk ke dalam jenis hutan homogen. Jenis
vegetasinya dan jenis pohom hampir seragam. Sepanjang tahun, tanaman tumbuh dengan subur
dan berdaun meskipun musim dinginnya memiberikan suhu lingkungan yang sangat rendah.
Fauna yang terdapat di bioma hutan taiga adalah beruang hitam, ajak, serigala. Pada musim
dingin, bioma hutan taiga memperoleh tambahan fauna berupa burung-burung yang bermigrasi
ke daerah tropis. Selain itu, terdapat tupai dan mamalia kecil yang melakukan hibernasi pada saat
musim dingin.
Bioma hutan taiga memiliki suhu lingkungan yang sangat berbeda pada musim yang berbeda.
Besarnya perbedaan nilai suhu membuat vegetasi tanaman sangat tidak beragam dan hanya
beberapa jenis tanaman yang dapat tumbuh. Pada bioma hutan taiga jarng ditemukan semak dan
tumbuhan basah. Sebagian besar bioma hutan taiga dihuni oleh konifer. Jenis konifer yang
ditemukan di dalam bioma hutan taiga umumnya memiliki tajuk yang mengerucut. Pepohonan
hanya memiliki sedikit percabangan di bagian atas. Pada percabangan di bagian bawah,
bentuknya melebar ke arah sampan. Jenis-jenis tumbuhan konifer yang ditemukan pada bioma
hutan taiga yaitu cemara, aspen, alder, betula, dan juniper.
8) Bioma tundra
Bioma tundra memiliki iklim kutub karena terletak di kawasan lingkungan Kutub Utara. Ciri
utama dari tundra adalah tundra adalah dataran yang tidak memiliki pohon. Tanaman yang
tumbuh dalam bioma tundra sebagian besar adalah lumut dan lumut kerak. Tanaman lain yang
ada di dalam bioma tundra memiliki jumlah yang sangat sedikit yaitu rerumputan dan tanaman
berbunga dengan ukuran yang kecil. Bioma tundra merupakan wilayah yang memiliki musim
dingin yang sangat lama sehingga hanya mendapat sedikit energi radiasi matahari. Musim dingin
dapat berlangsung selama 9 bulan sehingga suasana di dalam bioma tundra selalu gelap.
Pertumbuhan tanaman terjadi di musim panas yang hanya berlangsung selama 3 bulan. Pada
bioma tundra terdapat dua fauna khas yaitu muskox dan rusa kutub.
Bioma tundra dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tundra Arktik dan tundra alpin. Tundra
Arktik terletak di sekitar Kutub Utara dan merupakan bioma termuda di dunia. Wilayah tundra
Arktik meluas ke arah selatan hingga ke hutan konifer dari taiga. Tundra alpin berada pada
ketinggian yang relatif tinggi di atas pegunungan yang dingin di seluruh dunia. Salah satu
wilayah tundra alpin adalah di puncak pegunungan Jayawijaya (Papua). Pada tundra alpi, pohon
sangat sulit mengalami pertumbuhan karena tanahnya tidak memiliki nutrisi yang cukup.
Ketinggian pertumbuhan tanaman di dalam bioma tundra hanya mencapai ketinggian semak
pada umumnya. Tumbuhan yang banyak terdapat di daerah ini termasuk dalam jenis lumut,
terutama spagnum dan lumut kerak. Warna bunga dari tumbuhan yang tumbuh di daerah tundra
biasanya sangat mencolok. Masa pertumbuhan tanaman juga sangat pendek. Pada daerah-daerah
tertentu di dalam bioma tundra tumbuh beberapa jenis tanaman tertentu. Daerah yang berawa
sebagian besar ditumbuhi oleh rumput teki, rumput kapas, dan gundukan gambut. Semak salik
dan betula tumbuh pada daerah cekungan yang basah seperti di Greenland. Daerah yang agak
kering ditumbuhi lumut, teki-tekian, tumbuhan Ericeceae, dan beberapa tumbuhan yang berdaun
agak lebar. Sedangkan umut kerak dan alga tumbuh pada lereng-lereng batu.
9) Bioma hutan bakau
Bioma hutan bakau banyak ditemukan di sepanjang pantai yang landai. Iklim kawasannya
terletak di daerah tropik dan subtropik. Jenis tumbuhan yang banyak ditemukan pada bioma
hutan bakau adalah bakau. Pada bioma hutan bakau juga ditemukan api-api dan pidada
merah. Bioma hutan bakau memiliki kadar garam di dalam air dan tanah yang tinggi. Sebaliknya,
kadar oksigen di dalam air dan tanah yang rendah. Bioma hutan bakau sangat mudah terkena
banjir saat air pasang. Saat air surut, tanahnya menjadi becek dan berlumpur.
Lingkungan bioma hutan bakau dikelilingi oleh air yang banyak. Namun, tanaman hutan bakau
sulit menyerap air karena kondisi kadar garam yang tinggi. Kurangnya air yang dapat diserap
membuat tumbuhan hutan bakau mempunyai dedaunan yang tebal dan kaku. Bentuk daun ini
bertujuan untuk mencegah penguapan yang terlalu besar melalui lapisan kutikula. Tanaman
hutan bakau juga memiliki akar napas untuk menyesuaikan diri dengan kadar oksigen rendah.
Akar napas berfungsi menyerap oksigen langsung dari udara.
10) Bioma hutan lumut
Bioma hutan lumut banyak ditemukan di lereng gunung atau pegunungan. Hutan lumut terbentuk
di kawasan yang berada pada batas kondensasi uap air. Tumbuhan yang banyak ditemukan pada
bioma hutan lumut adalah lumut. Pertumbuhan lumut terjadi di pemukaan tanah, bebatuan, dan
batang-batang pohon berkayu. Hutan lumut memiliki pohon-pohon yang tertutup oleh lumut.
Bioma hutan lumut memiliki kelebapan yang tinggi dan suhu yang rendah. Kondisi ini
menyebabkan embun selalu terbentuk dan hampir terjadi hujan sepanjang hari.
11) Bioma hutan musim
Bioma hutan musim terdiri dari pepohonan yang tahan dari kekeringan. Jenis pepohonannya
termasuk dalam tumbuhan tropofit yang mampu menyesuaikan diri terhadap keadaan kering dan
keadaan basah. Pada musim kering, bentuk daun pada tanaman di dalam bioma hutan musim
adalah meranggas. Sebaliknya, pada musim hujan, tumbuhan bioma hutan musim memiliki daun
yang lebat. Penamaan hutan musim disesuaikan dengan nama jenis pohonnya, misalnya
hutan jati dan hutan angsana. Jenis hutan hutan musim banyak ditemukan di Indonesia,
khususnya di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Jenis fauna yang banyak ditemukan di dalam
hutan musim adalah harimau, rusa, dan babi hutan.

Anda mungkin juga menyukai