Anda di halaman 1dari 11

lOMoARcPSD|30296160

lOMoA

MAKALAH

PERAN PERAWAT DALAM PENERAPAN ENAM SASARAN


KESELAMATAN PASIEN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Patient Safety

Dosen Pengampu: Robi Rahmadi S.Kep, Ners, M.Kep

Disusun oleh:

Adelia Rizayanti (P27904122001)

Muhammad Hayya Arridha (P27904122020)

Neng Ofah Ruanda Soproh (P27904122024)

Nicky Marselina (P27904122025)

Selindia Eka Prasasti (P27904122038)

Siti Fadmina (P27904122041)

Downloaded by Siska Maza


POLTEKKES KEMENKES BANTEN PROGRAM STUDI
lOMoA

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

2023

Downloaded by Siska Maza


lOMoA

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Penulis
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya
sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul : “Pengaplikasian Peran Perawat
dalam Kegiatan Keselamatan Pasien dan Keselamatan Kerja”

Pada kesempatan kali ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah
Manajemen Patient Safety yang telah memberikan tugas ini. Penulis juga ingin mengucapkan
terima kasih kepada pihak yang turut membantu pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu, penulis sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya, penulis dengan lapang dada menerima segala
saran dan kritik agar penulis dapat memperbaiki makalah ini.

Serang, 01 Februari 2023

Downloaded by Siska Maza


lOMoA

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3
BAB I.............................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 4
1.2 Ruang Lingkup............................................................................................................... 4
1.3 Tujuan ............................................................................................................................. 4
BAB II ............................................................................................................................................ 5
KAJIAN TEORI ........................................................................................................................... 5
2.1 Pengertian Keselamatan Pasien.................................................................................... 5
2.2 Peran Perawat dalam Keselamatan Pasien ................................................................. 5
2.3 Enam Sasaran Keselamatan Pasien ............................................................................. 5
BAB III........................................................................................................................................... 9
PENUTUP...................................................................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 10

Downloaded by Siska Maza


lOMoA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keselamatan pasien adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
kejadian tidak diharapkan (KTD) atau kejadian nyaris cidera (KNC). Keselamatan pasien
menjadi prioritasn utama dalam melakukan pelayanan kesehatan.

Depkes RI (2006) menyatakan data tentang KTD dan KNC masih sedikit, namun
dilain pihak terjadi peningkatan tuduhan mal-praktik yang belum tentu sesuai dengan
pembuktian akhir. Insidensi pelanggaran keselamatan pasien 28,3% dilakukan oleh
perawat. Oleh karena itu, perawat sebagai salah satu pelaksana berpotensi besar dalam
melakukan suatu kesalahan jika tidak mempunyai pengetahuan dan kesadaran yang tinggi
bahwa tindakan yang dilakukan akan memberikan efek kepada pasien.

Berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi dampak insiden keselamatan pasien.


Salah satu cara dengan menerapkan sistem keselamatan pasien di rumah sakit dan
pelatihan/sosialisasi terkait keselamatan pasien. Perawat harus menerapkan enam sasaran
keselamatan diantaranya memastikan identifikasi pasien; mengkomunikasikan secara
benar saat serah terima pasien; memperhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip;
memastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar; meningkatkan kebersihan
tangan untuk pencegahan infeksi; dan menurunkan risiko cidera.

1.2 Ruang Lingkup


Makalah ini memiliki ruang lingkup sebagai berikut :
1. Membahas mengenai pengertian keselamatan pasien
2. Membahas peran perawat dalam menerapkan setiap poin dari enam sasaran
keselamatan pasien

1.3 Tujuan
A. Tujuan Umum
Untuk mengetahui mengenai keselamatan pasien dan enam sasaran keselematan pasien
B. Tujuan Khusus
1. Dapat menjelaskan apa saja enam sasaran keselamatan pasien
2. Dapat menjelaskan peran perawat dalam keselamatan pasien
3. Dapat menjelaskan bagaimana penerapan enam sasaran keselamatan pasien di
rumah sakit

Downloaded by Siska Maza


lOMoA

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Keselamatan Pasien


Dalam pasal 43 UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 yang dimaksud dengan
keselamatan pasien adalah proses dalam suatu rumah sakit yang memberikan pelayanan
kepada pasien secara aman termasuk didalamnya pengkajian mengenai resiko,
manajemen resiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan untuk
belajar dan menindaklanjuti insiden, menerapkan solusi untuk mengurangi, serta
meminimalisir timbunya resiko.

Keselamatan pasien menjadi prioritas dalam pelayanan kesehatan karena


tanggung jawabnya berhubungan dengan hidup seseorang. Dilihat dari fakta yang ada,
hampir setiap tindakan medis menyimpan potensi resiko. Banyaknya jenis obat, jenis
pemeriksaan dan prosedur, serta jumlah pasien yang lebih banyak dibanding staff rumah
sakit menjadi hal yang potensial bagi terjadinya kesalahan.

2.2 Peran Perawat dalam Keselamatan Pasien


Perawat sebagai salah satu komponen sunber daya manusia (SDM) dalam sistem
pelayanan kesehatan di rumah sakit, yang bertugas langsung pada garis depan dan
mempunyai waktu lebih banyak berhadapan dengan pasien, tanpa mengabaikan peran
tenaga kerja lainnya. Mutu pelayanan rumah sakit sebagian ditentukan juga oleh peran
perawat. Dimensi mutu pelayanan rumah sakit yang luas dapat berubah sebagai
dinamisasi dan adaptasi perkembangan waktu dan tuntutan pasien.

Kinerja perawat dipengaruhi oleh 3 variabel yaitu variable individu, organisasi,


dan psikologis. Variable individu terdiri dari kemampuan, keterampilan, pengetahuan,
demografi, dan latar belakang keluarga. Variabel organisasi terdiri dari sumber daya,
imbalan, beban kerja, struktur, supervisi dan kepemimpinan. Variable psikologis terdiri
dari persepsi, sikap, motivasi, kepribadian dan belajar. (Firmansyah, 2009). Perawat
menjadi salah satu yang bertanggung jawab atas keselamatan pasien. Mereka diharapkan
mampu memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien dan dianggap yang paling
mengetahui pasien karena bersamanya selama 24 jam.

2.3 Enam Sasaran Keselamatan Pasien


Enam sasaran keselamatan pasien yang diatur dalam Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1691/menkes/per/viii/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit:

Downloaded by Siska Maza


lOMoA

i. Sasaran I : KETETAPAN IDENTIFIKASI PASIEN


Penting untuk dilakukan identifikasi mengingat jumlah pasien yang lebih banyak
dibanding perawat, meskipun perawat merasa sangat mengetahui pasiennya, tetap
identifikasi perlu dilakukan. Resikonya dapat menjadi fatal apabila layanan
keperawatan yang diberikan tidak tepat pasien.

Standar SKP 1 di rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk


memperbaiki/meningkatkan ketelitian identifikasi pasien. Elemen penilaian
sasaran I :
- Pasien diidentifikasi menggunakan minimal dua identitas pasien, (nama,
tanggal lahir dan nomor RM) tidak boleh menggunakan nomor kamar atau
lokasi pasien karena dikhawatirkan pasien pindah kamar
- Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah
- Pasien diidentifikasi sebelum mengambil spesimen/sampel untuk
pemeriksaan klinis
- Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan tindakan prosedur
- Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yang
konsisten pada semua situasi dan lokasi

ii. Sasaran II : PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF


Erat kaitannya perawat dengan komunikasi. Agar pesan dapat diterima dengan
baik, keefektifitasan sebuah komunikasi perlu ditingkatkan. Yang menjadi fokus
pada sasaran ini adalah komunikasi terkait kolaborasi antar tenaga kesehatan via
telepon maupun langsung. Hal ini menghindari adanya miskomunikasi sehingga
pesan sampai dan mendapat feedback baik dari penerima pesan.

Standar SKP 2 di rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk mengefektifkan


komunikasi. Elemen penilaian sasaran II :
- Perintah lengkap secara lisan dan yang melalui telepon atau hasil
pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima pemerintah
- Perintah lengkap lisan dan telepon atau hasil pemeriksaan dibacakan
kembali secara lengkap oleh penerima perintah
- Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi ulang oleh pemberi perintah
atau yang menyampaikan hasil pemeriksaan
- Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi keakuratan
komunikasi lisan atau melalui telepon secara konsisten

iii. Sasaran III : PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU


DIWASPADAI (HIGH ALERT)

Downloaded by Siska Maza


lOMoA

Semua obat yang digunakan oleh layanan kesehatan wajib dilaporkan


penggunaannya, sehingga diperlukan kehati-hatian dalam penyimpanan. Selain
itu obat-obat yang memiliki kesamaan baik nama maupun bentuk fisiknya
memerlukan perhatian lebih olleh perawat sebelum diberikan kepada pasien.

Standar SKP 3 di rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan


keamanan obat yang perlu diwaspadai (look alike, sounds alike, high alert).
Elemen penilaian sasaran III :
- Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar memuat proses
identifikasi, menetapkan lokasi, pemberian label dan penyimpanan
elektrolit konsentrat
- Implementasi kebijakan dan prosedur
- Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika
dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian
yang kurang hati-hati di area tersebut sesuai kebijakan
- Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan kesehatan pasien
harus dilabeli yang jelas, dan disimpan pada area yang dibatasi ketat
(restrict access)

iv. Sasaran IV : KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR, TEPAT-


PASIEN OPERASI
Tindakan operasi memerlukan pengawasan ketat karena memiliki resiko tinggi
apabila terjadi kegagalan. Perawat dilibatkan dalam tindakan operasi, biasanya
perawat yang bertugas memastikan seluruh persiapan baik kelengkapan alat
maupun kesiapan pasien.

Standar SKP IV rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk


memastikan tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi. Elemen penilaian
sasaran IV :
- Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti untuk
identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien di dalam proses penandaan
- Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau prosedur lain untuk
memverifikasi saat pre operasi tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-pasien
dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat dan
fungsional
- Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur sebelum
incise/timeout tepat sebelum dimulainya suatu prosedur tindakan
pembedahan
- Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung suatu proses
yang seragam untuk memastikan tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-
pasien, termasuk prosedur medis dan dental yang dilaksanakan diluar kamar
operasi.

Downloaded by Siska Maza


lOMoA

v. Sasaran V : PENGURANGAN RESIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN


KESEHATAN
Infeksi nosokomial adalah infeksi mikrobiologi yang terjadi saat seseorang
datang ke sebuah pelayanan kesehatan dan disanalah ia tertular suatu agen
infeksi. Hal ini dapat memperburuk kondisi kesehatan pasien karena imun
tubuhnya sedang melemah. Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat perlu
mengingat 5 momen cuci tangan yang menjadi upaya dalam mengurangi kejadian
infeksi nosokomial ini.

Standar SKP V rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi


resiko infeksi yang terkait pelayanan kesehatan. Elemen penilaian sasaran V :
- Rumah sakit mengadopsi atau megadaptasi pedoman hand hygiene terbaru
yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum
- Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efektif
- Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan
secara berkelanjutan resiko dari infeksi yang terkait pelayanan kesehatan

vi. Sasaran VI : PENGURANGAN RESIKO PASIEN JATUH


Pasien jatuh adalah kejadian tidak diharapkan dan kemungkinan menimbulkan
cedera. Untuk pasien dengan resiko jatuh yang tinggi biasanya diberikan tanda
berupa gelang berwarna atau tanda pada tempat tidurnya. Upaya ini dilakukan
karena banyaknya kasus pasien jatuh dan dianggap merugikan pasien serta
kualitas pelayanan kesehatan.

Standar SKP VI mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko


pasien dari cedera karena jatuh. Elemen peniaian sasaran VI :
- Rumah sakit merupakan proses asesmen awal atau pasien terhadap risiko
jatuh dan melakukan asesmen ulang bila pasien diindikasikan terjadi
perubahan kondisi atau pengobatan lain.
- Langkah-langkah yang diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh bagi
mereka yang pada hasil asesmen dianggap berisiko jatuh
- Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan, pengurangan
cidera jatuh dan dampak dari kejadian yang tidak diharapkan
- Kebijakan dan atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan
pengurangan, berkelanjutan risiko pasien cidera akibat jatuh di rumah sakit

Downloaded by Siska Maza


lOMoA

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perawat mempunyai peranan penting dalam mewujudkan patient safety di rumah sakit
yaitu sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat harus memenuhi dan mematuhi
standar pelayanan dan SOP yang telah dibuat dan ditetapkan oleh rumah sakit serta
menerapkan prinsip kode etik dalam pemberian pelayanan keperawatan, memberikan
edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai asuhan keperawatan yang diberikan,
menerapkan kolaborasi antar tenaga kesehtaan dan tenaga medis guna menjamin
keselamatan pasien, melakukan pendokumentasian dengan lengkap dan tepat pada setiap
asuhan keperawatan. Keselamatan pasien (patient safety) adalah hal terpenting yang perlu
diperhatikan oleh perawat yang terlibat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
pasien.Tindakan pelayanan, peralatan kesehatan, dan lingkungan sekitar pasien sudah
seharusnya menunjang keselamatan serta kesembuhan dari pasien tersebut.Oleh karena
itu, perawat harus memiliki pengetahuan mengenai hak pasien serta mengetahui secara
luas dan teliti tindakan.Keselamatan pasien meliputi: pengkajian mengenai resiko,
identifikasi, management resiko terhadap pasien, pelaporan, dan analisis insiden, dan
menerapkan solusi untuk mengurangi serta meminimalisir timbulnya resiko. Keselamatan
pasien juga dilindungi oleh undang-undang kesehatan sebagaimana yang diatur dalam
UU kesehatan No. 36 tahun 2009 serta UU rumah sakit No. 44 tahun 2009.

Downloaded by Siska Maza


lOMoA

DAFTAR PUSTAKA

Adinda, D. (n.d.). PERAN PERAWAT DALAM PENERAPAN KESELAMATAN PASIEN.

Bismar, M. (n.d.). 6 sasaran penerapan keselamatan pasien di rumah sakit.

Kemenkes RI. (2011). Permenkes RI No. 1691/Menkes/VIII/2011 tentang keselamatan pasien


rumah sakit.

Harus. B., D., & Sutriningsih, A. (2015) Pengetahuan Perawat Tentang Keselaamatan Pasien
Dengan Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KPRS) di rumah sakit Panti Waluya Sawahan Malang.

Downloaded by Siska Maza

Anda mungkin juga menyukai