Anda di halaman 1dari 5

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA


RESPONSI PRAKTIKUM SEDIAAN FARMASI

Petunjuk Mengerjakan Soal:


1. Soal langsung dikerjakan di bawah soal.
2. File diberi nama dengan urutan: NIU – Nama Mahasiswa (contoh: 439050 – Muhammad
Eksan) dengan format file word atau pdf.
3. Pekerjaan dikirim melalui eLok paling lambat hari Kamis tanggal 19 Mei 2022 jam 14.15.
4. Email harap diberi judul seperti nama file yaitu dengan urutan: NIU – Nama Mahasiswa
(contoh: 439050 – Muhammad Eksan).

Kerjakan soal di bawah dengan anda perhatikan terlebih dahulu tabel berikut ini!

Dua nomor belakang NIU Bentuk Sediaan


01, 21, 41, 61, 81 Pulveres
02, 22, 42, 62, 82 Kapsul
03, 23, 43, 63, 83 Suspensi
04, 24, 44, 64, 84 Emulsi
05, 25, 45, 65, 85 Pulveres
06, 26, 46, 66, 86 Kapsul
07, 27, 47, 67, 87 Suspensi
08, 28, 48, 68, 88 Emulsi
09, 29, 49, 69, 89 Pulveres
10, 30, 50, 70, 90 Kapsul
11, 31, 51, 71, 91 Suspensi
12, 32, 52, 72, 92 Emulsi
13, 33, 53, 73, 93 Pulveres
14, 34, 54, 74, 94 Kapsul
15, 35, 55, 75, 95 Suspensi
16, 36, 56, 76, 96 Emulsi
17, 37, 57, 77, 97 Pulveres
18, 38, 58, 78, 98 Kapsul
19, 39, 59, 79, 99 Suspensi
20, 40, 60, 80, 00 Emulsi
Soal

1. Jelaskan kelebihan dan kekurangan bentuk sediaan yang anda peroleh!


2. Sebutkan langkah kerja pembuatan sediaan tersebut!
3. Sebutkan khasiat dari zat aktif yang terdapat dalam sediaan tersebut!
4. Buatlah etiket dan sebutkan warna etiket untuk bentuk sediaan tersebut!
5. Berikan contoh minimal 5 obat dengan bentuk sediaan tersebut!

Sebagai contoh:
Apabila NIU mahasiswa 439050  berarti dua nomor belakang NIU adalah 50, sehingga
semua pertanyaan di atas dijawab untuk bentuk sediaan kapsul.

Jawab :
1. Jelaskan kelebihan dan kekurangan bentuk sediaan yang anda peroleh!
Sedian yang saya dapatkan adalah sediaan suspense dimana sediaan ini memiliki
keuntungan dan kekurangan seperti sediaan lainnya, menurut ,Murtini (2016) kelebihan dan
kekurangan sediaan suspense sebagai berikut :
Kelebihan sediaan suspensi
a. Suspensi merupakan sediaan yang menjamin stabilitas kimia dan memungkinkan
terapi dengan cairan.
b. Untuk pasien dengan kondisi khusus, bentuk cair lebih disukai dari pada bentuk padat
c. Suspensi pemberiannya lebih mudah serta lebih mudah memberikan dosis yang
relatif lebih besar.
d. Suspensi merupakan sediaan yang aman, mudah di berikan untuk anak-anak, juga
mudah diatur penyesuain dosisnya untuk anak-anak dan dapat menutupi rasa pahit.
Kelemahan sediaan suspensi
a. Suspensi memiliki kestabilan yang rendah
b. Jika terbentuk caking akan sulit terdispersi kembali sehingga homogenitasnya turun
c. Aliran yang terlalu kental menyebabkan sediaan sukar di tuang
d. Ketepatan dosis lebih rendah dari pada bentuk sediaan larutan
e. Pada saat penyimpanan kemungkinan terjadi perubahan sistem dispersi (caking,
f. (caking,flokulasi-deflokulasi) terutama jika terjadi fluktuasi/perubahan suhu
g. Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu untuk memperoleh dosis yang
diinginkan.
2. Sebutkan langkah kerja pembuatan sediaan tersebut!
1. Timbang bahan-bahan yang diperlukan (sulfur praecip. Harus diayak dulu dengan
ayakan B50).
2. Masukkan campor ke dalam mortir, tetesi spiritus fortior, gerus.
3. Tambahkan sulfur praecipitatum ke dalam mortir sedikit demi sedikit, aduk
homogen.
4. Dalam mortir lain, buat mucilago dengan menambahkan PGA dan aqua 1,5 kali
bobot PGA, aduk kembali.
5. Masukkan sedikit demi sedikit hasil no (3) dan (4)
6. Tambahkan sol. Calc. Hydroxyd sedikit demi sedikit dan aduk hingga homogen.
7. Tambahkan aqua rosarum sedikit demi sedikit dan aduk hingga homogen.
8. Masukkan suspensi yang diperoleh ke dalam botol, tutup dan beri etiket.
3. Sebutkan khasiat dari zat aktif yang terdapat dalam sediaan tersebut!
Bahan-bahan Zat aktif yang digunakan yaitu sulfur praecipitatum, Campor, Sol. Calc.
Hydroxyd
 Campor = antiseptik ringan untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme
(kuman/bakteri) pada kulit, rubefacient sebagai obat gosok saat dioleskan pada kulit
manusia, counter irritant, dan antipruritus untuk mengurangi keluhan gatal.
 Sulfur praecipitatum = digunakan untuk sediaan obat luar dan bersifat antiseptik ringan,
anti jamur ringan dan anti parasit ringan.
 Sol calc hydroxide = berkhasiat sebagai astringent untuk mengecilkan pori kulit dan
menghambat produksi minyak berlebih.
(Asmara dkk., 2012; Lazuardi, 2019).
4. Buatlah etiket dan sebutkan warna etiket untuk bentuk sediaan tersebut!
Lotio kummerfeldi merupakan obat dengan sediaan suspensi yang diberikan secara
topikal. Obat ini diberikan secara topikal dimana ditujukan untuk pemakaian luar, diberikan
dengan menggunakan etiket berwarna biru, dan pada bagian bawah etiket tertulis “OBAT
LUAR” . Etiket biru ini mencakup identitas fasilitas kesehatan, tanggal peracikan obat, nomor
resep, batas waktu penggunaan obat, nama serta cara penggunaan obat. Selain itu, terdapat pula
label tambahan yang bertuliskan “kocok dahulu” karena obat ini diberikan dalam bentuk
suspensi, yaitu bahan yang tidak tercampur atau tidak larut (Athijah dkk., 2011).
Apotek
Farmasetika
Sekip Utara, Yogyakarta

No: 03 Tgl: 18 Mei 2022

Pasien: Mira (12 Tahun)

Obat: Lotio Kummerfeldi (obat jerawat)

Aturan Pakai: 2x sehari tablet/kapsul/bungkus/sendok/suspensi

Sebelum/saat/sesudah makan

Peringatan Simpan di Kadaluarsa Apoteker

5. Berikan contoh minimal 5 obat dengan bentuk sediaan tersebut!

a) Suspensi hidrokortison asetat (secara ocular)


b) Suspensi penicilin G (i.m) (secara parenteral)
c) Suspensi paranitro sulfathiazol (secara rectal)
d) Suspensi caladin losio (secara topical)
e) Suspense neomycin, (secara ophthalmic)
Murtini ,2016
DAFTAR PUSTAKA
Asmara, W, L, Pertiwiningrum, Yusiati, M,2012, PENGARUH JENIS KOTORAN TERNAK
SEBAGAI SUBSTRAT DENGAN PENAMBAHAN SERASAH DAUN JATI
(Tectona grandis) TERHADAP KARAKTERISTIK BIOGAS PADA PROSES
FERMENTASI Buletin Peternakan Vol. 36(1): 40-47,
Athijah, U., Pristianty, L., dan Puspitasari, H.P., 2011, Buku Ajar Preskripsi: Obat dan Resep,
1st ed., Airlangga University Press, Surabaya, hal. 76, 80.
Lazuardi, M. 2019. Ilmu Farmakologi Veteriner Airlangga University Press.
Murtini, G, 2016, Farmasetika Dasar, Buku Bahan Ajar Farmasi, Jakarta, Kementrian
Kesehatan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai