Anda di halaman 1dari 23

Laporan Mikrobiologi

Departemen Biomedika
Fakultas Kedokteran Gigi , Universitas Gadjah Mada

Nama : Ahmad Thoefail Sulistiyo Putra Hari, Tanggal : Rabu 23 Maret 2022
NIM : 21/483011/KG/12539 Shift :1
Kelompok : 10 Asisten : Agnes Ekarystya Intan
Daffa Ananda
Zulfa Nabilah

Judul : Perhitungan Bakteri dalam Air Kumur

Nilai :

Jawablah pertanyaan di bawah ini dan berikan sitasi!


1. Sebutkan dan jelaskan tahap-tahap pertumbuhan bakteri dan gambarkan grafiknya!
2. Jelaskan pengertian, tujuan, dan cara melakukan pengenceran seri!
3. Jelaskan mengenai metode dan media yang digunakan dalam praktikum kali ini!
(Sertakan cara kerja, kelebihan, dan kekurangan masing-masing metode)
4. Sebutkan dan jelaskan macam-macam perhitungan bakteri!
5. Jelaskan pengertian dan syarat-syarat yang digunakan dalam perhitungan bakteri
menggunakan metode Standard Plate Count!
6. Selesaikanlah soal berikut!
Hasil perhitungan bakteri dalam suatu cawan adalah :
Cawan petri A (pengenceran 10 -3) = 615 koloni
Cawan petri B (pengenceran 10 -4) = 432 koloni
Cawan petri C (pengenceran 10 -5) = 69 koloni
Maka jumlah bakterinya adalah…
Jelaskan cara penyelesaian, rumus yang digunakan, serta gunakan satuan yang tepat!

= SELAMAT MENGERJAKAN =
1. Sebutkan dan jelaskan tahap-tahap pertumbuhan bakteri dan gambarkan grafiknya!
Menurut Samaranayke (2012) terdapat 4 tahap siklus pertumbuhan bakteri
1. Fase lag: dapat berlangsung selama beberapa menit atau berjam-jam karena bakteri
tidak segera membelah tetapi menjalani periode adaptasi dengan aktivitas metabolisme
yang kuat. Dalam textbook yang ditulis oleh Cappuccino dan Sherman (2014) Selama
tahap ini sel-sel menyesuaikan diri dengan lingkungan baru mereka. Metabolisme
seluler dipercepat, menghasilkan biosintesis cepat makromolekul seluler terutama
enzim, dalam persiapan untuk fase siklus berikutnya. Meskipun ukuran sel bertambah,
tidak ada pembelahan sel dan oleh karena itu tidak ada peningkatan jumlah.
2. Fase log (logaritmik, eksponensial): terjadi pembelahan sel yang cepat, ditentukan oleh
kondisi lingkungan. Dalam textbook yang ditulis oleh Cappuccino dan Sherman (2014)
Di bawah kondisi nutrisi dan fisik yang optimal, sel-sel yang kuat secara fisiologis
bereproduksi pada kecepatan yang seragam dan cepat dengan pembelahan biner.
Dengan demikian, ada peningkatan eksponensial yang cepat dalam populasi, yang
berlipat ganda secara teratur sampai jumlah sel maksimum tercapai. Waktu yang
diperlukan untuk menggandakan populasi adalah waktu generasi. Panjang fase log
bervariasi, tergantung pada organisme dan komposisi media. Rata-rata dapat
diperkirakan berlangsung 6 sampai 12 jam.
3. Fase stasioner: ini dicapai ketika penipisan nutrisi atau produk beracun menyebabkan
pertumbuhan melambat sampai jumlah sel baru yang dihasilkan seimbang dengan
jumlah sel yang mati. Bakteri sekarang telah mencapai kepadatan atau hasil sel
maksimal.
4. Fase penurunan atau kematian: ini ditandai dengan penurunan jumlah bakteri hidup.
Dalam textbook yang ditulis oleh Cappuccino dan Sherman (2014) Karena penipisan
nutrisi yang berkelanjutan dan penumpukan sisa metabolisme, mikroorganisme mati
dengan kecepatan yang cepat dan seragam. Penurunan populasi erat paralel dengan
peningkatan selama fase log. Secara teoritis, seluruh populasi harus mati selama
interval waktu yang sama dengan fase log. Ini tidak terjadi, bagaimanapun, karena
sejumlah kecil organisme yang sangat resisten bertahan untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan.
(Cappuccino dan Sherman ,2014)
2. Jelaskan pengertian, tujuan, dan cara melakukan pengenceran seri!
tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah
mikroba yang terdapat dalam cairan, semakin banyak tingkat pengenceran akan meghasilkan
mikroba yang semakin sedikit , sehingga memudahkan dalam menghitung jumlah bakteri
dalam sempel. (Ariyanti dkk., 2016).
Adapun cara untuk melakukan pengenceran menurut (Cappuccino dan Sherman ,2014)
adalah:
- Siapkan 7 tabung reaksi yang masing-masing berisi 9 mL akuades dan
beri keterangan huruf pada setiap tabung dari tabung A hingga G
- Dari tabung media kultur bakteri E. coli, ambil 1 mL sampel menggunakan pipet
dan pindahkan ke tabung A yang berisi 9 mL akuades
- Selanjutnya, ambil 1 mL dari tabung A menggunakan pipet dan pindahkan ke
tabung B yang juga berisi 9 mL akuades
- Ulangi langkah tersebut hingga tabung terakhir (tabung G)
- Ambil 1 mL sampel yang sudah diencerkan dari tabung D hingga G dan pindahkan
menggunakan pipet ke dalam masing-masing cawan petri steril
- Tuangkan nutrient agar bersuhu 45 derajat celcius ke setiap cawan petri yang sudah
berisi sampel bakteri dan ratakan
- Langkah terakhir, inkubasi sampel bakteri pada cawan petri ke dalam inkubator
bersuhu 37 derajat celcius selama 24 jam
(Cappuccino dan Sherman, 2014).
3. Jelaskan mengenai metode dan media yang digunakan dalam praktikum kali ini!
Pada praktikum kali ini menggunakan 2 metode yaitu metode spread plate dan pur plate,
menurut Cappuccino dan Sherman (2014) penjelasan kedua metode tersebut sebagai berikut:
1. Spread Plate
Teknik spread-plate mensyaratkan bahwa campuran mikroorganisme yang
sebelumnya diencerkan digunakan. Selama inokulasi, sel-sel disebarkan di atas permukaan
media agar padat dengan batang kaca bengkok berbentuk L yang steril sementara cawan
Petri diputar di atas meja putar. Metode ini dilakukan dengan menempatkan sampel
pengenceran bakteri pada permukaan agar padat yang mengeras menggunakan pipet
steril.langkah selanjutnya, sebarkan bakteri pada permukaan agar menggunakan glass
spreader / glass rod / driglaski spatulas sehingga bakteri dapat tersebar merata di
permukaan agar dan inkubasi pada suhu 37 derajat celcius selama 24 jam. Metode ini
memiliki beberapa kelebihan yaitu bakteri tidak terpapar suhu tinggi karena medium
agarnya sudah padat (suhu sudah dingin) dan didapatkan morfologi koloni yang jelas pada
permukaan agar. Meskipun demikian, kekurangan dari metode ini adalah tidak efektif
untuk bakteri anaerob, karena bakteri anaerob tidak dapat tumbuh menggunakan metode
ini karena bakteri hanya tumbuh pada permukaan agar saja. (Cappuccino dan Sherman,
2014).
2. Pour Plate
Metode ini membutuhkan pengenceran serial dari kultur campuran dengan
menggunakan loop atau pipet. Inokulum yang telah diencerkan kemudian ditambahkan ke
dalam media agar cair dalam cawan Petri, dicampur, dan dibiarkan memadat. Metode ini
memerlukan pengenceran serial dari kultur campuran menggunakan loop atau pipet.
Sampel pengenceran berisi bakteri dituangkan ke dalam cawan petri steril kemudian agar
cair yang sebelumnya sudah didinginkan hingga suhu 45 derajat celcius dituangkan ke
dalam cawan petri tadi. Selanjutnya, putar pelahan cawan petri untuk meratakan persebaran
bakteri lalu diinkubasi pada suhu 37 derajat celcius selama 24 jam. Dengan metode pour
plate, akan didapatkan bakteri yang pertumbuhannya tersebar merata, baik di permukaan
maupun di dalam media agar. Meskipun demikian, agar yang digunakan dalam metode
pour plate memiliki suhu yang cukup tinggi karena sebelumnya sudah dipanaskan terlebih
dahulu sehingga dapat membunuh beberapa jenis bakteri tertentu. (Cappuccino dan
Sherman, 2014).
4. Sebutkan dan jelaskan macam-macam perhitungan bakteri!
Perhitungan jumlah bakteri merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk bisa
mengetahui berapa banyak koloni bakteri yang terdapat pada suatu media, baik itu koloni sel
yang hidup maupun koloni sel bakteri yang mati. Perhitungan jumlah bakteri terdapat 2 metode
yaitu, perhitungan secara langsung dan perhitungan secara tidak langsung. Perhitungan jumlah
bakteri secara langsung digunakan untuk menentukan jumlah bakteri keseluruhan baik yang
mati maupun yang hidup. Sedangkan perhitungan bakteri secara tidak langsung digunakan
untuk menentukan jumlah bakteri yang hidup saja. (Rosmania dan Yanti, 2020).
1. Metode perhitungan bakteri secara langsung
 Total plate count (TPC) : Metode ini digunakan untuk menentukan jumlah
bakteri secara keseluruhan baik yang mati maupun yang hidup (Rosmania dan
Yanti, 2020).
 Standard Plate Count : SPT dapat menentukan jumlah koloni bakteri yang
hidup menggunakan nilai MPN atau most probable number (Putri dan Kurnia,
2018).
2. Metode perhitungan bakteri secara tidak langsung
 Turbiditas : didasarkan pada kekeruhan suspensi bakteri menggunakan
spektrofotometer yang bekerja dengan mengukur transmitan atau absorbans
suatu sampel dan dinyatakan dalam fungsi panjang gelombang (Rosmania dan
Yanti, 2020).
 Dry weight : Seperti namanya metode ini dilakukan dengan mengukur berat
kering bakteri
5. Jelaskan pengertian dan syarat-syarat yang digunakan dalam perhitungan bakteri
menggunakan metode Standard Plate Count!
Standard plate count merupakan metode yang dilakukan untuk menghitung jumlah
koloni bakteri yang hidup dalam suatu media menggunakan nilai MPN atau most probable
number. Metode ini dapat dilakukan dengan teknik pour plate atau agar tuang dan teknik
spread plate atau agar sebar. Pelat yang cocok untuk penghitungan harus mengandung tidak
kurang dari 30 atau lebih dari 300 koloni. Jumlah total suspensi diperoleh dengan
mengalikan jumlah sel per piring dengan faktor pengenceran, yang merupakan kebalikan
dari pengenceran. Apabila perbandingan pengenceran tertinggi dengan terendah >2, maka
yang diambil adalah jumlah koloni pada pengenceran terendah, sedangkan jika ≤2, yang
diambil adalah rata-rata jumlah koloni dari kedua pengenceran. (Cappuccino dan Sherman,
2014; Putri dan Kurnia, 2018).

6. Selesaikanlah soal berikut!

Hasil perhitungan bakteri dalam suatu cawan adalah :

Cawan petri A (pengenceran 10 -3) = 615 koloni

Cawan petri B (pengenceran 10 -4) = 432 koloni

Cawan petri C (pengenceran 10 -5) = 69 koloni

Maka jumlah bakterinya adalah…

Jelaskan cara penyelesaian, rumus yang digunakan, serta gunakan satuan yang tepat!
Diketahui jumlah koloni bakteri pada cawan petri A sebanyak 615 dan pada cawan
petri B sebanyak 432 koloni , kedua cawan sudah melebihi rentang batas perhitungan bakteri
karena di atas 300 koloni. Oleh karena itu, jumlah bakteri dapat dihitung dari cawan petri C
saja. Cawan petri C (pengenceran 10 -5) yang berjumlah 69
- N (jumlah koloni produk) : jumlah koloni bakteri x faktor pengenceran
- N : 69 X 105 CFU/mL
Jadi, jumlah bakteri dalam 1 mL sampel pada cawan sebanyak (69 X 105) CFU per
mL.
DAFTAR PUSTAKA

Ariyanti, V. N., S. & Widyorini, N., 2016. HUBUNGAN KERAPATAN LAMUN DENGAN
KELIMPAHAN BAKTERI HETEROTROF DI PERAIRAN PANTAI KARTINI
KABUPATEN JEPARA. DIPONEGORO JOURNAL OF MAQUARES, 5(4), pp.
142-149.

Cappuccino, J. G. & Sherman, N., 2014. MICROBIOLOGY A LABORATORY MANUAL. 10


ed. New York: Pearson.

Putri, A. M. & Kurnia, P., 2018. IDENTIFIKASI KEBERADAAN BAKTERI COLIFORM


DAN TOTAL MIKROBA DALAM ES DUNG-DUNG DI SEKITAR KAMPUS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA. Media Gizi Indonesia,
13(1), pp. 41-48.

Rosmania & Yanti, F., 2020. Perhitungan jumlah bakteri di Laboratorium Mikrobiologi
menggunakan pengembangan metode Spektrofotometri. Jurnal Penelitian Sains,
22(2), pp. 76-86.

Samaranayake, L., 2012. Essential microbiology for dentistry. 4 ed. New York: Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai