Anda di halaman 1dari 7

Fitri Nurlina: Sistem Pengembangan Jenjang Karir Perawat di Rumah Sakit

SISTEM PENGEMBANGAN JENJANG KARIR PERAWAT DI RUMAH SAKIT

1
Fitri Nurlina, 2Nanan Sekarwana, 3Irman Somantri
1Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Keperawatan Unpad
2
Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad
3Dosen Fakultas Keperawatan Unpad

ABSTRAK
Perawat mempunyai peranan penting untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. Untuk
mencapai itu semua diperlukannya seorang perawat yang benar-benar memiliki kompetensi sesuai
dengan area tanggung jawabnya, dan kompetensi tersebut harus selalu di pertahankan dan
dikembangkan. Maka diperlukan suatu sistem yang dapat dilaksanakan oleh rumah sakit, salah satunya
yaitu sistem pengembangan jenjang karir perawat klinik. Penulisan literature review ini bertujuan
untuk menjelaskan pentingnya sistem pengembangan jenjang karir perawat klinik dan bagaimana
pelaksanaan sistem pengembangan jenjang karir perawat klinik di berbagai rumah sakit. Metode yang
digunakan dalam penulisan ini adalah literature review. Literature diambil dari jurnal artikel, pustaka,
dan Grey Literature, sehingga secara keseluruhan didapatkan duapuluh delapan referensi. Hasil dari
proses kajian literatur ini diketahui bahwa sistem pengembangan jenjang karir perawat klinik
dirasakan sangat penting dilaksanakan di rumah sakit, tetapi masih banyak rumah sakit yang belum
menerapkan sistem tersebut. Dan bagi rumah sakit yang sudah melaksanakan sistem tersebut, dalam
pelaksanaannya masih belum sesuai dengan standar sistem pengembangan jenjang karir perawat klinik
yang seharusnya, sehingga setiap rumah sakit hendaknya melaksanakan evaluasi secara berkala
sehingga dapat diketahui hambatan dan masalah yang terjadi.
Kata Kunci : Sistem Pengembangan, Jenjang Karir, Perawat Klinik, Rumah Sakit

ABSTRAK
Nurses have an important role to provide quality of nursing care. If want to achieve good quality, it
takes a nurse who really has the competence in accordance with the area responsibility, and the
competence must always be maintained and developed. So required a system that can be implemented
by the hospital, one of which the development system of clinical nursing career ladder. This literature
review aims to explain the importance system and how the implementation of the development system
of clinical nursing career ladder in various hospitals. The method use in this paper is the literature
review. Literatur is taken from the journal articles, literature, and gray literature, so as a whole got
twenty-eight references. The result of the literature review process is known that the development
system of clinical nursing career ladder is very important in hospital, but there are still many
hospitals that have not implemented the system yet. And for hospitals that have implemented the
system, the implementations is still not in accordance with the standards of the development system of
clinical nursing career ladder that should, so that every hospital should carry out periodic evaluation,
so that can be known obstacles and problems that happened.
Keyword : Development System, Career Ladder, Clinical Nurses, Hospital

Pendahuluan penting untuk memberikan asuhan keperawatan


Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan yang berkualitas, sebagai tujuan rumah sakit
yang bekerja di rumah sakit, mempunyai peranan dalam upaya mencapai keberhasilan memberikan

Jurnal Kesehatan Aeromedika – Poltekes TNI AU Ciumbuleuit Bandung |9


Fitri Nurlina: Sistem Pengembangan Jenjang Karir Perawat di Rumah Sakit

pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Untuk penjenjangan karir professional perawat yaitu,
mencapai itu semua diperlukan seorang perawat perawat klinik, perawat manajer, perawat
yang benar-benar memiliki kompetensi sesuai pendidik, dan perawat peneliti. Untuk saat ini
dengan area tanggung jawabnya, dan kompetensi bidang yang sedang dan masih dikembangkan
tersebut harus selalu di pertahankan dan adalah jenjang karir perawat klinik (Kementrian
dikembangkan. Maka diperlukan suatu sistem Kesehatan RI, 2013).
yang dapat dilaksanakan oleh rumah sakit
sebagai upaya untuk meningkatkan mutu Metode
pelayanan kesehatan (Kementrian Kesehatan RI, Kajian literature dalam penelitian ini terkait
2013). dengan Sistem Pengembangan Jenjang Karir
Sistem yang diperlukan oleh rumah sakit Perawat Klinik yang ada di Rumah Sakit.
sebagai tujuan untuk meningkatkan mutu Literature yang diambil berupa jurnal artikel.
pelayanan kesehatan salah satunya dapat Penelusuran atikel jurnal menggunakan database
dilaksanakan dengan sistem pengembangan proquest, google scholar, EBSCO dengal kata
jenjang karir perawat. Menurut Sitinjak (2008) kunci pencarian “career ladder” OR “ career
menyimpulkan bahwa perawat di RS PGI Cikini development” OR “nurses career ladder”.
Jakarta membutuhkan sistem jenjang karir Kriteria inklusi artikel jurnal meliputi penelitian
perawat karena dapat meningkatkan kepuasan jurnal akademik yang dilakukan pada rentang
kerja yang akan berpengaruh pada profesio- 2007-2017, dan didapatkan sebanyak enambelas
nalisme praktik keperawatan serta pada mutu artikel.
pelayanan keperawatan. Disamping itu pencarian juga dilakukan
Jenjang karir perawat merupakan suatu dengan penelusuran melalui puataka didapatkan
sistem yang didalamnya terdapat model posisi sembilan referensi, dan Grey Literature diperoleh
pekerjaan berurutan yang membentuk karir tiga referensi. Total referensi yang dimasukan
seseorang. Posisi tersebut menggambarkan dalam kajian pustaka ini sebanyak duapuluh
tingkatan kompetensi untuk mendapatkan delapan referensi.
kewenangan klinis sehingga dapat memberikan
pelayanan asuhan keperawatan yang efektif dan Pembahasan
efisien Rivai dan Sagala (2009, dalam Sinambela, Hasil Kajian literatur dalam literature review
2016). ini dibagi dalam beberapa tema yang berkaitan
Sistem jenjang karir dilaksanakan sebagai dengan sistem pengembangan jenjang karir
tugas perawat yang dapat digunakan untuk perawat klinik di rumah sakit, dengan penjelasan
penempatan perawat pada jenjang yang sesuai sebagai berikut:
dengan keahliannya, serta menyediakan
kesempatan yang lebih baik terhadap karir 1. Pentinganya Sistem Pengembangan
perawat sesuai dengan kemampuan dan Jenjang Karir di Rumah Sakit
potensinya (Marquis & Huston, 2010). Sistem jenjang karir perawat mempunyai
Sistem jenjang karir perawat telah diper- makna tingkatan posisi kompetensi perawat
kenalkan sejak tahun 2006 oleh Departemen untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
Kesehatan Republik Indonesia yang bekerjasama dengan batas kewenangan yang digambarkan
dengan Japan International Cooperation Agency dalam bentuk pola jenjang karir (Kementrian
(JICA). Sebagai permulaan, Departemen Kesehatan RI, 2013). Dalam sistem jenjang karir
Kesehatan mengembangkan 9 Rumah Sakit yang perawat, hasil yang akan didapatkan perawat
ada di Indonesia sebagai Rumah Sakit Model yaitu kewenangan klinis dan penugasan klinis
Jenjang Karir Perawat. Terdapat empat bidang yang akan di hasilkan pada setiap jenjangnya

10 | Volume IV – No. 1, Maret 2018


Fitri Nurlina: Sistem Pengembangan Jenjang Karir Perawat di Rumah Sakit

sehingga dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengembangan karir terhadap komitmen perawat.
perawat dapat memberikan pelayanan yang Dengan tidak dilaksanakannya pengembangan
efektif dan efisien terhadap pasien. karir di rumah sakit maka akan memberikan
Hariyati (2014) menjelaskan jenjang karir dampak pada kinerja perawat itu sendiri dan
akan memberikan jaminan dan kepastian pada perawat akan merasa tidak dihargai dan membuat
karir perawat agar bisa terus berkembang, ini perawat turnover (Oktariandini, 2015).
dilakukan karena perawat bekerja pada suatu Selain itu dalam penelitian Ratanto,
sistem, sehingga perawat akan lebih mudah untuk Mustikasari, & Kuntarti (2013) menyatakan
melaksankan tugasnya dan mengembangkan karir bahwa pengembangan karir sangat penting bagi
secara profesional. perawat, dan merupakan faktor yang paling
Jenjang karir secara umum mempunyai dominan mempengaruhi kinerja perawat.
manfaat untuk mengembangkan prestasi pegawai, Kemudian menurut penelitian Suroso (2011)
mencegah pegawai minta berhenti karena pindah di RSUD Banyumas dan Wahju, Ika, & Hartojo
kerja, meningkatkan loyalitas pegawai, memoti- (2016), menyatakan bahwa program pengem-
vasi pegawai agar dapat mengembangkan bakat bangan karir merupakan faktor yang paling
dan kemampuannya, mengurangi subjektivitas berhubungan dan berpengaruh terhadap kepuasan
dalam promosi, memberikan kepastian hari kerja perawat. Dan menurut Susilaningsih (2015)
depan, mendukung organisasi memperoleh dalam materi simposium dan workshop menje-
tenaga yang cakap dan terampil melaksanakan laskan bahwa berdasarkan informasi dari 3 rumah
tugas (Sulistiyani & Rosidah, 2009). sakit di jepang yaitu Red Cross Hospital
Pernyataan tersebut diperkuat dengan hasil Fukuoka, Kyusu dan RS Khusus Lanjut Usia
penelitian-penelitian sebelumnya, seperti dalam menyatakan jenjang karir perawat klinik
penelitian Suroso (2011) menyatakan bahwa memberikan rasa aman bagi perawat untuk
sistem jenjang karir dapat meningkatkan bekerja dan perawat tidak mengejar posisi
kepuasan kerja perawat. Selain itu menurut struktural manajerial tetapi lebih konsentrasi
penelitian Nelson, Sassaman, & Phillips (2008) untuk selalu mengembangkan kompetensi. Hal
menyatakan bahwa dengan adanya sistem jenjang tersebut dapat menjadikan kualitas pelayanan
karir dapat meningkatkan motivasi perawat dan lebih baik, kehidupan sosial-profesional perawat
menurunkan jumlah retensi perawat karena lebih tertata dan merupakan kontribusi penting
perawat optimis dengan karir saat ini dan me- terhadap sistem pelayanan kesehatan.
miliki harapan untuk pengembangan karir masa Perawat di RS PGI Cikini Jakarta menyata-
depan. kan bahwa mereka membutuhkan sistem jenjang
Penelitian lain menyatakan bahwa pengem- karir perawat karena dapat meningkatkan
bangan jenjang karir perawat dapat mempenga- kepuasan kerja yang akan berpengaruh pada
ruhi beberapa variabel diantaranya mutu pela- profesionalisme praktik keperawatan serta pada
yanan keperawatan, komitmen perawat, kinerja mutu pelayanan keperawatan Sitinjak (2008).
perawat, dan kepuasan kerja perawat. Seperti Maka rumah sakit sebaiknya lebih memper-
menurut penelitian Sulung (2012) menyatakan hatikan kebutuhan perawat akan jenjang karirnya,
bahwa pengembangan karir berpengaruh terha- jika pihak rumah sakit dapat merencanakan
dap mutu pelayanan keperawatan, dan hendaknya program pengembangan karir perawat dengan
rumah sakit melakukan penataan sistem jenjang baik dan memberikan kepuasan terhadap kebu-
karir berdasarkan kompetensi untuk mening- tuhan perawat akan karirnya, maka akan menim-
katkan kepuasan kerja dan kinerja perawat. bulkan efek yang positif terhadap rumah sakit
Penelitian lain juga menyatakan bahwa Chang, Chou, & Cheng (2007).
terdapat hubungan dan pengaruh antara Dari hasil penelitian-penelitian sebelumnya

Jurnal Kesehatan Aeromedika – Poltekes TNI AU Ciumbuleuit Bandung | 11


Fitri Nurlina: Sistem Pengembangan Jenjang Karir Perawat di Rumah Sakit

dapat disimpulkan bahwa memang benar sistem prinsip dasar dalam pengembangan karir.
pengembangan jenjang karir perawat dirasakan Pelaksanaan sistem jenjang karir perawat
sangat penting, dapat meningkatkan kinerja klinik ternyata belum semua diterapkan di rumah
perawat, dan kepuasan kerja sebagai tujuan untuk sakit. Rumah sakit di Indonesia yang sudah
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. melaksanakan sistem jenjang karir kebanyakan
merupakan rumah sakit besar dengan tipe A dan
2. Pelaksanaan Sistem Pengembangan B. Di wilayah regional dengan rumah sakit tipe C
Jenjang Karir di Rumah Sakit masih banyak rumah sakit daerah atau swasta
Penerapan dan pelaksanaan sistem jenjang yang baru melaksanakan atau bahkan belum
karir di rumah sakit diharapkan dapat mening- menerapkan sistem tersebut. Sehingga, hal ini
katkan loyalitas kerja, memotivasi perawat agar memicu pertanyaan bagaimana sebenarnya
dapat mengembangkan bakat dan kemampuan, pelaksanaan pengembangan karir yang ada di
mengurangi subjektivitas dalam promosi, rumah sakit dan mengapa sistem jenjang karir
mendukung rumah sakit memperoleh tenaga yang perawat klinik baru dilaksanakan dan bahkan
cakap dan terampil dalam melaksanakan tugas, mengapa belum dilaksanakan di rumah sakit.
meningkatkan prestasi perawat dan mencegah Gambaran rumah sakit tipe C lain tentang
perawat untuk berhenti bekerja karena pindah ke sistem pengembangan jenjang karir perawat
rumah sakit lain (Sulistiyani & Rosidah, 2009). klinik dapat dijelaskan sebagai berikut, seperti
Dengan dilaksanakannya sistem jenjang yang dilaksanakan di RS Tentara Jakarta pola
karir akan menurunkan jumlah retensi perawat karir yang berlaku hanya pola karir struktural
dikarenakan perawat optimis dengan karir saat ini sesuai dengan struktur organisasi dan tugas
dan memiliki harapan untuk pengembangan karir rumah sakit, dan belum berdasarkan sistem
di masa depan (Nelson, Sassaman, & Phillips, jenjang karir berdasar kompetensi (Nazeli &
2008). Adisasmito, 2007). Kemudian di RS Baptis Batu
Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan di Malang Jawa Timur juga belum melaksanakan
menjelaskan penanggung jawab dalam penerapan pengembangan karir berdasarkan kompetensi.
dan pelaksanaan sistem jenjang karir tidak hanya Komite keperawatan rumah sakit belum memiliki
bagi manajemen rumah sakit, tetapi perawat bagian sumber daya manusia khusus keperawatan
adalah orang yang paling bertanggung jawab yang merumuskan hal-hal yang berhubungan
terhadap kelancaran pelaksanaan sistem tersebut. dengan sumber daya manusia keperawatan dan
Rumah sakit hanya sebagai pemberi dukungan tim khusus yang bertanggung jawab dalam
dan fasilitator, tetapi perawat harus bisa membuat pengembangan karir perawat, dan perawat juga
rencana karir, memanfaatkan kesempatan yang belum memahami dan mengetahui manfaat dari
ada, memahami bahwa jenjang karir adalah suatu adanya jenjang karir (Kornela, Hariyanto, &
proses yang bermanfaat dan mempunyai komit- Pusparahaju, 2014).
men bahwa pengembangan pribadi itu penting Selain gambaran rumah sakit tipe C yang
dilaksanakan (Direktorat Bina Pelayanan belum melaksanakan dan baru melaksanakan
Keperawatan, 2009). Hal ini selaras dengan sistem pengembangan jenjang karir perawat,
pendapat Noe, Hollenbeck, Gerhart, & Wrigh, beikut ini merupakan rumah sakit yang telah
(2011) dan Sinambela (2016) menyatakan bahwa melaksanakan sistem pengembangan jenjang
walaupun dari pihak Manajemen Sumber Daya karir perawat klinik. Rumah sakit tersebut adalah
Manusia (MSDM) telah berperan baik dalam RS PGI Cikini Jakarta, RS Jantung Harapan Kita
kegiatan pengembangan, yang paling bertang- Jakarta, RS St. Carolus Jakarta, RSUP Dr. Hasan
gung jawab dalam pengembangan karir adalah Sadikin Bandung, RS Immanuel Bandung,
pegawai itu sendiri, dan ini merupakan salah satu RSUD Tugurejo Semarang, RSUP Dr. Kariadi

12 | Volume IV – No. 1, Maret 2018


Fitri Nurlina: Sistem Pengembangan Jenjang Karir Perawat di Rumah Sakit

Semarang dan rumah sakit besar lainnya. pengelolaan sistem jenjang karir, sehingga
Penerapan sistem jenjang karir perawat klinik muncul masalah belum optimalnya penataan
yang digunakan Rumah sakit tersebut yaitu jenjang karir perawat (Suroso, 2011). Ini
berdasarkan model jenjang karir profesional menunjukan bahwa pelaksanaan sistem dan
perawat dari Departemen Kesehatan Republik dampak dari sistem jenjang karir terhadap
Indonesia tahun 2006 yang terdapat lima pelaksanaan pelayanan professional keperawatan
tingkatan penjenjangan karir perawat klinik. Dan belum terlaksana sesuai standar yang seharusnya.
saat ini sudah terdapat pedoman petunjuk Kemudian menurut survei yang dilakukan
pelaksanaan jenjang karir perawat di rumah sakit dalam penelitian Mutinik, Saparwati, & Rosidi
yang di susun oleh Kementrian Kesehatan RI (2016) yang dilaksanakan pada salah satu RSUD
tahun 2013. di Jawa Tengah, 52% perawat menyatakan belum
Dari beberapa rumah sakit yang telah memahami tentang sistem jenjang karir sehingga
melaksanakan sistem jenjang karir perawat ada disepakati adanya masalah kurang optimalnya
beberapa rumah sakit yang menjelaksan hasil pola pengembangan jenjang karir di rumah sakit
evaluasi dari sistem tersebut. Namun, ada rumah tersebut. Dan hasil survei pada RS Tugurego ada
sakit juga seperti RS Jantung Harapan Kita dan perawat yang menyatakan belum mendapatkan
RS St. Carolus Jakarta yang tidak meyampaikan manfaat atau hasil dari penjenjangan karir yang
hasil evaluasi terhadap dampak pelaksanaan telah dilakukan seperti pemberian insentif atau
sistem tersebut terhadap pelayanan. Beberapa promosi jabatan, dan ada yang menyatakan
rumah sakit yang mengungkapkan hasil evaluasi bahwa jenjang karir hanya merupakan suatu
dari sistem jenjang karir perawat klinik akan formalitas. Hal tersebut dapat mengakibatkan
dijelaskan sebagai berikut. Di RSUP Dr. Kariadi perawat kurang bersemangat dalam mengikuti
Semarang merupakan salah satu rumah sakit proses jenjang karir dan akan menjadi hambatan
yang sudah terakreditasi dan sudah melaksanakan terhadap pelaksanaan proses tersebut. Ini
jenjang karir perawat klinik dengan hasil masing- menjelaskan bahwa pemahaman merupakan
masing perawat sudah mendapatkan kewenangan aspek penting yang harus dimiliki oleh perawat.
klinis dan penugasan klinis. Namun dalam Pemahaman diperlukan karena merupakan
pelaksanaan praktik keperawatan professional kemampuan diri dalam mengerti dan memaknai
masih belum berjalan maksimal dan belum sesuai dengan benar terhadap sesuatu (Dimyati &
dengan standar yang ditentukan yaitu PK I ada Mudjiono, 2006).
yang melaksanakan kewenangan klinik PK III, Selain itu di Rumah Sakit Hasan Sadikin
PK II menjadi penanggung jawab pasien, dan PK Bandung menurut Suwignjo (2017) menyatakan
III menjadi perawat asosiet (Istirochah & bahwa kompetensi belum berdasarkan area kerja,
Santoso, 2017). belum dilaksanakannya evaluasi kinerja
Kemudian Berdasarkan hasil residensi berdasarkan kompetensi dan pelatihan belum
program magister keperawatan FIK UI tahun berdasarkan gap kompetensi yang merupakan
2010 di RSUD Banyumas ditemukan bahwa hasil dari asesmen kompetensi. Ini menjelaskan
rumah sakit sudah melakukan upaya pengem- bahwa pada proses pelaksanaan sistem pengem-
bangan sumber daya manusia dan telah mene- bangan jenjang karir belum sesuai dengan sistem
tapkan kebijakan tentang karir perawat melalui yang seharusnya. Hasil evaluasi lain yang dilak-
SK Direktur. Namun hal tersebut belum dapat sanakan di RS Immanuel menurut penelitian
menggerakan sistem jenjang karir yang sudah ada Sinaga (2014) menyatakan adanya perbedaan
dikarenakan belum ada dokumen grading dan kepuasan antara perawat klinik I dan III terhadap
mapping perawat, alur jenjang karir dan tim sistem jenjang karir yang disebabkan oleh
pengelola jenjang karir perawat sebagai syarat kurangnya pemahaman tentang sistem jenjang

Jurnal Kesehatan Aeromedika – Poltekes TNI AU Ciumbuleuit Bandung | 13


Fitri Nurlina: Sistem Pengembangan Jenjang Karir Perawat di Rumah Sakit

karir, cara melaksanakan penggunaan kewenang- Utilisasi Tenaga Keperawatan. Jakarta: Rajawali Pers.
Istirochah, & Santoso, A. (2017). Gambaran Pelaksanaan
an klinis terhadap pencapaian target kompetensi
Praktik Keperawatan Profesional Perawat Klinik III
serta cara peningkatan karirnya. Berdasarkan Kewenangan Klinis di Instalasi Rawat
Dari beberapa hasil evaluasi sistem jenjang Inap RSUP Dr. Kariadi Semarang. Jurnal Program
karir yang ada di rumah sakit dapat disimpulkan Studi Ilmu Keperawatan Universitas Dipenogoro
bahwa pelaksanaan sistem belum sesuai dengan Semarang.
Kementrian Kesehatan RI. (2013). Petunjuk Pelaksanaan
standar yang seharusnya, kurangnya pemahaman
Jenjang Karir Perawat Di Rumah Sakit.
perawat juga akan mengakibatkan hambatan Kornela, F., Hariyanto, T., & Pusparahaju, A. (2014).
dalam pelaksanaan sistem jenjang karir perawat Pengembangan Model Jenjang Karir Perawat Klinis di
klinik. Maka evaluasi secara berkala diperlukan unit rawat inap rumah sakit. Jurnal kedokteran
brawijaya, Vol. 28/No. 1.
untuk mengetahui kendala dan masalah yang
Marquis, B. L., & Huston, C. J. (2010). Kepemimpinan dan
mungkin dapat menghambat pelaksanaan sistem Manajemen Keperawatan Teori dan Aplikasi. Jakarta:
pengembangan jenjang karir perawat klinik, EGC.
sehingga pihak rumah sakit dan perawat dapat Mashudi, Hariyati, & Handiyani. (2013). Hubungan
mengantisipasi lebih awal terhadap permasalahan Implementasi jenjang karir klinik dengan kinerja dan
kepuasan kerja perawat.
yang terjadi.
Meliala, S. M. (2012). Kajian Persepsi Pengembangan Karir
Perawat Di RSU Medan.
Penutup Mutinik, Saparwati, M., & Rosidi, M. I. (2016). Gambaran
Hasil dari Proses kajian literature ini disusun Persepsi perawat tentang jenjang karir di RSUD
Tugurejo Semarang.
dalam dua tema meliputi pentingnya sistem
Nazeli, B., & Adisasmito, W. (2007). Rancangan Pola Karir
pengembangan karir perawat klinik di rumah Perawat Klinik Di Rumah Sakit Tentara Jakarta.
sakit dan pelaksanaan sistem pengembangan Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 11, No 2.
jenjang karir perawat klinik di rumah sakit. Nelson, J., Sassaman, B., & Phillips, A. (2008). Perspectives
Berdasarkan tema-tema tersebut diketahui bahwa in ambulatory care career ladder program for
registered nurses in ambulatory care. Nursing
sistem pengembangan jenjang karir perawat
Economic, Vol. 26/No. 6.
klinik dirasakan sangat penting dilaksanakan di Noe, R. A., Hollenbeck, J. R., Gerhart, B., & Wrigh, P. M.
rumah sakit, tetapi masih banyak rumah sakit (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia: Mencapai
yang belum menerapkan sistem tersebut. Dan Keunggulan Bersaing. Jakarta: Salemba Empat.
Oktariandini, N. R. (2015). Pengaruh pengembangan karir
bagi rumah sakit yang sudah melaksanakan
organisasi terhadap komitmen perawat pada rumah
sistem tersebut, dalam pelaksanaannya masih sakit umum pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
belum sesuai dengan standar sistem pengem- Prayetni, D. (2016). Implementasi Penjenjangan Karir
bangan karir perawat klinik yang seharusnya, Perawat Profesional Di Indonesia. Ciamis: Materi
sehingga setiap rumah sakit hendaknya melak- Assesor Kompetensi.
Ratanto, Mustikasari, & Kuntarti. (2013). Pengembangan
sanakan evaluasi secara berkala sehingga dapat
karir sebagai faktor paling mempengaruhi kinerja
diketahui hambatan dan masalah yang terjadi. perawat pelaksana. Jurnal Keperawatan Indonesia
(ISSN).
Daftar Pustaka Rivai, V., & Sagala, E. (2013). Manajemen Sumber Daya
Chang, Chou, & Cheng. (2007). Career needs, career Manusia untuk Perusahaan. Jakarta: Rajawali Pers.
development programes, organizational commitment Sinaga, H. (2014). Hubungan Kepuasan Kerja perawat klinis
and turnover intention of nurses in Taiwan. Journal of I dengan kinerja perawat di rumah sakit Immanuel
Nursing Management. bandung. e-Journal STIKes Santo Borromeus.
Dimyati, & Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Sinambela, P. P. (2016). Manajemen SumberDaya Manusia
Jakarta: Rineka Cipta. (Membangun Tim Kerja yang Solid untuk
Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan. (2009). Pedoman Meningkatkan Kinerja). Jakarta: Bumi Aksara.
Pengembangan Sistem Jenjang Karir Perawat. Sitinjak, L. (2008). Pengaruh penerapan sistem jenjang karir
Departemen Kesehatan. terhadap kepuasan kerja perawat di RS PGI Cikini
Hariyati, D. R. (2014). Perencanaan, Pengembangan dan Jakarta.

14 | Volume IV – No. 1, Maret 2018


Fitri Nurlina: Sistem Pengembangan Jenjang Karir Perawat di Rumah Sakit

Sulistiyani, A. T., & Rosidah. (2009). Manajemen Sumber Explanasi, Volume 6 Nomor 2.
Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Susilaningsih, F. S. (2015). Jenjang Karir Perawat Klinik Di
Sulung, N. (2012). Pengembangan Karir Perawat Terhadap Area Keperawatan Kritis. Bandung: Simposium &
Peningkatan Mutu Pelayanan keperawatan profesional Workshop Ke XIII HIPERCCI Jawa Barat.
di ruang rawat anak RSUP DR M. Djamil Padang. Suwignjo, P. (2017). Implementasi CPD Jenjang Karir
Suroso, J. (2011). Hubungan Persepsi tentang Jenjang Karir Perawat di Rumah Sakit. Bandung: Seminar
dengan Kepuasan Kerja dan Kinerja Perawat RSUD Continuing Profesional Development.
Banyumas. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Wahju, I., Ika, N., & Hartojo. (2016). Pengembangan
Universitas Indonesia. jenjang karir sebagai strategi mengelola ketidakpuasan
Suroso, J. (2011). Penataan Sistem Jenjang Karir kerja perawat di rumah sakit. Jurnal Kedokteran
Berdasarkan Kompetensi untuk Meningkatkan Brawijaya, Vol. 29/No. 3.
Kepuasan Kerja dan Kinerja Perawat di Rumah Sakit.

Jurnal Kesehatan Aeromedika – Poltekes TNI AU Ciumbuleuit Bandung | 15

Anda mungkin juga menyukai