Anda di halaman 1dari 71

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Umumnya dalam suatu instansi atau perusahaan terdapat komite audit,

komiteaudit biasanya dibentuk langsung oleh dewan komisaris yang ditetapkan

melalui Surat Keputusan (SK) dewan komisaris. Komite audit dibentuk untuk

membantu tugas dan tanggungjawab dewan komisaris. Adanya komite audit

terbilang penting untuk peningkatan kinerja perusahaan, terlebih pada aspek

pengendalian. untuk mewujudkan implementasi tata kelola yang baik maka

komite audit haruslahberjalan dengan efektif.

Komite audit merupakan bagian penting dari suatu aktivitas operasional atau

pengawasan internal. Dalam melakukan pengendalian sistem informasi maka

diperlukan komite audit karena merupakan salah satu bagian dari sistem

administrasi perusahaan. Dalam rangka mengamankan kepentingan investor,

komite audit memiliki peran penting dalam pengelolaan tugas dan kerangka

pengendalian internal organisasi. Komite audit menambah kemajuan pengaturan

penting organisasi dan diandalkan untuk memberikan informasi dan usulan kepada

staf manajerial puncak mengenai masalah keuangan atau fungsional. Oleh karena

itu, diyakini bahwa tujuan Komite Audit yang kuat adalah bekerja dengan

keunggulan dan intensitas organisasi, terutama dalam lingkungan bisnis yang

tidak dapat berubah. Dalam organisasi pengawas, komite ahli sepenuhnya

dikreditkan dengan meningkatkan jumlah investor dan tidak mengkonfirmasi

kepentingan investor (Rahardja, 2017).

1
2

Kinerja adalah upaya pergerakan demi terciptanya hasil yang terbaik yang

bergantung pada peningkatan kerja yang terkoordinasi, terkoordinasi dan terus-

menerus untuk mencapai substansi eksekusi. Substansi pelaksanaan yang

dimaksud adalah cakap, layak, kualitas dan jumlah. Inilah acuan makna asosiasi

yang berbeda dalam mencirikan eksekusi secara komprehensif. Dalam

pelaksanaannya, di dalam titik-titik cut off yang berbeda memberikan suatu

gambaran pasti tentang bagaimana seharusnya suatu tindakan kerja dewan dan

organisasi yang sejalan dengan target pencapaian yang ideal dan bergantung pada

disiplin kerja.

Estimasi target pelaksanaan merupakan salah satu variabel utama bagi suatu

asosiasi, terkhusus bagi asosiasi area publik. Dewasa ini, klinik medis sebagai salah

satu asosiasi area publik harus tetap konsisten menawarkan jenis bantuan

pelayanan yang ideal ke daerah setempat. Hal ini dikarenakan daerah tersebut

tidakmudah merasa puas dan akan semakin mencela pelayanan yang didapatkan.

Olehnya itu, sudut pandang keuangan bukanlah faktor utama yang dapat

dijadikansebagai acuan atau perspektif dalam survei pelaksanaan klinik kesehatan.

Memperkirakan pameran asosiasi publik seperti klinik darurat tidaklah mudah

jikadibandingkan dengan asosiasi nirlaba karena tujuan asosiasi publik bukan

terletak pada bagaimana klinik medis memberikan bantuan terbaik kepada daerah.

Oleh karena itu, untuk mengukur kinerja di dalam klinik, diperlukan kerangka

estimasi presentasi yang bertindak dari sudut pandang moneter serta

mempertimbangkan perspektif non-moneter seperti klien, ukuran bisnis internal,

serta pembelajaran dan pengembangan (Mursidin, 2017). Sesuai Dengan Undang-


3

Undang Nomor 25.

Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, untuk menawarkan jenis bantuan

kepada masyarakat umum, otoritas publik telah memberikan pengaturan yang

ditujukan untuk mendorong organisasi yang didukung wajib pajak untuk

membangun lingkungan bantuan yang luar biasa disetiap kantor administrasi.

Sebagai salah satu jenis jasa yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan,

klinik kesehatan harus terus berupaya menjadi tujuan rujukan bagi pelayanan

kesehatan tingkat bawah, seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), dokter

spesialis praktek swasta dan berbagai klinik. Olehnya itu, sebagai salah satu tujuan

rujukan administrasi kesehatan, klinik gawat darurat perlu mengikuti sifat

administrasi mereka kepada orang-orang yang kurang beruntung. Administrasi

kesejahteraan ini terus-menerus diminta oleh klien administrasi di bidang

kesehatan untuk terus meningkat dan pada akhirnya tujuan asosiasi dalam

menawarkan jenis bantuan yang baik dan berkualitas dapat diselesaikan. Untuk

memahami hal ini, tentu tidaklah mudah karena harus ada peningkatan dalam

bantuan para eksekutif serta persaingan sengit antar klinik. Karena klinik gawat

daruVrat saling menyaingi satu sama lain. Misalnya Klinik gawat darurat yangjuga

bersaing dengan layanan kesehatan lainnya seperti klinik bersalin, klinik 24 jam,

praktik spesialis, praktik bantuan persalinan swasta, dan layanan kesehatan (Heri,

2019).

Salah satu fenomena permasalahan rumah Sakit juga mempunyai misi

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang bermutu dan

terjangkau. Dalam menghadapi perubahan, Rumah Sakit harus tetap konsisten


4

menjalankan misi sebagai institusi pelayanan sosial di bidang kesehatan, dapat

berkembang. mandiri, dan memiliki daya saing yang tinggi. Keberadaan

manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi organisasi dalam mengelola,

mengatur, mengurus, dan menggunakan sumber daya manusia yang tersedia

sehingga dapat berfungsi secara efektif dan efisien. Bagi organisasi, sumber daya

manusia merupakan aset berharga sehingga membutuhkan pengelolaan dan

pemeliharaan yang baik. Hal ini dikarenakan sumber daya manusia akan

berpengaruh pada sumber daya lain dalam organisasi. Sumber daya manusia

menjadi sangat penting seiring dengan kemajuan yang terjadi di era globalisasi

dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Sumber daya manusia merupakan

sebuah asset utama bagi perusahaan karena merupakan faktor utama dalam

pengelolaan tujuan suatu perusahaan. Keberadaan manajemen sumber daya

manusia inilah yang nantinya akan berperan penting dalam suatu perusahaan atau

organisasi dalam hal mengelola, mengatur, mengurus dan menggunakan sumber

daya manusia yang tersedia dengan maksimal sehingga dapat berfungsi secara

efektif dan efisien sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, mereka juga

mempunyai perasaan, pendidikan, latar belakang, dan pikiran yang berbeda-beda

antara yang satu dengan yang lain yang nantinya akan dibawa ke lingkungan kerja

Mengingat pentingnya peran fungsi sumber daya manusia terhadap pencapaian

tujuan organisasi secara keseluruhan, maka diperlukan suatu penilaian dan

pengevaluasian terhadap pelaksanaan program-program sumber daya manusia

yang dikembangkan pada fungsi masing- masing sumber daya manusia itu sendiri.

Penilaian dan pengevaluasian yang dilakukan ini untuk mengetahui seluruh


5

program yang direncanakan apakah pelaksanaannya sudah maksimal atau belum.

Jika memang pada prakteknya belum. dilaksanakan dengan maksimal maka akan

dicari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu cara untuk menilai

hal tersebut adalah dengan melaksanakan audit manajemen pada fungsi sumber

daya manusia. Audit internal secara umum bertujuan untuk memeriksa kesesuaian

antara aktivitas yang dijalankan dengan kebijakan atau prosedur yang telah

ditetapkan oleh manajemen. Menurut Zamzani (2017:2) Satuan Kerja Auditor

Internal (SKAI) melakukan pemeriksaan dan evaluasi atas kecukupan dan

efektivitas pengendalian internal dengan tujuan untuk menentukan apakah sistem

yang telah ditetapkan dapat diandalkan untuk memberikan keyakinan bahwa tujuan

dan sasaran organisasi dapat dicapai secara efektif dan efisien. Komite audit rumah

sakit menekankan penilaian terhadap segala aktivitas sumber daya manusia yang

terjadi dalam suatu organisasi, penilaian ini bertujuan untuk memastikan apakah

aktivitas di dalam organisasi tersebut berjalan secara efektif dan efisien. Oleh

karena itu, penilaian dengan melakukan audit sumber daya manusia dapat menilai

proses atau aktivitas yang belum sesuai dengan kebijakan organisasi dan

persyaratan hukum, sehingga dapat meminimalisir proses internal organisasi yang

berpotensi melanggar hukum. Manfaat paling penting dari audit kinerja

manajemen adalah membantu organisasi untuk mengidentifikasi kondisi yang

terjadi saat ini, serta langkah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan efektifitas

fungsi kerja karyawan dalam suatu organisasi tersebut. Objek penelitian yang

dijadikan sebagai tolak ukur untuk menilai aktivitas kinerja manajemen ini

nantinya akan dilakukan di RSUD Hajjah Andi Depu Kabupaten Polewali Mandar.
6

Alasan untuk memilih objek rumah sakit dikarenakan pada saat ini bidang

kesehatan terus mengalami peningkatan baik secara kualitas maupun kuantitas

seiring dengan berkembangnya ilmu dan teknologi yang semakin canggih. Hal ini

membuat instansi atau pihak yang berhubungan dengan kesehatan salah satunya

rumah sakit tumbuh dengan pesat. Begitu juga halnya dengan RSUD Hajjah Andi

Depu Kabupaten Polewali Mandar yang sampai saat ini belum pernah dilakukan

penelitian terkait audit kinerja manajemen rumah sakit. Penelitian tentang komite

audit terhadap kinerja manajemen rumah sakit ini akan berfokus pada aktivitas-

aktivitas yang dilakukan oleh sumber daya manusia, implementasi kebijakan yang

sudah ditetapkan oleh manajemen dan tingkat kepatuhan terhadap kebijakan

manajemen, sehingga dapat dilihat seberapa besar peran audit manajemen terhadap

sumber daya manusia. Tujuannya adalah untuk mengetahui kinerja dari karyawan,

khususnya di RSUD Hajjah Andi Depu Kabupaten Polewali Mandar.

Bagian Kepegawaian bertugas mengelola, meningkatkan kinerja karyawan

dan memonitori kegiatan serta kebutuhan karyawan dalam rumah sakit supaya

tercipta suasana yang harmonis di lingkungan kerja. Penyimpangan bisa terjadi saat

bekerja, kondisi lingkungan kerja yang tidak kondusif, fungsi-fungsi manajemen

sumber daya manusia tidak berjalan dengan baik. Masalah tersebut dapat

menyebabkan kinerja karyawan rumah sakit mulai terganggu. Dilihat dari kondisi

masyarakat saat ini sering muncul permasalahan dalam hal kesehatan. Pelayanan

rawat inap yang cenderung terlambat dalam menanganinya menjadi permasalahan

yang sangat sering dialami oleh masyarakat. Kedisiplinan karyawan menjadi

penilaian yang penting untuk menilai kinerja dari rumah sakit tersebut.
7

Pelayanan yang berkualitas dari rumah sakit sangatlah diperlukan oleh

masyarakat. Selain pelayanan yang berkualitas dapat dilihat juga dari kinerja

karyawan rumah sakit yang baik, serta didukung dengan fasilitas yang menunjang

setiap pekerjaan dalammelakukan pelayanan terhadap masyarakat. Rumah sakit

menghadapi berbagai risiko dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkannya. Oleh karena itu, rumah sakit harus melakukan pengendalian untuk

menghadapi dan mengelola risiko tersebut. Pengendalian yang lemah akan

mengakibatkan kerugian, skandal, kegagalan, dan merusak reputasi organisasi

dalam berbagai hal. Jika risiko dibiarkan saja tanpa adanya media pengendali

risiko, hal tersebut akan menjadi permasalahan kinerja manajemen rumah sakit

dalam mencapai tujuannya.

Penelitian sebelumnya telah mengkaji topik tentang peranan komite audit

terhadap kinerja manajemen yang menghasilkan temuan berbeda. Selanjutnya

Penelitian yang dilakukan oleh Atikah (2021) menguji “Peranan Komite Audit

Terhadap Kinerja Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (BLUD Rumah Sakit

Umum Daerah Sawerigading Palopo)” menyatakan bahwa komite audit

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajemen rumah sakit umum

daerah, sehingga hipotesis pertama diterima.

Penelitian yang dilakukan Khairunnisa Muamal (2011) dengan judul

“Peranan Komite Audit Terhadap Kinerja Manajemen Rumah Sakit Umum

Daerah” (Survei Pada Rumah Sakit Umum Daerah di Karesidenan Semarang dan

Kedu) menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dansignifikan terhadap

ketiga variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel independensi komite audit,
8

keahlian komite audit, dan komitmen waktu komite audit. Sedangkan penelitian

yang dilakukan Wahyuni, T. (2018) dengan judul“Pengaruh Pelaksanaan Audit

Operasional, Pencegahan Kecurangan Dan Komite Audit Dalam Meningkatkan

Sistem Pengendalian Intern Persediaan Pada Rumah Sakit Sundari Medan”

menyatakan bahwa Audit Operasionalberpengaruh positif dan signifikan secara

parsial terhadap Sistem Pengendalian Persediaan di RS Sundari Medan. Kemudian

pada variabel Pencegahan Kecuranganberpengaruh negatif dan signifikan secara

parsial terhadap Sistem Pengendalian Persediaan di RS Sundari Medan dan

variabel Komite Audit berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap.

Sistem Pengendalian Persediaan di RS Sundari Medan. Berdasarkan

hasilpengujian signifikansi simultan diperoleh hasil bahwa variabel bebas (Audit

Operasional, Pencegahan Kecurangan dan Komite Audit) secara serempak adalah

signifikan terhadap variabel terikat (Sistem Pengendalian Persediaan di RS

SundariMedan).

Berdasarkan uraian diatas maka sangatlah penting bagi pihak komite audit

untuk mengevaluasi kembali hal-hal yang menyebabkan masyarakat merasa

kurang puas terhadap kinerja manajemen rumah sakit. Untuk mencapai tujuan

tersebut, kinerja yang baik dari para karyawan rumah sakit sangat

mempengaruhikualitas pelayanan rumah sakit. Jika kinerja para karyawan baik,

maka hal tersebutakan berpengaruh positif pada kinerja rumah sakit.

Informasi penting lainnya yaitu dari beberapa penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya ternyata masih sangat terbatas yang mengkaji pada objek

kinerja manajemen rumah sakit umum daerah. Rumah sakit harus meningkatkan
9

kinerja manajemennya guna mewujudkan pelayanan kesehatan dibidang jasa yang

berkualitas dan sesuai dengan harapan masyarakat serta dapat menghasilkan

kepuasan tersendiri di hati masyarakat.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik melakukan

penelitian dengan judul Peranan Komite Audit Terhadap Kinerja Manajemen

Rumah Sakit (Studi Kasus pada RSUD Hajjah Andi Depu Kabupaten Polewali

Mandar).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang di atas,

maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Apakah peranan pengawasan

komite audit berpengaruh terhadap kinerja manajemen Rumah Sakit (Studi Kasus

pada RSUD Hajjah Andi Depu Kabupaten Polewali Mandar)?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah: “Untuk mengetahui peranan pengawasan komite audit

berpengaruh terhadap kinerja manajemen Rumah Sakit (Studi Kasus pada RSUD

Hajjah Andi Depu Kabupaten Polewali Mandar),”.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dan dapat diperoleh pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan

mengenai peran peranan pengawasan komite audit terhadap kinerja manajemen


10

Rumah Sakit (Studi Kasus pada RSUD Hajjah Andi Depu Kabupaten Polewali

Mandar) serta dapat dijadikan sebagai acuan atau pendukung untuk penelitian-

penelitian sejenis di masa yang akan datang.

1.4.2 Manfaat praktis

1.4.2.1 Untuk Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai

peran pengendalian internal pada suatu program serta dapat menjadi jembatan

untuk kelulusan S1 prodi akuntansi di Fakultas Ekonomi, Universitas Sulawesi

Barat.

1.4.2.2 Untuk Objek Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi oleh RSUD

RSUD Hajjah Andi Depu Kabupaten Polewali Mandar serta dapat dijadikan

sebagai sebuah acuan untuk pengawasan


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Komite Audit

2.1.1.1 Pengertian Komite Audit

Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI) mendefenisikan komite audit sebagai

suatu komite yang bekerja secara profeisonal dan independen yang dibentuk oleh

dewan komisaris dengan tugas membantu dan memperkuatfungsi dewan komisaris

(dewan pengawas) dalam menjalankan fungsipengawasan (Oversight) atas proses

pelaporan keuangan, manajemen risiko, pelaksanaan audit, dan implementasi dari

corporate governance di perusahaan-perusahaan (Effendi, 2016).

Komite audit adalah dewan yang terdiri dari setidaknya tiga orang yang

bukan bagian dari eksekutif atau organisasi untuk menguji langsung dan

mengevaluasi kewajaran laporan yang dibuat oleh organisasi. Hal ini dilakukan

agar pihak administrasi tidak melakukan tindakan yang dapat membantu dirinya

sendiri sehingga dapat merugikan pemilik organisasi (Sukirno et al., 2017).

Sesuai dengan pedoman pembentukan komite audit yang disusun oleh

Komite Nasional Good Corporate Governance (KNGCG) pada 30 mei 2002

(Effendi, 2016) komite audit yang efektif bekerja sebagai suatu alat untuk

meningkatkan efektivitas, tanggung

11
12

jawab, keterbukaan, dan objektivitas dewan komisaris, serta memiliki fungsi

untuk:

1. Memperbaiki mutu laporan keuangan dengan mengawas laporan

keuanganatasnama dewan komisaris.

2. Menciptakan iklim disiplin dan kontrol yang akan mengurangi kamungkinan

penyelewengan.

3. Memungkinkan anggota yang non-eksekutif menyumbangkan suatu

penilaian independen dan memainkan suatu peranan yang postif.

4. Membantu direktur keuangan dengan memberikan suatu kesempatan di mana

pokok persoalan yang memprihatinkan dengan efektif.

5. Memperkuat posisi auditor eksternal dengan memberikan suatu saluran

komunikasi terhadap pokok-pokok perosalan yang memprihatinkan dengan

efektif.

6. Memperkuat posisi auditor internal dengan memperkuat independensinya

dari manajemen.

7. Meningkatkan kepercayaan publik terhadap kelayakan dan objektivitas

laporankeuangan serta meningkatkan kepercayaan terhadap control internal

yang baik.

Berdasarkan berbagai definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa komite

audit adalah badan independen dan profesional yang tujuan dan fungsinya adalah

untuk meningkatkan kepercayaan publik dalam rangka meningkatkan

efektivitas, akuntabilitas, transparansi dan objektivitas dewan pengawas.


13

2.1.1.2 Sifat dan Pembentukan Komite Audit

Komite Audit dibentuk oleh Dewan Komisaris / Dewan Pengawas, yang

bekerja secara kolektif dan berfungsi membantu Komisaris dalam melaksanakan

tugasnya. Komite Audit bersifat independen baik dalam pelaksanaan tugasnya

maupun dalam pelaporan, dan bertanggung jawab langsung kepada Komisaris.

Terkait pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja Komite Audit di

Rumah Sakit di atur dalam Permenkes No. 84 Tahun 2019 tentang tata kelola

pengawasan intern di lingkungan kementerian kesehatan. Pembentukan Komite

Audit juga merupakan kewajiban bagi lingkungan Kementerian Kesehatan.

2.1.1.3 Tujuan Pembentukan Komite Audit

Tujuan komite audit pada dasarnya terbentuk oleh definisi komite

tersebut.Di mana sebelumnya dijelaskan menurut KNGCG komite audit yang

efektif bekerja sebagai suatu alat untuk meningkatkan efektivitas, tanggung jawab,

keterbukaan, dan objektivitas dewan komisaris.

Mengingat bahwa untuk memenuhi kebutuhan pengawasan dan

mewujudkan kepercayaan publik atas penyelenggaraan tugas dan fungsi

Kementerian Kesehatan yang semakin dinamis perlu dilakukan pengawasan intern

yang lebih efektif di lingkungan Kementerian Kesehatan sesuai dengan standar

audit intern, kode etik auditor, dan praktik profesi audit intern,

motivasidibentuknya panel penelaah adalah untuk membantu dan melaksanakan

kewajiban dan unsur Dewan Komisioner dalam menjamin kecukupan

kerangkapengendalian interior dan pelaksanaan kewajiban evaluator luar dan

inspektur dalam. Dewan peninjau bertindak bebas dalam menyelesaikan


14

kewajiban dan kewajibannya. Individu panel peninjau diberi nama dan dimaafkan

oleh kelompok pejabat terkemuka. Dewan peninjau terdiri dari sekitar 3 (tiga)

orang dari pejabat otonom atau pihak yang berpotensi dari luar organisasi

perlindungan. Kelompok penasihat peninjau harus dipimpin oleh seorang kepala

otonom yang juga mengisi sebagai individu dari dewan peninjau.

Dari klarifikasi tersebut, cenderung terlihat adanya arti bahwa Komite Audit

dibentuk karena tugas pengawasan dan tanggung jawab Dewan Komisaris

organisasi yang kurang memadai. Pemilihan individu dari Dewan Komisaris yang

bergantung pada jabatan dan hubungan keluarga menyebabkansistem check and

equilibrium bagi Direksi tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan.

2.1.1.4 Tanggung Jawab, Tugas, dan Wewenang Komite Audit

Tanggung jawab, tugas dan wewenang komite audit diatur dalam hal Satuan

Kerja telah memiliki satuan pengawasan atau pemeriksaan intern, peningkatan

efektivitas penerapan Tata Kelola Organisasi, Manajemen Risiko,

danPengendalian Intern dilaksanakan oleh satuan pengawasan atau pemeriksaan

intern. Tanggung jawab dan tugas Komite Audit disebutkan dalam pasal 10 yang

meliputi:

1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan emiten

atau perusahaan publik kepada publik dan/atau pihak otoritas antara lain

laporankeuangan emiten atau perusahaan publik.

2. Melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan

yang berhubungan dengan kegiatan eniten atau perusahaan publik.

3. Memberikan pendapat antara manajemen dan akuntan atas jasa yang


15

diberikannya.

4. Memberikan rekomendasi kepada dewan komisaris mengenai penunjukan

akuntan yang didasarkan pada independensi, ruang lingkup penugasan dan

imbalan jasa.

5. Melakukan penelaahan atau pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal

danmengawasi pelaksanaan tindak lanjut oleh direksi atasan auditor internal.

6. Melakukan penelaahan terhadap aktivitas pelaksanaan manajemen risiko yang

dilakukan oleh direksi, jika emiten atau perusahaan publik tidak memiliki

fungsipemantauan risiko di bawah dewan komisaris.

7. Menelaah pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi dan pelaporan

keuangan emiten atau perusahaan publik.

8. Menelaah dan memberikan saran kepada dewan komisaris teerkait dengan

adanya potensi benturan kepentingan emiten atau perusahaan publik.

9. Menjaga keberhasilan dokumen, data dan informasi emiten atau perusahaan

publik.

Wewenacng komite audit diebutkan dalam Pasal 11, diataranya sebagai

berikut.

1. Mengakses dokumen, data dan informasi emiten atau perusahaan publik

tentangkaryawan, dana, aset dan sumber daya perusahaan yang diperlukan.

2. Berkomunikasi langsung dengan karyawan, termasuk direksi dan pihak yang

menjalankan fungsi audit internal, manajemen risiko dan akuntan terkait tugas

dan tanggung jawab komite audit.

3. Melibatkan pihak independen di luar anggota komite audit yang diperlukan


16

untuk membantu pelaksanaan tugasnya (jika diperlukan).

4. Melakukan kewenangan lain yang diberikan oleh dewan komisaris.

Komite Audit bersama-sama memberikan evaluasi kepada kelompok

pejabat terkemuka atas laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh staf

manajerial puncakkepada kelompok pemimpin terkemuka, membedakan hal-

hal yang memerlukan pertimbangan hakim, dan menyelesaikan berbagai tugas

yang diidentifikasi dengankewajiban kelompok pemimpin terkemuka.

Forum untuk Tata Kelola Perusahaan di Indonesia mengusulkan bahwa

panel peninjau berkewajiban untuk memberikan pengawasan umum terhadap:

1. Pelaporan Moneter (Financial Reporting), Komite Audit bertanggung jawab

untuk melakukan pengawasan otonom dan menjamin bahwa laporan keuangan

yang disiapkan oleh eksekutif memberikan gambaran yang asli.

2. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance), Komite Audit bertanggung

jawab untuk melakukan pengawasan independen bahwa proses pelaksanaan

GCG telah dijalankan sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang

berlaku.

3. Pengawasan Perusahaan (Corporate Control), Komite Audit bertanggung

jawabuntuk memberikan pengawasan independen atas masalah atau hal-hal

yang berpotensi mengandung resiko.

2.1.2 Kinerja

Menurut Afandi (2018), kinerja merupakan hasil kerja yang dapat

dicapaioleh seseorang atau kelompok orang dalam rumah sakit sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan


17

organisasisecara ilegal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan

moral danetika. Sedangkan (Mangkunegara, 2017) mendefenisikan kinerja sebagai

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

melaksanakantugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi

kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai dengan perannya dalaminstansi. Kinerja

karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam upaya instansi untuk

mencapai tujuan.

Berdasarkan berbagai definisi tersebut, penulis menyimpulkan

bahwakinerja merupakan suatu gambaran pencapaian atas pelaksanaan suatu

program untuk mecapai visi misi suatu organisasi. Kinerja perlu diukur atau

diketahui untuk memastikan poros suatu organisasi tidak bergeser. Selain itu,

pengukuran kinerja dilakukan untuk melakukan evaluasi terhadap program suatu

organisasi.

2.1.3 Komite Audit Atas Kinerja

Tujuan utama organisasi atau lembaga adalah untuk memperluas nilai dari

organisasi itu sendiri, hal tersebut dapat diwujudkan melalui perkembangan

pemilik atau investor. Namun, pengelola organisasi seringkali memiliki tujuan

yang berbeda atau bertentangan dengan tujuan yang mendasar tersebut, tujuan yang

berbeda biasanya akan menimbulkan situasi yang kurang menguntungkan antara

pengelola dan investor.

Kinerja merupakan suatu hal penting yang perlu dilakukan oleh setiap

organisasi dimanapun, karena kinerja merupakan gambaran presentasi kualitas


18

organisasi dalam mengawasi dan mengalokasikan asetnya. Presentasi kualitas

organisasi yang layak adalah sekumpulan estimasi eksekusi yang melengkapi

organisasi dengan data berharga yang mengawasi, mengontrol, dan melakukan

latihan yang diatur dan diselesaikan oleh organisasi. Dengan estimasi presentasi,

perusahaan diharapkan dapat bertahan dan tetap waspada terhadap persaingan dan

kemajuan saat ini. (Iskandar, 2018).

Untuk mengukur dan menilai suatu kinerja perusahaan dapat dilakukan

dengan membaca laporan keuangan, karena hal tersebut merupakan dasar untuk

penilaian kinerja perusahaan. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur

yang menunjukkan posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.Jadi,

laporan keuangan informasi yang sangat penting untuk menilai perkembangan

suatu perusahaan.

Terdapat banyak hal yang dapat mempengaruhi penilaian

kinerjaperusahaan, diantaranya adalah kebijakan dan keputusan yang diambil

dalam proses penyusunannya. Berulangnya pertemuan dewan peninjau

menunjukkan bahwa manajemen yang diselesaikan oleh dewan pengawas berjalan

dengansukses karena dalam setiap masalah yang terjadi dalam organisasi dapat

langsungdiperiksa dalam pertemuan kelompok penasihat peninjauan sehingga

tujuan dapatditemukan lebih cepat agar tidak mengurangi pameran organisasi.

2.1.4 Kegiatan Kinerja Manajemen Rumah Sakit

Manajemen sebagai suatu proses dapat dilihat dari fungsifungsi manajemen

yang dilakukan oleh seorang manajer. Banyak ahli manajemen yang

menyampaikan tentang fungsi manajemen ini, namun pada dasarnya tidak ada
19

perbedaan yang prinsip, bahkan pendapat satu dengan lainnya saling melengkapi.

Para ahli manajemen, antara lain ; George Terry, L. Gullick, H. Fayol dan Koonzt

O’Donnel. Dari keempat ahli manajemen tersebut, ternyata banyak kesamaan, dan

secara garis besar dapat dikelompokan menjadi perencanaan, penmgorganisian,

penggerakan, dan pengawasan (Wijaya & Rifa'i, 2016):

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan tindakan awal dalam aktivitas manajerial pada

setiap organisasi. Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen,

sehingga dengan demikian perencanaan adalah merupakan salah satu syarat

mutlak untuk dapat melaksanakan manajemen yang baik. Dan untuk

membuat suatu perencanaan yang baik kita harus memikirkan secara matang

jauh-jauh sebelumnya tindakan-tindakan yang akan dilakukan kemudian

(Wijaya & Rifa'i,2016).

Hal ini berarti untuk dapat membuat perencanan yang baik kita harus

mampu melihat jauh ke depan. Dengan memikirkan jauh-jauh sebelumnya

tindakan yang akan dilakukan, maka dapat diharapkan tindakan-tindakan

yang akan kita lakukan hanya kecil kemungkinannya mengalami kekeliruan.

Hal ini berarti kita telah memperkecil risiko yang mungkin timbul baik risiko

kekeliruan maupun risiko kemungkinan kegagalan. Dalam implementasinya

kegiatan perencanaan yang disusun hendaknya mempertibangkan hal-hal

berikut ini:

a. Perencanaan adalah Menetapkan Alternatif;

b. Perencanaan Harus Realistis danEkonomis;


20

c. Perlunya koordinasi dalam perencanaan;

d. Perencanaan harus didasarkan pengalaman, pengetahuan, dan Intuisi;

e. Perencanaan harus dilandasi partisipasi;

f. Perencanaan harus memperhitungkan segala kemungkinan;

g. Perencanaan harus fleksibel (luwes);

h. Perencanaan harus dapat menjadi landasan bagi fungsi-fungsi

manajemenyang lain;

i. Perencanaan harus dapat mendayagunakan secara maksimal fasilitas-

fasilitas yang tersedia;

j. Perencanaan harus dinamis;

k. Perencanaan harus cukup waktu;

l. Perencanaan seharusnya didasarkan penelitian (Wijaya & Rifa'i, 2016).

Dalam membuat suatu perencanaan maka diperlukan tahap-tahap/

langkah-langkah tertentu. Tahap-tahap tersebut merupakan prosedur yang

harus dilalui dalam setiap pembuatan perencanaan, sebab tanpa melalui

tahap-tahap tersebutakan kurang sempurnalah perencanaan yang dibuatnya.

Tahap-tahap tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

a. Penetapan tujuan;

b. Mengumpulkan data serta menetapkan dugaandugaan serta ramalan-

ramalan;

c. Menetapkanalternatif cara bertindak;

d. Mengadakan penilaian alternatif;

e. Memilih alternatif (Wijaya & Rifa'i, 2016).


21

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen yang kedua dan

merupakan langkah strategis untuk mewujudkan suatu rencana organisasi.

Pengorganisasianmerupakan usaha penciptaan hubungan tugas yang jelas

antara personalia,sehingga dengan demikian setiap orang dapat bekerja

bersama-sama dalam kondisi yang baik untuk mencapai tujuantujuan

organisasi. Pengorganisasian yang dilaksanakan para manajer secara efektif,

akan dapat: (1) menjelaskan siapa yang akan melakukan apa (2) menjelaskan

siapa memimpin siapa (3) menjelaskan saluran-saluran komunikasi (4)

memusatkan sumber-sumber dataterhadap sasaran-sasaran (Wijaya & Rifa'i,

2016)

3. Penggerakan pelaksanaan (staffing, commanding, directing, coordinating)

Sebagai langkah selanjutnya aktivitas manajerial ialah pengarahan

(directing). Melalui kegiatan pengarahan setiap orang dalam organisasi

diajak atau dibujuk untuk memberikan kontribusinya melalui kerjasama

dalam mencapai tujuan organisasi. Pengarahan meliputi pemberian

petunjuk/memberi gambaran tentang kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

sehingga para manajer harus memotivasi staf dan personil organisasi agar

secara sukarela mau melakukan kegiatan sebagai manifestasi rencana yang

dibuat (Rifa'i & Fadhli, 2013).

Selanjutnya yaitu koordinasi. Koordinasi adalah salah satu fungsi

manajemen. Dalam organisasi keberadaan pengorganisasian sangat penting

bagi terintegrasinya seluruh kegiatan organisasi untuk mencapai tujuan.


22

Koordinasi di sini dipahami sebagai usaha penyesuaian bagian-bagian yang

berbeda-beda agar kegiatan daripada bagian-bagian itu selesai pada

waktunya dan dapat memberikan sumbangan usahanya secara maksimal

untuk mencapai tujuan secara keseluruhan. Segala aktivitas dari

masingmasing unit harus sinkron satu sama lain, sebab semua level

manajemen memerlukan adanya koordinasi dalam tindakan untuk mencapai

tujuan organisasi (Rifa'i & Fadhli, 2013).

4. Pengawasan dan pengendalian (controlling, reporting).

Sebagai salah satu fungsi manajemen, pengawasan merupakan

tindakan terakhir yang dilakukan para manajer pada suatu organisasi.

Pengawasan (controlling) merupakan proses pengamatan atau pemantauan

terhadap pelaksanaan kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya

semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana

yang telah ditentukan sebelumnya (Rifa'i & Fadhli, 2013). Dengan

pengawasan diharapkan penyimpangan dalam berbagai hal dapat dihindari

sehingga tujuan dapat tercapai. Apa yang direncakanakan dijalankan dengan

benar sesuai hasil musyawarah dan pendayagunaan sumber daya material

akan mendukung terwujudnya tujuan organisasi (Rifa'i & Fadhli, 2013).

2.2 Penelitian Terdahulu

Dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis mengambil penelitian

terdahulu sebagai referensi. Dibawah ini ada beberapa penelitian yang terkait dan

sesuai dengan penelitian yang diangkat oleh penulis, berikut adalah daftar

penelitian terdahulu atau sejenis dengan penelitian yang akan dilakukan:


23

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

No. Nama Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian


Penulis Penelitian
1 Susi Astuti, Peran Audit Kinerja Kualifikasi
(2018) Manajemen Karyawan auditor, program
Sumber Daya (Y), audit, dan
Manusia Kualifikasi pelaksanaan audit
Terhadap Kinerja Auditor (X1), menunjukkan dan
Karyawan Program koefisien
Instalasi Rawat Audit (X2), menunjukkan nilai
Inap di Rumah Pelaksanaan positif sehingga
Sakit (Studi Kegiatab dapat disimpulkan
Kasus pada Audit (X3), bahwa H1, H2, dan
Rumah Sakit Tindak H3 terdukung
Umum Daerah Dr. Lanjut (X4) Tindak lanjut audit
Soedirman menunjukkan
Kebumen). signifikansi dan
koefisien
menunjukkan
negatif sehingga
H4 tidak
terdukung
2 Pramudya Pengaruh Audit a. Terdapat
Nur Annisa, AuditManajemen Operasio nal pengaruh positif
Rr. Indah Sumber Daya (X1), dan signifikan
Mustikawati, Manusia Pengenda Audit
(2017)iksand Terhadap Kinerja lian Manajemen
y (2017) Karyawan Di Internal Sumber Daya
Rumah (X2), Manusia
Sakit Umum Kinerja Terhadap kinerja
Purbowangi Karyawan karyawan di
(Y) Rumah Sakit
Umum
Purbowangi
Kabupaten
Kebumen
b. Kinerja
karyawan (Y)
dipengaruhi oleh
variabel audit
manajemen
sumber daya
manusia
c. Audit
24

manajemen
sumber daya
manusia
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap kinerja
karyawan,
kesimpulannya
hipotesis
diterima
3 Victorius Loli Pengaruh Audit Kinerja a. Terdapat
(2018) terhadap kinerja Pehawai pengaruh audit
pegawai Rumah (Y),Audit manajemen
Sakit Umum Sumber terhadap kinerja
Gunung Sitoli dayamausia pegawai di
(X) RSUD Gunung
Sitoli
b. Audit
manajemen
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap kinerja
pegawai,
kesimpulannya
hipotesis
d. diterima
4 Ilham Pengaruh Audit KomiteAudit a. Komite audit
Rachdiansyah Manajemen (X1), berpengaruh
dan Joni SumberDaya Kualitas signifikan
Tesmanto Manusia terhadap Audit (X2). terhadap tax
(2021) Kinerja Ukuran advoidance
Karyawan di perusahaan b. Kualitasaudit
Rumah Sakit (X3) dan tidak
Umum Daerah Tax berpengaruh
Bekasi Avoidance signifikan
(Y) terhadap tax
advoidance
c. Ukuran
d. perusahaan
tidak
berpengaruh
terhadap tax
avoidance
25

5 Ara Atikah, Peranan Komite Komite audit Komite audit


Rismawati AuditTerhadap (X)berpenga berpengaruh secara
Sudirman dan Kinerja ruh terhadap signifikan terhadap
Samsul Manajemen kinerja kinerja manajemen
Bachri(2021 Rumah manajemen RSUD
Sakit Umum RSUD Sawerigading
Daerah (BLUD Sawerigadin Palopo
Rumah Sakit gPalopo (Y)
Umum Daerah
Sawerigading
Palopo)
26

2.3 Kerangka Konseptual

Berdasarkan rumusan masalah dan landasan teori yang ada diatas, kerangka

konseptual yang digunakan dalam penelitian ini dalam merumuskan tentang

peranan komite audit terhadap kinerja manajemen RSUD, adalah sebagai berikut:

Kinerja Manajemen RSUD


(Y)
Komite Audit (X)
1.Independensi 1. Perencanaan (Planning)
2.Keahlian 2. Pengoranisasian
(Organizing)
3.KomitmenWaktu
3. Penggerakan pelaksanaan
(staffing, commanding,
directing,coordinating)
4. Pengawasan dan
pengendalian (controlling,
reporting)

Gambar 2. 1 Kerangka Konseptual

Keterangan
: Berpengaruh

2.4 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan

landasan teori dari uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

H1 : Terdapat pengaruh komite audit terhadap kinerja manajemen RSUD Hajjah

Andi Depu Kabupaten Polewali Mandar


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian Kuantitatif, di mana teknik pemeriksaan

kuantitatif dapat diartikan sebagai strategi eksplorasi yang bergantung pada cara

berpikir positivisme, digunakan untuk memeriksa populasi atau tes tertentu,

berbagai informasi menggunakan instrumen penelitian, penyelidikan informasi

terukur yang sepenuhnya bertujuan untuk menguji teori yang telah ditentukan

sebelumnya (Sugiyono, 2018).

3.2 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Hajjah Andi Depu

Kabupaten Polewali Mandar, tahun 2023. Adapun rencana waktu penelitian akan

dilksanakan pada pertengahan bulan Juni 2023, berikut adalah jadwal penelitian:

Gambar 3. 1 Jadwal Penelitian

Mei Juni Juli


No Keterangan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Seminar proposal
2 Permintaan izin Penelitian
3 Pengumpulan data
4 Pengolahan data
5 Analisis dan intrepretasi
6 Penyusunan hasil Penelitian

27
28

3.3 Populasi dan Sampel

Bagian dari desain penelitian adalah untuk menentukan populasi penelitian dan

sampel. Penentuan populasi dan sampel sangat penting. Karena hasil penelitian

akan menarik kesimpulan umum (generalisasi hasil penelitian). Ketelitian dan

keakuratan dalam menentukan populasi dan sampel akan memberikan bobot pada

kualitas hasil penelitian.

1. Populasi, Menurut Sugiyono (2018), populasi merupakan

wilayahgeneralisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas

dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian di tarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah

Pegawai di RSUD Hajjah Andi Depu Kabupaten Polewali Mandar yang

berjumlah 315 Pegawai.

2. Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut

prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasi (Sugiyono, 2018).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Random yaitu metode

pengujian dengan mengedarkan berbagai polling dan memanfaatkan survei

yang kembali dan dapat disiapkan. Contoh dalam ulasan ini adalah Pegawai

RUSD Hajjah Andi Depu yang mengembalikan kuesioner. Dalam

menentukan ukuran sampel, metode yang digunakan adalah Rumus Slovin

berdasarkan notasi sebagai berikut : dengan tingkat kesalahan 10%.


29

𝑁
𝑛=
1 + (𝑁 × 𝑒2)

Keterangan: n = Jumlah Sampel


N = Jumlah Populasi
e = error margin

315
𝑛=
1 + (315 𝑥 (0,1)2 )

315
𝑛=
1 + (315 𝑥 (0,01)

315
𝑛=
1 + (3,15)

315
𝑛=
4,15

𝑛 = 76

Jumlah pegawai RSUD Hajjah Andi Depu Kabupaten Polewali Mandar

yang yang mengisi dan mengembalikan kuesioner adalah 76 orang.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Dalam suatu penelitian informasi yang digunakan merupakan informasi

yang bersifat kuantitatif sebab dinyatakan dengan angka-angka yang menunjukkan

nilai terhadap besaran atas variabel yang diwakilinya. Adapun jenisdata yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif merupakan

data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka yang dapat dihitung, yang

diperoleh dari kuesioner yang dibagikan dan berhubungan dengan masalah yang

diteliti.
30

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Data primer. Di

mana data primer merupakan data yang diperoleh dari angket yang dibagikan

kepada responden. kemudian responden akan menjawab pertanyaan sistematis.

Pilihan jawaban juga telah tersedia, responden memilah jawaban yang sesuai

dandianggap benar setiap individu. Data primer dalam penelitian ini dari angket

ataukuesioner yang dibagikan kepada responden (Sugiyono, 2018).

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan kuesioner yaitu metode pengumpulan informasi dengan

memberikan ikhtisar pertanyaan kepada responden yang memiliki kapasitas untuk

mengungkap data. Untuk situasi ini, survei adalah metode yang

memberikaninformasi paling banyak.

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Definisi operasional menjelaskan bagaimana menemukan dan mengukur

variabel-variabel yang diteliti dengan menemukannya secara singkat dan jelas.

Berikut adalah definisi operasional variabel-variabel dalam penelitian.

3.4.1 Variabel Penelitian

Variabel Penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek

atau kegiatan mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel penelitian

yangdigunakan dalampenelitian ini adalah:


31

1. Variabel Bebas atau Independen

Variabel Independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono,2018).

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah Komite Audit (X).

2. Variabel Terikat atau Dependen

Variabel Dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2018). Dalam

penelitian iniyang menjadi variabel terikat atau dependen adalah Kinerja

Manajemen RSUD (Y).

3.4.2 Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Komite Audit (X)

Komite audit merupakan bagian dari satuan pengawasan intern suatu

organisasi yang bertugas untuk memantau dan mengevaluasi efektivitas sistem

pengendalian internal organisasi, mulai dari peninjauan kebijakan, prosedur

dan praktik yang berkaitan dengan pengendalian internal serta memberikan

rekomendasi untuk perbaikan organisasi. (Suriyani dan Zainuddin, 2021).

Menurut Muamal & Adiwibowo (2011), ada beberapa kompetensi yang harus

dimiliki komite audit, antara lain:

a. Independensi dalam hal ini dibutuhkan agar komite audit tidak

diganggugugat oleh manajemen dan tidak mengurangi kemandiriannya

dalam menyatakan sikap dan pendapat.

b. Keahlian, untuk menjadi bagian dari komite audit diperlukan keahlian atau
32

kompetensi lebih dalam memahami suatu laporan keuangan, misalnya.

Keahlian dijadikan sebuah prasyarat pada komite audit untuk

menunjangtugasnya dalam melakukan pemeriksaan dan pengawasan.

c. Komitmen waktu, dalam hal ini komite audit harus menunjukan efisiensi

kerjanya.

2. Kinerja Manajemen (Y)

Kinerja manajemen merupakan kegiatan strategis yang diketahui dan

dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian

hasildan dihubungkan dengan visi yang diemban. Wijaya & Rifa'I (2016)

menyatakan bahwa Dari keempat ahli manajemen tersebut, ternyata banyak

kesamaan, dan secara garis besar dapat dikelompokan menjadi perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan.

a. Perencanaan (Planning) merupakan tindakan awal dalam aktivitas

manajerialpada setiap organisasi. Perencanaan merupakan salah satu fungsi

manajemen, sehingga dengan demikian perencanaan adalah merupakan

salah satu syarat mutlak untuk dapat melaksanakan manajemen yang baik.

Dan untuk membuat suatu perencanaan yang baikkita harus memikirkan

secara matang jauh-jauh sebelumnya tindakan- tindakan yang akan

dilakukan kemudian (Wijaya & Rifa'i, 2016).

b. Pengorganisasian (Organizing) merupakan fungsi manajemen yang kedua

dan merupakan langkah strategis untuk mewujudkan suatu

rencanaorganisasi. Pengorganisasian merupakan usaha penciptaan

hubungantugas yang jelas antara personalia, sehingga dengan demikian


33

setiap orang dapat bekerja bersama-sama dalam kondisi yang baik untuk

mencapai tujuantujuan organisasi.

c. Penggerakan pelaksanaan (staffing, commanding, directing, coordinating),

Pengarahan meliputi pemberian petunjuk/memberi gambaran tentang

kegiatan- kegiatan yang akan dilakukan sehingga paramanajer harus

memotivasi staf dan personil organisasi agar secara sukarela mau

melakukan kegiatan sebagai manifestasi rencana yang dibuat (Rifa'i &

Fadhli, 2013). Selanjutnya yaitu koordinasi, koordinasi di sini dipahami

sebagai usaha penyesuaian bagian-bagian yang berbeda-beda agar

kegiatan daripada bagian-bagian itu selesai pada waktunya dandapat

memberikan sumbangan usahanya secara maksimal untuk mencapai tujuan

secara keseluruhan.

d. Pengawasan dan pengendalian (controlling, reporting) merupakan proses

pengamatan atau pemantauan terhadap pelaksanaan kegiatan organisasi

untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan

berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya (Rifa'i

& Fadhli, 2013).

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur nilai

variabel yang diteliti. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

berupa angketatau kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti yang berisi

beberapaitem pertanyaan tentang persepsi terhadap masalahan penelitian.


34

Instrument dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert yang disajikan

sebagai berikut:

1. Sangat Setuju diberi nilai 5

2. Seuju diberi nilai 4

3. Kurang setuju diberi nilai 3

4. Tidak setuju diberi nilai 2

5. Sangat tidak setuju diberi nilai 1

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data berkaitan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan

masalah dan menguji hipotesis yang diajukan. Teknik analisis data digunakan untuk

menguji parameter populasi dengan statistik atau untuk memeriksa ukuran populasi

menggunakan data sampel (Sugiyono, 2018). Metode analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.6.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah uji yang bertujuan untuk mengukur sah atau

tidaknyasuatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesionertersebut (Ghozali, 2018). Uji validitas dalam penelitian ini yaitu dengan

menghitung hubungan antara skor hal dari setiap pertanyaan dan skor pertanyaan.

Estimasi diselesaikan dengan menggunakan program SPSS (Paket Statistik untuk

Ilmu Sosial). Pengujian legitimasi memiliki aturan jikabernilai sig. (2-diikuti) pada

skor build absolut < 0,05 atau sebaliknya jika r hitung lebih besar dari r tabel (pada

tingkat kepentingan 0,05), maka pada titik itu, pernyataan atau penanda seharusnya
35

menjadi "sah" dan juga sebaliknya.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah instrumen yang dimaksudkan untuk mengukur survei

yang merupakan penanda suatu variabel atau bangunan. Sebuah surveiseharusnya

solidatau dapat diandalkan jika respons individu terhadap suatu pernyataan stabil

atau stabil setiap saat (Ghozali, 2018). Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji

konsistensi jawaban dari responden melalui pertanyaan yang diberikan. Dalam

pengujian reliabilitas ini, peneliti menggunakan metode Statistic Cronback Alpha

dengan signifikasi yangdigunakan sebesar 0,6 dimana jika nilai nilai Cronback

Alpha dari suatu tabel lebih besar dari 0,6 maka butir pertanyaan yag diajukan

dalam pengukuran instrument tersebut memiliki reliabilitas yang memadai.

Sebaliknya, jika nilaiCronback Alpha lebih kecil dari 0,6 maka butir pertanyaan

tersebut tidak reliabel.

3.6.3 Uji Asumsi Dasar

3.6.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data

berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data yang

normal atau mendekati nornmal. Pengujian normalitas pada penelitian ini

menggunakan metode Kolmogorov Smirnov dengan dasar pengambilan keputusan

sebagai berikut:

1. Apabila nilai signifikansi lebih besar daripada 0,05, maka data dapat dikatakan

berdistribusi normal.

2. Apabila nilai signifikansi lebih kecil daripada 0,05, maka data dapat dikatakan
36

tidak berdistribusi normal.

3.6.3.2 Uji linearitas

Menurut Raharjo (2014), uji linearitas bertujuan untuk menguji apakah dua

variabel memiliki hubungan secara signifikan atau tidak. Uji lienaritas merupakan

salah satu syarat pengujian sebelum melakukan uji regresi linear. Adapun dasar

pengambilan keputusan pada uji ini adalah sebagai berikut:

1. Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka terdapat hubungan linear

secara signifikan antara variabel X dan Y.

2. Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka tidak terdapat hubungan

linear secara signifikan antara variabel X dan Y.

3.6.4 Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi Linier Sederhana merupakan suatu model persamaan yang

menggambarkan hubungan satu variabel bebas/predictor (X) dengan satu variabel

tak bebas/response (Y).

Adapun model persamaan regresi linear sederhana adalah sebagai berikut:

Y = α + bX + e
Dimana:

Y = Kinerja Manajemen RSUDα = Konstantab =

Koefisien regresiX = Komite Audite = Standart error

3.6.5 Uji Hipotesis

Uji statistik digunakan untuk melihat ketepatan atau keakuratan dari suatu

fungsi atau persamaan untuk menaksir dari data yang kita analisis. Nilai ketepatan

ini dapat diukur dari goodness of fit nya. Dapat dilihat dari nilai t hitung, F hitung

dan nilai determinasinya. melalui pemeriksaan kekambuhan, kemudian, pada saat


37

itu, mencoba realitas teori-teori yang telah ditetapkansebelumnya dan kemudian

menguraikan hasilnya. Kemudian, dinamika spekulasi tersebut dapat dilihat dari

nilai produktivitas kritis dari setiap faktor yang terdapat pada hasil pemeriksaan

kekambuhan dengan menggunakan SPSSdengan asumsi angka yang besar < (0,05)

dikatakan terdapat pengaruh yang besar antara faktor bebas pada variabel terikat.

1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien kepastian (R2) digunakan untuk mengukur sejauh mana

kemampuan model dalam mengklarifikasi varietas pada variabel terikat

(terikat).Nilai koefisien jaminan berada di suatu tempat di kisaran nol dan 1.

Nilai kecil R2 menyiratkan bahwa kapasitas faktor-faktor yang bergantung

sangat terbatas.Nilai R2 yang mendekati satu menyiratkan bahwa faktor bebas

memberikan hampir semua data yang diharapkan untuk meramalkan variasi

variabel terikat (Ghozali, 2018).

2. Uji Parsial (Uji-t)

Uji t digunakan untuk mengetahui masing-masing variabel independen

terhadap variabel dependen. Uji parsial dalam penelitian ini menggunakan

tingkat signifikasi sebesar 0,05. Dengan tingkat signifikasi 5% maka kriteria

pengujian dalam penelitianini adalah (Ghozali,2018).

a. Apabila t sig < dari 0,05 dan t hitung > tabel, artinya terdapat pengaruh

yangsignifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

b. Apabila t sig > dari 0,05 dan t hitung < tabel, artinya tidak terdapat

pengaruhyang signifikan antara variabel independen terhadap variabel

dependen
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah RSUD Hajjah Andi Depu Kabupaten

Polewali Mandar merupakan rumah sakit rujukan di Provinsi Sulawesi Barat.

Rumah sakit ini awalnya bernama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Polewali

yang didirikan sejak tahun 1975, yang berlokasi di Jl H. Andi Depu nomor 2,

Polewali Mandar. Pada tanggal 25 Mei 1978, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Polewali disahkan secara resmi melalui SK Bupati Kepala Daerah Tingkat II

Polewali Mamasa nomor 32/BKDH/V/1978, dengan kapasitas tempat tidur

sebanyak 25 buah (RSUD Hajjah Andi Depu, 2023).

Pada tahun 1987, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Polewali pindah ke

bangunan baru yang berlokasi di Jl Dr. Ratulangi nomor 50 Pekkabata, Kelurahan

Darma, Kecamatan Polewali yang dibangun secara bertahap dengan kapasitas

tempat tidur yang bertambah menjadi 74 buah. Pada tahun 2009 dilakukan

pengembangan sarana dan prasarana rumah sakit, hingga kapasitas tempat tidur

menjadi 149 buah. Dan pada tahun 2022, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Polewali berganti nama menjadi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Hajja Andi

Depu, yang disahkan melalui PP Polewali Mandar nomor 24 tahun 2022 (RSUD

Hajjah Andi Depu, 2023).

RSUD Hajjah Andi Depu menjunjung tinggi nilai-nilai yang dianut pasien

dan keluarga, berkomitmen menjaga keselamatan dan keamanan pasien, serta

mengutamakan kepuasan pelanggan, profesionalisme dan kerjasama.

38
39

Meningkatkan kepuasan pelanggan dan masyarakat pada umumnya dengan cara

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang prima. Fungsi yang dimiliki RSUD

Hajjah Andi Depu adalh menyelenggarakan pelayanan medis dan non medis,

asuhan keperawatan, rujukan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

pengembangan, serta menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan (RSUD

Hajjah Andi Depu, 2023).

Adapun visi yang dimiliki RSUD Hajjah Andi Depu adalah menjadi rumah

sakit pusat rujukan terbaik dan kebanggan masyarakat Sulawesi Barat.

Berdasarkan visi tersebut, maka misi yang dimiliki RSUD Hajjah Andi Depu

adalah sebagai berikut: (RSUD Hajjah Andi Depu, 2023)

1. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang prima

2. Memberikan pelayanan kesehatan yang wajar kepada semua

3. Mematuhi standar sarana dan prasarana

4. Mematuhi standar sumber daya manusia rumah sakit

5. Memprofesionalkan sumber daya manusia

6. Meningkatkan kesejahteraan staf rumah sakit Struktur

organisasi adalah kerangka yang menunjukkan pekerjaan untuk mencapai

tujuan dan sasaran organisasi serta wewenang dan tanggung jawab pada tiap-tiap

anggota organsasi terhadap setiap pekerjaan. Dalam pencapaian tujuan dan sasaran

suatu organisasi maka diperlukan adanya struktur organisasi, dengan maksud agar

tujuan yang ingin dicapai organisasi tersebut dapat dijalankan dengan baik dan

terarah (Astuti, 2019). Berikut adalah struktur organisasi RSUD Hajjah Andi Depu.
40

Gambar 4. 1 Struktur Organisasi


Sumber: RSUD Hajjah Andi Depu (2023)
Berikut akan dipaparkan deskripsi pekerjaan berdasarkan unit kerja beserta

jumlah pegawai yang ada di RSUD Hajja Andi Depu (RSUD Hajjah Andi Depu,

2023).

1. Unit tata usaha atau sekertariat, bertugas untuk menyediakan dukungan

administrasi, koordinasi dan manajemen informasi yang penting bagi

operasional rumah sakit, sehingga perlu memastikan kelancaran komunikasi


41

internal dan eksternal, pengelolaan dokumen serta koordinasi kegiatan-kegiatan

penting di rumah sakit. Adapun jumlah pegawai RSUD Hajja Andi Depu pada

unit kerja tata usaha adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 1 Pegawai Pada Unit Kerja Tata Usaha

No Nama Pegawai Status


1 Dr Anita ASN
2 Hj Anita Sayadi, S.Ap., M.Ap ASN
3 M Irwan, S.Ag., M.Kes ASN
4 Suriana, S.KM ASN
5 Hj Amirah, S.KM ASN
6 Hj Hasnah, S.KM ASN
7 Syamsir, S.KM SKRL
8 Rasmiati, S.Kom SKRL
9 Arnita, S.IP SKRL
10 Kasturi SKRL
Total 10 Pegawai
Sumber: RSUD Hajjah Andi Depu, 2023.

2. Unit umum, bertugas untuk menyediakan dukungan administratif dan

operasional yang esensial bagi operasioanl sehari-hari rumah sakit. Adapun

jumlah pegawai RSUD Hajja Andi Depu pada unit umum adalah sebagai

berikut:

Tabel 4. 2 Pegawai Pada Unit Kerja Umum

No Nama Pegawai Status


1 Bahtiar, S.IP., MM ASN
2 Nurhayati H, S.KM -
3 Nurhidayah Basica, S.KM -
4 Reskyatri Faradisa Faruki, S.Fam -
Total 4 Pegawai
Sumber: RSUD Hajjah Andi Depu, 2023.

3. Unit keuangan, bertugas untuk menyediakan informasi keuangan yang akurat,

mengelola anggaran, mengawasi pemrosesan keuangan, serta memastikan


42

kepatuhan terhadap peraturan dan kebijakan keuangan yang berlaku. Adapun

jumlah pegawai RSUD Hajja Andi Depu pada unit kerja keuangan adalah

sebagai berikut:

Tabel 4. 3 Pegawai Pada Unit Kerja Kuangan

No Nama Pegawai Status


1 Hj Arigemiliagridayanti, SE ASN
2 Hj Hatijah, S.KM ASN
3 Putri Darmastuti, S.KM ASN
4 Masdar, S.Sos ASN
5 Indri Amaliah S, S.KM., MM. Kes ASN
6 Asmalia ASN
7 Hery Suryansyah Tamsil, S.IP., M.Si ASN
8 Salma, S.KM ASN
9 Toby Chairun Faizal -
10 Marwa Manja -
11 Nur Hajrah -
12 Andi Muh Ma’ Rifatul -
Total 12 Pegawai
Sumber: RSUD Hajjah Andi Depu, 2023.

4. Unit perencanaan dan pengembangan, bertugas untuk merencanakan dan

mengkoordinasikan inisiatif strategi serta proyek-proyek pengembangan di

rumah sakit dengan melibatkan berbagai aspek perencanaan, penelitian,

analisis, implementasi kebijakan serta program-program baru untuk

meningkatkan efisiensi, kualitas dan keberlanjutan layanan kesehatan. Adapun

jumlah pegawai RSUD Hajja Andi Depu pada unit kerja perencanaan dan

pengembangan adalah sebagai berikut:


43

Tabel 4. 4 Pegawai Pada Unit Kerja Perencanaan dan Pengembangan

No. Nama Pegawai Status


1 A Arham, S.H., M.H ASN
2 Muhammad Suyuti, S.KM ASN
3 Sumantri, S.ST ASN
4 Edy Dwi Iswanto, S.KM., M.Kes ASN
5 Dwi Sartika, S.H ASN
6 Sri Ultifa, S.I.Kom SKRL
7 Nirwana, Amd.MM SKRL
Total 7 Pegawai
Sumber: RSUD Hajjah Andi Depu, 2023.

5. Unit pelayanan medis dan keperawatan, bertugas untuk menyediakan layanan

medis kepada pasien dengan bekerjasama bersama tim medis dan departemen

lainnya untuk memastikan pelayanan medis yang diberikan berkualitas dan

menyeluruh. Adapun jumlah pegawai RSUD Hajja Andi Depu pada unit kerja

pelayanan medis dan keperawatan adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 5 Pegawai Pada Unit Kerja Pelayanan Medis dan Keperawatan

No. Nama Pegawai Status


1 Dr Maryani ASN
2 Soraidah Yusuf, S.Kep, Ns ASN
3 Rasdiana, S.Kep. Ns ASN
4 Hj Andi Dewi S.Kep. Ns ASN
5 Maria Ulfah Sharun, S.Sos ASN
6 Suhuriah, S.Kom SKRL
Pelayanan Poliklinik
7 Dr. Sih Hardjo Boko Bethel, Sp.A ASN
8 Drg. Munira, Sp.KG ASN
9 Dr. Willy Khaleb Thobing, Sp.OG ASN
Kamar Perawatan
10 Indrawati, S.Kep.Ns ASN
11 Marini, S.Kep ASN
12 Martini, S.ST., M.Kes ASN
Total 12 Pegawai
Sumber: RSUD Hajjah Andi Depu, 2023.
44

6. Unit komite audit atau komite mutu, bertugas untuk melakukan pengawasan

pengendalian dan evaluasi terhadap proses keuangan, kepatuhan dan risiko yang

berkaitan dengan operasional rumah sakit. Adapun jumlah pegawai RSUD Hajja Andi

Depu pada unit kerja komite audit adalah sebagai berikut:

Tabel 4. 6 Pegawai Pada Unit Kerja Komite Audit

No Nama Pegawai Status


1 Hariana, S.Kep. Ns ASN
2 Marthina, S.Kep. Ns ASN
3 Mulyadi Fattah, S.St ASN
4 Fandi Achmad, S.Kep. Ns -
Total 4 Pegawai
Sumber: RSUD Hajjah Andi Depu, 2023.

7. Unit rekam medis, bertugas untuk memastikan bahwa data medis pasien

terdokumentasi dengan akurat, aman dan tersedia untuk perawatan dan analisis

selanjutnya. Adapun jumlah pegawai RSUD Hajja Andi Depu pada unit kerja

rekam medis adalah sebagai berikut :

Tabel 4. 7 Pegawai Pada Unit Rekam Medis

No Nama Pegawai Status


1 Khadijah Ganing, A.Md.PK ASN
2 Hardiana, S.Kep ASN
3 Hj Henni, S.KM ASN
4 Hj Masni, S.KM ASN
5 Sukmawati ASN
6 Kiki Waldiyah Aras, A.Md.RMIK ASN
7 Hasura Latif, A.Md.PK ASN
8 Muliani, S.Kep ASN
9 A Ratna Ningsih, S.Kep.Ns -
10 Alfiani, A.Md.RMIK -
11 Yulia Citra, S.Kep -
12 Dwi Kartina, S.Kep -
Total 12 Pegawai
Sumber: RSUD Hajjah Andi Depu, 2023.
45

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan

gambaran terkait identitas responden yang diperoleh dari data diri yang terdapat

pada bagian kuesioner yang telah disebar oleh peneliti, meliputi jenis kelamin, usia,

masa kerja dan pendidikan. Untuk memperjelas karakteristik responden yang

dimaksudkan, maka berikut akan disajikan data responden.

4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Perbedaan gender di Indonesia dalam hal pekerjaan masih sangat terlihat

jelas, dimana perempuan yang bekerja di luar rumah lebih rentang mengalami

konflik pekerjaan dan keluarga dibandingkan dengan laki-laki, dimana hal tersebut

akan berdampak pada kinerja yang dihasilkan dari kedua gender tersebut (Kismono

dkk, 2013). Adapun karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4. 8 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase


1 Pria 41 53,9%
2 Wanita 35 46,1%
Total 76 100%
Sumber: Data yang Dioleh Peneliti, 2023.

Untuk memperjelas karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin,

berikut akan ditampilan data dalam bentuk gambar.


46

53,9%

46,1%

Pria Wanita

Gambar 4. 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Data yang Dioleh Peneliti, 2023.

Berdasarkan tabel 4.8 dan gambar 4.2 menunjukkan bahwa responden yang

berjenis kelamin pria sebanyak 41 orang atau 53,9%, dan responden yang berjenis

kelamin wanita sebanyak 35 orang atau 46,1%. Hal ini mengartikan bahwa

pegawai di RSUD Hajjah Andi Depu Kabupaten Polewali Mandar yang

berpartisipasi dalam penelitian ini didominasi oleh pria.

4.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia merupakan salah satu unsur dari karakteristik pribadi seseorang yang

ikut mempengaruhi kemampuan seseorang dalam mempelajari, memahami,

menerima dan mengadopsi suatu hal serta berkaitan dengan peningkatan kinerja

meskipun hal ini bersifat fleksibel (Riniwati, 2016). Adapun karakteristik

responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel berikut ini.


47

Tabel 4. 9 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No. Usia Jumlah Persentase


1 < 26 tahun 13 17,1%
2 26 – 40 tahun 42 55,3%
3 41 – 55 tahun 10 13,2%
4 > 55 tahun 11 14,5%
Total 76 100%
Sumber: Data yang Dioleh Peneliti, 2023.

Untuk memperjelas karakteristik responden berdasarkan usia, berikut akan

ditampilan data dalam bentuk gambar.

55,3%

17,1% 14,5%
13,2%

< 26 Tahun 26-40 Tahun 41-50 Tahun > 55 Tahun

Gambar 4. 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Sumber: Data yang Dioleh Peneliti, 2023.

Berdasarkan tabel 4.9 dan gambar 4.3 menunjukkan bahwa responden yang

berusia dibawah 26 tahun sebanyak 13 orang atau 17,1%, responden yang berusia

26 tahun sampai 40 tahun sebanyak 42 orang atau 55,3%, responden yang berusia

41 tahun sampai 55 tahun sebanyak 10 orang atau 13,2%, serta responden yang

berusia diatas 55 tahun sebanyak 11 orang atau 14,5%. Hal ini mengartikan bahwa

pegawai di RSUD Hajjah Andi Depu Kabupaten Polewali Mandar yang

berpartisipasi dalam penelitian ini didominasi oleh pegawai yang telah berusia 26

tahun sampai 40 tahun.


48

4.2.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Semakin lama seseorang berada dalam suatu perusahaan, maka pengalaman

dan pengetahuan tentang pekerjaannya semakin luas, sehingga memungkinkan

akan berpengaruh terhadap kinerja yang dihasilkan (Shafira dan Listiara, 2017).

Adapun karakteristik responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel 4. 10 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja


No Masa Kerja Jumlah Persentase
1 < 5 tahun 23 30,3%
2 5-10 tahun 31 40,8%
3 > 10 tahun 22 28,9%
Total 76 100%
Sumber: Data yang Dioleh Peneliti, 2023.

Untuk memperjelas karakteristik responden berdasarkan masa kerja,

berikut akan ditampilan data dalam bentuk gambar.

40,8%
30,3% 28,9%

< 5 Tahun 5-10 Tahun > 10 Tahun

Gambar 4. 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja


Sumber: Data yang Dioleh Peneliti, 2023.

Berdasarkan tabel 4.10 dan gambar 4.4 menunjukkan bahwa responden

yang telah bekerja selama kurang dari 5 tahun sebanyak 23 orang atau 30,3%,

responden yang telah bekerja selaam 5 sampai 10 tahun sebanyak 31 orang atau

40,8%, serta responden yang telah bekerja selama lebih dari 10 tahun sebanyak
49

22 orang atau 28,9%. Hal ini mengartikan bahwa pegawai di RSUD Hajjah Andi

Depu Kabupaten Polewali Mandar yang berpartisipasi dalam penelitian ini

didominasi oleh pegawai yang telah bekerja selama 5 tahun sampai 10 tahun

dirumah sakit.

4.2.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya dalam

melihat peluang kerja, dimana semakin tinggi pendidikannya dimungkinkan akan

semakin besar tingkat pemahamannya dalam bekerja sehingga akan

menghasilkan kinerja yang baik (Mursidin dan Arifin, 2020). Adapun

karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut

ini.

Tabel 4. 11 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Persentase


1 SLTA 12 15,8%
2 D3 - S1 34 44,7%
3 S2 - S3 30 39,5%
Total 76 100%
Sumber: Data yang Dioleh Peneliti, 2023.

Untuk memperjelas karakteristik responden berdasarkan pendidikan, berikut akan

ditampilan data dalam bentuk gambar.

44,7%
39,5%

15,8%

SLTA D3-S1 S2-S3

Gambar 4. 5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Sumber: Data yang Dioleh Peneliti, 2023.


50

Berdasarkan tabel 4.11 dan gambar 4.5 menunjukkan bahwa responden

yang memiliki penddikan terakhir di tingkat SLTA sebanyak 12 orang atau

15,8%, responden yang memiliki penddikan terakhir di tingkat D3 sampai S1

sebanyak 34 orang atau 44,7%, serta responden yang memiliki penddikan

terakhir di tingkat S2 sampai S3 sebanyak 30 orang atau 39,5%. Hal ini

mengartikan bahwa pegawai di RSUD Hajjah Andi Depu Kabupaten Polewali

Mandar yang berpartisipasi dalam penelitian ini didominasi oleh pegawai yang

memiliki pendidikan terakhir di tingkat D3 sampai S1.

4.2.2 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk

memberikan gambaran terkait kecenderungan jawaban responden terhadap

masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini agar lebih mudah

dipahami. Jawaban responden dalam peneitian ini akan dipaparkan berdasarkan

rentang skor menggunakan skala likert, terdiri dari 5 pilihan jawaban yaitu sangat

setuju (SS), setuju (S), kurang setuju (KS), tidak setuju (TS) dan sangat tidak

setuju (STS).

4.2.2.1 Statistik Deskriptif Variabel Komite Audit

Komite audit sebagai suatu komite yang bekerja secara profesional dan

independen yang dibentuk oleh dewan komisaris dengan tugas membantu dan

memperkuat fungsi dewan komisaris (dewan pengawas) dalam menjalankan

fungsi pengawasan (oversight) atas proses pelaporan keuangan, manajemen risiko,

pelaksanaan audit, dan implementasi dari corporate governance pada suatu

organisasi (Effendi, 2016). Hasil uji statistik deskriptif terkait variabel komite audit

dapat dilihat pada tabel berikut ini.


51

Tabel 4. 12 Statistik Deskriptif Variabel Komite Audit

Skor Jawaban
No. Pernyataan Mean
SS S KS TS STS

Komite audit
memberikan
pengawasan yang
independent atas
proses resiko dan
1 36 27 11 2 0 4,28
indepen yang di
pegang oleh divisi
badan pengawas
rumah sakit (BPRS)
pada Rumah Sakit
Komite audit
mendapat wewenang
yang jelas dari
2 20 41 11 4 0 4,01
pimpinan rumah sakit
dalam menyelesaikan
tugasnya

Komite audit perlu


melakukan
pengawasanterhadap
3 hasil audit yang 28 34 8 6 0 4,11
dilakukan oleh auditor
independent pada
rumah sakit

Komite audit
memiliki pengalaman
4 dalam bidang 29 37 4 6 0 4,17
pengawasan atau
audit

Komite audit mampu


memastikan bahwa
laporan kinerja
keuangan yang dibuat
5 27 29 14 6 0 4,01
oleh manajementelah
memberikan
gambaran yang
sebenarnya.
52

Komite audit taat


6 terhadap semua aturan 36 26 12 2 0 4,26
dan prosedur kerja

Komite audit selalu


7 melakukan pertemuan 29 41 2 4 0 4,25
atau rapat setiap tahun

Komite audit perlu


melakukan
pengawasan terhadap
8 36 32 8 0 0 4,37
hasil audit yang
dilakukan oleh auditor
independent
Efektivitas kerja
pengawasan komite
audit jugasangat
dipengaruhi oleh pola
9 hubungan dan tingkat 18 51 3 4 0 4,09
intensitas komunikasi
antara komite audit
dengan berbagai
pihak

Sumber: Data yang Dioleh Peneliti, 2023.

Berdasarkan tabel 4.12 menunjukkan bahwa pada item pernyataan 1,

jawaban responden didominasi oleh jawaban sangat setuju sebanyak 36 jawaban,

dengan nilai mean sebesar 4,28. Hal ini mengartikan rata-rata responden sangat

setuju bahwa komite audit memberikan pengawasan yang independen atas proses

resiko dan indepen yang di pegang oleh divisi badan pengawas rumah sakit (BPRS)

pada rumah sakit. Pada item pernyataan 2, jawaban responden didominasi oleh

jawaban setuju sebanyak 41 jawaban, dengan nilai mean sebesar 4,01. Hal ini

mengartikan rata-rata responden setuju bahwa komite audit mendapat wewenang

yang jelas dari pimpinan rumah sakit dalam menyelesaikan tugasnya.


53

Pada item pernyataan 3, jawaban responden didominasi oleh jawaban setuju

sebanyak 34 jawaban, dengan nilai mean sebesar 4,11. Hal ini mengartikan rata-

rata responden setuju bahwa komite audit perlu melakukan pengawasan terhadap

hasil audit yang dilakukan oleh auditor independent pada rumah sakit. Pada item

pernyataan 4, jawaban responden didominasi oleh jawaban setuju sebanyak 37

jawaban, dengan nilai mean sebesar 4,17. Hal ini mengartikan rata-rata responden

setuju bahwa komite audit memiliki pengalaman dalam bidang pengawasan atau

audit.

Pada item pernyataan 5, jawaban responden didominasi oleh jawaban setuju

sebanyak 29 jawaban, dengan nilai mean sebesar 4,01. Hal ini mengartikan rata-

rata responden setuju bahwa komite audit mampu memastikan bahwa laporan

kinerja keuangan yang dibuat oleh manajemen telah memberikan gambaran yang

sebenarnya. Pada item pernyataan 6, jawaban responden didominasi oleh jawaban

sangat setuju sebanyak 36 jawaban, dengan nilai mean sebesar 4,26. Hal ini

mengartikan rata-rata responden sangat setuju bahwa komite audit taat terhadap

semua aturan dan prosedur kerja.

Pada item pernyataan 7, jawaban responden didominasi oleh jawaban setuju

sebanyak 41 jawaban, dengan nilai mean sebesar 4,25. Hal ini mengartikan rata-

rata responden setuju bahwa komite audit selalu melakukan pertemuan atau rapat

setiap tahun. Pada item pernyataan 8, jawaban responden didominasi oleh jawaban

sangat setuju sebanyak 36 jawaban, dengan nilai mean sebesar 4,37. Hal ini

mengartikan rata-rata responden sangat setuju bahwa komite audit perlu

melakukan pengawasan terhadap hasil audit yang dilakukan oleh auditor


54

independen. Serta pada item pernyataan 9, jawaban responden didominasi oleh

jawaban setuju sebanyak 51 jawaban, dengan nilai mean sebesar 4,09. Hal ini

mengartikan rata-rata responden setuju bahwa efektivitas kerja pengawasan komite

audit juga sangat dipengaruhi oleh pola hubungan dan tingkat intensitas

komunikasi antara komite audit dengan berbagai pihak.

Berdasarkan 9 item pernyataan yang telah disedikan oleh peneliti terkait

variabel komite audit, rata-rata responden memberikan tanggapan setuju pada

setiap item pernyataan yang disediakan. Hal ini mengartikan bahwa rata-rata

pegawai di RSUD Hajja Andi Depi Kabupaten Polewali Mandar menganggap

bahwa keberadaan komite audit berperan dalam memaksimalkan manajemen

rumah sakit, sehingga membuat pegawai dominan memberikan jawaban setuju.

4.2.2.2 Statistik Deskriptif Variabel Kinerja Manajemen RSUD

Kinerja manajemen rumah sakit bertujuan untuk menjalankan rumah sakit

dengan efektif dan efisien untuk memberikan pelayanan kesehatan yang

berkualitas kepada pasien, melalui pengelolaan berbagai aspek mulai dari

pelayanan pasien, keuangan, operasional hingga pengembangan dan inovasi rumah

sakit (Chairina, 2019). Hasil uji statistik deskriptif terkait variabel kinerja

manajemen RSUD dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4. 13 Statistik Deskriptif Variabel Kinerja Manajemen RSUD

Skor Jawaban
No. Pernyataan Mean
SS S KS TS STS
1 Standar kinerja menerangkan 18 32 26 0 0 3,89
dengan jelas
mengenai apa yang
diharapkan dari pegawai
2 Jika saya memiliki lebih dari 36 32 8 0 0 4,37
satu tujuan, sayatahu tujuan
55

mana yang harus


diprioritaskan
3 Tim kerja di rumah sakit 12 51 9 4 0 3,93
ini bekerja sama
untuk mencapai tujuan
4 Pegawai mengikuti pelatihan 29 37 4 6 0 4,17
dapatmeningkatkan kinerja
rumah sakit
5 Pegawai mampu memenuhi 29 41 2 4 0 4,25
target kerja yang
ditetapkan oleh standar rumah
sakit
6 Kegunaan dari kinerja 20 41 11 4 0 4,01
manajemen adalah untuk
kepentingan strategi
organisasi/ instansi,
kepentingan pengembangan
SDM, dan kepentingan
administrasi pegawai
7 Pegawai selalu berpartisipasi 18 32 26 0 0 3,89
dalam setiap kegiatan-
kegiatan yang diadakan oleh
rumah sakit
8 Dalam penilaian kinerja, 29 41 2 4 0 4,25
pimpinanmengadakan
pertemuan untuk
mendiskusikan
kemajuan pencapaian tujuan
9 Sistem kinerja manajemen 18 51 3 4 0 4,09
yang dirancangoleh rumah
sakit selalu diasosiasikan
dengan insentif sehingga
mampu memiliki daya guna
10 Komite audit telah 29 37 4 6 0 4,17
mengidentifikasi kriteria
untuk mengukur pencapaian
sasaran dan tujuan organisasi
pada rumah sakit
11 Pelaporan keuangan rumah 29 41 2 4 0 4,25
sakit dibuat dalam bentuk
laporan keuangan sesuai
dengan standarakuntansi
rumah sakit yang ditetapkan
dengan
Permenkes
12 Dilakukannya finansial audit 26 34 12 4 0 4,08
terhadap laporan keuangan
rumah sakit
13 Evaluasi terhadap 36 32 6 2 0 4,34
pelaksanaan kegiatan
56

pengelolaan anggaran rumah


sakit dilakukan
(setiap triwulan, semester, dan
tahunan)
14 Catatan atas laporan 36 27 11 2 0 4,28
keuangan disajikan dalam
laporan keuangan
15 Terdapat sistem pengawasan 20 49 3 4 0 4,12
terhadap sistem pelaksanaan
tugas
Sumber: Data yang Dioleh Peneliti, 2023.

Berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan bahwa pada item pernyataan 1,

jawaban responden didominasi oleh jawaban sangat setuju sebanyak 32 jawaban,

dengan nilai mean sebesar 3,89. Hal ini mengartikan rata-rata responden setuju

bahwa standar kinerja menerangkan dengan jelas mengenai apa yang diharapkan

dari pegawai. Pada item pernyataan 2, jawaban responden didominasi oleh jawaban

sangat setuju sebanyak 36 jawaban, dengan nilai mean sebesar 4,37. Hal ini

mengartikan rata-rata responden sangat setuju bahwa dirinya mampu

mempriotitaskan satu dari berbagai tujuan yang dimilikinya.

Pada item pernyataan 3, jawaban responden didominasi oleh jawaban setuju

sebanyak 51 jawaban, dengan nilai mean sebesar 3,93. Hal ini mengartikan rata-

rata responden setuju bahwa tim kerja rumah sakit mampu bekerjasama dengan

baik untuk mencapai tujuan organisasi. Pada item pernyataan 4, jawaban responden

didominasi oleh jawaban setuju sebanyak 37 jawaban, dengan nilai mean sebesar

4,17. Hal ini mengartikan rata-rata responden setuju bahwa pegawai yang

mengikuti pelatihan dapat meningkatkan kinerja rumah sakit.

Pada item pernyataan 5, jawaban responden didominasi oleh jawaban setuju

sebanyak 41 jawaban, dengan nilai mean sebesar 4,25. Hal ini mengartikan rata-
57

rata responden setuju bahwa pegawai mampu memenuhi target kerja yang

ditetapkan oleh standar rumah sakit. Pada item pernyataan 6, jawaban responden

didominasi oleh jawaban setuju sebanyak 41 jawaban, dengan nilai mean sebesar

4,01. Hal ini mengartikan rata-rata responden sangat setuju bahwa kegunaan dari

kinerja manajemen adalah untuk kepentingan strategi organisasi/ instansi,

kepentingan pengembangan SDM, dan kepentingan administrasi pegawai.

Pada item pernyataan 7, jawaban responden didominasi oleh jawaban setuju

sebanyak 32 jawaban, dengan nilai mean sebesar 3,89. Hal ini mengartikan rata-

rata responden setuju bahwa pegawai selalu berpartisipasi dalam setiap kegiatan-

kegiatan yang diadakan oleh rumah sakit. Pada item pernyataan 8, jawaban

responden didominasi oleh jawaban setuju sebanyak 41 jawaban, dengan nilai

mean sebesar 4,25. Hal ini mengartikan rata-rata responden sangat setuju bahwa

dalam penilaian kinerja, pimpinan mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan

kemajuan pencapaian tujuan.

Pada item pernyataan 9, jawaban responden didominasi oleh jawaban setuju

sebanyak 51 jawaban, dengan nilai mean sebesar 4,09. Hal ini mengartikan rata-

rata responden setuju bahwa sistem kinerja manajemen yang dirancang oleh rumah

sakit selalu diasosiasikan dengan insentif sehingga mampu memiliki daya guna.

Pada item pernyataan 10, jawaban responden didominasi oleh jawaban setuju

sebanyak 37 jawaban, dengan nilai mean sebesar 4,17. Hal ini mengartikan rata-

rata responden setuju bahwa komite audit telah mengidentifikasi kriteria untuk

mengukur pencapaian sasaran dan tujuan organisasi pada rumah sakit.


58

Pada item pernyataan 11, jawaban responden didominasi oleh jawaban

setuju sebanyak 41 jawaban, dengan nilai mean sebesar 4,25. Hal ini mengartikan

rata-rata responden setuju bahwa pelaporan keuangan rumah sakit dibuat dalam

bentuk laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi rumah sakit yang

ditetapkan dengan Permenkes. Pada item pernyataan 12, jawaban responden

didominasi oleh jawaban setuju sebanyak 34 jawaban, dengan nilai mean sebesar

4,08. Hal ini mengartikan rata-rata responden setuju bahwa finansial audit telah

dilakukan terhadap laporan keuangan rumah sakit.

Pada item pernyataan 13, jawaban responden didominasi oleh jawaban

sangat setuju sebanyak 36 jawaban, dengan nilai mean sebesar 4,34. Hal ini

mengartikan rata-rata responden sangat setuju bahwa telah dilakukan evaluasi

terhadap pelaksanaan kegiataan pengelolaan anggaran rumah sakit setiap triwulan,

semester dan tahunan. Pada item pernyataan 14, jawaban responden didominasi

oleh jawaban sangat setuju sebanyak 36 jawaban, dengan nilai mean sebesar 4,28.

Hal ini mengartikan rata-rata responden sangat setuju bahwa catatan atas laporan

keuangan disajikan dalam laporan keuangan. Serta pada item pernyataan 15,

jawaban responden didominasi oleh jawaban setuju sebanyak 49 jawaban, dengan

nilai mean sebesar 4,12. Hal ini mengartikan rata-rata responden setuju bahwa

terdapat sistem pengawasan terhadap sistem pelaksanaan tugas para pegawai.

Berdasarkan 15 item pernyataan yang telah disedikan oleh peneliti terkait

variabel kinerja manajemen RSUD, rata-rata responden memberikan tanggapan

setuju pada setiap item pernyataan yang disediakan. Hal ini mengartikan bahwa

rata-rata pegawai di RSUD Hajja Andi Depi Kabupaten Polewali Mandar


59

menganggap bahwa manajemen rumah sakit telah mampu memaksimalkan kinerja

para pegawai melalui berbagai perencanaan, pengorganisasi, hingga pengawasan,

sehingga membuat pegawai dominan memberikan jawaban setuju.

Adapun bagian poliklinik dan kamar perawatan yang dicantumkan peneliti

pada tabel 4.5 unit pelayanan medis dan keperawatan yang terdiri dari Dokter

Spesialis Anak, Dokter Spesialis gigi dan mulut, serta Dokter Spesialis

Kandungan/obgyn.. Kemudian pada bagian kamar perawatan terdiri dari kamar

perawatan kenanga, kamar perawatan teratai, serta VIP Cempaka. Dan dari 9

pernyataan pada variabel komite audit dan 15 pernyataan pada variabel kinerja

manajemen rata-rata dari masing-masing responden pada bagian poliklinik dan

kamar perawatan didominasi jawaban setuju pada setiap item pernyataan yang

disediakan oleh penulis. Hal ini mengartikan bahwa dari 6 responden tersebut

menganggap Komite Audit memiliki peran yang sangat penting terhadap kinerja

manajemen pada RSUD Hajjah Andi Depu.

4.2.3 Uji Instrumen

Uji instrumen digunakan untuk mengetahui kelayakan alat ukur yang

digunakan pada penelitian sehingga data yang diperoleh tidak menghasilkan

kesimpulan yang bias, serta terhindar dari adanya informasi yang keliru dalam

menjelaskan keadaan sebenarnya yang dirasakan oleh subyek penelitian (Siyoto

dan Sodik, 2015). Uji instrumen dalam penelitian ini menggunakan 2 pengujian

yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.


60

4.2.3.1 Uji Validitas

Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi pearson.

Adapun syarat pengambilan keputusan pada uji ini adalah, jika nilai r-hitung > r-

tabel maka data dinyatakan valid (Purnomo, 2016). Berikut hasil uji validitas yang

telah dilakukan oleh peneliti.

Tabel 4. 14 Hasil Uji Validitas

Variabel Item r-Hitung r-Tabel Keterangan


Komite audit X.1 0,891 0,225 Valid
(X) X.2 0,861 0,225 Valid
X.3 0,922 0,225 Valid
X.4 0,897 0,225 Valid
X.5 0,837 0,225 Valid
X.6 0,889 0,225 Valid
X.7 0,851 0,225 Valid
X.8 0,874 0,225 Valid
X.9 0,816 0,225 Valid
Kinerja Y.1 0,747 0,225 Valid
manajemen Y.2 0,818 0,225 Valid
RSUD Y.3 0,690 0,225 Valid
(Y) Y.4 0,899 0,225 Valid
Y.5 0,936 0,225 Valid
Y.6 0,842 0,225 Valid
Y.7 0,747 0,225 Valid
Y.8 0,936 0,225 Valid
Y.9 0,815 0,225 Valid
Y.10 0,899 0,225 Valid
Y.11 0,936 0,225 Valid
Y.12 0,859 0,225 Valid
Y.13 0,841 0,225 Valid
Y.14 0,816 0,225 Valid
Y.15 0,823 0,225 Valid
Sumber: Data yang Dioleh Peneliti, 2023.

Berdasarkan tabel 4.14 menunjukkan bahwa seluruh item pernyataan pada

variabel komite audit dan kinerja manajemen RSUD memiliki nilai r-hitung > r-

tabel. Hal ini mengartikan seluruh item pada variabel komite audit dan kinerja

manajemen dinyatakan valid, sehingga item pernyataan kuesioner pada penelitian


61

ini dapat digunakan untuk pengujian selanjutnya.

4.2.3.2 Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji cronbach alpha.

Adapun syarat pengambilan keputusan pada uji ini adalah, jika nilai cronbach

alpha’ > 0,60 maka data dinyatakan reliabel (Purnomo, 2016). Berikut hasil uji

reliabilitas yang telah dilakukan oleh peneliti.

Tabel 4. 15 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach Alpha’ Keterangan


Komie audit (X) 0,959 Reliabel
Kinerja manajemen 0,970 Reliabel
RSUD (Y)
Sumber: Data yang Dioleh Peneliti, 2023.

Berdasarkan tabel 4.15 menunjukkan bahwa variabel komite audit memiliki

nilai cronbach alpha sebesar 0,959 > 0,60, hal ini mengartikan seluruh item pada

variabel komite audit dinyatakan reliabel. Pada variabel kinerja manajemen RSUD

memiliki nilai cronbach alpha sebesar 0,970 > 0,60, hal ini mengartikan seluruh

item pada variabel kinerja manajemen RSUD dinyatakan reliabel. Sehingga setiap

item pada variabel komite audit dan kinerja manajemen RSUD layak digunakan

sebagai alat ukur.

4.2.4 Uji Asumsi Dasar

Uji asumsi dasar merupakan uji pra syarat yang harus dipenuhi terlebih

dahulu, bertujuan untuk mengetahui kelayakan model regresi yang digunakan

dalam penelitian, sehingga data yang digunakan tidak bias dan pengujian dapat

dipercaya dalam menarik kesimpulan (Purnomo, 2016). Uji asumsi dasar dalam

penelitian ini menggunakan dua pengujian yaitu uji normalitas dan uji linearitas.
62

4.2.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kolmogorov

smirnov. Adapun syarat pengambilan keputusan pada uji ini adalah jika nilai

signifikansi > 0,05, maka data dinyatakan normal, maka data dikatakan

berdistribusi normal (Purnomo, 2016). Berikut hasil uji normalitas yang telah

dilakukan oleh peneliti.

Tabel 4. 16 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual
N 76

Mean .0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 2.35113005

Absolute .151
Most Extreme
Positive .151
Differences
Negative -.073

Test Statistic .151

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c


a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Sumber: Data yang Dioleh Peneliti, 2023.

Berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada

penelitian ini sebesar 0,200 > 0,05, hal ini mengartikan bahwa data dalam

penelitian ini telah terdistribusi secara normal. Karena hasil uji normalitas telah
63

memenuhi syarat, maka data dalam penelitian ini layak untuk dilanjutkan pada

pengujian berikutnya.

Untuk memperkuat hasil pengujian normalitas menggunakan uji

kolmogorov-smirnov, peneliti juga akan memaparkan hasil uji normalitas

berdasarkan uji grafik probability plot.

Gambar 4. 6 Hasil Uji Probability Plot

Sumber: Data yang Dioleh Peneliti, 2023.

Berdasarkan gambar 4.6 menunjukkan bahwa adanya titik-titik (data) yang

tersebar disekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik (data) tersebut

mengikuti arah garis diagonal. Hal ini mengartikan bahwa data dalam penelitian

ini dinyatakan berdistribusi normal, sehingga data tersebut layak untuk dilanjutkan

pada pengujian berikutnya.

4.2.4.2 Uji Linearitas

Pengujian linearitas dalam penelitian ini menggunakan uji test for linearity.

Adapun syarat pengambilan keputusan pada uji ini adalah jika nilai deviation from

linearity sig > 0,05, maka data dinyatakan memiliki hubungan yang linear

(Purnomo, 2016). Berikut hasil uji linearitas yang telah dilakukan oleh peneliti.
64

Tabel 4. 17 Hasil Uji Linearitas

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Kinerja Between (Combined) .449 10 .245 1.485 .106
Manajemen Groups Linearity .572 1 .372 1.088 .251
RSUD * Deviation
Komite Audit from .877 9 .542 3.007 .105
Linearity
Within Groups 2.709 65 1.503
Total 3.158 75
Sumber: Data yang Dioleh Peneliti, 2023.

Berdasarkan tabel 4.17 menunjukkan bahwa nilai deviation from linearity

sig sebesar 0,105 > 0,05. Hal ini mengartikan bahwa data dari variabel komite audit

dan kinerja manajemen RSUD pada penelitian ini memiliki hubungan linear secara

signifikan. Sehingga data dalam penelitian ini layak dilanjutkan pada pengujian

selanjutnya.

4.2.5 Analisis Regresi Linear Sederhana

Model persamaan regresi yang baik adalah yang telah memenuhi uji asumsi

dasar terlebih dahulu. Berdasarkan hasil uji yang telah dipaparkan sebelumnya

membuktikan bahwa data pada penelitian ini telah memenuhi semua syarat dalam

uji asumsi dasar sehingga layak untuk dilanjutkan pada pengujian berikutnya agar

memperoleh kesimpulan sesuai fakta yang terjadi di lapangan.

Penelitian ini menggunakan model analisis regresi linear sederhana untuk

memprediksi seberapa jauh perubahan nilai variabel dependen yaitu kinerja

manajemen RSUD, apabila nilai variabel independen yaitu komite audit

mengalami kenaikan atau penurunan. Berikut hasil uji regresi linear sederhana
65

yang telah dilakukan oleh peneliti.

Tabel 4. 18 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 6.315 1.654 3.819 .000
Komite Audit 1.486 .043 .970 4.199 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Manajemen RSUD
Sumber: Data yang Dioleh Peneliti, 2023.

Berdasarkan tabel 4.18, maka persamaan regresi linear sederhana pada

penelitian ini adalah sebagai berikut.

Y = 6,315 + 1,486 X

5 Nilai konstanta yang diperoleh sebesar 6,315, angkat tersebut menunjukkan bahwa jika

variabel komite audit konstan atau tidak mengalami perubahan, maka nilai variabel

kinerja manajemen RSUD adalah sebesar 6,315.

6 Variabel komite audit, menunjukkan nilai koefisien sebesar 1,486. Hal ini mengartikan

bahwa jika terjadi kenaikan nilai variabel komite audit sebesar 1% maka nilai variabel

kinerja manajemen RSUD juga akan mengalami kenaikan sebesar variabel pengalinya

yaitu sebesar 1,486.

4.2.6 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan variasi variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen

(Purnomo, 2016:). Berikut hasil uji koefisien determinasi yang telah dilakukan oleh

peneliti.
66

Tabel 4. 19 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
a
1 .698 .540 .500 2.367
a. Predictors: (Constant), Komite Audit
Sumber: Data yang Dioleh Peneliti, 2023.

Berdasarkan tabel 4.19 menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi

yang dinyatakan dengan nilai r-square dalam penelitian ini sebesar 0,540 atau 54%,

hal ini mengartikan bahwa variabel kinerja manajemen RSUD mampu dijelaskan

oleh variabel komite audit sebesar 54%, sedangkan sisanya sebesar 46% dijelaskan

oleh variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.2.7 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab hipotesis yang

telah dirumuskan pada bab sebelumnya. Uji hipotesis dalam penelitian ini

menggunakan dua pengujian yaitu uji parsial. Syarat pengambilan keputusan pada

uji ini adalah jika nilai signifikansi < 0,5 dan nilai t-hitung > t-tabel, maka hipotesis

dinyatakan diterima (Purnomo, 2016). Berikut hasil uji parsial (uji-t) yang telah

dilakukan oleh peneliti.

Tabel 4. 20 Hasil Uji Parsial (Uji-T)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 6.315 1.654 3.819 .000
Komite Audit 1.486 .043 .970 4.199 .000
a. Dependent Variable: Kinerja Manajemen RSUD
Sumber: Data yang Dioleh Peneliti, 2023.
67

Berdasarkan tabel 4.20 menunjukkan bahwa variabel komite audit memiliki

nilai koefisien regresi sebesar 1,486 yang bernilai positif, memiliki nilai t-hitung

sebesar 4,199 > t-tabel 1,992, serta memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05.

Hal ini mengartikan bahwa variabel komite audit berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap kinerja manajemen RSUD, sehingga dapat disimpulkan bahwa:

H1 : Komite audit berpengaruh terhadap kinerja manajemen RSUD Hajjah Andi

Depu Kabupaten Polewali Mandar, diterima.

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya

menunjukkan bahwa variabel komite audit memiliki nilai koefisien regresi sebesar

1,486 yang bernilai positif, memiliki nilai t-hitung sebesar 4,199 > t-tabel 1,992,

serta memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini mengartikan bahwa

variabel komite audit berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja

manajemen RSUD, sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima.

Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Atikah dkk (2021),

dalam penelitiannya yang berjudul “peranan komite audit terhadap kinerja

manajemen rumah sakit umum daerah (Blud Rumah Sakit Umum Daerah

Sawerigading Palopo)”, yang menyimpulkan bahwa komite audit berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja manajemen RSUD. Sejalan juga dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Agustin dkk (2022), dalam penelitiannya yang

berjudul “pengaruh komite audit, dewan komisaris dan dewan direksi terhadap

kinerja perusahaan perbankan”, yang menyimpulkan bahwa komite audit

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan.


68

Menurut Rahardja (2017) komite audit merupakan bagian penting dari suatu

aktivitas operasional atau pengawasan internal. Dalam melakukan pengendalian

sistem informasi maka diperlukan komite audit karena merupakan salah satu

bagian dari sistem administrasi perusahaan. Komite audit menambah kemajuan

pengaturan penting organisasi dan diandalkan untuk memberikan informasi dan

usulan kepada staf manajerial puncak mengenai masalah keuangan atau fungsional.

Dengan demikian, komite audit yang kuat akan membidik dalam bekerja pada

pameran dan intensitas organisasi, terutama dalam iklim bisnis yang berubah di

luar kemampuan untuk mengendalikan organisasi.

Berdasarkan temuan peneliti menunjukkan bahwa keberadaan komite audit

di RSUD Hajjah Andi Depu Kabupaten Polewali Mandar berperan dalam

memaksimalkan manajemen rumah sakit, sehingga membuat para pegawai

dominan memberikan jawaban setuju pada setiap item pernyataan pada kuesioner

terhadap variabel komite audit dan variabel kinerja manajemen RSUD,

sebagaimana yang telah dipaparkan pada hasil penelitian sebelumnya.

Keberadaan komite audit di RSUD Hajjah Andi Depu Kabupaten Polewali

Mandar dinilai penting oleh para pegawai karena sifatnya yang independen

sehingga membuat bentuk pengawasan dan pemantauan yang dilakukan lebih

optimal, selain itu kehadiran komite audit juga tidak jarang memberikan nasihat

kepada manajemen rumah sakit baik dalam hal keuangan maupun pengendalian

internal rumah sakit, sehingga membantu manajemen untuk membuat keputusan

yang lebih baik, yang berujung pada peningkatan kinerja rumah sakit secara

keseluruhan.
69

Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin baik komite audit dalam

menjalankan perannya, maka akan semakin meningkatkan kinerja manajemen

rumah sakit di RSUD Hajjah Andi Depu Kabupaten Polewali Mandar. Begitupun

sebaliknya semakin kurang baik komite audit dalam menjalankan perannya, maka

akan semakin menurunkan kinerja manajemen rumah sakit di RSUD Hajjah Andi

Depu Kabupaten Polewali Mandar.


70

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari analisis data dan pembahasan yang telah dipaparkan

pada bab 4 mengenai peranan komite audit terhadap kinerja manajemen rumah

sakit (studi kasus pada RSUD Hajjah Andi Depu Kabupaten Polewali Mandar),

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

manajemen RSUD Hajjah Andi Depu Kabupaten Polewali Madar. Hal ini

mengartikan bahwa semakin baik komite audit dalam menjalankan perannya, maka

akan semakin meningkatkan kinerja manajemen rumah sakit di RSUD Hajjah Andi

Depu Kabupaten Polewali Mandar. Begitupun sebaliknya semakin kurang baik

komite audit dalam menjalankan perannya, maka akan semakin menurunkan

kinerja manajemen rumah sakit di RSUD Hajjah Andi Depu Kabupaten Polewali

Mandar.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka ada

beberapa saran yang peneliti berikan kepada beberapa pihak, antara lain:

a. Bagi rumah sakit

Keberadaan komite audit di RSUD Hajjah Andi Depu Kabupaten Polewali Mandar

dinilai sudah mampu menjalankan perannya dengan baik, tetapi dalam hal ini

rumah sakit harus terus memperhatikan terkait peran yang dijalankan oleh komite

audit karena kondisi organisasi bisa berubah-ubah mengikuti perkembangan

70
71

zaman. Mengingat peran komite audit akan memberikan dampak yang besar

terhadap pemakasimalan kinerja manajemen rumah sakit mulai dari sumber daya

manusia yang dimiliki, operasional rumah sakit, keuangan rumah sakit hingga

pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada masyarakat.

b. Bagi peneliti

Untuk peneliti dengan judul terkait, diharapkan peneliti selanjutnya dapat

menggunakan variabel-variabel yang lain seperti sistem informan sumber daya

manusia dan variabel-variabel lainnya yang juga dapat mempengaruhi kinerja

manajemen rumah sakit. Selain itu, peneliti selanjutnya juga sebaiknya melakukan

pengembangan terhadap objek penelitian yang diteliti sehingga hasil penelitian

yang diperoleh akan dilebih kompleks.

Anda mungkin juga menyukai