Anda di halaman 1dari 63

PERAN SERIKAT PEKERJA TERHADAP KEPUASAN PEKERJA PADA

PT SEIKOU SEAT COVER KABUPATEN BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam Menyelesaikan Program

Sarjana Strata Satu S-1 pada Program Studi Manajemen

Oleh

Roni Maulana

NIM : 102019002

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MANDIRI

2023
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh :

Nama : Roni Maulana

NIM : 102019002

dengan judul :

“PERAN SERIKAT PEKERJA TERHADAP KEPUASAN

PEKERJA PADA PT. SEIKOU SEAT COVER KABUPATEN

BANDUNG”.

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Bandung …………. 2023

Pembimbing I Pembimbing II

--------------------------- --------------------------
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

“Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Peran Serikat

Pekerja Terhadap Kepuasan Pekerja Pada PT. Seikou Seat Cover

Kabupaten Bandung”. ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya

saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan

cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmiah yang berlaku dalam

masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung

resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya, apabila kemudian ditemukan

adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada

klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini”

Bandung, ………………….2023

Yang membuat pernyataan,

(Roni Maulana)
ABSTRAK

This thesis discusses the role of labor unions in protecting workers'

rights and the working system at PT. Seikou Seat Cover, Bandung Regency.

The research aims to determine the role of labor unions in protecting

workers' rights and the working system at PT. Seikou Seat Cover, Bandung

Regency. This study is a qualitative and descriptive research. The research

was conducted at PT. Seikou Seat Cover, Bandung Regency, West Java

province. The research instruments used were mobile phones, note-taking,

interview guidelines. Data collection techniques involved observation,

interviews, and documentation. The data analysis technique employed in

this research was qualitative analysis.

The results of this study indicate that the role of labor unions is to

protect and fight for wage improvements, protect workers against injustice

and discrimination, and improve working conditions. The workers' rights

include basic rights to social security, health, and occupational safety, the

right to receive fair wages, the right to vacation, leave, and rest, and the

fundamental right to form labor unions.

There are two types of working systems used: firstly, the company

employs workers under fixed-term employment agreements (PKWT),

commonly known as permanent workers. Secondly, there are workers with

contractual status.
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt, atas

limpahan berkah, rahmat, dan pertolongan serta hidayah-Nya sehingga

penulis diberikan kesempatan, kesehatan, dan keselamatan, serta

kemampuan untuk dapat menyelesaikan usulan penelitian ini. Salawat dan

salam atas junjungan kami baginda Nabi Muhammad saw yang telah

menyampaikan kepada kami nikmat Islam dan menuntun manusia ke jalan

yang lurus, yaitu jalan yang dikehendaki serta diridhoi oleh Allah swt.

usulan penelitian berjudul “Peran Serikat Pekerja Terhadap Kepuasan

Pekerja Pada PT Seikou Seat Cover Kabupaten Bandung”. Usulan

Penelitian ini disusun untuk memenuhi syarat sebagai tugas akhir dalam

menyelesaikan Sarjana Ekonomi (S.E) pada Fakultas Ekonomi Universitas

Mandiri.

Dengan penuh kesadaran penulis menyadari penulisan usulan penelitian

ini jauh dari sempurna, walau demikian penulis berusaha menyajikan yang

terbaik. Semoga Allah senantiasa memberi kemudahan dan perlindungan-

Nya kepada semua pihak yang berperan dalam penulisan usulan penelitian

ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Penulis

Roni Maulana
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………….…...….. i

Daftar Isi …………………………………………………………………...... ii

Daftar Tabel ……………………………………………………………...….. iii

Daftar Gambar ……………………………………………………………..... iii

BAB I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah ……………………………..………..….. 1

1.2. Fokus Penelitian …………………………..…………………….... 2

1.3 Tujuan Penelitian ………………………….……………………... 3

1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………….. 3

1.4.1. Manfaat Teoritis ……………………………….…………... 3

1.4.2. Manfaat Praktis ………………………………….……..….. 3

BAB II Kajian Pustaka

2.1. Kajian Teoritis ................................................................................ 5

2.2. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 21

2.3. Kerangka Berpikir ........................................................................... 23

BAB III Objek dan Metodologi Penelitian

3.1. Objek Penelitian .............................................................................. 24

3.2. Tempat dan Jadwal Penelitian ......................................................... 25

3.3. Metode Penelitian ............................................................................26

3.4. Subjek Penelitian ……………………………………..................... 27

3.5. Instrumen Penelitian …………………………………………........ 27

3.6. Teknik Pengumpulan data ……………………….……………….. 29


3.7. Teknik Analisa Data ……………………….……………………... 30

BAB IV Analisis Hasil Penelitian

4.1. Gambaran Umum PT. Seikou Seat Cover dan Serikat Pekerja ...... 32

4.2. Pembahasan …………………..………………………………....... 35

BAB V Kesimpulan dan Saran

5.1.Kesimpulan ……………………………………….………………..50

5.2.Saran ……………………………………….……………………… 51

Daftar Pustaka ................................................................................................. 52

Lampiran.......................................................................................................... 54

DAFTAR TABEL

2.3. Kerangka Berpikir .................................................................................... 23

DAFTAR GAMBAR

3.1. Objek Penelitian ....................................................................................... 24

DAFTAR LAMPIRAN

4.1. Bukti Pencatatan Serikat Pekerja.............................................................. 55


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam upaya mencapai tujuan perusahaan, manajemen menghadapi

tantangan tidak hanya terkait dengan bahan mentah, peralatan kerja, mesin

produksi, dan keuangan. Namun, permasalahan juga melibatkan karyawan,

yaitu sumber daya manusia yang mengelola faktor-faktor produksi lainnya.

Saat ini, penting untuk memberikan perhatian lebih besar pada manajemen

sumber daya manusia (SDM), baik dalam konteks nasional maupun

organisasi, termasuk berbagai jenis dan aktivitasnya.

Pengembangan sumber daya manusia pada tingkat makro adalah usaha

untuk meningkatkan kualitas dan potensi individu agar mampu mengelola

sumber daya alam guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat sebagai

tujuan akhir dari pengembangan tersebut. Sedangkan, pada tingkat mikro di

dalam perusahaan, sumber daya manusia mengacu pada tenaga kerja atau

karyawan, yang memiliki peran yang sangat signifikan dalam meningkatkan

dan memajukan organisasi.

Peran serikat pekerja dalam kepuasan pekerja memberikan perlindungan

hukum kepada pekerja buruh melalui kebebasan untuk berserikat dan

berkumpul dalam serikat pekerja. Serikat pekerja bertujuan untuk

memastikan bahwa aspirasi pekerja buruh dapat disampaikan kepada

pengusaha dan untuk menciptakan keseimbangan antara posisi buruh dan

pengusaha. Dengan demikian, serikat pekerja menjadi wadah yang mewakili

kepentingan dan kebutuhan pekerja, serta memastikan bahwa hak-hak

mereka terlindungi dengan baik. Menurut Harintian Abidin (2017;185).

1
Dalam konteks ini, peran serikat pekerja menjadi sangat penting dalam

memastikan Kepuasan pekerja di PT. Seikou Seat Cover. Serikat pekerja

memiliki peran sebagai wakil dan advokat bagi pekerja dalam berinteraksi

dengan manajemen perusahaan. Mereka berperan dalam menegosiasikan

kondisi kerja yang adil, menyuarakan kepentingan pekerja, serta melindungi

hak-hak mereka.

Namun, dalam praktiknya, peran serikat pekerja seringkali menghadapi

tantangan dan permasalahan antara lain minimnya kesadaran dan partisipasi

pekerja dalam serikat pekerja, kurangnya dukungan manajemen terhadap

serikat pekerja, serta kurangnya pemahaman dan implementasi yang efektif

terkait hak-hak pekerja.

Dengan memahami peran serikat pekerja dalam Kepuasan pekerja di PT.

Seikou Seat Cover, dapat diidentifikasi permasalahan yang mungkin ada

serta potensi peningkatan yang dapat dilakukan. Penelitian tentang peran

serikat pekerja dan Kepuasan pekerja ini akan memberikan pemahaman

yang lebih mendalam tentang dinamika hubungan industrial di perusahaan

ini serta memberikan dasar bagi perbaikan kebijakan dan praktik yang lebih

baik dalam melindungi hak-hak pekerja.

Sesuai latar belakang penelitian ini, maka peneliti membahas dengan

Judul.“Peran Serikat Pekerja Terhadap Kepuasan Pekerja pada PT

Seikou Seat Cover Kabupaten Bandung”.

1.2 Fokus Penelitian

Fokus Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk membatasi ruang

lingkup dan objek yang akan diteliti agar pelaksanaan kegiatan penelitian

2
tidak terlalu meluas dan disesuaikan dengan keterbatasan kemampuan. Oleh

karena itu peneliti membatasi hanya pada Peran Serikat Pekerja terhadap

Kepuasan Pekerja pada PT. Seikou Seat Cover Kabupaten Bandung.

1.3 Tujuan Penelitian

peneliti merumuskan tujuan penetian ini sebagai berikut;

1. Untuk mengetahui peran serikat pekerja terhadap kepuasan pekerja di

PT. Seikou Seat Cover Kabupaten Bandung.

2. Untuk mengetahui sistem kerja di PT. Seikou Seat Cover Kabupaten

Bandung.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai pada penelitian ini terbagi menjadi

dua yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat

mengembangkan pemikiran positif terhadap ilmu pengetahuan

terutama yang berkaitan dengan peran serikat pekerja terhadap

kepuasan pekerja.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat secara

praktis barbagai pihak, yaitu:

a. Bagi Peneliti.

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan

yang lebih banyak lagi tertutama perihal peran serikat

pekerja terhadap kepuasan pekerja.

3
b. Bagi Masyarakat.

Diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada

masyarakat tentang peran serikat pekerja terhadap kepuasan

pekerja yang ada di PT. Seikou Seat Cover.

c. Bagi PT. Seikou Seat Cover.

Memberikan pengembangan teori terutama yang berkaitan

dengan sistem kerja serikat pekerja dan sebagai wacana

untuk kedepannya lebih baik serta dapat mewujudkan

segala tujuan serikat pekerja.

d. Bagi Dosen dan Mahasiswa.

Meningkatkan motivasi untuk dapat mengembangkan

karakter kemandirian dan himbauan agar mengembangkan

potensi yang dimiliki agar menjadi dosen dan mahasiswa

yang mandiri serta dapat dijadikan sebagai bahan kajian

untuk melengkapi perpustakaan dan sebagai bahan

dokumentasi.

4
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teoritis

A. Pengertian Manajemen

Manajemen sumber daya manusia merupakan tata cara pengelolaan

manusia dalam organisasi agar dapat berperan secara efektif dan efisien.

Manajemen terdiri dari enam (6M) unsur yaitu: Men, Monet Method,

Material, Machine, dan Market. Unsur manusia (Men) berkembang

menjadi suatu bidang ilmu manajemen yang disebut dengan manajemen

sumber daya manusia. Berikut adalah pendapat para ahli tentang

pengertian pengembangan sumber daya manusia

Hasibuan (2014:10) bahwa manajemen sumber daya manusia adalah

ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan

masyarakat.

Sedangkan amstrong (2009:17) menyatakan bahwa manajemen

sumber daya manusia berkaitan dengan semua aspek tentang bagaimana

orang bekerja dan dikelola dalam organisasi, mencakup perencanaan

sumber daya manusia, manajemen kinerja, pembelajaran dan

pengembangan sumber daya manusia.

Serta pandangan Rivai dan Sagala (2013:18) menyatakan bahwa

manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu dari bidang

manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian,

5
pelaksanaan dan pengendalian, sumber daya manusai dalam sebuah

organisasi.

B. Serikat Pekerja

1. Pengertian Serikat pekerja

Menurut Veithzal Rivai Zainal (2015;634) Serikat pekerja adalah

organisasi di mana karyawan dapat berunding tentang upah, jam kerja, serta

syarat dan kondisi kerja lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa serikat

pekerja berperan sebagai wadah untuk para pekerja melakukan negosiasi

dengan pengusaha. Dengan adanya serikat pekerja, pekerja memiliki

kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan perusahaan

melalui proses negosiasi dengan pengusaha. Keberadaan serikat pekerja

menempatkan kewajiban pada pengusaha untuk menjalin negosiasi dengan

serikat pekerja dalam segala hal terkait perusahaan.

Menurut Pasal 1 ayat (1) Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/ Serikat

Buruh, serikat pekerja/serikat buruh adalah organisasi yang dibentuk oleh

pekerja/buruh, untuk pekerja/buruh, dan dari pekerja/buruh, baik di dalam

maupun di luar perusahaan. Serikat pekerja/serikat buruh memiliki

karakteristik sebagai organisasi yang bebas, terbuka, mandiri, demokratis,

dan bertanggung jawab. Tujuan dari serikat pekerja/serikat buruh adalah

memperjuangkan, membela, dan melindungi hak serta kepentingan

pekerja/buruh, serta meningkatkan kesejahteraan mereka dan keluarganya.

Menurut Eka Suhartini (2015;336)

6
2. Karakteristik Serikat Pekerja

Karakteristik serikat pekerja menurut Simanjuntak (Ayu Ernita, 2018)

adalah:

a. Tidak terikat

Dalam melaksanakan hak dan kewajibannya serikat pekerja tidak

dipengaruhi atau dikendalikan oleh pihak-pihak lain. Namun,

apabila serikat pekerja menjadi anggota federasi atau konfederasi

maka serikat pekerja terikat dengan peraturan organisasi dan

tentunya akan mempengaruhi perkembangan rencana kerja serikat

pekerja.

b. Terbuka

Dalam menerima anggota dan/ atau membela kepentingan pekerja,

serikat pekerja tidak boleh melakukan diskriminasi berdasarkan

aliran politik, agama, suku atau gender.

c. Independen

Pengoperasian dan pengembangan organissi harus didasarkan pada

kemandirian tanpa dikendalikan oleh pihak diluar organisasi.

d. Demokratis

Prinsip-prinsip demokrasi ditegakkan dalam pembentukan,

pemilihan pengurus dan dalam menpertahankan serta menjalankan

hak dan kewajiban organisasi. Karena pembentukan serikat

merupakan perwujudan demokratisasi dalam sebuah masyarakat

yang lahir dari kebebasan berserikat dan kebebasan menyatakan

7
pendapat, maka dengan sendirinya prinsip-prinsip demokrasi harus

ditegakkan dalam penataan atau pengoperasian tersebut.

e. Dapat dipertanggungjawabkan Dapat bertanggung jawab kepada

anggot, masyarakat dan negara dalam mencapai tujuannyadan

melaksanakan hak dan kewajibannya.

3. Pentingnya Serikat Pekerja bagi Karyawan

Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk memahami alasan

mengapa karyawan memilih untuk bergabung dengan serikat pekerja,

namun belum ada jawaban yang memadai. Hal ini mungkin disebabkan oleh

fakta bahwa keberadaan serikat pekerja, terutama di Indonesia, belum

memberikan dampak yang signifikan bagi para anggotanya karena

kurangnya perlindungan hukum terhadap karyawan sebagai anggota serikat

pekerja. Meskipun demikian, ada beberapa alasan mengapa sebagian

karyawan memilih untuk membentuk serikat pekerja, antara lain:

a. Memperoleh kompensasi yang adil.

b. Memperbaiki kondisi kerja.

c. Memperoleh hak-hak mereka dengan cara yang adil.

d. Melindungi diri dari tindakan sewenang-wenang oleh manajemen.

e. Mencapai kepuasan kerja dan kesempatan untuk meraih prestasi.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hubungan kerja melibatkan

tiga dimensi, yaitu serikat pekerja, karyawan, dan perusahaan. Ketiganya

memiliki peran internal dalam menjalin hubungan yang harmonis. Selain

itu, pada tingkat eksternal, tidak dapat dipungkiri bahwa pemerintah, yang

diwakili oleh Departemen Tenaga Kerja, juga memiliki peran sebagai

8
penyedia fasilitas dan mediator dalam menyelesaikan perselisihan antara

perusahaan dan karyawan. Menurut Veithzal Rivai Zainal (2015)

4. Alasan karyawan bergabung dalam Serikat Pekerja

Ada beberapa alasan mengapa karyawan bergabung dalam serikat

pekerja antara lain:

a. Salah satu alasan mengapa karyawan memilih untuk bergabung dalam

serikat pekerja adalah karena faktor hubungan sosial. Setiap individu

memiliki kebutuhan untuk berinteraksi secara sosial dengan lingkungan

sekitarnya, baik dalam bentuk kelompok formal, informal, maupun

dengan individu lainnya. Seringkali, individu akan bergabung dalam

serikat pekerja dengan orang-orang yang memiliki latar belakang yang

sama, baik karena minat, keinginan, hobi, tujuan, atau kesamaan

kebutuhan.

Bergabung dalam serikat pekerja memberikan keuntungan bagi individu

tersebut. Dalam kelompok ini, seorang karyawan dapat memenuhi

kebutuhan sosialnya dengan berinteraksi dengan orang lain. Serikat

pekerja juga bertindak sebagai wadah yang melindungi kepentingan

individu.

b. Adanya peluang kepemimpinan: Serikat pekerja menjadi wadah bagi

karyawan nonmanajerial untuk mengungkapkan aspirasi kepemimpinan

mereka. Dalam konteks serikat pekerja, karyawan yang memiliki

kemampuan kepemimpinan tetapi tidak memiliki posisi di jajaran

manajemen dapat menemukan ruang untuk berperan. Serikat pekerja juga

memiliki struktur hierarki yang memungkinkan manajemen untuk

9
memperhatikan aspirasi dari pemimpin serikat pekerja. Dalam beberapa

kasus, promosi karyawan dapat dilakukan oleh manajemen dari mereka

yang berasal dari pimpinan serikat pekerja.

c. Tekanan dari lingkungan: Banyak karyawan bergabung dengan serikat

pekerja karena adanya tekanan atau paksaan dari teman sekerja atau

kondisi di sekitar mereka. Keterlibatan dalam serikat pekerja sering kali

membawa kontrak sosial yang mengikat mereka pada pekerjaan. Tekanan

sosial yang kuat dapat memaksa seseorang untuk bergabung dalam

serikat pekerja.

d. Ketidakpuasan terhadap manajemen: Setiap pekerjaan memiliki potensi

ketidakpuasan, seperti masalah kompensasi, sistem gaji yang rendah

untuk karyawan baru, sistem manajemen yang kurang memuaskan, atau

masalah keselamatan kerja. Serikat pekerja dianggap oleh organisasi

sebagai solusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh karyawan.

Menurut Ike Kusdyah Rachmawati (2008) yang dikutip oleh Ayu Ernita

(2018;25)

5. Tujuan Serikat Pekerja

Serikat pekerja mempunyai beberapa tujuan diantaranya:

1) Keberlanjutan serikat pekerja: Tujuan dari keselamatan serikat pekerja

adalah untuk memastikan kelangsungan dan fungsi serikat pekerja.

Serikat pekerja ingin mencegah konflik dengan manajemen yang dapat

mengancam keberlanjutan mereka. Oleh karena itu, serikat pekerja

berupaya untuk mengajak karyawan lain yang belum bergabung guna

memastikan keamanan finansial karyawan itu sendiri.

10
2) Keselamatan pekerja: Tanpa keselamatan pekerja, tuntutan serikat

pekerja terkait upah yang lebih tinggi dan tunjangan yang lebih besar

menjadi tidak berarti. Keselamatan pekerja melibatkan dua aspek

perlindungan, yaitu perlindungan finansial selama PHK dan perlindungan

dari perlakuan tidak adil dalam pekerjaan. Perlindungan terhadap PHK

mencakup perjanjian kerja yang memberikan tunjangan pengangguran

tambahan, uang pesangon, dan sebagainya. Perlindungan utama terhadap

perlakuan yang tidak adil biasanya berhubungan dengan hak istimewa

senioritas, di mana keputusan yang diambil oleh senior dianggap sah dan

adil oleh karyawan lainnya.

3) Wadah aktivitas: Serikat pekerja, sebagai organisasi yang dikelola oleh

karyawan sendiri, menjadi tempat berkumpul, berkonsultasi, dan

menyelesaikan berbagai keluhan, perbedaan keinginan, perbedaan

kebutuhan, masalah, dan sebagainya. Serikat pekerja juga menjadi wadah

bagi aktivitas karyawan sebagai bentuk manifestasi sosial mereka dengan

orang lain.

4) Peningkatan kesejahteraan pekerja: Melalui serikat pekerja, manajemen

dapat mengetahui aspirasi karyawan. Beberapa masalah yang sulit

dipecahkan akan menjadi perhatian manajemen untuk diatasi. Tuntutan

karyawan terkait upah yang lebih tinggi akan terus ada seiring dengan

peningkatan kebutuhan hidup.

5) Peningkatan kondisi kerja: Perbaikan kondisi kerja menjadi perhatian

utama serikat pekerja. Melalui negosiasi, serikat pekerja berupaya untuk

mengusulkan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3), pengaturan

11
jam kerja yang lebih fleksibel, pengurangan lembur, waktu istirahat yang

cukup, dan sebagainya.

6) Kewajaran dan keadilan: Misi serikat pekerja adalah memastikan

perlakuan yang adil dan wajar. Serikat pekerja percaya bahwa tanpa

organisasi mereka, manajemen mungkin memberikan hak dan tunjangan

khusus kepada karyawan tertentu atau menyembunyikannya. Oleh

karena itu, pemimpin serikat pekerja berusaha melakukan negosiasi

dengan manajemen untuk memastikan fasilitas dan upah yang layak

dan adil. Menurut Ike Kusdyah Rachmawati (2008) yang dikutip oleh

Ayu Ernita (2018)

6. Peran Serikat Pekerja

Menurut Budiono (2016) bahwa tujuan serikat pekerja dapat tercapai

melalui Undang- Undang No. 21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja yang

memberikan peran penting kepada serikat pekerja, diantaranya:

a. Peran dalam proses negosiasi perjanjian kerja bersama. Perjanjian kerja

bersama merupakan hasil dari perundingan antara serikat pekerja dan

pengusaha, yang mencapai kesepakatan berdasarkan titik optimal sesuai

dengan kondisi yang ada, dengan memperhatikan kepentingan semua

pihak yang mencakup syarat-syarat kerja, hak, dan kewajiban.

b. Peran dalam penyelesaian perselisihan industrial. Perselisihan hubungan

industrial terjadi ketika terdapat perbedaan pendapat yang mengakibatkan

pertentangan antara pengusaha dengan pekerja maupun serikat pekerja.

c. Peran sebagai wakil pekerja dalam lembaga bipartit. Lembaga kerjasama

bipartit adalah forum komunikasi yang tercatat di instansi

12
ketenagakerjaan antara pengusaha dan serikat pekerja, yang membahas

permasalahan hubungan industrial dalam perusahaan.

d. Peran dalam menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis,

dan adil. Hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan adil dapat

terwujud jika serikat pekerja dapat berperan sebagai mitra pengusaha

dengan mempertimbangkan kondisi perusahaan saat memperjuangkan

kepentingan pekerja.

e. Peran dalam menyampaikan aspirasi anggota kepada manajemen untuk

memperjuangkan hak dan kepentingan mereka. Serikat pekerja dibentuk

secara demokratis, sehingga diperlukan sarana dan kegiatan yang

menghubungkan pekerja dan serikat pekerja dalam upaya

memperjuangkan hak dan kepentingan anggota, yang tercermin dalam

perjanjian kerja bersama.

f. Peran dalam memperjuangkan kepemilikan saham. Serikat pekerja

berupaya untuk mencapai kepemilikan saham dengan tujuan menyatukan

kepentingan pengusaha dalam meningkatkan hasil produksi dan

kepentingan pekerja dalam meningkatkan penghasilan. Menurut Nia

Oktavia Ningsih (2015;3)

C. Hubungan Industrial

1. Pengertian Hubungan Industrial

Dalam pengertian secara umum, Hubungan Industrial adalah relasi kerja

yang terjalin antara pemilik, manajemen, karyawan, dan pemerintah yang

diatur oleh perjanjian kerja dalam suatu periode dan wilayah tertentu.

Menurut Kasmir (2017;295)

13
Sedangkan menurut undang-undang, Hubungan Industrial adalah sistem

hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang

dan/ atau jasa, yaitu pengusaha, pekerja/ buruh, dan pemerintah, yang

didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia tahun 1945. Menurut Kasmir (2017;295)

Kualitas hubungan industrial di sebuah perusahaan dapat dilihat melalui

interaksi yang terjalin antara manajemen dan serikat pekerja, kesejahteraan

yang berhasil diperjuangkan oleh serikat pekerja yang diberikan oleh

perusahaan, serta frekuensi aksi mogok kerja yang dapat mengindikasikan

ketidakharmonisan hubungan industrial. Menurut Nia Oktavia Ningsih

(2015;4)

Dalam praktiknya di lingkungan kerja, hubungan industrial pada

umumnya mendorong terciptanya kemajuan melalui peningkatan

kesejahteraan pekerja dan juga memberikan dorongan terhadap

pertumbuhan ekonomi, peningkatan produksi, produktivitas kerja, dan

peningkatan keterampilan tenaga kerja. Selain itu, hubungan industrial yang

kondusif juga berkontribusi pada stabilitas nasional melalui stabilitas di

sektor kerja.

Implementasi hubungan industrial secara makro juga dapat mendorong

percepatan perkembangan perusahaan dan meningkatkan kesejahteraan para

pekerja. Peningkatan perkembangan perusahaan akan menciptakan lapangan

kerja baru bagi mereka yang belum mendapatkan pekerjaan, sehingga

membantu pemerintah dalam mengatasi pengangguran dan memberikan

peluang kerja yang lebih baik bagi tenaga kerja. Menurut Heriyono (2013;5)

14
Namun, hubungan industrial yang tidak baik antara pekerja/buruh atau

serikat pekerja/serikat buruh dengan pengusaha pada dasarnya merupakan

potensi konflik yang dapat meledak, seperti dalam bentuk aksi unjuk rasa

atau pemogokan. Hal ini dapat merugikan berbagai pihak, termasuk pekerja,

pengusaha, dan pemerintah. Aksi unjuk rasa atau pemogokan yang

dilakukan oleh pekerja/buruh merupakan salah satu masalah yang paling

mengkhawatirkan, terutama dalam konteks hubungan kerja dan hubungan

industrial.

2. Tujuan Manajemen Hubungan Industrial

Hubungan yang baik antara buruh dan pengusaha adalah fondasi bagi

perkembangan demokrasi industrial. Manajemen hubungan industrial

bertujuan menciptakan hubungan yang damai dan harmonis antara

keduanya. Baik buruh maupun pengusaha tidak akan meraih kesejahteraan

dan keuntungan jika hubungan di antara mereka tidak berjalan dengan

damai dan harmonis. Berikut adalah tujuan yang lebih spesifik dari

manajemen hubungan industrial:

a. Melindungi dan menciptakan keseimbangan kepentingan buruh dan

pengusaha melalui pemahaman bersama dan hubungan baik dalam

semua aspek proses produksi.

b. Mencegah terjadinya perselisihan dalam hubungan industrial dengan

membangun komunikasi dua arah yang mengembangkan saling

percaya, keadilan, keharmonisan, dan hubungan yang sehat.

c. Meningkatkan produktivitas perusahaan untuk menciptakan keuntungan

bersama.

15
d. Membangun dan mempertahankan demokrasi industrial berdasarkan

kerja sama, bukan hanya pembagian hasil perusahaan. Partisipasi dalam

pengambilan keputusan juga diperlukan, di mana individu tenaga kerja

dianggap sebagai anggota perusahaan yang berperan aktif.

e. Mencegah ketidakpuasan, pemogokan, dan lockout perusahaan dengan

menetapkan tingkat upah yang adil, manfaat yang menguntungkan

kedua belah pihak, serta menciptakan budaya dan iklim kerja yang

kondusif.

Implementasi dari tujuan tersebut melibatkan serikat pekerja dan

pengusaha yang bekerja sama untuk menyusun rencana strategis guna

membangun hubungan industrial yang damai dan harmonis, serta

menciptakan demokrasi industrial. Program-program bersama

dikembangkan untuk membangun saling percaya dan meningkatkan

kesejahteraan fisik dan mental para buruh. Program tersebut juga mencakup

mekanisme penyelesaian keluhan dan pemogokan buruh. Menurut Wirawan

(2016;225-226)

3. Prinsip-prinsip Hubungan Industrial

Menurut Simanjuntak (2009) dalam kutipan Ayu (2018;32) menjelaskan

beberapa prinsip dari hubungan industrial yaitu:

a. Kepentingan bersama: pengusaha, pekerja/ buruh, masyarakat, dan

pemerintah

b. Kemitraan yang saling menguntungkan: pekerja/ buruh dan pengusaha

sebagai mitra yang saling tergantung dan membutuhkan

c. Hubungan fungsional dan pembagian tugas

16
d. Kekeluargaan

e. Penciptaan ketenangan berusaha dan ketentraman kerja

f. Peningkatan produktivitas

g. Peningkatan kesejahteraan bersama. Menurut Heriyono (2013;3)

4. Indikator Hubungan Industrial

Aruan mengungkapkan tiga sisi penting yang dapat dijadikan indikator

menuju kondisi hubungan industrial yang harmonis yaitu:

1. Kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dapat

terlihat dari kejelasan dan kepastian mengenai hak dan kewajiban yang

dimiliki oleh pihak-pihak dalam hubungan kerja, seperti upah, status

pekerjaan, jam kerja, tata tertib kerja, peraturan perusahaan, atau dalam

Perjanjian Kerja Bersama.

2. Ketersediaan sarana dan fasilitas kerja yang aman dan memadai, seperti

masker, sarung tangan, helm, sepatu, pengangkutan, transportasi, klinik,

dan lainnya.

3. Pengendalian dan mekanisme organisasi produksi yang baik. Hal ini

mencakup adanya mekanisme yang jelas dalam penyelesaian perselisihan

di perusahaan serta terjalinnya komunikasi dua arah yang baik antara

pekerja atau serikat pekerja/buruh dengan pengusaha. Selain itu, penting

juga adanya pemberian perintah dan informasi yang jelas serta

transparansi dalam menentukan kebijakan ketenagakerjaan di

perusahaan. Menurut Erna Maulina (2016;5)

17
5. Sarana Pendukung Hubungan Industrial

Menurut Heriyono (2013;3) menyebutkan sarana-sarana pendukung

hubungan industrial sebagai berikut:

1) Serikat pekerja/ buruh

2) Organisasi Pengusaha

3) Lembaga Kerjasama bipartit (LKS Bipartit)

4) Lembaga Kerjasama tripartit (LKS Tripartit)

5) Peraturan Perusahaan

6) Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

7) Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan

8) Lembaga penyelesaian perselisihan Hubungan Industrial.

D. Hak-hak Karyawan

Menurut Ernawan (2007) yang dikutip oleh Massora (2016), hak dalam

konteks ini mengacu pada apa yang harus diberikan kepada seseorang

sebagai akibat dari kedudukan atau status mereka, sementara kewajiban

merupakan tugas atau prestasi yang harus dilakukan oleh seseorang

berdasarkan kebutuhan atau statusnya. Berikut adalah beberapa hak bagi

pekerja:

1. Hak atas upah/gaji: Upah atau gaji adalah hak yang diterima oleh

pekerja/buruh sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja, yang

ditetapkan dan dibayarkan sesuai perjanjian kerja, kesepakatan, atau

peraturan perundang-undangan. Hal ini mencakup tunjangan bagi

pekerja/buruh dan keluarganya atas pekerjaan atau jasa yang telah atau

akan dilakukan. Setiap pekerja atau buruh berhak mendapatkan

18
penghasilan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan hidup yang

layak.

2. Hak atas pekerjaan dan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan:

Upah yang layak merujuk pada penghasilan yang cukup untuk

memenuhi kebutuhan dasar karyawan dan keluarganya. Ini termasuk

pemenuhan kebutuhan makanan, perumahan, pakaian, serta akses

terhadap layanan penting lainnya seperti transportasi, kesehatan, dan

pendidikan anak-anak.

3. Hak bebas memilih dan pindah pekerjaan sesuai bakat dan kemampuan:

Setiap tenaga kerja memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk

memilih, mendapatkan, atau pindah pekerjaan sesuai dengan bakat dan

kemampuannya, baik di dalam maupun di luar negeri.

4. Hak atas pembinaan keahlian kejuruan: Karyawan memiliki hak untuk

memperoleh dan meningkatkan keahlian dan keterampilan mereka. Hal

ini dapat dilakukan melalui pelatihan kerja atau pembinaan kerja sesuai

dengan Pasal 11 UU Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003.

5. Hak mendapatkan perlindungan atas keselamatan, kesehatan, dan

perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia: Setiap karyawan

memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan terhadap kesehatan dan

keselamatan kerja, serta perlakuan yang menghormati martabat

manusia. Penting bagi pengusaha untuk menerapkan sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai dengan peraturan

perusahaan.

19
6. Hak atas istirahat tahunan: Setiap karyawan berhak mendapatkan waktu

istirahat tahunan setelah bekerja selama 12 bulan berturut-turut pada

satu atau beberapa majikan dalam satu organisasi majikan.

7. Hak atas pembayaran penggantian istirahat tahunan: Jika hubungan

kerja diakhiri setelah karyawan memiliki masa kerja minimal enam

bulan sejak hak istirahat tahunan terakhir, karyawan berhak

mendapatkan pembayaran penggantian istirahat tahunan. Hal ini

berlaku jika hubungan kerja diakhiri oleh majikan tanpa alasan yang

mendesak yang diberikan oleh buruh, atau oleh buruh karena alasan

mendesak yang diberikan oleh majikan.

8. Hak untuk melakukan perundingan atau penyelesaian perselisihan

hubungan industrial: Karyawan memiliki hak untuk melakukan

perundingan atau penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui

mekanisme bipartit, mediasi, konsiliasi, arbitrase, dan melalui

pengadilan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hak-hak

karyawan meliputi hak atas upah, hak pembinaan, hak memilih, hak

perundingan, hak istirahat, dan hak perlindungan..

E. Kewajiban Karyawan

Menurut Ivonne (2009) yang dikutip oleh Fathurrahman (2019) dalam

perusahaan memiliki kewajiban yang harus dijalankan, seperti :

1. Melakukan tugas dengan komitmen dan tanggung jawab Seorang

karyawan diharapkan memiliki dedikasi dan tanggung jawab dalam

menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Meskipun ada

20
masalah pribadi, karyawan harus fokus dan berusaha melaksanakan

pekerjaannya dengan baik karena itu adalah kewajibannya yang

akhirnya akan berkontribusi pada hasil produksi yang optimal.

2. Mematuhi peraturan perusahaan Setiap perusahaan memiliki peraturan

yang mengatur kewajiban masing-masing pihak. Karyawan diharapkan

memenuhi dan mematuhi peraturan tersebut agar terhindar dari masalah

dalam pekerjaan.

3. Membangun lingkungan kerja yang harmonis Salah satu indikator

keberhasilan hubungan internal perusahaan adalah terciptanya

ketenangan kerja di lingkungan perusahaan. Dalam konteks tiga

kewajiban ini, kesimpulannya adalah setiap karyawan harus mampu

menjalankan tugasnya dengan baik, mengikuti peraturan yang

ditetapkan oleh perusahaan, serta berupaya menciptakan ketenangan

dalam bekerja. Dengan demikian, diharapkan karyawan dapat mencapai

tujuan dan menghasilkan hasil yang optimal.

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Hasil


1. Sonhaji (2019) Organisasi 1. Variabel 1. Hambatan atau masalah
Serikat Pekerja Bebas : yang ada di serikat pekerja
Terhadap Keterlibatan PT. Salah satu Apac Core
Kesejahteraan Oraganisasi Corpora baru telah menjadi
Pekerja atau Serikat hambatan. Ada masalah
Buruh di PT. Pekerja dengan menonaktifkan /
Apac Inti memberhentikan seorang
Corpora 2. Variabel karyawan. Menurut
Terikat : manajemen, penyebab
Tingkat masalah ini adalah
Kepuasan perusahaan mengalami

21
Pekerja penurunan produksi. Dia
memecat beberapa karyawan
dan hanya membayar 50%
upah. SPA tidak setuju dan
menuntut upah 100% untuk
karyawan yang
diberhentikan. Negosiasi
telah dilakukan tiga kali,
tetapi belum ada titik yang
jelas ditemukan.

2. Upaya SPA untuk


menyelesaikan masalah ini
telah meminta manajemen
untuk mengadakan
pertemuan tripartit dan
Dinas Kesejahteraan Sosial
Tenaga Kerja dan
Reinkarnasi (Disnakertrans)
Kabupaten Semarang antara
serikat pekerja ApacInti dan
manajemen PT. . Korpus inti
Apac.
2. Aden Peran Serikat 1. Variabel 3. Peran serikat pekerja/serikat
Setiawan Pekerja bebas : buruh nasional dalam
(2021) Nasional Keterwakilan meningkatkan kesejahteraan
Dalam Serikat pekerja Menurut
Meningkatkan Pekerja UndangUndang Nomor 21
Kesejahteraan Nasional Tahun 2000 tentang serikat
Pekerja/Buruh pekerja/serikat pekerja,
Menurut 2. Variabel serikat pekerja adalah
Undang- Terikat : organisasi yang dibentuk
Undang Kondisi oleh pekerja atau pekerja di
Nomor 21 Kesejahteraan dalam dan di luar
Tahun 2000 Pekerja/Buruh perusahaan dan bersifat
Tentang bebas. Terbuka, mandiri,
Serikat demokratis dan bertanggung
Pekerja/Serikat jawab untuk memerangi,
Buruh membela dan melindungi
hak dan kepentingan pekerja
atau pekerja dan untuk
meningkatkan kesejahteraan
pekerja atau pekerja dan
keluarganya. Serikat pekerja
tidak hanya
memperjuangkan dan
melindungi hak-hak pekerja,
tetapi juga bertindak sebagai

22
jembatan antara perusahaan
dan pekerja, dan peran
serikat adalah untuk
menjaga hubungan serikat
pekerja atau pekerja yang
baik. Oleh karena itu,
keberadaan serikat pekerja
dapat membantu pekerja
memperoleh haknya
sehingga kesejahteraan
pekerja dan keluarganya
terjamin.

4. Efektifitas pelaksanaan
peran Serikat Pekerja
Nasional (NTB) Nusa
Tenggara Barat dalam
meningkatkan kesejahteraan
pekerja/buruh adalah untuk
melindungi dan menegakkan
hak-hak pekerja serta
memajukan kesejahteraan
yang layak. Keberadaan
serikat pekerja ini sangat
bermanfaat bagi pekerja,
karena serikat pekerja selalu
berusaha untuk melindungi
pekerja.

2.3 Kerangka Berpikir

Peran Serikat Pekerja Kepuasan Pekerja di PT. Seikou Seat Cover

(X) (Y)
Pekerja atau Buruh Peran Serikat Pekerja
Ainun Najib (2016) Budiono (2016)

Undang-Undang

23
BAB III

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

A. Sejarah Singkat Perusahaan

SEIKOU hadir di Indonesia tidak lepas dari peran Mr. Seijiro

Hirakawa dan Mr. Kazuyuki Hiraki. Mr. Seijiro Hirakawa, sejak usia

muda terus menggeluti bidang garmen, dan pada 2005 bersama Mr.

Kazuyuki Hiraki mendirikan PT. Seikou Seat Cover dengan produk

utama seat cover untuk massage chair yang diekspor ke Jepang.

Mr. Kazuyuki Hiraki berkarier sebagai seorang banker, dan lebih

dari 25 tahun berkarya di The Bank of Tokyo. Selama itu

berpengalaman terutama dengan kelompok dan pemilik bisnis non-

Jepang di wilayah Asia, Pan-Pasifik, termasuk Amerika Serikat.

Kedua founder menjadikan Seikou sebagai perusahaan handal

dalam manufacturing dan sehat dalam keuangan.

24
PT. Seikou Seat Cover dimulai sebagai sebuah perusahaan kecil

yang berfokus pada produksi sarung jok mobil. Dengan kualitas

produk yang baik dan kepuasan pelanggan yang meningkat,

perusahaan tersebut mungkin berhasil memperluas pangsa pasarnya

dan meningkatkan kapabilitas produksinya.

Seiring berjalannya waktu, PT. Seikou Seat Cover telah mengalami

pertumbuhan dan perkembangan dalam hal ukuran, skala produksi,

teknologi yang digunakan, dan juga telah memperluas lini produknya.

Selain itu, mereka juga telah menjalin kemitraan dengan perusahaan

otomotif atau mengikuti tren industri terbaru untuk tetap kompetitif di

pasar.

3.2 Tempat dan Jadwal Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Seikou Seat Cover, Jl. Kopo Katapang KM

11,2 No. 90 Kabupaten Bandung.

b. Jadwal penelitian

Tahun 2023
No Uraian
Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov
1. Persiapan
2. Pengumpulan Bahan Data
3. Penyusunan Proposal
4. Bimbingan Proposal
5. Ujian Proposal
6. Revisi Hasil Ujian Proposal
7. Penyusunan Skripsi
8. Bimbingan Skripsi

25
3.3 Metode Penelitian

a. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis

normatif, yang merupakan penelitian deduktif yang menganalisis pasal-pasal

dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur masalah yang dibahas.

Penelitian hukum secara yuridis mengacu pada studi kepustakaan atau data

sekunder yang digunakan. Dalam konteks ini, pendekatan normatif

bertujuan untuk memperoleh pemahaman normatif tentang hubungan antara

entitas tertentu dengan peraturan lainnya dan penerapannya dalam praktik.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan

penelitian lapangan. Penelitian lapangan dilakukan dengan mengumpulkan

data dari lokasi penelitian dan melibatkan 10 anggota serikat pekerja PT.

Seikou Seat Cover yang tertarik untuk di wawancara.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

konten, yang bertujuan untuk menjelaskan masalah teoritis secara historis

dan berdasarkan isi atau materi yang terdapat dalam berbagai literatur.

Metode analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi konsep-konsep dan

peraturan-peraturan yang berkaitan dengan peran serikat pekerja.

Penelitian ini bersifat analitis dalam menggambarkan implementasi,

pembuatan, serta hubungan hukum dan fungsi dari serikat pekerja, dengan

menggunakan data primer yang diperoleh langsung dari tempat penelitian

atau data yang terkait secara langsung dengan penelitian tersebut.

26
3.4 Subjek Penelitian

Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk

memahami fenomena secara holistik, yang mencakup pengalaman yang

dialami oleh subjek penelitian. Penelitian ini dilakukan melalui deskripsi

yang mendalam dalam konteks tertentu, dengan menggunakan berbagai

metode alamiah. Subjek penelitian dapat berupa individu, benda, atau

organisme yang memberikan informasi yang dibutuhkan dalam

pengumpulan data penelitian. Istilah lain untuk subjek penelitian adalah

responden, yaitu orang yang memberikan respons atau informasi yang

relevan dalam pengumpulan data penelitian. Subjek penelitian atau

responden ini juga dikenal sebagai informan, di mana Ketua Serikat Pekerja

di PT. Seikou Seat Cover Kabupaten Bandung menjadi sumber informasi

yang memberikan wawasan tentang peran serikat pekerja yang menjadi

fokus penelitian yang dilakukan.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen utama dalam peneletian kualitatif adalah peneliti itu sendiri.

Dalam penelitian peneliti menggunakan alat-alat bantu untuk

mengumpulkan data, adapun alat-alat bantu yang digunakan adalah;

1. Telepon genggam

Telepon genggam pada dasarnya merupakan alat komunikasi, tetapi

dalam perkembangannya telah menjadi perangkat multi-fungsi. Dalam

penelitian ini, telepon genggam digunakan untuk mengambil foto,

merekam suara, dan merekam video secara langsung. Penggunaan

telepon genggam dalam penelitian ini membantu peneliti dalam

27
mengambil gambar lokasi penelitian atau merekam wawancara dengan

narasumber. Selain itu, telepon genggam juga dapat digunakan untuk

merekam hasil wawancara dengan narasumber guna mendapatkan

informasi tentang perusahaan yang sedang diteliti.

2. Catatan buku

Penggunaan buku catatan dalam penelitian ini bertujuan untuk

mendapatkan hasil penelitian yang tidak terduga. Dengan teknik ini, data

yang tidak tercakup dalam wawancara dapat ditambahkan sebagai

pelengkap. Buku catatan digunakan dalam penelitian ini untuk mencatat

informasi penting dari narasumber yang relevan dengan pertanyaan-

pertanyaan peneliti.

3. Panduan wawancara

Panduan wawancara adalah pedoman yang digunakan oleh peneliti dalam

melakukan wawancara dengan subjek penelitian untuk mengumpulkan

sebanyak mungkin informasi tentang apa, mengapa, dan bagaimana

terkait dengan masalah yang diteliti. Panduan ini berisi pertanyaan-

pertanyaan utama yang akan diajukan oleh peneliti kepada subjek

penelitian. Penggunaan panduan wawancara ini penting dalam penelitian

ini untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap terkait dengan

masalah penelitian yang sedang diinvestigasi.

28
3.6 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

beberapa teknik yaitu:

1. Observasi.

Observasi merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan secara

sengaja dan sistematis terhadap fenomena sosial dengan gejala-gejala

psikis yang kemudian dicatat. Dalam penelitian ini, teknik observasi

digunakan untuk melakukan pengamatan langsung dan pencatatan

terhadap objek penelitian, yaitu peran serikat pekerja dalam

melindungi hak-hak pekerja di PT. Seikou Seat Cover Kabupaten

Bandung.

2. Wawancara

Wawancara adalah sebuah interaksi percakapan antara dua pihak,

yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan diwawancara

yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Dalam konteks

ini, pewawancara merupakan peneliti sedangkan diwawancara adalah

para pekerja. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman

wawancara agar pertanyaan dapat terarah dan terstruktur. Dalam

penelitian ini, pemilihan informan didasarkan pada pendekatan

kualitatif yang digunakan, di mana informan dipilih berdasarkan

tujuan atau pertimbangan tertentu. Teknik penentuan informan

didasarkan pada kelompok-kelompok terkait dengan pengelompokan

29
informan. Kelompok informan yang diwawancarai terbagi menjadi

dua, yaitu pengurus serikat buruh dan anggota serikat buruh.

3.7 Teknik Analisa Data

Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

adalah analisis kualitatif. Analisis kualitatif merupakan suatu pendekatan

penelitian yang menghasilkan data deskriptif dan menganalisis apa yang

dikemukakan oleh informan secara tertulis maupun lisan, serta

mengobservasi perilaku yang nyata sebagai bagian dari data yang relevan.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif dan

disajikan secara deskriptif dengan langkah-langkah berikut:

Pertama, peneliti mengumpulkan data dengan mengolah dan

menganalisis data primer dan sekunder, termasuk data kepustakaan serta

informasi yang diperoleh dari wawancara, arsip, dan dokumen di lapangan.

Data tersebut disusun dalam bentuk yang dapat direduksi dengan melakukan

pengolahan kembali.

Proses reduksi data tidak terpisah dari analisis. Reduksi data merupakan

proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,

pengabstraksian, dan transformasi data kasar yang berasal dari catatan-

catatan tertulis di lapangan. Kegiatan reduksi data berlangsung terus-

menerus selama pengumpulan data, meliputi pembuatan ringkasan,

pengkodean, dan penelusuran tema. Reduksi data merupakan bentuk analisis

yang memperjelas, menggolongkan, mengarahkan, mengeliminasi data yang

tidak relevan, serta mengorganisasi data sehingga kesimpulan akhir dapat

30
diverifikasi. Proses reduksi data berlanjut setelah penelitian lapangan

berakhir hingga laporan akhir tersusun secara komprehensif.

Selain reduksi data, peneliti juga menggunakan teknik triangulasi sebagai

upaya untuk memeriksa keabsahan data. Triangulasi merupakan teknik

pemeriksaan keabsahan data yang melibatkan perbandingan hasil

wawancara dengan objek penelitian serta memperkaya data dengan

memanfaatkan sumber lain. Triangulasi dilakukan untuk memverifikasi

kebenaran data dan melengkapi informasi.

Kegiatan analisis terakhir adalah penyimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan diambil dari hasil analisis data lapangan yang dibandingkan

dengan data penelitian sebelumnya dan data dari sumber kepustakaan.

Kesimpulan yang awalnya belum jelas akan menjadi lebih rinci setelah

proses analisis.

31
BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum PT. Seikou Seat Cover dan Serikat Pekerja

1. PT. Seikou Seat Cover

Perusahaan PT. Seikou Seat Cover didirikan pada tahun 2005 dan

berbasis di Katapang, di kecamatan Katapang, kabupaten Bandung, Jawa

Barat. Fokus utama perusahaan ini adalah dalam industri manufaktur

pembuatan jok mobil dan motor, dan pada tahun 2006, mereka memiliki

sekitar 670 karyawan. Sayangnya, kondisi kesejahteraan para pekerja masih

belum optimal karena jumlah karyawan yang besar, sehingga penting bagi

serikat pekerja untuk melindungi hak-hak mereka.

Organisasi serikat pekerja saat ini memiliki peran yang signifikan dalam

mempertahankan serta memperjuangkan hak-hak pekerja. Misi utama

mereka adalah meningkatkan kesejahteraan pekerja, mencegah perlakuan

tidak adil, dan memastikan perlindungan hak-hak tenaga kerja. Selama ini,

pekerjaan yang belum mendapatkan perlindungan yang memadai dalam

memperjuangkan hak-hak mereka. Oleh karena itu, tanggung jawab utama

serikat pekerja adalah melindungi serta memperjuangkan hak-hak pekerja,

terutama di PT. Seikou Seat Cover yang berlokasi di Kabupaten Bandung,

Jawa Barat.

Peran serikat pekerja memiliki signifikansi besar karena mereka

menyediakan perlindungan dan advokasi untuk hak-hak pekerja, serta

meningkatkan kesejahteraan mereka. Prakarsa serikat pekerja ini sangat

menguntungkan para pekerja, karena mereka dapat berjuang untuk hak-hak

seperti mempertahankan upah yang adil sesuai dengan kinerja terbaik

32
mereka, penggajian yang tepat waktu, dan pemberian insentif di luar jam

kerja. Para pekerja berharap agar serikat pekerja di PT. Seikou Seat Cover di

Kabupaten Bandung terus mendukung mereka dengan perlindungan yang

diperlukan dan advokasi untuk hak-hak mereka.

2. Visi dan Misi Serikat Pekerja PT. Seikou Seat Cover

Visi dan misi serikat pekerja PT. Seikou Seat Cover memiliki dua fokus

utama. Pertama, tujuan kami adalah untuk menjaga serta meningkatkan

kesejahteraan pekerja. Kami percaya bahwa kerjasama adalah kekuatan

utama kami, dan semangat adalah prioritas utama dalam perhatian kami.

Kedua, kami bertekad untuk memperkuat relasi, meningkatkan komunikasi

serta koordinasi, dan mengembangkan sumber daya manusia agar menjadi

kekuatan dalam memperjuangkan prinsip-prinsip keadilan dan kebenaran.

3. Fungsi Serikat Pekerja

Fungsi Serikat Pekerja melibatkan beberapa aspek yang penting.

Pertama, serikat pekerja menyediakan tempat dan peluang bagi pekerja

Indonesia untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional dengan

meningkatkan disiplin, semangat kerja, dan produktivitas. Kedua, serikat

pekerja mendorong dan menggerakkan anggotanya untuk berpartisipasi

dalam pencapaian program pembangunan nasional, terutama di sektor

ekonomi dan budaya sosial. Ketiga, serikat pekerja merupakan platform

untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarga mereka, baik secara

fisik maupun mental, dan juga berfungsi sebagai penjaga serta pembela hak-

hak dan kepentingan pekerja.

33
4. Tugas dan Fungsi Pengurus Serikat Pekerja

Tugas dan peran pengurus serikat pekerja adalah seperti berikut:

a. Ketua Umum

1) Bertanggung jawab untuk mengalokasikan dan mengkoordinasikan

tugas seluruh pengurus.

2) Memastikan bahwa rapat-rapat diadakan dan mekanisme pengurus

berjalan dengan lancar.

3) Mewakili pengurus dalam komunikasi dan interaksi baik eksternal

maupun internal untuk menjalankan fungsi organisasi.

4) Delegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada anggota pengurus

lainnya.

5) Meminta pertanggungjawaban terkait wewenang dan tugas yang telah

didelegasikan.

6) Distribusikan tugas yang ada di antara pengurus lainnya.

b. Sekretaris

1) Bertanggung jawab atas tugas administratif dan kesekretariatan.

2) Menjaga kelancaran dalam korespondensi tertulis.

3) Mengelola serta mendokumentasikan hasil rapat dalam bentuk

notulen.

4) Bersama-sama dengan ketua, menandatangani surat yang dianggap

penting.5) Mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab

kepada wakil sekretaris dalam bidang tertentu.

6) Meminta pertanggungjawaban terkait wewenang dan tanggung jawab

yang didelegasikan.

34
Tugas dan peran sekretaris dalam serikat pekerja adalah memastikan

kelancaran dalam komunikasi tertulis terkait keluhan pekerja, mengelola

dan mengkomunikasikan notulen dari pertemuan serikat pekerja, serta

meminta pertanggungjawaban atas wewenang dan tanggung jawab yang

telah diberikan kepada anggota tersebut.

Sementara itu, tugas dan fungsi bendahara dalam serikat pekerja

melibatkan pelaksanaan administrasi keuangan, tanggung jawab kepada

rapat pengurus dan anggota, pengawasan langsung terhadap penggunaan

dana oleh anggota pengurus, pemakaian dana sesuai dengan aturan yang

berlaku, pengumpulan dana di luar iuran anggota, dan memberikan laporan

serta pertanggungjawaban keuangan kepada rapat pengurus dan anggota.

4.2. Pembahasan

1. Peran Serikat Pekerja di PT. Seikou Seat Cover Kabupaten Bandung

sangat penting dalam melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan hak

serta kesejahteraan pekerja beserta keluarganya. Sebelum menjelaskan lebih

lanjut mengenai peran serikat pekerja dalam melindungi hak-hak pekerja,

adalah esensial untuk memahami hak dan tanggung jawab yang relevan

dalam konteks perusahaan tersebut. Berikut beberapa poin terkait hak dan

tanggung jawab pekerja yang berlaku di PT. Seikou Seat Cover Kabupaten

Bandung:

1. Pekerja berhak menerima upah yang adil sebagai imbalan atas

pekerjaan yang mereka lakukan untuk perusahaan.

2. Pekerja memiliki hak cuti dan kompensasi untuk hak-hak yang belum

terpenuhi.

35
3. Pekerja berhak mendapatkan kenaikan upah secara berkala, sesuai

dengan kapasitas finansial perusahaan.

4. Pekerja berhak atas promosi atau kenaikan jabatan berdasarkan prestasi

kerja mereka.

5. Pekerja berhak mendapatkan kompensasi atau tunjangan atas cedera

atau kecacatan yang terjadi akibat kecelakaan kerja, baik di dalam

maupun di luar lingkungan kerja, termasuk saat berangkat dan pulang

kerja melalui rute biasa.

6. Pekerja berhak untuk menjadi anggota atau pengurus serikat pekerja.

7. Ahli waris pekerja berhak menerima pembayaran atas hak-hak pekerja

yang meninggal dunia akibat hubungan kerja, baik dalam atau di luar

lingkungan kerja.

Setelah memahami hak dan kewajiban pekerja, kita dapat melanjutkan

pembahasan tentang peran serikat pekerja dalam menjaga hak-hak pekerja

di PT. Seikou Seat Cover Kabupaten Bandung. Dalam konteks hubungan

industrial, serikat pekerja memegang peran penting sebagai perwakilan

pekerja dalam memastikan pemenuhan hak dan kewajiban anggotanya.

Dalam penelitian ini, peran serikat pekerja yang akan dibahas meliputi:

a. Memperbaiki kondisi kerja dan melindungi lingkungan kerja

Menurut Fenny Sumardiani pada tahun (2014;31), disebutkan bahwa

pekerja yang beroperasi di departemen produksi perusahaan menghadapi

risiko kecelakaan kerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan rekan-rekan

mereka yang bekerja di divisi manajemen perusahaan. Dengan demikian,

perusahaan memiliki tanggung jawab untuk menyediakan perlindungan

36
khusus kepada para pekerja sebagai upaya untuk menjaga keselamatan dan

kesehatan mereka di tempat kerja. Dalam rangka menciptakan lingkungan

kerja yang sehat dan aman, perusahaan harus menyediakan sarana dan

fasilitas yang diperlukan. Selain itu, perusahaan juga memberikan seragam

kerja kepada pekerja dan melaksanakan pelatihan terkait K3 (Kesehatan dan

Keselamatan Kerja) sebagai bentuk dukungan terhadap inisiatif tersebut.

Keberhasilan serikat pekerja dalam mewujudkan sistem keselamatan kerja

merupakan sebuah pencapaian yang signifikan. Hak-hak pekerja meliputi

hal berikut:

1. Setiap pekerja memiliki hak untuk mengembangkan potensi kerja, minat,

bakat, dan kemampuan mereka. Hak ini diatur dalam berbagai undang-

undang, termasuk Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 dan Undang-

Undang No. 12 Tahun 2003. Selain itu, pekerja juga memiliki hak untuk

dilindungi dari tindakan yang melanggar moral dan kesusilaan, serta hak

atas kesehatan dan keselamatan kerja.

2. Hak dasar terkait dengan jaminan sosial, kesehatan, dan keselamatan

kerja diatur dalam berbagai peraturan, seperti Peraturan Menteri No. 4

Tahun 1993, Peraturan Menteri No. 1 Tahun 1998, Keputusan Presiden

No. 22 Tahun 1993, Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993, Undang-

Undang No. 1 Tahun 1970, Undang-Undang No. 3 Tahun 1992, dan

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003. Ini termasuk hak untuk

mendapatkan jaminan kesehatan, jaminan hari tua, jaminan kematian,

dan jaminan kecelakaan kerja.

37
3. Setiap pekerja berhak menerima upah yang adil sesuai dengan peraturan

yang berlaku, termasuk Peraturan Menteri No. 1 Tahun 1999, PP No. 8

Tahun 1991, dan UU No. 13 Tahun 2003. Ini mencakup hak untuk

mendapatkan upah yang sesuai dengan upah minimum di setiap daerah.

4. Hak dasar terkait dengan berlibur, cuti, istirahat, dan pembatasan waktu

kerja diatur dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003. Perusahaan

harus memberikan kompensasi upah lembur jika pekerja bekerja di luar

jam kerja.

5. Setiap pekerja memiliki hak untuk membentuk serikat pekerja sesuai

dengan Undang-Undang No. 21 Tahun 2000 dan Undang-Undang No. 13

Tahun 2003. Ini merupakan sarana untuk menyampaikan aspirasi pekerja

dan membuat perjanjian kerja dengan perusahaan.

6. Hak untuk melakukan mogok kerja diatur dalam Keputusan Menteri No.

232 Tahun 2003 dan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003. Aksi mogok

kerja harus mengikuti prosedur yang ditentukan, termasuk memberikan

pemberitahuan sebelumnya.

7. Hak dasar khusus terkait dengan jam kerja bagi pekerja perempuan diatur

dalam Keputusan Menteri No. 224 Tahun 2003 dan Undang-Undang No.

13 Tahun 2003. Pemerintah melarang pekerja perempuan di bawah 18

tahun bekerja pada shift 3, yaitu antara jam 23:00 WIB dan 07:00 WIB.

8. Hak perlindungan terhadap pemutusan hubungan kerja diatur dalam

berbagai peraturan, termasuk kewajiban perundingan antara buruh dan

perusahaan. Pemutusan hubungan kerja hanya dapat dilakukan setelah

diputuskan secara sah oleh lembaga yang berwenang. Ada juga

38
ketentuan khusus yang melarang pemutusan hubungan kerja dalam

beberapa kondisi, seperti ketika pekerja sakit sesuai dengan keterangan

dokter, sedang menjalankan kewajiban Negara, beribadah keagamaan,

menikah, atau sedang hamil.

b. Harkat dan Martabat Pekerja.

Berbicara tentang harkat dan martabat pekerja, kita harus mengingat

bahwa pekerja, sebagai manusia, memiliki harkat dan martabat yang sama

dengan individu lainnya. Hak-hak pekerja ini adalah bagian dari hak asasi

manusia yang telah disepakati untuk diberikan penghargaan dan rasa

hormat, baik dalam lingkup pribadi maupun masyarakat umum. Pekerja

tidak hanya sebagai subjek dalam sejarah peradaban manusia atau warga

negara yang memiliki peran penting, dan hal ini adalah sesuatu yang tidak

dapat disangkal oleh siapa pun. Menurut Barzah Latupono (2016;62),

harkat dan martabat pekerja adalah hak-hak yang melekat pada pekerja

dan juga merupakan hak asasi manusia yang diakui dan dihormati, baik

dalam ranah pribadi maupun masyarakat umum.

c. Mencegah Terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja

Pemutusan hubungan kerja biasanya terjadi karena berbagai alasan

tertentu. Sebelum ada serikat pekerja, seringkali alasan yang muncul adalah

kinerja pekerja dianggap kurang produktif oleh perusahaan, yang kemudian

berujung pada pemecatan dini. Namun, seringkali ini hanya alasan sepihak

dari perusahaan yang bertujuan untuk mengurangi biaya upah pekerja.

Namun, dengan adanya serikat pekerja, perusahaan harus mengikuti

peraturan yang berlaku ketika ingin melakukan pemutusan hubungan kerja.

39
Serikat pekerja secara aktif melindungi status pekerjaan anggotanya, seperti

yang dijelaskan dalam wawancara berikut:

"Kami di sini akan menghadapi kasus pemutusan hubungan kerja.


Kami akan bernegosiasi. Kami akan berusaha keras untuk menjaga
agar anggota kami tidak di-PHK." Menurut Amirudin (Ketua Serikat
Pekerja PT. Seikou Seat Cover) pada tanggal 14 Juli 2023.

Jika serikat pekerja telah berjuang untuk menjaga posisi anggotanya agar

tidak di-PHK, namun perusahaan memiliki alasan yang objektif, maka

perjuangan selanjutnya adalah memastikan bahwa pekerja yang di-PHK

menerima uang pesangon sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam

Perjanjian Kerja Bersama (PKB), seperti yang dijelaskan dalam wawancara

berikut:

"Jika nanti ada PHK, kita akan melihat situasi keuangan perusahaan.
Kita harus akui bahwa itu adalah hak dari perusahaan untuk
melakukan pemutusan hubungan kerja... Ketika ada keputusan PHK,
kita harus mempertimbangkan Payroll Multiplier (PMTK) saat ini. Ini
berarti menghitung berapa bulan gaji yang harus dibayarkan, ditambah
dengan uang jasa. Tapi jika kita tidak tergabung dalam serikat pekerja,
tidak akan ada yang akan memastikan itu." Menurut Amirudin (Ketua
Serikat Pekerja PT. Seikou Seat Cover) pada tanggal 14 Juli 2023.

Meskipun pemutusan hubungan kerja adalah hak perusahaan, seperti yang

dijelaskan oleh Amirudin dalam kutipan di atas, perusahaan tetap memiliki

kewajiban untuk membayar hak-hak pekerja sebagai penghargaan atas

kontribusi mereka selama bekerja di perusahaan dan harus mencapai

kesepakatan antara kedua belah pihak. Jika tidak ada kesepakatan di tingkat

perusahaan atau dalam pertemuan bipartit, maka serikat pekerja memiliki

kewajiban untuk memperjuangkan hak-hak pekerja tersebut hingga

mencapai tahap mediasi, seperti yang dijelaskan dalam kutipan berikut:

"Setelah berbicara, apa hasilnya? Apakah ada kesepakatan atau tidak?


Jika tidak ada, maka masalahnya akan naik ke tahap mediasi. Dalam

40
pertemuan bipartit, biasanya tahapan ini berlangsung selama satu
bulan, terdiri dari bipartit 1, 2, dan 3. Jika tidak ada kesepakatan
setelah satu bulan, maka masalah tersebut akan naik ke tingkat
mediasi..." Menurut Amirudin (Ketua Serikat Pekerja PT. Seikou Seat
Cover) pada tanggal 14 Juli 2023.

d. Menangani keluh kesah anggota

Serikat pekerja berfungsi sebagai wadah untuk menghimpun aspirasi dari

semua anggotanya. Ketika seorang anggota serikat memiliki masalah atau

keluhan, serikat pekerja harus siap mendengarkan dan memberikan solusi

atau jalan keluar kepada anggota yang bersangkutan. Dalam konteks ini,

serikat pekerja memainkan peran utama dalam mendengarkan keluhan

anggota, seperti yang diungkapkan oleh seorang anggota serikat sebagai

berikut:

"Biasanya kami segera menghubungi pengurus serikat yang ada di


pabrik. Ketua serikat selalu tersedia untuk mendengarkan cerita dan
keluhan kami." Menurut Yogi Supriyanto (anggota Serikat Pekerja
PT. Seikou Seat Cover) pada tanggal 13 Juli 2023.

Pernyataan anggota serikat tersebut juga ditegaskan oleh ketua serikat

pekerja dalam wawancaranya, yang menjelaskan bahwa menyelesaikan

masalah yang timbul dengan anggotanya adalah kewajiban, seperti yang

diungkapkan dalam kutipan berikut:

"Jika ada masalah, kami akan mencoba menyelesaikannya. Ini adalah


tanggung jawab kami. Karena jika kami tidak dapat menyelesaikan
masalah tersebut, kami juga akan menerima teguran dari pihak di atas
jika kami gagal." Menurut Amirudin (Ketua Serikat Pekerja PT.
Seikou Seat Cover) pada tanggal 14 Juli 2023.

Jika permasalahan yang muncul tidak dapat diatasi oleh serikat pekerja di

tingkat PUK (Pusat Kerja), maka masalah tersebut akan dibawa ke tingkat

berikutnya melalui proses mediasi. Hal ini dijelaskan oleh Amirudin dalam

kutipan berikut:

41
"Jika di tingkat kami kami tidak dapat menyelesaikannya karena
masalahnya terlalu rumit, kami akan mengajukan masalah tersebut ke
tingkat yang lebih tinggi untuk diselesaikan antara pengurus serikat
pekerja, anggota, dan pihak perusahaan. Perwakilan cabang akan
terlibat dalam proses mediasi ini." Menurut Amirudin (Ketua Serikat
Pekerja PT. Seikou Seat Cover) pada tanggal 14 Juli 2023.

Sebelum adanya serikat pekerja, buruh tidak memiliki wadah untuk

menyampaikan keluhan mereka, sehingga mereka sering menuangkan

keluhan mereka dalam bentuk tulisan di dinding toilet pabrik, seperti yang

dijelaskan oleh seorang anggota serikat pekerja:

"Ketika belum ada serikat pekerja, jika kami merasa tidak nyaman
dengan kondisi kerja, seringkali kami menemukan tulisan-tulisan di
dinding toilet pabrik yang mengungkapkan ketidakpuasan kami,
seolah-olah kami diperlakukan seperti budak." Menurut Taufik
Hidayat (anggota Serikat Pekerja PT. Seikou Seat Cover) pada tanggal
14 Juli 2023.

Dengan demikian, serikat pekerja memainkan peran penting dalam

menangani permasalahan yang dihadapi oleh anggotanya dan memastikan

bahwa keluhan mereka didengar dan diberikan solusi. Meskipun serikat

pekerja memiliki peran yang aktif, terkadang terdapat masalah kepercayaan

antara anggota dan pengurus serikat pekerja di tingkat perusahaan, yang

dapat menyebabkan anggota langsung melaporkan masalah mereka kepada

Dewan Pengurus Cabang di tingkat kabupaten, seperti yang dijelaskan oleh

Edi Suryana (Wakil Ketua Serikat Pekerja PT. Seikou Seat Cover) pada

tanggal 17 Juli 2023.

e. Menyediakan manfaat lainnya (untuk kesejahteraan anggota)

Para pekerja memiliki harapan terhadap pihak perusahaan untuk

menyediakan fasilitas tambahan dan manfaat lainnya yang dapat

42
meningkatkan kesejahteraan mereka. Ini termasuk fasilitas seperti layanan

kesehatan, program beasiswa, akomodasi, rekreasi, dan asuransi, sebagai

usaha untuk meningkatkan kualitas hidup para pekerja. Diharapkan bahwa

serikat pekerja dapat menyuarakan aspirasi ini agar pekerja dapat menerima

imbalan yang sejajar dengan kontribusi mereka terhadap perusahaan.

berdasarkan hasil wawancara, terungkap bahwa hingga saat ini tidak ada

tuntutan atau permintaan yang diajukan oleh anggota serikat pekerja terkait

fasilitas tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Amirudin (Ketua Serikat

Pekerja PT. Seikou Seat Cover) pada tanggal 14 Juli 2023:

"Tidak ada, tidak sampai sejauh itu."

Pendapat ini menunjukkan bahwa para pekerja pada dasarnya hanya

mengharapkan upah yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh

pemerintah. Amirudin juga menjelaskan bahwa penyediaan fasilitas

tambahan atau manfaat lainnya tergantung pada kebijakan perusahaan,

karena hal tersebut tidak diatur dalam undang-undang, seperti yang

dijelaskan dalam kutipan berikut:

"Hal seperti itu tergantung pada perusahaan, karena tidak diatur dalam
undang-undang. Kita mencari normatif, jika itu adalah kesepakatan
antara perusahaan dan pekerja. Beberapa perusahaan mungkin
memiliki kebijakan liburan atau rekreasi, sementara yang lain tidak."
Menurut Amirudin (Ketua Serikat Pekerja PT. Seikou Seat Cover)
pada tanggal 14 Juli 2023.

Pendapat yang serupa juga disampaikan oleh Wakil Ketua DPC Serikat

Buruh Bandung, yang menekankan bahwa serikat pekerja harus

memperjuangkan penyediaan manfaat tambahan untuk kesejahteraan

pekerja. Seperti yang diungkapkan oleh Wawan Welly (Wakil Ketua DPC

Serikat Buruh Bandung) pada tanggal 17 Juli 2023:

43
"Perjuangan serikat pekerja adalah mendorong perusahaan untuk
menyediakan manfaat tambahan. Biasanya, rekreasi dibentuk oleh kita
dan diatur dalam PKB, dengan biaya yang dibiayai oleh perusahaan.
Namun, perusahaan mungkin memiliki pandangan yang berbeda
tentang bagaimana biayanya dibagi, dan ini bisa menjadi subjek
perundingan."

Jadi, kutipan wawancara ini menyimpulkan bahwa upaya untuk

mendapatkan manfaat tambahan dari perusahaan dan mengaturnya dalam

PKB tidak menjamin pelaksanaan yang lancar, karena perusahaan biasanya

memutuskan dengan sukarela bagaimana biayanya akan dibagi dan ini

mungkin menjadi subjek perundingan yang kompleks.

f. Menyediakan sarana komunikasi

Serikat pekerja berfungsi sebagai saluran komunikasi yang

memungkinkan anggota menyampaikan harapan dan tujuan mereka untuk

masa depan. Fasilitas komunikasi ini dirancang untuk memungkinkan apa

yang disampaikan oleh anggota dapat diakses oleh pihak perusahaan,

dengan tujuan menciptakan hubungan industrial yang harmonis. Selain itu,

penyediaan fasilitas komunikasi juga diperlukan untuk membangun saling

percaya dan rasa memiliki antara pengurus serikat pekerja dan anggotanya.

Edi Suryana, dalam wawancaranya, menekankan pentingnya fasilitas

komunikasi ini tidak hanya sebagai wadah untuk mendengar harapan dan

keluhan dari serikat pekerja, tetapi juga sebagai wadah untuk mendengarkan

keluhan dan harapan dari pihak perusahaan. Dia berpendapat bahwa ini

dapat membantu menciptakan hubungan industrial yang harmonis, seperti

yang diungkapkan dalam kutipan berikut:

"Kita juga harus merespon keluhan dari pengusaha, kita tidak boleh
egois sebagai serikat pekerja. Jangan seperti itu. Jika perusahaan
memiliki keluhan tentang ketidakdisiplinan anggota serikat pekerja,

44
maka sebagai pengurus, kita harus menegurnya agar ada perbaikan...
Jika kita bisa membantu perusahaan dalam hal disiplin, maka
perusahaan juga akan lebih terbuka dalam memenuhi permintaan kita,
seperti uang makan. Dengan cara ini, kita dapat mencapai harmoni,
dan ini sangat penting, saya setuju." Menurut Edi Suryana (Wakil
Ketua Serikat Pekerja PT. Seikou Seat Cover) pada tanggal 17 Juli
2023.

Sarana komunikasi yang tersedia di PT. Seikou Seat Cover hanya berbentuk

forum atau komunikasi personal antara pengurus dan anggota serikat

pekerja, sebagaimana dijelaskan dalam kutipan berikut:

"Kita hanya memiliki forum untuk berdiskusi dan berkomunikasi, dan


untuk mendengarkan masalah atau keluhan anggota..." Menurut Edi
Suryana (Wakil Ketua Serikat Pekerja PT. Seikou Seat Cover) pada
tanggal 17 Juli 2023.

"...sarana komunikasinya adalah berbicara secara langsung secara


personal..." Menurut Amirudin (Ketua Serikat Pekerja PT. Seikou Seat
Cover) pada tanggal 14 Juli 2023.

g. Meningkatkan pelaksanaan hubungan industrial untuk menciptakan

keharmonisan

Peran serikat buruh dalam meningkatkan pelaksanaan hubungan

industrial yang harmonis adalah untuk menciptakan suasana kerja yang

nyaman bagi kedua belah pihak, yaitu serikat buruh dan pengusaha. Salah

satu cara yang digunakan adalah dengan menyediakan sarana komunikasi,

seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Selain itu, serikat buruh juga

diharapkan membangun hubungan yang harmonis di antara anggotanya

sendiri. Untuk mencapai hubungan industrial yang harmonis antara serikat

buruh dan manajemen perusahaan, serikat buruh menggunakan berbagai

pendekatan, seperti yang dijelaskan dalam kutipan berikut:

45
"Suasana kerjanya diatur melalui pendekatan dengan HRD. Jika ada
masalah kecil, itu langsung diselesaikan. Kami tidak ingin
mempersulit perusahaan, dan perusahaan juga menjalin hubungan baik
dengan anggota kami. Sehingga perusahaan tidak berani mengambil
keputusan tanpa sepengetahuan pengurus." Menurut Amirudin (Ketua
Serikat Pekerja PT. Seikou Seat Cover) pada tanggal 14 Juli 2023.

Dengan menerapkan pendekatan-pendekatan ini, diharapkan akan ada

keterbukaan di antara perusahaan dan pengurus serikat buruh. Ini karena,

pada dasarnya, kedudukan serikat buruh dan perusahaan dianggap sejajar,

sebagaimana diungkapkan dalam kutipan berikut:

"Untuk menciptakan keharmonisan, semuanya harus menjadi


transparan, dan saling memahami. Sebenarnya, posisi Serikat Pekerja
dengan pengusaha di perusahaan itu sejajar, sama..." Menurut Edi
Suryana (Wakil Ketua Serikat Pekerja PT. Seikou Seat Cover) pada
tanggal 17 Juli 2023.

Edi Suryana juga menekankan pentingnya pemahaman mengenai fungsi

masing-masing pihak dalam menciptakan hubungan yang harmonis. Ini

dijelaskan dalam kutipan berikut:

"Maka, untuk menciptakan keharmonisan, pertama-tadi harus


transparan, kemudian kedua belah pihak harus memahami fungsi dan
tugas masing-masing. Perusahaan memiliki UU-nya sendiri, kami
memiliki UU 21 tahun 2000, kami sejajar sebagai mitra..." Menurut
Edi Suryana (Wakil Ketua Serikat Pekerja PT. Seikou Seat Cover)
pada tanggal 17 Juli 2023.

Menciptakan hubungan yang harmonis antara serikat buruh dan perusahaan

tidak hanya melibatkan pengurus serikat buruh dan perusahaan saja, tetapi

juga seluruh anggota serikat buruh. Oleh karena itu, pengurus serikat buruh

sering berinteraksi dengan anggota mereka dan juga pihak manajemen

perusahaan, seperti yang dijelaskan dalam kutipan berikut:

"Saat ini, kerja sama antara pekerja dan perusahaan sudah baik... kita
duduk bersama, berbicara, awalnya membahas pekerjaan, kemudian

46
pembicaraannya meluas, seperti rencana untuk pergi mancing bersama
atau rekreasi bersama. Ini memperkuat silaturahmi karena itulah yang
terjadi." Menurut Yogi Supriyanto (anggota Serikat Pekerja PT.
Seikou Seat Cover) pada tanggal 13 Juli 2023.

5. Kepuasan Kerja

a. Pengertian Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja adalah sikap umum yang dimiliki oleh individu terhadap

pekerjaannya, seperti yang dijelaskan oleh Robbins (2003:101). Menurut

Rivai (2008:222), manusia memiliki beragam kebutuhan yang cenderung

tak terbatas, dan kepuasan kerja pada dasarnya bersifat individual,

dipengaruhi oleh sistem nilai individu tersebut. Handoko (2001:78)

menyatakan bahwa kepuasan kerja mencerminkan perasaan individu

terhadap pekerjaannya dan sikap positifnya terhadap lingkungan kerjanya.

Robbins dan Judge (2011:110) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai

perasaan positif terhadap pekerjaan yang merupakan hasil evaluasi berbagai

aspek pekerjaan tersebut. Luthans dan Spector (2007) mengidentifikasi 5

faktor penentu kepuasan kerja, yang disebut sebagai Job Descriptive Index

(JDI), yaitu: pekerjaan itu sendiri, gaji/upah, promosi, atasan, dan rekan

kerja.

b. Dimensi Kepuasan Kerja

Menurut Robbins (2002:36), dimensi yang mempengaruhi kepuasan

kerja mencakup:

1) Tingkat tantangan mental dalam pekerjaan, yang membuat pekerja lebih

menyukai pekerjaan yang memungkinkan mereka menggunakan

keterampilan dan kemampuan mereka, memberikan beragam tugas,

47
kebebasan, dan umpan balik yang positif. Keterlaluan tantangan dalam

pekerjaan dapat menyebabkan frustasi dan perasaan gagal.

2) Kondisi kerja yang mendukung, seperti kondisi fisik yang nyaman dan

aman serta pelatihan yang diberikan untuk mendukung tugas pekerjaan.

3) Dukungan dari rekan kerja, yang mengisi kebutuhan akan interaksi sosial

dan dapat meningkatkan kepuasan kerja. Peran atasan juga memiliki

dampak signifikan terhadap kepuasan kerja.

4) Penghargaan yang dianggap setimpal oleh karyawan, termasuk sistem

upah yang adil dan kebijakan promosi yang sesuai dengan tuntutan

pekerjaan dan standar komunitas. Upah yang dirasakan adil dan sesuai

dengan kontribusi individu dapat meningkatkan kepuasan kerja.

2. Sistem Kerja di PT. Seikou Seat Cover Kabupaten Bandung

PT. Seikou Seat Cover Kabupaten Bandung telah menerapkan tiga jenis

status kerja bagi pekerjanya sejak awal produksi. Pertama, mereka

mempekerjakan pekerja dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT)

yang sering disebut sebagai pekerja tetap. Kedua, mereka mempekerjakan

pekerja dengan status kontrak. Ketiga, ada pekerja dengan status harian

(daily worker). Jumlah total pekerja di PT. Seikou Seat Cover Kabupaten

Bandung pada tahun 2006 adalah 310 orang. Pada tahun 2007, jumlah

pekerja meningkat menjadi sekitar 550 orang, dan sebagian besar dari

mereka adalah pekerja kontrak dan pekerja harian. Sayangnya, kondisi

pengupahan dan jaminan kesehatan bagi pekerja tidak memadai. Upah yang

diberikan hanya mengikuti perhitungan perusahaan tanpa memperhatikan

kebutuhan hidup pekerja. Keselamatan kerja menjadi tanggung jawab

48
pribadi pekerja tanpa adanya tunjangan atau jaminan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) dari perusahaan.

Pada tahun 2015, PT. Seikou Seat Cover Kabupaten Bandung

membentuk Lembaga Kerja Sama (LKS) Bipartit. Sayangnya, LKS ini tidak

berfungsi sebagai wadah perjuangan bagi para pekerja karena pengurusnya

terdiri dari manajemen perusahaan sendiri. Seiring berjalannya waktu, LKS

ini tidak membawa perubahan signifikan bagi pekerja, terutama pekerja

harian lepas, karena LKS tersebut adalah inisiatif perusahaan sendiri.

Pada akhir tahun 2018, para pekerja kontrak dan pekerja harian

memutuskan untuk membentuk serikat buruh baru, SBB (Serikat Buruh

Bandung). Mereka merasa kecewa dengan kinerja LKS yang tidak

membawa perubahan positif dalam kondisi kerja dan kesejahteraan pekerja.

Perjuangan pekerja yang bergabung dalam SBB melibatkan pendidikan

pekerjaan, konsolidasi dengan seluruh pekerja, pengajuan permintaan

perundingan kepada perusahaan, dan akhirnya melakukan mogok kerja

dengan partisipasi seluruh pekerja. Akibat dari perjuangan ini, perusahaan

akhirnya setuju memenuhi semua tuntutan pekerja, termasuk mengangkat

pekerja kontrak dan pekerja harian menjadi pekerja tetap di PT. Seikou Seat

Cover Kabupaten Bandung. Perusahaan juga memberikan hak-hak normatif

sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan.

49
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Peran Serikat Pekerja melibatkan berbagai tugas penting, seperti

melindungi dan memperjuangkan peningkatan upah, menghindari

ketidakadilan dan diskriminasi terhadap pekerja, memperbaiki kondisi

kerja serta menjaga keberlanjutan lingkungan kerja yang aman, serta

merundingkan Perjanjian Kerja Bersama yang sesuai dengan hak,

martabat, dan harkat pekerja. Pekerja juga memiliki hak-hak, seperti

mengembangkan kemampuan dan bakat mereka, menuntut jaminan

sosial, kesehatan, dan keselamatan di tempat kerja, memperoleh upah

yang adil, berhak beristirahat dan berlibur, serta membatasi jam kerja

mereka. Hak-hak lainnya mencakup hak membentuk serikat pekerja, hak

untuk melakukan mogok kerja, dan hak perlindungan dari pemutusan

hubungan kerja. Serikat Pekerja di PT Seikou Seat Cover Kabupaten

Bandung telah berhasil menjalankan peran mereka dengan baik untuk

melindungi hak-hak pekerja.

2. PT. Seikou Seat Cover Kabupaten Bandung telah menerapkan tiga jenis

status kerja untuk pekerja atau buruh mereka sejak awal produksi.

Pertama, mereka mengontrak pekerja dengan Perjanjian Kerja Waktu

Tertentu (PKWT), yang juga disebut sebagai pekerja tetap. Kedua, ada

pekerja dengan status kontrak. Ketiga, perusahaan juga mempekerjakan

pekerja dengan status harian (daily worker). Jumlah total pekerja di PT.

Seikou Seat Cover Kabupaten Bandung pada tahun 2006 adalah sekitar

670 orang.

50
5.2. Saran

Saran dari peneliti dalam penelitian ini yakni;

1. Peneliti memberikan saran kepada PT. Seikou Seat Cover Kabupaten

Bandung untuk aktif berperan dalam meningkatkan kesejahteraan

pekerjanya, memastikan sistem kerjanya berjalan lancar, dan

meningkatkan kinerja pekerja di perusahaan tersebut.

2. Peneliti juga menyarankan kepada masyarakat yang terlibat dalam

pekerjaan di PT. Seikou Seat Cover Kabupaten Bandung untuk memiliki

pemahaman yang lebih mendalam tentang peran serikat pekerja dan

sistem kerja, sehingga dapat mengurangi risiko pelanggaran hak-hak

pekerja dan ketidaksesuaian sistem kerja di perusahaan tersebut. Selain

itu, diharapkan agar penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan lebih

objektif tanpa adanya perbedaan sudut pandang di lapangan, serta

mengintegrasikan teori-teori baru yang dapat memperkaya penelitian

mendatang.

51
DAFTAR PUSTAKA

Abidin Harintian, Peran Serikat Pekerja dalan Penyelesaian Perselisihan


Hubungan Industrial (Studi Pada Serikat PT, PLN (Perseroan)
Wilayah SULSELBA, Universitas Negeri Makassar, 2017

Harintian, Peran Serikat Pekerja dalan Penyelesaian Perselisihan


Hubungan Industrial (Studi Pada Serikat PT,PLN (Perseroan)
Wilayah Pratama Ari Ahmad, Pengaruh Serikat Pekeja, Budaya
Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2017

Heriyono. Hubungan Industrial (Teori dan Implementasi). Fakultas


Ekonomi
UNTAG Cirebon, Jurnal Ekonomi Vol. 6 Edisi 4 September-
Desember
2013

Kasmir. Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik). Jakarta:


Rajawali Pers, 2017

Maulina, Erna, dkk. Pengaruh Serikat Pekerja terhadap Hubungan


Industrial
Pada PT. Indah Kiat Pulp And Paper, Tbk., Perawang, Kabupaten
Siak,
Provinsi Riau, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Padjajaran, 2016

Ningsih, Nia Oktavia, dkk. Peran Serikat Pekerja Dan Manajemen dalam
Membina Hubungan Industrial (Studi pada PG. Kebon Agung
Malang),
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, Jurnal
Administrasi
Bisnis (JAB) Vol. 24 No. 1, 2015

Rachmawati, Ike Kusdyah. Manajemen Sumber Daya Manusia.


Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2008

Wirawan. Konflik dan Manajemen Konflik. Jakarta: Salemba Humanika,


2016

Zainal, Veithzal Rivai, dkk. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk


Perusahaan. Jakarta: Rajawali Pers, 2015

Pujiastuti Dwi, Peranan Serikat Pekerja dalam Menciptakan Hubungan


Industrial yang Harmonis Di PT. Air Mancur Karanganyar Tahun
2008, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2010

52
Faricha Agustina Tia, Peran Serikat Pekerja dalam Kesepakatan Kerja
Bersama, Universitas di Ponegoro, Indonesia, 2013.

Narendra Bayu David, Peranan Serikat Pekerja Nasional (SPN) DPC Kota
semarang dalam Memperjuangkan Hak-hak Tenaga Kerja
Outsourcing di Kota Semarang Pasca Keluarnya Putusan MK Nomor
27/PUU-IX/2011, Universitas Negeri Semarang, 2013.

Ningsih Oktavia Nia, Peran Serikat Pekerja dan Manajemen dalam


Membina Hubungan Industrial, Universitas Brawijaya, Malang, 2014.

Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2010), 69

Ayu Ernita, Pengaruh Serikat Pekerja Dan Hubungan Industrial Terhadap


Kesejahteraan Karyawan Tetap Pada PT. Bogatama Marinusa,
Universitas Islam Negeri Alauddin, Makassar, 2018

Sumardiani Fenny, “Peran Serikat Buruh Migran Indonesia dalam


Melindungi Hak Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri”, vol. 09,
No. 2, 2014, 27

Idris Irdanuraprida, Ketikadilan dalam Kebebasan Bersserikat dan


Kewenangan Negara Untuk Membatasinya, Lex Jurnalica, Vol. 4, No.
2, April 2015, 30

Ari Hermawan, Pemberangusan Serikat Pekerja si Daerah Istimewa


Yogyakarta, Jurnal Hukum, Vol. 2, No. 2, 2013, 35

Latupono Barzah, Perlindungan Hukum dan Hak Asasi Manusia Terhadap


Pekerja Kontrak Outsourching) di Kota Ambon, Volume 17, Nomor 3,
2016

53
LAMPIRAN

1. Wawancara bersama Ketua Serikat Pekerja PT. Seikou Seat Cover

54
2. Bukti Pencatatan Serikat Pekerja di PT. Seikou Seat Cover

55
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Roni Maulana, lahir di Bandung pada tanggal 14 Agustus 1996.

Peneliti merupakan anak keenam dari delapan bersaudara dari

pasangan seorang ayah bernama Misbah dan ibu Euis Nurhayati.

Saat ini, peneliti bertempat tinggal di Jl. Koneng Santen RT/RW

002/003 Soreang Kabupaten Bandung. Pendidikan dasar

peneliti diselesaikan pada tahun 2009 di SDN 2 Nataendah. Kemudian, ditahun

yang sama menempuh pendidikan di SMP Negeri 3 Margahayu hingga tahun 2012.

Pada tahun 2019 melanjutkan pendidikan Kesetaraan Paket C di PKBM Intan

Bandung. Setelah lulus di PKBM Intan Bandung di tahun 2020, peneliti

melanjutkan pendidikan di bidang yang ditekuni di Prodi Manajemen Fakultas

Ekonomi Bandung.

56

Anda mungkin juga menyukai