Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Proses evaluasi yang terus menerus terhadap praktisi profesional dilakukan


secara obyektif dan berbasis bukti. Evaluasi tersebut dilaksanakan melalui Evaluasi
Praktek Dokter Berkesinambungan atau On going Professional Practice Evaluation
(OPPE) yang merupakan suatu proses untuk melakukan penilaian kompetensi dan perilaku
professional dari praktisi/staff medis. Hasil dari penilaian ini akan menjadi gambaran
kinerja praktisi medis sekaligus sebagai upaya feedback dan melakukan pembinaan bila
diperlukan.
Review melalui OPPE ini memungkinkan manajemen rumah sakit untuk melihat
kecenderungan praktek dari seorang profesional medik yang dapat berpengaruh terhadap
mutu dan keselamatan pasien. Hasil proses review dalam OPPE tersebut diharapkan
dapat memberikan perubahan pada tanggung jawab staf medis terhadap mutu pelayanan
dan keselamatan pasien.
Proses review melalui OPPE harus terstandarisasi sehingga penilaian dapat bersifat
obyektif. Standarisasi ini terutama pada kriteria penilaian, sumber data, waktu penilaian dan
lain-lain. Untuk memenuhi hal tersebut maka diperlukan panduan dalam proses OPPE
yang merupakan bagian dari kebijakan rumah sakit.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………… i


DAFTAR ISI …………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………… 1


BAB II DEFINISI ……………….…………………………………… 3
1.1 Pengertian penilaian kinerja staf medis ……………………………. 3
1.2 Evaluasi Praktek Profesioanl ……………………………………. 3
1.3 Evaluasi Praktek Profesional Berkelanjutan (OPPE) ……………. 3
1.4 Evaluasi Praktek Profesioanl Terfokus (FPPE) ……………………. 3
BAB III RUANG LINGKUP ……………………………………………. 4
III. 1 Latar Belakang ……………………………………………. 4
III. 2 Maksud dan Tujuan Penilaian Berkelanjutan Kinerja Staf Medis …. 5
III. 3 Ruang Lingkup Penialaian Berkelanjutan Kinerja Staf Medis …….. 5
III. 4 Landasan Hukum …………………………………………….. 5
BAB IV TATA LAKSANA ……………………………………………………. 7
IV. 1 Bahan dan Pedoman …………………………………………….. 7
IV. 2 Teknis Pelaksanaan …………………………………………….. 7
IV. 2. 1 Pengumpulan data …………………………………….. 8
IV. 2. 2 Pengolahan data …………………………………….. 8
IV. 3 Standar Penilaian Kinerja Staf Medis RS. Ibnu Sina YW-UMI …… 8
PANDUAN OPPE STAF MEDIS
RS.IBNU SINA YW-UMI MAKASSAR

BAB I
PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan


kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kesehatan
sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan dalam bentuk pemberian berbagai upaya
kesehatan kepada seluruh masyarakat melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang
berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat. Penyelenggaraan praktik kedokteran yang
merupakan inti dari penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan oleh dokter dan dokter
gigi yang memiliki etik dan moral yang tinggi, keahlian dan kewenangan yang secara terus
menerus harus ditingkatkan mutunya melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan,
sertifikasi, registrasi, lisensi, serta pembinaan, pengawasan, dan pemantauan agar
penyelenggaraan praktik kedokteran sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Rumah sakit adalah institusi tempat memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dengan tujuan penyembuhan penyakit serta terhindar dari kematian atau
kecacatan. Dalam melaksanakan fungsinya rumah sakit harus pula mengendalikan atau
meminimalkan risiko baik klinis maupun non klinis yang mungkin terjadi selama proses
pelayanan kesehatan berlangsung, sehingga terlaksana pelayanan yang aman bagi pasien.
Oleh karena itu keselamatan pasien di rumah sakit merupakan prioritas utama dalam semua
bentuk kegiatan di rumah sakit. Untuk mencapai kondisi pelayanan yang efektif, efisien dan
aman bagi pasien itu diperlukan komitmen dan tanggung jawab yang tinggi dari seluruh
personil pemberi pelayanan di rumah sakit sesuai dengan kompetensi dan kewenangannya.
Selanjutnya kerjasama tim para pemberi asuhan pasien merupakan prasyarat untuk mencapai
tujuan tersebut, dan dilengkapi dengan komunikasi yang baik. Serta tidak dapat dipungkiri
bahwa peranan dokter sebagai ketua tim sangat besar dan sentral dalam menjaga keselamatan
pasien, karena semua proses pelayanan berawal dan ditentukan oleh dokter. Profesionalisme
staf medis perlu ditingkatkan untuk menjamin mutu pelayanan kesehatan dan melindungi
keselamatan pasien.
Komite medik memiliki peran strategis dalam mengendalikan kompetensi dan
perilaku staf medis di rumah sakit serta dalam rangka pelaksanaan audit medis. Audit medis
dapat pula diselenggarakan dengan melakukan evaluasi praktik professional
berkelanjutan/berkesinambungan (on-going professioral practice evaluation), baik secara
perorangan maupun kelompok. Evaluasi praktik profesional secara terus-menerus perlu
dilakukan oleh rumah sakit sehingga kualitas dan keamanan pelayanan pasien yang diberikan
oleh setiap anggota staf medis tetap terjaga. Evaluasi tersebut perlu direview dan
dikomunikasikan kepada setiap anggota staf medis dengan mempertimbangkan dan
menggunakan data komparatif secara proaktif, seperti membandingkan dengan ilmu literatur
kedokteran berbasis literatur sehingga tercipta suatu evaluasi kinerja staf medis yang
komprehensif, bukan traditional peer review. Dengan membangun kompetensi dokter melalui
data akan membantu menciptakan pendekatan yang konsisten dan adil untuk mengevaluasi
dokter. Selain itu juga menciptakan pendekatan yang fair dan konsisten untuk mengevaluasi
staf medis, menetapkan harapan dan pengukuran kinerja sehingga membantu staf medis terus
bertanggung jawab atas kinerja mereka
BAB II
DEFINISI

I.1 PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA STAF MEDIS

Penilaian kinerja staf medis dilakukan melalui evaluasi terus-menerus,


terhadap kualitas dan keamanan asuhan klinis yang diberikan oleh setiap staf medis
fungsional.
Penilaian dilakukan oleh komite medik (subkomite mutu profesi), yang
berkolaborasi dengan direktur medis, subkomite etik dan disiplin, subkomite
kredensial, mitra bestari (jika diperlukan).

I.2 Evaluasi praktik profesional


Evaluasi Praktik profesional, terdiri atas:
1.2.1 Evaluasi Praktik Profesional Berkelanjutan (On Going Professional
Practice Evaluation (OPPE))
1.2.2 Evaluasi Praktik Profesional Terfokus (Focused Professional Practice
Evaluation (FPPE))

I.3 Evaluasi Praktik Profesional Berkelanjutan (On Going Professional


Practice Evaluation (OPPE))
Maksud dan tujuan OPPE adalah sebagai sarana mengevaluasi kinerja staf
medis secara berkelanjutan.

I.4 Evaluasi Praktik Profesional Terfokus (Focused Professional Practice


Evaluation (FPPE))
FPPE melibatkan pemantauan lebih spesifik dan waktu terbatas.
BAB III
RUANG LINGKUP

III. 1. Latar Belakang


Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI merupakan suatu sarana pelayanan
kesehatan masyarakat yang mutlak diperlukan dalam rangka menjamin
terpenuhinya kebutuhan kesehatan masyarakat. Dalam menjalankan fungsinya,
rumah sakit diarahkan oleh suatu undang-undang untuk menjamin kualitas, mutu,
dan keamanan rumah sakit tersebut.
Praktik profesional adalah salah satu elemen yang diperhatikan dalam
menjmin mutu pelayanan rumah sakit. Hal ini sesuai dengan UU RS pasal 29:
a. memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit kepada
masyarakat
b. Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan
efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar
pelayanan rumah sakit
c. Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan
kemampuan pelayanannya
d. Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana, sesuai
dengan kemampuan pelayanannya
e. Meneyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau
miskin
f. Melaksanakan fungsi social antara lain dengan memberikan fasilitas
pelayanan pasien tidak mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa uang
muka, ambulans gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa
atau bakti social bagi misi kemanusiaan
g. Membuat, melaksanakan dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan di
rumah sakit sebagai acuan dalam melayani pasien
h. Menyelenggarakan rekam medis
i. Menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain sarana
ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanit menyusui, anak-
anak, lanjut usia
j. Melaksanakan system rujukan
k. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika
serta peraturan perundang-undangan
l. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan
kewajiban pasien
m. Menghormati dan melindungi hak-hak pasien
n. Melaksanakan etika rumah sakit

III. 2. Maksud dan Tujuan Penilaian Berkelanjutan Kinerja Staf Medis


Maksud dan tujuan penilaian kinerja staf medis adalah:
1. Ada proses terstandar, minimal setahun sekali, data per dokter yang relevan di
review oleh kepala unit kerja/panitia tertentu. Dalam hal ini di Rumah Sakit Umum
Medimas diolah oleh komite medik (subkomite mutu & profesi).
2. Tujuan review agar RS dapat mengidentifikasi kecenderungan prektik profesional
yang berdampak pada kualitas dan keselamatan pasien.

Data hasil evaluasi dapat digunakan sebagai:


1. Sebagai bagian dari upaya untuk memantau kompetensi profesional

2. Untuk mengidentifikasi area guna kemungkinan peningkatan kerja

3. Untuk menggunakan data obyektif dalam keputusan mengenai kelanjutan


kewenangan klinik

III. 3. Ruang Lingkup Penilaian Berkelanjutan Kinerja Staf Medis


Ruang lingkup kinerja staf medis meliputi penilaian pencapaian hasil pelaksanaan
dna pemeriksaan kesehatan, dan mutu pelayanan di Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI.
Penilaian tehadap kegiatan upaya kesehatan merupakan suatu kewajiban. Penilaian
diselenggarakan melalui pelayanan dan pemeriksaan kesehatan masyarakat yang dilakukan
oleh staf medis, dengan tetap mengacu pada kebijakan di Rumah Sakit Ibnu Sina YW-
UMI.

III. 4. Landasan Hukum


UU RS pasal 4:
Rumah sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang
ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit.
UU RS pasal 13:
(3) Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit harus bekerja sesuai dengan
Standar profesi, Standar pelayan rumah sakit, Standar prosedur operasional yang berlaku,
Etika profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan keselamatan pasien.

UU PK pasal 44:
Dokter atau dokter gigi dalam menyelenggarakan praktik kedokteran wajib mengikuti
standar pelayanan kedokteran atau kedokteran gigi.
BAB IV
TATA LAKSANA

IV. 1. Bahan dan Pedoman


Bahan yang dapat dipakai pada penilaian kinerja staf medis adalah dari:
- Grafik review berkala: data pasien dirawat, data tindakan/prosedur
- Referensi dari pengawas (proctors) atau dari pengamat pertama
- Kritik dan saran pasien (complain)
- Aduan malpraktik
- Kejadian sentinel
- Data monitor kinerja/indikator
- Monitoring pelayanan:
 Monitoring terhadap teknik diagnostik dan pengobatan: audit rekam medis,
kepatuhan terhadap SPO
 Monitoring kualitas klinis: data morbiditas dan mortalitas
- Jumlah pasien rawat inap/rawat jalan
- Jumlah operasi/prosedur
- Observasi langsung : kepatuhan terhadap kebijakan SPO, contoh di SKP,
Output asuha medis
- Monitoring terhadap tehnik diagnostic dan pengobatan sesuai dengan
CPG/PPK
- Monitoring kualitas klinis : outcome dan komplikasi
- Diskusi / survey dengan sejawat lainnya
- SMS / pengaduan keluhan pasien

Pedoman penilaian kinerja didapatkan dari hasil rapat komite medik, yang disesuaikan
dengan ketentuan akreditasi KARS versi tahun 2012. Pedoman harus diketahui dan
disetujui oleh Direktur Utama Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI.

IV. 2. TEKNIS PELAKSANAAN


Teknis pelaksanaan penilaian kinerja staf medis Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI,
sebagaimana berikut di bawah ini:

IV.2.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan dengan koordinasi dari tiap unit


ruangan/instalasi yang berkaitan, absensi, dan dari data rekam medis.

IV.2. 2 Pengolahan Data


Data yang didapat diolah dalam bentuk: angka/presentase/dan atau grafik.

IV. 3. STANDAR PENILAIAN KINERJA STAF MEDIS RUMAH


SAKIT IBNU SINA YW-UMI
Evaluasi praktek professional, terdiri atas:
a. Evaluasi praktik professional berkelanjutan (On Going Professional Practice
Evaluation (OPPE))
Maksud dan tujuan OPPE adalah sebagai sarana mengevaluasi kinerja staf
medis secara berkelanjutan untuk tiga alasan:

1. Sebagai bagian dari upaya untuk memantau kompetensi staf medis


2. Untuk mengindentifikasi area guna kemungkinan peningkatan kinerja
staf medis
3. Untuk menggunakan data obyektif dalam keputusan mengenai
kelanjutan kewenangan klinik staf medis.
Pengukuran data kinerja staf medis untuk menjadi dasar rekredensialing dan
peningkatan kerja staf medis :
1. Perawatan pasien – praktisi memberikan perawatan pasien dengan
kasih, tepat dan efektif untuk promosi kesehatan, pencegahan penyakit,
pengobatan penyakit dan pelayanan sampai akhir hayat.
2. Pengetahuan medis/klinis – dalam ilmu-ilmu biomedis, klinis dan
sosial serta penerapan pengetahuan kedalam asuhan pasien dan
pendidikan orang-orang lainnya.
3. Pembelajaran dan peningkatan berbasis praktek – menggunakan
bukti dan metode ilmiah untuk investigasi, evaluasi dan peningkatan
praktik asuhan pasien.
4. Keterampilan hubungan antar manusia/interpersonal dan komunikasi
– yang akan memampukan dan menjaga hubungan profesional dengan
pasien, keluarga dan anggota tim kesehatan lain.
5. Praktek berbasis sistem – melalui pemahaman terhadap konteks dan
sistem dimana pelayanan kesehatan diberikan.
6. Profesionalisme – terpancar dalam komitmen untuk secara terus
menerus mengembangkan professionalitas, praktek-praktek etika,
pemahaman dan kepekaan terhadap keragaman dan sikap
tanggungjawab terhadap pasien, profesinya dan masyarakat.

b. Evaluasi Praktek Profesional Terfokus (Focused Professional Practice


Evaluation (FPPE)).
FPPE melibatkan pemantauan lebih spesifik dan waktu terbatas. Evaluasi
praktek professional dilakukan dalam tiga situasi:
a. Saat awal dokter diberikan RKK
b. Ketika ada tambahan kompetensi baru diminta
c. Adanya terdentifikasi adanya ketidak sesuaian kinerja dokter (triger)

Jangka waktu FPPE tidak ditentukan . Rumah Sakit dapat memilih periode waktu
untuk setiap episode FPPE. Data bisa setiap bulan, setiap tiga bulan, atau setiap enam
bulan. Rumah Sakit Ibnu Sina YW-UMI menerapkan jangka waktu 6 bulan.
Proses FPPE harus:
1. Secara jelas didefinisikan dan didokumentasikan dengan kriteria tertentu dan
rencana pemantauan,
2. Jangka waktu yang tetap
3. Memiliki langkah-langkah yang telah ditentukan atau kondisi untuk kinerja yang
dapat diterima.

Anda mungkin juga menyukai