Anda di halaman 1dari 47

PEDOMAN PELAYANAN

INSTALASI BEDAH SENTRAL

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KABUPATEN SUMEDANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Upaya kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal


bagi masyarakat. Upaya kesehatan ini terdiri dari peningkatan kesehatan promotif,
preventif dan rehabilitatif

Rumah sakit merupakan salah satu sasaran kesehatan yang menjadi rujukan
pelayanan kesehatan dengaan fungsi utama adalah menyelenggarakan upaya kesehatan
yang bersifat penyembuhan dan pemulihan kesehatan bagi pasien, yang tetap berperan
dalam peningkatan kesehatan promotif dan preventif

Dalam keputusan mentri kesehatan nomor : 1333/Menkes/SK/XII/1999 Tentang


Standar Pelayanan Rumah Sakit disebutkan bahwa Pelayanan Kamar Operasi
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan rumah sakit, yang
berorientasi kepada pelayanan pasien yang bermutu, cepat, epesien, aman dan
terjangkau bagi semua lapisa masyarakat.

1.2 Tujuan
Tujuam umum : Sebagai pedoman penyelenggaraan Kamar Operasi di Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Sumedang
Tujuan khusus:
1. Meningkatkan pelayanan kamar operasi menjadi pelayanan yang bermutu, cepat,
efesien, aman dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat
2. Menerapkan konsep pelayanan kamar operasi
3. Melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak propesional
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sumedang


Pelayanan kesehatan di kabupaten Sumedang sebelum tahun 1920 ditangani oleh
dokter yang bernama dr. Lemenia. Tempat pengobatannya di jalan raya yang sekarang
bernama jalan Prabu Geusan Ulun tepatnya di Gudang Pupuk Asri. Sampai akhir tahun
1920 di Sumedang belum ada dokter pemerintah yang khusus di tugaskan pemerintah
hindia belanda, baru kurang lebih sekitar tahun 1920 dampai 1930 pemerintah hindia
belanda mengirimkan dr. joendjoenan untuk bertugas di Sumedang.
Pada tahun 1932 di Sumedang ada garnisun tentara Hindia Belanda, diantaranya
terdapat seorang militer Belanda yang bertugas untuk mengurus kesehatan rakyat, untuk
itu maka di dalam kota Sumedang dibangun sebuah Rumah Sakit yang kemudian
dikenal sebagai Rumah Sakit Sederhana yang dicat hitam (Bhs Sunda = Hideung)
sehingga Rumah Sakit ini kemudian dikenal sebagai Rumah Sakit Hideung yang
bertempat di Ciuyah (sekarang JL. R.A. Kartini). Disamping adanya Rumah Sakit
Hideung, adapula barak cacar yang bertempat di Cipameumpeuk (sekarang dipakai
terminal), menggunakan tanah dan bangunan milik kesehatan. Pada tahun 1932
Garnisum Tentara Hindia Belanda dibubarkan dan dokter militernya pun dipindahkan,
setelah itu kesehatan di daerah Sumedang hanya dijabat oleh seorang Mantri (yaitu
Mantri Aan) dibantu oleh seorang pembantu yang mengurus poli klinik, sedangkan
perawatan di Rumah Sakit Hideung ditiadakan. Sejak itu didatangkan seorang dokter
dari Bandung yaitu dokter Gadroen yang dating seminggu 2x yaitu pada hari Selasa dan
Sabtu, selain mengunjungi Rumah Sakit juga mengunjungi Poliklinik yang berada di
Situraja, Darmaraja, Legok dan Conggeang.
Pada tahun 1934 Regensehaf menggangkat dokter M. Joenaedi sebagai dokter
pembantu dan pada tahun 1935 beliau diangkat oleh inspeksi kesehatan sebagai dokter
Pemerintah diperbantukan kepada Regensehaf Sumedang, sejak itu perawatan di rumah
sakit diadakan lagi secara sederhana dengan penambahan beberapa pegawai sedangkan
dokter Gadroen tidak didatangkan lagi ke Sumedang.
Pada tahun 1941 ditambah seorang tenaga dokter lagi yaitu dr. Sanusi Galib semua
Regensehaf merencanakan untuk medirikan sebuah Rumah Sakit di Ciuyah, tetapi hal
ini tidak terwujudoleh karena adanya kesulitan masalah keuangan.
Pada tahun 1944 sesudah tentara jepang masuk ke Indonesia didirikan Rumah Sakit
di Sayuran (tempat Rumah Sakit sekarang) yang didirikan dengan susah payah dimana
dulunya ada Sekolah Kelas Dua, pada saat itu Dinas Kesehatan bersatu dengan Rumah
Sakit, tahun 1945 RS tersebut baru selesai dan sangat besar sekali bantuannya pada saat
revolusi
Pada tahun 1947 pada waktu Tentara Belanda menyerang dan masuk ke kota
Sumedang (aksi ke I) atas perintah Militer maka RS ditinggalkan sedangkan pegawainya
mengungsi ke Situraja, selama 3 bulan RS di dipergunakan untuk Asrama Tentara
Belanda dan untuk penampungan Tentara yang celaka pada waktu bertempur. Setelah
tentara Belanda menguasai Situraja maka semua pegawai ditangkap oleh Belanda dan
mereka dikirim ke Sumedang, kemudian Belanda menyerahkan RS tersebut kepada
pemerintah Indonesia yang pada waktu itu bernama Negara Pasoendan.
Tanggal 15 Maret 1953 didirikan kantor Dinas Kesehatan tersendiri yang terpisah
dari Rumah Sakit, maka sejak pemisahan itulah Rumah Sakit diadakan berbagai
perubahan dan perluasan lahan dari tahun ketahun.

RSU Daerah Kabupaten Sumedang sebagai Unit Swadana (1992 s/d 2008)
Dengan diterbitkannya Keppres No. 38 tahun 1992 tentang penetapan RS sebagai
Unit Swadana, maka dengan dasar Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 1993, tanggal 23
februari 1993, Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 445/2052/POUD, tanggal
25Mei 1993, tentang uji coba Unit Swadana Daerah Rumah Sakit Umum Sumedang,
kemudian pada tanggal 1 Juli 1993 RSU Kabupaten Sumedang diresmikan menjadi
Rumah Sakit Umum Unit Swadana Daerah Kabupaten Sumedang.
Selama kurun waktu 2 tahun pelaksanaan Unit Swadana Daerah banyak perubahan
kinerja RS yang baik telah dicapai. Hal ini terlihat dari :
a. Mutu pelayanan RS meningkat hal ini terlihat dari hasil survey kepuasan pasien
yang menunjukan 98% menyatakan puas dan hanya 2% menyatakan kurang
puas.
b. Pendapatan fungsional RS meningkat.
c. Kesejahteraan pegawai meningkat.
RSU Daerah Kabupaten Sumedang diberikan kewenangan dalam menggunakan
pendapatan fungsionalnya, sehingga memudahkan RSU Sumedang membiayai
kebutuhan operasional, pemeliharaan, pengembangan Sumber Daya Manusia dalam
rangka peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat.
RSU Daerah Kabupaten Sumedang sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
Pada tanggal 1 April 2009 RSU Unit Swadana Daerah Kabupaten Sumedang
ditetapkan sebagai satuan kerja yang menerapakan pola Pengelolaan Keuangan Layanan
Umum Daerah (PPK-BLUD) Status Penuh berdasarkan Peraturan Bupati Sumedang
nomor 47 Tahun 2009.
Sebagai BLUD, fleksibilitas pengelolaan keuangan RSUD Kabupaten Sumedang
berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan
umum dan mencaerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan
pengelolaan keuangan daerah pada umumnya.
Penetapan status sebagai Badan Layanan Umum Daerah memberikan legalitas
untuk melaksanakan pelayanan kesehatan secara strategis dan komprehensif,
fleksibelitas pengelolaan keuangan dan masih diperolehnya bantuan atau subsidi untuk
tenaga pegawai negeri sipil dan invenstasi modal memberikan tantangan bagi
menajemen untuk melakukan inovasi dan memperluas pangsa pasar serta image bagi
rumah sakit tidak hanya melayani golongan menengah ke bawah, tetapi juga golongan
menengah ke atas.
Hal tersebut diterjemahkan dengan kebijakan dari manajemen untuk pembuatan
Rencana Bisnis dan Anggaran yang lebih focus terhadap inovasi peningkatan pelayanan
kepada pelanggan dengan menambah pelayanan baru baik secara fisik maupun pola
layanan dengan segmen tertentu. Pelayanan pavilion Tandang, Haemodialisa, EEG.
PONEK, Treadmill, serta sumber daya manusia yang cukup lengkap, lokasi rumah sakit
strategis dan pola pembagian jasa pelayanan yang terus disempurnakan.
Pengelolaan menjadi lebih komplek, karena disatu sisi, pihak manajemen
dihadapkan pada situasi persaingan yang lebih ketat, namun disisi lain Rumah Sakit
Sumedang harus tetap menjalankan fungsi sosialnya. Walupun demikian BLUD RSUD
Kabupaten Sumedang tetap menjalankan fungsi sosialnya dan tidak semata-mata
mencari keuntungan. Sebagai implementasinya, BLUD RSU Kabupaten Sumedang
menyediakan fasilitas yang layak untuk merawat pasien yang dikatagorikan kurang
mampu 45% dari kapasitas Tempat Tidur 212 yang tersedia saat ini.
Dalam pelaksanaan barang/jasa mengacu kepada PERATURAN BUPATI
SUMEDANG Nomor 48 Tahun 2009, tentang Petunjuk Pengadaan Barang/Jasa Pada
Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Kabupaten Sumedang.
Direktur RSU Daerah Kabupaten Sumedang dari masa ke masa :
1. dr. R. Djoenaedi yang bertugas dari tahun 1935 sampai 1953.
2. dr. Sanusi Galib 1953-1963.
3. dr. R. Sunali Sukartaatmaja 1963-1969.
4. dr. H. Arifin Jarnadiharja 1969-1973.
5. dr. Noerony Hidajat 1973-1995.
6. dr. M. Apandi, Sp.PD 1995-1999.
7. dr. Hj. Tuti Sugihharti Djamhur, MPH 1999-2004.
8. drg. Agus Irianto, MM 2004-2009.
9. dr. H. Hilman Taufik, WS, M.Kes 2009-sekarang.
BAB III
VISI, MISI, NILAI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT

Visi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang adalah :

“Terwujudnya Pelayanan RSUD EMAS (Efektif, Maju, Agamis dan Sejahtera) Tahun
2018”

Misi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang adalah :

“Menyelenggarakan Pelayanan Prima dengan Menyempurnakan Manajemen


Pengelolaan BLUD, Meningkatkan Kualitas, Kapasitas dan Profesionalisme Pegawai
yang berbasis Keimanan dan Ketakwaan.”

Nilai-nilai adalah sikap kerja karyawan Rumah Sakit sebagai berikut :

Disiplin adalah senantiasa bekerja bertanggung jawab agar setiap tugas yang
diembannya dapat diselesaikan dengan baik sesuai rencana yang telah ditentukan.

Profesionalisme adalah tindak-tanduk yang bercirikan suatu profesi atau yang ahli
dalam bidangnya, dengan memegang teguh etika profesi dan standar mutu keahlian
yang tinggi.

Ramah adalah sikap dan tutur kata manis, dengan praduga positif serta berbudi bahasa
menarik dan selalu berusaha untuk menolong pelanggan dengan tulus ikhlas.

Peduli adalah berusaha untuk segera mengetahui atau sangat menghiraukan persoalan
pelanggan dengan sungguh-sungguh dan langsung membantu persoalan tersebut dengan
tuntas dan memuaskan keinginan pelanggan.

Jujur adalah selalu memegang teguh ketulusan dan keikhlasan dalam memberikan
informasi atau tidak melakukan kecurangan apapun untuk keuntungan dirinya ataupun
untuk kepentingan pelanggan.
Logo Rumah Sakit adalah :

Arti/Makna Gambar

Tanda + merupakan khas lambang kesehatan, sedangkan sisi kanan terbuka


memberi makna bahwa Rumah sakit Daerah Kabupaten Sumedang terbuka untuk
memberi pelayanan kepada masyarakat dari berbagai kalangan tanpa membedakan
kasta, ras, agama. Juga terbuka untuk semua orang, tidak hanya dari dalam Kabupaten
Sumedang saja, tetapi siap melayani masyarakat dari luar wilayah Sumedang.
Disamping itu juga Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang senantiasa
membuka diri terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, arus informasi
termasuk kritikan yang sifatnya membangun

Makna huruf S, merupakan huruf awal dari kata Sumedang; juga mengandung arti lain,
yaitu :

1. Sehat :

Dimana paradigma rumah sakit yang kita kenal saat ini harus diimbangi
oleh rumah sehat yang artinya tidak hanya tempat untuk menolong,
menyembuhkan tetapi juga untuk general check up, tempat kebugaran.

2. Santun :

Mencerminkan sumber daya manusia yang santun dalam sikap, bicara dan
berperilaku didalam memberikan pelayanan. Strip Hijau Muda didalam huruf S
merupakan penyederhanaan dari lambang air, dimana air merupakan sumber
kehidupan yang diperlukan oleh semua umat.

Lingkaran hitam mengelilingi mengandung arti bahwa Rumah Sakit


Umum Daerah Kabupaten Sumedang dalam memberikan pelayanannya
merangkul semua kalangan baik dari kalangan bawah (yang digambarkan oleh
lingkaran bawah) maupun dari kalangan menengah atas (yang digambarkan oleh
lingkaran atas). Juga mengandung arti bahwa semua SDM yang didukung oleh
sarana dan prasarana menjadi suatu satuan yang tak terpisahkan untuk mengelola
rumah sakit untuk terus berputar dan menjadikannya suatu sinergi yang berujung
kepada pelayanan yang prima dan menjadi kebanggaan masyarakat Sumedang.

ARTI/MAKNA WARNA :

Lambang ini didominasi warna hitam dan warna hijau, dimana warna hijau
merupakan warna khas untuk kesehatan, sedangkan hitam disini memaknai dua
hal yaitu

1. Merupakan warna dari keteguhan hati untuk melaksanakan tugas.

2. Melihat dari sejarah rumah sakit yang ada bahwa dahulu Rumah Sakit
Sumedang pernah dikenal dengan Rumah Sakit Hideung.

MOTTO Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang adalah :

“CERMAT”

Cepat, Efisien, Ramah, Mutu, Aman, Tertib

Slogan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang adalah :

“Mampu tidak mampu tetap dilayani”

Maklumat Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang :

Memberikan Pelayanan Prima Yang Mudah Diakses Dengan Mengutamakan


Keamanan dan Keselamatan U ntuk Pemberi dan Penerima Pelayanan.
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

SUSUNAN DEWAN PENGAWAS, DIREKSI DAN MANAJERIAL


Susunan Dewan Pengawas RSUD Kabupaten Sumedang berdasarkan
Keputusan Bupati Sumedang Nomor 445/Kep.140-RSUD/2009 tanggal 1 April 2009
adalah sebagai berikut :
Ketua : Sekretaris Daerah Kabupaten Sumedang
Anggota : 1. Asisten Pembangunan Setda Kabupaten Sumedang
2. Inspektur Kabupaten Sumedang
3. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang

4. Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset


Daerah Kabupaten Sumedang.
Sekretaris : Kepala Bidang Akuntansi pada Dinas Pendapatan Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sumedang.
Susunan Direksi RSUD Kabupaten Sumedang :

Direktur : dr. H. Hilman Taufik, WS.M.Kes

Wadir Umum dan Keuangan : Dra.Hj.Ai Komariah, MM.

Wadir Pelayanan : dr. H. Dody Farmawan S, MM.

Susunan Manajerial RSUD Kabupaten Sumedang :

Ka.Bag. Keuangan : Supendi, SKM, M.Si.

Ka.Bag. Umum, Aset dan Kepegawaian : Julaeha, S.sos, M.Si.

Ka.Bag. Program dan Litbang : Bubun Aliminsyah, S.sos, M.Si.

Ka.Bid. Pelayanan Medik : dr. Yanuar Salman, M.Si.

Ka.Bid. Keperawatan : Engkur Kuraesih, S.Kep,Ners, M.Si.

Ka.Bid. Penunjang Medis : drg. Yusi Ratna Suminar, M.Kes.

Ka.Sub.Bag.Program : Hj. Kanti Surtikanti, S.IP, M.Si.


Ka.Sub.Bag. Anggaran : Hj. Ani Septiani, SKM, MM.

Ka.Sub.Bag.Penatausahaan Keuangan : Rd. Ade Syafiartini, SE.

Ka.Sub.Bag.Akuntasi dan Verifikasi : Hj. Ai Siti Atikah, SE

Ka.Sub.Bag.Pendapatan : Hj. Ade Laela, SE.

Ka.Sub.Bag Umum :.Dadang Mulyana, SKM.

Ka.Sub.Bag Kepegawaian : Hj. Mimin Karmini, S.IP.

Ka.Sie.Pengendalian Mutu Pelayanan Medis : dr. Eti Ratnawati, M.H.Kes.

Ka.Sie. Klinik Medis : dr. Ninik Saptalastari.

Ka.Sie. Asuhan Keperawatan : Teti Rochmawati, M.Kep

Ka.Sie. Etika dan Mutu Keperawatan : U. Royani, SKM

Ka.Sie Pelayanan Penunjang Medis : Dra. Teti Suryeti, M.Si. Apt.


BAB IV
Struktur Organisasi RS
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA
INSTALASI BEDAH SENTRAL
WADIR PELAYANAN
dr. H. Dody Farmawan

KABID KEPERAWATAN KA INSTALASI BEDAH SENTRAL KA INSTALASI ANESTESIOLOGI DAN TERAFI INTENSIP
Engkur Kuraesih S.Kep.,Ners, dr. Ira Verawati Sp.M dr. Meru Probowo Sp.An

KA RUANGAN
SUPERVISOR/CCM Surahman S.Kep.,Ners
Yayat Rohaeti S.st
ADMINISTRASI PP ANESTESI
Dikdik Suligar & Asep Lukman Andi Sobandi Amd.An
PA
HJ Yati
PP OK II PP OK III Satang Karmajaya, S S T
PP OK I PP OK IV
Dadan Darwanto S.Kep Teti Rusmawati AMK Diana, Amd An
Tuti Humaeroh, Amd Keb Nina Sutarsih, Amk
PA PA Putri Sri R Amd.An
PA PA
Deden Witaryona AMK Yuhaendi, Amk Gumilar Fajar, Amk. An
Euis A Widiana, Amk Yanti Amk
Doni Putra S.Kep.,Ners Cecep Maman R Amk Meliana Putri, Amk. An
Dini Mardiani AMK Agus Ahmad, Amk
Rohmatun Nisa S S S.Kep.,Ners Yuli AMK Mayang, Amk. An
Lasmini AMK Tuti Kusmayanti S.Kep.,Ners
Siti S Amk Tati Rodiah AMK Riska, Amk. An
Siti Kuraesin Amd.Keb Ibid AMK
Hedi Hidayat, Amk
Diya Antini, Amk
PP R. Penerimaan/RR PP OK VI PP OK V Shidiq A., Amk
Momon Suherman, S S T Adnan Gunawan, AMK Empong Setiawati S.Kep.,Ners
PA PA
Siti Rocheni AMK Ade Rosita AMK
Wendra Herdian AMK C.S/POS
Yati Suyati AMK
Koko Abdul K AMK Aditya Tata S
Apong Amk Yelis Tini S
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA
INSTALASI BEDAH SENTRAL

WADIR PELAYANAN
dr. H. Dody Farmawan

KA BID KEPERAWATAN KA INSTALASI BEDAH SENTRAL KA INSTALASI ANESTESIOLOGI DAN TERAFI INTENSIP
Engkur Kuraesih, S.Kp,M.Si dr. Ira Verawati Sp.M dr. Meru Probowo Sp.An

KA RUANGAN
SUPERVISOR/CCM Surahman S.Kep.,Ners
Yayat Rohaeti S.st
ADMINISTRASI
Dikdik Suligar

PP R. Penerimaan/RR PP OK I PP OK II PP OK III
Momon Suherman, S S T Tuti Humaeroh, Amd Keb Dadan Darwanto S.Kep.,Ners Teti Rusmawati AMK
PA PA PA PA
Siti Rocheni AMK Euis A Widiana, Amk Deden Witaryono AMK Yuhaendi, Amk
Yati Sumyati AMK Dini Mardiniani AMK Doni Putra S.Kep.,Ners Cecep Maman R Amk
Yunita Sondari Amd.Keb Lasmini AMK Rohmatun Nisa S S S.Kep.,Ners Yuli AMK
Siti Kuraesin Amd.Keb Siti Suryani Amk Tati Rodiah AMK

C.S/POS PP OK VI PP OK V PP OK IV
Adnan Gunawan, AMK Empong Setiawati S.Kep.,Ners Nina Sutarsih, Amk
Tata Supriatna PA PA PA
Tini Supartini Ade Rosita AMK Ujang Cucu S AMK Yanti Amk
Aditya Hermawan Wendra Herdian AMK Nuni Nurmayanti Amd.keb Agus Ahmad, Amk
Yelis Novita Cut Ajas P Koko Abdul K AMK Aang Darajat AMK Tuti Kusmayanti S.Kep.,Ners
Apong Amk Ibid Badriah AMK
BAB VI
URAIAN JABATAN
A.Uraian Tugas IBS
1. Kepala Instalasi
Nama Jabatan : Kepala Instalasi Bedah Sentral
Pengertian : Seorang yang diberi wewenang dan tanggung jawab dalam
memimpin Instalasi Bedah Sentral
Persyaratan : 1. Pendidikan minimal : Dokter
2. Kursus Pelatihan : Bidang medis dan non medis
3. Pengalaman : 4 tahun minimal di Lingkungan Rumah
Sakit Umum
4. Memiliki kemampuan kepemimpinan
5. Jenis kelamin laki-laki/ perempuan
6. Sehat
Tanggung : Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab langsung
Jawab kepada direktur.
Tugas Pokok : Memimpin dan mengkoordinir kegiatan Instalasi Bedah Sentral
sesuai rencana kerja Instalasi Bedah sentral dan program kerja
Direktur.
Uraian Tugas : 1. Menyusun rencana dan program kerja Instalasi Bedah Sentral
2. Melaksanakan pengelolaan administrasi dan ketatausahaan
Instalasi Bedah Sentral
3. Melaksanakan pemeriksaan terhadap pasien untuk mendiagnosa
penyakit yang dideritanya
4. Melaksanakan pengobatan dengan suntikan obat atau resep
untuk peningkatan pemulihan pasien
5. Memberikan rujukan bagi pasien yang menderita penyakit akut
untuk segera dirawat atau dikirim ke rumah sakit yang
direkomendasikan
6. Melaksanakan dan mengatur distribusi alat-alat penunjang
Instalasi Bedah Sentral di rumah sakit
7. Melaksanakan evaluasi hasil kerja Instalasi Bedah sentral
8. Melaksanakan hubungan kerja dengan unit kerja lain di
lingkungan rumah sakit
9. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan bidang
tugasnya

2. Kepala Ruangan
Nama Jabatan : Kepala ruangan.
Pengertian : Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung
jawab dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di satu
ruangan.
Persyaratan : 1. Perawat dengan pangkat / golongan minimal penata muda / III a
2. Pendidikan D III Keperawatan atau S1 Keperawatan.
3. Pengalam kerja :
 D III Keperawatan pengalam memimpin pelayanan 2 – 3
tahun.
 S 1 Keperawatan pengalaman memimpin 1 – 2 tahun.
4. Memiliki sertifikat pelatihan manajemen pelayanan keperawatan
5. Memiliki kemampuan kepemimpinan
6. Berwibawa.
7. Sehat jasmani dan rohani.
Tanggung : 1. Secara Administratif dan funsional bertanggung jawab kepada
Jawab kepala bidang keperawatan melalui kepala seksi keperawatan.
2. Secara teknis operasional bertanggung jawab kepada kepala
instalasi.
Tugas Pokok : Mengelola dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di
ruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
Uraian Tugas : 1. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :
a) menerima rencana kegiatan pembedahan
b) menyusun rencana operasi: kamar, dokter, dan
perawat pelaksana yang akan bertugas
c) menentukan macam dan jumlah alat, bahan yang
akan digunakan
d) menyusun program bersama staf (pengembangan
staf, alat, obat dan bahan)
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi :
e) memantau seluruh staf dalam penerapan peraturan/
etik yang berlaku di OK
f) mengatur pelayanan operasi sesuai dengan
kebutuhan tim dan kemampuan tenaga OK.
g) Membuat jadwal dinas dan kegiatan untuk mengatur
tenaga seefektif mungkin, pekerjaan merata.
h) Menciptakan suasana yang harmonis melalui
komunikasi antar anggota tim, lingkungan yang
aman dan nyaman serta perhatian terhadap
kesejahteraan.
3. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian,
meliputi :
 Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
yang telah ditentukan.
 Melaksanakan penilaian kinerja tenaga perawat yang berada
di bawah tanggung jawabya ( DP 3)
 Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan
perawatan serta obat-obatan secara efektif dan efisien.
 Melakukan supervisi kegiatan asuhan keperawatan serta
kegiatan lain di ruangan.
 Mengadakan ronde keperawatan bersama ketua tim.
 Membuat laporan tahunan kegiatan pelayanan keperawatan
di ruangan.

3. Perawat Primer
Nama Jabatan : Perawat primer .
Pengertian : Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung
jawab sebagai perawat Primer dalam mengelola kegiatan asuhan
keperawatan terhadap sekelompok klien di satu ruangan dari mulai
masuk sampai keluar.
Persyaratan : 1. Perawat dengan pangkat / golongan minimal penata muda / III a
2. Pendidikan D III Keperawatan atau S1 Keperawatan.
3. Pengalam kerja :
 D III Keperawatan prog A pengalaman memimpin
pelayanan 5 tahun.
 D III Keperawatan prog B pengalaman kerja di pelayanan 2
tahun
 S 1 Kep Prog. A pengalaman memimpin pelayanan 3 tahun.
 S 1 Kep Prog. B pengalaman memimpin 1tahun.
4. Memiliki sertifikat pelatihan manajemen pelayanan keperawatan
5. Memiliki kemampuan kepemimpinan
6. Berwibawa.
6. Sehat jasmani dan rohani.
Tanggung : Bertanggung jawab kepada Kepala Ruangan.
jawab
Tugas pokok : Membantu kepala ruangan dalam mengelola pelayanan asuhan
keperawatan terhadap sekelompok klien yang telah ditentukan.
Uraian Tugas : 1. Mengadakan pre dan post konferen dengan anggota tim
keperawatan
2. Melakukan pengkajian dan perencanaan keperawatan pada
klien yang berada di bawah tanggung jawabnya.
3. Memberi bimbingan kepada perawat pelaksana yang berada di
bawah tanggung jawabnya dalam melaksanakan implementasi
asuhan keperawatan.

4. Mengadakan koordinasi dan konsultasi dengan kepela ruangan


dan tim kesehatan lainnya.
5. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada sekelompok
klien.
6. Melakukan perencanaan ulang sesuai dengan respon klien.
7. Membimbing dan mengawasi pelaksanaan asuhan
keperawatan yang di lakukan oleh perawat asosiet apakah
dalam melaksanakan tugasnya sudah menggunakan SOP.
8. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan rencana pelayanan.
9. Melaksanakan asuhan keperawatan langsung pada pasien dan
keluarga.
10. Merencanakan kontinuitas perawatan selama tidak ada di
ruang rawat dengan menulis petunjuk secara jelas unuk
perawat asosiet dan mengkomunikasikannya melalui
konferens.
11. Menetapkan PA yang bertanggung jawab pada setiap klien,
setiap giliran jaga.
12. Melakukan bimbingan dan evaluasi (mengecek) PA dalam
melakukan tindakan keperawatan, apakah sesuai dengan SOP.
13. Memonitor dokumentai yang dilakukan oleh PA.
14. Membantu memfasilitasi terlaksananya kegiatan PA.
15. Melakukan tindakan keperawatan yang bersifat terafi
keperawatan dan tindakan keperawatan yang tidak dapat
dilakukan oleh PA.
16. Mengatur pelaksanaan konsul dan memeriksa laboratorium.
@ Melakukan kegiatan serah terima klien dibawah tanggung
jawabnya bersama dengan PA.
17. Mendampingi dokter visite klien dibawah tanggung jawabnya.
18. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat catatan
perkembangan klien setiap hari.
19. Melakukan pertemuan dengan klien/ keluarga minimal setiap 2
hari untuk membahas kondisi keperawatan klien (bergantung
pada kondisi klien)
20. Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien/ keluarga.
21. Membuat perencanaan pasien pulang.

4. Perawat Asosiet (PA)


Nama Jabatan : Perawat pelaksana.
Pengertian : Seorang perawat yang diberi wewenang dan tanggung jawab sebagai
perawat pelaksana dalam melaksanakan kegiatan asuhan
keperawatan terhadap sekelompok klien di satu ruangan dari mulai
masuk sampai keluar.
Persyaratan : 1. Perawat PNS/ KONTRAK
2. Pendidikan D III keperawatan atau S1 Keperawatan.
3. Telah selesai mengikuti program orientasi di bidang
keperawatan
4. Menerima SK penempatan Direktur
5. Sehat Jasmani dan Rohani.
Tanggung : Bertanggung jawab kepada Perawat Primer.
Jawab
Tugas pokok : Membantu perawat primer dalam memberikan asuhan keperawatan
sesuai rencana yang telah dibuat oleh perawat primer terhadap
sekelompok klien yang telah di tentukan di suatu ruangan.
Uraian Tugas : 1. Membaca rencana asuhan keperawatan yang telah ditetapkan
oleh PP
2. Membina hubungan therapeutik dengan klien/ keluarga,
sebagai lanjutan kontrak yang telah ditetapkan PP.
3. Menerima klien baru ( kontrak ) dan memberikan informasi
berdasarkan format orientasi klien/keluarga jika pp tidak ada
ditempat
4. Melakukan tindakan keperawatan pada kliennya berdasarkan
renpra.
5. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan
dan mendokumentasikannya pada format yang tersedia.
6. Mengikuti visite dokter bila PP tidak ditempat
7. Memeriksa kerapian kelengkapan status keperawatan.
8. Membuat laporan pergantian dinas dan setelah selesai di paraf.
9. Mengomunikasikan kepada PP/PJ dinas bila menemukan
masalah yang perlu diselesaikan.
10. Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostik,
laboratorium, pengobatan, dan tindakan.
11. Berperan serta dalam memberikan pendidikan kesehatan pada
klien/keluarga yang dilakukan oleh PP.
12. Melakukan inventarisasi fasilitas yang terkait dengan timnya.
13. Membantu tim lain yang membutuhkan.
14. Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga klien yang
menjadi tanggung jawabnya dan berkordinasi dengan PP.
5. Penanggung Jawab Ship Dinas Sore dan Malam
Nama Jabatan : Perawat penanggung jawab ship dinas sore/ malam
Pengertian : Seorang perawat pelaksana yang diberi wewenang dan tanggung
jawab seluruh kegiatan pelayanan di ruang rawat pada waktu dinas
sore/ malam.
Persyaratan : 1. Perawat dengan status kepegawaian PNS/ Kontrak
2. Pendidikan D III Keperawatan atau S1 Keperawatan.
3. Telah lulus seleksi
4. Memiliki kemampuan kepemimpinan
5. PDLT (prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela)
6. Berwibawa
7. Sehat Jasmani dan Rohani
Uraian Tugas : 1. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi :
 Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan
pelayanan di ruang rawat pada waktu dinas sore/ malam.
 Mengatur daftar tenaga perawatan, sesuai dengan kondisi
pasien.
 Mengatur penempatan tenaga perawat yang sedang
mengikuti program orientasi.
 Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga
perawat untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
standar.
 Melakukan serah terima setiap pergantian dinas dengan
penanggung jawab dinas berikutnya dan kepala ruangan.
 Melaporkan kejadian selama dinas kepada penanggung
jawab dinas berikutnya/ kepala ruangan.
 Memeriksa sistem pencatatan dan pelaporan asuhan
keperawatan, pengisian formulir sensus harian klien, buku
register, dan catatan medik.
 Mengadakan kerjasama dengan supervisor jaga perawatan
dalam menyelesaikan masalah yang ada di ruangan.
 Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara
klien, keluarga dan petugas, sehingga memberi ketenangan.
 Bekerjasama dengan tenaga non keperawatan dalam
memeliharaan kebersihan ruangan dan keamanan/
kenyamanan lingkungan.

2. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian,


Meliputi:
 Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
yang telah di tentukan
 Mengendalikan pendayagunaan peralatan perawatan serta
obat-obatan secara efektif dan afesien.
 Melakukan supervisi kegiatan asuhan keperawatan pada tim
lain dibawah tanggung jawabnya.
6. Pelaksana Administrasi Keperawatan
Nama Jabatan : Membantu proes Administrasi kantor
Pengertian : Seorang petugas non perawat yang diberi tanggung jawab membantu
kepala bidang Keperawatan dan Para kasie yang ada di lingkungan
tempat kerjanya dalam kegiatan proses administrasi.
Persyaratan : 1. Non perawat dengan status PNS/ Kontrak
2. Pendidikan SMEA/ SLTA
3. Non perawat
4. Sehat jasmani dan Rohani.
Tanggung Bertanggung jawab kepada kepala bidang dan kasie dalam kegiatan
Jawab Administrasi kantor.
Tugas pokok : 1. Membantu kepala Bidang
a. Melaksanakan Surat menyurat
- Mengetik surat yang sudah dibuat drafnya oleh kepala
bidang
- Mengarsifkan surat yg sudah dibuat untuk di keluarkan
- Surat yg di tujukan secara internal atau eksternal
diserahkan kpd bag.Umum untuk di disposisikan
b. Inventarisir Kebutuhan Kantor
- Mengecek kebutuhan ATK
- Menjaga inventaris kantor yang sesuai dengan kartu
inventaris
- Membuat amprahan ATK yang sesuai kebutuhan
2. Membantu kasie Etika Mutu Keperawatan
a. Mengetik surat tugas/rotasi perawat/ Bidan yang sudah di
buat drafnya oleh Kasie Etika dan Mutu Keperawatan lalu di
disposisikan ke Bag.Umum
b. Merekap Nilai akreditasi perawat dan menyerahkan pack
akreditasi ke Bagian Kepegawaian
3. Membantu Kasie Asuhan Keperawatan
a. Membuat buku perawat jaga
b. Membuat format absen perawat jaga
c. Mengecek kembali absen perawat jaga lalu di sesuaikan lagi
dari buku laporan buku perawat jaga
d. Menyerahkan absen perawat jaga ke Bag.Keuangan
e. Menyebarkan survey kepuasan pasien
f. Merekap hasil survey kepuasan pasien
g. Membantu mengetik Protap Ruangan
Di samping sebagai administrasi di Bidang Keperawatan juga
sebagai administrasi PPTK Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi
B. URAIAN TUGAS KEHUSUSAN R.OK
a. Perawat Instrumen/Scrub Nurse
Pre Operasi dan Intra Operasi
1) Melakukan Pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dan
dokumentasi perawatan pasien selama intra operasi
2) Melakukan cuci tangan bedah dengan baik dan benar
3) Memeriksa kesiapan dan fungsi alat
4) Membantu memakaikan baju dan sarung tangan operator di OK
5) Membantu dan bersama operator/asisten melaksanakan draping pasien
6) Menggunakan jas operasi dan sarung tangan steril
7) Menata instrument dan perlengkapan steril sesuai jenis pembedahan, baik di
meja mayo maupun di meja tray
8) Bersama-sama dengan perawat sirkuler menghitung berbagai perlengkapan :
kassa, instrumen, jarum, depper, dan lain-lain
9) Mengatur posisi pasien
10) Melaksanakan prinsip tehnik antiseptic
11) Mengendalikan instrument dan alat alat secara baik dan benar sesuai kebutuhan
12) Melakukan penghitungan jumlah instrumen dan bahan habis pakai
(kassa,depper, tampon, dll) yang digunakan sebelum penutupan luka
13) Memberikan instrumen, kain kasa, jarum, dan benang jahit dan kebutuhan
operator selama pembedahan
14) Membersihkan instrumen dari darah pembedahan untuk mempertahankan
sterilitas alat dan meja mayo
15) Menyiapkan cairan untuk mencuci luka
16) Membersihkan kulit sekitar luka setelah selesai di jahit
17) Menutup luka dengan kasa steril dan plester
18) Menyiapkan bahan pemeriksaan LAB/PA
19) Merapikan dan menghitung kembali alat instrumen, sebelum dibawa ke luar
OK
Post Operasi
1) Melakukan Pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dan
dokumentasi perawatan pasien selama Post operasi
2) Memeriksa dan menghitung kembali instrumen yang di gunakan sebelum
pasien di pindahkan ke ruang pemulihan
3) Melakukan fiksasi drain yang digunakan
4) Mengganti alat tenun dan memindahkan pasien ke meja dorong bersama
perawat sikuler dan perawat anesthesia.
b. Perawat Sirkuler
Pre operasi
1) Memberikan penjelasan kepada pasien tenteng prosedur persiapan pembedahan
2) Menyiapkan ruang operasi beserta alat dan bahan siap pakai dan berfungsi baik
3) Menyiapkan instrumen steril dan set tenun steril untuk pembedahan
4) Membawa pasien ke OK sesuai dengan waktu yang telah diatur
5) Mengatur posisi pasien di atas meja operasi
Intra operasi
1) Memantau dan mengkoordinir semua aktivitas selama tindakan pembedahan
2) Mengontrol suasana fisik dan emosi tim di kamar bedah.
3) Mengendalikan keamanan dan kenyaman kamar bedah,
4) Sebagai advocator pasien
5) Mengaplikasikan asuhan keperawatan
6) Memfasilitasi komunikasi dengan tim bedah
7) Mengidentifikasi kemungkinan lingkungan yang berbahaya.
8) Memimpin pelaksanaan time out
9) Membuka set instrumen steril dan membantu scrub nurse selama pembedahan
10) Menghitung kain kasa, jarum, dan instrumen bersama scrub nurse dan operator
dan mencatat
11) Membantu scrub nurse dan operator untuk menalikan baju operasi
12) Memelihara lingkungan steril dan mengingatkan tim bedah jika mengetahui
adanya penyimpangan tehnik aseptik
13) Mengukur dan mencatat kehilangan darah dan cairan untuk diketahui operator
dan dokter anesthesi.
14) Mengumpulkan dan menyiapkan bahan pemeriksaan LAB/PA
15) Menghubungi petugas lain yang dibutuhkan untuk proses pembedahan
16) Menghitung instrumen, kain kasa, dan jarum, bersama scrub nurse dan
operator sebelum luka di jahit/ ditutup.
Post Operasi
1) Memastikan kelengkapan semua instrumen yang di gunakan sebelum pasien
di pindahkan ke ruang pamulihan
2) Mengganti alat tenun dan memindahkan pasien
3) Memeastikan fungsi drain yang di gunakan berjalan dengan baik
4) Mendokumentasikan semua tindakan yang dilakukan selama proses
pembedahan
5) Melakukan monitoring ABC, hemodinamik, kesadaran dan lain-lain
6) Memeriksa kelengkapan instrumen dan alat sebelum di keluarkan dari OK
7) Membersihkan dan merapikan pasien dan membantu memindahkan ke meja
dorong
8) Memeriksa kelengkapan dokumen laporan pembedahan,laporan anesthesi,
pengisian permintaan PA, dan dokumentasi perawatan.
9) Mendorong pasien ke luar OK
10) Melakukan serah terima dengan perawat ruang pemulihan/ RR, meliputi :
k/upasien, alat, serta dokumentasi pasien.
11) Membersihkan dan merapikan alat dan bahan serta ruang OK kembali siap
pakai (selang suction, botol suction, meja operasi dan lain-lain.

c. Perawat Anesthesi
1) Melakukan kunjungan pra anesthesi untuk menilai k/u pasien.
2) Menerima pasien di ruang penerimaan OK
3) Menyiapkan alat, mesin, bahan, obat dan formulir anesthesi yang siap pakai
dan berfungsi baik;
4) Menyiapkan kelengkapan meja operasi, boog kepala, standar infus, botol
suction, dll yang diperlukan.
5) Mengatur posisi meja operasi sesuai jenis operasi.
6) Memasang infus dan memberikan premedikasi sesuai program anesthesi
7) Mengukur TPRS
8) Menjaga keamnan pasien dari jatuh dan aspirasi selama tindakan
pembedahan.
9) Mempertahankan jalan naps selama operasi berlangsung.
10) Memperthankan keseimbangan oksigenasi dan cairanda vital pasien selama
operasi (memantau flow meter, k/ u, tanda vital , posisi kepala, posisi ET)dan
melaporkan keadaan pasien kepada dokter anesthesi/ operator
11) Melaporkan keadaan pasien kepada dokter
12) Menilai hilangnya efek obat anesthesi pada pasien.
13) Melakukan resusitasi pada henti jantung
14) Memindahkan pasien ke RR
15) Mendokumentasikan tindakan keperawatan anesthesi

d. Petugas penerima pasien di ruang transisi

1) Menerima pasien yang akan dilakukan operasi di ruang persiapan untuk


klarifikasi ijin operasi, dan identifikasi pasien, alergi.
2) memeriksa kelengkapan rekam medik/ dokumen yang diperlukan
3) Memeriksa kesiapan fisik dan emosional
4) Melakukan serah terima pasien dan perlengkapan khusus dari perawat
ruangan
5) Menyediakan/ mengganti pakaian pasien dengan pakaian khusus
6) Memasang infus

e. Petugas POS

1) menyiapkan cairan dekontaminasi alat habis pakai


2) membawa alat tenun steril, set instrumen steril dari CSSD sesuai order dari
perawat kepala kama operasi.
3) Membawa alat tenun / pakaian bersih dari instalasi laundry sesuai kebutuhan
4) Mencatat alat kesehatan dan alat tenun yang keluar dan diterima oleh IBS
5) Membersihkan alat (blankar, standar infuse, infan warmer, meja operasi)
6) Membantu persiapan pasien di ruang penerimaan pasien (pencukuran area
operasi pasien cito)
7) Persiapan untuk pemeriksaan PA jaringan (tempat, lebel)
8) Membantu memindahkan pasien dari dank e meja operasi.
9) Menyiapkan baju operasi di setiap ruang ganti pakaian (perawat, dokter)

f. Petugas Kebersihan
1) Membersihkan ruangan (ruanga non steril)
2) Membersihkan ruang operasi setiap setelah operasi
3) Mengankatcucian alat tenun, sampah berdasarkan jenisnya
4) Menyiapkan tempat sampah di setiap kamar operasi (medis, non medis,
infeksius)
g. Petugas administrasi
1) Menyiapkan form yang dibutuhkan di IBS
2) Mencatat pasien dalam buku register/ computer
3) Mencatat jadwal operasi harian
4) Menerima, menginformasikan dan mendokumentasikan surat masuk
5) Membuat kebutuhan usulan kenutuhan kamar operasi (ATK dll,
sepengetahuankepala instalasi dan kepala ruangan)
6) Mencatat kegiatan/ kejadian di kamar operasi
7) Membuat laporan bulanan/ tahunan.

BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
LOGISTIK LABORAT FARMASI TIM INOL

ADMINISTRASI CSSD

RANAP KAMAR BEDAH IRJ/POLIKLINIK

ICU IPSRS

LAUNDRY RADIOLOGI IGD

INTEGRITAS KAMAR BEDAH DENGAN UNIT LAIN

1. Dengan bagian rawat inap

Bila ada operasi dari ruangan , ruangan mendaftarkan program operasi


tersebut ke kamar bedah setelah konfirmasi dengan dokter operator dan anestesi,
untuk kemudian bagian kamar bedah yang menetukan jadwal operasinya.

2. Dengan bagian Radiologi

Bila saat intra operasi memerlukan tindakan foto rontgen.

3. Dengan IGD

Jika ada pasien IGD dengan kasus-kasus emergensi dan harus segera dilakukan
tindakan operasi maka setelah pasien dipersiapkan untuk operasi maka segera dikirim ke
kamar bedah untuk mendapat penangan yang semestinya, sebelumnya telah konfirmasi
dengan operator dan anestesi serta petugas kamar bedah.
4. Dengan rawat jalan

Pasien-pasien rawat jalan yang memerlukan tindakan bedah yang tidak dapat
dilakukan di poliklinik maka tindakan dapat dilakukan di kamar bedah, setelah
konfirmasi dengan petugas kamar bedah tentang jadwal tindakannya.

5. Dengan Bank Darah

Pasien-pasien yang memerlukan transfusi darah segera yang tidak diperkirakan


memerlukan darah sebelum operasi.

6. Dengan Instalasi Farmasi

Obat obatan injeksi, benang, desinfektan, dan bahan habis pakai lainnya yang
diperlukan selama pembedahan dari instalasi farmasi disediakan untuk kamar bedah.
Proses pengadaan barang dengan cara kamar bedah mengajukan permohonan ke bagian
farmasi.

7. Dengan ICU

Pasien post operasi yang tidak memungkinkan kembali ke ruangan dan


memerlukan pengawasan serta bila menggunakan ventilator maka pasien di kirim ke icu.

8. Dengan Instalasi Perbaikan Sarana

Sarana dan prasarana baik elektronik maupun non elektronik, yang mengalami
kerusakan atau gangguan di informasikan ke bagian IPSRS untuk di perbaiki.

9. Dengan Logistik

Perlengkapan yang digunakan kamar bedah bersifat non obat-obatan baik itu
alat-alat rumah tangga maupun perlengkapan operasi (perlengkapan anastesi)
dimintakan ke bagian logistic, dengan menggunakan permintaan barang ke logistik.

10. Dengan bagian Laundry

Setelah linen dipakai untuk operasi/kotor kemudian dikumpulkan dalam ember


tertutup yang telah dipisahkan antara yang terkontaminasi dengan yang tidak
( kontaminasi dengan bahan infeksius pus, darah, dll ) kemudian dikirim kebagian
laundry untuk di proses pencucian sesuai dengan prosedur yang berlaku. Setelah linen
bersih di kirim ke kamar bedah .
11. Dengan TIM INOS

Setiap program pencegahan INOS merupakan salah satu program pengendalian


infeksi nosokomial di rumah sakit, maka kamar bedah wajib melakukan koordinasi
dengan tim inos untuk menilai tingkat kebersihan kamar bedah.

12. Dengan CSSD

Instrumen , linen steril (doek, jas operasi) yang digunaka terlebih dahulu di
sterilkan di bagian CSSD kemudian instrument yang kotor/habis pakai di serahkan
kembali ke CSSD

BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PEGAWAI
Dalam upaya mempersiapkan tenaga yang handal, perlu kiranya melakukan kegiatan
menyediakan, mepertahankan sumber daya manusia yang tepat bagi organisasi. Atas dasar
tersebut adanya perencanaan SDM, yaitu proses mengantisipasi dan menyiapkan perputaran
orang ke dalam, di dalam dan keluar organisasi. Tujuannya adalah mendayagunakan
sumber-sumber seefektif mungkin sehingga pada waktu yang tepat dapat disediakan
sejumlah orang yang sesuai dengan persyaratan jabatan. Perencanaan bertujuaan untuk
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan organisasi dalam mencapai sasarannya
melalui strategi pengembangan Kontribusi.

A.Pola Ketenagaan

Pada Instalasi Kamar Operasi memerlukan tenaga-tenaga professional. Diantaranya


seorang dokter yang menjabat sebagai kepala instalasi, diantaranya dokter-dokter
spesialis sebagai pelaksana di Kamar Operasi, Kepala Ruangan, Ka.Tim, CI, dan perawat
pelaksana di Rawat Inap. Berikut ini tenaga-tenaga profesioanal yang bertugas di kamar
operasi :

SERTIFIKAT
JUMLAH
NO NAMA JABATAN PENDIDIKAN PELATIHAN /
KEBUTUHAN
SEMINAR

Dokter  Pelatihan BHD


1 Penanggung Jawab S2 Spesialis Mata  Pelatihan PPI 1 orang
Pelayanan

 Pelatihan Dasar
Bedah
2 Kepala Ruangan D3 Keperawatan  Pelatihan Bedah 1 orang
lanjutan
 Pelatihan BHD
 Pelatihan PPI
 Pelatihan BHD
S 1 Kep/D IV  Pelatihan asuhan
3 Ketua Tim Kep/D3/D4 keperawatan dewasa 7 orang
Kebidanan laki-laki (kebutuhan
cairan dll)
 Pelatihan PPI
4 Pembimbing Klinik D3 Keperawatan/  Pelatihan PPI 1 /1/1orang
 Pelatihan BHD
D4/ D3  Pelatihan CI
Kebidanan /S 1  Pelatihan asuhan
Keperawatan keperawatan dewasa
laki-laki (kebutuhan
cairan dll)
 Pelatihan KPRS
D3 Keperawatan/  Pelatihan PPI
 Pelatihan BHD
4 Pelaksana Bedah D4/ D3 26 orang
 Pelatihan asuhan
Kebidanan keperawatan dewasa
laki-laki (kebutuhan
cairan dll)
 Pelatihan PPI
 Pelatihan BHD
5 Administrasi Sarjana 1 orang
 Pelatihan
administrasi rumah
sakit
6 Pekarya Kesehatan SMP/ SMA  Pelatihan PPI 4 orang
 Pelatihan BHD

B. Unsur Perhitungan Ketenagaan Kamar Operasi

Pengaturan jaga tenaga keperawatan didalam melaksanakan tugasnya berbeda pada


masing- masing pelayanan. Hal tersebut dilakukan sesuai dengan pola pelayanan dan untuk
mengefisienkan dan mengefektifkan tenaga keperawatan. Adapun pengaturan jaga
menurut shift jaga adalah terdiri dari 3 shift yaitu :

1. Kamar operasi dipimpin oleh satu orang dokter spesialis Mata


Jadwal Dinas : disesuikan dengan jadwal yang dibuat oleh pihak magement RS Umum
Sumedang

2. Kepala Ruangan Kamar Operasi


Berpendidikan : S1/D3 Keperawatan berpengalaman

Jadwal Dinas : Senin-Jumat jam 08.00 WIB – 16.00 WIB

Sabtu & Minggu dan tanggal merah (hari libur) = Libur

3. Staff medis fungsional Dokter Spesialis


Senin –jumat = 07.00 – 14.00 WIB

Minggu = libur/kecuali cito

Hari libur = libur/kecuali cito

Libur besar = jadwal diatur sesuai kesepakatan


4. Ketua Tim
Jadwal dinas pagi = 07.00-14.00 WIB

Jadwal dinas siang = 14.00-21.00 WIB

Jadwal dinas malam = 21.00-07.00 WIB

5. Staff Keperawatan
Jadwal dinas pagi = 07.00-14.00 WIB

Jadwal dinas siang = 14.00-21.00 WIB

Jadwal dinas malam = 21.00-07.00 WIB

Hari Libur = Libur setelah lepas malam atau sesuai dengan

pengaturan jadwal.

Klasifikasi Tenaga di Ruang IBS 2018


KETER
NO JENIS PNS KONTRAK JUMLAH
ANGAN
1 Spesialis Bedah 2 1 3
2 Spesialis OBGIN 5 5
3 Spesialis Mata 1 2
4 Spesialis THT 1 1
5 Spesialis Bedah Mulut 1 1
6 Spesialis Orthopedi 1 1
7 Spesia;is Anesthesi 2 2
8 Perawat S1 3 3 6
9 Perawat D4 1 - 1
9 Perawat D3 21 4 25
10 Perawat D3 Anestesi 1 10 11
11 Perawat D4 Anestesi 1 1
12 Administrasi 2 2
13 POS 2 2
Jumlah 36 27 63
POLA KETENAGAAN RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL
TAHUN 2017
JENIS
STATUS PELATIHAN
GOL UMUR SEX PENDIDIKAN MASA KERJA KETERANGAN
KEPEGAWAUIAN YANG
NO NAMA PERAWAT PELAKSANA DIIKUTI
PNS NON > 25- < D < 5- 10-
IV III II P L S3 S2 D3 SPK
BLUD PNS 45 45 25 4/S1 5 10 15 >15

1 Aang Darajat AMK √ 35 √ √ 8 v


2 Ade Rosita, Amk √ √ 37 √ √ √ 11 √
Kamar
Adnan Gunawan, Amk
3 √ √ 49 √ √ 28 √ bedah
4 Agus Ahmad, Amk √ √ 46 √ √ √ 26 √ -
5 Andi Sobandi, Amd,An √ √ 32 √ √ √ 8 v
6 Apong AMK √ √ 42 √ √ √ 12 v -
7 Cecep Maman R, Amk √ 36 √ √ √ 11 v
8 Dadan Darwanto, S.Kep.,Ners √ √ 41 √ √ √ 21 √ -
Kamar
Deden Witaryono, Amk
9 √ √ 40 √ √ √ 17 √ bedah
10 Diana Lisaadah, Amd..An √ 29 √ √ √ 5 v
11 Dini Mardiniani, Amk √ √ 36 √ √ √ 10 √ √ -
12 Diya Antini,AMK √ 27 √ √ √ 4 v
13 Doni Putra S.Kep.,Ners √ 29 √ √ √ 3 v
14 Empong Setiawati S.Kep.,Ners √ √ 44 √ √ √ 25 v ENIL
Kamar
Euis A Widiana, Amk
15 √ √ 39 √ √ √ 12 √ bedah
16 Gumilar Fajar Amk.An √ 26 √ √ √ 3 v
17 Hedi Hidayat Mustopa, Amk √ 29 √ √ √ 3 v
18 Hj. Yati Mulyantini, Amk √ √ 61 √ √ 118 √ √ √ √ -
19 Ibid.AMK √ √ 36 √ √ √ 10 v -
20 Koko Abdulkodir, AMK √ √ 35 √ √ √ 10 v -
21 Lasmini, AMK √ 36 √ √ √ 11 v
22 Mayang Anggraeni, Amd.An √ 23 √ √ √ 2 v
23 Melliana Endah pertiwi,Amd.An √ 25 √ √ √ 2 v
24 Momon Suherman, S S T √ √ 44 √ √ √ 24 √ PMKP
Kamar
Nina Sutarsih, Amk
25 √ √ 51 √ √ 28 √ bedah
26 Nuni Nurmayanti Amd.Keb √ 31 √ √ √ 10 v
27 Putri Sri R Amd.An √ 25 √ √ √ 4 v
28 Rohmatun Nisa SS S.Kep.,Ners √ 28 √ √ √ 4 v
29 Satang Karmajaya S S T √ √ 44 √ √ √ 24 √
30 Shidiq Alfarishi,Amk √ 26 √ √ √ 1
31 Siti Rohaeni, Amk √ √ 51 √ √ √ 29 √
32 Siti Suryani, Amk √ 35 √ √ √ 8 v
33 Surahman, S.Kep.,Ners √ √ 44 √ √ √ 25 √ PMKP
34 Tati Rodiah AMK √ √ 35 √ √ √ 11 v
35 Teti Rusmawati, Amk √ √ 44 √ √ √ 24 √ -
Kamar
Tuti Humaeroh, Amd.Keb
36 √ √ 54 √ √ 34 √ bedah
37 Tuti Kusmayanti S.Kep.,Ners √ 32 √ √ √ 4 v
38 Ujang Cucu Sumirat AMK √ 40 √ √ 16 v
39 Wendra Herdian, Amk √ √ 42 √ √ √ 13 √ -
40 Yanty Yulianti, Amk √ √ 35 √ √ √ 10 √
41 Yati Sumyati AMK √ √ 40 √ √ √ 11 v
42 Yuhaendi, Amk √ √ 44 √ √ √ 11 √
43 Yuli,AMK √ 35 √ √ √ 11 v
44 Siti kuraesin hidayah, A.Md.Keb √ √ 29 √ √ 8
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

A. Pengertian
Orientasi merupakan proses pengenalan dan penyesuaian bagi tenaga perawat baru
dengan lingkungan kerja RSU daerah kabupaten Sumedang
B. Tujuan
Sebagai pedoman dalam pelaksnaan orientasi tenaga perawat di lingkungan RSUD
Sumedang
C. Kebijakan
Sebagai perawat baru harus mengikuti program orientasi
D. Prosedur
1. Langkah I dilakukan satu hari
Ka. Bid Keperawatan bekerja sama dengan tim diklat dan bagian kepegawaian
melaksanakan
a. Perkenalan peserta orientasi dengan pejabat struktural, instalasi dan bidang lain di
RSUD Sumedng
b. Memberikan penjelasan tentang program orientasi
c. Melaksanakan program orientasi
d. Tim Diklat/bagian kepegawaian memberikan penjelasan tentang
1) Struktur organisasi
2) Falsafah, tujuan, visi dan misi
3) Peraturan kepegawaian
4) Kebilakan pada RSUD Sumedang
2. Langkah II dilaksanakan 2 hari
Ka Bid Keperawatan menyampaikan tentang:
a. Materi umum pelayanan keperawatan
1) Struktur organisasi dan uraian tugas bidang keperawatan
2) Visi,misi,tujuan,falsapah keperawatan
3) Hak dan kewajiban perawat
4) Kebijakan dan prosedur kerja bidang keperawatan
5) Peraturan bagi peserta orientasi
b. Materi teknis pelayanan keperawatan
1) Kode etik keperawatan
2) Metode asuhan keparawatan
3) Pola ketenagaan dan sistem penilaian kinerja perawat
4) Prosedur tetap bidang keperawatan
5) Fasilitas dan sarana bidang keperawatan
6) Penjelasan tindakan kegawat daruratan
3. Langkah III
a. Peserta orientasi berkenalan dengan lingkungan disekitar RSUD Sumedang
b. Peserta orientasi melaksanakan magang(orientasi di ruang perawatan) yang
dilaksanan di 4 besar pelayanan (perawatan dalam, bedah, anak, kebidanan, IRD,
ICU masing-masing 14 hari
c. Prosedur orientasi di ruang Instalasi Bedah Sentral
d. Kepala Ruang/pembingbing klinik mengorientasikan lingkungan Instalasi Bedah
Sentral
1) Kepala ruang/pembimbing klinik mengenalkan bagian terkait dari ruang
operasi mencakup:
a) Auter zona/zona publik
b) Intermediat zona/zosa semi publik
c) Clean zona/zona septik
2) Kepala ruang menjelaskan tata kerja diruang operasi
3) Kepala ruangan menjelaskan tugas dan tanggung jawab perawat:
a) Perawat reseptinist
b) Cirkulating Nurse
c) Scrub Nurse
d) Asistent
4) Kepala ruang menjelaskan siapa saja yang termasuk kedalam tim operasi
5) Kepala ruang menjelaskan tugas dan tanggung jawab sebagai tim operasi
6) Kepala ruang menjelaskan tata cara penggunaan alat-alat di ruang operasi
a) Elektro cauter/diatermi set
b) Mesin suction
c) Mesin anestesi
d) Meja operasi
e) Panel-panel listrik
f) Outlet gas medik
g) Perlengkapan instrumen bedah
h) Alat-alat lainnya yang terkait
BAB X
PERTEMUAN RAPAT

A.PENDAHULUAN

Pertemuan atau rapat rutin merupakan suatu usaha yang dilakukan secara
terus menerus untuk meningkatkan mutu pelayanan kamar bedah sentral. Sebuah
program dapat berjalan dengan baik apabila juga ada suatu pertemuan untuk
merencanakan dan juga mengevaluasi dari program tersebut apakah sudah dapat
dilaksanakan dengan baik ataukah ada hal-hal lain yang masih kurang. Untuk itulah
pertemuan atau rapat sangat penting dilakukan.
Pertemuan atau rapat untuk membahas mengenai peningkatan mutu pelayanan di
kamar bedah sentral terbagi menjadi :
1. Rapat rutin staf dijadwalkan setiap satu bulan sekali hari rabu dalam minggu ke
tiga yang diikuti oleh staf struktural kamar bedah sentral.
2. Rapat yang bersifat isidentil, meliputi pembahasan bila terjadi KTD, evaluasi
dari unit lain mengenai pelayanan KBS, sosialisasi-sosialisasi dari hasil rapat
yang diikuti oleh staf struktural maupun dari seminar ataupun pelatihan yang
diikuti oleh staf KBS
B.Tujuan

1. Tujuan Umum :

Usaha peningkatan mutu pelayanan di kamar bedah sentral.

2. Tujuan Khusus :

a. Pembahasan peningkatan mutu dilakukan secara berkesinambungan yang harus


direncanakan dan diprogramkan.

b. Agar permasalahan yang terjadi selalu menjadi prioritas yang harus


diselesaikan tanpa menunda.

B. Kegiatan Pokok & Rincian Kegiatan

1. Rapat staf untuk struktural KBS

2. Rapat isidentil untuk semua staf KBS

C. Evaluasi Kegiatan

Pelaporan hasil kegiatan berupa :


1. Undangan rapat

2. Daftar hadir

3. Notulen rapat

4. Kendala atau masalah, rekomendasi dan tindak lanjut.

A. Pengertian
Pelaksanaan / pertemuan bersama staf instalasi bedah sentral yang dilakukan sebulan sekali
secara rutin.
B. Tujuan
1. Membahas permasalahan yang ada di Instalasi Bedah Sentral
2. Melaksanakan evaluasi kegiatan
3. Merencanakan kegiatan selanjutnya
C. Kebijakan
Kepala Instalasi Bedah Sentral membuat dan menetapkan prosedur untuk pelaksanaan rapat
D. Prosedur pelaksanaan
1. Menentukan jadwal dan tempat rapat
2. Membuat surat undangan rapat
3. Menyebarkan undangan rapat kepada staf instalasi bedah sentral
4. Semua anggota yang menerima undangan wajib hadir pada waktunya
E. Dokumen
1. Surat undangan
2. Jadwal acara rapat
3. Notulen rapat
BAB XI

PELAPORAN

Dalam melaksanakan kegiatannya, kamar bedah sentral mencatat / melaporkan kegiatan


pelayanan berupa pelaporan internal yaitu :

A. Laporan Harian

Jumlah kunjungan pasien operasi per hari yang meliputi Bedah umum, Bedah
ortopedi, Obgyn, THT, GIMUL, penjadwalan operasi elektif,penjadwalan petugas

B. Laporan Bulanan

Jenis tindakan

C. Laporan Tahunan

1. Laporan Kunjungan Pasien OP

2. Penjadwalan operasi elektif

3. Penjadwalan petugas

4. Laporan catatan pemasukan instrumen/linen/alkes dari depo farmasi


BAB XII
PENUTUP

Pelayanan kamar operasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan
Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang. Untuk mendapatkan pelayanan
yang bermutu, cepat, aman, efisien dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat diperlukan
falsafah dan tujuan, administrasi dan pengelolaan kamar operasi dengan hubungan staf dan
pimpinan yang harmonis didukung fasilitas dan peralatan yang memenuhi syarat dengan
kebijakan dan prosedur yang mengatur tentang Pelayanan Kamar Operasi serta
mengembangkan pengetahuan keterampilan staf melalui pendidikan formal dan informal dan
menjaga serta mengevaluasi mutu pelayanan kamar operasi.

MENGETAHUI DIREKTUR
KA INSTALASI BEDAH SENTRAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN SUMEDANG

IRA VERAWATI HILMAN TAUFIK Ws.


PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KAMAR OPERASI
RSUD KABUPATEN SUMEDANG
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Upaya Kesehatan bertujuan untuk meningkatakan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat. Upaya kesehatan ini terdiri dari peningkatan kesehatan promotif, preventif,kuratif
dan rehabilitatatf.
Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang menjadi rujukan pelayanan
kesehatan dengan fungsi utama adalah menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat
penyembuhan dan pemulihan kesehatan bagi pasien, yang tetap berperan dalam peningkatan
kesehatan promotif dan presentiv.
Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 1333/Menkes/SK/XII/1999 Tentang
Standar Pelayanan Rumah Sakit disebutkan bahwa Pelayanan Kamar Operasi merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan rumah sakit, yang berorientasi kepada
pelayanan pasien yang bermutu, cepat, efisien, aman dan terjangkau bagi semua lapisan
masyarakat.
1.2. Tujuan
Tujuan Umum : Sebagai pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Kamar Operasi di
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang.

Tujuan khusus :

o Meningkatakan pelayanan kamar operasi menjadi pelayanan yang bermutu,


cepat, efisien, aman dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat
o Menerapkan konsep pelayanan kamar operasi
o Melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak profesional
BAB II
PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KAMAR OPERASI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KABUPATEN SUMEDANG

2.1. Falsafah dan Tujuan Pelayanan Kamar Operasi

Berdasarkan SK Menkes No 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan


Rumah Sakit bahwa pelayanan kamar operasi merupakan bagian tidak terpisahkan dari sistem
pelayanan rumah sakit yang merupakan satu kesatuan dan berorientasi kepada pelayanan
pasien yang meliputi upaya preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif.

Falsafah kamar operasi :

1. Pelayanan prima
2. Mengutamakan kepentingan pasien dengan didukung oleh sumber daya manusia
yang professional

Tujuan :

1. Mendukung tujuan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang untuk


memberikan Pelayanan Prima dengan meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia dan kemampuan unit operasional pelayanan.
2. Meningkatkan cakupan, mutu dan profesionalisme

Administrasi Dan Pengelolaan


Kamar operasi merupakan bagian integral dari rumah sakit dan diatur agar dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu pengelolaan dan admnistrasi kamar operasi
dibuat bagan organisasi, hak dan kewajiban masing-masing tenaga medis dan paramedis yang
semuanya ditentukan oleh pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang.

Administrasi dan pengelolaan dapat dilakukan revisi jika ada perubahan pola
kepegawaian, perubahan pedoman pelayanan, perubahan peran rumah sakit dan penambahan
atau pengurangan jenis pelayanan. Perubahan ini bisa dilakukan minimal 2 tahun sekali.

Pelayanan kamar operasi dikepalai oleh Kepala Instalasi Bedah Sentral, sedangkan
pelayanan perawatan di kamar operasi dikepalai oleh seorang perawat yang memiliki
pendidikan, pelatihan dan pengalaman mengelola kamar operasi, yang telah ditetapkan oleh
pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang.

Staf Dan Pimpinan


Pelayanan kamar operasi dilaksanakan oleh tenaga medis, paramedis perawatan,
paramedis anastesi, paramedis non perawatan yang terlatih dan berkepengalaman, dengan
latar belakang pendidikan dan pelatihan yang telah ditentukan dalam kriteria kualifikasi yang
ditetapkan oleh pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang.

Pelayanan kamar operasi dikepalai oleh Kepala Instalasi Bedah Sentral, sedangkan
pelayanan perawatan di kamar operasi dikepalai oleh seorang perawat yang memiliki
pendidikan, pelatihan dan pengalaman mengelola kamar operasi, yang telah ditetapkan oleh
pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang.

Kepala Instalasi Bedah Sentral bertugas sebagai koordinator semua sumber daya yang
berada dalam lingkup tanggung jawabnya, agar tercapai penyelenggaraan kegiatan
pembedahan di Instalasi Bedah Sentral secara cepat, efisien, aman dan terjangkau bagi semua
penderita yang memerlukan. Kepala Instalasi bertanggung jawab Kepada Wakil Direktur
Keuangan dan Umum dan Wakil Direktur Pelayanan.

Instalasi Bedah Sentral mengadakan pertemuan atau rapat untuk mengevaluasi


kegiatan yang telah dilaksanakan dan membuat rencana tindak lanjutnya.

Fasilitas Dan Peralatan


Tersedianya rancang bangun dan peralatan kamar operasi harus memenuhi syarat agar
dapat mendukung terselenggaranya pelayanan kamar operasi (pembedahan) yang efektif dan
didukung dengan dengan program pemeliharaan peralatan kedokteran dan program
pengamanan.

Kebijakan Dan Prosedur


Diperlukan kebijakan dan prosedur yang mengatur tentang pengelolaan dan pelayanan
kamar operasi yang dibuat secara tertulis dan ditetapkan dengan SK pimpinan Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Sumedang. Kebijakan dan prosedur ini dapat dilakukan revisi jika
ada perubahan jenis pelayanan ataupun penggunaan peralatan yang baru.
Pengembangan Staf Dan Program Pendidikan
Untuk mendapatkan pelayanan yang bermutu, cepat, efisien, aman dan terjangkau,
diperlukan sumber daya manusia yang selalu meningkatakan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuannya untuk melaksanakan tindakan dan prosedur baru. Oleh karena itu dibuat
Perencanaan Pengembangan Sumber Daya Manusia dengan melakukan pendidikan
berkelanjutan secara formal maupun informal, yang dibiayai oleh Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Sumedang ataupun mandiri.

Evaluasi Dan Pengendalian Mutu


Untuk melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak professional harus menjaga
mutu pelayanan kamar operasi. Untuk itu diperlukan prosedur evaluasi untuk menilai prestasi
kerja staf. Dilakukan pertemuan berkala untuk membahas peningkatan mutu pelayanan kamar
operasi. Dilakukan pencatatan dan pelaporan dengan jelas dan benar.

BAB III
PENUTUP
Pelayanan kamar operasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan
Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang. Untuk mendapatkan pelayanan
yang bermutu, cepat, aman, efisien dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat diperlukan
falsafah dan tujuan, administrasi dan pengelolaan kamar operasi dengan hubungan staf dan
pimpinan yang harmonis didukung fasilitas dan peralatan yang memenuhi syarat dengan
kebijakan dan prosedur yang mengatur tentang Pelayanan Kamar Operasi serta
mengembangkan pengetahuan keterampilan staf melalui pendidikan formal dan informal dan
menjaga serta mengevaluasi mutu pelayanan kamar operasi.

Anda mungkin juga menyukai