Pedoman Pengorganisasian Ibs
Pedoman Pengorganisasian Ibs
Rumah sakit merupakan salah satu sasaran kesehatan yang menjadi rujukan
pelayanan kesehatan dengaan fungsi utama adalah menyelenggarakan upaya kesehatan
yang bersifat penyembuhan dan pemulihan kesehatan bagi pasien, yang tetap berperan
dalam peningkatan kesehatan promotif dan preventif
1.2 Tujuan
Tujuam umum : Sebagai pedoman penyelenggaraan Kamar Operasi di Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Sumedang
Tujuan khusus:
1. Meningkatkan pelayanan kamar operasi menjadi pelayanan yang bermutu, cepat,
efesien, aman dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat
2. Menerapkan konsep pelayanan kamar operasi
3. Melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak propesional
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
RSU Daerah Kabupaten Sumedang sebagai Unit Swadana (1992 s/d 2008)
Dengan diterbitkannya Keppres No. 38 tahun 1992 tentang penetapan RS sebagai
Unit Swadana, maka dengan dasar Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 1993, tanggal 23
februari 1993, Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor 445/2052/POUD, tanggal
25Mei 1993, tentang uji coba Unit Swadana Daerah Rumah Sakit Umum Sumedang,
kemudian pada tanggal 1 Juli 1993 RSU Kabupaten Sumedang diresmikan menjadi
Rumah Sakit Umum Unit Swadana Daerah Kabupaten Sumedang.
Selama kurun waktu 2 tahun pelaksanaan Unit Swadana Daerah banyak perubahan
kinerja RS yang baik telah dicapai. Hal ini terlihat dari :
a. Mutu pelayanan RS meningkat hal ini terlihat dari hasil survey kepuasan pasien
yang menunjukan 98% menyatakan puas dan hanya 2% menyatakan kurang
puas.
b. Pendapatan fungsional RS meningkat.
c. Kesejahteraan pegawai meningkat.
RSU Daerah Kabupaten Sumedang diberikan kewenangan dalam menggunakan
pendapatan fungsionalnya, sehingga memudahkan RSU Sumedang membiayai
kebutuhan operasional, pemeliharaan, pengembangan Sumber Daya Manusia dalam
rangka peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat.
RSU Daerah Kabupaten Sumedang sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
Pada tanggal 1 April 2009 RSU Unit Swadana Daerah Kabupaten Sumedang
ditetapkan sebagai satuan kerja yang menerapakan pola Pengelolaan Keuangan Layanan
Umum Daerah (PPK-BLUD) Status Penuh berdasarkan Peraturan Bupati Sumedang
nomor 47 Tahun 2009.
Sebagai BLUD, fleksibilitas pengelolaan keuangan RSUD Kabupaten Sumedang
berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang sehat untuk
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan
umum dan mencaerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan
pengelolaan keuangan daerah pada umumnya.
Penetapan status sebagai Badan Layanan Umum Daerah memberikan legalitas
untuk melaksanakan pelayanan kesehatan secara strategis dan komprehensif,
fleksibelitas pengelolaan keuangan dan masih diperolehnya bantuan atau subsidi untuk
tenaga pegawai negeri sipil dan invenstasi modal memberikan tantangan bagi
menajemen untuk melakukan inovasi dan memperluas pangsa pasar serta image bagi
rumah sakit tidak hanya melayani golongan menengah ke bawah, tetapi juga golongan
menengah ke atas.
Hal tersebut diterjemahkan dengan kebijakan dari manajemen untuk pembuatan
Rencana Bisnis dan Anggaran yang lebih focus terhadap inovasi peningkatan pelayanan
kepada pelanggan dengan menambah pelayanan baru baik secara fisik maupun pola
layanan dengan segmen tertentu. Pelayanan pavilion Tandang, Haemodialisa, EEG.
PONEK, Treadmill, serta sumber daya manusia yang cukup lengkap, lokasi rumah sakit
strategis dan pola pembagian jasa pelayanan yang terus disempurnakan.
Pengelolaan menjadi lebih komplek, karena disatu sisi, pihak manajemen
dihadapkan pada situasi persaingan yang lebih ketat, namun disisi lain Rumah Sakit
Sumedang harus tetap menjalankan fungsi sosialnya. Walupun demikian BLUD RSUD
Kabupaten Sumedang tetap menjalankan fungsi sosialnya dan tidak semata-mata
mencari keuntungan. Sebagai implementasinya, BLUD RSU Kabupaten Sumedang
menyediakan fasilitas yang layak untuk merawat pasien yang dikatagorikan kurang
mampu 45% dari kapasitas Tempat Tidur 212 yang tersedia saat ini.
Dalam pelaksanaan barang/jasa mengacu kepada PERATURAN BUPATI
SUMEDANG Nomor 48 Tahun 2009, tentang Petunjuk Pengadaan Barang/Jasa Pada
Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Kabupaten Sumedang.
Direktur RSU Daerah Kabupaten Sumedang dari masa ke masa :
1. dr. R. Djoenaedi yang bertugas dari tahun 1935 sampai 1953.
2. dr. Sanusi Galib 1953-1963.
3. dr. R. Sunali Sukartaatmaja 1963-1969.
4. dr. H. Arifin Jarnadiharja 1969-1973.
5. dr. Noerony Hidajat 1973-1995.
6. dr. M. Apandi, Sp.PD 1995-1999.
7. dr. Hj. Tuti Sugihharti Djamhur, MPH 1999-2004.
8. drg. Agus Irianto, MM 2004-2009.
9. dr. H. Hilman Taufik, WS, M.Kes 2009-sekarang.
BAB III
VISI, MISI, NILAI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT
“Terwujudnya Pelayanan RSUD EMAS (Efektif, Maju, Agamis dan Sejahtera) Tahun
2018”
Disiplin adalah senantiasa bekerja bertanggung jawab agar setiap tugas yang
diembannya dapat diselesaikan dengan baik sesuai rencana yang telah ditentukan.
Profesionalisme adalah tindak-tanduk yang bercirikan suatu profesi atau yang ahli
dalam bidangnya, dengan memegang teguh etika profesi dan standar mutu keahlian
yang tinggi.
Ramah adalah sikap dan tutur kata manis, dengan praduga positif serta berbudi bahasa
menarik dan selalu berusaha untuk menolong pelanggan dengan tulus ikhlas.
Peduli adalah berusaha untuk segera mengetahui atau sangat menghiraukan persoalan
pelanggan dengan sungguh-sungguh dan langsung membantu persoalan tersebut dengan
tuntas dan memuaskan keinginan pelanggan.
Jujur adalah selalu memegang teguh ketulusan dan keikhlasan dalam memberikan
informasi atau tidak melakukan kecurangan apapun untuk keuntungan dirinya ataupun
untuk kepentingan pelanggan.
Logo Rumah Sakit adalah :
Arti/Makna Gambar
Makna huruf S, merupakan huruf awal dari kata Sumedang; juga mengandung arti lain,
yaitu :
1. Sehat :
Dimana paradigma rumah sakit yang kita kenal saat ini harus diimbangi
oleh rumah sehat yang artinya tidak hanya tempat untuk menolong,
menyembuhkan tetapi juga untuk general check up, tempat kebugaran.
2. Santun :
Mencerminkan sumber daya manusia yang santun dalam sikap, bicara dan
berperilaku didalam memberikan pelayanan. Strip Hijau Muda didalam huruf S
merupakan penyederhanaan dari lambang air, dimana air merupakan sumber
kehidupan yang diperlukan oleh semua umat.
ARTI/MAKNA WARNA :
Lambang ini didominasi warna hitam dan warna hijau, dimana warna hijau
merupakan warna khas untuk kesehatan, sedangkan hitam disini memaknai dua
hal yaitu
2. Melihat dari sejarah rumah sakit yang ada bahwa dahulu Rumah Sakit
Sumedang pernah dikenal dengan Rumah Sakit Hideung.
“CERMAT”
KABID KEPERAWATAN KA INSTALASI BEDAH SENTRAL KA INSTALASI ANESTESIOLOGI DAN TERAFI INTENSIP
Engkur Kuraesih S.Kep.,Ners, dr. Ira Verawati Sp.M dr. Meru Probowo Sp.An
KA RUANGAN
SUPERVISOR/CCM Surahman S.Kep.,Ners
Yayat Rohaeti S.st
ADMINISTRASI PP ANESTESI
Dikdik Suligar & Asep Lukman Andi Sobandi Amd.An
PA
HJ Yati
PP OK II PP OK III Satang Karmajaya, S S T
PP OK I PP OK IV
Dadan Darwanto S.Kep Teti Rusmawati AMK Diana, Amd An
Tuti Humaeroh, Amd Keb Nina Sutarsih, Amk
PA PA Putri Sri R Amd.An
PA PA
Deden Witaryona AMK Yuhaendi, Amk Gumilar Fajar, Amk. An
Euis A Widiana, Amk Yanti Amk
Doni Putra S.Kep.,Ners Cecep Maman R Amk Meliana Putri, Amk. An
Dini Mardiani AMK Agus Ahmad, Amk
Rohmatun Nisa S S S.Kep.,Ners Yuli AMK Mayang, Amk. An
Lasmini AMK Tuti Kusmayanti S.Kep.,Ners
Siti S Amk Tati Rodiah AMK Riska, Amk. An
Siti Kuraesin Amd.Keb Ibid AMK
Hedi Hidayat, Amk
Diya Antini, Amk
PP R. Penerimaan/RR PP OK VI PP OK V Shidiq A., Amk
Momon Suherman, S S T Adnan Gunawan, AMK Empong Setiawati S.Kep.,Ners
PA PA
Siti Rocheni AMK Ade Rosita AMK
Wendra Herdian AMK C.S/POS
Yati Suyati AMK
Koko Abdul K AMK Aditya Tata S
Apong Amk Yelis Tini S
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA
INSTALASI BEDAH SENTRAL
WADIR PELAYANAN
dr. H. Dody Farmawan
KA BID KEPERAWATAN KA INSTALASI BEDAH SENTRAL KA INSTALASI ANESTESIOLOGI DAN TERAFI INTENSIP
Engkur Kuraesih, S.Kp,M.Si dr. Ira Verawati Sp.M dr. Meru Probowo Sp.An
KA RUANGAN
SUPERVISOR/CCM Surahman S.Kep.,Ners
Yayat Rohaeti S.st
ADMINISTRASI
Dikdik Suligar
PP R. Penerimaan/RR PP OK I PP OK II PP OK III
Momon Suherman, S S T Tuti Humaeroh, Amd Keb Dadan Darwanto S.Kep.,Ners Teti Rusmawati AMK
PA PA PA PA
Siti Rocheni AMK Euis A Widiana, Amk Deden Witaryono AMK Yuhaendi, Amk
Yati Sumyati AMK Dini Mardiniani AMK Doni Putra S.Kep.,Ners Cecep Maman R Amk
Yunita Sondari Amd.Keb Lasmini AMK Rohmatun Nisa S S S.Kep.,Ners Yuli AMK
Siti Kuraesin Amd.Keb Siti Suryani Amk Tati Rodiah AMK
C.S/POS PP OK VI PP OK V PP OK IV
Adnan Gunawan, AMK Empong Setiawati S.Kep.,Ners Nina Sutarsih, Amk
Tata Supriatna PA PA PA
Tini Supartini Ade Rosita AMK Ujang Cucu S AMK Yanti Amk
Aditya Hermawan Wendra Herdian AMK Nuni Nurmayanti Amd.keb Agus Ahmad, Amk
Yelis Novita Cut Ajas P Koko Abdul K AMK Aang Darajat AMK Tuti Kusmayanti S.Kep.,Ners
Apong Amk Ibid Badriah AMK
BAB VI
URAIAN JABATAN
A.Uraian Tugas IBS
1. Kepala Instalasi
Nama Jabatan : Kepala Instalasi Bedah Sentral
Pengertian : Seorang yang diberi wewenang dan tanggung jawab dalam
memimpin Instalasi Bedah Sentral
Persyaratan : 1. Pendidikan minimal : Dokter
2. Kursus Pelatihan : Bidang medis dan non medis
3. Pengalaman : 4 tahun minimal di Lingkungan Rumah
Sakit Umum
4. Memiliki kemampuan kepemimpinan
5. Jenis kelamin laki-laki/ perempuan
6. Sehat
Tanggung : Secara administratif dan fungsional bertanggung jawab langsung
Jawab kepada direktur.
Tugas Pokok : Memimpin dan mengkoordinir kegiatan Instalasi Bedah Sentral
sesuai rencana kerja Instalasi Bedah sentral dan program kerja
Direktur.
Uraian Tugas : 1. Menyusun rencana dan program kerja Instalasi Bedah Sentral
2. Melaksanakan pengelolaan administrasi dan ketatausahaan
Instalasi Bedah Sentral
3. Melaksanakan pemeriksaan terhadap pasien untuk mendiagnosa
penyakit yang dideritanya
4. Melaksanakan pengobatan dengan suntikan obat atau resep
untuk peningkatan pemulihan pasien
5. Memberikan rujukan bagi pasien yang menderita penyakit akut
untuk segera dirawat atau dikirim ke rumah sakit yang
direkomendasikan
6. Melaksanakan dan mengatur distribusi alat-alat penunjang
Instalasi Bedah Sentral di rumah sakit
7. Melaksanakan evaluasi hasil kerja Instalasi Bedah sentral
8. Melaksanakan hubungan kerja dengan unit kerja lain di
lingkungan rumah sakit
9. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan bidang
tugasnya
2. Kepala Ruangan
Nama Jabatan : Kepala ruangan.
Pengertian : Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung
jawab dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di satu
ruangan.
Persyaratan : 1. Perawat dengan pangkat / golongan minimal penata muda / III a
2. Pendidikan D III Keperawatan atau S1 Keperawatan.
3. Pengalam kerja :
D III Keperawatan pengalam memimpin pelayanan 2 – 3
tahun.
S 1 Keperawatan pengalaman memimpin 1 – 2 tahun.
4. Memiliki sertifikat pelatihan manajemen pelayanan keperawatan
5. Memiliki kemampuan kepemimpinan
6. Berwibawa.
7. Sehat jasmani dan rohani.
Tanggung : 1. Secara Administratif dan funsional bertanggung jawab kepada
Jawab kepala bidang keperawatan melalui kepala seksi keperawatan.
2. Secara teknis operasional bertanggung jawab kepada kepala
instalasi.
Tugas Pokok : Mengelola dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan di
ruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
Uraian Tugas : 1. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :
a) menerima rencana kegiatan pembedahan
b) menyusun rencana operasi: kamar, dokter, dan
perawat pelaksana yang akan bertugas
c) menentukan macam dan jumlah alat, bahan yang
akan digunakan
d) menyusun program bersama staf (pengembangan
staf, alat, obat dan bahan)
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi :
e) memantau seluruh staf dalam penerapan peraturan/
etik yang berlaku di OK
f) mengatur pelayanan operasi sesuai dengan
kebutuhan tim dan kemampuan tenaga OK.
g) Membuat jadwal dinas dan kegiatan untuk mengatur
tenaga seefektif mungkin, pekerjaan merata.
h) Menciptakan suasana yang harmonis melalui
komunikasi antar anggota tim, lingkungan yang
aman dan nyaman serta perhatian terhadap
kesejahteraan.
3. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian,
meliputi :
Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
yang telah ditentukan.
Melaksanakan penilaian kinerja tenaga perawat yang berada
di bawah tanggung jawabya ( DP 3)
Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan
perawatan serta obat-obatan secara efektif dan efisien.
Melakukan supervisi kegiatan asuhan keperawatan serta
kegiatan lain di ruangan.
Mengadakan ronde keperawatan bersama ketua tim.
Membuat laporan tahunan kegiatan pelayanan keperawatan
di ruangan.
3. Perawat Primer
Nama Jabatan : Perawat primer .
Pengertian : Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung
jawab sebagai perawat Primer dalam mengelola kegiatan asuhan
keperawatan terhadap sekelompok klien di satu ruangan dari mulai
masuk sampai keluar.
Persyaratan : 1. Perawat dengan pangkat / golongan minimal penata muda / III a
2. Pendidikan D III Keperawatan atau S1 Keperawatan.
3. Pengalam kerja :
D III Keperawatan prog A pengalaman memimpin
pelayanan 5 tahun.
D III Keperawatan prog B pengalaman kerja di pelayanan 2
tahun
S 1 Kep Prog. A pengalaman memimpin pelayanan 3 tahun.
S 1 Kep Prog. B pengalaman memimpin 1tahun.
4. Memiliki sertifikat pelatihan manajemen pelayanan keperawatan
5. Memiliki kemampuan kepemimpinan
6. Berwibawa.
6. Sehat jasmani dan rohani.
Tanggung : Bertanggung jawab kepada Kepala Ruangan.
jawab
Tugas pokok : Membantu kepala ruangan dalam mengelola pelayanan asuhan
keperawatan terhadap sekelompok klien yang telah ditentukan.
Uraian Tugas : 1. Mengadakan pre dan post konferen dengan anggota tim
keperawatan
2. Melakukan pengkajian dan perencanaan keperawatan pada
klien yang berada di bawah tanggung jawabnya.
3. Memberi bimbingan kepada perawat pelaksana yang berada di
bawah tanggung jawabnya dalam melaksanakan implementasi
asuhan keperawatan.
c. Perawat Anesthesi
1) Melakukan kunjungan pra anesthesi untuk menilai k/u pasien.
2) Menerima pasien di ruang penerimaan OK
3) Menyiapkan alat, mesin, bahan, obat dan formulir anesthesi yang siap pakai
dan berfungsi baik;
4) Menyiapkan kelengkapan meja operasi, boog kepala, standar infus, botol
suction, dll yang diperlukan.
5) Mengatur posisi meja operasi sesuai jenis operasi.
6) Memasang infus dan memberikan premedikasi sesuai program anesthesi
7) Mengukur TPRS
8) Menjaga keamnan pasien dari jatuh dan aspirasi selama tindakan
pembedahan.
9) Mempertahankan jalan naps selama operasi berlangsung.
10) Memperthankan keseimbangan oksigenasi dan cairanda vital pasien selama
operasi (memantau flow meter, k/ u, tanda vital , posisi kepala, posisi ET)dan
melaporkan keadaan pasien kepada dokter anesthesi/ operator
11) Melaporkan keadaan pasien kepada dokter
12) Menilai hilangnya efek obat anesthesi pada pasien.
13) Melakukan resusitasi pada henti jantung
14) Memindahkan pasien ke RR
15) Mendokumentasikan tindakan keperawatan anesthesi
e. Petugas POS
f. Petugas Kebersihan
1) Membersihkan ruangan (ruanga non steril)
2) Membersihkan ruang operasi setiap setelah operasi
3) Mengankatcucian alat tenun, sampah berdasarkan jenisnya
4) Menyiapkan tempat sampah di setiap kamar operasi (medis, non medis,
infeksius)
g. Petugas administrasi
1) Menyiapkan form yang dibutuhkan di IBS
2) Mencatat pasien dalam buku register/ computer
3) Mencatat jadwal operasi harian
4) Menerima, menginformasikan dan mendokumentasikan surat masuk
5) Membuat kebutuhan usulan kenutuhan kamar operasi (ATK dll,
sepengetahuankepala instalasi dan kepala ruangan)
6) Mencatat kegiatan/ kejadian di kamar operasi
7) Membuat laporan bulanan/ tahunan.
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
LOGISTIK LABORAT FARMASI TIM INOL
ADMINISTRASI CSSD
ICU IPSRS
3. Dengan IGD
Jika ada pasien IGD dengan kasus-kasus emergensi dan harus segera dilakukan
tindakan operasi maka setelah pasien dipersiapkan untuk operasi maka segera dikirim ke
kamar bedah untuk mendapat penangan yang semestinya, sebelumnya telah konfirmasi
dengan operator dan anestesi serta petugas kamar bedah.
4. Dengan rawat jalan
Pasien-pasien rawat jalan yang memerlukan tindakan bedah yang tidak dapat
dilakukan di poliklinik maka tindakan dapat dilakukan di kamar bedah, setelah
konfirmasi dengan petugas kamar bedah tentang jadwal tindakannya.
Obat obatan injeksi, benang, desinfektan, dan bahan habis pakai lainnya yang
diperlukan selama pembedahan dari instalasi farmasi disediakan untuk kamar bedah.
Proses pengadaan barang dengan cara kamar bedah mengajukan permohonan ke bagian
farmasi.
7. Dengan ICU
Sarana dan prasarana baik elektronik maupun non elektronik, yang mengalami
kerusakan atau gangguan di informasikan ke bagian IPSRS untuk di perbaiki.
9. Dengan Logistik
Perlengkapan yang digunakan kamar bedah bersifat non obat-obatan baik itu
alat-alat rumah tangga maupun perlengkapan operasi (perlengkapan anastesi)
dimintakan ke bagian logistic, dengan menggunakan permintaan barang ke logistik.
Instrumen , linen steril (doek, jas operasi) yang digunaka terlebih dahulu di
sterilkan di bagian CSSD kemudian instrument yang kotor/habis pakai di serahkan
kembali ke CSSD
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PEGAWAI
Dalam upaya mempersiapkan tenaga yang handal, perlu kiranya melakukan kegiatan
menyediakan, mepertahankan sumber daya manusia yang tepat bagi organisasi. Atas dasar
tersebut adanya perencanaan SDM, yaitu proses mengantisipasi dan menyiapkan perputaran
orang ke dalam, di dalam dan keluar organisasi. Tujuannya adalah mendayagunakan
sumber-sumber seefektif mungkin sehingga pada waktu yang tepat dapat disediakan
sejumlah orang yang sesuai dengan persyaratan jabatan. Perencanaan bertujuaan untuk
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan organisasi dalam mencapai sasarannya
melalui strategi pengembangan Kontribusi.
A.Pola Ketenagaan
SERTIFIKAT
JUMLAH
NO NAMA JABATAN PENDIDIKAN PELATIHAN /
KEBUTUHAN
SEMINAR
Pelatihan Dasar
Bedah
2 Kepala Ruangan D3 Keperawatan Pelatihan Bedah 1 orang
lanjutan
Pelatihan BHD
Pelatihan PPI
Pelatihan BHD
S 1 Kep/D IV Pelatihan asuhan
3 Ketua Tim Kep/D3/D4 keperawatan dewasa 7 orang
Kebidanan laki-laki (kebutuhan
cairan dll)
Pelatihan PPI
4 Pembimbing Klinik D3 Keperawatan/ Pelatihan PPI 1 /1/1orang
Pelatihan BHD
D4/ D3 Pelatihan CI
Kebidanan /S 1 Pelatihan asuhan
Keperawatan keperawatan dewasa
laki-laki (kebutuhan
cairan dll)
Pelatihan KPRS
D3 Keperawatan/ Pelatihan PPI
Pelatihan BHD
4 Pelaksana Bedah D4/ D3 26 orang
Pelatihan asuhan
Kebidanan keperawatan dewasa
laki-laki (kebutuhan
cairan dll)
Pelatihan PPI
Pelatihan BHD
5 Administrasi Sarjana 1 orang
Pelatihan
administrasi rumah
sakit
6 Pekarya Kesehatan SMP/ SMA Pelatihan PPI 4 orang
Pelatihan BHD
5. Staff Keperawatan
Jadwal dinas pagi = 07.00-14.00 WIB
pengaturan jadwal.
A. Pengertian
Orientasi merupakan proses pengenalan dan penyesuaian bagi tenaga perawat baru
dengan lingkungan kerja RSU daerah kabupaten Sumedang
B. Tujuan
Sebagai pedoman dalam pelaksnaan orientasi tenaga perawat di lingkungan RSUD
Sumedang
C. Kebijakan
Sebagai perawat baru harus mengikuti program orientasi
D. Prosedur
1. Langkah I dilakukan satu hari
Ka. Bid Keperawatan bekerja sama dengan tim diklat dan bagian kepegawaian
melaksanakan
a. Perkenalan peserta orientasi dengan pejabat struktural, instalasi dan bidang lain di
RSUD Sumedng
b. Memberikan penjelasan tentang program orientasi
c. Melaksanakan program orientasi
d. Tim Diklat/bagian kepegawaian memberikan penjelasan tentang
1) Struktur organisasi
2) Falsafah, tujuan, visi dan misi
3) Peraturan kepegawaian
4) Kebilakan pada RSUD Sumedang
2. Langkah II dilaksanakan 2 hari
Ka Bid Keperawatan menyampaikan tentang:
a. Materi umum pelayanan keperawatan
1) Struktur organisasi dan uraian tugas bidang keperawatan
2) Visi,misi,tujuan,falsapah keperawatan
3) Hak dan kewajiban perawat
4) Kebijakan dan prosedur kerja bidang keperawatan
5) Peraturan bagi peserta orientasi
b. Materi teknis pelayanan keperawatan
1) Kode etik keperawatan
2) Metode asuhan keparawatan
3) Pola ketenagaan dan sistem penilaian kinerja perawat
4) Prosedur tetap bidang keperawatan
5) Fasilitas dan sarana bidang keperawatan
6) Penjelasan tindakan kegawat daruratan
3. Langkah III
a. Peserta orientasi berkenalan dengan lingkungan disekitar RSUD Sumedang
b. Peserta orientasi melaksanakan magang(orientasi di ruang perawatan) yang
dilaksanan di 4 besar pelayanan (perawatan dalam, bedah, anak, kebidanan, IRD,
ICU masing-masing 14 hari
c. Prosedur orientasi di ruang Instalasi Bedah Sentral
d. Kepala Ruang/pembingbing klinik mengorientasikan lingkungan Instalasi Bedah
Sentral
1) Kepala ruang/pembimbing klinik mengenalkan bagian terkait dari ruang
operasi mencakup:
a) Auter zona/zona publik
b) Intermediat zona/zosa semi publik
c) Clean zona/zona septik
2) Kepala ruang menjelaskan tata kerja diruang operasi
3) Kepala ruangan menjelaskan tugas dan tanggung jawab perawat:
a) Perawat reseptinist
b) Cirkulating Nurse
c) Scrub Nurse
d) Asistent
4) Kepala ruang menjelaskan siapa saja yang termasuk kedalam tim operasi
5) Kepala ruang menjelaskan tugas dan tanggung jawab sebagai tim operasi
6) Kepala ruang menjelaskan tata cara penggunaan alat-alat di ruang operasi
a) Elektro cauter/diatermi set
b) Mesin suction
c) Mesin anestesi
d) Meja operasi
e) Panel-panel listrik
f) Outlet gas medik
g) Perlengkapan instrumen bedah
h) Alat-alat lainnya yang terkait
BAB X
PERTEMUAN RAPAT
A.PENDAHULUAN
Pertemuan atau rapat rutin merupakan suatu usaha yang dilakukan secara
terus menerus untuk meningkatkan mutu pelayanan kamar bedah sentral. Sebuah
program dapat berjalan dengan baik apabila juga ada suatu pertemuan untuk
merencanakan dan juga mengevaluasi dari program tersebut apakah sudah dapat
dilaksanakan dengan baik ataukah ada hal-hal lain yang masih kurang. Untuk itulah
pertemuan atau rapat sangat penting dilakukan.
Pertemuan atau rapat untuk membahas mengenai peningkatan mutu pelayanan di
kamar bedah sentral terbagi menjadi :
1. Rapat rutin staf dijadwalkan setiap satu bulan sekali hari rabu dalam minggu ke
tiga yang diikuti oleh staf struktural kamar bedah sentral.
2. Rapat yang bersifat isidentil, meliputi pembahasan bila terjadi KTD, evaluasi
dari unit lain mengenai pelayanan KBS, sosialisasi-sosialisasi dari hasil rapat
yang diikuti oleh staf struktural maupun dari seminar ataupun pelatihan yang
diikuti oleh staf KBS
B.Tujuan
1. Tujuan Umum :
2. Tujuan Khusus :
C. Evaluasi Kegiatan
2. Daftar hadir
3. Notulen rapat
A. Pengertian
Pelaksanaan / pertemuan bersama staf instalasi bedah sentral yang dilakukan sebulan sekali
secara rutin.
B. Tujuan
1. Membahas permasalahan yang ada di Instalasi Bedah Sentral
2. Melaksanakan evaluasi kegiatan
3. Merencanakan kegiatan selanjutnya
C. Kebijakan
Kepala Instalasi Bedah Sentral membuat dan menetapkan prosedur untuk pelaksanaan rapat
D. Prosedur pelaksanaan
1. Menentukan jadwal dan tempat rapat
2. Membuat surat undangan rapat
3. Menyebarkan undangan rapat kepada staf instalasi bedah sentral
4. Semua anggota yang menerima undangan wajib hadir pada waktunya
E. Dokumen
1. Surat undangan
2. Jadwal acara rapat
3. Notulen rapat
BAB XI
PELAPORAN
A. Laporan Harian
Jumlah kunjungan pasien operasi per hari yang meliputi Bedah umum, Bedah
ortopedi, Obgyn, THT, GIMUL, penjadwalan operasi elektif,penjadwalan petugas
B. Laporan Bulanan
Jenis tindakan
C. Laporan Tahunan
3. Penjadwalan petugas
Pelayanan kamar operasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan
Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang. Untuk mendapatkan pelayanan
yang bermutu, cepat, aman, efisien dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat diperlukan
falsafah dan tujuan, administrasi dan pengelolaan kamar operasi dengan hubungan staf dan
pimpinan yang harmonis didukung fasilitas dan peralatan yang memenuhi syarat dengan
kebijakan dan prosedur yang mengatur tentang Pelayanan Kamar Operasi serta
mengembangkan pengetahuan keterampilan staf melalui pendidikan formal dan informal dan
menjaga serta mengevaluasi mutu pelayanan kamar operasi.
MENGETAHUI DIREKTUR
KA INSTALASI BEDAH SENTRAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN SUMEDANG
Tujuan khusus :
1. Pelayanan prima
2. Mengutamakan kepentingan pasien dengan didukung oleh sumber daya manusia
yang professional
Tujuan :
Administrasi dan pengelolaan dapat dilakukan revisi jika ada perubahan pola
kepegawaian, perubahan pedoman pelayanan, perubahan peran rumah sakit dan penambahan
atau pengurangan jenis pelayanan. Perubahan ini bisa dilakukan minimal 2 tahun sekali.
Pelayanan kamar operasi dikepalai oleh Kepala Instalasi Bedah Sentral, sedangkan
pelayanan perawatan di kamar operasi dikepalai oleh seorang perawat yang memiliki
pendidikan, pelatihan dan pengalaman mengelola kamar operasi, yang telah ditetapkan oleh
pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang.
Pelayanan kamar operasi dikepalai oleh Kepala Instalasi Bedah Sentral, sedangkan
pelayanan perawatan di kamar operasi dikepalai oleh seorang perawat yang memiliki
pendidikan, pelatihan dan pengalaman mengelola kamar operasi, yang telah ditetapkan oleh
pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang.
Kepala Instalasi Bedah Sentral bertugas sebagai koordinator semua sumber daya yang
berada dalam lingkup tanggung jawabnya, agar tercapai penyelenggaraan kegiatan
pembedahan di Instalasi Bedah Sentral secara cepat, efisien, aman dan terjangkau bagi semua
penderita yang memerlukan. Kepala Instalasi bertanggung jawab Kepada Wakil Direktur
Keuangan dan Umum dan Wakil Direktur Pelayanan.
BAB III
PENUTUP
Pelayanan kamar operasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelayanan
Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sumedang. Untuk mendapatkan pelayanan
yang bermutu, cepat, aman, efisien dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat diperlukan
falsafah dan tujuan, administrasi dan pengelolaan kamar operasi dengan hubungan staf dan
pimpinan yang harmonis didukung fasilitas dan peralatan yang memenuhi syarat dengan
kebijakan dan prosedur yang mengatur tentang Pelayanan Kamar Operasi serta
mengembangkan pengetahuan keterampilan staf melalui pendidikan formal dan informal dan
menjaga serta mengevaluasi mutu pelayanan kamar operasi.