Cesya Putri Aisyah Saluan Pan
Cesya Putri Aisyah Saluan Pan
NIM: R011231045
PANCASILA
Awalnya:
Pancasila Tri sila Eka sila
Kemudian pada 22 Juni 1945 terbentuk anggota panitia sembilan yang menghasilkan piagam
Jakarta. Pada masa sidang kedua BPUPKI (10-16 Juni 1945), disetujuinya naskah awal
“pembukaan hukum dasar” yang kemudian dikenal dengan nama piagam Jakarta,piagam Jakarta
itu merupakan naskah awal pernyataan kemerdekaan Indonesia,pada alinea keempat piagam
Jakarta itulah terdapat rumusan pancasila.
Sumber Sosiologis
Nilai nilai pancasila (ketuhanan,kemanusiaan,persatuan,kerakyatan,keadilan) secara
sosiologis telah ada dalam masyarakat Indonesia sejak dahulu hingga sekarang.
Salah satu nilai yang dapat ditemukan dalam masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu
hingga sekarang adalah nilai gotong royong
Gotong royong juga tercermin pada sistem perpajakan di Indonesia
Hal ini disebabkan karena masyarkat bersama sama mengumpulkan iuran melalui
pembayaran pajak yang dimaksudkan untuk pelaksanaan pembangunan
Intisari: Sekutu Belanda ingin menguasai kembali Indonesia dengan berbagai cara
tindakan yang dilakukan adalah agresi militer dan itu dilakukan selama empat tahun Nah
setelah empat tahun itu berlalu kemudian ada pengakuan kedaulatan bangsa Indonesia
oleh Belanda pada tanggal 27 Desember 1945 maka Indonesia pada tanggal 17-08-1950
kembali ke negara kesatuan yang sebelumnya berbentuk republik Indonesia serikat
1. Moh. Yamin
Moh. Yamin menyampaikan usulan dasar negara secara tertulis pada ketua sidang dan secara
lisan. Usulan tersebut disampaikan pada 29 Mei 1945.
Usulan lisan:
1. Peri Kebangsaan.
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan, dan
5. Kesejahteraan Rakyat
Usulan tertulis:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan persatuan Indonesia
3, Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
2. Soepomo
Tokoh selanjutnya yang berperan penting dalam perumusan Pancasila adalah Soepomo. Pada
tanggal 31 Mei 1945, ia menyampaikan usulannya.
Menurutnya, negara Indonesia merdeka adalah negara yang dapat mempersatukan semua
golongan dan paham perseorangan, serta mempersatukan diri dengan berbagai lapisan rakyat.
Selanjutnya, di bawah ini usulan dasar negara menurut Soepomo.
1. Persatuan (Unitarisme)
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat
Soepomo turut menegaskan bahwa negara Indonesia merdeka bukan negara yang menyatukan
dirinya dengan golongan terbesar dalam masyarakat serta tidak menyatukan dirinya dengan
golongan paling kuat (golongan politik atau
ekonomi yang paling kuat).
3. Ir. Soekarno
Soekarno menyampaikan pidato mengenai dasar negara Indonesia merdeka pada 1 Juni 1945. Ia
memberikan usulan yang berbentuk Philosophische Grondslag atau Weltanschauung, yaitu
fundamen, filsafat, pikiran, jiwa, hasrat yang sedalam-dalamnya demi mendirikan negara yang
kekal abadi.
Soekarno mengatakan usulan dasar negara dengan sebutan Panca Dharma. Lalu, dengan anjuran
para ahli bahasa, rumusan dasar negara yang diusulkan Soekarno ini dinamakan Pancasila.
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasional atau Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial, dan
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
sebelum terbentuk rumusan pancasila sebagaimana terdapat dalam UUD 1945 dan berlaku
hingga sekarang, pada tanggal 22 Juni 1945 sembilan tokoh nasional yang disebut Panitia
Sembilan berhasil menyusun sebuah naskah piagam yang dikenal dengan Piagam Jakarta.
Di dalam naskah Piagam Jakarta tepatnya pada alinea keempat tercantum rumusan Pancasila.
Rumusan pada sila pertama menuai kritik dari berbagai pihak karena memiliki narasi yang cukup
berbeda dari Pancasila yang kini menjadi falsafah hidup bangsa Indonesia.
Berikut rumusan Pancasila dalam naskah Piagam Jakarta yang menuai kontroversi:
Beberapa tokoh perwakilan dari Indonesia Timur menyatakan keberatan dengan sila pertama
dalam rumusan tersebut. Pasalnya, rakyat Indonesia tidak hanya berasal dari kalangan muslim
saja. Hal itulah yang menjadi salah satu latar belakang perubahan rumusan sila pertama Pancasila
menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa".