Jurnal 5
Jurnal 5
Dasar Hukum
- Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
- Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti UU
- (Perppu) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja
- Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan UU
No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
- Peraturan Presiden RI Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara
- Peraturan Menteri PUPR Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Peddoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara
- Peraturan Menteri PUPR terkait dengan Bangunan Gedung
Bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan
tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah
dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk
hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya,
maupun kegiatan khusus.
Standar Teknis Bangunan Gedung adalah acuan yang membuat ketentuan, kriteria,
mutu, metode, dan/ atau tata cara yang harus dipenuhi dalam proses penyelenggaraan
bangunan Gedung yang sesuai dengan fungsi dan klasifikasi Bangunan Gedung.
Dalam hal penganggaran untuk suatu bangunan Gedung negara tidak mengikuti
acuan normatif yang tertera dalam Undang – Undang maupun peraturan – peraturan serta
kebijakan pemerintah daerah seringkali menjadi kontra dalam penerapan standar teknis
bangunan Gedung negara.
Peran serta pengawas intern dan Ekstern dalam audit suatu bangunan sering kali
dianggap sepele sehingga kondisi Pembangunan bangunan Gedung negara menjadi
masalah yang cukup berulang – ulang tanpa mengikuti kaidah standar teknis Pembangunan
bangunan Gedung negara tersebut.
Dalam PP No. 16 Tahun 2021 Pasal 27 juga dijelaskan tentang Keandalan Bangunan
Gedung yaitu 4 K :
1. Keselamatan ( Beban Muatan, Bahaya Kebakaran, Bahaya petir dan kelistrikan)
2. Kesehatan (Sistem penghawaan, pencahayaan, pengelolaan air, persampahan)
3. Kenyamanan (Ruang gerak, kondisi udara dalam ruang, pandangan, getar)
4. Kemudahan ( hbungan ke,dari dalam bangunan, kelengkapan sarana lain)
D. Pengayaan pemahaman materi yang bersumber dari konsultasi dengan mentor dan coach,
diskusi/tukar pikiran dengan rekan kerja, peserta maupun narasumber lain.
Memberikan banyak contoh kasus yang berupa Audio visual agar lebih mudah dalam
memahami materi serta menambahkan waktu materi pelatihan berkaitan dengan banyaknya
materi yang dipaparkan.