Anda di halaman 1dari 15

A.

DEFINISI

Penyakit arteri koroner (CAD) adalah penyempitan atau penyumbatan arteri koroner, arteri
yang menyalurkan darah ke otot jantung. Bila aliran darah melambat, jantung tak mendapat cukup
oksigen dan zat nutrisi. Hal ini biasanya mengakibatkan nyeri dada yang disebut angina. Bila satu atau
lebih dari arteri koroner tersumbat sama sekali, akibatnya adalah serangan jantung (kerusakan pada
otot jantung).( Brunner and Sudarth, 2001). Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penebalan
dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner). Di dalam kondisi seperti ini, darah yang
mengalir ke otot jantung berkurang, sehingga organ yang berukuran sekitar sekepalan tangan itu
kekurangan darah. Penyakit jantung koroner / penyakit arteri koroner merupakan suatu manifestasi
khusus dan aterosklerosis pada arteri koroner. Plak terbentuk pada percabangan arteri yang ke arah
arteri kiri, arteri koronaria kanan dan agak jarang pada arteri sirkumflek. Aliran darah ke distal dapat
mengalami obstruksi secara permanen maupun sementara yang disebabkan oleh akumulasi plak atau
penggumpalan. Sirkulasi kolateral berkembang di sekitar obstruksi arteromasus yang menghambat
pertukaran gas dan nutrisi ke miokardium.
Penyakit jantung koroner/ penyakit arteri koroner (penyakit jantung artherostrofik)
merupakan suatu manifestasi khusus dan arterosclerosis pada arteri koroner. Unsur lemak yang
disebut palque dapat terbentuk didalam arteri, menutup dan membuat aliran darah dan oksigen yang
dibawanya menjadi kurang untuk disuplai ke otot jantung. Plaque terbentuk pada percabangan arteri
yang ke arah aterion kiri, arteri koronaria kanan dan agak jarang pada arteri sirromflex. Aliran darah
ke distal dapat mengalami obstruksi secara permanen maupun sementara yang di sebabkan oleh
akumulasi plaque atau penggumpalan. Sirkulasi kolateral berkembang di sekitar obstruksi arteromasus
yang menghambat pertukaran gas dan nutrisi ke miokardium. Kegagalan sirkulasi kolateral untuk
menyediakan supply oksigen yang adekuat ke sel yang berakibat terjadinya penyakit arteri koronaria,
gangguan aliran darah karena obstruksi tidak permanen.

B. ETIOLOGI
Penyakit arteri koroner bisa menyerang semua ras, tetapi angka kejadian paling tinggi ditemukan
pada orang kulit putih. Tetapi ras sendiri tampaknya bukan merupakan bourgeois penting dalam gaya
hidup seseorang. Secara spesifik, faktor-faktor yang meningkatkan resiko terjadinya penyakit arteri
koroner adalah :
1.Berusia lebih dari 45 tahun (bagi pria). Sangat penting bagi kaum pria mengetahui usia rentan
terkena penyakit jantung koroner. Pria berusia lebih dari 45 tahun lebih banyak menderita serangan
jantung ketimbang pria yang berusia jauh di bawah 45 tahun.
2.Berusia lebih dari 55 tahun atau mengalami menopause dini sebagai akibat operasi (bagi wanita).
Wanita yang telah berhenti mengalami menstruasi (menopause) secara fisiologis ataupun secara dini
(pascaoperasi) lebih kerap terkena penyakit jantung koroner apalagi ketika usia wanita itu telah
menginjak usila (usia lanjut).
3.Riwayat penyakit jantung dalam keluarga
Riwayat penyakit jantung di dalam keluarga sering merupakan akibat dari profil kolesterol yang tidak
normal, dalam artian terdapat kebiasaan yang "buruk" dalam segi diet keluarga.
4.Diabetes.
Kebanyakan penderita diabetes meninggal bukanlah karena meningkatnya level gula darah, namun
karena kondisi komplikasi ke jantung mereka.
5.Merokok.
Merokok telah disebut-sebut sebagai salah satu faktor risiko utama penyakit jantung koroner.
Kandungan nikotin di dalam rokok dapat merusak dinding (endotel) pembuluh darah sehingga
mendukung terbentuknya timbunan lemak yang akhirnya terjadi sumbatan pembuluh darah.
6.Tekanan darah tinggi (hipertensi).
Tekanan darah yang tinggi dan menetap akan menimbulkan trauma langsung terhadap dinding
pembuluh darah arteri koronaria, sehingga memudahkan terjadinya arterosklerosis koroner (faktor
koroner) yang merupakan penyebab penyakit arteri/jantung koroner.
7.Kegemukan (obesitas).
Obesitas (kegemukan yang sangat) bisa merupakan manifestasi dari banyaknya lemak yang
terkandung di dalam tubuh. Seseorang yang obesitas lebih menyimpan kecenderungan terbentuknya
plak yang merupakan cikal bakal terjadinya penyakit jantung koroner.
8.Gaya hidup buruk.
Gaya hidup yang buruk terutama dalam hal jarangnya olahraga ringan yang rutin serta pola makan
yang tidak dijaga akan mempercepat seseorang terkena pneyakit jantung koroner.
D.MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis menurut Price & Lorraine (2001) seperti:

1.Dada terasa tak enak(digambarkan sebagai mati rasa, berat, atau terbakar;dapat menjalar ke pundak
kiri, lengan, leher, punggung, atau rahang)
2.Sesak napas
3.Berdebar-debar
4.Denyut jantung lebih cepat
5.Pusing
6.Mual
7. Kelemahan yang luar biasa

E.KOMPLIKASI
1.Aritmia
Merupakan komplikasi yang paling sering ditemukan. Aritmia yaitu gangguan dalam irama jantung
yang bisa menimbulkan perubahan eloktrofisiologi otot-otot jantung. Perubahan elektrofisiologi ini
bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman
grafik aktivitas listrik sel. Misalnya perangsangan simpatis akan meningkatkan kecepatan denyut
jantung.
2.Gagal Jantung Kongestif
Merupakan kongesti sirkulasi akibat disfungsi miokard. Disfungsi ventrikel kiri atau gagal jantung
kiri akan menimbulkan kongesti pada vena pulmonalis sedangkan pada disfungsi ventrikel kanan akan
menimbulkan kongesti pada vena sistemik.
3.Syok kardikardiogenik
Syok kardiogenik diakibatkan oleh disfungsi nyata ventrikel kiri sesudah mengalami infark yang
massif. Timbulnya lingkaran setan perubahan hemodinamik progresif hebat yang irreversible yaitu
penurunan perfusi perifer, penurunan perfusi koroner, peningkatan kongesti paru yang bisa berakhir
dengan kematian.
4.Disfungsi Otot Papillaris
Disfungsi iskemik atau rupture nekrotik otot papilaris akan mengganggu fungsi katup mitralis.
Inkompetensi katup mengakibatkan aliran balik dari ventrikel kiri ke atrium kiri sebagai akibat
pengurangan aliran ke aorta dan peningkatan kongesti pada atrium kiri dan vena pulmonalis.
5. Ventrikuler Aneurisma
Aneurisma ini biasanya terjadi pada permukaan atrium atau apek jantung. Aneurisma ventrikel akan
mengembang bagaikan balon pada setipa sistolik, teregang secara pasif oleh sebagian curah sekuncup.
Aneurisma ventrikel dapat menimbulkan 3 masalah yaitu gagal jantung kongestif kronik, embolisasi
sistemik dari thrombus mural dan aritmia ventrikel refrakter
6.Perikarditis
Infark transmural dapat membuat lapisan epikardium yang langsung berkontak dengan pericardium
menjadi kasar, sehingga merangsang permukaan pericardium dan menimbulkan reaksi peradangan.
7. Emboli
Paru Emboli paru bisa menyebabkan episode dipsnea, aritmia atau kematian mendadak. Trombosis
vena profunda lebih lazim pada pasien payah jantung kongestif yang parah

F.PEMERIKSAAN LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK PENUNJANG

1.Analisa gas darah (AGD)


2.Pemeriksaan darah lengkap
3. Hb, Ht
4.Elektrokardiogram (EKG)
Pemeriksaan aktifitas listrik jantung atau gambaran elektrokardiogram (EKG) adalah pemeriksaan
penunjang untuk memberi petunjuk adanya PJK. Dengan pemeriksaan ini kita dapat mengetahui
apakah sudah ada tanda-tandanya. Dapat berupa serangan jantung terdahulu, penyempitan atau
serangan jantung yang baru terjadi, yang masing-masing memberikan gambaran yang berbeda.
5. Foto Rontgen Dada
Dari foto rontgen dada dapat menilai ukuran jantung, ada-tidaknya pembesaran (Kardomegali). Di
samping itu dapat juga dilihat gambaran paru. Kelainan pada koroner tidak dapat dilihat dalam foto
rontgen ini. Dari ukuran jantung dapat dinilai apakah seorang penderita sudah berada pada PJK lanjut.
Mungkin saja PJK lama yang sudah berlanjut pada payah jantung.
6. Pemeriksaan laboratorium
Dilakukan untuk mengetahui kadar trigliserida sebagai factor resiko meningkat. Dari pemeriksaan
darah juga diketahui ada-tidaknya serangan jantung akut dengan melihat kenaikan enzim jantung
7. Treadmill

Berupa ban berjalan serupa dengan alat olah raga umumnya, namun dihubungkan dengan monitor dan
alat rekam EKG. Prinsipnya adalah merekam aktifitas fisik jantung saat latihan. Dapat terjadi berupa
gambaran EKG saat aktifitas, yang memberi petunjuk adanya PJK. Hal ini disebabkan karena jantung
mempunyai tenaga serap, sehingga pada keadaan sehingga pada keadaan tertentu dalam keadaan
istirahat gambaran EKG tampak normal.

8. Kateterisasi Jantung

Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan kateter semacam selang seukuran ujung lidi. Selang
ini dimasukkan langsung ke pembuluh nadi (arteri). Bisa melalui pangkal paha, lipatanlengan atau
melalui pembuluh darah di lengan bawah. Kateter didorong dengan tuntunan alar rontgen langsung ke
muara pembuluh koroner. Setelah tepat di lubangnya, kemudian disuntikkan cairan kontras sehingga
mengisi pembuluh koroner yang dimaksud. Setelah itu dapat dilihat adanya penyempitan atau
malahan mungkin tidak ada penyumbatan. Penyempitan atau penyumbatan ini dapat saja mengenai
beberapa tempat pada satu pembuluh koroner. Bisa juga sekaligus mengenai beberapa pembuluh
koroner. Atas dasar hasil kateterisasi jantung ini akan dapat ditentukan penanganan lebih lanjut.
Apakah apsien cukup hanya dengan obat saja, disamping mencegah atau mengendalikan factor resiko.
Atau mungkin memerlukan intervensi yang dikenal dengan balon. Banyak juga yang menyebut
dengan istilah ditiup atau balonisasi. Saat ini disamping dibalon dapat pula dipasang stent, semacam
penyangga seperti cincin atau gorng-gorong yang berguna untuk mencegah kembalinya penyempitan.
Bila tidak mungkin dengan obat-obatan, dibalon dengan atau tanpa stent, upaya lain adalah dengan
melakukan bedah pintas koroner.

G.PENATALAKSANAAN
Berbagai obat-obatan membantu pasien dengan penyakit arteri jantung. Yang paling umum
diantaranya:
1. Aspirin / Klopidogrel / Tiklopidin. Obat-obatan ini mengencerkan darah dan mengurangi
kemungkinan gumpalan darah terbentuk pada ujung arteri jantung menyempit, maka dari itu
mengurangi resiko serangan jantung.
2.Beta-bloker (e.g. Atenolol, Bisoprolol, Karvedilol).
Obatan-obatan ini membantu untuk mengurangi detak jantung dan tekanan darah, sehingga
menurunkan gejala angina juga melindungi jantung.
3.Nitrates (e.g. Isosorbide Dinitrate).
Obatan-obatan ini bekerja membuka arteri jantung, dan kemudian meningkatkan aliran darah ke otot
jantung dan mengurangi gejala nyeri dada. Bentuk nitrat bereaksi cepat, Gliseril Trinitrat, umumnya
diberikan berupa tablet atau semprot di bawah lidah, biasa digunakan untuk penghilang nyeri dada
secara cepat.

4. Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors (e.g. Enalapril, Perindopril) and Angiotensin Receptor


Blockers (e.g. Losartan, Valsartan). Obatan-obatan ini memungkinkan aliran darah ke jantung lebih
mudah, dan juga membantu menurunkan tekanan darah.

5.Obatan-obatan penurun lemak (seperti Fenofibrat, Simvastatin, Atorvastatin, Rosuvastatin). Obatan-


obatan ini menurunkan kadar kolesterol jahat (Lipoprotein Densitas-Rendah), yang merupakan salah
satu penyebab umum untuk penyakit jantung koroner dini atau lanjut. Obat-obatan tersebut
merupakan andalan terapi penyakit jantung koroner.
FORMAT LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
BERDASARKAN FORMAT GORDON

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. R DENGAN DIAGNOSA MEDIS


CORONARY ARTERY DISEASE (CAD) DI RUANGAN ICCU
RSUP PROF DR. R D KANDOU MANADO

I. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. R
TTL/Umur : 33 tahun
Agama : Kristen
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Pendidikan :-
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat :
Tanggal Masuk : 28-09-2023
Tanggal Pengkajan : 29-09-2023
No. Register : 00723221
Diagnosa Medis : CAD 1 VD post DCA

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny.
Umur : 30 Tahun
Hub. Dengan Pasien : Istri
Pekerjaan : IRT
Alamat :

2. Status Kesehatan
a. Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama :
Nyeri dada
2) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini:
Pasien masuk rumah sakit karena nyeri dada/sesak nafas dari jam 07.00 pagi dan jam 11.00
siang.

b. Satus Kesehatan Masa Lalu


1) Penyakit yang pernah dialami : Sesak Nafas
2) Pernah dirawat : -
3) Alergi : -
4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll) : Merokok, dan minum alkohol
c. Riwayat Penyakit Keluarga : -
d. Diagnosa Medis dan therapy
Diagnosa : CAD 1 VD post DCA
Therapy : Lovenox 2x60mg

3. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)


a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan :-
b. Pola Nutrisi-Metabolik
 Sebelum sakit :
 Saat sakit :
c. Pola Eliminasi
1) BAB
 Sebelum sakit : 1-2x/hari
 Saat sakit : 1-2x/hari
Frekuensi : Padat
2) BAK
 Sebelum sakit : 3-4x/hari
 Saat sakit : 3-4x/hari
Jumlah : +- 1000 cc/hari
Warna urine : Kuning jernih
d. Pola aktivitas dan latihan
1) Aktivitas
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung
total
e. Pola kognitif dan Persepsi: -
f. Pola Persepsi-Konsep diri:-
g. Pola Tidur dan Istirahat
 Sebelum sakit : 6-8jam/hari
 Saat sakit : 5-6jam/hari
h. Pola Peran-Hubungan: -
i. Pola Seksual-Reproduksi: -
j. Pola Toleransi Stress-Koping: -
k. Pola Nilai-Kepercayaan:-
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : Baik
Tingkat kesadaran : Composmentis
GCS : E4V5M6
b. Tanda-tanda Vital
Nadi: 60 , Suhu: 36,2 , TD: 110/70 , RR: 22
c. Keadaan fisik :
a) Kepala dan leher: normal
b) Dada : normal
c) Paru:
d) Jantung
e ) Payudara dan ketiak :
f) Abdomen :

g) Genetalia :

h) Integumen :

i) Ekstremitas :
Atas

Bawah

j) Neurologis :
d. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
Leukosit 110 MCV 86,8
Eritrosit 4,84 CK/CPK 279
Hemoglobin 149 CKMB 49
Hematokrit 42,0 Anti HIV Non reaktif
Trombosit 453 HBs Ag Eclia ReaktiF
MCHC 35,5

2. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan penunjang lainnya
ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS: - Perubahan Irama Jantung Risiko Penurunan Curah
DO: - Pasien tampak lemah Jantung (D.0011)
badan
- Nadi: 60x/mnt
Suhu: 36,2˚C
TD: 110/70mmHg
RR: 22x/mnt

DS: pasien mengeluh lemah Tirah baring Intoleransi Aktivitas (D.0056)


DO: ADL dibantu

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung
2. Intoleransi Aktivitas b.d tirah baring
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
HASIL
Risiko Penurunan Curah Setelah dilakukan tindakan Perawatan Jantung (1.02075)
Jantung (D.0011) keperawatan selama 1x24jam Observasi
Curah Jantung (L.02008) - Identifikasi tanda/gejala
meningkat, dengan kriteria primer penurunan curah
hasil: jantung
- Gambaran EKG aritmia, -Monitor tekanan darah
menurun - Monitor intake dan output
- Lelah, menurun cairan
- Berat badan, menurun - Monitor saturasi oksigen
- Tekanan darah, membaik - Monitor keluhan nyeri dada
Terapeutik
- Posisikan pasien semi-Fowler
/Fowler dengan kaki dibawah
atau posisi nyaman
- Berikan dukungan emosional
dan spiritual
Edukasi
- Anjurkan beraktivitas fisik
sesuai toleransi
- Anjurkan berhenti merokok
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
Intoleransi Aktivitas (D.0056) Setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi (1.05178)
keperawatan selama 1x24jam Observasi
Toleransi Aktivitas (L.05047) - Identifikasi gangguan fungsi
meningkat, dengan kriteria tubuh yang mengakibatkan
hasil: kelelahan
- keluhan Lelah, menurun - Monitor pola dan jam tidur
- perasaan lemah, menurun Terapeutik
- frekuensi napas, membaik - Sediakan lingkungan nyaman
- EKG iskemia, membaik - Fasilitasi duduk disisi tempat
tidur
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan
IMPLEMENTASI
Tanggal :
DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
Risiko Penurunan Curah - Mengidentifikasi tanda gejala S:-
Jantung (D.0011) penurunan curah jantung O: - Pasien tampak lemah
- Memonitor tekanan darah badan
- Memonitor keluhan nyeri - Nadi: 60x/mnt
dada Suhu: 36,2˚C
- Memposisikan pasien semi TD: 110/70mmHg
fowler/ fowler RR: 22x/mnt
- Memberikan dukungan A: Masalah belum teratasi
emosional dan spiritual P: lanjurkan Intervensi
- Menganjurkan beraktivitas
fisik secara toleransi
- Menganjurkan berhenti
merokok
- Kolaborasi pemberian
antiartimia
Intoleransi Aktivitas (D.0056) - Mengidentifikasi gangguan S:Pasien mengeluh lemah
fungsi tubuh yang O: ADL dibantu
mengakibatkan kelelahan A: Masalah belum teratasi
- Memonitor pola tidur P: Lanjutkan Intervensi
- Menyediakan lingkungan
yang nyaman
- Menganjurkan tirah baring
- Menganjurkan menghubnngi
perawatan jika perlu bantuan
Tanggal:
DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
Risiko Penurunan Curah
Jantung (D.0011)

Intoleransi Aktivitas (D.0056)

Anda mungkin juga menyukai