Anda di halaman 1dari 12

PERSEPSI REMAJA PUTRI KELAS 10 TENTANG PEMBERIAN

TABLET TAMBAH DARAH SEBAGAI PENCEGAHAN


TERJADINYA ANEMIA DI SMA 10 PONTIANAK

NAMA KELOMPOK :
Irmanida Utami Putri (191510002)
Muthia Aryani (191510043)
Novita Putri indriasari (191510090)
Syarifah Vira Cahya Ramadhanti (191510084)
Wilda Fitriani Nur Inayah (191510075)
LATAR BELAKANG
Salah satu permasalahan gizi yang saat ini masih umum terjadi di seluruh dunia baik di negara
maju ataupun negara berkembang adalah anemia. Anemia merupakan kondisi yang disebabkan oleh
kurangnya zat besi dalam pembentukan hemoglobin (Almatsier, 2009). Penderita anemia di dunia
saat ini hampir mencapai 2 milyar, dengan prevalensi tertinggi berada di Asia Tenggara dan Afrika
dimana kejadian anemia terjadi secara merata di berbagai wilayah dunia (Kau et al., 2022).

nemia merupakan situasi dimana jumlah sel darah merah (eritrosit) berkurang sehingga tidak
dapat memberikan pasokan kebutuhan oksi gen pada tubuh. Akibatnya, orang yang mengalami
anemia akan merasakan pusing dan mata berkunang-kunang.
Penderita anemia defisiensi besi paling banyak terjadi pada remaja putri berumur 16-18 tahun
Anemia memberikan dampak yang kurang baik bagi remaja yaitu dapat menyebabkan
keterlambatan pertumbuhan fisik, gangguan perilaku serta emosional (Kau et al., 2022).
Suplemen tablet tambah darah pada remaja putri merupakan upaya dari p emerintah dalam
memenuhi kebutuhan asupan zat besi pada remaja putri.
TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui persepsi remaja putri di
SMA 10 Pontianak terhadap anemia.
2. Mengetahui persepsi remaja putri di
SMA 10 Pontianak terhadap gejala dan
cara penanggulangan anemia.
3. Mengetahui persepsi remaja putri di
SMA 10 Pontianak terhadap tablet
tambah darah sebagai upaya
pencegahan anemia.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif,
dengan pendekatan fenomenologi dengan Teknik
Pengumpulan Data yang dilakukan dengan teknik melalui
wawancara. yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah
remaja putri kelas 10 di SMAN 10 Kota Pontianak, dimana
fokus utamanya adalah untuk mengetahui persepsi remaja
putri kelas 10 di SMAN 10 Kota Pontianak terhadap anemia
dan tablet tambah darah sebagai upaya pencegahan
anemia. Dalam penelitian ini populasi yang diambil yaitu 5
siswi putri kelas 10 SMAN 10 Kota Pontianak.
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian diperoleh data dari lima informan, empat diantaranya
pernah mengalami anemia. Pengetahuan informan tentang definisi
anemia adalah kurang darah dalam tubuh sehingga tubuh jadi lemas. Dari
pernyataan informan tersebut, menunjukkan bahwa masih sangat
minim pengetahuan informan terhadap definisi anemia, dimana
informan memahami bahwa anemia adalah kurangnya volume atau
jumlah darah dalam tubuh.
PEMBAHASAN
Pengetahuan informan tentang tanda gejala anemia adalah lemas, pusing,
lesu, dan mudah lelah. Pernyataan informan tersebut menunjukkan bahwa
sebagain besar informan sudah faham tentang tanda gejala anemia, dimana
menurut Aulia (2012) tanda-tanda anemia pada remaja putri adalah: mudah
lelah; kulit pucat; sering gemetar; lesu, lemah, letih, lelah dan lunglai (5L);
sering pusing dan mata berkunang-kunang; gejala lebih lanjut adalah
kelopak mata, bibir, lidah, kulit, dan telapak tangan tampak pucat; serta
pada kondisi anemia yang parah (kurang dari 6 gr/dL darah) dapat
menyebabkan nyeri. Pengetahuan informan yang baik tentang tanda gejala
anemia ini kemungkinan dipengaruhi oleh
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis faktro yang berhubungan dengan konsumsi tablet tambah darah (TTD)
pada remaja puri di SMA 10 Pontianak dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagaian besar responden
yang berusia 15 tahun mengalami pubertas normal, mrasakan gejala anema yang rendah, dan teratur
dalam mengkonsumsi ablet tambah darah. Dan sebagian besar responden memiliki pengetahuan
engenai anemia yang ckup. Tedapat hubungan pengetahuan anemia dengan konsumsi tablet tambah
darah pada remaja putri karena responden dengan tingkat pengetahuan tentang anemia dalam
kategiri tinggi cenderung teratur dalam mengkonsumsi tablet tambah darah dan tdak terdapat
hubungan pola konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri karena tingkat konsumsnya tidak
dihitung secara detail.

Tedapat hubungan dukungan keluarga dan teman sebaya dengan konsumsi tablet tambah darah pada
remaja putri karena responden dentgan dukungan keluarga dan teman sebaya baik ccenderng
teratur dalam mengkonsumsi tablet tambah darah. Dan tidak terdapat hubungan dukungan guru
dengan konsumsi tablet tambah darah pada remaj aputri karena kurangnya pengawasan guru pada
saat mengkonsumsi tablet tambah daraah di sekolah yang menyebabkan remaja putri tidak teratur
dalam mengkonsumsi tablet tambah darah.
WAWANCARA KEPADA SISWA SMAN 10
PONTIANAK
Pertanyaan:
1. Apakah siswa mengetahui apa itu anemia?
2. Apakah siswa mengetahui gejala anemia ?
3. Apakah siswa mengetahui uaya penanggulangan anemia?
4. Apakah siswa pernah merasakan gejala anemia?

Jawaban :
Siswa mengetahui apa itu anemia yaitu kekurangan darah yang menyebabkan
lemas, pusing, lemah, letih, dan lesu. Dan gejala yang dialami ialah mata
berkunang-kunang dan kepala terasa pusing. Untuk penanggulangannya
sendiri yaitu dengan meminum tablet tambah darah, olahraga serta
memakan makanan yang sehat.
HASIL WAWANCARA DENGAN INFORMAN KUNCI GURU WAKA
KESISWAAN DI SMAN 10 PONTIANAK
Pertanyaan :
1. Apakah guru pernah menyampaikan informasi mengenai anemia saat memberikan
pelajaran di kelas? Atau pun disekolah pernah dilakukannya penyuluhan kesehatan
yang bertema anemia?
2. Apakah sekolah pernah melakukan kegaitan pemberian tablet tambah darah sepeti yang
dianjurkan Dinas Kesehatan kepada setiap sekolah?
3. Upaya apa yang guru lakukan jika menemukan kasus anemia disekolah?

Jawaban:
Penyuluhan kesehatan dilakukan oleh pihak puskesmas yang bekerja sama dengan pihak sekolah, dimana
pemberian mengenai informasi kesehatan tersebut dilakukan hampir setiap bulanya atau paling lambatnya dua
bulan sekali. Dan mengenai materi anemia tersebut diseluruh mata pelajaran selalu disinggung terlebih
berkaitan dengan perempuan. Karena aktifitas yang banyak namun pemilihan makanan yang tepat tidak
dilakukan dan tentunya hal tersebut menguras banyak energi sehingga diberikannya penyampaian mengenai
definisi dari anemia.
Pihak puskesmas yang bekerja sama dengan pihak sekolah untuk memberikan tablet tambah darah dan jika
pihak sekolah memerlukan tambahan dari tablet tambah darah maka pihak sekolah akan menghubungi pihak
puskesmas untuk meminta kembali tablet tambah darah melalui perawat yang ada disekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama.
Badu, S.Q., & Djafri, N. (2017). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Ideas Publishing. Hastono, S.,P.
(2016).Analisiss Dta Bidag Kesehatan.Rajawali Press. Jakarta
Kau, M., Arda, Z. A., Hanapi, S., & Sandalayuk, M. (2022). Upaya Pencegahan Anemia Pada Remaja Putri
Melalui Penyuluhan Kesehatan di SMA Negeri 1 Limboto Tahun 2022. Locus Abdimas, 1, 286-291.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi
(GNPPG).
Notoadmodjo, S. (2012). Metodologi Peneltian Kesehatan Edisi Revisi.Cet. Kedua. Rineka Cipta Jakarta
Ozdemir, N. (2015). Iron Deficiency Anemia from Diagnosis to Treatment in Children. Turk Pediatri
Arsivi, 50, 11-19. https://doi. org/10.5152/tpa.2015.2337
Pangaribuan, B.N., Kurnia, C.P., Ismunarti, D., Wasono, H.A., & Triwahyuni, T. (2022). Studi Literatur
Tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri di Beberapa
Wilayah Indonesia. Malahayati Nursing Journal, 4(6), 1378- 1386.
Sastroasmoro.,S. &Ismael, S.(2014).Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke-
5.Jakarta:Sagung Seto.
Sugiyono. (2015).Metode Peneltian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai