Anda di halaman 1dari 19

MANAJEMEN DAN SUPERVISI BK

(Makalah ini disusun guna memenuhi tugas individu mata kuliah Manajemen dan Supervisi
BK dalam Lingkungan Pendidikan)

Dosen Pengampu:
Dr. Hartini, M.Pd.,Kons
Dr. Beni Azwar, M.Pd.,Kons

Disusun Oleh:

Apriyanti, S.Pd.I
NIM. 23811001

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat, taufik dan
hidayahnya penulis dapat menyelesaikan makalah “Manajemen dan Supervisi BK”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Hartini,
M.Pd.,Kons selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen dan Supervisi BK dalam
Lingkungan Pendidikan, serta tidak lupa kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Makalah ini disusun untuk menambah pengetahuan studi Manajemen dan Supervisi BK
dalam Lingkungan Pendidikan. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis menyadari makalah ini jauh dari kata
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis butuhkan
untuk perbaikan kedepannya.

Akhir kata penulis ucapkan terimakasih banyak.

Muara Enim, 2023

Apriyanti, S.Pd.I

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................II

DAFTAR ISI................................................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi dan Peran Manajemen Supervisi BK...................................................................3


B. Teori-teori Manajemen dan Supervisi...............................................................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................................................14
B. Saran..................................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................15

III
A. Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN

Dalam menjaga mutu proses pendidikan diperlukan adanya kontrol mutu (quality
control) yang mengawasi jalannya proses dan segala komponen pendukungnya. Upaya
peningkatan sumber daya manusia merupakan upaya yang terintegrasi dengan peningkatan
mutu pendidikan. Pendidikan sebagai sektor yang sangat vital dalam rangka membangun
sumber daya manusia yang bermutu, memerlukan perhatian yang sangat besar dari semua
pihak (Ahmad, 2017). Khususnya kepala sekolah sebagai guide dalam pelakasanaan
pendidikan di sekolah. Fungsi seorang kepala sekolah secara garis besar dikenal dengan
istilah Emaslim, yaitu edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dan
motivator. Kepala sekolah sebagai supervisor harus mampu mengoordinasi program-
program sekolah, kelompok-kelompok, bahan, dan laporan yang berkaitan dengan sekolah
serta para guru atau konselor (mashudi, 2013, p. 165).
Layanan bimbingan konseling disekolah masih banyak merundung masalah pada
tataran praktisnya. Guru Bimbingan Konseling (BK) sebagai konselor disekolah masih
mengalami kendala dan masalah yang beragam dan dari beberapa faktor sehingga tak
banyak sekolah yang mampu menjalankan layanan BK dengan baik. Sehingga problem ini
harus segera disikapi secara positif agar rasa percaya diri guru BK bertambah dalam
menjalankan tugasnya, karena dalam hal ini layanan bimbingan dan konseling semangkin
tumbuh dan berkembang dan guru BK perlu menyadari bahwa pertumbuhan dan
perkembangan profesi merupakan suatu keharusan untuk kinerja dan layanan yang
berkualitas.
Kepala sekolah harus mampu berperan sebagai konsultan dalam manajemen sekolah,
memberi arah pada pengembangan kurikulum, tenologi pembelajaran atau bimbingan, dan
pengembangan staf. Kepala sekolah harus melayani pendidikan dan tenaga kependidikan,
baik secara kelompok maupun individual. Ada kalanya, supervisor harus berperan sebagai
pemimpin kelompok dalam pertemuanpertemuan yang berkaitan dengan pengembangan
kurikulum, pembelajaran atau menejemen sekolah secara umum. Supervisor juga harus
melakukan evaluasi terhadap pengelolaan sekolah dan pembelajaran atau bimbingan pada

1
sekolah yang menjadi linggkup tugasnya.

2
Dalam hal ini salah satu faktor yang mempengaruhi meningkat kualitas pada guru
yakni supervisi, disini kepala sekolah mempunyai tugas dan tanggung jawab memajukan
pengajaran dan menduduki posisi yang sangat strategis didalam upaya pencapaian
keberhasilan sekolah, karena disini kepala sekolah bukan hanya sebagai pemimpin tetapi
juga sebagai administrator, pendidikan dan supervisor pendidikan yang turut menentukan
efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan disekolah.
Layanan konseling bagi profesi Guru Bimbingan Konseling merupakan layanan yang
harus dikuasai dengan baik. Karena dalam melakukan layanan membutuhkan beberapa
persyaratan. Salah satunya adalah penguasaan keterampilan konseling, tanpa adanya
penguasaan keterampilan ini mustahil layana konseling akan dapat berjalan dengan efektif
sesuai dengan konsep layanan yang diharapkan, jadi penguasaan keterampilan ini mutlak
diperlukan. Maka dari itu, penulis tertarik untuk membahas definisi, peran manajemen dan
teori manajemn supervisi BK.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Definisi dan Peran Manajemen dan Supervisi BK?
2. Apa Teori-teori Manajemen dan Supervisi BK?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dan Peran Manajemen dan Supervisi BK
2. Untuk mengetahui teori-teori Manajemen dan Supervisi BK

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi dan Peran Manajemen Supervise Bimbingan Konseling


Manajemen secara etimologi berasal dari kata bahasa inggris yaitu kata kerja to manage
yang berarti mengatur, sinonimnya antara lain to hand (mengurus), to control (memeriksa), to
guide (memimpin). Dengan demikian secara bahasa manajemen berarti pengurusan,
pengendalian, dan pemimpin (Syukur, 2011, p. 11).
Pengertian manajemen secara terminologi, menurut Daft: “management is the
attainmentof organizational goal in an effective and efficient manner throught planning,
organizing, leading, and controlling organizational resources”. Manajemen adalah
pencapaian tujuan organisasi dengan suatu cara yang efisien dan efektif melalui perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian sumber daya organisasi (Luthans, 1991,
p. 5).
Menurut Herujito, manajemen memiliki tiga arti. Pertama, sebagai pengelolaan,
pengendalian atau penanganan. Kedua, perlakuan secara terampil untuk menangani sesuatu
berupa skillful treatment. Ketiga, gabungan dari dua pengertian tersebut, yaitu yang
berhubungan dengan pengelolaan suatu perusahaan rumah tangga atau suatu bentuk kerja
sama dalam mencapai tujuan tertentu. (Herujito, 2004, p. 1)
Pemaparan di atas mendefinisikan manajemen adalah sebuah proses efisien untuk
mencapai tujuan organisasi dan pelibatan individu. Guna mencapai tujuan ini, manajemen
secara khusus membutuhkan koordinasi dari beberapa komponen penting yang kita sebut
fungsi. Fungsi penting dari manajemen yang diperlukan adalah planning, organizing, leading,
dan controlling. Menurut GR Terry di kutip oleh Fatah Syukur, manajemen adalah suatu
proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-
sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya.
Senada dengan hal tersebut Tilaar mengatakan bahwa manajemen pada hakikatnya
berkenaan dengan cara-cara pengelolaan suatu lembaga agar supaya lembaga tersebut efisien
dan efektif. Suatu lembaga dikatakan efisien apabila investasi yang ditanamkan di dalam
lembaga tersebut sesuai dan memberikan profit sebagaimana yang diharapkan. Selanjutnya,

4
suatu institusi akan efektif apabila pengelolaannya menggunakan prinsip- prinsip yang tepat
dan benar sehingga berbagai kegiatan di dalam lembaga tersebut dapat mencapai tujuan
sebagaimana yang telah direncanakan (Tilaar, 2002, p. 10).
Apabila diterapkan dalam pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, maka
manajemen bimbingan dan konseling adalah segala upaya atau cara yang digunakan kepala
sekolah untuk mendayagunakan secara optimal semua komponen atau sumber daya (tenaga,
dana, sarana/prasarana) dan sistem informasi berupa himpunan data bimbingan untuk
menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling dalam rangka mencapai tujuan.
Dalam hal ini berarti kesuksesan belajar dan khususnya pada aspek layanan bimbingan dan
konseling, bahkan manajemen memiliki peran yang sangat strategis dalam sebuah lembaga
karena manajemen merupakan variabel terpenting untuk membedakan apakah sekolah
tersebut berhasil atau tidak.
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata guidance berasal
dari kata kerja to guide yang mempunyai arti menunjukkan, membimbing, menuntun ataupun
membantu. Secara umum bimbingan dapat diartikan sebagai suatu bantuan atau tuntunan.
Namun, meskipun demikian tidak berarti semua bantuan atau tuntutan adalah bimbingan (A,
2005, p. 3). Bimbingan yaitu suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan
sistematis dari pembimbing kepada terbimbing agar tercapai pemahaman diri, penerimaan
diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang
optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan (Hendrarno, 2003, p. 23).
Menurut Murniati bimbingan adalah suatu proses bantuan yang diberikan pada siswa
dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan
yang dihadapinya dalam rangka perkembangannya yang optimal, sehingga dapat memahami
diri, mengarahkan diri dan bertindak serta bersikap sesuai dengan tuntutan dan keadaan
lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat (Murniati, 1992, p. 40).
Bimbingan bantuan atau usaha pemberian bantuan yang diberikan sekelompok orang
atau individu agar mampu memecahkan masalah-masalah tertentu yang dilakukan secara
langsung atau dengan cara yang sesuai dengan keadaan klien, sehingga klien sanggup untuk
mengemukakan isi hatinya secara bebas yang bertujuan agar klien dapat mengenal dirinya
sendiri, menerima diri sendiri dan menerapkan dirinya sendiri dalam proses penyesuaian
dengan lingkungannya serta dapat berkembang baik dan optimal dalam lingkungannya.

5
Kata konseling (counseling) berasal dari kata counsel yang diambil dari bahasa latin
counselium, artinya bersama atau bicara bersama. Pengertian berbicara bersama-sama dalam
hal ini adalah pembicaraan konselor dengan seorang atau beberapa klien (Latipun, 2010, p. 3).
Dengan demikian consilium berarti dengan atau bersama yang dirangkai dengan
menerima atau memahami. Konseling dapat diartikan sebagai bantuan yang diberikan
individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara yang
sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya.
Konseling menurut Prayitno dan Erman Amti adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu
yang sedang mengalami masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah
yang dihadapi oleh konseli (Amti, 1999, p. 105).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa konseling merupakan salah satu
teknik dalam pelayanan bimbingan dimana proses pemberian bantuan itu berlangsung melalui
wawancara dalam serangkaian pertemuan langsung dan tatap muka antara guru pembimbing
atau konselor dengan klien dengan tujuan agar klien mampu memperoleh pemahaman yang
lebih baik terhadap dirinya untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya kearah
perkembangan yang optimal, sehingga ia dapat mencapai kebahagiaan pribadi dan
kemanfaatan sosial.
Dengan demikian manajemen bimbingan dan konseling dapat diartikan sebagai suatu
proses dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang optimal
dalam rangka mencapai tujuan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien. Manajemen
pelayanan bimbingan dan konseling adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan aktivitas- aktivitas pelayanan bimbingan dan konseling dan
penggunaan sumber daya-sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Supervisi Bimbingan Konseling secara Etimologi, Supervisi berarti pengawasan,
penilikan, pembinaan. Sedangkan secara Terminologi, Supervisi adalah Bantuan berbentuk
pembinaan yang di berikan kepada seluruh staf sekolah untuk mengembangkan situasi belajar
mengajar yang lebih baik (Badarudin, 2016.). Setelah mengetahui supervisi, harus diketahui
juga pengertian dari bimbingan baik bersifat umum maupun khusus. Bimbingan bersifat
umum merupakan usaha-usaha untuk memberikan penerangan atau pendidikan agar yang
menerima bimbingan lebih mengetahui, lebih menyenangi, lebih bersikap positif terhadap apa

6
yang dibimbingkan. Sedangkan yang bersifat khusus yaitu bimbingan yang diberikan oleh
guru, pembimbing atau konselor kepada anak-anak yang dalam perkembangan pendidikannya
memperlihatkan hambatan/kesulitan.
Supervisi bimbingan dan koseling merupakan satu relasi antara supervisor dan konselor
(supervisi) dimana supervisor (konselor senior) memberi dukungan dan bantuan untuk
meningkatkan mutu kinerja profesional supervisee.tumpu pada satu prinsip yang mengakui
setiap manusia itu mempunyai potensi untuk berkembang (Badarudin, 2016)
Dari penjelasan yang telah diuraikan, dapat ditarik kerangka kesimpulan bahwa
supervisi program bimbingan konseling di sekolah adalah kegiatan pengawasan dan
pembinaan yang diberikan kepada para pembimbing atau konselor untuk membantu peserta
didik yang sedang dalam tahap perkembangan guna mendapatkan situasi belajar mengajar
lebih optimal.
Supaya pelaksanaan supervisi program bimbingan konseling ini dapat berjalan dengan
efektif maka perlu dipahami arah serta tujuan diadakan supervisi dalam program bimbingan
dan konseling. Adapun arah supervisi bimbingan dan konseling adalah:
1. Mengontrol kegiatan-kegiatan dari para personil bimbingan yaitu bagaimana
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab mereka masing-masing
2. Mengontrol adanya kemungkinan hambatan-hambatan yang ditemui oleh para
personil bimbingan dalam melaksanakan tugasnya masing-masing.
3. Untuk mencari solusi terhadap hambatan-hambatan dan permasalahan-permasalahan
yang ditemui.
4. Memastikan terlaksananya program bimbingan secara baik untuk pencapaian tujuan
sebagaimana yang telah ditetapkan (Badarudin, 2016).

Supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah tentunya dengan cara dan teknik yang
sesuai dengan layanan bimbingan dan konseling itu sendiri seperti dengan menggunakan
teknik indifidual yaitu dengan kunjungan kelals dengn memperhatikan bagaimana konselor
melayani siswa ataupun kliennya, observasi kelas dan percakapan pribadi secara langsung
dengan konselor. Atau dengan menggunakan teknik kelompok seperti orientasi bagi konselor-
konselor, tukar menukar pengalaman, local karya ataupun seminar (Raupu, 2019). Semua
yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai supervisor kepada konselor yang ada di sekolah
diharapkan mampu meningkatkan keprofisionalan konselor dalam melaksanakan layanan

7
bimbingan dan konseling yang berujung pada tercapainya peningkatkan mutu pendidikan
disekolah tersebut.

Supervisi layanan bimbingan dan konseling diperlukan guna mengontrol kualitas yang
direncanakan, mengontrol kegiatan-kegiatan dari para personel bimbingan. Supervisi berperan
lebih dari sekedar mengontrol dan mengawasi namun diharapkan dapat melihat secara tajam
guna peningkatan mutu suatu layanan bimbingan dan konseling. Layanan bimbingan dan
konseling di sekolah bisa ditentukan kualitasnya dari supervisi yang dilakukan oleh Kepala
Sekolah, secara khusus supervisi memiliki tujuan dan fungsi untuk mengawasi (overseeing)
atau meneliti kinerja guru pembimbing melalui seperangkat aktivitas di mana di dalamnya
terdapat kegiatan konsultasi, konseling, pelatihan, pengajaran dan evaluasi. Supervisi
merupakan salah satu tahap penting dalam menajemen program bimbingan. Supervisi
dilakukan dengan tujuan secara umum meningkatkan kualitas maupun kemajuan kegiatan
bimbingan dan konseling di sekolah.

Ada beberapa fungsi manajemen dan supervise bimbingan konseling yaitu:

Peran manajemen bimbingan dan konseling tidak jauh berbeda dengan manajemen
pendidikan secara umum. Suherman (2007) menjelaskan fungsi manajemen bimbingan dan
konseling sebagai berikut:

1. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk
mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan
taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik
yang telah dirumuskan dalam perencanaan yang sudah didesain dalam sebuah struktur
organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif. Di
dalam pengorganisasian terdapat kegiatan untuk memastikan bahwa semua pihak dalam
organisasi dapat bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.

8
3. Pengarahan
Pengarahan merupakan sebuah proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh
seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat
menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas tinggi.
4. Pengawasan
Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk memastikan seluruh
rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan
dapat berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi
dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.

Selain itu, ada juga peran konseling yaitu: (Sodik, 2022)

1. Memberikan Bimbingan Akademik


Konselor membantu siswa dalam mengelola waktu belajar, merencanakan tujuan
akademik, dan meningkatkan motivasi belajar. Mereka memberikan bimbingan dalam
pemilihan mata pelajaran yang sesuai dengan minat dan potensi siswa.Konselor juga
membantu siswa mengembangkan strategi belajar yang efektif dan mengatasi kesulitan
belajar.
2. Mendukung Kesejahteraan Emosional dan Sosial
Konselor membantu siswa dalam mengatasi masalah emosional, seperti stres,
kecemasan, dan depresi. Mereka juga membantu siswa mengembangkan keterampilan
sosial, membangun hubungan yang sehat dengan teman sebaya, dan meningkatkan
kepercayaan diri.Konselor dapat mengadakan sesi konseling individu atau kelompok untuk
membahas masalah emosional dan sosial siswa.
3. Konseling Karir
Konselor membantu siswa menjelajahi pilihan karir, mengidentifikasi minat, bakat,
dan nilai-nilai pribadi mereka. Mereka memberikan informasi tentang jalur karir, pelatihan
atau pendidikan lanjutan yang diperlukan, serta membantu siswa merencanakan langkah-
langkah untuk mencapai tujuan karir mereka. Konselor juga membantu siswa dalam
menghadapi tantangan dalam memilih karir yang tepat.
4. Penyuluhan dan Pembinaan

9
Konselor melakukan penyuluhan untuk siswa, orang tua, dan guru tentang berbagai
isu terkait pendidikan dan perkembangan siswa. Mereka memberikan informasi tentang
strategi belajar yang efektif, pengembangan sosial dan emosional, pengambilan keputusan,
dan manajemen konflik.Konselor juga melakukan pembinaan untuk mengembangkan
keterampilan dan sikap positif siswa.
5. Kolaborasi dengan Orang Tua dan Guru
Konselor bekerja sama dengan orang tua dan guru untuk menciptakan lingkungan
pendidikan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan siswa.Mereka memberikan
saran dan dukungan kepada orang tua dalam mendidik anak-anak mereka, membangun
hubungan yang positif antara sekolah dan keluarga, serta berkolaborasi dengan guru untuk
mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang mungkin timbul dalam konteks pendidikan.
6. Membantu Siswa dalam Mengambil Keputusan
Konselor membantu siswa dalam mengambil keputusan yang tepat, baik terkait
dengan pendidikan, karir, maupun kehidupan pribadi mereka. Mereka memberikan
informasi objektif, membantu siswa menganalisis pilihan, dan mempertimbangkan
konsekuensi dari setiap keputusan yang diambil.Konselor juga membantu siswa
mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan yang baik.

B. Teori-teori Manajemen dan Supervisi BK


Teori manajemen dan supervise bimbingan konseling ada tiga yaitu:
1. Teori Manajemen Klasik
Teori manajemen klasik (Kalamudin, 1989) klasifikasi dari keempat fungsi
manajemen adalah Perencanaan, Penggorganisasian, Penggerakan dan Pengawasan berasal
dari aliran ini.Titik pusat utama dari aliran ini adalah manajer sebagai pembuat rencana-
rencana dan secara langsung berusaha terhadap pencapaian tujuan-tujuan organisasi.
Perspektif manajemen klasik yang terdiri dari kelompok manajemen ilmiah dan
administrasi telah memberikan kontribusi berharga bagi dunia manajemen, dan
memberikan dasar-dasar bagi pengembangan teori manajemen selanjutnya. Prosedur dan
birokrasi juga termasuk kontribusi berharga dari kelompok manajemen klasik ini. Akan
tetapi, harus diakui salah stau kekurangan perspektif dari kelompok ini adalah bahwa

1
mereka kurang memperhatikan aspek kemanusiaan sebagai salah satu aspek penting dalam
organisasi. (Saefullah, 2005)
Di bawah ini adalah beberapa para tokoh pencetus teori klasik, yakni:
a. Robert Owen ( 1771-1858) Pada mulanya tahun 1800-an Robert Owen seorang
manajer beberapa pabrik pemintalan kapas di New Lanark Skotlandia,
menekankan pentingnya unsur manusia dalam produksi. Dia membuat perbaikan-
perbaikan dalam kondisi kerja, seperti pengurangan hari kerja standar, Dia bah
wa melalui perbaikan kondisi karyawanlah yang akan menaikan produksi dan keu
ntungan, disamping itu juga Robert Owenmengembangkan sejumlah prosedur
kerja yang juga memungkinkan peningkatan produktivitas.
b. Charles Babbage (1972-1871) Charles Babbage seorang Profesor matematika
dari Inggris,mencurahkan banyak waktunya untuk membuat operasi-operasi
pabrikmenjadi lebih Efisien. Dia dipercaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip
ilmiah pada proses kerja akan menaikan produktifitas dan menurunkan
biaya.Babbage adalah penganjur pertama prinsip pembagian kerjamelalui
spesialisasi. Setiap tenaga kerja harus diberi latihan keterampilanyang sesuai
dengan setiap operasi pabrik.

Kelebihan teori Klasik

1. Memberikan kontribusi mengenai pembentukan organisasi


secara birokrasi atas dasar hierarki yang sampai saat ini masih banyakdigunakan oleh
organisasi-organisasi modern
2. Memberikan anatomi organisasi formal dengan empat unsur pokokyang selalu muncul
dalam organisasi formal
3. Memberikan tiang dasar penting dalam organisasi

formal Keterbatasan Teori Manajemen Klasik

1. Menganggap manusia sebagai mesin yaitu manusia akan terusmenerus bekerja keras
dan memaksakan dirinya seperti robot jikadiberi imbalan yang lebih. Padahal
kenyataanya tidak begitu, manusia mempunyai perasaan cinta, rindu, sakit, dan
sebagainya yang walaupun di beri imbalan pada saat tertentu mereka menolaknya

1
2. Teori ini juga beranggapan bahwa jika pekerjaan seseorang semakin dispesialisasi,
maka produktifitas mereka akan semakin bagus
dan banyak (tinggi). Namun pada kenyataannya terdapat titik jenuh yang menurunkan
produktifitas dari spesialisasi kerja manusia tersebut karena manusia mempunyai rasa
bosan dan jenuh.
3. Merangsang berfikir yang mengutamakan konformitas dan formalitas.
4. Merupakan rutinitas yang membosankan padahal manusia mempunyaititik jenuh atau
bosan terhadap suatu pekerjaan yan diulang terus-menerus secara monoton.
5. Ide-ide inovatif tidak sampai kepada pengambil keputusan karena panjangnya
jalur komunikasi hal ini disebabkan karena adanya sistem birokrasi yang panjang
6. Terlalu banyak aturan yang berbelit-belit
7. Kecenderungan menjadi orwelian, yaitu keinginan birokrasi mencampuri (turut
melaksanakan) bukan mengendalikan urusan

2. Teori Perilaku (Neo-Klasik)


Perspektif manajemen perilaku menekankan pada pentingnya manajemen
memerhatikan perilaku dan kebiasaan individu manusia terdapat dalam sebuah organisasi
dan pentingnya pula manajemen melakukan perubahan perilaku dan kebiasaan manusia
yang ada dalam organisasi agar organisasi dapat berjalan dengan baik (Erni Tisnawati
Sule. 2005:38).
Perspektif manajemen perilaku banyak dipengaruhi oleh konsep-
konsep psikologi yang diaplikasikan dalam sebuah industri (Erni Tisnawati Sule.2005:38).
Teori Neo Klasik dalam (Hani, 2008) dalam hubungan manusiawi ini muncul karena
adanya ketidakpuasan terhadap pendekatan klasik yang tida k sepenuhnya menghasilkan
efisiensi dan keharmonisan kerja. Dalam aliran ini, pembahasan sisi perilaku manusia
dalam organisasi menjadi penting seperti yang dikemukakan oleh beberapa tokoh dibawah
ini:
a. Hugo Munsterberg (1863-1916)Sebagai pencetus psikologi industri, Hugo terkenal
dengan sebutan “bapak psikologi industri”. Hugo menyampaikan bahwa untul
mencapai peningkatan produktivitas dalam pekerjaan, dapat dilakukan dengan
melalui 3 cara yaitu:

1
1) Penemuan best possible person (orang yang terbaik)
2) Penciptaan best possible work
3) Penggunaan best possible effect untuk memotivasi karyawan.

Munsterberg juga menyarankan penggunaan teknik-teknik yangdiambil dari


psikologi eksperimen. Sebagai contoh, berbagai metode yangdilakukan dalam memilih
karakteristik yang cocok dengan kebutuhan suatu jabatan.

b. Elton Mayo (1880-1949) Elton Mayo (1880-1949) dan percobaan-


percobaan hawthorne “Hubungan manusiawi” yang merupakan istilah umum sering
menggambarkan cara seorang manajer berinteraksi dengan bawahannya. Bila
“manajemen personalia” memotivasi lebih besar untuk lebih baik dalam bekerja,
maka hubungan manusiawi dalam organisasi tersebut “baik” dan begitu juga
sebaliknya. Untuk menciptakan hubungan manusiawi yang selalu baik, hendaknya
manajer harus memahami mengapa karyawan bertingkah seperti yang hendak
mereka lakukan dan faktor-faktor apa saja yang memotivasi mereka untuk
melakukan haldemikian.

Jadi, kesimpulan teori neo klasik menurut beberapa ahli yakni, dimana teori neo klasik
lebih menekankan pada aspek psikologi seseorang, seperti hubungan manajer dengan
bawahannya, seperti pemberian motivasi kepada karyawan, penempatan pekerjaan
yang sesuai dengan bidangnya.

Kelebihan teori Neo Klasik:

1. Menekankan pentingnya aspek psikologis dan sosialsebagai individu maupun sebagai


bagian kelompok.

Kelemahan teori neo-klasik:

1. Terlalu terpusat pada aspek hubungan antar manusia dlm organisasi

2. Mengabaikan masalah struktur pembagian tugas, wewenang &tanggung jawab dalam


organisasi.

1
3. Teori Manajemen Modern
Dalam Handoko. T. Hani (2008: 53), masa manajemen
modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda. Jalur pertama merupakan pengemban
gan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal sebagai perilaku organisasi dan yang
lain dibangun atas dasar manajemen ilmiah, dikenal sebagai aliran kuantitatif. Teori
modern lebih menekankan pada unsur manusia, pemahaman prinsip-
prinsip dan konsep manajemen, memberikan kesempatan pada karyawan untuk
memuaskan seluruh kebutuhan mereka, adanya komitmen melalui partisipasi dan
keterlibatan para karyawan, membangun pola dan manajemen pengawasan atas dasar
pengertian positif.

Kelebihan teori Modern :


a. Teori Organisasi modern memandang semua unsur organisasisebagai satu
kesatuan.
b. Sistem Terbuka menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahanlingkungan
Kekurangan teori modern:
a. Konsep manajemen modern sulit dipahami karena perhitungannyayang sulit

1
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen Bimbingan dan Konseling merupakan segala upaya menggerakkan individu


atau kelompok untuk bekerjasama dalam mendayagunakan sumber daya di dalam suatu
sistem untuk mencapai suatu tujuan untuk mendayagunakan secara optimal semua komponen
atau sumber daya dan sistem informasi berupa himpunan data bimbingan untuk
menyelenggarakan pelayanan bimbingan konseling dalam mencapai tujuan. Program
bimbingan dan konseling adalah seperangkat kegiatan yang dirancang oleh konselor di
sekolah. Pelaksanaan dan Pengarahan Program Bimbingan Konseling ada 2 program, yaitu
Program tahunan sebagai program sekolah dan Program kegiatan layanan bagi setiap Guru
Pembimbing. Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling merupakan upaya
menilai effisiensi dan efektifitas pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

Supervisi Kegiatan Bimbingan dan Konseling untuk mengendalikan personil pelaksana


bimbingan konseling, memantau kemungkinan kendala yang muncul dan dihadapi personil
dalam pelaksanaan tugasnya, mencapai jalan keluar terhadap hambatan dan permasalahan.
Manajemen diperlukan dalam pelayanan bimbingan dan konseling untuk mencapai tujuan
yang telah dirumuskan sebelumnya, serta untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pada akhir
tujuan pelayanan bimbingan di sekolah. Pola manajemen disusun dengan kesesuaian antara
konsep dengan kondisi yang dihadapi sekolah tersebut.

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat penulis susun. Penulis menyadari masih banyak
kekurangan, baik dalam sistematis pembuatan makalah maupun materi makalah yang
disajikan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

1
DAFTAR PUSTAKA

A, H. (2005). Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Pers.

Ahmad, S. (2017). Kajian Ilmu Pendidikan. Desain Pembelajaran SMA Plus Negeri 2 Banyuasin
III Berbasis Karakter Di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN, 403–432.
Amti, P. d. (1999). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Badarudin, A. (2016.). Supervisi Bimbingan dan Konseling. Malang: UIM PP SPI.
Hani, H. T. ( 2008). Manajemen. Jakarta : BPFE.
Hendrarno, E. (2003). Bimbingan dan Konseling. Semarang: Swadaya Manunggal,.
Herujito, Y. M. (2004). Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: PT. Grasindo.
Kalamudin. (1989). Manajemen. Padang: IKIP.
Latipun. (2010). Psikologi Konseling. Malang: UMM Pers.
Luthans, R. M. (1991). Management Internationa. New York: Graw Hill.
mashudi, F. (2013). anduan Evalusi & supervisi bimbingan dan konseling. Yogjakarta: Diva
press.
Murniati. (1992). Pengantar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Grafindo Pustaka Utama.
Raupu, S. &. (2019). Sekolah Dalam Meningkatkan Profesional Guru . Journal of Islamic
Education .
Saefullah, E. T. (2005). Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sodik, A. (2022). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Syukur, F. (2011). Manajemen Pendidikan Berbasis pada Madrasah. Semarang: Pustaka Rizki
Putra.
Tilaar, H. (2002). Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai