Anda di halaman 1dari 16

LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 11, No.

2, Juli 2021 e-ISSN 2549-2594

ANALISIS KESOPANAN TINDAK TUTUR DIREKTIF


DALAM PEMBELAJARAN DARING
KAJIAN: PRAGMATIK
Muhamad Alfin Alfiansyah1, Wahya2, Abu Sufyan3
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran
Surel: muhamad15038@mail.unpad.ac.id1
wahya@unpad.ac.id2
abu.sufyan@unpad.ac.id3

Abstrak

Artikel ini berjudul Analisis Kesopanan Tindak Tutur Direktif dalam


Pembelajaran Daring: Kajian Pragmatik. Penelitian ini membahas
mengenai penggunaan tindak tutur direktif yang digunakan dalam
sebuah interaksi antara guru dan siswa melalui media dalam jaringan
(daring) menggunakan aplikasi Whatsapp. Pembelajaran daring
merupakan metode pengganti pembelajaran di ruang kelas selama situasi
pandemi Covid-19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif, yaitu dengan menghasilkan data deskriptif berupa data
tulisan secara sistematis, faktual, dan akurat.. Sumber data diambil dari
riwayat percakapan antara guru dan siswa di SMPN 1 Ibun Kabupaten
Bandung. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tangkapan
layar dari ponsel guru mata pelajaran bahasa Sunda yang berperan
sebagai narasumber. Penelitian ini bertujuan mengaplikasikan tuturan
direktif yang mempunyai fungsi agar mitra tutur melakukan sesuatu
dengan prinsip kesopanan serta menganalisis tuturan siswa yang baru
menginjak masa transisi dari anak-anak ke remaja dengan
memperhatikan penyampaian pesan teks kepada guru. Teori yang
digunakan merupakan pandangan yang dikemukakan oleh Ibrahim
(1993) dengan mengklasifikasikan tuturan direktif ke dalam enam
bentuk klasifikasi, yaitu requestivies, questions, requirement,
prohibitives, advisories, dan permissive dan prinsip kesopanan yang
dikemukakan oleh Leech (1993). Hasil dari penelitian ini menunjukkan
interaksi lebih didominasi oleh tindak tutur yang fungsi sebagai pemberi
saran (advisories) serta ditemukan banyak pelanggaran maksim
kemurahan (generosity maxim) selama berlangsungnya pembelajaran
daring.

Kata kunci: pragmatik, prinsip kesopanan, tindak tutur direktif, fungsi,


perintah.

53
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 11, No. 2, Juli 2021 e-ISSN 2549-2594

Abstract

This study is entitled analysis politeness of directive speech act on the


network study: pragmatic studies. The study discusses the use of
directive speech act used during the interaction between teachers and
students in online learning through the WhatsApp application. Online
learning is a method for subtitute learning in the classroom during the
covid-19 pandemic situation. The method used in this study is a
qualitative method, which results in descriptive data of systematically,
factual, and accurate written data. Data sources are drawn from the
history of conversations between teachers and students in Junior High
School Ibun in Bandung Regency. Data collection involves using the
screenshots from the Sundanese teacher's phone. The aim of the study is
to analyze the directive speech function that makes speech partners do
something politely. As well as analyzing the speech of students who have
just entered the transition period from children to adolescents how to
speech to teacher with text massaging. The theories used are Ibrahim's
(1993) six classification of directive speech; requestivies, questions,
requirement, prohibitives, advisories, and permissive, and Leech's
(1993) politeness principles theory. The results of the analysis show that
the interaction is dominated by advisories speech act and a lot of
generosity maxim violation during online learning.

Keywords: Pragmatic, politeness principles, directive speech act,


function, order

54
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.11, No.2, Juli 2021 e-ISSN 2549-2594

mitra tutur. Dengan begitu, komunikasi


PENDAHULUAN akan berjalan dengan baik. Hubungan
Bahasa merupakan anugerah dari antara penutur dengan mitra tutur dalam
Tuhan Yang Mahakuasa karena melalui ilmu linguistik dikaji dengan
bahasa, manusia dapat memahami satu menggunakan kajian pragmatik.
sama lain dengan berkomunikasi, dan Pragmatik adalah cabang ilmu
dapat saling menyampaikan pesan, linguistik yang berkonsentrasi
perasaan, serta keputusan. Secara mengenai makna konseptual yang
ilmiah, kajian bahasa diteliti dengan disampaikan oleh penutur atau penulis
menggunakan ilmu linguistik. dan ditafsirkan oleh lawan tutur yang
Keilmuan linguistik terbagi atas dua berperan sebagai pendengar atau
cabang yaitu mikrolinguistik dan pembaca agar diketahui maksud
makrolinguistik. Mikrolinguistik tuturannya. Tindak tutur merupakan
mempelajari unsur terkecil suatu bahasa salah satu topik yang dibahas dalam
dan berfokus pada kajian internal pragmatik. Tindak tutur menghasilkan
bahasa itu sendiri seperti fonem, dampak psikologis terhadap mitra tutur.
morfem, sintaksis, semantik. Sementara Implementasi teori pragmatik dapat
itu, makrolinguistik membahas unsur diterapkan untuk penelitian di berbagai
bahasa secara luas serta mengaitkan bidang, yaitu kedokteran, sosial
hubungan dengan bidang keilmuan di kemasyarakatan, pendidikan dan lain
luar bahasa. sebagainya.
Manusia sebagai makhluk sosial Dunia pendidikan menjadi fokus
memerlukan komunikasi untuk utama pada penelitian ini karena pada
menyampaikan informasi, berupa praktiknya pendidikan melibatkan
pesan, ide, ataupun gagasan dari satu interaksi antara guru dengan murid,
individu ke individu lain. Bentuk pengajar dan yang diajar. Kegiatan
komunikasi terdiri atas komunikasi belajar mengajar sangat dibutuhkan
verbal dan nonverbal. Komunikasi tujuannya agar siswa dapat menyerap
verbal menggunakan media bahasa ilmu yang diberikan oleh guru.
yang berupa kata-kata, baik secara lisan Umumnya, kegiatan tersebut dilakukan
maupun tulisan, sementara komunikasi di dalam ruang kelas, namun sejak
nonverbal menggunakan gerakan adanya pandemi virus (coronavirus
anggota tubuh seperti gestur, mimik disease 2019) Covid-19 menuntut para
wajah, tindakan dan lain sebagainya. guru dan siswa untuk mengadakan
Pada umumnya komunikasi kegiatan belajar mengajar di rumah
dilakukan secara verbal melalui media dengan memanfaatkan metode
bahasa oleh karena itu penggunaan pembelajaran dalam jaringan (daring)
bahasa sangat penting dalam suatu melalui sambungan internet. Hal
interaksi sosial, bahasa yang baik tentu tersebut untuk mengantisipasi
akan menghasilkan komunikasi yang penyebaran virus agar tidak semakin
baik pula. Oleh karena itu, penutur meluas. Metode belajar yang digunakan
yang menuturkan bahasa tentu sangat oleh guru dan siswa dalam
memperhatikan tuturan yang pembelajaran daring sangat beragam di
disampaikan kepada mitra tutur, antaranya aplikasi Zoom, Google Meet,
sebaliknya mitra tutur harus paham Google Classroom, pesan Whatsapp,
dengan konteks yang diungkapkan oleh video pembelajaran dan lain

55
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.11, No.2, Juli 2021 e-ISSN 2549-2594

sebagainya. Penggunaan teknologi guru dalam tingkatan tersebut


tersebut adalah upaya agar mempunyai wewenang untuk
pembelajaran tetap berjalan di tengah memberikan nasihat, mengajak,
situasi pandemi dan jarak yang saling memerintah, melarang, memberikan
berjauhan. izin, dan memberikan pertanyaan
Aplikasi Whatsapp umumnya kepada siswa. Hal tersebut yang
digunakan untuk mengirim pesan teks melatarbelakangi adanya penggunaan
(message), pesan suara (voice note), fungsi tuturan direktif di dalam ranah
panggilan suara (voice call), dan pendidikan.
panggilan video (video call) layanan Penelitian mengenai penggunaan
tersebut memungkinkan adanya tindak tutur direktif telah dilakukan
interaksi antar pengguna. Percakapan oleh beberapa peneliti sebelumnya.
melalui aplikasi Whatsapp sendiri Penelitian-penelitian tersebut di
banyak dimanfaatkan oleh siswa saat antaranya:
pembelajaran daring, siswa (1) Asra (2018) dalam prosiding
memanfaatkan aplikasi tersebut untuk Seminar Nasional yang
menanyakan tugas, mengirim bentuk bertajuk Kajian Bahasa, dan
visual tugas yang diberikan guru, dan Pengajarannya membahas
berdiskusi di grup yang beranggotakan mengenai Analisis Tindak
guru dan siswa-siswa kelas tersebut. Kesantunan Direktif dalam
Sumber data yang diamati dalam Pesan WhatsApp. Penelitian
penelitian ini merupakan fungsi direktif tersebut menggunakan metode
yang digunakan pada saat percakapan klasifikasi fungsi direktif dari
guru dan siswa di SMP Negeri 1 Ibun Ibrahim (1993) yang
Kabupaten Bandung. Mata pelajaran mengklasifikasikan fungsi
yang diajarkan adalah bahasa Sunda direktif ke dalam enam fungsi
kelas 7. Fungsi tindak tutur direktif yaitu requestives, questions,
digunakan dalam penelitian ini pada requirements, prohibitives,
saat guru dan siswa berinteraksi melalui permisives, dan advisories.
jaringan internet. Data diperoleh dari Hasil penelitian tersebut
tangkapan layar narasumber yang menunjukkan dua hubungan
berprofesi sebagai guru mata pelajaran sosial yang berkaitan dengan
bahasa Sunda. bentuk tindak kesantunan
Penggunaan bahasa yang sopan direktif dalam pesan WhatsApp
merupakan hal yang penting dalam yaitu hubungan simetris dan
dunia pendidikan karena bahasa yang asimetris. Hubungan simetris
lebih sopan tingkat tuturnya dinilai menggunakan strategi positif
lebih berpendidikan. Hal tersebut dan negatif politeness
berlaku pada tuturan direktif yang sementara, hubungan asimetris
ditemukan dalam interaksi di ranah posisi superior menggunakan
pendidikan yang berfokus pada strategi positif politeness untuk
percakapan antara guru dengan siswa. pertanyaan (questions),
Dalam interaksi tersebut, terdapat perintah (requirements),
hubungan sosial yang asimetri, yaitu permintaan (requestivies),
tingkat superioritas seorang guru dan larangan (prohibitives),
inferioritas seorang murid. Seorang pemberian izin (permisives),

56
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.11, No.2, Juli 2021 e-ISSN 2549-2594

nasihat (advisories), posisi Whatsapp dalam upaya menunjang


inferior menggunakan strategi proses pembelajaran daring serta
negatif politeness untuk penanda imperatif yang digunakan.
bertanya dan meminta izin. Menurut Ibrahim (1993, hlm. 28-33)
(2) Astuti (2017) dalam sebuah fungsi direktif terbagi menjadi enam
jurnal yang berjudul kategori yaitu (1) Requestives berfungsi
Kesantunan Tuturan Direktif untuk mengekspresikan keinginan agar
dalam Interaksi Pembelajaran mitra tutur bertindak. Kata kerja yang
di SMA. Penelitian tersebut umumnya digunakan pada ekspresi ini
menggunakan teori dan adalah meminta, memohon,
panduan analisis berdasarkan mengundang, mengajak. (2) Questions
teori tindak tutur direktif Bach atau request merupakan bentuk
dan Harnish. Penelitian tersebut permohonan kepada mitra tutur agar
bertujuan untuk mengetahui memberikan informasi; fungsi direktif
bentuk kesantunan direktif ini umumnya digunakan untuk
siswa SMA 1 Batu. Bentuk bertanya, mengintrogasi, menyelidik (3)
tuturan direktif yang digunakan Requirements mengekspresikan
yaitu direktif permintaan, keinginan agar mitra tutur bertindak
direktif pertanyaan, direktif sesuai dengan keinginan penutur.
perintah, direktif larangan, Penutur memiliki kewenangan dalam
direktif pemberian izin, dan memerintah dan mengomandoi atau
direktif nasihat. Hasil dari mengatur mitra tutur. (4) Prohibitives
penelitian tersebut guru kategori direktif ini berfungsi untuk
melakukan kesantunan secara melarang atau tidak melakukan sesuatu.
dominan melalui perintah, (5) Permissives mengekspresikan suatu
larangan, izin, dan nasihat. bentuk persetujuan yang diberikan
Sedangkan bentuk tuturan penutur kepada mitra tutur; kategori ini
direktif dilakukan oleh guru dilatarbelakangi adanya kepercayaan
dan siswa dengan penutur kepada mitra tutur (6)
mempertimbangkan aspek Advisories suatu ekspresi penutur yang
budaya. dimaksudkan untuk memberikan saran
Kedua penelitian tersebut menjadi kepada mitra tutur.
tolok ukur peneliti untuk menggunakan Prinsip kesopanan menurut Yule
teori sebelumnya untuk digunakan (2014, hlm. 104) sebagai suatu konsep
dalam penelitian ini. Penggunaan yang tegas seperti gagasan ‘tingkah
kalimat yang dituturkan oleh siswa laku sosial yang sopan’ atau etiket,
SMA dengan SMP akan berbeda, terdapat dalam budaya. Menurut
menjadi sebuah latar belakang peneliti (Leech, 1983, hlm. 104) dalam
untuk mengetahui pola pikir serta pendapatnya menyatakan bahwa sopan
bahasa yang diucapkan anak dalam santun tidak hanya mengenai
tahap perkembangan saat memasuki keberadaban saja, namun makna yang
masa awal remaja atau masa pubertas. diperoleh dari sopan santun adalah
Pada penelitian ini penulis melanjutkan kaitan yang hilang antara prinsip kerja
penelitian dengan mengidentifikasi sama dengan daya dan makna. Terdapat
masalah mengenai interaksi secara enam maksim yang menjadi prinsip
jarak jauh melalui aplikasi pesan dasar kesopanan bahasa dikemukakan

57
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.11, No.2, Juli 2021 e-ISSN 2549-2594

oleh Leech (1993) maksim-maksim hasil tangkapan layar, kemudian


tersebut di antaranya, maksim menganalisis sesuai dengan teori yang
kebijaksanaan (tact maxim), maksim dikemukakan oleh Ibrahim (1993)
kemurahan (generosity maxim), mengenai klasifikasi tindak tutur
maksim penerimaan (approbation direktif dan prinsip kesopanan yang
maxim), maksim kerendahan hati dikemukakan oleh Leech (1983). Proses
(modesty maxim), maksim kecocokan pengamatan dan pengumpulan data
(agreement maxim), dan maksim dilakukan dari bulan Juli sampai
kesimpatian (sympathy maxim). Desember 2020, atau pada semester
Fokus utama penelitian ini ganjil tahun ajaran 2020/2021.
menitikberatkan pada penggunaan Setelah data terkumpul, tahapan
fungsi tuturan direktif serta strategi selanjutnya adalah menganalisis data.
kesopanan yang digunakan oleh Metode analisis yang digunakan dalam
penutur dan mitra tutur. Manfaat penelitian ini menggunakan metode
teoretis penelitian ini untuk padan pragmatis dengan mitra tutur
mengklasifikasikan secara rinci sebagai alat penentu. Hal tersebut
mengenai penggunaan fungsi tindak sesuai dengan pendapat dari Sudaryanto
tutur direktif, serta perilaku tutur yang (2015, hlm. 19) Kalimat perintah atau
dianalisis menggunakan strategi imperatif adalah kalimat yang
kesopanan. Manfaat praktis penelitian diucapkan menimbulkan reaksi
ini adalah untuk mengetahui perilaku tindakan tertentu dari mitra wicaranya
interaksi guru dengan siswa melalui maka orang yang bersangkutan berada
metode daring sebagai salah satu media dalam jalur kerja metode padan
pembelajaran jarak jauh. Data disajikan pragmatis. Metode padan dibagi ke
dalam bentuk penggalan percakapan dalam lima sub jenis yaitu referensial,
yang telah diklasifikasikan berdasarkan fonetis artikulatoris, translasional,
fungsi tuturan direktif. ortografis, dan pragmatis.
Pada tahapan penyajian hasil
METODE analisis data, peneliti menentukan
Penelitian ini dilakukan dengan tiga konteks kalimat melalui penggalan
tahap, yaitu tahap pengumpulan data, percakapan yang termasuk dalam
analisis data, dan penyajian hasil kalimat perintah atau tindak tutur
analisis data.
direktif yaitu kalimat yang bila
Metode pengumpulan data yang
digunakan berupa metode simak diucapkan akan menimbulkan reaksi
dengan teknik catat. Penulis menyimak tindakan tertentu dari mitra tutur.
percakapan melalui tangkapan layar Pengklasifikasian berdasarkan enam
yang dikirimkan oleh narasumber yang fungsi tindak tutur direktif, yaitu: (1)
berprofesi sebagai guru bahasa Sunda Requestivies (meminta); (2) Questions
kelas 7 di SMP Negeri 1 Ibun (bertanya untuk mendapatkan
Kabupaten Bandung, Jawa Barat yaitu
informasi); (3) Requirement
Raihani Rieska Dzulhijani (23 tahun)
beserta siswa. Penulis mencatat tuturan (memerintah); (4) Prohibitives
dengan memperhatikan konteks tuturan (melarang); (5) Advisories (memberi
direktif dari setiap percakapan melalui saran); (6) Permissive (memberi izin).

58
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.11, No.2, Juli 2021 e-ISSN 2549-2594

Selanjutnya, peneliti menggunakan Data (1) menunjukkan urutan teks


analisis prinsip kesopanan untuk percakapan antara murid dengan guru.
mengetahui perilaku tutur yang Pada awal tuturan, murid mengucapkan
salam dengan ucapan
memiliki perbedaan tingkat sosial yaitu
Assalamualaikum sebagai tindak
guru dengan murid. Maksim yang ekspresif berupa fatis yang berfungsi
digunakan sebagai berikut: maksim untuk memulai percakapan dan sebagai
penerimaan; maksim kerendahan hati; penanda bahwa penutur merupakan
maksim kecocokan; maksim pemeluk agama Islam, tujuan siswa
kemurahan. menuturkan kalimat tersebut adalah
untuk meminta tugas yang telah
diberikan guru namun siswa tersebut
HASIL DAN PEMBAHASAN
belum mendapatkannya. Oleh karena
Tindak tutur direktif dengan strategi itu, siswa tersebut meminta tugas
kesopanan merupakan dasar utama kembali kepada guru.
dalam menganalisis data. Data disajikan Konteks kalimat tersebut
berdasarkan tuturan direktif yang dikategorikan sebagai bentuk tindak
digunakan saat interaksi antara guru tutur direktif requirement (meminta).
dan murid. Percakapan berlangsung Hal tersebut dibuktikan dengan adanya
dalam sebuah aplikasi pengirim pesan penanda kata kerja (v) nyuhunkeun
Whatsapp. Penyajian data dapat ‘minta’ tindak tutur yang dipakai oleh
diklasifikasikan berdasarkan penutur untuk meminta orang lain
penggunaan tindak tutur direktif dan melakukan sesuatu. Kata nyuhunkeun
strategi kesopanan dengan pemenuhan merupakan kata turunan dari kata dasar
dan pelanggaran maksim sebagai suhun dengan awalan alomorf N-
berikut. (nasal) sebagai penanda bentuk aktif
(Djajasudarma, 2013, hlm. 56) dan
1. Analisis Data akhiran -keun dalam morfologi bahasa
Analisis data disajikan dalam bentuk Sunda kata tersebut merupakan makna
kategori fungsi tindak tutur direktif dan kategorial imperatif (Djajasudarma,
prinsip kesopanan. 2013, hlm. 81)
Data (2) merupakan penggalan
1.1 Fungsi Direktif Requestivies percakapan yang terdapat pada grup
(meminta): kelas 7 siswa meminta agar guru
(1) Siswa :Assalamualaikum bu mempercepat waktu dimulainya
hoyong nyuhunkeun tugas pelajaran. Setelah beberapa menit, guru
sundana soalna teu acan mengirimkan file berupa video
kenging videona pembelajaran materi bahasa Sunda
‘Assalamualaikum bu mau yang telah disajikan untuk menunjang
minta tugas sunda karena aktivitas belajar daring. Kalimat yang
saya belum dapat digunakan siswa dalam grup tersebut
videonya’ menggunakan kata buru berjenis kelas
(2) Siswa : buru lila b(e)lajar teh kata verba, diikuti kata lila ‘lama’
‘cepat, lama belajarnya’ termasuk kelas kata adjektiva serta kata
belajar teh ‘belajar’ verba dilengkapi
partikel teh sebagai penegas.

59
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.11, No.2, Juli 2021 e-ISSN 2549-2594

1.2 Fungsi Questions (bertanya untuk


mendapatkan informasi) 1.3 Direktif Requirement
(memerintah)
(3) Siswa : Saha nya admin na pang
ngalebetke(u)n ka grup (5) Guru: Perkenalkeun heula bageur
Sunda abi te(u) acan upami nga WA ka guru téh
ngerjake(u)n tugas ‘perkenalkan diri terlebih
‘siapa ya adminnya(?) dahulu anak baik, kalau mau
tolong masukan ke grup menghubungi guru melalui
Sunda saya belum WA (whatsapp)’
mengerjakan tugas’ (6) Guru: Ai ibu miwarangna kumaha?
(4) Siswa : Aya tugas teu kamari Sesuai perintah atuh. Ti awal
soalna karek muka grup? ge ibu nyarios, tugasna di
‘apakah kemarin ada tugas buku catatan.
soalnya baru membuka ‘Ibu memerintahkannya
grup?’ bagaimana? Harus sesuai
perintah. Dari awal ibu sudah
Struktur kalimat untuk data (3) menyampaikan tugasnya di
merupakan bentuk kalimat interogatif, buku catatan.’
hal tersebut dilatarbelakangi fungsi Data (5), guru memberikan kalimat
direktif questions yang meminta mitra direktif kepada siswa yang tidak
tutur agar memberikan informasi menyebut identitasnya saat memulai
melalui pertanyaan. Kalimat tersebut percakapan dengan guru. Kalimat
dikirim oleh siswa kepada guru untuk tersebut termasuk ke dalam bentuk
memberikan jawaban siapa yang tuturan direktif requirement atau
menjadi admin di grup Whatsapp kelas. perintah. Kalimat tersebut bertujuan
Kata bantu tanya saha ‘siapa’ agar siswa dapat dengan jelas
merupakan penanda untuk direktif memberitahukan siapa yang telah
questions penanda tersebut berada di menghubungi. Keterangan pelaku
awal kalimat yang mempunyai pola diperlukan agar komunikasi tetap
kalimat interogatif, kata -nya sebagai berlangsung antara siswa dengan guru.
penegas dan adminna merupakan objek.
Kemudian terdapat kata turunan bentuk Struktur kalimat tersebut merupakan
verba pang ngalebetkeun prefiks pang kalimat imperatif karena terdapat sufiks
bergabung dengan verba ngalebetkeun -keun pada awal kalimat perkenal-keun
‘masukkan’ yang mempunyai bentuk secara bahasa hal tersebut termasuk
dasar verba lebet ‘masuk’ + sufiks keun dalam campur kode karena diawali oleh
yang mempunyai peran membentuk prefiks perkenal+keun yang termasuk
verba imperatif. ke dalam bahasa Indonesia sementara
Data (4) mempunyai fungsi sufiks -keun dalam bahasa Sunda
questions ‘pertanyaan’. Kalimat memiliki makna perintah. Kata Bageur
tersebut diklasifikasikan ke dalam ‘baik’ merupakan fungsi ekspresif
tuturan direktif questions karena untuk mempertahankan kalimat. Upami
terdapat penanda kata yang menuntut merupakan bentuk kata hubungan
jawaban dari mitra tutur yaitu jawaban syarat dengan kata selanjutnya yaitu
ya atau tidak. nga-wa. Kata WA merupakan bentuk

60
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.11, No.2, Juli 2021 e-ISSN 2549-2594

abreviasi dari WhatsApp termasuk digunakan yaitu berupa kata yang


dalam kelas kata nomina yang bermakna sebagai sebuah anjuran.
menggunakan prefiks nga- yang Penggunaan kata tong dalam bahasa
bermakna aktif serta ‘ka guru teh’ Sunda mempunyai makna jangan,
merupakan frasa eksosentris. Kalimat fungsi guru sebagai orang yang
tersebut mempunyai makna bersyarat mempunyai wewenang untuk melarang
apabila hendak menghubungi guru, muridnya melakukan sesuatu yang
harus memenuhi perintah dari guru tidak layak diucapkan oleh murid.
yaitu memperkenalkan diri. Data (8) merupakan reaksi seorang
Data (6) diawali dengan kalimat siswa kepada temannya yang ada dalam
interogatif, namun kalimat tersebut satu grup percakapan kelas 7. Pada
tidak menuntut jawaban dari mitra tutur percakapan sebelumnya siswa yang
dan berfungsi sebagai pengingat kepada dilarang berbicara seperti itu
mitra tutur bahwa tugas tersebut sudah mengungkapkan kalimat tugas mana
diingatkan. Pada kalimat sesuai tugas yang ditujukan kepada guru,
perintah atuh yang berarti ‘sesuai karena orang yang selalu memberi
perintah’ merupakan tuturan direktif tugas sekolah adalah guru. Penutur
requirement secara konteks kalimat merespon dengan tanggapan jangan
tersebut merupakan penegasan bahwa gitu ga sopan. Jangan merupakan
siswa harus turut dengan yang penanda untuk direktif prohibitives
diperintahkan sebelumnya. Penanda (melarang) gitu ‘begitu’ adalah
gramatikal untuk fungsi direktif ungkapan atas perilaku tutur temannya.
requirement adalah sesuai perintah Sementara, kata ga sopan ‘tidak sopan’
atuh. Kata ‘sesuai’ termasuk ke dalam merupakan tindak tutur asertif atas
kelas kata adjektiva yang memiliki perilakunya atau untuk menjelaskan
makna sama. Kata perintah termasuk bahwa hal tersebut tidak pantas
dalam kelas kata nomina yang memiliki diucapkan.
arti perkataan yang digunakan untuk
melakukan sesuatu. Diikuti partikel 1.5 Direktif Advisories (memberikan
atuh sebagai penegas dalam bahasa saran)
Sunda kata atuh berfungsi sebagai (9) Siswa : Bu abi di anggap hadir nya
kecap pangagét lamun kitu mah kalau da ti nu grup teu
begitu (Kamus Basa Sunda R.A kasebatkeun
Danadibrata 2009, hlm. 39). ‘bu saya dianggap hadir saja
ya, karena di grup tidak
1.4 Direktif Prohibitives (melarang) disebutkan’
(7) Guru : tong kitu atuh nyariosna. (10) Guru : sabar bageur. Éta ku ibu
Jiga sanes s(a)r(e)(n)g guru nuju dikirim tugasna.
‘jangan begitu bicaranya, Loading da ibu teh ngirim
seperti bukan dengan guru’ ka 11 grup
(8) Siswa : jangan gitu ga sopan ‘sabar ya. Ibu sedang
‘jangan begitu tidak sopan’ mengirim tugasnya. Loading
(ing: memuat) soalnya ibu
Data (7) merupakan direktif mengirim ke 11 grup ’
larangan. Direktif larangan dapat (11) Guru : kedah sopan nga WA ka
diketahui melalui penanda yang guru mah. Ucapkeun salam

61
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.11, No.2, Juli 2021 e-ISSN 2549-2594

heula. Terus perkenalkan siapa yang mengirim pesan tersebut.


diri Struktur pembentuk kalimat data (11)
‘Harus sopan menghubungi membentuk kalimat imperatif. Penanda
lewat Whatsapp ke guru. gramatikal untuk tuturan data (11)
Ucapkan Salam terlebih berbentuk frasa kedah sopan 'harus
dahulu. Lalu perkenalkan sopan' merupakan frasa adjektiva.
diri.’ Data (12), pemberian saran
(12) Guru : Ih naha atuh. Ka diberikan oleh guru kepada siswa agar
rerencangan atuh ibu siswa tersebut meminta tugas kepada
kedah ngirim hiji2 maenya. temannya saja karena tugas tersebut
Ieu ge atos dikirim ka 11 telah dikirim ke masing-masing grup
grup kelas teh. kelas. Siswa tersebut belum
‘Ih kenapa? Minta ke teman mendapatkannya dengan alasan baru
saja, masa ibu harus bergabung di grup obrolan kelas. Jadi
mengirim satu satu. Ibu guru menyampaikan tuturan direktif
sudah mengirim ke 11 grup’ advisories ka rerencangan atuh ‘ke
teman saja’
Penggalan percakapan data (9)
merupakan tuturan siswa kepada 1.6 Direktif Permissive (memberikan
gurunya yang bertujuan untuk izin)
menyarankan guru agar dia dianggap (13) Guru : Sok atuh rapihkeun
hadir pada saar mengikuti kegiatan absenna ‘sila rapikan
sekolah daring. Data (8) menggunakan absennya’
penanda gramatikal hadir nya sebagai
penanda bentuk direktif advisories Data (13), kalimat tersebut termasuk
partikel -nya dalam bahasa Sunda ke dalam bentuk tuturan direktif yang
berarti ya atau ungkapan agar mitra berfungsi untuk memberikan izin
tutur menyetujui argumen penutur. kepada mitra tutur untuk melakukan
Data (10) merupakan penggalan sesuatu. Guru mempersilakan muridnya
percakapan yang digunakan guru agar merapikan absensi kelas yang
kepada muridnya agar bersabar. Frasa tidak beraturan. Penanda gramatikal
sabar bageur merupakan frasa yang digunakan sebagai direktif
adjektiva, penggunaan dua kata tersebut permissive adalah verba sok atuh
dikategorikan sebagai fungsi direktif ‘silakan kalau begitu’ kata tersebut
advisories karena memiliki fungsi mempunyai makna memberikan
untuk menyarankan siswa agar bersabar wewenang untuk melakukan sesuatu
serta kata bageur ‘baik’ memiliki kepada mitra tutur, verba sok atuh
fungsi ekspresif memuji siswa yang merupakan gabungan dari kata sok +
telah didiknya. atuh dalam bahasa Sunda kata atuh
Data (11), guru memberikan saran disebut sebagai kecap pangagét (Kamus
yang ditujukan kepada siswa yang telah Basa Sunda R.A Danadibrata 2009,
menghubungi melalui pesan Whatsapp. hlm. 39) kata atuh mempunyai arti
Isi dari data (11) sama dengan data 4 lamun kitu mah ‘kalau begitu’.
yaitu menyarankan untuk Kemudian diikuti frasa verba rapihkeun
memperkenalkan diri terlebih dahulu absenna ‘rapikan absennya’ yang
dikarenakan guru tidak mengetahui memberikan keterangan kalimat

62
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.11, No.2, Juli 2021 e-ISSN 2549-2594

sebelumnya yaitu sebagai makna pertanyaan dari siswa perkenalkan


imperatif untuk memberikan perintah heula bageur upami nga WA ka guru
agar menyusun kembali absen yang teh ‘perkenalkan diri terlebih dahulu
tidak beraturan. anak baik, kalau mau menghubungi
melalui WA (whatsapp) percakapan
2. Strategi Kesopanan antara guru dengan siswa tersebut telah
Strategi kesopanan digunakan untuk memenuhi maksim kemurahan karena
mengetahui perbedaan status sosial, kata bageur ‘baik’ merupakan bentuk
perilaku, dan etika dalam sebuah ekspresif dalam bahasa Sunda, kata
percakapan antara guru dengan siswa. tersebut memiliki makna konotatif
Strategi kesopanan yang digunakan tujuannya untuk memaksimalkan rasa
meliputi, pemenuhan maksim dan hormat kepada orang lain, hal tersebut
pelanggaran maksim. disebabkan perilaku siswa yang tidak
sesuai dengan yang diharapkan oleh
2.1 Pemenuhan Maksim guru.

2.1.1 Pemenuhan Maksim (10) Guru : sabar bageur. Éta ku ibu


kemurahan (Generosity Maxim) nuju dikirim tugasna.
Loading da ibu teh ngirim
Siswa : Assalamualaikum ka 11 grup
bu. Kalau bahasa ‘Sabar, ibu sudah
Sunda harus membuat mengirimkan tugasnya.
absen lagi? Masih menunggu karna ibu
(5) Guru : waalaikumsalam. mengirim ke 11 grup.’
Ieu sareng saha?
Perkenalkan heula Ungkapan tersebut tergolong ke
bageur upami nga dalam tuturan direktif yang berfungsi
WA ka guru téh memberi saran (advisories). Kalimat
‘Waalaikumsalam. Ini tersebut dituturkan oleh guru yang
dengan siapa? bertujuan untuk menenangkan siswa
perkenalkan diri agar bersabar. Penggunaan kata bageur
terlebih dahulu anak sama dengan data sebelumnya dan telah
baik, kalau mau memenuhi maksim kemurahan.
menghubungi guru
melalui WA 2.1.2 Pemenuhan maksim
(whatsapp)’ Kesepakatan (Agreement maxim)
(12) Guru : Ih naha atuh. ka
Data percakapan tersebut diawali rerencangan atuh ibu
oleh siswa yang menanyakan mengenai kedah ngirim hiji2
absensi mata pelajaran bahasa Sunda. maenya. Ieu ge atos
Kalimat tersebut diawali dengan dikirim ka 11 grup
pengucapan salam yaitu kelas teh.
Assalamualaikum yang bermakna ‘Ih kenapa? Minta ke
sebuah doa agar senantiasa selamat dan teman saja, masa ibu
sejahtera. Kemudian, guru menjawab harus mengirim satu
salam, dilanjutkan dengan menjawab

63
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.11, No.2, Juli 2021 e-ISSN 2549-2594

satu. Ibu sudah Tuturan yang digunakan siswa


mengirim ke 11 grup’ melanggar prinsip kesopanan yaitu
Siswa : muhun bu maksim pujian karena tidak terdapat
‘Baik, bu. sapaan honorifik berupa bu atau pak.
Serta tingkat tutur yang menggunakan
Data riwayat percakapan tersebut bahasa loma ‘bahasa yang digunakan
menunjukkan siswa menyetujui saran untuk teman sebaya’. Konteks tuturan
yang dituturkan oleh guru untuk tersebut ditujukan kepada guru karena
menanyakan tugas ke teman satu kelas siswa tersebut meminta agar mulainya
karena guru telah mengirim tugas waktu pembelajaran dipercepat.
tersebut ke-11 grup, percakapan
tersebut telah memenuhi maksim (3) Siswa : Saha nya admin na pang
kesepakatan. ngalebetke(u)n ka grup
Sunda abi te(u) acan
Siswa : Ass, Bu abi dianggap ngerjake(u)n tugas
hadir nya da tinu grup ‘siapa ya adminnya(?)
teu kasebat tolong masukan ke grup
‘Ass, bu saya dianggap Sunda saya belum
hadir, ya karena di grup mengerjakan tugas’
tidak terpanggil’
(13) Guru : Sok atuh rapihkeun Data tersebut siswa menggunakkan
absenna kalimat interogatif dengan penanda kata
‘sila rapikan absennya’ saha ‘siapa’ dalam kalimat tersebut
tidak terdapat strategi penghormatan
Data (13) merupakan ekspresi saat yang ditujukan untuk guru yaitu berupa
guru menyetujui permintaan siswa sapaan “bu” atau “pak”. Tanggapan
namun terdapat syarat yang harus Guru terhadap kalimat pertama dengan
dipenuhi oleh siswa yaitu merapikan tuturan direktif requirement “kedah
kembali absennya. Pada percakapan sopan nga WA ka guru mah. Ucapkeun
sebelumnya, siswa menggunakan salam heula. Terus perkenalkan diri”
tuturan direktif advisories yang ‘harus sopan mengirim WA ke guru.
berfungsi memberi saran. Percakapan Ucapkan salam terlebih dahulu. Lalu
tersebut memenuhi maksim perkenalkan diri’ kalimat tersebut
kesepakatan, kesepakatan tersebut mengekspresikan keinginan agar mitra
disetujui oleh guru yang mengabulkan tutur bertindak, hal itu dilatarbelakangi
permintaan saran dari siswa. penutur memiliki kewenangan yang
lebih tinggi dari mitra tutur.
2.2 Pelanggaran Maksim
(4) Siswa : Aya tugas teu kamari
2.2.1 Pelanggaran Maksim soalna karek muka grup?
Kemurahan (generosity maxim) ‘apakah kemarin ada tugas
soalnya baru membuka
(2) Siswa : buru lila b(e)lajar teh grup?’
‘cepat, belajarnya sudah
lama nih’ Data (4) diawali percakapan tanpa
kalimat salam dan tanpa sapaan berupa

64
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.11, No.2, Juli 2021 e-ISSN 2549-2594

“bu atau pak” pada tuturan kedua murid harus memaksimalkan kerugian
tersebut membuat sebuah kalimat terhadap diri sendiri. Dalam hal
pertanyaan mengenai pelajaran bahasa tersebut guru seharusnya memberikan
Sunda. Guru menanggapi dengan tugas sesuai yang diminta oleh siswa.
memberikan tuturan direktif
requirement. Simpulan dari analisis 2.2.3 Pelanggaran Maksim
data (4) bahwa murid tersebut Kesepakatan
melanggar maxim pujian (approbation
maxim) karena tidak menggunakan Siswa : Bu wios teu na polio g(e)
honorifik berupa sapaan di awal asalkan dikempelkeun ka ibu
percakapan. da tos terlanjur
‘Bu tidak apa apa
2.2.2 Pelanggaran Maksim menggunakan polio, asalkan
Penerimaan dikumpulkan ke ibu, karena
sudah terlanjur’
(1)Siswa : Assalamualaikum bu hoyong (6) Guru: Ai ibu miwarangna kumaha?
nyuhunkeun tugas sundana Sesuai perintah atuh. Ti awal
soalna teu acan kenging ge ibu nyarios, tugasna di
videona buku catatan.
‘Assalamualaikum bu mau ‘Ibu memerintahkannya
minta tugas sunda karena bagaimana? Harus sesuai
saya belum dapat videonya’ perintah. Dari awal ibu sudah
Guru: Waalaikumsalam aya dina bilang tugasnya di buku
grup videona. Saha ieu? catatan.’
‘Waalaikumsalam. Ada di Pada data tersebut, Siswa
grup videonya. Ini siapa? memberikan sebuah kalimat introgatif
Siswa: Teu aya bu soalna masuk dengan penanda kata teu ‘tidak’ yang
grupna telat. Enri Gunawan menuntut jawaban ya atau tidak, artinya
7j mendapat persetujuan guru atau tidak.
‘Tidak ada bu soalnya saya Dalam tuturan tersebut siswa melangar
masuk grupnya telat. Enrri maksim kesepakatan karena
Gunawan 7j sebelumnya guru telah memerintah
untuk mengerjakan tugas tersebut di
Pada percakapan tersebut, siswa E buku catatan. Sehingga tidak terdapat
meminta video berisi materi kecocokan dalam percakapan tersebut.
pembelajaran yang tidak sempat dia
terima dengan alasan terlambat
bergabung dengan grup kelas. Guru 2.2.4 Pelanggaran Maxim
saat diminta untuk mengirim tugas Kerendahan hati
dengan tuturannya tidak langsung
memberikan namun, memberi (7) Guru : tong kitu atuh nyariosna.
pertanyaan kembali karena siswa yang Jiga sanes s(a)r(e)(n)g guru
tidak sempat memperkenalkan diri di ‘jangan begitu bicaranya,
awal percakapan. Data tersebut seperti bukan dengan guru’
melanggar maksim penerimaan karena
dalam maksim tersebut peserta tutur

65
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.11, No.2, Juli 2021 e-ISSN 2549-2594

(11) Guru : kedah sopan nga WA ka Sunda kelas 7K. Siswa Z menanyakan
guru mah. Ucapkeun salam tugas yang belum diberikan dengan
heula. Terus perkenalkan menggunakan ungkapan tugas mana
diri ‘Harus sopan tugas ‘tugasnya mana?’. Dua menit
menghubungi lewat kemudian, siswa dengan inisial S
Whatsapp ke guru. Ucapkan mengingatkan siswa Z agar lebih sopan
Salam terlebih dahulu. Lalu saat bertutur di grup kelas
perkenalkan diri.’ menggunakan fungsi direktif larangan
(prohibitives) jangan gitu gak sopan.
Data 7 dan data 11 guru Hal tersebut melanggar maksim
menggunakan tuturan direktif yang kebijaksanaan karena dalam tuturan
berfungsi sebagai larangan tersebut sama sekali memaksimalkan
(prohibitives) dan direktif yang kerugian orang lain karena
berfungsi untuk memerintah mengeluarkan kata yang tidak sopan
(requirement). Kedua data tersebut saat meminta tugas.
dapat dikategorikan melanggar maksim
kerendahan hati, karena dalam prinsip (14) Siswa : Bu minta tugas 2,3,4
tersebut seorang penutur Guru : saha ieu (?) ‘siapa
memaksimalkan ketidakhormatan ini?’
kepada diri sendiri dan meminimalkan Siswa : Hafidz roihan kelas
rasa hormat kepada orang lain, namun 7g
dalam konteks tersebut guru berusaha Guru : Nga wa ka guru teh
untuk mengajarkan sopan santun dan ucapkeun salam heula.
rasa hormat terhadap orang yang lebih Anggo bahasa anu
tua terlebih sebagai pengajar. Jadi, sopan
secara pragmatik tuturan tersebut ‘ucapkan salam terlebih
melanggar maksim namun di sisi lain dahulu sebelum
sikap dari guru tersebut memberikan mengubungi melalui
arahan agar siswa lebih menghormati whatsapp (wa).
orang yang lebih tua. Gunakan bahasa yang
sopan’
2.2.5 Pelanggaran Maksim
Kebijaksanaan (Agreement Maxim) Kutipan percakapan tersebut
merupakan contoh kalimat direktif
Siswa Z : Tugas mana tugas(?) requestives. Siswa meminta tugas
‘mana tugasnya? (tidak
dengan nomor urut 2, 3, 4 kepada guru
kunjung diberikan)’
(8) Siswa S : jangan gitu ga sopan tanpa adanya ucapan salam atau
‘jangan begitu tidak memperkenalkan diri saat menghubungi
sopan’ guru melalui aplikasi Whatsapp.
Tuturan tersebut melanggar maksim
Data percakapan tersebut kebijaksanaan karena tuturan yang
memperlihatkan percakapan antara dinilai secara langsung kepada gurum
siswa dengan inisial Z dan siswa
karena dalam maksim kebijaksanaan
dengan inisal S, pecakapan tersebut
berlangsung di sebuah grup obrolan

66
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.11, No.2, Juli 2021 e-ISSN 2549-2594

semakin tuturan itu tidak langsung dan kehendaknya. Dari data yang
panjang maka semakin sopan. ditemukan, larangan tersebut lebih
menekankan kepada perilaku tuturan
yang digunakan oleh mitra tutur
PENUTUP
terhadap guru. Pada fungsi direktif
Simpulan advisories penutur mengutarakan
Berdasarkan data yang telah keinginan secara implisit karena
dianalisis, data yang telah dihimpun berkaitan dengan saran agar mitra tutur
telah memenuhi enam fungsi kategori mau menerima saran tersebut. Penanda
direktif. Penggunaan tuturan direktif yang ditemukan pada data bersifat
digunakan oleh kedua penutur, baik penekanan kalimat dan kata yang
guru maupun siswa dalam interaksinya. terkesan memuji. Penggunaan tuturan
Interaksi yang digunakan memberikan direktif permissive atau memberikan
pandangan mengenai aktivitas izin dilakukan pada saat guru
pembelajaran daring. mengizinkan siswa untuk menjadi
Identifikasi kalimat berdasarkan kegiatan guru yaitu berkaitan dengan
fungsi ditentukan dari konteks kalimat absensi oleh karena itu diartikan
tersebut. Penggunaan fungsi seorang penutur yang mempunyai
requestivies terdapat pada penanda wewenang namun pengerjaanya
dalam kalimat yaitu adanya kata minta. dilakukan oleh orang lain. Penelitian
Penutur meminta sebuah permohonan lebih mendalam mengenai fungsi tindak
agar mitra tutur mengabulkan apa yang tutur direktif juga dapat
diminta. Fungsi direktif questions, diimplementasikan dalam teks maupun
penutur memberikan suatu pertanyaan narasi iklan berbahasa Sunda.
penanda yang digunakan dapat berupa Penyampaian iklan dapat berupa
kata bantu tanya atau berupa tuturan tuturan langsung maupun tidak
yang menuntut kepada suatu jawaban, langsung.
hal tersebut yang menjadikan fungsi Pelanggaran maksim dan
tersebut termasuk dalam tuturan pemenuhan maksim ditemukan dalam
direktif. Tuturan direktif requirement analisis data percakapan. Penggunaan
digunakan oleh orang yang lebih tinggi kalimat direktif dengan
tingkatannya atau memiliki mempertimbangkan aspek kesopanan
superioritas. Hal tersebut dapat menjadi fokus utama penelitian ini.
dibuktikan pada data yang dianalisis Hasilnya, terdapat 5 data yang dinilai
tuturan tersebut digunakan oleh guru memenuhi maksim, sementara 9 data
yang mempunyai wewenang untuk melanggar maksim kesopanan dalam
memerintah. tindak tutur. Pemenuhan maksim yang
Fungsi direktif prohibitives terdapat pada maksim penerimaan,
digunakan sebagai cegahan atau kemurahan, dan kesepakatan.
larangan terhadap mitra tutur yang Sementara, maksim yang banyak
dianggap tidak sesuai dengan yang dilanggar adalah maksim kemurahan
dikehendak, Pada fungsi tuturan atau maksim yang berkaitan dengan
prohibitives penutur menggunakan kata rasa hormat. Interaksi siswa dan guru
“jangan” yang mempunyai makna dipengaruhi kurangnya pengetahuan
untuk mencegah mitra tutur melakukan mengenai sistematika penulisan melalui
perilaku yang tidak sesuai dengan aplikasi pesan dan kurangnya adaptasi

67
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Vol.11, No.2, Juli 2021 e-ISSN 2549-2594

tingkat tutur yang digunakan oleh siswa Yogyakarta: Sanata Dharma


kepada guru. University Press.
Sugiarti, M., Rahayu, N., & Wulandari,
C. (2017). Analisis ketidaksantunan
DAFTAR PUSTAKA
berbahasa di smp negeri 18 kota
Asra, A. Andriyani. (2018). Analisis
bengkulu. Jurnal Ilmiah KORPUS,
tindak kesantunan direktif dalam
1(2), 150-156.
pesan whatsapp. Prosiding. Seminar
Suherman, E. (2008). Prinsip kerja
Nasional Kajian Bahasa, Sastra dan
sama, kesopanan, dan ironi dalam
Pengajarannya. Surakarta. 13 Mei
masyarakat jepang: sebuah tinjauan
2018. Hal 303-309.
dari dimensi sosiopragmatis. LITE:
Astuti, M. P., Widodo HS, dan Sunoto.
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya,
(2017). Kesantunan tuturan direktif
4(1), 24-35.
dalam interaksi pembelajaran di
Tarigan, H. G. (2009). Pengkajian
sma. Jurnal Pendidikan Vol. 2
Pragmatik. Bandung: Angkasa.
Nomor 3. hlm. 434-439.
Verhaar, J.W.M. (1999). Pengantar
Badudu, J.S dan Zain. (1994). Kamus
Linguistik. Yogyakarta: Gadjah
Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:
Mada University Press.
Pustaka Sinar Harapan.
Yule, George. (2014). Pragmatik.
Hitijahubessy, Michele. (2019).
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Prinsip-prinsip kesantunan
berbahasa dalam interaksi antara
sesama penutur ambon. Gramatikal.
Volume 7, Nomor 1. 10-15.
Ibrahim, A. S. (1993). Kajian Tindak
Tutur. Surabaya: Usaha Nasional.
Leech, G. N. (2014). The Pragmatic of
Politeness. New York: Oxford
University Press 2014.
Moleong, L. J. (2014). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Rahardi, R. K., Setyaningsih, Y., &
Dewi, R. P. (2014). Kata fatis
penanda ketidaksantunan pragmatik
dalam ranah keluarga. Adabiyyāt:
jurnal bahasa dan sastra, 13(2),
149-175.
Sekarsany, A., Darmayanti, N., &
Suparman, T. (2020). Tindak tutur
ilokusi pada proses kelahiran dengan
teknik hipnosis (Hypnobirthing).
Metahumaniora, 10(1), 14-26.
Sudaryanto. (2015). Metode dan Aneka
Teknik Analisis Bahasa.

68

Anda mungkin juga menyukai