Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) STUNTING PADA BALITA

DI POSYANDU SRIKANDI 1 JL.BANYU URIP LOR GANG 6 KELURAHAN KUPANGKRAJAN RW.06


KOTA SURABAYA

Disusun Oleh :

1. Melina Febriantari (P27824121040)


2. Nindi Dwi Octaviani (P27824121045)
3. Nur Irma Noviyanti (P27824121050)
4. Rizka Nur Fitriana (P27824121057)
5. Sinta Rohimatus Solihah (P27824121063)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT


JENDRAL TENAGA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYAJURUSAN
KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D3 KRBIDANAN SUTOMO SURABAYATAHUN
AKADEMIK 2022/2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Stunting

Hari/Tanggal : Rabu, 12 April 2023

Waktu : 09.00 WIB

Penyaji : Mahasiswa D3 Kebidanan Sutomo

Tempat : Posyandu Srikandi 1 Jl. Banyu Urip Lor Gg.06 Kelurahan Kupang KrajanRW.06 Kota

Surabaya

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan sasaran mengetahui tentang pentingnya pemberian gizi yang cukup
terhadap anak.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan sasaran dapat :
a. Mengetahui pengertian stunting
b. Mengetahui penyebab dari stunting
c. Mengetahui ciri-ciri dari stunting
d. Mengetahui efek samping dari stunting
e. Mengetahui pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting

B. SASARAN
Semua ibu yang memiliki balita di Posyandu Srikandi 1 Jl.Banyu Urip Lor Gg.06Kelurahan Kupang Krajan
RW.06 Kota Surabaya.

C. GARIS BESAR MATERI


1. Pengertian stunting
2. Penyebab stunting
3. Ciri-ciri stunting
4. Efek samping stunting
5. Pencegahan stunting
D. PELAKSANAAN KEGIATAN

No Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta


Penyuluhan
1. 5 Menit Pembukaan - Menyampaikan salam
- Perkenalan diri
- Menjelaskan tujuan
2. 15 Menit Pelaksanaan - Menjelaskan dan menguraikan
materi
- Memberi kesempatan peserta
untuk bertanya
- Menjawab pertanyaan peserta
yang belum jelas
3. 10 Menit Evaluasi - Feedback
- Memberikan reward
4. 5 Menit Terminasi - Menyimpulkan hasil penyuluhan
- Mengakhiri kegiatan

E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab (terlampir)

F. MEDIA
Leaflet (terlampir)

G. PENGORGANISASIAN KELOMPOK
1. Moderator : Nindi Dwi
2. Penyaji : Melina & Nur Irma
3. Notulen : Rizka Nur
4. Observer : Sinta
H. SETTING TEMPAT

P P M
a N
a
a O
a
a a
a

Keterangan :
P : Penyaji
M : ModeratorN
: Notulen
O : Observera
: audience

I. RENCANA EVALUASI
1. Struktur
a. Persiapan media
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap dan siap digunakan. Media
yang akan digunakan adalah leaflet.
b. Persiapan alat
Alat yang digunakan dalam penyuluhan sudah siap dipakai. Alat yang dipakai yaitu leaflet.
c. Persiapan materi
Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan sudah disiapkan dalam bentuk makalah dan akan
disajikan dalam bentuk leaflet untuk mempermudahpenyampaian.
d. Undangan peserta
Dalam penyuluhan ini yang diundang yakni ibu yang memiliki balita.
2. Proses penyuluhan
a. Kehadiran 80% dari seluruh undangan
b. 60% peserta aktif mendengarkan materi yang disampaikan.
c. Di dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dan peserta.
d. Peserta yang hadir diharapkan tidak ada yang meninggalkan tempatpenyuluhan.
e. 20% peserta mengajukan pertanyaan mengenai materi yang diberikan.
3. Hasil penyuluhan
a. Jangka Pendek
- 60% dari peserta dapat menjelaskan pengertian stunting dengan benar
- 60% dari peserta dapat menyebutkan penyebab stunting dengan benar
- 60% dari peserta dapat menyebutkan ciri-ciri stunting dengan benar
- 60% dari peserta dapat menjelaskan efek samping stunting dengan tepat
- 60% dari peserta dapat menjelaskan pencegahan stunting dengan tepat
b. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan ibu mengenai pentingnya pengetahuan tentangstunting terhadap ibu agar
dapat menurunkan angka stunting di indonesia.
MATERI PENYULUHAN

A. PENGERTIAN STUNTING
Stunting adalah kondisi panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur pada
anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kekurangan
gizi dapat terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah anak lahir tetapi baru nampak
setelah anak berusia 2 tahun (Kemenkes RI, 2018). Selama tiga tahun terakhir, prevalensi stunting di Kota
Surabaya terus mengalami penurunan signifikan. Yakni, dari tahun 2020 terdapat 12.788 kasus stunting,
turun menjadi 6.722 di tahun 2021. Selanjutnya hingga akhir Desember 2022, kembali turun menjadi 923
kasus. (Per 2 Feb 2023)

B. PENYEBAB STUNTING
Mengingat stunting adalah salah satu masalah kesehatan yang cukup membahayakan, memahami
faktor penyebab stunting sangat penting untuk dilakukan. Berikut ini beberapa faktor penyebab stunting
yang perlu diketahui (Yuwanti, dll, 2021):
1. Kurang Gizi Dalam Waktu Lama
Tanpa disadari, penyebab stunting pada dasarnya sudah bisa terjadi sejak anak berada di dalam
kandungan. Sebab, sejak di dalam kandungan, anak bisa jadi mengalami masalah kurang gizi.
Penyebabnya, adalah karena sang ibu tidak memiliki akses terhadap makanan sehat dan bergizi
seperti makanan berproteintinggi, sehingga menyebabkan buah hatinya turut kekurangan nutrisi.
2. Pola Asuh Kurang Efektif
Pola asuh yang kurang efektif juga menjadi salah satu penyebab stunting pada anak. Pola asuh di sini
berkaitan dengan perilaku dan praktik pemberian makanan kepada anak. Bila orang tua tidak
memberikan asupan gizi yang baik, maka anak bisa mengalami stunting. Selain itu, faktor ibu yang
masa remaja dan kehamilannya kurang nutrisi serta masa laktasi yang kurang baik juga dapat
memengaruhi pertumbuhan dan otak anak.
3. Pola Makan
Rendahnya akses terhadap makanan dengan nilai gizi tinggi serta menu makanan yang tidak
seimbang dapat memengaruhi pertumbuhan anak dan meningkatkan
risiko stunting. Hal ini dikarenakan ibu kurang mengerti tentang konsep gizi sebelum, saat, dan
setelah melahirkan.
4. Tidak Melakukan Perawatan Pasca Melahirkan
Setelah bayi lahir, sebaiknya ibu dan bayi menerima perawatan pasca melahirkan. Sangat dianjurkan
juga bagi bayi untuk langsung menerima asupan ASI agar dapat memperkuat sistem imunitasnya.
Perawatan pasca melahirkan dianggap perlu untuk mendeteksi gangguan yang mungkin dialami ibu
dan anak pasca persalinan.
5. Gangguan Mental dan Hipertensi Pada Ibu
Pola asuh yang kurang efektif juga menjadi salah satu penyebab stunting pada anak. Pola asuh di
sini berkaitan dengan perilaku dan praktik pemberian makanan kepada anak. Bila orang tua tidak
memberikan asupan gizi yang baik, maka anak bisa mengalami stunting. Selain itu, faktor ibu yang
masa remaja dan kehamilannya kurang nutrisi serta masa laktasi yang kurang baik juga dapat
memengaruhi pertumbuhan dan otak anak.
6. Sakit Infeksi yang Berulang
Sakit infeksi yang berulang pada anak disebabkan oleh sistem imunitas tubuh yang tidak bekerja
secara maksimal. Saat imunitas tubuh anak tidak berfungsi baik, maka risiko terkena berbagai jenis
gangguan kesehatan, termasuk stunting, menjadi lebih tinggi. Karena stunting adalah penyakit yang
rentan menyerang anak, ada baiknya Anda selalu memastikan imunitas buah hati terjaga sehingga
terhindar dari infeksi.
7. Faktor Sanitasi
Sanitasi yang buruk serta keterbatasan akses pada air bersih akan mempertinggi risiko stunting pada
anak. Bila anak tumbuh di lingkungan dengan sanitasi dan kondisi air yang tidak layak, hal ini dapat
memengaruhi pertumbuhannya. Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan juga merupakan
salah satu faktor penyebab stunting.

C. CIRI-CIRI STUNTING
Menurut (Novita Agustina, 2022) balita bisa diketahui stunting bila sudah diukur panjang atau
tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasil pengukurannya ini berada pada
kisaran di bawah normal. Seorang anak termasuk
dalam stunting atau tidak, tergantung dari hasil pengukuran tersebut. Jadi tidak bisa hanya dikira-kira
atau ditebak saja tanpa pengukuran.
Selain tubuh yang berperawakan pendek dari anak seusianya, ada juga ciri-ciri lainnya yakni:
1) Pertumbuhan melambat
Pertumbuhan yang tertunda terjadi ketika seorang anak tidak tumbuh dengan kecepatan normal
sesuai usianya. Keterlambatan pertumbuhan juga bisa didiagnosis pada anak yang tinggi badannya
dalam kisaran normal, tapi kecepatan pertumbuhannya melambat.
2) Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya
3) Pertumbuhan gigi terlambat
Bayi terlambat tumbuh gigi juga bisa disebabkan oleh gangguan fisik pada gusi atau tulang rahang
yang tidak memungkinkan gigi untuk muncul.
4) Performa buruk pada kemampuan fokus dan memori belajarnya.
Gangguan konsentrasi terutama pada anak bisa menimbulkan pengaruh negatif. Gangguan
konsentrasi bisa mengganggu performa anak di sekolah. Mereka juga bisa kesulitan melakukan
kegiatan sehari-hari. Anak juga kesulitan menangkap informasi secara detail. Tidak jarang
gangguan konsentrasi juga berpengaruh pada cara berkomunikasi.
5) Usia 8 – 10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan kontak mata terhadap
orang di sekitarnya
6) Berat badan balita tidak naik bahkan cenderung menurun.
Berat badan turun drastis merupakan salah satu tanda dari malnutrisi, yaitu kondisi ketika tubuh
kekurangan nutrisi untuk menjalankan fungsinya. Berat badan anak turun biasanya disebabkan
karena kalori yang terbakar dengan mudah, tidak makan makanan sehat, menderita penyakit, atau
metabolisme tubuh rendah. Penurunan berat badan anak yang tak terduga dapat memiliki efek buruk
pada kesehatan dan pertumbuhan anak secara keseluruhan.
7) Perkembangan tubuh anak terhambat, seperti telat menarche (menstruasi pertama anak
perempuan).
8) Anak mudah terserang berbagai penyakit infeksi.
Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang harus ditangani secara serius. Indonesia
adalah negara dengan prevalensi stunting kelima terbesar. Balita/baduta (bayi dibawah usia dua
tahun) yang mengalami stunting akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, menjadikan anak
menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan di masa depan dapat berisiko pada menurunnya tingkat
produktivitas. Pada akhirnya secara luas stunting akan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan kemiskinan dan memperlebar ketimpangan.
Pengalaman dan bukti Internasional menunjukkan bahwa stunting dapat menghambat
pertumbuhan ekonomi dan menurunkan produktivitas pasar kerja, sehingga mengakibatkan hilangnya
11% GDP (Gross Domestic Products) serta mengurangi pendapatan pekerja dewasa hingga 20%.
Selain itu, stunting juga dapat berkontribusi pada melebarnya kesenjangan/inequality, sehingga mengurangi
10% dari total pendapatan seumur hidup dan juga menyebabkan kemiskinan antar-generasi.
Anak pendek yang terjadi di Indonesia sebenarnya tidak hanya dialami oleh rumah tangga/keluarga
yang miskin dan kurang mampu, karena stunting juga dialami oleh rumah tangga/keluarga yang
tidak miskin/yang berada di atas 40% tingkat kesejahteraan sosial dan ekonomi. Periode 1000 hari
pertama kehidupan (1000 HPK) merupakan simpul kritis sebagai awal terjadinya stunting yang
selanjutnya akan memberikan dampak jangka panjang hingga akan berulang dalam siklus kehidupan.
Stunting pada anak menjadi permasalahan karena berhubungan dengan meningkatnya risiko
terjadinya kesakitan dan kematian, gangguan pada perkembangan otak, gangguan terhadap
perkembangan motorik dan terhambatnya pertumbuhan mental anak. Pertumbuhan tidak optimal
dalam masa janin dan atau selama periode 1000 HPK memiliki dampak jangka panjang. Bila faktor
eksternal (setelah lahir) tidak mendukung, pertumbuhan stunting dapat menjadi permanen sebagai remaja
pendek.

D. EFEK SAMPING STUNTING


Efek buruk jangka pendek adalah gangguan perkembangan otak, kecerdasan, gangguan
pertumbuhan fisik, dan gangguan proses pencernaan menjadi energi dalam tubuh. Sedangkan, efek buruk
jangka panjang adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan
tubuh sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi timbulnya penyakit diabetes, obesitas, jantung, dan
penyakit pembuluh darah,
kanker, stroke dan kecacatan di usia tua. Semua ini akan mengurangi kualitas sumber daya manusia
Indonesia, produktivitas, dan daya saing nasional (Astarani, Idrisand Oktavia, 2020).

E. PENCEGAHAN STUNTING
Belakangan stunting sedang hangat diperbincangkan banyak orang, khususnya para ibu.
Berdasarkan WHO, stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan kekurangan
asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tak memadai.
Jumlah penderita stunting di Indonesia menurut hasil Riskesdas 2018 terus menurun. Tetapi
langkah pencegahan stunting sangat perlu dilakukan, apa sajakah caranya? Simak selengkapnya
berikut ini.
1) Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil
Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak adalah selalu memenuhi
gizi sejak masa kehamilan. Lembaga kesehatan Millenium Challenge Account Indonesia
menyarankan agar ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi makanan sehat nan bergizi
maupun suplemen atas anjuran dokter. Selain itu, perempuan yang sedang menjalani proses
kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.
2) Beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan
Veronika Scherbaum, ahli nutrisi dari Universitas Hohenheim, Jerman, menyatakan ASI ternyata
berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro. Oleh
karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan kepada sang
buah hati. Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu
meningkatkan sistem kekebalantubuh bayi yang terbilang rentan.
3) Dampingi ASI Eksklusif dengan MPASI sehat
Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan
pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi
mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah stunting. WHO pun
merekomendasikan fortifikasi atau
penambahan nutrisi ke dalam makanan. Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menentukan
produk tambahan tersebut. Konsultasikan dulu dengan dokter.
4) Terus memantau tumbuh kembang anak
Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan berat
badan anak. Bawa si Kecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan
begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahuigejala awal gangguan dan penanganannya.
5) Selalu jaga kebersihan lingkungan
Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama kalau lingkungan
sekitar mereka kotor. Faktor ini pula yang secara tak langsung meningkatkan peluang stunting.
Studi yang dilakukan di Harvard Chan School menyebutkan diare adalah faktor ketiga yang
menyebabkan gangguan kesehatan tersebut. Sementara salah satu pemicu diare datang dari
paparan kotoran yangmasuk ke dalam tubuh manusia. (Kemenkes RI, 2019)
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Novi. (2022). Ciri Anak Stunting. Palembang: Kemenkes RI. Jurnal Obsesi: Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini 7 (2), 1868-1886, 2023.
Kemenkes RI. (2019). Pencegahan Stunting Pada Anak. Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat. https://promkes.kemkes.go.id/pencegahan-stunting.
Pratiwi, Riska. 2021. Dampak Status Gizi Pendek (Stunting) Terhadap Prestasi Belajar.
Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Nursing Update Edisi Khusus,12(2)
Yuwanti, Y., Mulyaningrum, F. M., & Susanti, M. M. (2021). Faktor – faktor yang mempengaruhi stunting
pada balita di kabupaten Grobogan. Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan Masyarakat Cendekia
Utama, 10(1), 74.
https://doi.org/10.31596/jcu.v10i1.704.
TANYA JAWAB

1. Bagaimana solusi kepada anak pra stunting agar tidak stunting lagi?
Jawab: Dengan cara pencegahan pada balita pra stunting adalah pemenuhan kebutuhan pola asuh
orang tua kepada anak, karena pola asuh orang tua anak mempengaruhi kebutuhan nutrisi sehari-hari
Kebutuhan nutrisi pada anak dengan pola makan yang tercukupi. Makanan sangat mempengaruhi
pertumbuhan fisik dan perkembangan otak (kecerdasan) anak.
2. Terdapat kasus di lingkungan saya, terdapat anak stunting yang sudah dipantau tumbangnya dan diberi
PMT, akan tetapi anak tersebut tetap saja stunting. Apa yang menyebabkan hal tersebut dan
bagaimana solusinya?
Jawab: Hal yang dapat menyebabkan stunting tidak hanya dari kurangnya kebutuhan nutrisi tetapi juga
dari kebersihan lingkungan dan pola asuh orang tua. Jadi, kita harus memberi KIE tentang pola asuh
yang baik pada orang tua serta memberikan edukasi tentang kebersihan dari lingkungan sekitar.
DAFTAR HADIR PENYULUHAN PEMANTAUAN STUNTING
DI POSYANDU SRIKANDI 1 JL.BANYU URIP LOR GANG 6 KELURAHAN KUPANGKRAJAN NO.06 KOTA SURABAYA
TANGGAL : 12 APRIL 2023

No. Nama Alamat No. HP TTD

1. 1.

2. 2.

3. 3.

4. 4.

5. 5.

6. 6.

7. 7.

8. 8.

9. 9.

10. 10.

11. 11.

12. 12.

13. 13.

14. 14.

15. 15.

Surabaya, 12 April 2023

Diah Anis Irawati, Amd.Keb


NIP. 197901082006042018
DOKUMENTASI KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai