Makalah Kebijakan Pencegahan Sengketa Batas Daerah 2022 - Final-1
Makalah Kebijakan Pencegahan Sengketa Batas Daerah 2022 - Final-1
REPUBLIK INDONESIA
MAKALAH KEBIJAKAN
STRATEGI PENCEGAHAN
SENGKETA/KONFLIK BATAS DAERAH
Reviewer
1. Tri Widodo Wahyu Utomo
2. Widhi Novianto
Tim Penulis:
1. Said Fadhil
2. Imam Baihaqi Lukman
3. Desy Maritha
4. Jul Fahmi Salim
5. Ervina Yunita
6. Mirza Sahputra
7. Rinaldi
8. Mohd. Febrianto
9. Ilham Khalid
10. Bujang Syaifar
11. Husniati
Alamat Redaksi:
Jl. Dr. Mr. T. Muhammad Hasan, Darul Imarah, Aceh Besar 23352
Telp. 0651-8010900 – Fax. 0651-7552568 Website: https://aceh.lan.go.id
Email : puslatbang.kham@lan.go.id
Dalam perjalanan otonomi daerah selama lebih dari dua dekade tersebut,
terdapat berbagai keberhasilan implementasinya, diantaranya, otonomi
daerah beserta politik lokalnya telah cukup efektif memunculkan kaderisasi
pimpinan nasional. Kemudian, otonomi daerah yang diikuti dengan
kebijakan perimbangan keuangan juga telah mendorong peningkatan
transfer dana pusat kepada daerah. Serta, otonomi daerah juga telah
mendorong peningkatan kesejahteraan daerah dan perbaikan pelayanan
publik. Namun demikian, disamping itu, masih ada kendala lain yang masih
belum tertangani secara optimal seperti, belum meratanya aspek
infrastruktur dan suprastruktur daerah. Kesenjangan antar daerah juga
masih cukup tinggi terutama antara daerah di Pulau Jawa dengan di luar
Jawa.
Faizal Adriansyah
Strategi Pencegahan
Sengketa/Konflik Batas Daerah
Executive Summary
Salah satu permasalahan yang timbul dalam penerapan
otonomi daerah di Indonesia adalah permasalahan terkait batas
daerah yang terlihat dari adanya berbagai sengketa/konflik
terkait batas daerah. Makalah kebijakan ini bertujuan untuk
menggambarkan pola sengketa/batas daerah, menggambarkan
dampak dari sengketa/konflik batas daerah, dan merumuskan
strategi dalam mencegah terjadinya sengketa/konflik batas
daerah. Hasil dari analisis makalah kebijakan ini
menggambarkan bahwa pola sengketa/konflik batas daerah
disebabkan oleh perbedaan data dan informasi yang
melatarbelakangi sengketa/konflik akan potensi sumber daya
ekonomi dan sosial kemasyarakatan. Konflik-konflik tersebut
melibatkan berbagai pihak dan upaya penyelesaiannya dilakukan
dengan mediasi ataupun melalui jalur pengadilan. Pihak-pihak
yang terlibat dalam hal sengketa/konflik batas daerah terdiri dari
pemerintah daerah baik itu provinsi maupun kabupaten kota dan
Tim Penegasan Batas Daerah yang terdiri dari Kemendagri, BIG,
dan BPN serta Tim Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta pada
Kementerian Koordinator Perekonomian. Peran masing-masing
pihak tersebut tertuang dalam berbagai peraturan dan
perundangan. Dampak pertama akibat sengketa/konflik batas
daerah adalah yang berkaitan dengan ketidakpastian pengelolaan
potensi ekonomi daerah dan pengalokasian DAU. Dampak Kedua
adalah terkait dengan ketidak pastian pelayanan publik kepada
masyarakat. Strategi dalam pencegahan terjadinya
sengketa/konflik batas daerah dapat ditempuh secara bertahap.
Strategi jangka pendek adalah dilakukanya percepatan
penyelesaian seluruh segmen batas daerah di Indonesia. Strategi
jangka menengah adalah dalam rangka sinkronisasi dan integrasi
peta batas daerah pada kebijakan satu peta yang mudah untuk
diakses oleh pihak-pihak berkepentingan dan masyarakat luas.
Untuk strategi jangka panjang dilakukan dalam upaya
menciptakan kepastian hukum yang kuat dengan mengakomodir
segmen batas daerah definitif pada undang-undang
pembentukan daerah otonom melalui revisi undang-undang.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................... 2
B. Permasalahan ..................................................................... 5
C. Tujuan ................................................................................ 5
D. Tinjauan Literatur............................................................... 6
BAB II METODOLOGI
A. Metode Analisis Kebijakan .................................................15
B. Teknik dan Lokus Pengumpulan Data................................15
C. Teknik Pengolahan Data ....................................................16
D. Teknik Analisis Data ..........................................................16
E. Kerangka Pikir Analisis Kebijakan ......................................17
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................47
B. Saran.................................................................................49
Strategi Pencegahan
Sengketa/Konflik Batas Daerah
Abstrak:
A. Latar Belakang
1 Andre Junianto Patolongan, Penyelesaian Sengketa Batas Antar Daerah, (Jurnal Akta Yudisia, Vol 4, No.1 2019), hal. 2
2 Djoko Harmantyo, Pemekaran Daerah dan Konflik Keruangan; Kebijakan Otonomi Daerah dan Implementasinya di
Indonesia, (Makara Sins, Vol 11, No. 1 2007), hal.21
3https://nasional.kompas.com/read/2015/12/30/14144301/Mendagri.Ada.80.Kasus.Sengketa.BataWilayah.di.Indonesia
4Endang, Penetapan dan Penegasan Batas Wilayah Daerah Dalam Perspektif Hukum dan Informasi Geospasial, (Makalah
Seminar Nasional Geomatika 2018: Penggunaan dan Pengembangan Produk Informasi Geospasial Mendukung Daya Saing
Nasional, 2018), hal. 798
Tabel 1.1
Data Penyelesaian Segmen Batas antar Provinsi dan Kabupaten/Kota
No Segmen Jumlah Permenda Sudah Belum Jumlah Persenta
Batas Segmen gri Selesai PBD/Pene PBD/ Permendagri se
gasan Penegasan
5 Rio Tri Juli Putranto, Penyelesaian Sengketa Batas Wilayah Antara Daerah Otonomi Baru, Tesis, Magister Universitas
Indonesia, 2015. Hal 17
6 Mahmuzar, M.(2018). Sengketa Tapal Batas Antar Daerah Otonom di Indonesia: Studi Kasus di Provinsi Riau. Jurnal
Digoel Provinsi Papua, Jurnal Ilmu Administrasi, STIA LAN Bandung, 2021. Hal-239
B. Permasalahan
C. Tujuan
8https://nkrinews.id/2022/04/23/kejelasan-batas-daerah-di-
sumatera-terus-didorong-kemendagri/ diakses pada 24 April
2022 pukul 10.00 WIB
10 Mohtar Mas’oed, Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi, Jakarta: LP3ES, 1990
11 Philipus M. Hadjon, “tentang Wewenang”, YURIDIKA, No.5&6 Tahun XII, 1997 , hlm.1
12 Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Rajawali Pers, 2006, hlm. 100
13 P. Nicolai et.al. 1994, Bestuursrecht, dalam Aminuddin Ilmar, Hukum Tata Pemerintahan, Prenada Media, Jakarta, 2014 .,
Hlm. 115.
14Dean G. Pruitt & Z. Rubin, Konflik Sosial, Yogyakarta,Pustaka Pelajar, 2004, hlm. 4-6
15Laura Nader & Harry F. Todd Jr, The Disputing Process Law in Ten Societies, New York:Columbia University Press,
1978, Hlm. 9-11
16Endang, Penetapan dan Penegasan Batas Wilayah Daerah Dalam Perspektif Hukum dan Informasi Geospasial, (Makalah
Seminar Nasional Geomatika 2018: Penggunaan dan Pengembangan Produk Informasi Geospasial Mendukung Daya
Saing Nasional, 2018), hal. 798
17Nurkholis, 2005. Ukuran Optimal Pemerintah Daerah di Indonesia: Studi Kasus Pemekaran Wilayah Kabupaten/Kota
dalam Era Desentralisasi. Tesis: Universitas Indonesia.
18 Arifin, S. 2017. Penyelesaian Sengketa Batas Daerah Menggunakan Pendekatan Regulasi. Jurnal Hukum IUS QUIA
19 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 13 Ayat (1)
20 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 34 Ayat (2)
21 H.R. Mulyanto, Prinsip-Prinsip Pengembangan Wilayah, Yogyakarta:Suluh Media, 2018
22 Rustiadi, dkk. 2011. Perencanaan dan pengembangan wilayah. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
23 Harmen. 2013. Percepatan Penyelesaian Perselisihan Batas Daerah Tahun 2013. (Online),
(http://www.wilayahperbatasan.com/percepatan-penyelesaian-perselisihan-batas-daerah-tahun-2013-2/), diakses 23 Mei
2022
24 Moore, Christopher. W, 1986. The Mediations Process, Jossey Bass inc Publishers: San Fransisco.
25 Prescott dalam Harmen. 2013. Percepatan Penyelesaian Perselisihan Batas Daerah Tahun 2013.
(Online),(http://www.wilayahperbatasan.com/percepatan-penyelesaian-perselisihan-batas-daerah-tahun-2013-2/), diakses
23 Mei 2022
Otonomi Daerah
Undang-Undang Undang-Undang
Pemerintah Pembentukan
Daerah Daerah Otonom
Sengketa/Konflik
Batas Daerah
Konflik Konflik
Pola Kepentingan Data/Informasi Dampak
Sengketa Sengketa
/ Konflik Konflik / Konflik
Batas Konflik Nilai Konflik Batas
Daerah Daerah
Struktural Hubungan
Kebijakan Percepatan
Satu Peta Penegasan
Batas Daerah
Pencegahan Sengketa/Konflik
Batas Daerah
Sengketa
2 Tanah 2014 Sumatera - Secara Litigasi (melalui badan
Ulayat
2 (Tanah Barat peradilan).
Adat)
2 dengan - Secara Non Litigasi (melalui
pihak Investor negosiasi, mediasi, dan arbitrase).
27 Astrid Rimayanti, Kepala Pusat Pemetaan Batas Wilayah Pada Badan Informasi Geospasial, wawancara tanggal 13 Juni
2022 Pukul 10.00 WIB
28 Ibid
29 Yanis Rinaldi, Pakar Hukum Administrasi Negara pada Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala, wawancara tanggal 25
30 Ima Mayasari, Pakar Otonomi Daerah pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, wawancara tanggal 16 Juni
2022 Pukul 13.00 WIB
31 Ibid
32 Astrid Rimayanti, Op.Cit
33 Sugiarto, Direktur Direktorat Toponimi dan Batas Daerah Kementerian Dalam Negeri, wawancara tanggal 13 Juni 2022
Otonomi Daerah Provinsi Aceh, wawancara tanggal 23 Maret 2022 Pukul 10.00 WIB
35 Ima Mayasari, Op.Cit
36 Arifin, S. 2017. Penyelesaian Sengketa Batas Daerah Menggunakan Pendekatan Regulasi. Jurnal Hukum IUS QUIA
IUSTUM. 23, 3 (Jan. 2017), 439–460. DOI:https://doi.org/10.20885/iustum.vol.23.iss3.art5.
37 R. Agus Wahyudi. K, Direktur Pengukuran dan Pemetaan Dasar Pertanahan Ruang Pada Kementerian ATR/BPN,
a. Pemerintah Kabupaten/Kota
pemekaran daerah dalam rangka
Pemerintah kabupaten/kota otonomi daerah.44 Dengan
merupakan pihak yang paling banyaknya pemerintah
banyak terlibat dalam terjadinya kabupaten/kota baru tersebut
sengketa/konflik batas daerah maka terjadi usaha yang banyak
mengingat mereka adalah entitas pula dari mereka dalam
Pemerintah Daerah yang paling memastikan dengan pasti wilayah
banyak jumlahnya. Hal tersebut administrasi yang dimilikinya.
ditambah dengan banyaknya usaha-usaha yang dilakukan
jumlah pemerintah/kabupaten masing-masing pemerintah
kota baru yang dihasilkan kabupaten/kota tersebut
Desa Dinas Tulikup Dengan Desa Dinas Sidan di Kabupaten Gianyar. Jurnal Udayana Master Law, Vol.4 No. 1 Hal: 150-
161
44 Ima Mayasari, Op.Cit
b. Pemerintah Provinsi
59 Permendagri 141 Tahun 2017 Tentang Penegasan Batas Daerah Pasal 22 s.d Pasal 24
60 Permendagri 141 Tahun 2017 Tentang Penegasan Batas Daerah Pasal 25 s.d Pasal 29
61 Sugiarto, Op. Cit
62 Ira Koeswandari, Op. Cit
63 Ismohar, Kepala Bagian Tata Pemerintahan pada Pemerintah Kabupaten Aceh Utara, wawancara pada tanggal 3 Juni
Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah. Dharmasisya: Vol.1, Article 33. dapat diakses pada
https://scholarhub.ui.ac.id/dharmasisya/vol1/iss1/33.
67 Sugiarto, Op. Cit
68 Ibid
72 Adi Suryanto, Kepala LAN RI, disampaikan pada diskusi draft makalah kebijakan pada Jumat 04 November 2022 Pukul
11.00 WIB.
73
Patongloan, Andre Junianto .2019. Penyelesaian Sengketa Batas Antar Daerah. Perpustakaan UBT: Universitas Borneo
Tarakan.
74
Mou, Jembris. 2015. Konflik Wilayah Antara Kabupaten Halmahera Utara Dengan Kabupaten Halmahera Barat.
Politico:Jural Ilmu Politik. Vol 4 No 1.
75
Nanang Kristiyono. 2008. Konflik dalam Penegasan Batas Daerah antara Kota Magelang dengan Kabupaten Magelang
(Analisis terhadap Faktor-faktor Penyebab dan Dampaknya), Program Studi Magister Ilmu Politik Program Pasca sarjana
Universitas Diponegoro Semarang.
76
Harahap, Rofiandika Romadon , Badaruddin dan Muryanto Amin. 2019. The Impact of Border Conflict in Village
Development: Infrastructure, health, Education, Economy and Political Development Between Kampar Regency and Rokan
Hulu Regency. Global Journal of Arts, Humanities and Siocial Sciences.Vol. 7, No.4.
77 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2021 tentang Penyelesaian Ketidaksesuaian Tata Ruang, Kawasan Hutan, Izin,
dan/atau Hak Atas Tanah Pasal 5 Ayat (5) dan (6)
78 T.M Fajar Al Mursalin, Op. Cit
83 Saiful Zainuddin, Analis Kebijakan pada Bagian Tata Pemerintahan pada Pemerintah Kabupaten Blitar, wawancara pada
tanggal 15 Agustus 2022 Pukul 10.00 WIB
84 Sahyana, Yana. 2019. Penyelesaian Sengketa Batas Daerah Menggunakan Pendekatan Regulasi. Jurnal Konstituen Vol.
A. Kesimpulan
B. Saran