Aljabar Boolean
Aljabar Boolean
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fungsi Boolean terdiri dari variabel-variabel biner yang menunjukkan fungsi, suatu
tanda sama dengan, dan suatu ekspresi aljabar yang dibentuk dengan menggunakan variabel-
variabel biner, konstanta-konstanta 0 dan 1, simbol-simbol operasi logik, dan tanda kurung.
Suatu fungsi boolean bisa dinyatakan dalam tabel kebenaran. Suatu tabel kebenaran untuk
fungsi boolean merupakan daftar semua kombinasi angka-angka biner 0 dan 1 yang
diberikan ke variabel-variabel biner dan daftar yang memperlihatkan nilai fungsi untuk
masing-masing kombinasi biner.
Aljabar boolean mempunyai 2 fungsi berbeda yang saling berhubungan. Dalam arti
luas, aljabar boolean berarti suatu jenis simbol-simbol yang ditemukan oleh George Boole
untuk memanipulasi nilai-nilai kebenaran logika secara aljabar. Dalam hal ini aljabar
boolean cocok untuk diaplikasikan dalam komputer. Oleh karena itulah penulis berharap
pembaca dapat mengetahui fungsi dan menambah wawasan tentang Aljabar Boolean.
B. Rumusan Masalah
1
7. Apa yang dimaksud dengan Penjumlahan dan Perkalian Dua Fungsi?
C. Tujuan Penulisan
10.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Seperti juga aljabar - aljabar yang lain, aljabar Boolean menggunakan pernyataan dan
operasi/hubungan.
3. Pernyataan dalam aljabar Boolean ini dipanggil dengan pernyataan logika yang hanya
mempunyai dua nilai saja, yakni : benar (1) atau salah (0) dan operasinya dipanggil
operasi logika.
Misalkan terdapat :
3. Operator uner, ’
a b axb
0 0 0
0 1 0
1 0 0
3
1 1 1
a b a+b
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1
a a’
0 1
1 0
2. Identitas: jelas berlaku karena dari tabel dapat kita lihat bahwa:
(i) 0 + 1 = 1 + 0 = 1
(ii) 1 × 0 = 0 × 1 = 0
4. Distributif:
a b c b+a a x (b + a x b bxc (a x b) +
c) (a x c)
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0
4
0 1 1 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1
C. Ekspresi Boolean
Misalkan (B, +, ×, ’) adalah sebuah aljabar Boolean. Suatu ekspresi Boolean dalam (B,
+, ×, ’) dapat berbentuk:
(iii) Jika e1 dan e2 adalah ekspresi Boolean, maka e1 + e2, e1 × e2, e1’ adalah ekspresi
Boolean.
0’× (1 + 0) = 1 × 1 = 1
5
Dua ekspresi Boolean dikatakan ekivalen (dilambangkan dengan ‘=’) jika keduanya
mempunyai nilai yang sama untuk setiap pemberian nilai-nilai kepada n peubah.
Contoh:
a × (b + c) = (a . b) + (a × c)
Contoh.
Penyelesaian:
•Perjanjian: tanda titik (×) dapat dihilangkan dari penulisan ekspresi Boolean, kecuali jika
ada penekanan:
(i) a(b + c) = ab + ac
(ii) a + bc = (a + b) (a + c)
(iii) a × 0 , bukan a0
D. Prinsip Dualitas
Prinsip dualitas mengemukakan bahwa dua konsep yang berbeda dapat dipertukarkan
namun tetap memberikan jawaban yang benar.
Contoh 24 :
Peraturan:
6
• Bila lampu merah menyala, mobil belok kanan boleh langsung
(b) Di Indonesia,
Prinsip Dualitas pada Himpunan). Misalkan S adalah suatu kesamaan (identity) yang
melibatkan himpunan dan operasi-operasi seperti U,∩ dan komplemen. Jika S* merupakan
kesamaan yang berupa dual dari S maka dengan mengganti U→∩, ∩→U,Ø→U,U→Ø,
sedangkan komplemen dibiarkan seperti semula, maka operasi-operasi tersebut pada
kesamaan S* juga benar.
A = (A ∪ B) ∩ (A ∪ B)
Jawab :
7
Cara ini dilakukan bukan dalam pembuktian formal, dengan menggambarkan sejumlah
himpunan yang diketahui dan mengarsir setiap operasi yang diinginkan secara bertahap,
Terbukti bahwa A ∩ (B ∪ C) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ C)
Contoh :
Jawab :
= (A ∪ B) ∩ (A ∪ Ā) (Hukum distributif)
= (A ∪ B) ∩ U (Hukum komplemen)
8
E.Hukum-Hukum Aljabar Boolean
Kita dapat memperoleh hukum-hukum aljabar boolean dari hukum-hukum aljabar himpunan
dengan cara mempertukarkan
9
Hukum komutatif : a+ b=b+a dualnya : ab=ba
Hukum asosiatif : a+ ( b+c )= ( a+b )+ c dualnya : a ( bc )= ( ab ) c
Hukum distributif : a ( b +c )=ab +ac dualnya : a+ bc=( a+ b ) (a+ c)
beberapa hukum aljabar booleon diatas akan dibuktikan dibawah ini, sedangkan bukti untuk
hukum lainnya.
Bukti:
(2i) a+ a= ( a+a )( 1 ) (hukum identitas)
¿ a+ a a
' (hukum distribituf)
¿ a+ 0 (hukum komplemen)
¿a (hukum identitas)
¿ a .1 (hukum komplemen)
¿a (hukum identitas)
¿ ( a+ a ) +a
' (hukum asosiatif)
' (hukum idempoten)
¿ a+ a
¿1 (hukum komplemen)
¿ ( aa ) a
' (hukum asosiatif)
' (hukum idempoten)
¿aa
¿0 (hukum komplemen)
10
¿ a .1 (hukum dominasi)
¿a (hukum identitas)
(6ii) a ( a+b ) =( a+0 )( a +b ) (hukum identitas)
¿ a+ ( 0.b ) (hukum distributif)
¿ a+ 0 (hukum dominasi)
¿a (hukum identitas)
(6ii) adalah dual dari (6i)
(10i) ( ab )' =a' +b' (hukum distributif)
diketahui :(ab)(ab)'=0 (hukum komplemen)
11
¿ a+ ( ab+ a' b ) (hukum asosiatif)
¿ a { ( a+b ) ( a + b ) }
'
¿ a { ( a a' ) +b ¿ }
¿ a ( 0+ b )
¿ ab
F. Fungsi Boolean
Definisi : fungsi boolean disebut juga fungsi linear adalah pemetaan dari B” ke B
melalui ekspresi boolean, kita menuliskan sebagai :
f :B→ B
Yang dalam hasil ini B adalah himpunan yang beranggotakan pasangan terurut ganda-n
(orderedn-tuple) didalam daerah asal B.
Misalnya ekspresi boolean dengan n peubah adalah E( x 1 , x 2 , … x n ), setiap pemberian
nlai-nilai kepada peubah x 1 , x 2 ,… x n merupakan suatu pasangan terurut ganda-n didalam
daerah asal B” dan nilai ekspresi tersebut adalah byangan didalam daerah B[LIU85]. Dengan
kata lain, setiap ekspresi boolean tidak lain merupakan fungsi boolean. Misalkan sebuah
fungsi boolean adalah f ( x , y , z )=xyz + x ' y + y ' z . Fungsi f memetakan nilai-nilai pasangan
terurut ganda-3 misalnya (1,0,1) yang berarti x=1 , y=0 dan z=1 sehingga f(1,0,1) = 1.0.1’.
0 + 0’ . 1 = 0 + 0 + 1 = 1. Setiap peubah didalam fungsi boolean, termasuk dalam bentuk
12
komplemenya, disebut literal. Fungsi h ( x , y , z )=xy z ' pada contoh diatas terdiri dari 3 buah
literal, yaitu x , y dan z ' . Fungsi tersebut berharga 1 jika x=1 , y=1 , z =0 , sebab
'
h ( 1 ,1 , 0 ) =1.1.0 = (1.1 ) .1=1.1=1
dan berharga 0 untuk x , y , dan z lainnya.
Jika fungsi boolen dinyatakan dengan tabel kebenaran, maka untuk fngsi boolean
dengan n peubah , kombinasi dari nilai-nilai peubah-peubahnya adalah sebanyak 2”. Ini
berarti terdapat 2” baris yang berbeda didalam tabel kebenaran tersebut, misalnya n = 3
maka terdapat 23=8 baris tabel.
Contoh:
Diketahui fungsi boolean f ( x , y , z )=xyz ' , nyatakan h dalam tabel kebenaran .
Penyelesaian:
Nilai-nilai fungsi boolean diperhatikan dalam tabel 7.6
x y z f ( x , y , z )=xyz '
0 0 0 0
0 0 1 0
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 0
1 0 1 0
1 1 0 1
1 1 1 0
Fungsi boolean tidak selalu unik pada rpresentasi ekspresinya. Artinya, dua buah fungsi
yang ekspresi booleannya berbeda dapat menyatakan dua buah fungsi yang sama. Dengan
kata lain, dua buah fungsi sampai jika kedua ekspresi booleannya ekivalen. Misalnya f dan
g adalah ekspresi dari suatu fungsi boolean. Fungsi f dan g dikatakan merupakan fungsi
yang sama jika keduanya memiliki nilai yang sama pada tabel kebenaran untuk setian
kombinasi peubah-peubahnya. Sebagai contoh:
' ' ' ' '
f ( x , y , z )=x y z+ x yz+ x y dan g ( x , y , z )=x z + xy ' ¿
Adalah dua buah fungsi boolean yang sama. Kesamaan ini dapat dilihat pad tabel 7.7.
13
' ' ' ' '
x y z x y z + x yz + x y x z + xy '
0 0 0 0 0
0 0 1 1 1
0 1 0 0 0
0 1 1 1 1
1 0 0 1 1
1 0 1 1 1
1 1 0 0 0
1 1 1 0 0
Jika sebuah fungsi boolean tidak uni dalam representasi ekspresinya kita dapat
menemukan ekspresi boolean lainnya dengan melakukan manipulasi aljabar terhadap
ekspresi boolean. Yang dimaksud dengan memanipulasi atau menyederhanakan ekspresi
boolean adalah menggunakan hukum-hukum aljabar boolean untuk menghasilkan bentuk
yang ekuivalen. Perhatikan bahwa
' ' ' '
f ( x , y , z )=x y z+ x yz+ x y
¿ x' z ( y'+ y )+ x y' (hukum distributif)
' '
¿ x z .1+ x y (hukum komplemen)
'
¿ x z .1+ xy ' ( hukum identitas)
Misalkan f dan g adalah dua buah fungsi boolean dengan n peubah, maka penjumlahan
f +g didefinisikan sebagai
14
yang bila disederhanakan lebih lanjut menjadi
h ( x , y ) =x y ' + x ' + ( y+ y ' ) =x y ' + x ' +1=x y ' + x '
Dani ( x , y )=f . g=( x y ' + y ) ( x ' + y ' )
fungsi komplemen dari suatu fungsi f , yaitu f ' dapat dicari dua cara berikut:
' '
¿ x + ( y z ) ( yz )
' ' '
15
2. Menggunakan Prinsip Dualitas
Tentukan dual dariekspresi boolean yang merepresentasikan f , lalu komplemenkan
setian literal didalam dual tersebut. Bentuk akhir yang diperoleh menyatakan fungsi
komplemen.
Contoh:
a. Misalkan f ( x , y , z )=x ( y ' z ' + yz ) , maka dula dari ekspresi booleannya adalah
x + ( y ' + z' ) ( y+ z)
Komplemenkan tiap literal dari dual diatas menjadi
x ' + ( y+ z ) ( y ' + z ' ) =f '
Jadi, f ' ( x , y , z )=x ' + ( y+ z ) ( y ' + z ' )
b. Carilah komplemen dari fungsi f ( x , y , z )=x ' ( y z' + y ' z )
Penyelesaian:
Cara 1 : f ( x , y , z )=x ' ( y z' + y ' z )
' '
f ( x , y , z )=( x ¿ ¿ ' ( y z + y z))' ¿
'
¿ x +( y z + y z )
' '
¿ x +( y ' + z) ( y + z' )
Ekspresi Boolean yang menspesifikasikan suatu funsi disajikan dalam dua bentuk yang
berbeda, diantaranya sebagai berikut:
16
Misalnya:
Setiap suku (term) dalam ekspresi mengandung literal yang lengkap dalam peubah x, y,
z, baik peubahnya tanpa komplemen maupun dengan komplemen.Terdapat dua macam
bentuk term, yaitu minterm (hasil kali) dan maxterm (hasil jumlah).
n peubah
x 1 , x2 ,... , x n dikatakan minterm
Suku-suku di dalam ekspresi Boolean dengan
~ ~ ~
jika ia muncul dalam bentuk ℵ x 1 x 2 . .. x n dan dapat dikatakan maxterm jika ia muncul dalam
~ ~ ~
bentuk ℵ x 1 + x 2 +. .. + x n
Ekspresi Boolean yang dinyatakan sebagai penjumlahan dari satu atau lebih minterm
atau perkalian dari satu atau lebih maxterm disebut dalam bentuk kanonik.
Nama lain SOP adalah bentuk normal disjungtif (disjunctive normal form).
Nama lain POS adalah bentuk normal konjungtif (conjunctive normal form).
Contoh:
Nyatakan fungsi Boolean f ( x , y , z )=x + y ' z dalam bentuk kanonik SOP dan POS
Penyelesaian:
17
a) SOP
Terlebih dahulu kita melengkapi literal untuksetiap suku agar jumlahnya sama.
x=x ( y+ y' )
=xy+xy '
=xy ( z+ z' )+xy ' ( z+z' )
=xyz+xyz '+xy ' z+ xy' z '
atau
b) POS
f ( x , y, z )=x+ y ' z
=( x+ y ' ) ( x+z )
Melengkapi literal pada setiap suku agar jumlahnya sama terlebih dahulu
x+z=x+z+ yy'
=( x , y, z ) ( x+ y '+z )
18
J. Konversi Antar Bentuk Kanonik
fungsi Boolean dalam bentuk kanonik SOP dapat ditransformasi ke bentuk kanonik
POS,demikian pula sebaliknya. Misalkan f adalah fungsi Boolean dalam bentuk SOP dengan
tiga peubah:
Dengan menggunakan hukum De Morgan, kita dapat memperoleh fungsi f dalam bentuk
POS:
Kesimpulannya:
m j '=M j
Contoh soal 1:
19
Penyelesaian:
f ( x , y, z )=∑ (1,3,6,7 )
Contoh soal 2:
Carilah bentuk kanonik , SOP dan POS, dari fungsi Boolean f ( x , y )=x '
Penyelesaian:
a. SOP
b. POS
Contoh soal 3:
Carilah bentuk kanonik SOP dan POS dari f ( x , y, z )= y '+xy+x ' yz'
Penyelesaian:
a. SOP
20
=xy ' z+ xy' z '+x' y' z+x' y' z '+xyz+xyz '+x' yz'
atau f ( x, y , z )=m0 +m1 +m2 +m4 +m5 +m6 +m7
b. POS
K. Bentuk Baku
dua bentuk kanonik adalah bentuk dasar yang diperoleh dengan membaca fungsi dari
tabel kebenaran. Bentuk ini umumnya sangat jarang muncul, karena setiap suku (term) di
dalam bentuk kanonik harus mengandung literal lengkap, baik dalam bentuk normal (x) atau
dalam bentuk komplemennya (x’)
Cara lain untuk mengekspresikan fungsi Boolean adalah bentuk baku (standard). pada
bentuk ini, suku-suku yang membentuk fungsi dapat mengandung satu, dua, atau sejumlah
literal. Dua tipe bentuk baku adalah bentuk baku SOP dan bentuk baku POS.
Contohnya:
Perbedaan antara bentuk kanonik dan bentuk baku adalah, pada bentuk kanonik, setiap
term harus mengandung literal lengkap, sedangkan pada bentuk baku setiap term tidak harus
mengandung literal lengkap.
Aljabar Boolean memiliki aplikasi yang luas dalam bidang keteknikan, antara lain di bidang
jaringan pensklaran dan rangkaian digital. Masing- masing aplikasi dibahas dibawah ini:
Saklar adalah objek yang mempunyai dua buah status: buka dan tutup. Setiap
peubah di dalam fungsi Boolean sebagai saklar dalam sebuah saluran yang dialiri listrik,
air, gas, informasi atau benda lain yang mengalir. Secara fisik, saklar ini dapat belupa
21
keran di dalam pipa hidrolik, transistor atau dioda dalam rangkaian listrik, dispatcher
pada alat rumah tangga, atau sembarang alat lain yang dapat melewatkan atau
menghambat aliran.
2. Sirkuit Elektronik
Komputer dan peralatan elektronik lain dibuat dari sejumlah rangkaian atau sirkuit
(circuit). sirkuit menerima masukan dan keluaran berupa pulsa-pulsa listrik yang dapat
dipandang sebagai 0 atau 1. aljabar Boolean digunakan untuk memodelkan sirkuit
elektronik. Elemen dasar dari sirkuti adalah gerbang (gate). sirkuti elektronik
dimodelkan dengan sejumlah gerbang logika (logic gate). Setiap gerbang
mengimplementasikan sebuah operasi Boolean.
Sirkuit yang dibentuk oleh kombinasi beberapa gerbang logika disebut sirkuit logika.
Rangkaian tidak menyimpan keadaan saat ini, dengan kata lain tidak memiliki kemampuan
memori. Sirkuit semacam ini disebut juga sirkuit kombinasi (combinational circuit).
22
M. Penyederhanaan Fungsi Boolean
Menyederhanakan fungsi boolean artinya mencari bentuk fungsi lain yang ekivalen
tetapi dengan jumlah literal atau operasi yang lebih sedikit. Penyederhanaan fungsi Boolean
disebut juga minimisasi fungsi.
23
Dipandang dari segi aplikasi aljabar Boolean yang lebih sederhana berarti rangkaian
logikanya juga lebih sederhana (menggunakan jumlah gerbang logika lebih sedikit).
Jumlah literal di dalam sebuah fungsi Boolean dapat diminimumkan dengan trik
manipulasi aljabar. Metode yang tersedia adalah prosedur yang cut-and-try yang
memanfaatkan postulat, hukum-hukum dasar, dan metode manipulasi lain yang sudah
dikenal.
Contoh:
a) f(x,y) = x + x’y
b) f(x,y) = x(x’ + y)
Penyelesaian:
a) f(x,y) = x + x’y
= 1· (x + y) (hukum komplemen)
24
=x+y (hukum identitas)
b) f(x,y) = x(x’ + y)
= 0 + xy (hukum komplemen)
= xy (hukum identitas)
25
minterm. Tiap kotak dikatakan bertetangga jika minterm-minterm yang
mempresentasikannya berbeda hanya 1 buah literal.
Peta Karnaugh dapat dibentuk dari fungsi Boolean yang dispesifikasikan dengan
ekspresi Boolean maupun fungsi yang direpresentasikan dengan tabel kebenaran.
Misalkan dua peubah di dalam fungsi Boolean adalah x dan y. Baris pada Peta
Karnaugh untuk peubah x dan untuk peubah y. Baris pertama diidentifikasi nilai 0
(menyatakan x’), sedangkan sedangkan baris dengan 1 (menyatakan x), begitu juga
terhadap y. Kita lebih sering menggunakan cara penyajian nomor dua.
Perhatikanlah bahwa dua kotak yang bertetangga hanya berbeda satu literal. Kotak
x’y’ dan x’y misalnya, hanya berbeda pada literal kedua (y’ dan y), sedangkan literal
pertama sama (yaitu x). jika minterm pada setiap kotak dipresentasikan dengan string
biner, maka dua kotak yang bertetangga hanya berbeda 1 bit (contohnya 00 dan 01 pada
kedua kotak tersebut hanya berbeda satu bit yaitu pada bit kedua).
26
Peta Karnaugh dengan Tiga Peubah
Untuk fungsi Boolean dengan tiga peubah (misalkan x, y dan z), jumlah kotak di
dalam peta Karnaugh meningkat menjadi 23 = 8. Baris pada peta Karnaugh untuk
peubah x dan kolom untuk peubah yz. Baris pertama diidentifikasikan nilai 0
(menyatakan x’) sedangkan baris kedua dengan 1 (menyatakan x). Kolom pertama
diidentifikasikan nilai 00 (menyatakan x’y’). Perhatikan lah bahwa antara satu kolom
dengan kolom berikutnya hanya berbeda satu bit. Setiap kotak mempresentasikan
minterm dari kombinasi baris dan kolom yang bersesuaian.
Perhatikan urutan dari m1-nya. Urutan disusun sedemikian rupa sehingga setiap dua
kotak yang bertetangga hanya berbeda satu bit.
Contoh 1:
27
Dengan x’yz’ (dalam bentuk biner : 010)
Kotak-kotak yang mempresentasikan minterm 010, 110, dan 111 diisi dengan 1, sedangkan
kotak-kotak yang tidak terpakai diisi dengan 0.
Contoh 2:
Diberikan fngsi Boolean dengan tiga peubah yang dipresentasikan dengan tabel kebenaran
(tabel 7.12). Petakan fungsi tersebut ke peta Karnaugh.
28
Tempatkan 1 di dalam kotak di peta Karnaugh untuk kombinasi nilai x dan y yang
bersesuaian (dalam hal ini 001, 100, 101, dan 111).
Misalkan empat peubah di dalam fungsi Boolean adalah w,x,y dan z. jumlah kotak di
dalam peta Karnaugh meningkat menjadi 2 4 = 16. Baris pada peta Karnaugh untuk peubah
wx dan kolom untuk peubah yz. Baris pertama diidentifikasi nilai 00 (menyatakan w’x’),
baris kedua dengan 01 (menyatakan w’x), baris ketiga dengan 11 (menyatakan wx) dan baris
keempat dengan 10 (menyatakan wx’). Kolom pertama diidentifikasi nilai 00 (menyatakan
y’z’), kolom kedua diidentifikasi nilai 01 (menyatakan yz’), kolom ketiga diidentifikasi nilai
11 (menyatakan yz), sedangkan kolom keempat diidentifikasi nilai 10 (menyatakan yz’).
29
Teknik Menimisasi Fungsi Boolean dengan Peta Karnaugh
Contoh:
30
Penggulungan
Ada kemungkinan kotak-kotak yag bernilai 1 terdapat di sisi pinggir yang bersebrangan
(sisi kiri dengan sisi kanan, sisi atas dengan sisi bawah). kotak- kotak yang terletak pada sisi
bersebrangan sebenarnay merupakan kotak yang bertetangga juga. Anggaplah peta
Karnaugh seperi sebuah kertas yang ujung-ujungnya dapat ditautkan dengan cara
menggulung. Dengan menautkan sisi kiri dengan sisi kanan dari Peta Karnaugh dengan tiga
peubah, diperoleh bentuk gulungan seperti pada gambar dibawah ini.
Contoh:
Penyelesaian:
31
Jika penyederhanaan fungsi tanpa penggulungan, maka sebuah satu di sisi kiri dan
sebuah satu di sisi kanan adalah sebuah minterm terpisah, sehingga sehingga hasil
penyederhanaan adalah
Namun, jika kita menggulung peta Karnaugh dengan menautkan sisi kiri dengan sisi
kanan, kita peroleh pengelompokan 1 seperti pada peta diatas, sehingga fungsi Boolean hasil
penyederhanaan adalah
f(x, y, z) = yz + xz’
Hasil terakhir ini dapat dibuktikan benar dengan memanipulasi hasil penyederhanaan
pertama sbb:
32
Ketidakunikan Fungsi Hasil Penyederhanaan
Metode Peta Karnaugh menghasilkan fungsi Boolean yang lebih sederhana. Fungsi
yang lebih sederhana mempunyai jumlah literal dan jumlah term yang lebih sedikit daripada
fungsi asalnya. Namun, hasil penyederhanaan denga peta Karnaugh tidak selalu unik.
Artinya, mungkin terdapat beberapa bentuk fungsi minimisasi yang berbeda meskipun
jumlah literal dan jumlah term-nya sama. Hal ini diberkan contoh peta Karnaugh di abwah
ini.
Contoh 1:
33
Contoh 2:
34
Pengelompokan 1 dinyatakan denga garis penuh, sedangkan pengelompokan
nol dinyatakan dengan garis putus-putus.
35
Peta Karnaugh untuk lima peubah
Peta Karnaugh untuk lima peubah dibuat dengan anggapan ada dua buah peta empat
peubah yang sidambungkan. Demikian juga untuk enam peubah dianggap ada dua buah peta
empat peubah yang disambungkan. Setiap sub-peta ditandai dengan garis ganda di tenngah-
tengah. Dua kotak dianggap bertetangga jika secara fisik berdekatan dan merupakan
pencerminan terhadap garis ganda.
Contoh peta lima peubah
Pada peta Karnaugh di atas, m31 akan berdekatan dengan m30, m15, m29, m23, dan m27
Contoh :
(Contoh penggunaan Peta 5 peubah) Carilah fungsi sederhana dari f(v, w, x, y, z) = Σ (0, 2, 4,
6, 9, 11, 13, 15, 17, 21, 25, 27, 29, 31)
Jawab:
Peta Karnaugh dari fungsi tersebut adalah:
36
Keadaan Don’t Care
Keadaan Don’t Care adalah kondisi nilai peubah yang tidak diperhitungkan oleh
fungsinya. Artinya, nilai 1 ataupun 0 dari peubah don’t care tidak berpengaruh pada hasil
fungsi tersebut. Contohnya pada perancangan rangkaian digital untuk mempresentasikan
angka desimal 0 sampai 9. Jumlah bit yang diperlukan untuk mempresentasikan angka
desimal 0sampai 9 adalah 4 bit. Jadi rangkaian hannya menerima masukan 4 bit, namun
tidak semua kombinai 4-bit biner dipakai
Tabel 7.15
37
Diberikan tabel 7.16 yang mereprestasikan sebuah fungsi Boolean, f. Minimisasi fungsi
f sesederhana mungkin.
Tabel 7.16
Jawab :
Peta Karnaugh dari fungsi tersebut adalah:
38
Jawab :
Rangkain logika fungsi f ( x , y , z ) sebelum diminimisasikan adalah seperti dibawah ini
39
3. Kombinasikan minterm dengan n peubah kelompok lain yang jumlah ‘1’ nya beda
satu, sehingga diperoleh bentuk prima yang terdiri dari n-1 peubah. Minterm yang
dikombinasikan diberi tanda “ “
4. Kombinasikan minterm dalam n-1 peubah dengan kelompok lain yang jumlah ‘1’ nya
berbeda satu, sehingga diperoleh bentuk prima yang terdiri dari n-2 peubah.
5. Teruskan langkah 4 sampai bentuk prima yang sesederhana mungkin.
6. Ambil semua bentuk prima yang bertanda “ “. Buatlah tabel baru yang
memperlihatkan minterm dari ekspresi blooean semla yang dicakup oleh bentuk
prima tersebut (tandai dengan “ × “). Setiap minterm harus dicakup oleh paling
sedikit satu buah bentuk prima.
7. Pilih banyak prima yang dimilikijumlah literal paling sedikit namun mencakup
sebanyak mungkin minterm dari ekspresi boolean semula.
Contoh :
Sederhanakan fungsi boolean f ( w , x , y , z )=∑ ( 0 ,1 , 2 , 8 ,10 , 11, 13 ,15 ) .
Jawab
a. Langkah 1 sampai 5
b. Langkah 6 dan 7
40
Bentuk prima yang terpilih adalah
0,1 yang bersesuaian dengan term w’x’y
0,2,8,10 yang bersesuaian dengan term x’z’
10,11,14,15 yang bersesuaian dengan term wy
Semua bentuk prima diatas sudah mencakup semua minterm dari fungsi Boolean.
Dengan demikian, fungsi Boolean hasil penyederhanaan adalah
' ' ' ' '
f ( w , x , y , z )=w x y + x z +wy
41
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan apa yang dibahas di atas penulis dapat menyipulkan bahwa untuk
mempunyai sebuah Aljabar Boolean, terlebih dahulu harus diperlihatkan:
1. Elemen-elemen himpunan B,
2. kaidah operasi untuk operator biner dan operator uner
3. Memenuhi Postulat Hungtington
B. SARAN
untuk memahami lebih lanjut tentang Aljabar Boolean penulis berharap pembaca dapat
mencari sumber-sumber yang lain di buku maupun dimana saja terkait dengan Aljabar
Boolean. Agar bertambahnya wawasan mengenai Aljabar Boolean.
42