Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aljabar Boolean merupakan aljabar yang berhubungan dengan variabel-variabel biner


dan operasi-operasi logik. Variabel-variabel diperlihatkan dengan huruf-huruf alfabet, dan
tiga operasi dasar dengan AND, OR dan NOT (Komplemen).

Fungsi Boolean terdiri dari variabel-variabel biner yang menunjukkan fungsi, suatu
tanda sama dengan, dan suatu ekspresi aljabar yang dibentuk dengan menggunakan variabel-
variabel biner, konstanta-konstanta 0 dan 1, simbol-simbol operasi logik, dan tanda kurung.
Suatu fungsi boolean bisa dinyatakan dalam tabel kebenaran. Suatu tabel kebenaran untuk
fungsi boolean merupakan daftar semua kombinasi angka-angka biner 0 dan 1 yang
diberikan ke variabel-variabel biner dan daftar yang memperlihatkan nilai fungsi untuk
masing-masing kombinasi biner.

Aljabar boolean mempunyai 2 fungsi berbeda yang saling berhubungan. Dalam arti
luas, aljabar boolean berarti suatu jenis simbol-simbol yang ditemukan oleh George Boole
untuk memanipulasi nilai-nilai kebenaran logika secara aljabar. Dalam hal ini aljabar
boolean cocok untuk diaplikasikan dalam komputer. Oleh karena itulah penulis berharap
pembaca dapat mengetahui fungsi dan menambah wawasan tentang Aljabar Boolean.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari Aljabar Boolean?

2. Apa yang dimaksud dengan Aljabar Boolean Dua-Nilai?

3. Apa yang dimaksud dengan Ekspresi Boolean?

4. Apa yang dimaksud dengan Prinsip Dualitas?

5. Apa saja Hukum-hukum Aljabar Boolean?

6. Apa yang dimaksud dengan Fungsi Boolean?

1
7. Apa yang dimaksud dengan Penjumlahan dan Perkalian Dua Fungsi?

8. Apa yang dimaksud dengan Komplemen Fungsi Boolean?

9. Apa yang dimaksud dengan Bentuk Katonik?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi dari Aljabar Boolean

2. Untuk mengetahui Aljabar Boolean Dua-Nilai

3. Untuk mengetahui Ekspresi Boolean

4. Untuk mengetahui Prinsip Dualitas

5. Untuk mengetahui Hukum-hukum Aljabar Boolean

6. Untuk mengetahui Fungsi Boolean

7. Untuk mengetahui Penjumlahan dan Perkalian Dua Fungsi

8. Untuk mengetahui Komplemen Fungsi Boolean

9. Untuk mengetahui Bentuk Katonik

10.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Aljabar Boolean

1. Aljabar Boolean diperkenalkan oleh George Boole pada tahun 1854.

2. Seperti juga aljabar - aljabar yang lain, aljabar Boolean menggunakan pernyataan dan
operasi/hubungan.

3. Pernyataan dalam aljabar Boolean ini dipanggil dengan pernyataan logika yang hanya
mempunyai dua nilai saja, yakni : benar (1) atau salah (0) dan operasinya dipanggil
operasi logika.

Misalkan terdapat :

 Dua operator biner: + dan x

 Sebuah operator uner: ’.

 B : himpunan yang didefinisikan pada operator +, ×, dan ’

 0 dan 1 adalah dua elemen yang berbeda dari B.

B. Aljabar Boolean Dua-Nilai

1. Aljabar Boolean dua-nilai:B = {0, 1}

2. Operator biner + dan x.

3. Operator uner, ’

4. Kaidah untuk operator biner dan operator uner:

a b axb
0 0 0
0 1 0
1 0 0

3
1 1 1

a b a+b
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1

a a’
0 1
1 0

Cek apakah memenuhi postulat Huntington:

1. Closure : jelas berlaku

2. Identitas: jelas berlaku karena dari tabel dapat kita lihat bahwa:

(i) 0 + 1 = 1 + 0 = 1

(ii) 1 × 0 = 0 × 1 = 0

3. Komutatif: jelas berlaku dengan melihat simetri tabel operator biner.

4. Distributif:

(i) a × (b + c) = (a × b) + (a × c) dapat ditunjukkan benar dari tabel operator biner di atas


dengan membentuk tabel kebenaran:

a b c b+a a x (b + a x b bxc (a x b) +
c) (a x c)
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 0 0 0 0
0 1 0 1 0 0 0 0

4
0 1 1 1 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1

(ii) Hukum distributif a + (b × c) = (a + b) × (a + c) dapat ditunjukkan benar dengan


membuat tabel kebenaran dengan cara yang sama seperti (i).

5. Komplemen: jelas berlaku karena Tabel 7.3 memperlihatkan bahwa:

(i) a + a‘ = 1, karena 0 + 0’= 0 + 1 = 1 dan 1 + 1’= 1 + 0 = 1

(ii) a × a = 0, karena 0 × 0’= 0 × 1 = 0 dan 1 × 1’ = 1 × 0 = 0

Karena kelima postulat Huntington dipenuhi, maka terbukti bahwa B = {0, 1}


bersama-sama dengan operator biner + dan × operator komplemen ‘ merupakan aljabar
Boolean.

C. Ekspresi Boolean

Misalkan (B, +, ×, ’) adalah sebuah aljabar Boolean. Suatu ekspresi Boolean dalam (B,
+, ×, ’) dapat berbentuk:

(i) Elemen di dalam B, ex : 0 dan 1

(ii) Peubah/ literal/ variable, ex : a, b, c

(iii) Jika e1 dan e2 adalah ekspresi Boolean, maka e1 + e2, e1 × e2, e1’ adalah ekspresi
Boolean.

Mengevaluasi Ekspresi Boolean

Contoh: a’× (b + c) Jika a = 0, b = 1, dan c = 0, maka hasil evaluasi ekspresi:

0’× (1 + 0) = 1 × 1 = 1

5
Dua ekspresi Boolean dikatakan ekivalen (dilambangkan dengan ‘=’) jika keduanya
mempunyai nilai yang sama untuk setiap pemberian nilai-nilai kepada n peubah.

Contoh:

a × (b + c) = (a . b) + (a × c)

Contoh.

Perlihatkan bahwa a + a’b = a + b .

Penyelesaian:

•Perjanjian: tanda titik (×) dapat dihilangkan dari penulisan ekspresi Boolean, kecuali jika
ada penekanan:

(i) a(b + c) = ab + ac

(ii) a + bc = (a + b) (a + c)

(iii) a × 0 , bukan a0

D. Prinsip Dualitas

Prinsip dualitas mengemukakan bahwa dua konsep yang berbeda dapat dipertukarkan
namun tetap memberikan jawaban yang benar.

Contoh 24 :

AS → kemudi mobil di kiri depan

Indonesia → kemudi mobil di kanan depan

Peraturan:

(a) di Amerika Serikat,

• Mobil harus berjalan di bagian kanan jalan

• Pada jalan yang berlajur banyak, lajur kiri untuk mendahului

6
• Bila lampu merah menyala, mobil belok kanan boleh langsung

(b) Di Indonesia,

• Mobil harus berjalan di bagian kiri jalan

• Pada jalur yang berlajur banyak, lajur kanan untuk mendahului

• Bila lampu merah menyala, mobil belok kiri boleh langsung

Prinsip Dualitas pada Himpunan). Misalkan S adalah suatu kesamaan (identity) yang
melibatkan himpunan dan operasi-operasi seperti U,∩ dan komplemen. Jika S* merupakan
kesamaan yang berupa dual dari S maka dengan mengganti U→∩, ∩→U,Ø→U,U→Ø,
sedangkan komplemen dibiarkan seperti semula, maka operasi-operasi tersebut pada
kesamaan S* juga benar.

Contoh prinsip dualitas :

Misalkan A ∈ U dimana A = (A ∩ B) ∪ (A ∩ B), maka pada dualnya, misalkan U*,


berlaku :

A = (A ∪ B) ∩ (A ∪ B)

Dalam membuktikan kebenaran suatu pernyataan atau merepresentasikan suatu


pernyataan dengan cara lain dengan menggunakan bantuan himpunan ada beberapa cara,
antara lain :

i. Pembuktian dengan menggunakan Diagram Venn

Contoh pembuktian menggunakan diagram venn

Misalkan A, B, dan C adalah himpunan.

Tunjukan bahwa A ∩ (B ∪ C) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ C) dengan diagram Venn

Jawab :

7
Cara ini dilakukan bukan dalam pembuktian formal, dengan menggambarkan sejumlah

himpunan yang diketahui dan mengarsir setiap operasi yang diinginkan secara bertahap,

sehingga diperoleh himpunan hasil operasi secara keseluruhan.

Terbukti bahwa A ∩ (B ∪ C) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ C)

Kedua digaram Venn memberikan area arsiran yang sama

Terbukti bahwa A ∩ (B ∪ C) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ C).

ii. Pembuktian dengan menggunakan Aljabar Himpunan

Contoh :

Misalkan A dan B himpunan. Tunjukan bahwa A ∪ (B – A) = A ∪ B

Jawab :

A ∪ (B – A) = A ∪ (B ∩ Ā) (Definisi operasi selisih)

= (A ∪ B) ∩ (A ∪ Ā) (Hukum distributif)

= (A ∪ B) ∩ U (Hukum komplemen)

=A∪B (Hukum identitas)

8
E.Hukum-Hukum Aljabar Boolean

1. Hukum Identitas 2. Hukum Idempten


(i) a + 0 = a (i) a + a = a
(ii) a . 1 = a (ii) a . a = a
3. hukum Komplemen 4. Hukum dominasi
(i) a + a’ = 1 (i) a . 0 = 0
(ii) aa’ = 0 (ii) a + 1 = 1
5. hukum involusi 6. Hukum penyerapan
(i) (a’)’ = a (i) a + ab = a
(ii) a(a+b) = a
7. hukum komulatif 8. hukum asosiatif
(i) a + b = b + a (i) a + (b+c) = (a+b) + c
(ii) ab = ba (ii) a (bc) = (ab) c
9. hukum distributif 10. hukum de morgan
(i) a + (bc) = (a +b) (a+ c) (i) (a + b)’ = a’b’
(ii) a (b+c) = ab + ac (ii) (ab)’ = a’ + b’
11. Hukum 0 / 1
(i) 0’ = 1
(ii) 1’ = 0

Kita dapat memperoleh hukum-hukum aljabar boolean dari hukum-hukum aljabar himpunan
dengan cara mempertukarkan

∪ dengan+ ¿, atau ∨ dengan +


∩ dengan ., atau ⋀ dengan .
U dengan 1, atau T dengan 1
∅ deangan 0, atau F dengan 0
Perhatikanlah bahwa hukum yang ke-(ii) dari setiap hukum diatas merupakan dual dari
hukum yang ke-(i). Sebagai contoh,

9
Hukum komutatif : a+ b=b+a dualnya : ab=ba
Hukum asosiatif : a+ ( b+c )= ( a+b )+ c dualnya : a ( bc )= ( ab ) c
Hukum distributif : a ( b +c )=ab +ac dualnya : a+ bc=( a+ b ) (a+ c)
beberapa hukum aljabar booleon diatas akan dibuktikan dibawah ini, sedangkan bukti untuk
hukum lainnya.
Bukti:
(2i) a+ a= ( a+a )( 1 ) (hukum identitas)

¿ ( a+ a ) ( a+ a' ) (hukum komplemen)

¿ a+ a a
' (hukum distribituf)

¿ a+ 0 (hukum komplemen)

¿a (hukum identitas)

(2ii) aa=aa+ 0 (hukum identitas)


'
¿ aa+ a a (hukum komplemen)

¿ a ( a+a' ) (hukum distribituf)

¿ a .1 (hukum komplemen)

¿a (hukum identitas)

(2ii adalah dual dari 2i)


(4i) a+ 1=a+ ( a+a ' ) (hukum komplemen)

¿ ( a+ a ) +a
' (hukum asosiatif)
' (hukum idempoten)
¿ a+ a
¿1 (hukum komplemen)

(4ii) a .0=a ( a a' ) (hukum komplemen)

¿ ( aa ) a
' (hukum asosiatif)
' (hukum idempoten)
¿aa
¿0 (hukum komplemen)

(4ii adalah dual dari 4i)


(6i) a+ ab=a .1+a . b (hukum identitas)
¿ a ( 1+b ) (hukum distributif)

10
¿ a .1 (hukum dominasi)
¿a (hukum identitas)
(6ii) a ( a+b ) =( a+0 )( a +b ) (hukum identitas)
¿ a+ ( 0.b ) (hukum distributif)
¿ a+ 0 (hukum dominasi)
¿a (hukum identitas)
(6ii) adalah dual dari (6i)
(10i) ( ab )' =a' +b' (hukum distributif)
diketahui :(ab)(ab)'=0 (hukum komplemen)

perhatikan :(ab)(a +b )=0


' ' (hukum dominasi)
(hukum identitas)
bukti : ( ab ) ( a' +b' ) =ab a' +abb '
¿ 0. b+ a.0
¿ 0+0
¿0
(10ii) ( a+ b )' =a ' . b' (hukum distributif)

Diketahui: ( a+ b ) + ( a+ b )' =1 (hukum komplemen)


(hukum dominasi)
Perhatikan : a+ b ¿+ ( a ' b ' ) =1
(hukum identitas)
Bukti:
( a+ b ) + ( a' b ' ) =( a+ b+a ' ) ( a+b+b ' )
¿ ( a+ b ) + ( a+ 1 )
¿ ( 1+1 )
¿1
(10ii adalah dual dari 4a)
Contoh:
Berikut bahwa untuk sembarang elemen a dan b dari aljabar boolean maka
kesamaan berikut
a+ a' b=a+b dan a ( a' + b ) =ab
Adalah benar.
Penyelesaian:
(i) a+ a' b=( a+ab )+ a' b (hukum penyerapan)

11
¿ a+ ( ab+ a' b ) (hukum asosiatif)

¿ a+ ( a+ a' ) b (hukum distributif)


¿ a+1 . b (hukum komplemen)
¿ a+ b (hukum identitas)

(ii) a ( a' + b ) =a a' +ab (hukum distributif)


¿ 0+ ab (hukum komplemn)
¿ ab (hukum identitas)

Atau dapat juga dibuktkan melalui dari (i) sebagai berikut:


a ( a' + b ) =a ( a+ b ) ( a' +b )

¿ a { ( a+b ) ( a + b ) }
'

¿ a { ( a a' ) +b ¿ }
¿ a ( 0+ b )
¿ ab
F. Fungsi Boolean

Definisi : fungsi boolean disebut juga fungsi linear adalah pemetaan dari B” ke B
melalui ekspresi boolean, kita menuliskan sebagai :

f :B→ B

Yang dalam hasil ini B adalah himpunan yang beranggotakan pasangan terurut ganda-n
(orderedn-tuple) didalam daerah asal B.
Misalnya ekspresi boolean dengan n peubah adalah E( x 1 , x 2 , … x n ), setiap pemberian
nlai-nilai kepada peubah x 1 , x 2 ,… x n merupakan suatu pasangan terurut ganda-n didalam
daerah asal B” dan nilai ekspresi tersebut adalah byangan didalam daerah B[LIU85]. Dengan
kata lain, setiap ekspresi boolean tidak lain merupakan fungsi boolean. Misalkan sebuah
fungsi boolean adalah f ( x , y , z )=xyz + x ' y + y ' z . Fungsi f memetakan nilai-nilai pasangan
terurut ganda-3 misalnya (1,0,1) yang berarti x=1 , y=0 dan z=1 sehingga f(1,0,1) = 1.0.1’.
0 + 0’ . 1 = 0 + 0 + 1 = 1. Setiap peubah didalam fungsi boolean, termasuk dalam bentuk

12
komplemenya, disebut literal. Fungsi h ( x , y , z )=xy z ' pada contoh diatas terdiri dari 3 buah
literal, yaitu x , y dan z ' . Fungsi tersebut berharga 1 jika x=1 , y=1 , z =0 , sebab
'
h ( 1 ,1 , 0 ) =1.1.0 = (1.1 ) .1=1.1=1
dan berharga 0 untuk x , y , dan z lainnya.
Jika fungsi boolen dinyatakan dengan tabel kebenaran, maka untuk fngsi boolean
dengan n peubah , kombinasi dari nilai-nilai peubah-peubahnya adalah sebanyak 2”. Ini
berarti terdapat 2” baris yang berbeda didalam tabel kebenaran tersebut, misalnya n = 3
maka terdapat 23=8 baris tabel.
Contoh:
Diketahui fungsi boolean f ( x , y , z )=xyz ' , nyatakan h dalam tabel kebenaran .
Penyelesaian:
Nilai-nilai fungsi boolean diperhatikan dalam tabel 7.6
x y z f ( x , y , z )=xyz '
0 0 0 0
0 0 1 0
0 1 0 0
0 1 1 0
1 0 0 0
1 0 1 0
1 1 0 1
1 1 1 0

Fungsi boolean tidak selalu unik pada rpresentasi ekspresinya. Artinya, dua buah fungsi
yang ekspresi booleannya berbeda dapat menyatakan dua buah fungsi yang sama. Dengan
kata lain, dua buah fungsi sampai jika kedua ekspresi booleannya ekivalen. Misalnya f dan
g adalah ekspresi dari suatu fungsi boolean. Fungsi f dan g dikatakan merupakan fungsi
yang sama jika keduanya memiliki nilai yang sama pada tabel kebenaran untuk setian
kombinasi peubah-peubahnya. Sebagai contoh:
' ' ' ' '
f ( x , y , z )=x y z+ x yz+ x y dan g ( x , y , z )=x z + xy ' ¿
Adalah dua buah fungsi boolean yang sama. Kesamaan ini dapat dilihat pad tabel 7.7.

13
' ' ' ' '
x y z x y z + x yz + x y x z + xy '
0 0 0 0 0
0 0 1 1 1
0 1 0 0 0
0 1 1 1 1
1 0 0 1 1
1 0 1 1 1
1 1 0 0 0
1 1 1 0 0

Jika sebuah fungsi boolean tidak uni dalam representasi ekspresinya kita dapat
menemukan ekspresi boolean lainnya dengan melakukan manipulasi aljabar terhadap
ekspresi boolean. Yang dimaksud dengan memanipulasi atau menyederhanakan ekspresi
boolean adalah menggunakan hukum-hukum aljabar boolean untuk menghasilkan bentuk
yang ekuivalen. Perhatikan bahwa
' ' ' '
f ( x , y , z )=x y z+ x yz+ x y
¿ x' z ( y'+ y )+ x y' (hukum distributif)
' '
¿ x z .1+ x y (hukum komplemen)
'
¿ x z .1+ xy ' ( hukum identitas)

G. Penjumlahan dan Perkalian Dua Fungsi

Misalkan f dan g adalah dua buah fungsi boolean dengan n peubah, maka penjumlahan
f +g didefinisikan sebagai

(f + g) ( x 1 + x 2+ …+ x n )=f ( x1 + x 2 +…+ x n ) + g ( x 1+ x2 +…+ x n )


Sedangkan f . g didefinisikan sebagai
( f . g ) ( x 1+ x 2 +…+ xn ) =f ( x 1 + x 2+ …+ x n ) g ( x 1 + x 2+ …+ x n )
Contoh:
misalkan f ( x , y )=x y' + y dan g ( x , y )=x ' y ' maka
' '
h ( x , y ) =f + g=x y + y + x + y '

14
yang bila disederhanakan lebih lanjut menjadi
h ( x , y ) =x y ' + x ' + ( y+ y ' ) =x y ' + x ' +1=x y ' + x '
Dani ( x , y )=f . g=( x y ' + y ) ( x ' + y ' )

H. Komplemen Fungsi Boolean

fungsi komplemen dari suatu fungsi f , yaitu f ' dapat dicari dua cara berikut:

1. Menggunakan hukum De Morgan


Hukum de morgan untk dua buah peubah, x 1 dan x 2 adalah
(i) ( x 1 + x 2) =x 1 ' x 2 ' dan dualnya adalah
(ii) ( x 1 . x 2 )=x 1 ' + x 2 '
Hukum de morgan unuk tiga buah peubah acak, x 1 , x 2 ,dan x 3 adalah
'
(i) ( x 1 + x 2+ x 3 ) =( x 1 + y ) ' yang didalam halini y =x2 + x 3
' '
¿ x1 y
¿ x1 ' ( x2 + x3 )'
¿ x1 ' x2 ' x3 '
Dan dualnya adalah
' ' '
(ii) ( x 1 . x 2 . x 3 ) =x 1+ x2 + x 3 '
Hukum de morgan untuk n buah peubah, x 1 , x 2 ,… , x n adalah
'
(i) ( x 1 + x 2+ …+ x n ) = x 1 ' x 2 ' … x n '
Dan dualnya adalah
' ' '
(ii) ( x 1 . x 2 . … . x n ) =x 1+ x 2 +…+ x n '

Misalkan f ( x , y , z )=x ( y ' z ' + yz ) , maka fungsi komplemennya adalah


'
f ' ( x , y , z )=( x ( y ' z ' + yz ) )
'
¿ x + ( y z + yz )
' ' '

' '
¿ x + ( y z ) ( yz )
' ' '

' ' '


¿ x + ( y+ z ) ( y + z )

15
2. Menggunakan Prinsip Dualitas
Tentukan dual dariekspresi boolean yang merepresentasikan f , lalu komplemenkan
setian literal didalam dual tersebut. Bentuk akhir yang diperoleh menyatakan fungsi
komplemen.
Contoh:
a. Misalkan f ( x , y , z )=x ( y ' z ' + yz ) , maka dula dari ekspresi booleannya adalah

x + ( y ' + z' ) ( y+ z)
Komplemenkan tiap literal dari dual diatas menjadi
x ' + ( y+ z ) ( y ' + z ' ) =f '
Jadi, f ' ( x , y , z )=x ' + ( y+ z ) ( y ' + z ' )
b. Carilah komplemen dari fungsi f ( x , y , z )=x ' ( y z' + y ' z )
Penyelesaian:
Cara 1 : f ( x , y , z )=x ' ( y z' + y ' z )
' '
f ( x , y , z )=( x ¿ ¿ ' ( y z + y z))' ¿
'
¿ x +( y z + y z )
' '

' ' '


¿ x +( y z ) ( y z )
'

¿ x +( y ' + z) ( y + z' )

Cara 2 : f ( x , y , z )=x ' ( y z' + y ' z )


Dual dari ekspresi booleannya : x ' + ( y+ z' ) ( y ' + z )
Komplemenkan tipa literal dari dual :
f ' ( x , y , z )=x + ( y ' + z ) ( y + z ' )
I. Bentuk Kanonik

Ekspresi Boolean yang menspesifikasikan suatu funsi disajikan dalam dua bentuk yang
berbeda, diantaranya sebagai berikut:

1. Sebagai penjumlahan dari hasil kali

2. Sebagai perkalian dari hasil jumlah

16
Misalnya:

f ( x , y, x )=x ' y' z+xy ' z' +xyz dan

g ( x, y , z ) =( x+ y+ z ) ( x+ y' +z )( x+ y '+z ' ) ( x'+ y+z ' ) ( x' + y' +z )

Setiap suku (term) dalam ekspresi mengandung literal yang lengkap dalam peubah x, y,
z, baik peubahnya tanpa komplemen maupun dengan komplemen.Terdapat dua macam
bentuk term, yaitu minterm (hasil kali) dan maxterm (hasil jumlah).

n peubah
x 1 , x2 ,... , x n dikatakan minterm
Suku-suku di dalam ekspresi Boolean dengan
~ ~ ~

jika ia muncul dalam bentuk ℵ x 1 x 2 . .. x n dan dapat dikatakan maxterm jika ia muncul dalam
~ ~ ~

bentuk ℵ x 1 + x 2 +. .. + x n

Ekspresi Boolean yang dinyatakan sebagai penjumlahan dari satu atau lebih minterm
atau perkalian dari satu atau lebih maxterm disebut dalam bentuk kanonik.

jadi, ada dua macam bentuk kanonik:

1. penjumlahan dari hasil kali (sum-of-product atau SOP)

Nama lain SOP adalah bentuk normal disjungtif (disjunctive normal form).

2. Sebagai perkalian dari hasil jumlah (product-of-sum atau POS)

Nama lain POS adalah bentuk normal konjungtif (conjunctive normal form).

Minterm dilambangkan dengan huruf m kecil berindeks. Dan maxterm dilambangkan


dengam huruf M besar berindeks.

Contoh:

Nyatakan fungsi Boolean f ( x , y , z )=x + y ' z dalam bentuk kanonik SOP dan POS

Penyelesaian:

17
a) SOP

Terlebih dahulu kita melengkapi literal untuksetiap suku agar jumlahnya sama.

x=x ( y+ y' )
=xy+xy '
=xy ( z+ z' )+xy ' ( z+z' )
=xyz+xyz '+xy ' z+ xy' z '

y ' z= y ' z ( x+x' )


=xy ' z+ x' y ' z

jadi f ( x , y, z )=x+ y ' z


=xyz+xyz '+xy ' z+ xy' z '+xy ' z+ x' y ' z
=x ' y' z+xy ' z'+ xy' z+xyz '+xyz

atau

f ( x , y, z )=m1 +m4 +m5 +m6 +m7 =∑ (1 ,4 ,5, 6 ,7 )

b) POS

f ( x , y, z )=x+ y ' z
=( x+ y ' ) ( x+z )

Melengkapi literal pada setiap suku agar jumlahnya sama terlebih dahulu

x+ y'=x+ y '+zz '


=( x+ y '+z ) ( x+ y '+z ' )

x+z=x+z+ yy'
=( x , y, z ) ( x+ y '+z )

jadi , f ( x, y , z )= ( x + y '+z ) ( x+ y'+ z' )( x + y +z ) ( x + y '+z )


=( x + y +z ) ( x + y '+z ) ( x+ y '+ z' )

atau f ( x, y , z )=M 0 M 2 M 3=∏ ( 0,2,3 )

18
J. Konversi Antar Bentuk Kanonik

fungsi Boolean dalam bentuk kanonik SOP dapat ditransformasi ke bentuk kanonik
POS,demikian pula sebaliknya. Misalkan f adalah fungsi Boolean dalam bentuk SOP dengan
tiga peubah:

f ( x , y, z )=∑ (1,4 ,5,6,7 )

Dan f’ adalah fungsi komplemen dari f,

f ( x , y, z )=∑ ( 0,2,3 )=m 0 +m2 +m3

Dengan menggunakan hukum De Morgan, kita dapat memperoleh fungsi f dalam bentuk
POS:

f ' ( x , y , z )=( f '( x , y , z) ) '=( m0 +m2 +m3 )


=m0 ' . m2 ' . m3 '
=( x ', y ', z ' ) ' ( x ' yz ' )( x ' yz' )
=( x + y +z ) ( x + y '+z ) ( x+ y '+ z' )
=M 0 + M 2 +M 3
=∏ ( 0 , 2 ,3 )

Jadi, f ( x , y, z )=∑ (1,4 ,5,6,7 ) =∏ ( 0 ,2,3 )

Kesimpulannya:
m j '=M j

Contoh soal 1:

Nyatakan f ( x , y, z )=∏ ( 0,2,4,5 ) dan g ( w, x , y , z )=∑ ( 1,2,5,6,10 ) dalam bentuk SOP.

19
Penyelesaian:

Fungsi f dikonversi ke SOP dengan mengambil nilai-nilai antara 0 sampai 7 selain 0, 2,


4, dan 5, menjadi:

f ( x , y, z )=∑ (1,3,6,7 )

Fungsi g dikonversi ke POS dengan mengambil nilai-nilai antara 0 sampai 15 selain 1,


2, 5, 6, 10, dan 15, menjadi:

g ( w, x , y , z )=∏ ( 0,3, 4,7,8,9,11,12,13,14 )

Contoh soal 2:

Carilah bentuk kanonik , SOP dan POS, dari fungsi Boolean f ( x , y )=x '

Penyelesaian:

a. SOP

f ( x , y )=x '=x ' ( y + y ' )=x ' y +x ' y '


atau f ( x , y )=m0 +m1

b. POS

f ( x , y )=M 2 M 3 =( x '+ y )( x '+ y ' )

Contoh soal 3:

Carilah bentuk kanonik SOP dan POS dari f ( x , y, z )= y '+xy+x ' yz'

Penyelesaian:

a. SOP

f ( x , y, z )= y '+xy+x ' yz'


= y ' ( x+ x' )( z+z' ) +xy ( z+z ' )=x ' yz'
=( xy '+x ' y' )( z+z ' ) +xyz+xyz '+x' yz'

20
=xy ' z+ xy' z '+x' y' z+x' y' z '+xyz+xyz '+x' yz'
atau f ( x, y , z )=m0 +m1 +m2 +m4 +m5 +m6 +m7

b. POS

f ( x , y , z )=M 3 =x + y ' +z '

K. Bentuk Baku

dua bentuk kanonik adalah bentuk dasar yang diperoleh dengan membaca fungsi dari
tabel kebenaran. Bentuk ini umumnya sangat jarang muncul, karena setiap suku (term) di
dalam bentuk kanonik harus mengandung literal lengkap, baik dalam bentuk normal (x) atau
dalam bentuk komplemennya (x’)

Cara lain untuk mengekspresikan fungsi Boolean adalah bentuk baku (standard). pada
bentuk ini, suku-suku yang membentuk fungsi dapat mengandung satu, dua, atau sejumlah
literal. Dua tipe bentuk baku adalah bentuk baku SOP dan bentuk baku POS.

Contohnya:

f ( x , y, z )= y '+xy+x ' yz ( bentuk baku SOP )


f ( x , y, z )=x ( y' +z )( x '+ y+z' ) ( bentuk baku POS )

Perbedaan antara bentuk kanonik dan bentuk baku adalah, pada bentuk kanonik, setiap
term harus mengandung literal lengkap, sedangkan pada bentuk baku setiap term tidak harus
mengandung literal lengkap.

L.Aplikasi Aljabar Boolean

Aljabar Boolean memiliki aplikasi yang luas dalam bidang keteknikan, antara lain di bidang
jaringan pensklaran dan rangkaian digital. Masing- masing aplikasi dibahas dibawah ini:

1. Jaringan Penskalaran (Switching Network)

Saklar adalah objek yang mempunyai dua buah status: buka dan tutup. Setiap
peubah di dalam fungsi Boolean sebagai saklar dalam sebuah saluran yang dialiri listrik,
air, gas, informasi atau benda lain yang mengalir. Secara fisik, saklar ini dapat belupa

21
keran di dalam pipa hidrolik, transistor atau dioda dalam rangkaian listrik, dispatcher
pada alat rumah tangga, atau sembarang alat lain yang dapat melewatkan atau
menghambat aliran.

2. Sirkuit Elektronik

Komputer dan peralatan elektronik lain dibuat dari sejumlah rangkaian atau sirkuit
(circuit). sirkuit menerima masukan dan keluaran berupa pulsa-pulsa listrik yang dapat
dipandang sebagai 0 atau 1. aljabar Boolean digunakan untuk memodelkan sirkuit
elektronik. Elemen dasar dari sirkuti adalah gerbang (gate). sirkuti elektronik
dimodelkan dengan sejumlah gerbang logika (logic gate). Setiap gerbang
mengimplementasikan sebuah operasi Boolean.

Ada tiga macam gerbang dasar: AND, OR, dan NOT.

Sirkuit yang dibentuk oleh kombinasi beberapa gerbang logika disebut sirkuit logika.
Rangkaian tidak menyimpan keadaan saat ini, dengan kata lain tidak memiliki kemampuan
memori. Sirkuit semacam ini disebut juga sirkuit kombinasi (combinational circuit).

22
M. Penyederhanaan Fungsi Boolean

Menyederhanakan fungsi boolean artinya mencari bentuk fungsi lain yang ekivalen
tetapi dengan jumlah literal atau operasi yang lebih sedikit. Penyederhanaan fungsi Boolean
disebut juga minimisasi fungsi.

Contohnya, f(x,y) = x’y + xy’ +y’ dapat disederhanakan menjadi f(x,y) = x’ + y’ .

23
Dipandang dari segi aplikasi aljabar Boolean yang lebih sederhana berarti rangkaian
logikanya juga lebih sederhana (menggunakan jumlah gerbang logika lebih sedikit).

Ada tiga metode yang dapatdigunakan untuk menyederhanakan fungsi Boolean:

1) Secara aljabar, menggunakan hukum-hukum aljabar Boolean.

2) Metode Peta Karnaugh.

3) Metode Quine-McCluskey (metode tabulasi)

1) Penyederhanaan Fungsi Boolean Secara Aljabar

Jumlah literal di dalam sebuah fungsi Boolean dapat diminimumkan dengan trik
manipulasi aljabar. Metode yang tersedia adalah prosedur yang cut-and-try yang
memanfaatkan postulat, hukum-hukum dasar, dan metode manipulasi lain yang sudah
dikenal.

Contoh:

Sederhanakan fungsi-funsi Boolean berikut ini:

a) f(x,y) = x + x’y

b) f(x,y) = x(x’ + y)

c) f(x,y,z) = x’y’z + x’yz + xy’

d) f(x,y,z) = xz’ + y’z + xyz’

e) f(x,y,z) = (x + z’)(y’ + z)(x+y+z’)

Penyelesaian:

a) f(x,y) = x + x’y

= (x + x’)(x + y) (hukum distributif)

= 1· (x + y) (hukum komplemen)

24
=x+y (hukum identitas)

b) f(x,y) = x(x’ + y)

= xx’ + xy (hukum distributif)

= 0 + xy (hukum komplemen)

= xy (hukum identitas)

c) f(x,y,z) = x’y’z + x’yz + xy’

= x’z(y’ + y) + xy’ (hukum distributif)

= x’z · 1 + xz’ (hukum komplemen)

= x’z + xz’ (hukum identitas)

d) f(x,y,z) = xz’ + y’z + xyz’

= xz’ · 1 + y’z + xyz’ (hukum identitas)

= xz’(1 + y) +y’z (hukum distributif)

= xz’ · 1 + y’z (hukum dominansi)

= xz’ + y’z (hukum identitas)

e) f(x,y,z) = (x + z’)(y’ + z)(x + y +z’) = (x + z’)(y’ + z) dengan dualitas dari fungsi


nomor (d).

2) Metode Peta Karnaugh

Metode Peta Karnaugh (atau K-map) merupakan metode grafis untuk


menyedehanakan fungsi Boolean. Metode ini ditemukan oleh Maurice Karnaugh pada
tahun 1953. Peta Karnaugh adalah sebuah diagram atau peta yang terbentuk dari kotak
kotak (berbentuk bujur sangkar) yang bersisisan. Tiap kotak mempresentasikan sebuah

25
minterm. Tiap kotak dikatakan bertetangga jika minterm-minterm yang
mempresentasikannya berbeda hanya 1 buah literal.

Peta Karnaugh dapat dibentuk dari fungsi Boolean yang dispesifikasikan dengan
ekspresi Boolean maupun fungsi yang direpresentasikan dengan tabel kebenaran.

Peta Karnaugh dengan Dua Peubah

Misalkan dua peubah di dalam fungsi Boolean adalah x dan y. Baris pada Peta
Karnaugh untuk peubah x dan untuk peubah y. Baris pertama diidentifikasi nilai 0
(menyatakan x’), sedangkan sedangkan baris dengan 1 (menyatakan x), begitu juga
terhadap y. Kita lebih sering menggunakan cara penyajian nomor dua.

Perhatikanlah bahwa dua kotak yang bertetangga hanya berbeda satu literal. Kotak
x’y’ dan x’y misalnya, hanya berbeda pada literal kedua (y’ dan y), sedangkan literal
pertama sama (yaitu x). jika minterm pada setiap kotak dipresentasikan dengan string
biner, maka dua kotak yang bertetangga hanya berbeda 1 bit (contohnya 00 dan 01 pada
kedua kotak tersebut hanya berbeda satu bit yaitu pada bit kedua).

26
Peta Karnaugh dengan Tiga Peubah

Untuk fungsi Boolean dengan tiga peubah (misalkan x, y dan z), jumlah kotak di
dalam peta Karnaugh meningkat menjadi 23 = 8. Baris pada peta Karnaugh untuk
peubah x dan kolom untuk peubah yz. Baris pertama diidentifikasikan nilai 0
(menyatakan x’) sedangkan baris kedua dengan 1 (menyatakan x). Kolom pertama
diidentifikasikan nilai 00 (menyatakan x’y’). Perhatikan lah bahwa antara satu kolom
dengan kolom berikutnya hanya berbeda satu bit. Setiap kotak mempresentasikan
minterm dari kombinasi baris dan kolom yang bersesuaian.

Perhatikan urutan dari m1-nya. Urutan disusun sedemikian rupa sehingga setiap dua
kotak yang bertetangga hanya berbeda satu bit.

Contoh 1:

Gambarkan peta Karnaugh untuk f(x, y, z) = x’yz’ + xyz’ + xyz

27
Dengan x’yz’ (dalam bentuk biner : 010)

xyz’ (dalam bentuk biner : 110)

xyz (dalam bentuk biner 111)

Kotak-kotak yang mempresentasikan minterm 010, 110, dan 111 diisi dengan 1, sedangkan
kotak-kotak yang tidak terpakai diisi dengan 0.

Contoh 2:

Diberikan fngsi Boolean dengan tiga peubah yang dipresentasikan dengan tabel kebenaran
(tabel 7.12). Petakan fungsi tersebut ke peta Karnaugh.

28
Tempatkan 1 di dalam kotak di peta Karnaugh untuk kombinasi nilai x dan y yang
bersesuaian (dalam hal ini 001, 100, 101, dan 111).

Peta Karnaugh dangan Empat Peubah

Misalkan empat peubah di dalam fungsi Boolean adalah w,x,y dan z. jumlah kotak di
dalam peta Karnaugh meningkat menjadi 2 4 = 16. Baris pada peta Karnaugh untuk peubah
wx dan kolom untuk peubah yz. Baris pertama diidentifikasi nilai 00 (menyatakan w’x’),
baris kedua dengan 01 (menyatakan w’x), baris ketiga dengan 11 (menyatakan wx) dan baris
keempat dengan 10 (menyatakan wx’). Kolom pertama diidentifikasi nilai 00 (menyatakan
y’z’), kolom kedua diidentifikasi nilai 01 (menyatakan yz’), kolom ketiga diidentifikasi nilai
11 (menyatakan yz), sedangkan kolom keempat diidentifikasi nilai 10 (menyatakan yz’).

29
Teknik Menimisasi Fungsi Boolean dengan Peta Karnaugh

Penggunaan Peta Karnaugh dalam penyederhanaan fungsi Boolean dilakukan dengan


cara menggabungkan kotak-kotak yang bernilai 1 dan saling bersisian. Kelompok kotak
yang bernilai 1 dapat membentuk pasangan (dua), kuad (empat), dan oktet (delapan).

Contoh:

30
Penggulungan

Ada kemungkinan kotak-kotak yag bernilai 1 terdapat di sisi pinggir yang bersebrangan
(sisi kiri dengan sisi kanan, sisi atas dengan sisi bawah). kotak- kotak yang terletak pada sisi
bersebrangan sebenarnay merupakan kotak yang bertetangga juga. Anggaplah peta
Karnaugh seperi sebuah kertas yang ujung-ujungnya dapat ditautkan dengan cara
menggulung. Dengan menautkan sisi kiri dengan sisi kanan dari Peta Karnaugh dengan tiga
peubah, diperoleh bentuk gulungan seperti pada gambar dibawah ini.

Contoh:

Sederhanakan fungsi Boolean f(x, y, dan z) = x’yz + xy’z’ + xyz + xyz’.

Penyelesaian:

31
Jika penyederhanaan fungsi tanpa penggulungan, maka sebuah satu di sisi kiri dan
sebuah satu di sisi kanan adalah sebuah minterm terpisah, sehingga sehingga hasil
penyederhanaan adalah

f(x, y, z) = yz + xy’z’ + xyz’

Namun, jika kita menggulung peta Karnaugh dengan menautkan sisi kiri dengan sisi
kanan, kita peroleh pengelompokan 1 seperti pada peta diatas, sehingga fungsi Boolean hasil
penyederhanaan adalah

f(x, y, z) = yz + xz’

Hasil terakhir ini dapat dibuktikan benar dengan memanipulasi hasil penyederhanaan
pertama sbb:

f(x, y, z) = yz + xy’z’ +xyz’

= yz + xz’ (y’ + y) ( hukum distributif)

=yz + xz’ · 1 (hukum komplemen)

= yz + xz’ (hukum identitas)

32
Ketidakunikan Fungsi Hasil Penyederhanaan

Metode Peta Karnaugh menghasilkan fungsi Boolean yang lebih sederhana. Fungsi
yang lebih sederhana mempunyai jumlah literal dan jumlah term yang lebih sedikit daripada
fungsi asalnya. Namun, hasil penyederhanaan denga peta Karnaugh tidak selalu unik.
Artinya, mungkin terdapat beberapa bentuk fungsi minimisasi yang berbeda meskipun
jumlah literal dan jumlah term-nya sama. Hal ini diberkan contoh peta Karnaugh di abwah
ini.

3) Contoh-contoh Penyederhanaan Fungsi Boolean

Contoh 1:

33
Contoh 2:

34
Pengelompokan 1 dinyatakan denga garis penuh, sedangkan pengelompokan
nol dinyatakan dengan garis putus-putus.

35
Peta Karnaugh untuk lima peubah
Peta Karnaugh untuk lima peubah dibuat dengan anggapan ada dua buah peta empat
peubah yang sidambungkan. Demikian juga untuk enam peubah dianggap ada dua buah peta
empat peubah yang disambungkan. Setiap sub-peta ditandai dengan garis ganda di tenngah-
tengah. Dua kotak dianggap bertetangga jika secara fisik berdekatan dan merupakan
pencerminan terhadap garis ganda.
Contoh peta lima peubah

Pada peta Karnaugh di atas, m31 akan berdekatan dengan m30, m15, m29, m23, dan m27
Contoh :
(Contoh penggunaan Peta 5 peubah) Carilah fungsi sederhana dari f(v, w, x, y, z) = Σ (0, 2, 4,
6, 9, 11, 13, 15, 17, 21, 25, 27, 29, 31)
Jawab:
Peta Karnaugh dari fungsi tersebut adalah:

36
Keadaan Don’t Care
Keadaan Don’t Care adalah kondisi nilai peubah yang tidak diperhitungkan oleh
fungsinya. Artinya, nilai 1 ataupun 0 dari peubah don’t care tidak berpengaruh pada hasil
fungsi tersebut. Contohnya pada perancangan rangkaian digital untuk mempresentasikan
angka desimal 0 sampai 9. Jumlah bit yang diperlukan untuk mempresentasikan angka
desimal 0sampai 9 adalah 4 bit. Jadi rangkaian hannya menerima masukan 4 bit, namun
tidak semua kombinai 4-bit biner dipakai
Tabel 7.15

Dari tabel dapat dilihat hasil kombinasi nilai-nilai


1010 (nilai desimal=10),
1011 (nilai desimal=11),
1100 (nilai desimal=12),
1101 (nilai desimal=13),
1110 (nilai desimal=14),
1111 (nilai desimal=15),
Tidak digunakan untuk merepresentasikan angka desimal (diabaikan) karena nilai
desimalnya melebihi jumlah angka desimal yang ada (10 buah, yaitu dari 0 sampai 9).
Dalam hal ini kita tidak memperdulikan nilai fungsi untuk keenam kombinasi 4-bit yang
terakhir (nilai fungsi dinyatakan dengan X).
Contoh

37
Diberikan tabel 7.16 yang mereprestasikan sebuah fungsi Boolean, f. Minimisasi fungsi
f sesederhana mungkin.

Tabel 7.16

Jawab :
Peta Karnaugh dari fungsi tersebut adalah:

Hasil penyederhanaan : f ( w , x , y , z )=x z + y ' z ' + yz

N. Penyederhanaan Rangkain Logika Logika


Penyederhanaan rangkain logika logika dapat mengurangi jumlah gerbang logika yang
digunakan, bahkan dapat mengurangu jumlah kawat masukan.
Contoh 7.45
Minimalisis fungsi boolean f ( x , y , z )=x ' yz + x ' y z ' + x y ' z ' + x y ' z . Gambarkan rangkaian
logikanya.

38
Jawab :
Rangkain logika fungsi f ( x , y , z ) sebelum diminimisasikan adalah seperti dibawah ini

Minimisasi dengan Peta Karnaugh sebagai berikut

Fungsi Boolean hasil minimisasi adalah f ( x , y , z )=x ' y + x y '

O. Metode Quine-Mc Cluskey


Metode penyederhanaan yang lain yang dapat diprogram dan dapat digunakan untuk
fungsi Boolean dengan sembarang jumlah perubah adalah metode alternatif, yaitu
Metode Quine-Mc Cluskey yang dikembangkan oleh W. V. Quine dan E. J.
mcCluskeypada tahun 1950.
Langkah-langkahnya yaitu
1. Nyatakan tiap minterm dalam n peubah menkjadi string bit yang panjangnya n, yang
dalam hal ini peubah komplemen dinyatakan dengan ‘0’, peubah bukan komplemen
dinyatakan dengan ‘1’.
2. Kelompokkan tiap minterm berdasarkan jumlah ‘1’ yang dimilikinya.

39
3. Kombinasikan minterm dengan n peubah kelompok lain yang jumlah ‘1’ nya beda
satu, sehingga diperoleh bentuk prima yang terdiri dari n-1 peubah. Minterm yang
dikombinasikan diberi tanda “ “
4. Kombinasikan minterm dalam n-1 peubah dengan kelompok lain yang jumlah ‘1’ nya
berbeda satu, sehingga diperoleh bentuk prima yang terdiri dari n-2 peubah.
5. Teruskan langkah 4 sampai bentuk prima yang sesederhana mungkin.
6. Ambil semua bentuk prima yang bertanda “ “. Buatlah tabel baru yang
memperlihatkan minterm dari ekspresi blooean semla yang dicakup oleh bentuk
prima tersebut (tandai dengan “ × “). Setiap minterm harus dicakup oleh paling
sedikit satu buah bentuk prima.
7. Pilih banyak prima yang dimilikijumlah literal paling sedikit namun mencakup
sebanyak mungkin minterm dari ekspresi boolean semula.

Contoh :
Sederhanakan fungsi boolean f ( w , x , y , z )=∑ ( 0 ,1 , 2 , 8 ,10 , 11, 13 ,15 ) .
Jawab
a. Langkah 1 sampai 5

b. Langkah 6 dan 7

40
Bentuk prima yang terpilih adalah
0,1 yang bersesuaian dengan term w’x’y
0,2,8,10 yang bersesuaian dengan term x’z’
10,11,14,15 yang bersesuaian dengan term wy
Semua bentuk prima diatas sudah mencakup semua minterm dari fungsi Boolean.
Dengan demikian, fungsi Boolean hasil penyederhanaan adalah
' ' ' ' '
f ( w , x , y , z )=w x y + x z +wy

41
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan apa yang dibahas di atas penulis dapat menyipulkan bahwa untuk
mempunyai sebuah Aljabar Boolean, terlebih dahulu harus diperlihatkan:
1. Elemen-elemen himpunan B,
2. kaidah operasi untuk operator biner dan operator uner
3. Memenuhi Postulat Hungtington

B. SARAN
untuk memahami lebih lanjut tentang Aljabar Boolean penulis berharap pembaca dapat
mencari sumber-sumber yang lain di buku maupun dimana saja terkait dengan Aljabar
Boolean. Agar bertambahnya wawasan mengenai Aljabar Boolean.

42

Anda mungkin juga menyukai