KEL - 2 Supervisi BK
KEL - 2 Supervisi BK
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan kasihNya atas
anugerah hidup dan kesehatan serta petunjukNya sehingga memberikan kemampuan dan
kemudahan bagi kami dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa keterbatasan
pengetahuan dan pemahaman, menjadikan keterbatasan kami untuk memberikan penjabaran
yang lebih dalam tentang masalah ini, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
BAB III......................................................................................................................................... 9
PENUTUP.................................................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemahaman terhadap peserta didik yang mendapat- kan bimbingan dan konseling sangatlah
penting dan perlu. Pemahaman mengenai peserta didik ini perlu dilakukan sedini mungkin. Evaluasi
jenis ini dimulai dari layanan pengumpulan data
Jenis evaluasi program ini dilakukan untuk mening- katkan mutu program bimbingan dan konseling di sekolah
yang dapat dibagi menjadi beberapa kegiatan layanan, yaitu:layanan kepada peserta didik, layanan kepada
guru/konselor,layanan kepada kepala sekolah; dan layanan kepada orang tua klien atau masyarakat
Penilaian perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadu. Kegiatan penilaian, baik mengenai proses
maupun hasil,perlu dianalisis untuk kemudian dijadikan dasar dalam tindak lanjut untuk perbaikan dan
pengembangan program layanan bimbingan. Dengan dilakukan penilaian secara komprehensif, jelas, dan
cermat, maka diperoleh data atau informasi tentang proses dan hasil seluruh kegiatan bimbingan dan
konseling.Data dan informasi ini dapat dijadikan bahan untuk pertanggungjawaban atau akuntabilitas
pelaksanaan program bimbingan dan konseling
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
Ada beberapa jenis evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah, di
antaranya sebagai berikut.
Pemahaman terhadap peserta didik yang mendapat- kan bimbingan dan konseling sangatlah
penting dan perlu. Pemahaman mengenai peserta didik ini perlu dilakukan sedini mungkin.
Evaluasi jenis ini dimulai dari layanan pengumpulan data pada saat peserta didik diterima oleh
sekolah bersangkutan. Adapun jenis data yang dikumpulkan dari peserta didik dapat berupa
kemampuan skolastik, bakat, minat, kepribadian, prestasi belajar, riwayat kependidikan, riwayat
hidup, cita-cita pendidikan atau jabatan, hobi dan penggunaan waktu luang, kebiasaan belajar,
hubungan sosial, keadaan fisik dan kesehatan, kesulitan-kesulitan yang dihadapi, serta minat
terhadap mata pelajaran sekolah.
2. Evaluasi Program
Jenis evaluasi program ini dilakukan untuk mening- katkan mutu program bimbingan dan
konseling di sekolah yang dapat dibagi menjadi beberapa kegiatan layanan, yaitu:
Kegiatan operasional dari masing-masing layanan hendaknya disusun dalam suatu sistematika
tertentu. Jenis evaluasi pelaksanaan program ini memerlukan alat-alat atau instrumen evaluasi
yang baik.
3. Evaluasi Proses 3
Dalam evaluasi proses, yang dievaluasi adalah proses pelayanan bimbingan dan konseling secara
keseluruhan,mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan. Evaluasi proses ini bertujuan untuk
mengetahui efisiensi dan efektivitas proses yang pada gilirannya berfungsi meningkatkan kualitas
proses bimbingan itu sendiri.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu program, kita dituntut untuk melakukan
suatu proses pelaksanaan yang mengarah kepada tujuan yang diharapkan. Di dalam proses
pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah, banyak faktor yang terlihat, khususnya
yang berhubungan dengan pengelolaan. Hal tersebut dapat diuraikan adalah:
d. kegiatan bimbingan;
e. partisipasi guru/konselor;
g. evaluasi hasil.
Gambaran tentang tercapai atau tidaknya tujuan pelayanan bimbingan akan tercermin dalam diri
klien yang mendapat pelayanan bimbingan itu sendiri. Hal- hal yang menyangkut diri klien sesuai
dengan tujuan pelayanan bimbingan dapat dari pandangan para lulusan tentang program
pendidikan di sekolah yang telah ditempuhnya, kualitas prestasi (performance) bagi lulusan,
pekerjaan atau jabatan yang diperoleh lulusan setelah menamatkan program pendidikannya, dan
proporsi lulusan yang sudah bekerja dan belum.
4
B. Subjek Evaluasi
Penilaian perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadu. Kegiatan penilaian, baik mengenai
proses maupun hasil,perlu dianalisis untuk kemudian dijadikan dasar dalam tindak lanjut untuk
perbaikan dan pengembangan program layanan bimbingan. Dengan dilakukan penilaian secara
komprehensif, jelas, dan cermat, maka diperoleh data atau informasi tentang proses dan hasil
seluruh kegiatan bimbingan dan konseling.
Data dan informasi ini dapat dijadikan bahan untuk pertanggungjawaban atau akuntabilitas
pelaksanaan program bimbingan dan konseling. Adapun subjek yang dievaluasi-baik di bidang
pengajaran maupun bimbingan- adalah sebagai berikut.
Evaluasi merupakan suatu penilaian terhadap suatu kinerja yang sudah dikerjakan dalam
pandangan umum masyarakat. Misal, dunia pendidikan sangat memerlukan evaluasi dalam setiap
langkah untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sebagaimana kita ketahui, tujuan pendidikan secara
umum adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. Dengan
demikian, suatu evaluasi pasti dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pengajaran dan
pembelajaran sudah dilaksanakan dalam suatu instansi.
2. Evaluasi Sikap
Pengertian sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan
seseorang dalam merespons sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau
pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk hingga terjadilah perilaku
atau tindakan yang diingin- kan. Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni afektif, kognitif, dan
konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya
terhadap suatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai
objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk ber- perilaku atau berbuat dengan
cara-cara tertentu berke- naan dengan kehadiran objek sikap.
3. Evaluasi Kepribadian
Jika sasaran yang dievaluasi adalah kepribadian peserta didik, maka pengukuran tentang
kepribadian itu dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa tes yang bersifat baku
5
(standardized test). Oleh karena itu, subjek evaluasinya tidak bisa lain, kecuali psikolog, yaitu
seseorang yang memang telah dididik untuk menjadi tenaga ahli i yang profesional di bidang
psikologi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa di samping alat-alat evaluasi yang digunakan
untuk mengukur kepribadian seseorang itu bersifat rahasia, juga hasil-hasil pengukuran yang
diperoleh dari tes kepribadian hanya dapat diinterpretasikan dan disimpulkan oleh para psikolog
tersebut, tidak mungkin dapat dikerjakan oleh orang lain.
1. Fase Persiapan
Fase persiapan ini terdiri dari kegiatan penyusunan kisi-kisi evaluasi. Dalam kegiatan penyusunan
kisi-Kisi evaluasi, diperlukan beberapa langkah yang harus dilalui.
a. Langkah pertama, penetapan aspek-aspek yang dievaluasi. Aspek-aspek yang dievaluasi adalah:
1) penentuan dan perumusan masalah yang hendak dipecahkan atau tujuan yang akan dicapai;
2) program kegiatan bimbingan;
3) personel atau ketenagaan;
4) fasilitas teknik dan administrasi bimbingan;
5) partisipasi personel;
6) proses kegiatan; dan
7) akibat sampingan.
b.Langkah kedua, penetapan kriteria keberhasilan evaluasi. Misal, bila proses aspek kegiatan yang
akan dievaluasi maka kriteria yang dapat dievaluasi ditinjau dari lingkungan bimbingan, sarana yang
ada, dan situasi daerah.
c. Langkah ketiga, penetapan alat-alat atau instru- ment evaluasi. Misal, aspek proses kegiatan yang
hendak dievaluasi dengan kriteria langkah kedua, maka instrumen yang harus digunakan adalah
check list, observasi kegiatan, tes situasi, wawancara, dan
angket.
d. Langkah keempat, penetapan prosedur evaluasi. Seperti contoh pada langkah kedua dan ketiga,
make prosedur evaluasinya melalui penelaahan, kegiatan, penelaahan hasil kerja, konferensi kasus,
6
dan lokakarya.
e. Langkah kelima, penetapan tim penilaian atau evaluator. Berkaitan dengan contoh sebelumnya,
maka yang harus menjadi evaluator dalam peni- laian proses kegiatan ialah ketua bimbingan dan
konseling, kepala sekolah, tim bimbingan dan konseling, serta konselor.
1. Objektif. Artinya, pelaksanaan money harus dilakukan atas dasar indikator-indikator yang sudah
disepakati tanpa tendensi apriori.
7
2. Transparan (keterbukaan). Artinya, pelaksanaan eva- luasi harus dilakukan secara terbuka dan
diinformasikan kepada seluruh pihak yang terkait dengan pelaksanaan evaluasi ini.
3. Partisipatif. Artinya, pelaksanaan evaluasi harus meli- batkan secara aktif dan interaktif bagi para
pelaku.
4. Akuntabilitas (tanggung gugat). Artinya, pelaksanaan evaluasi dapat dipertanggungjawabkan
secara internal maupun eksternal.
5. Tepat waktu. Artinya, pelaksanaan evaluasi harus sesuai waktu yang dijadwalkan.
6. Berkesinambungan. Artinya, hasil evaluasi harus dapat digunakan sebagai umpan balik
penyempurnaan pada kebijakan berikutnya.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
A . Evaluasi Program Jenis evaluasi program ini dilakukan untuk mening- katkan mutu program
bimbingan dan konseling di sekolah yang dapat dibagi menjadi beberapa kegiatan layanan, yaitu: a.
layanan kepada peserta didik; b. layanan kepada guru/konselor; c. layanan kepada kepala sekolah;
dan d. layanan kepada orang tua klien atau masyarakat.
B . Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa di samping alat-alat evaluasi yang digunakan untuk
mengukur kepribadian seseorang itu bersifat rahasia, juga hasil-hasil pengukuran yang diperoleh
dari tes kepribadian hanya dapat diinterpretasikan dan disimpulkan oleh para psikolog tersebut,
tidak mungkin dapat dikerjakan oleh orang lain.
C . Fase Penafsiran atau Interpretasi dan Pelaporan Hasil Evaluasi Pada fase ini, dilakukan kegiatan
membandingkan hasil analisis data dengan kriteria penilaian keberhasilan, kemudian
diinterpretasikan dengan menggunakan kode-kode tertentu, untuk kemudian dilaporkan serta
digunakan dalam rangka perbaikan atau pengembangan program layanan bimbingan konseling.
D . Artinya, pelaksanaan eva- luasi harus dilakukan secara terbuka dan diinformasikan kepada
seluruh pihak yang terkait dengan pelaksanaan evaluasi ini.
B. Saran
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada
kritik dan yang ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada kami dengan kritikan yang
membangun. Kami menyadari apabila masih terdapat kekurangan dalam pengerjaan makalah
kami mohon maaf dan mohon agar pembaca memakluminya karena kami hanya manusia yang
tak luput dari salah dan khilaf.
9
DAFTAR PUSTAKA
10