Anda di halaman 1dari 10

Pengenalan Alat Ukur

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengukuran adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui atau mencari panjang, tinggi,
kedalaman, ketebalan, dan satuan lain yang memiliki besaran. Masing-masing besaran juga memiliki alat
pengukuran yang berbeda-beda dan sudah disesuaikan dengan penggunaanya. Pengukuran tidak lepas dari
kehidupan sehari-hari manusia, sebagai contoh seorang penjahit yang mengukur panjang kain
menggunakan meteran pita, pekerja bangunna yang menggunakan meteran, dan bahkan pelajar yang
menggunakan alat ukur seperti mistar. Masing-masing kegiatan tadi sebenarnya menggunakan satu jenis
alat ukur yang sama dengan satuan panjang, namun saat proses prakteknya setiap alat ukur yang digunakan
memiliki ketelitian yang berbeda dan telah disesuaikan dengan masing-masing pekerjaan tadi.
Penggunaan alat ukur dengan ketelitian ini sangatlah penting dan perlu diperhatikan saat akan
melakukan suatu pekerjaan. Mengingat bahwa kegiatan pengukuran ini juga sangatlah penting dan menjadi
hal dasar dalam hampir setiap kegiatan terutama kegiatan industri dan pembangunan. Pengukuran ini juga
sudah diatur dengan standar internasional yang ditetapkan oleh organisasi seperti ISO (Intenational
Standarization Organization) dan juga BIPM (Bureau International des Poids et Mesures). Pengukuran yang
telah distandarisasi dengan alat yang sudah sesuai dengan standar bertujuan untuk mencegah terjadinya
kesalahan dalam pengukuran yang dapat mengakibatkan hal-hal fatal kedepannya.
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang dibahas pada praktikum kali ini adalah bagaimana cara mengukur panjang dan
ketebalan manik-manik, kelereng, dan buku menggunakan alat ukur berupa mikrometer sekrup, mistar
centimeter, dan jangka sorong.
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengukur panjag dan ketebalan manik-manik, kelereng, dan
buku menggunakan mikrrometer sekrup, jangka sorong, da mistar centimeter. Selain itu praktikum kali ini
juga bertujuan untuk mengajarkan praktikan cara untuk menggunakan setiap alat ukur dengan benar dan
menentukan alat ukur dengan ketelitian yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang dihadapi.

BAB 2 DASAR TEORI

2.1 Besaran

Besaran adalah semua sifat-sifat fisis pada suatu fenomena alam yang dapat dinyatakan dalam suatu
nilai tertentu. Selain itu, setiap besaran fisika merupakan besaran skalar dan besaran vektor sehingga untuk
mempelajarinya kita harus mempelajari terlebih dahulu masalah besaran dan satuan (Irawati,2014). Besaran
sendiri terbagi menjadi dua dalam fisika, yaitu besaran pokok dan juga besaran turunan. Besaran pokok adalah
besaran dasar dalam fisika seperti panjang, massa, waktu, suhu, dan lainnya. Sementara besaran turunan
adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok seperti luas, kecepatan, percepatan, tekanan, dan lainnya.

2.2 Satuan

Besaran dan satuan adalah dua hal yang tidak biSa dipisahkan dalam pengukuran. Saat besaran suatu
benda atau gaya sudah diketahui namun tidak memiliki satuan maka besaran benda tersebut masih belum bisa
menjelaskan sifat fisis benda tersebut. Oleh karena itu besaran dan satuan sangatlah penting, untuk
mendeklarasikan suatu besaran maka satuan dari besaran tersebut juga harus dideklarasikan. Satuan akan
berfungsi sebagai penjelas dari besaran sifat fisis benda tersebut. Dalam penulisan satuan untuk meminimalisir
terjadinya masalah yang tidak diinginkan karena perbedaan penetapan satuan, maka dibuatla suatu sistem yang
menetapkan penulisan besaran secara internasional. Metode ini dikenal sebagai sistem metrik, dan
dikembangkan sebagai alternatif dari sistem inggris, yang juga digunakan pada saat itu di Inggris. Meskipun
sistem metrik sudah digunakan sejak lama, namun istilah sistem internasional ini baru digunakan sejak 1970
(Andari,2022).

2.3 Pengukuran

Pengukuran adalah proses mengukur suatu besaran, yaitu membandingkan nilai besaran yang sedang
kita ukur dengan besaran lain sejenis yang dipakai sebagai acuan. Pengukuran besaran fisis sendiri dapat
mencakup berbagi besaran seperti panjang, waktu, temperaur, kuat aurs listrik, keceptan, perccepatan,gay, an
msiah banyak lainnya. Pengukuran yang baik harus akurat, presisi, dan memiliki ketidakpastian yang dikelola
dengan baik. Penting untuk menggunakan alat ukur yang tepat dan metode yang sesuai untuk memastikan
bahwa hasil pengukuran mencerminkan besaran yang diukur dengan sebaik-baiknya. Kesalahan dalam
pengukuran dapat mengarah pada kesalahan dalam analisis dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu,
pengukuran adalah komponen penting dalam berbagai disiplin ilmu dan aplikasi kehidupan sehari-hari.

2.4 Alat ukur

Pengukuran yang baik harus bisa mendapatkan hasil yang presisi, oleh karena itu untuk bisa
mendapatkan hasil yang presisi dibutuhkan alat yang juga dapat menunjang proses pengukuran tersebut. Alat
yang digunakan dalam pengukuran kali ini adalah alat-alat yang dikhususkan untuk mengukur panjang suatu
benda dengan ukuran kecil hingga benda berukuran sedang. Satuan pengukuran yang digunakan dalam cm
ataupun mm, skala ketelitian yang digunakan juga kecil karena hanya digunakan pada benda-benda berukuran
kecil. Beberapa alat-alat pengukuran yang digunakan adalah sebagai berikut,

2.4.1 Mistar centimeter

Mistar centimeter atau yang biasa dikenall sebagai penggaris centimeter, seperti namanya penggaris ini
menggunakan satuan centimeter sebagai skala pengukurannya. Beberapa penggaris dilengkapii juga dengan
satuan inch ataupun milimeter untuk ketelitian yang lebih tinggi. Skala pengukuran mistar centimeter berkisar
0,1cm atau 1 mm dengan skala ketelitian 0,5 mm. Skala pengukuran dan ketelitian masih terbilang kecil jika
dibandingkan dengan dua alat ukur lainnya, oleh karena itu pengukuran yang membutuhkan tingkat presisi
yang tinggi tidak disarankan menggunakan mistar.

2.4.2 Jangka sorong

Jangka sorong adalah salah satu alat ukur yang dpat digunakan untuk mengetahui panjang, diameter
luar, dan diameter dalam sebuah bentuk benda, hal ini memungkinkan karena bentuk jangka sorong yag
didesain khusus agar dapat sesuai dalam kondisi tertentu. The great diversity of the forms of the measurement
jaws, which makes it possible to study the most diverse surfaces (outer and inner surfaces, protuberances,
cavities, etc.) has made vernier calipers a universal tool (Etingof, 2012). Jangka sorong memiliki skala
pengukuran terkecil yaitu 0,01 cm atau 0,1mm dengan skala ketelitian yang sama, hal ini membuat jangka
sorong dapat mengukur lwbih presisi jika dibandingkan dengan mistar centimeter.

2.4.3. MIkrometer sekrup

Mikometer sekrup adlah alat yang digunakan untuk mengukur benda-benda yang berukuran kecil, tipis,
atau berbentuk seperti lempengan dengan ketelitian yang cukup tinggi. Skala ketelitian mikrometer sekrup
adalah 0,01 mm yang membuat alat ini lebih presisi dari dua alat sebelumnya. With the thermomechanical
analysis it is possible to measure the axial dimensional changes of a tablet with high precision (0.001 mm) for
single tablets (Picker,2000). Dalam pengukuran benda-benda yang berukuran kecil namun membutuhkan
ketelitian yang tinggi mikrometer sekrup akan sangat cocok dalam kondisi tersebut.

2.5 Kalibrasi

Kalibrasi adalah suatu tindakan untuk selalu menempatkan alat pengukur atau jarum penunjuknya pada
titik nol yang sebenarnya. Kalibrasi harus selalu dilakukan untuk setiap alat ukur yang akan digunakan dan
setiap akan menggunakan alat ukur tersebut, hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir terjadinya error atau
kesalahan sistematis yang diakibatkan oleh penggunaan alat ukur. Jika alat ukur tidak dilakukan kalibrasi
sebelum digunakan nantinya ada kemungkinan hasil ukur yang didapat pada setiap percobaan akan lebih besar
ataupun lebih kecil dari hasil sebenarnya. Secara umum pengertian kalibrasi di sini adalah membandingkan
alat ukur Anda dengan referensi. Referensi (standar) yang digunakan untuk mengkalibrasi alat ukur Anda dapat
ditempuh dengan beberapa tahap yaitu dengan tahapan standar primer, standar sekunder, maupun dengan
standar lain yang diketahui (Arkundato & Pandiangan, 2018). Suatu alat ukur dapat dikatakan presisi jika untuk
pengukuran besaran yang diulang-ulang dapat menghasikan nilai yang sama dari yang sebelumnya.

2.6 Ketidakpastian pengukuran

Dalam melakukan pengukuran hasil yang didapatkan antara setiap individu ataupun percobaan satu
dengan percobaan yang lain akan sangat mungkin ditemukan sebuah perbedaan. Perbedaan ini mungkin tidak
terlalu signifikan nilainya namun ini bisa membuktikan bahwa ada sebuah ketidakpastian dalam melakukan
sebuah pengukuran. Ketidakppastian ini dapat disebabkan oleh banyak faktor diantaranya adalah human error,
faktor lingkungan, dan juga alat pengukur yang digunakan. Hal ini membuat sebuah simpangan atau selisih
antara hasil ukur dengan hasil yang sebenarnya, oleh karena itu penulisan hasil ukur harus dituliskan dalam
bentuk interval karena hasil ukur yang didapat mungkin berbeda. Hasil pengukuran yang berbeda ini bukan
dilihat sebagai kelemahan atau kesalahan namun sebagai sebuah variabel bebas yang menambah keragaman
suatu data, seperti yang dikatakan Meyer,2007 The determination of the measurement uncertainty of all
validated analytical test procedures should not be looked at as an additional burden but as a worthwhile
completion bringing added value.

BAB 3 METODOLOGI

3.1 Alat Bahan

Pada praktikum 1 fisika dasar tentang pengenalan alat ukur ini, peralatan yang digunakan adalah satu
buah jangka sorong, satu buah mikrometer sekrup, satu buah mistar centimeter. Selain itu bahan uji coba yang
digunakan sebagi objek penelitian adalah satu buah manik-manik atau kelereng dan satu buah buku. Mistar
centimeter, jangka sorong, dan mikrometer sekrup berfungsi sebagai alat ukur. Masing-masing alat ukur
memiliki fungsi yang berbeda-beda, mistar centimeter digunakan untuk mengukur panjang ataupun lebar
dalam satuan centimeter dengan skala pengukuran 1mm atau 0,1 cm, jangka sorong yang digunakan untuk
mengukur diameter luar dan dalam sekaligus dapat digunakan untuk mengukur kedalaman suatu benda denga
skala pengukuran 0,1mm atau 0,001cm, dan mikrometer sekrup yang dapat digunakan untuk benda-benda
yang sangat kecil dan membutuhkan tingkat presisi yang tinggi.

3.2 Skema Alat


Berikut ini adalah skema alat yang digunakan dalam praktikum pengenalan alat ukur ini :

Gambar mistar
Gambar jangka sorong

Gambar mikrometer sekrup

3.3 Langkah Kerja

Langkah kerja untuk percobaan pertama yaitu pengukuran diameter manik-manik adalah sebagai
berikut, langkah pertama, manik-manik atau kelereng dijepit menggunakan mikrometer yaitu dengan cara
sekrup pemutar diputar hingga benda terjepit. Langkah kedua adalah pengukuran, garis yang tertera pada skala
utama harus diperhatikan terlebih dahulu kemudian garis pada skala nonius juga harus diperhatikan. Langkah
ketiga, pengukuran dilakukan sebanyak lima kali dengan praktikan yang berbeda. Langkah keempat, data
pengukuran yang sudah didapatkan praktikan harus ditulis kedalam table data. Langkah kelima, pengukuran
dilakukan kembali dengan menggunakan jangka sorong dan mistar pada objek yang sama.

Langkah kerja untuk percobaan kedua yaitu pengukuran ketebalan buku adalah sebagai berikut,
langkah pertama, kertas buku dijepit menggunakan mikrometer sekrup yaitu dengan cara sekrup pemutar
diputar hingga benda terjepit. Langkah kedua adalah pengukuran, garis yang tertera pada skala utama harus
diperhatikan terlebih dahulu kemudian garis pada skala nonius juga harus diperhatikan. Langkah ketiga,
pengukuran dilakukan sebanyak lima kali dengan praktikan yang berbeda. Langkah keempat, data pengukuran
yang sudah didapatkan praktikan harus ditulis kedalam tabel data. Langkah kelima, pengukuran dilakukan
kembali dengan menggunakan jangka sorong dan mistar pada objek yang sama.

Daftar Pustaka
Andari, R. (2022). BAB 2 BESARAN, SATUAN DAN DIMENSI BESARAN. Fisika Dasar Pada Industri, 8.

Irawati, D. R. (2014). ANALISIS PENGUASAAN KONSEP FISIKA PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN
SATUAN KELAS X SMA NEEGERI 1 SALE REMBANG. Universitas Negeri Seamarang

Meyer, V. R. (2007). Measurement uncertainty. Journal of Chromatography A, 1158(1-2), 15-24.

Pandiangan, P., & Arkundato, A. (2018). Ketidakpastian dan Pengukuran. MODUL 1: KETIDAKPASTIAN DAN
PENGUKURAN 1.1.

Etingof, M. I. (2012). Modern vernier caliper. Measurement techniques, 55(8), 890-893.

Picker, K. M. (2000). The automatic micrometer screw. European journal of pharmaceutics and
biopharmaceutics, 49(2), 171-176.

Anda mungkin juga menyukai