Anda di halaman 1dari 159

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN


DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN “F”
KOTA BENGKULU
TAHUN 2021

Disusun Oleh :

REZA JAPIRA
NIM P05140118063

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
PROGRAM DIPLOMA TIGA
TAHUN 2021
i
ii
iii
RIWAYAT PENULIS

Nama : Reza Japira

Tempat, Tanggal Lahir : Batu Belarik, 09 Januari 2001

Agama : Islam

Anak Ke :3

Jumlah Saudara :3

Nama Orang Tua : Ayah : Juhari

Ibu : Minha

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Desa Batu Belarik, Kec Bermani Ilir, Kabupaten

Kepahiang, Provinsi Bengkulu

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri 05 Bermani Ilir


2. SMP Negeri 01 Bermani Ilir
3. SMA Negeri 05 Kepahiang
4. D3 Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu

iv
v
MOTTO

Pada saat engkau lelah ingin menyerah ingatla satu hal yaitu orang tua.

Ketika kau jenuh berada di titik akhir perjuanganmu dalam meraih mimpi, kau

boleh lelah tapi tidak untuk berhenti. Karena bagaimanapun keadaan mu dan

sesulit apapun keadaan yang sedang kau jalani ingatlah, bahwa kedua orangtua

mu lebih lelah mencari rezeki untukmu bisa bersekolah. Sukses tidak mudah

untuk diraih setiap kesuksesan terlebih dulu harus didahului dengan tetesan

keringat, semangat dan air mata. Tetap semangat apapun yang terjadi jangan lupa

untuk tetap bersyukur, meminta pertolongan kepada tuhan, sabar dan bekerja

keras.

“Pejuang Amd.Keb “

vi
PERSEMBAHAN

Yaallah terimakasih telah menghadirkanku di dunia yg penuh dengan


perjuangan ini baik sedih,bahagia, suka maupun duka sudah kulewati .
Terimakasih juga telah menghadirkan orang-orang baik dan kuat disampingku.
Tak henti-hentinya ku ucapkan puji syukur alhamdulillah atas nikmat dan
karuniamu ini. Kubersujud dihadapanmu, engkau telah memberikan ku
kesempatan ini untuk bisa membahagiakan kedua orangtua ku tercinta sehingga
aku bisa sampai di penghujung perjuanganku dalam meraih mimpiku ini, segala
puji bagi mu yaallah.

Alhamdulillah,Alhamdulillahirabbil’alamin.....

 Tak henti-hentinya kuucapkan puji beserta syukur ku kepadamu yaallah,


terimakasih telah meridhoi setiap langkah perjuangan hidupku. Terimakasih
telah memberikanku kesempatan, sehingga bisa sampai di titik ini untuk
dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir sebagai syarat untuk memperoleh
gelar Ahli Madya Kebidanan (Diploma Tiga Kebidanan). Terimakasih juga
telah menghadirkan orang-orang hebat dan kuat di setiap langkah
perjuanganku. Terimakasih telah memberikan kesehatan, kekuatan serta
kelancaran untukku dalam menyelesaikan pendidikan selama 3 tahun ini.
Yaallah mungkin untuk mengucapkan terimakasih untuk semuanya tidak
akan pernah cukup, mengingat semua nikmat dan karuniamu untukku tak
pernah habisnya. Sujud syukur atas segala kenikmatan dan rezeki yang
engkau berikan.
 Kepada kedua orang tua ku tercinta
Kepada ayahku tercinta pahlawan hidupku dan cinta pertamaku ( Bapak
Juhari/Ju’ek) dan ibunda ku tercinta (Ibu Minha)
Allahummaghfirlii dzunuubi wa liwalidayya warhamhuma kamaa
rabbayanii shaghiraa
Ya allah, ampunilah dosaku dan dosa kedua orangtua ku serta kasihanilah
mereka berdua seperti mereka mengasihi aku sewaktu aku masih kecil.
Aminnn
Terimakasih untuk kalian pahlawan hidupku, terimakasih telah
menghadirkanku didunia ini dan terimakasih juga untuk tak henti-hentinya
mendoakan ku sehingga aku bisa sampai di titik perjuangan ini dalam
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir sebagai syarat untuk meraih gelar Ahli
Madya kebidanan. Terimakasih untuk kalian berdua telah kuat dan sabar

vii
dalam medidikku, mungkin untuk mengucapkan terimakasih saja tidak akan
bisa mengembalikan semua jasa kalian untukku. Terimakasih juga untuk
tidak pernah mengeluh pada saat aku meminta uang untuk keperluan kuliah
dan terimakasih juga kalian telah mengusahakan untuk mencari uang untuk
diriku. Ayah Ibu maafkan aku jika selama ini aku belum bisa membahagiakan
kalian, tapi percayalah mulai detik ini pada saat aku sudah mempunyai gelar
ini aku berjanji akan bekerja keras untuk membuat kalian bangga dan aku
berjanji akan meningkatkan derajat kalian setinggi mungkin. Ayah ibu aku
mencintai kalian melebihi apapun I LOVE YOU......
 Kepada saudara-saudara ku tercinta
Kepada ayuk tertuaku wenti satriana terimakasih telah membuat ku
mengerti dan menjadi lebih dewasa lagi dalam menjalani kehidupan ini,
terimakasih untuk suka dan duka yang telah kau berikan di dalam keluarga
kita ini, terimakasih untuk 3 tahun yang lalu telah memberikan aku pelajaran
hidup yang sangat berharga untuk kedepannya. Mungkin rasa kecewa yang
sangat besar itu tidak akan pernah hilang tapi aku iklas dan percaya setiap
ujian yang tuhan berikan pasti ada hikmahnya dan aku yakin ujian hanya
diberikan pada orang yang kuat dan hebat. Aku tau kau adalah orang yang
hebat dan kuat, terimakasih untuk semua nya dan terimakasih juga telah
mengajarkan aku untuk menjadi pribadi yang kuat dan tidak boleh takut akan
apapun, terimakasih juga telah membantuku dalam segala hal. I LOVE YOU
Dan untuk kakak ipar pertamaku kak aswari terimakasih telah hadir di
keluarga kita terimakasih telah melengkapi kehidupan kita dan terimakasih
juga telah menerima lebih dan kurang kami untuk menjadi bagian dari
keluarga besar yang indah seperti sekarang, aku harap semoga keluarga besar
kita ini menjadi keluarga yang bahagia lahir dan batin dan selalu kompak.
Dan untuk ayukku yang kedua eva zevianti terimakasih engkau telah
membimbingku, terimakasih telah sabar menghadapi sikap ku yang terkadang
masih kekanak-kanakan ini, terimakasih telah mendengar keluh dan kesahku
selama ini, terimakasih juga telah membantuku dalam segala hal di setiap
perjalanan kuliahku. Mungkin untuk mengucapkan terimakasih tidak akan

viii
cukup untuk membalas jasamu, tapi yakinlah aku berjanji suatu saat nanti
akan membalas semua yang telah kau berikan untukku. I LOVE YOU MY
SISTER
Dan untuk kakak ipar keduaku kak harmoko terimakasih engkau telah
hadir di tengah-tengah keluarga besar kita, terimakasih juga telah banyak
membantuku dan mengajarkan aku untuk tetap semangat dalam
menyelesaikan kuliah ini karena aku adalah anak bungsu dan satu-satunya
harapan terbesar untuk keluarga kita. aku harap semoga keluarga besar kita
ini menjadi keluarga yang bahagia lahir dan batin dan selalu kompak.
Dear keponakan-keponakan ku tercinta, jimi aprildo, mutia azzahra, putra
gustinus pratama dan muhammad adhara dwi rafka. Tetap semangat untuk
jimi aprildo, mutia azahra dan putra gustinus pratama, masa depan kalian
masih panjang. Untuk ak jim dan ayuk muti cik pira sangat bangga kepada
kalian berdua, kalian adalah anak-anak hebat dan kuat. Terimakasih telah
bertahan dan menjadi anak yang tumbuh dewasa dan mengerti keadaan orang
tua. Semoga cita-cita kalian tercapai, suatu saat bisa membahagiakan kedua
orang tua tercinta, panjang umur, diberikan kesehatan lahir batin, dan
dimudahkan rezekinya, aminn aminn yarabbal’alamin.
 Kepada keluarga besarku tercinta keluarga besar alm.hasan dan alm.ali najin.
Terimakasih kalian semua telah mendukung dan mendoakan ku untuk sampai
bisa ada di detik perjuangan terakhirku dalam menyelesaikan pendidikan d3
ini. Terimakasih banyak untuk kalian semua.
 Kepada dosen pembimbing ku tercinta bunda Lusi Andriani, SST, M.Kes
Terimakasih yang sebesar-besarnya reza ucapkan atas segala bimbingan
dan kesabaran yang bunda berikan kepada reza, terimakasih banyak bunda
telah memberikan kemudahan dan ilmunya kepada reza sehingga reza bisa
menyelesaikan pendidikaan reza dalam menyelesaaikan Laporan Tugas Akhir
ini, terimakasih banyak bunda.
 Kepada dosen pengujiku bunda Dra.Hj.Kosma Heryati, M.Kes dan bunda
Else Sri Rahayu, SST, M.Tr. Keb
Terimakasih banyak kepada bunda-bunda telah meluangkan waktunya
untuk menguji Laporan Tugas Akhir reza, terimakasih juga untuk ilmu dan
sarannya semoga suatu saat reza bisa menjadi bidan yang hebat dan cerdas

ix
seperti bunda, dan semoga suatu saat reza bisa melanjutkan kuliah reza
sehingga reza bisa seperti bunda-bunda yang sangat hebat ini. Terimakasih
banyak bunda untuk semuanya.
 Kepada seluruh dosen kebidanan poltekkes kemenkes bengkulu
Terimakasih banyak untuk bunda-bunda semua yang telah mengajar,
membimbing dan memberikan ilmunya kepada reza dan semoga suatu saat
reza bisa menjadi bidan yang hebat dan cerdas. Untuk bunda yunniarti, bunda
desi, bunda wewet, bunda suci, bunda rahmawati, bunda PS, bunda lela,
bunda lusi, bunda elvy, bunda rialike, bunda nisfi, bunda kosma, bunda ratna,
bunda juju, bunda else, bunda mariati, bunda epti, bunda afrina, bunda sriyan,
bunda eliana, bunda elly w, bunda diah dan bunda dwi. Terimakasih banyak
bunda-bunda semua.
 Untuk bidan fitri andri lestari, Str.Keb
Terimakasih banyak bunda untuk semuanya yang telah bunda berikan
kepada reza, terimakasih telah membimbing dan mengajarkan reza banyak
hal, terimakasih juga bunda telah banyak membantu reza selama penelitian
dan dinas disana, terimakasih telah mendengarkan keluh dan kesah reza
selama ini. Terimakaasih banyak bunda mohon maaf belum bisa membalas
kebaikan bunda selama ini, semoga bunda dan keluarga bunda selalu
diberikan rezeki yang melimpah, panjang umur dan sehat selalu.
 Kepada ayuk citra wulandari siregar,S.PD
untuk ayuk citra terimakasih banyak ayuk telah membantu vira dalam
segala hal, mohon maaf ayuk vira sering merepotkan ayuk. Terimakasih
banyak ayukku.
 Kepada sahabat-sahabatku
a. Dear sahabat SX ku, Efitri Handayani,Amd.Keb, Nova
Hermadayanti,Amd.Keb, Riski Amelia,Amd.Keb, Rohma Okteviani,
Amd.Keb, dan Selby Afrilia, Amd.Keb terimakasih kalian telah menjadi
sahabatku sejak awal kuliah dan sekarang telah mendapatkan gelar
Amd.Keb, terimakasih juga telah berjuang bersama hingga sampai dititik
perjuangan kuliah kita. Tak terasa sebentar lagi kita akan berpisah
terimakasih untuk kebersamaan selama 3 tahun ini, terimakasih telah
melewati suka duka bersama yg mana dulu bahkan sampai sekarang kita
sering beradu argumen dan saling mendiamkan, tapi aku bangga walau

x
saling mendiamkan tapi kita tidak pernah melepaskan. Alhamdulillah
sampai sekarang kita ber 6 masih bertahan. Tak terasa tinggal menghitung
bulan waktu akan memisahkan kita ber 6 huhuu sedih hihiii. Aku
berharap semoga kita tidak saling melupakan walaupun kita tidak berada
di kota yang sama lagi, semoga persahabatan kita tetap terjalin sampai
kita menua nanti dan hidup bahagia bersama keluarga tercinta dan semoga
kita segera dipertemukan dengan orang yang tepat hihiii, aminn aminn
yarabbal’alamin. Semoga kita semua dilancarkan menuju ukom dan
hasilnya nanti kita kompeten dan semoga kita ber 6 tahun ini kompak
menggunakan toga, aminn aminn yarabbal’alamin.
b. Dear Bella Yolanda,Amd.Keb, Relin Permata Sari,A.Md.A.B & Cheny
Mustika,Amd.Keb
Terimakasih untuk Bella Yolanda,Amd.Keb, Relin Permata
Sari,A.Md.A.B & Cheny Mustika,Amd.Keb terimakasih kalian telah
menjadi sahabatku, keluarga kedua ku. Terimakasih kalian telah bersedia
membantuku disaat aku prustasi dengan banyaknya tuntutan kuliah ini,
terimakasih juga kalian selalu ada disaat aku menceritakan keluh dan
kesahku. Tak terasa tinggal menghitung bulan kita akan menyelesaikan
studi kita. Begitu cepat waktu berlalu, aku harap persahabatan kita akan
tetap terjalin sampai kita menua bersama dan hidup bahagia bersama
keluarga tercinta, dan semoga kita segera dipertemukan dengan orang
yang tepat hihiii aminn aminn yarabbal’alamin.
c. Dear mak evi, wensi, zones dan hanin
Terimakasih untuk kalian telah menjadi sahabatku sedari SMP dan
terimakasih juga untuk tetap menjadi sahabat terbaikku selama lebih
kurang 9 tahun. Semoga suatu saat kita sama-sama sukses walaupun
berbeda jalan hidup. untuk mak evi, wensi dan zones tetap semangat kerja
semoga kalian diberikan kesehatan, dimudahkan rezeki, panjang umur
dan segera dipertemukan dengan orang yang tepat aminn aminn
yarabbal’alamin. Untuk hanin tetap semangat kuliahnya tak terasa tahun
depan kau juga akan berjuang untuk meraih gelar s.pd mu, tetap semangat
kuliahnya semoga selalu diberikan kesehatan, dimudahkan rezeki,
panjang umur dan segera dipertemukan dengan orang yang tepat aminn
aminn yarabbal’alamin. Begitu cepat waktu berlalu, aku harap

xi
persahabatan kita akan tetap terjalin sampai kita menua bersama dan
hidup bahagia bersama keluarga tercinta, aminn aminn yarabbal’alamin.
d. Dear kaksuh mbak ginia tian sagita,Amd.Keb & kak rovina hadamean
manik,Amd.Keb
Terimakasih kalian berdua telah bersedia menjadi kakak asuh reza,
terimakasih mbak dan kakak yg telah memberikan bimbingan, motivasi
dan semangatnya untuk reza. Tetap semangat mbak dan kakak kerjanya
semoga selalu dalam lindungan tuhan yyang maha esa, aminn aminn
yarabbal’alamin. Reza harap semoga persaudaraan kita tetap terjaga
sampai nanti kita menua bersama dan hidup bahagia bersama keluarga
tercinta, suatu saat jadi orang sukses dan sama-sama lulus CPNS aminn
aminn yarabbal’alamin.
e. Dear deksuh ardetha dan intan
Untuk adik-adik asuh kakak ardetha dan intan tetap semangat ya
kuliahnya, terimakasih kalian selalu memberi kakak support dan
semangat. Untuk kalian berdua apapun yang terjadi ingat jangan pernah
menyerah dan harus tetap semangat, karena setiap kesulitan pasti ada
kemudahan. Tetaplah bekerja keras dan insyaallah pasti akan terlewati.
f. Kepada teman-teman seperjuanganku terimakasih banyak guys telah
berjuang bersama dan terimakasih telah bertahan sampai di titik akhir
perjuangan ini. Semoga kita semua dapat meraih kesuksesan yang kita
inginkan pada saatnya nanti, aminn aminn yarabbal’alamin.
g. Semua dosen dan staf poltekkes kemenkes bengkulu terimakasih banyak
telah mengizinkan saya menempuh pendidikan selama 3 tahun ini,
khususnya di jurusan kebidanan poltekkes kemenkes bengkulu semoga
ilmu yang saya dapatkan selama menempuh pendidikan di poltekkes
kemenkes bengkulu bermanfaat bagi saya, keluarga dan masyarakat.
Semoga ini merupakan awal saya dalam mencapai kesuksesan dimasa
yang akan datang, aminn aminn yarabbal’alamin.
h. Terimakasih juga untuk pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu.

xii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas

Akhir ini dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin di Praktik Mandiri

Bidan “F” Kota Bengkulu Tahun 2021”.

Tujuan Penulisan Laporan Tugas Akhir adalah mampu memberikan Asuhan

Kebidanan Pada Ibu Bersalin di Praktik Mandiri Bidan “F” Kota Bengkulu Tahun

2021.

Dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat

bantuan baik materil maupun moril dari berbagai pihak, untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Eliana, SKM, MHP, Selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Bengkulu yang

telah memberikan kesempatan pada saya untuk mengikuti pendidikan di

Program Studi Diploma III Kebidanan Bengkulu.

2. Ibu Yuniarti, SST, M.Kes, Selaku Kajur Kebidanan Poltekkes Kemenkes

Bengkulu yang telah memberi fasilitas dan arahan dalam menyelesaikan

Laporan Tugas Akhir ini.

3. Ibu Ratna Dewi, SKM, MPH, Selaku Ketua Program Studi Diploma III

Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

4. Ibu Lusi Andriani, SST, M.Kes, Selaku Dosen Pembimbing yang dengan

sabar dan menyediakan waktu untuk konsultasi dan memberikan saran yang

membangun sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.

xiii
5. Ibu Dra.Hj. Kosma Heryati, M.Kes, Selaku Ketua Penguji yang telah banyak

memberikan bimbingan dan masukan dalam menyusun Laporan Tugas Akhir

ini.

6. Ibu Else Sri Rahayu, SST, M.Tr.Keb, Selaku Anggota Penguji yang telah

banyak memberikan bimbingan dan masukan dalam menyusun Laporan

Tugas Akhir ini.

7. Semua Dosen-Dosen Poltekkes Kemenkes Bengkulu yang telah memberikan

ilmu dan wawasannya kepada penulis selama perkuliahan, sehingga penulis

dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

8. Ayah, Ibu, Ayuk dan kakak serta keluarga besar ku tercinta yang telah

mengiringi perjuangan penulis dengan untaian doa dan harapan yang selalu

menguatkan penulis disaat penulis mulai rapuh dan merasa akan menyerah.

Terimakasih banyak untuk cinta yang tak terhingga dicurahkan kepada

penulis sehingga penulis mampu sampai di akhir penyelesaian Laporan Tugas

Akhir ini.

9. Bidan Fitri Andri Lestari, SKM, Str.Keb, Selaku Pemilik PMB tempat

penelitian yang telah memberikan ilmu dan sarannya sehingga Laporan Tugas

Akhir ini dapat terselesaikan.

10. Rekan-rekan seperjuangan dan yang lainnya yang tidak bisa saya sebut satu-

persatu yang senantiasa memberikan motivasi, dukungan moral, dan doa

untuk keberhasilan penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

xiv
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih

jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis sangat meminta untuk memberikan

saran beserta kritik yang membangun demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir

ini. Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bengkulu, Juli 2021

Penulis

xv
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. v
MOTTO ............................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xviii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xx
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xxi

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 5
D. Manfaat Penulisan ..................................................................................... 6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Persalinan
1. Pengertian ............................................................................................ 7
2. Sebab-Sebab Terjadinya Persalinan ...................................................... 8
3. Tanda-Tanda Persalinan........................................................................ 10
4. Tahapan Dalam Persalinan ................................................................... 11
5. Tujuan Asuhan Persalinan Normal ....................................................... 14
6. Kebutuhan Ibu Dalam Proses Persalinan .............................................. 15
7. Jenis Persalinan ..................................................................................... 17
8. Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan ............................................... 19
9. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin Kala I-V ............................................... 20
10. Mekanisme persalinan .......................................................................... 25

xvi
11. Partograf ............................................................................................... 27
12. Langkah-Langkah Asuhan Persalinan Normal ..................................... 36
B. Konsep Teori Asuhan Kebidanan .............................................................. 40
C. Kerangka Konseptual ................................................................................ 49

BAB III : METODE PENELITIAN


1. Desain ........................................................................................................ 57
2. Tempat dan Waktu..................................................................................... 57
3. Subjek Penelitian ...................................................................................... 57
4. Instrumen Pengumpulan Data ................................................................... 57
5. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 58
6. Alat dan Bahan .......................................................................................... 59
7. Etika Penelitian .......................................................................................... 60
8. Jadwal Kegiatan ........................................................................................ 61

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Hasil
a. Gambaran Lokasi Penelitian ................................................................ 62
b. Tinjauan Kasus...................................................................................... 63
c. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 89
2. Pembahasan .............................................................................................. 89

BAB V : PENUTUP
a. Kesimpulan ......................................................................................... 93
b. Saran .................................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 99


LAMPIRAN

xvii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Penggunaan lambang untuk selaput ketuban ......................................... 30

2.2 Penggunaan lambang penyusupan pada partograf ................................. 31

2.3 Langkah-langkah asuhan persalinan normal ......................................... 37

3.1 Jadwal pelaksanaan penelitian ............................................................... 61

xviii
DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ............................................................ 49

xix
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Gambar Partograf Bagian Depan .......................................................... 31

2.2 Gambar Partograf Bagian Belakang ...................................................... 35

xx
DAFTAR LAMPIRAN

1. Organisasi Penelitian
2. Standar Operasional Prosedur (SOP) Persalinan
3. Varney
4. Partograf
5. Surat Persetujuan Tindakan Medis
6. Surat Pernyataan Ketersediaan Menjadi Responden
7. Dokumentasi Persalinan
8. Permohonan Izin Pengambilan Data
9. Surat Izin Penelitian Dari Institusi Untuk Badan Kesatuan Bangsa Dan
Politik.
10. Surat Izin Penelitian Dari Institusi Untuk Dinas Kesehatan Kota Bengkulu
11. Surat Izin Penelitian Dari Institusi Untuk Praktik Mandiri Bidan
12. Surat Izin Penelitian Dari Dinas Kesehatan Kota Bengkulu
13. Surat Izin Penelitian Dari Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik
14. Surat Keterangan Selesai Penelitian Dari Praktik Mandiri Bidan
15. Lembar Konsultasi Bimbingan

xxi
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2017 dalam sehari

ada 4 ibu di Indonesia yang meninggal akibat melahirkan dengan kata lain

ada 1 ibu di Indonesia yang meninggal setiap 6 jam, angka ini menempatkan

Indonesia diurutan ke-2 tertinggi di Asia Tenggara setelah Laos dengan angka

kematian 357 per 100.000 dan Indonesia 305 per 100.000, yang mana

penyebab langsung kematian ibu disebabkan oleh perdarahan (28%), pre

exlamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi (8%), partus lama (5%), trauma

obstetrik (5%), dan emboli obstetrik (3%), ( Sinjai & Jamir, 2020).

Penurunan AKI ditentukan melalui tiga model Annual Averange

Reduction Rate (ARR) atau angka penurunan rata-rata Kematian Ibu

pertahun. Dari ketiga model tersebut Kementerian Kesehatan menggunakan

model kedua dengan rata-rata penurunan (5,5%) pertahun sebagai target

kinerja. Berdasarkan model tersebut maka diperkirakan pada tahun 2024

AKI di Indonesia turun menjadi 183 per 100.000 kelahiran hidup dan

ditahun 2030 turun menjadi 131 per 100.000 kelahiran hidup. Angka

Kematian Ibu di Indonesia tahun 2018 sebanyak 4.226 kasus, pada tahun

2019 mengalami penurunan yaitu sebanyak 4.221 kasus. Penyebab

Kematian Ibu terbanyak pada tahun 2019 adalah perdarahan (1.280 kasus),

1
2

hipertensi dalam kehamilan (1.066 kasus) dan infeksi (207 kasus), (Profil

Kesehatan Indonesia, 2019).

Pencegahan komplikasi selama persalinan dan setelah bayi lahir akan

mengurangi kesakitan dan kematian ibu serta bayi baru lahir. Penyesuaian

ini sangat penting, dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi

baru lahir. Hal ini dikarenakan sebagian besar persalinan di indonesia masih

terjadi di tingkat pelayanan kesehatan primer dengan penguasaan

keterampilan dan pengetahuan petugas kesehatan di fasilitas pelayanan

tersebut masih belum memadai, (Puspita Sari, 2014).

Tujuan dari Asuhan Persalinan adalah memberikan asuhan yang

memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan

yang bersih dan aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang

bayi, (Kurniarum, 2016).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Tahun 2019

terdapat 38.956 jiwa Ibu Bersalin di Provinsi Bengkulu dan ibu yg

melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 34.843 jiwa (89,4%)

dan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan sebanyak 34,166 jiwa

(87,7%), (Dinkes Provinsi Bengkulu, 2019).

Menurut Dinas Kesehatan Kota Bengkulu tahun 2019 terdapat 7.182

jiwa Ibu Bersalin di Kota Bengkulu dengan persalinan ditolong oleh tenaga

kesehatan sebanyak 6.965 jiwa (97%) dan persalinan di fasilitas pelayanan

kesehatan sebanyak 6,919 jiwa (96,34%). Dari data tersebut diketahui

jumlah persalinan yang ditolong tenaga kesehatan meningkat (1,3%) jika


3

dibandingkan dengan tahun 2018 yang mana hasil capaian tahun 2018

ditolong tenaga kesehatan yaitu 6,840 (95,7%), (Dinkes Kota Bengkulu,

2019).

Berdasarkan survey awal yang dilakukan Peneliti di Kota Bengkulu

pada Tahun 2020 menurut Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Angka

Persalinan Tertinggi terdapat di Kecamatan Selebar dimana Puskesma

Telaga Dewa sebagai Pusat Pelayanan Kesehatannya dan PMB “F” dan

PMB “O” adalah Praktik Mandiri Bidan di Wilayah Kerja Puskesmas

Telaga Dewa.

Alat Pelindung Diri (APD) adalah perangkat alat yang dirancang

sebagai penghalang terhadap penetrasi zat, partikel padat, cair atau udara

untuk melindungi pemakainya dari cedera atau penyebaran infeksi atau

penyakit. Apabila digunakan dengan benar, APD bertindak sebagai

penghalang antara bahan infeksius (misalnya virus dan bakteri) dan kulit,

mulut, hidung, atau mata (selaput lendir) tenaga kesehatan dan pasien.

Dalam melakukan Pertolongan Persalinan Bidan harus menggunakan APD

lengkap yang mana APD tersebut terdiri dari Masker, Pelindung Mata

(Goggles), Hazmat, Celemek (Apron), Sarung Tangan, Pelindung Kepala

dan Sepatu Pelindung (Boots), (Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan,

2020).

Jadi berdasarkan Survey tersebut bahwa di PMB “F” pada Tahun

2020 jumlah Persalinan sebanyak 111 ibu. Asuhan kebidanan yang

diberikan di PMB “F” sudah memenuhi standar pelayanan kebidanan.


4

Hanya saja di PMB “F” dalam melakukan Pertolongan Persalinan

penggunaan APD oleh Bidan masih belum lengkap. Bidan hanya

menggunakan Sarung Tangan, Masker, dan Celemek saja dan untuk

Hazmat, Pelindung Kepala, Pelindung Wajah dan Sepatu Pelindung (Boots)

tidak digunakan. Presentasi langkah APD yang belum digunakan mencapai

(57,14%).

Di PMB “O” terdapat 93 orang Ibu yang Melahirkan Normal, Asuhan

yang diberikan di PMB “O” sudah Memenuhi Standar Pelayanan

Kebidanan. Hanya saja di PMB “O” dalam melakukan Pertolongan

Persalinan hanya menggunakan Hazmat, Celemek, Masker, dan Sarung

Tangan, untuk Pelindung Mata, Pelindung Kepala dan Sepatu Boots tidak

digunakan. Presentasi langkah APD yang tidak digunakan mencapai

(42,85%) berdasarkan informasi yang didapat di PMB tersebut.

Berdasarkan data yang diperoleh, bahwa dalam melakukan asuhan

pada ibu bersalin masih adanya pengunaan APD yang belum lengkap maka

dari itu peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Di Praktik Mandiri Bidan “F” Kota

Bengkulu Tahun 2021” dengan memberikan asuhan kebidanan yang bersih

dan aman sesuai standar pelayanan kebidanan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang yang telah di uraikan diatas dapat

Diidentifikasi Masalah, bahwa dalam melakukan Pertolongan Persalinan

masih ada Bidan yang belum menggunakan APD lengkap, sehingga


5

pertanyaan peneliti yakni “ Bagaimana Cara Asuhan Kebidanan Pada Ibu

Bersalin di Praktik Mandiri Bidan “F” Kota Bengkulu Tahun 2021”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum yang ingin dicapai adalah diketahui asuhan kebidanan

pada ibu bersalin di PMB “F” kota bengkulu tahun 2021 dengan

menggunakan manajemen varney dan catatan perkembangan

menggunakan SOAP.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan Pengumpulan Data Subjektif dan Objektif pada Ibu

Bersalin di PMB “F” Kota Bengkulu Tahun 2021.

b. Diketahui Interpretasi Data (Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan) pada

Ibu Bersalin di PMB “F” Kota Bengkulu Tahun 2021.

c. Menegakkan Diagnosa/Masalah Potensial pada Ibu Bersalin di PMB

“F” Kota Bengkulu Tahun 2021.

d. Diketahui Kebutuhan Segera kepada Ibu Bersalin di PMB “F” Kota

Bengkulu Tahun 2021.

e. Membuat Rencana Tindakan Kebidanan pada Ibu Bersalin di PMB

“F” Kota Bengkulu Tahun 2021.

f. Melakukan Tindakan Kebidanan pada Ibu Bersalin di PMB “F” Kota

Bengkulu Tahun 2021.

g. Melakukan Evaluasi Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin di PMB “F”

Kota Bengkulu Tahun 2021.


6

h. Diketahui Kesenjangan antara Teori dan Kasus pada Ibu Bersalin di

PMB “F” Kota Bengkulu Tahun 2021.

D. Manfaat penulisan

1. Manfaat Teoritis

Hasil studi kasus ini dapat dijadikan sebagai masukan untuk

menambah wawasan ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi dunia

pendidikan dalam mengembangkan ilmu kebidanan khususnya mengenai

pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada ibu bersalin.

2. Manfaat Aplikatif

a. Bagi tenaga kesehatan

Sebagai referensi terhadap Profesi Kebidanan dalam pemberian

Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin guna meningkatkan mutu

pelayanan kebidanan.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Bagi institusi khususnya jurusan kebidanan dapat terus menerapkan

dan meningkatkan peran fungsi serta tanggung jawab dalam

penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ibu Bersalin Normal.

c. Bagi Masyarakat

Diharapkan masyarakat dapat terbantu dengan adanya Asuhan yang

diberikan pada Ibu Bersalin Normal.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Persalinan Normal

1. Pengertian

Persalinan normal menurut WHO (2010) adalah persalinan yang

dimulai secara spontan, berisiko rendah pada awal persalinan dan tetap

demikian selama proses persalinan, bayi lahir secara spontan dalam

presentasi belakang kepala pada usia kehamilan 37-42 minggu lengkap

dan setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi sehat,

(Oktarina, 2016). Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil

konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup ke dunia luar dari rahim melalui

jalan lahir atau jalan lain, (Diana, dkk, 2019).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan

melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau (kekuatan

sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati,

yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri

dengan kelahiran plasenta, (Puspita Sari, 2014). Kelahiran adalah proses

dimana janin dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir,

(Mutmainah, dkk, 2017).

7
8

2. Sebab-sebab yang terjadinya persalinan

Menurut Puspita Sari (2014), ada beberapa teori yang menyatakan

kemungkinan proses persalinan :

a. Teori penurunan progesteron

Progesteron menimbulkan relaxasi otot-otot rahim, sebaliknya

estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan

terdapat keseimbangan antar kadar progesteron dan estrogen dalam

darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga

timbul his.

b. Teori Oxitosin

Oxsitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior.

Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah

sensitivitas otot rahim sehinga sering terjadi kontraksi braxton hicks.

c. Teori prostaglandin

Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15

minggu yang dikeluarkan oleh desidua. Prostaglandin yang dihasilkan

oleh desidua diduga menjadi salah satu sebab permulaan persalinan.

d. Teori keregangan otot rahim

Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas waktu

tertentu. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi shiingga

persalinan dapat dimulai.


9

e. Teori fetal cortisol

Dalam teori ini diajukan sebagai “pemberi tanda” untuk

dimulainya persalinan adalah janin, diduga akibat peningkatan

tiba-tiba kadar kortisol plasma janin.

f. Teori fetal membran

Teori fetal membran phospolipid-arachnoid acid ptostaglandin.

Meningkatnya hormon estrogen menyebabkan terjadinya esterified

yang menghasilkan arachnoid acid, yg membentukan prostaglandin

dan mengakibatkan kontraksi miometrium.

g. Teori hipotalamus-pituitari dan glandula suprarenalis

Teori ini menunjukkan pada kehamilan anensefalus, sehingga

terjadi keterlambatan dalam persalinan karena tidak terbentuk

hipotalamus.

h. Teori iritasi mekanik

Di belakang srviks terdapat ganglion servikale (fleksus

frankenhauser). Bila ganglion ini ditekan dan digeser, misalnya oleh

kepala janin maka akan timbul kontraksi.

i. Teori plaenta sudah tua

Menurut teori ini, plasenta yang menjadi tua dapat menyebabkan

menurunya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan

kekejanga pembuluh darah pada villi chorialis di plasenta, sehingga

menyebabkan kontraksi pada rahim.


10

j. Teori tekanan serviks

Partus yang berpresentasi baik dapat merangsang akhiran saraf

sehingga serviks menjadi lunak dan terjadi dilatasi internum yang

mengakibatkan SAR (segmen atas rahim) SBR (segmen bawah rahim)

bekerja berlawanan sehingga terjadi kontraksi dan retraksi.

3. Tanda-tanda persalinan

a. Tanda bahwa persalinan sudah dekat

1) Terjadi lightening

Lightening mulai dirasa kira-kira dua minggu sebelum

persalinan adalah penurunan bagian presentasi bayi ke dalam pelvis

minor, (Legawati, 2018).

2) Terjadinya his permulaan

Makin tua kehamilan, pengeluaran estrogen dan progesterone

juga makin berkurang sehingga produksi oksitosin meningkat,

dengan demikian dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering,

(Mutmainnah dkk, 2017).

b. Tanda-tanda timbulnya persalinan (Inpartu)

1) Terjadinya his persalinan

His adalah kontraksi rahim yang dapat diraba menimbulkan rasa

nyeri di perut serta dapat menimbulkan pembukaan serviks kontraksi

rahim yang dimulai pada 2 face maker yang letaknya di dekat cornu

uteri, (Mutmainnah dkk, 2017).


11

2) Keluarnya lendir bercampur darah (show)

Lendir ini berasal dari pembukaan kanalis servikalis. Sedangkan

pengeluaran darahnya disbabkan oleh robeknya pembuluh darah

waktu serviks membuka, (Mutmainnah dkk, 2017).

3) Terkadang disertai ketuban pecah

Sedangkan ibu hamil mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya

selaput ketuban menjelang persalinan. Jika ketuban sudah pecah,

maka ditargetkan persalinan dapat berlangsung dalam 24 jam,

(Mutmainnah dkk, 2017).

4) Dilatasi dan effacement

Dilatasi adalah terbukanya kanalis servikalis secara berangsur-

angsur akibat pengaruh his. Effacement adalah pendataran atau

pemendekan kanalis servikalis yang semula panjangnya 1-2 cm

menjadi hilang sama sekali sehingga hanya tinggal ostium yang tipis,

seperti kertas, (Mutmainnah dkk, 2017).

4. Tahapan dalam persalinan

Proses dalam persalinan dibagi menjadi 4 fase yang disebut kala

persalinan, yaitu :

a. Kala 1 (Tahap Pembukaan)

Kala 1 disebut juga sebagai kala pembukaan yang berlangsung

antara pembukaan nol sampai lengkap (10). Proses pembukaan serviks

akibat his dibagi menjadi 2 fase, yaitu :


12

1) Fase laten

Berlangsung selama 8 jam, pembukaan terjadi sangat lambat

sampai mencapai ukuran diameter 3 cm, (Oktarina, 2016).

2) Fase aktif

Dibagi dalam 3 fase, yaitu :

a. Fase akselerasi

Pada fase ini pembukaan 3 cm menjadi 4 cm dalam waktu 2

jam, (Mutmainnah dkk, 2017).

b. Fase dilatasi maksimal

Pada fase ini dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung

sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm, (Mutmainnah dkk, 2017).

c. Fase deselerasi

Pada fase ini pembukaan berlangsung menjadi lambat

kembali, dimana pembukaan 9 menjadi lengkap berlangsung

dalam waktu 2 jam, (Puspita Sari, 2014)

Lamanya kala 1 untuk Primigravida dan Multivara berbeda.

Untuk Primigravida berlangsung 12 jam, sedangkan Multigravida

berlangsung 8 jam. Berdasarkan hitungan friedman, pembukaan

Primigravida 1cm/jam dan pembukaan Multigravida 2 cm/jam,

(Puspita Sari, 2014). Pada Primigravida kala 1 berlangsung kira-kira

12 jam, sedangkan Multigravida 7 jam, (Mutmainnah dkk, 2017).


13

b. Kala II (Pengeluaran Bayi)

Kala II disebut juga kala pengeluaran. Kala ini dimulai dari

pembukaan lengkap (10) cm sampai bayi lahir.

Tanda dan gejala kala II adalah sebagai berikut :

1. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit dengan durasi

50-100 detik.

2. Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan

pengeluaran cairan secara mendadak.

3. Ketuban pecah pada pembukaan yang dideteksi lengkap dan diikuti

keinginan mengejan, karena tertekannya feksus frankenhauser.

4. Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi

sehingga terjadi kepala membuka pintu, sub occiput bertindak

sebagai hipomoglion, kemudian lahir secara berturut-turut lahir

ubun-ubun besar, dahi hidung dan muka serta kepala seluruhnya,

(Puspita Sari, 2014).

5. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar, yaitu

penyesuaian kepala pada punggung.

c. Kala III ( Pengeluaran Uri)

Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang

berlangsung tidak lebih dari 30 menit, (Puspita Sari, 2014).

Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan

memperhatikan tanda-tanda :
14

1) Uterus menjadi bundar

2) Uterus terdorong keatas karena plasenta dilepas ke segmen bawah

rahim.

3) Tali pusat bertambah panjang

4) Terjadi perdarahan

d. Kala IV ( Tahap Pengawasan)

Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena

perdarahan postpartum paling sering terjadi pasa 2 jam pertama.

Observasi yang dilakukan adalah :

1) Memeriksa tingkat kesadaran penderita

2) Pemeriksaan tanda-tanda vital seperti, tekanan darah, nadi, suhu

dan pernapasan.

3) Kontraksi uterus

4) Terjadi perdarahan/jumlah perdarahan

5. Tujuan asuhan persalinan normal

Tujuan asuhan persalinan normal yaitu mengupayakan kelangsungan

hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya

melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi

minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga

pada tingkat optimal, (Diana, 2019).

Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan asuhan yang memadai

selama persalinan, dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang


15

bersih dan aman dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang

bayi, (Damayanti, Ika Putri, dkk, 2014).

6. Kebutuhan ibu selama proses persalinan

a. Dukungan fisik dan psikologis

Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan maka akan

muncul perasaan takut, khawatir, ataupun cemas terutama pada ibu

primipara.

b. Kebutuhan nutrisi dan cairan

Pemberian makanan padat tidak boleh diberikan selama persalinan

aktif, oleh karena makanan padat lama tinggal dalam lambung dari pada

makanan cair, sehingga proses pencernaan lebih lambat selama

persalinan.

c. Kebutuhan eliminasi

Kandung kencing harus di kosongkan setiap 2 jam selama proses

persalinan. Bila pasien ttidak dapat berkemih sendiri dapat dilakukan

katerisasi oleh karena kandung kencing yang penuh akan menghambat

penurunan bagian terbawah janin, selain itu juga akan meningkatkan

rasa tidak nyaman yangg tidak dikenali pasien karena bersama dengan

munculnya kontraksi uterus, (Damayanti, Ika Putri, dkk, 2014).

d. Posisi dan ambulasi

Persalinan dan kelahiran merupakan suatu peristiwa yang normal,

tanpa disadari dan mau tidak mau harus berlangsung.


16

Saat bidan memberikan dukungan fisik dan emosional dalam

persalinan, atau membantu keluarga untuk memberikan dukungan

persalinan, bidan harus melakukan semuanya dengan bersifat sayang

ibu, meliputi :

1) Aman, sesuai evidence based, dan memberi sumbangan pada

keselamatan jwa ibu.

2) Memungkinkan ibu merasa nyaman, aman, secara emosional serta

merasa didukung dan didengarkan.

3) Menghormati praktek-praktek budaya, keyakinan agama, dan

ibu/keluarganya sebagai pengambil keputusan.

4) Memastikan bahwa informasi yang diberikan adekuat serta dapat

dipahami ibu.

Adapun posisi persalinan dapat dilakukan dengan :

1. Duduk atau setengah duduk

Memudahkan bagi bidan untuk membimbing kelahiran kepala

bayi dan mengamati/mensupport perineum, (Damayanti, Ika Putri,

dkk, 2014).

2. Posisi merangkak

Baik untuk persalinan dengan punggung yang sakit, membantu

bayi melakukan rotasi, peregangan minimal pada perineum.

3. Berjongkok atau berdiri

Membantu penurunan kepala bayi, memperbesar ukuran

panggul yaitu menambah 28% ruang outletnya, memperbesar


17

dorongan untuk meneran ( bisa memberi kontribusi pada laserasi

perineum).

4. Berbaring miring ke kiri

Memberi rasa santai bagi ibu yang letih, memberi oksigenasi

yang baik bagi bayi, membantu mencegah terjadinya laserasi.

e. Pengurangan rasa nyeri

Penny simpkin menjelaskan cara-cara untuk mengurangi rasa nyeri

ialah, mengurangi rasa sakit langsung dari sumbernya, memberikan

rangsangan alternatif yang kuat, mengurangi reaksi mental yang

negatif, emosional, dan reaksi fisik ibu terhadap rasa sakit, (Puspita

Sari, 2014).

Adapun pendekatan-pendekatan untuk mengurangi rasa sakit,

menurut Varney’s Midwifery adalah :

1) Adanya seseorang yang dapat mendukung dalam persalinan

2) Pengaturan posisi

3) Relaksasi dan latihan pernafasan

4) Sentuhan masase

5) Pijatan ganda pada panggul

6) Kompres hangat dan kompres dingin

7) Berendam
18

7. Jenis Persalinan

Jenis persalinan dibagi menjadi 2 kategori yaitu jenis persalinan

berdasarkan bentuk terjadinya dan jenis persalinan menurut lama

kehamilan dan berat janin.

1. Jenis persalinan berdasarkan bentuk terjadinya

a. Persalinan spontan

Persalinan spontan adalah persalinan yang berlangsung dengan

kekuatan ibunya sendiri dan melalui jalan lahir, (Damayanti, Ika

Putri, dkk, 2014).

b. Persalinan buatan

Persalinan buatan adalah proses persalinan yang berlangsung

dengan bantuan tenaga dari luar, misalnya dengan forceps atau

dilakukan operasi sectio caesarea, (Puspita Sari, 2014).

c. Persalinan anjuran

Persalinan anjuran adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk

persalinan ditimbulkan dari luar dengan rangsangan, misalnya

pemberian pitocin dan prostaglandin, (Puspita Sari, 2014).

2. Jenis persalinan menurut lama kehamilan dan berat janin

a. Abortus

Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat

hidup diluar kandungan, berat janin < 500 gram dan umur kehamilan

< 20 minggu.
19

b. Partus immaturus

Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu sampai 28 minggu

atau bayi dengan berat badan antara 500-999 gram, (Puspita Sari,

2014).

c. Partus prematurus

Persalinan yang terjadi dalam kurun waktu antara 28 minggu-36

minggu dengan berat janin kurang dari 1000-2499 gram, (Puspita

Sari, 2014).

d. Persalinan aterm

Persalinan yang terjadi antara umur kehamilan 37 minggu sampai

42 minggu dengan berat janin diatas 2500 gram, (Puspita Sari,

2014).

e. Partus serotinus atau postmaturus

Kehamilan serotinus adalah kehamilan yang melewati 294 hari

atau lebih dari 42 minggu lengkap yang ditandai dengan

bertambahnya berat janin dan tanda-tanda postmaturitas,

(Damayanti, Ika Putri, dkk, 2014).

f. Partus presipitatus

Persalinan yang berlangsung cepat kurang dari 3 jam.


20

8. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

1. Power (kekuatan)

Power atau kekuatan yang mendorong janin pada saat persalinan

adalah his, kontraksi otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari

ligamen, (Sulfianti dkk, 2020).

2. His (Kontraksi uterus)

His adalah kontraksi otot-oto rahim pada persalinan, (Sulfianti dkk,

2020).

3. Passage (Jalan Lahir)

Jalan lahir yang harus dilewati janin terdiri dari rongga panggul,

dasar panggul, serviks dan vagina. syarat agar janin dan plasenta dapat

melalui jalan lahir tanpa ada rintangan maka jalan lahir tersebut harus

normal, (Damayanti, Ika Putri, dkk, 2014).

4. Passanger (Janin )

Faktor yang mempengaruhi passanger adalah kepala janin dan

ukurannya (tulang tengkorak, ukuran kepala), postur janin dalam rahim

( sikap, presentasi, dan posisi), letak janin dalam rahim (letak

membujur, letak lintang, letak miring).

9. Kebutuhan dasar ibu bersalin kala I-IV

Menurut Puspita Sari dan Rimandini (2014) kebutuhan dasar ibu

bersalin pada kala I-IV adalah sebagai berikut :

a. Kebutuhan dasar ibu bersalin kala I

1) Dukungan fisik dan fisiologis


21

Ada lima kebutuhan wanita dalam persalinan yaitu :

a) Memberikan asuhan sayang ibu

Persalinan adalah saat yang menegangkan dan dapat

menggugah emosi ibu dan keluarganya atau bahkan dapat

menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi ibu. Upaya

untuk mengatasi gangguan emosional dan pengalaman yang

menegangkan tersebut sebaiknya dilakukan melalui asuhan

sayang ibu selama persalinan dan proses kelahiran bayi.

b) Prinsip-prinsip asuhan sayang ibu

Menyapa ibu dengan ramah dan sopan, brsikap dan

bertindak dengan tenang dan berikan dukungan penuh selama

persalinan dan kelahiran bayi, menjawab setiap pertanyaan yg

diajukan oleh ibu atau anggota keluarganya, anjurkan suami dan

anggota keluarga ibu untuk hadir dan memberikan dukungannya,

(Sulfianti dkk, 2020).

c) Asuhan sayang ibu selama persalinan

Memberikan dukungan emosional, membantu pengaturan

posisi ibu, memberikan cairan dan nutrisi, keleluasaan untuk

menggunakan kamar mandi secara teratur, pencegahan infeksi.

d) Perawatan fisik

Kebersihan dan kenyamanan, wanita yang sedang bersalin

akan merasa sangat panas dan berkeringat banyak. Bila

memungkinkan ibu bisa mandi dan berganti pakaian, atau bila


22

tidak cukup dengan menyeka tubuhnya dan mengganti

pakaiannya.

e) Mengatur posisi

Peran suami disamping ibu adalah untuk membantu ibu

berganti posisi yang nyaman agar ibu merasa ada yang menemani

disaat proses menjelang persalinan disini ibu diperbolehkan

berjalan, duduk jongkok dan miring kiri, (Sulfianti dkk, 2020).

2) Kebutuhan cairan dan nutrisi

Makanan padar tidak boleh diberikan selama persalinan

aktif, karena makanan padat lebih lama tinggal dalam lambung

dari pada makanan cair, sehingga proses pencernaan berjalan

lebih lambat selama persalinan, (Sulfianti dkk, 2020).

3) Kebutuhan eliminasi

Kandung kencing harus dikosongkan setiap 2 jam selama proses

persalinan berlangsung. Bila pasien tidak mampu berkemih sendiri,

dapat dilakukan katerisasi karena kandung kencing yang penuh akan

menghambat penurunan bagian terbawah janin. Selain itu juga akan

meningkatkan rasa tidak nyaman yang tidak dikenali pasien, karena

bersamaan dengan munculnya kontraksi utetus, (Damayanti, Ika

Putri, dkk, 2014).

4) Pengurangan rasa nyeri

a. Nyeri dalam persalinan


23

Nyeri adalah rasa tidak nyaman akibat perangsangan ujung-

ujung saraf khusus. Selama persalinan dan kelahiran pervaginam

nyeri disebabkan oleh kontraksi rahim, dilatasi serviks dan

distensi perineum.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa nyeri dalam persalinan

Rasa takut atau kecemasan akan meninggikan respon

individual pada rasa sakit. Kepribadian ibu berperan penting

terhadap rasa sakit, ibu yang secara alamiah tegas dan cemas akan

lebih lemah dalam menghadapi stress dibanding wanita yang

rileks dan percaya diri.

Kelelahan, ibu yang sudah lelah selama beberapa jam

persalinan mungkin sebelumnya sudah terganggu tidurnya oleh

ketidaknyamanan dari akhir masa kehamilannya akan kurang

mampu mentolerie rasa sakir.

c. Kebutuhan dasar ibu bersalin kala II

1. Pendampingan ibu selama proses persalinan sampai kelahiran

bayinya oleh suami dan anggota keluarga yang lain.

2. Keterlibatan anggota keluarga dalam memberikan asuhan

antara lain :

a. Pemberian cairan

b. Mengatur posisi ibu

c. Menjadi teman bicara/pendengar yang baik


24

d. Memberikan dukungan dan semangat selama persalinan

sampai kelahiran bayinya.

3. Keterlibatan penolong persalinan selama proses persalinan dan

kelahiran

a. Memberikan dukungan dan semangat kepada ibu dan

keluarga.

b. Menjelaskan tahapan dan kemajuan persalinan

c. Melakukan pendampingan selama proses persalinan dan

kelahiran.

d. Memberikan rasa aman dan nyaman

e. Pengosongan kandung kemih

Menyarankan ibu untuk sesering mungkin berkemih

karena apabila kandung kemih penuh maka akan

menyebabkan bagian terendah dari janin sulit turun.

f. Pencegahan infeksi pada kala II dengan membersihkan

vulva dan perineum ibu.

d. Kebutuhan dasar ibu bersalin kala III

1. Menjaga kebersihan

Disini ibu harus tetap dijaga kebersihan pada daerah vulva

karena untuk menghindari infeksi, (Sulfianti dkk, 2020).

2. Pemberian cairan dan nutrisi

Memberikan asupan nutrisi (makanan ringan dan

minuman) setelah persalinan, karena ibu telah banyak


25

mengeluarkan tenaga selama kelahiran bayi, (Sulfianti dkk,

2020).

3. Kebutuhan istirahat

Setelah janin dan plasenta lahir kemudian ibu sudah

dibersihkan ibu dianjurkan untuk istirahat setelah pengeluaran

tenaga yang banyak pada saat persalinan, (Sulfianti dkk, 2020).

e. Kebutuhan dasar ibu bersalin kala IV

Menurut Sulfianti, dkk (2020), Yaitu 0 menit sampai 2 jam

setelah persalinan plasenta berlangsung ini merupakan masa kritis

bagi ibu, karena kebanyakan wanita melahirkan kehabisan darah

atau mengalami suatu keadaan yang menyebabkan kematian pada

kala IV ini.

Kebutuhan ibu bersalin kala IV :

1) Hidrasi dan nutrisi

2) Bimbingan spiritual

3) Ibu tetap didampingi setelah bayi lahir

4) Kebersihan tetap dijaga untuk mencegah infeksi

5) Pengawasan kala IV

6) Istirahat

7) Memulai menyusui

8) Membantu ibu ke kamar mandi

9) Biarkan bayi berada dekat ibu untuk meningkatkan hubungan

ibu dan bayi untuk mempercepat pemberian ASI/kolostrum.


26

10) Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentang tanda-tanda

bahaya kala IV.

10. Mekanisme persalinan

a. Turunnya kepala

Turunnya kepala dibagi dalam :

1) Masuknya kepala ke PAP pada primigravida terjadi saat usia

kehamilan 36-37 minggu, sedangkan pada mutigravida terjadi saat

permulaan persalinan.

Ada 2 macam asinklitismus, yaitu :

a) Asinklitismus posterior, yaitu keadaan bila sutura sagitalis

mendekati sympisis dan tulang parietal belakang lebih rendah

daripada tulang parietal depan.

b) Asinklitismus anterior, yaitu keadaan bila sutura sagitalis

mendekati promtorium dan tulang parietal depan lebih rendah

daripada tulang parietal belakang.

2) Majunya kepala

Pada primigravida majunya kepala terjadi setelah kepala

masuk ke dalam rongga panggul dan biasanya baru mulai pada kala

II, sedangkan pada multigravida majunya kepala dalam rongga

panggul terjadi bersamaan, (Damayanti, Ika Putri, dkk, 2014).

3) Fleksi

Setelah kepala turun, maka kepala akan mendapatkan tekanan

dari pinggir PAP, serviks, dan dasar panggul maka terjadilah


27

gerakan fleksi. Ubun-ubun kecil terlihat lebih rendah dari pada

ubun-ubun besar dan diameter suboccipito bregmatika (9,5 cm)

akan menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm).

4) Putaran paksi dalam

Pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga

bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah

sympisis. Putaran paksi dalam merupakan suatu gerakan dari

kepala janin sebagai usaha untuk menyesuaikan dengan jalan lahir.

5) Ekstensi

Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di

dasar panggul, maka lahirlah berturut-turut ubun-ubun kecil,

dahi,mata,hidung, mulut dan seluruh bagian kepala sebagai akibat

terjadinya gerakan ekstensi dari kepala.

6) Putaran paksi luar

Setelah kepala lahir, maka kepala anak akan memutar

kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada

leher yang terjadi karena putaran paksi dalam.

7) Ekspulasi

Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah

sympisis dan menjadi hypomoclion untuk kelahiran bahu belakang.

Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan

anak lahir searah dengan paksi jalan lahir.


28

11. Partograf

Partograf merupakan lembar berupa grafik yang digunakan untuk

melakukan pemantauan persalinan, (Sulfianti dkk, 2020).

Tujuan utama dan penggunaan partograf adalah untuk :

a. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai

pembukaans serviks melalui pemeriksaan dalam.

b. Menilai dan memantau kondisi ibu selama fase aktif kala I persalinan

Jika digunakan secara tepat dan konsisten, maka partograf akan

membantu penolong persalinan untuk :

1. Mencatat kemajuan persalinan

2. Mencatat kondisi ibu dan janinnya

3. Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran.

Partograf akan membantu penolong persalinan dalam memantau,

mengevaluasi dan membuat keputusan klinik baik persalinan normal

maupun yang disertai dengan penyulit.

3. Pencatatan selama fase aktif persalinan

Menurut Sulfianti, dkk (2020), Halaman depan partograf

mencantumkan bahwa observasi dimulai pada fase aktif persalinan dan

menyediakan lajur dan kolom untuk mencatat hasil-hasil pemeriksaan

selama fase aktif persalinan, termasuk:

a. Informasi tentang ibu

1) Nama, umur

2) Gravida, para, abortus (keguguran)


29

3) Nomor catatan medis/nomor puskesmas

4) Tanggal dan waktu mulai dirawat (atau jika di rumah, tanggal

dan waktu penolong persalinan mulai merawat ibu)

5) Waktu pecahnya selaput ketuban

b. Kondisi janin

1) DJJ

2) Warna dan adanya air ketuban

3) Penyusupan (molase) kepala janin

c. Kemajuan persalinan

1) Pembukaan serviks

2) Penurunan bagian terbawah janin atau presentasi janin

3) Garis waspada dan garis bertindak

d. Jam dan waktu

1) Waktu mulainya fase aktif persalinan

2) Waktu aktual saat pemeriksaan atau penilaian

e. Kontraksi uterus

Frekuensi dan lamanya

f. Obat-obatan dan cairan yang diberikan

1) Oksitosin

2) Obat-obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan

g. Kondisi ibu

Nadi,tekanan darah dan temperatur suhu tubuh, urine (volume,

aseton atau protein)


30

h. Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik lainnya ( dicatat dalam

kolom yang tersedia di sisi partograf atau di catatan kemajuan

persalinan).

I. Mencatat temuan pada partograf

Lengkapi bagian awal ( atas) partograf secara teliti pada saat

memulai persalinan. Waktu kedatangan (tertulis sebagai “jam”

pada partograf) dan perhatikan kemungkinan ibu datang dalam fase

laten persalinan.

a) Kesehatan dan kenyamanan janin

Kolom, lajur dan skala angka pada partograf adalah untuk

pencatatan denyut jantung janin (DJJ), air ketuban dan

penyusupan (kepala janin).

1) Denyut jantung janin

Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30 menit

(lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin).

2) Warna dan adanya air ketuban

Nilai air ketuban setiap dilakukan pemeriksaan dalam, dan

nilai warna air ketuban jika selaput ketuban pecah.

Tabel 2.1 Penggunaan Lambang Untuk Selaput Ketuban (Suprapti, 2018)

Lambang Keterangan

U Ketuban utuh (belum pecah)

J Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih

M Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium


31

D Ketuban sudahpecah dan air ketuban bercampur darah

K Ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban (kering)

Jika ada tanda-tanda gawat janin (denyut jantung janin < 100

atau > 180 kali per menit, ibu segera dirujuk ke fasilitas

kesehatan yang sesuai.

3) Molase (Penyusupan kepala janin)

Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa

jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri dengan begian

keras panggul ibu. Tulang kepala yang saling menyusup atau

tumpang tindih menunjukkan kemungkinan adanya

disproporsi tulang panggung (CPD).

Tabel 2.2 Penggunaan Lambang Penyusupan Pada Partograf,


(Suprapti, 2018).
Lambang Keterangan

0 Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi.

1 Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.

2 Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih dapat dipisahkan.

3 Tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan.

4) Kemajuan persalinan

Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk

pencatatan kemajuan persalinan.

Gambar 2.1 Gambar partoograf bagian depan

(Kuswanti, 2014)
32

a) Pembukaan serviks

Nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam ( lebih

sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit).

b) Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin

Pada persalinan normal kemajuan pembukaan serviks

umumnya diikuti dengan turunnya bagian terbawah atau

presentasi janin.

5) Garis waspada dan garis bertindak

Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm

dan berakhir pada titik dimana pembukaan lengkap dirapakan

terjadi jika laju pembukaan 1 cm/jam.

6) Jam dan waktu

a) Waktu mulainya fase aktif persalinan

Di bagian bawah partograf ( pembukaan serviks dan

penurunan) tertera kotak-kotak yang diberi angka 1-16.

Setiap kotak menyetakan waktu satu jam sejak dimulainya

fase aktif persalinan.

7) Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan


33

Dibawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase aktif,

tertera kotak-kotak untuk mencatat aktu aktual saat

pemeriksaan dilakukan.

8) Kontraksi uterus

Dibawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak

dengan tulisan kontraksi per 10 menit di sebelah luar kolom

paliing kiri. Setiap kotak menyatakan satu kontraksi setiap 30

menit, raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan

lamanya kontraksi dalam satuan detik.

9) Obat-obatan dan cairan yang diberikan

Dibawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera

lajur kontak untuk mencatat oksitosin, obat-obat lainnya dan

cairan IV.

a) Oksitosin

Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai,

dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit oksitosin

yang diberikan per volume cairan IV dan dalam satuan

tetesan per menit.

b) Obat-obatan lain dan cairan IV

Catat semua pemberian obat-obatan tambahan

dan/atau cairan IV dalam kotak yang sesuai dengan kolom

waktunya.

10) Kesehatan dan kenyamanan ibu


34

Bagian terakhir pada lembar dengan partograf berkaitan

dengan kesehatan dan kenyamanan ibu.

a) Nadi, tekanan darah dan temperatur tubuh

Angka disebelah kiri bagian partograf ini berkaitan

dengan nadi dan tekanan darah ibu. Nilai dan catat nadi

ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan (lebih

seringkali dicurigai adanya penyulit). Nilai dan catat

tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan

(lebih sering jika dianggap akan adanya penyulit).

Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih jika

meningkat atau dianggap adanya infeksi) setiap 2 jam dan

catat temperatur tubuh dalam kotak yang sesuai.

b) Volume urine, protein atau aseton

Ukur dan catat jumlah produksi urine ibu sedikitnya

setiap 2 jam (setiap kali ibu berkemih).

11) Asuhan pengamatan dan keputusan klinik lainnya

Asuhan pengamatan dan atau keputusan klinik

mencakup jumlah cairan per oral yang diberikan, keluhan

sakit kepala atau penglihatan (pandangan) kabur, konsul

dengan penolong persalinan lainnya ( obgin, bidan, dokter

umum), persiapan sebelum melakukan rujukan dan upaya

rujukan, (Damayanti, Ika Putri, dkk, 2014).

12) Pencatatan pada lembar belakang partograf


35

Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk

mencatat hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan

kelahiran, serta tindakan-tindakan yang dilakukan sejak

persalinan kala I hingga kala IV (termasuk bayi baru lahir).

Dokumenttasi ini sangat penting untuk membuat keputusan

klinik, terutama pada pemantauan kala IV (mencegah

terjadinya perdarahan pasca persalinan).

Gambar 2.1 Gambar partograf bagian belakang

(Kuswanti, 2014)

b) Catatan persalinan

Unsur-unsur pengisian catatan persalinan pada

lembar belakang partograf :

1. Data dasar

Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan,

tempat persalinan, alamat tempat persalinan, catatan,

alasan merujuk tempat rujukan dan pendamping pada

saat merujuk.

a. Kala I
36

Kala I terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang

partograf saat melewati garis waspada, masalah-

masalah yang dihadapi, penatalaksanaannya, dan

hasil penatalaksanaan tersebut.

b. Kala II

Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping

persalinan, gawat janin, distosia bahu, masalah

penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya.

c. Kala III

Kala III terdiri dari lama kala III, pemberian

iksitosin, penegangan tali pusat terkendali, pemijatan

fundus, plasenta lahir lengkap, plasenta idak lahir

>30 menit, laserasi, atonia uteri,jumlah perdarahan,

masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya.

d. Kala IV

Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi,

suhu, tinggi fundus, kontraksi uterus, kandung

kemih dan perdarahan. Pemantauan pada kala IV

sangat penting untuk menilai resiko atau terjadinya

perdarahan pasca persalinan. Pengisian pemantauan

kala IV dilakukan setiap 15 menit pada satu jam

pertama setelah melahirkan, dan setiap 30 menit

pada satu jam berikutnya.


37

12. Langkah-langkah Asuhan Persalinan Normal

Menurut Kuswanti (2014) Asuhan Persalinan Normal (APN)

disusun dengan tujuan terlaksananya persalinan dan pertolongan pada

persalinan normal yang baik dan benar, target akhirnya adalah

penurunan angka mortalitas ibu dan bayi di indonesia.

Tabel. 2.3 Langkah-langkah Asuhan Persalinan Normal

No Langkah-langkah Asuhan Persalinan Normal


1 Mengamati tanda dan gejala persalinan kala II
a. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
b. Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vaginanya.
c. Perineum menonjol
d. Vulva-vagina dan sfingter anal membuka
2 Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan
ampul oksitosin dan memasukkan alat suntik sekali pakai 2 ½ ml ke dalam
wadah partus set
3 Mengenakan baju penutup/celemek plastik yang bersih
4 Melepaskan semua perhiasan, mencuci kedua tangan dengan sabun dan air
bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk
5 Menggunakan sarunf tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan
untuk pemeriksaan dalam
6 Megambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan
oksitosin dan letakkan kembali ke dalam wadah partus set
7 Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan
vulva ke perineum
8 Melakukan pemeriksaan dalam ( pastikan pembukaan sudah lengkap dan
selaput ketuban sudah pecah )
9 Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5% membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya
dalam larutan klorin 0,5%
10 Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai ( pastikan
DJJ dalam batas normal yaitu 120-160x/menit)
11 Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,
meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin
meneran
12 Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (pada
saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa
nyama)
13 Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk
meneran
14 Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya ( tidak
meminta ibu berbaring telentang), apabila dalam waktu 60 menit ibu belum
mempunyai keinginan untuk meneran maka segera rujuk ibu
15 Meletakkan handuk bersih ( untuk megeringkan bayi ) diatas perut ibu, jika
kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
16 Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu
38

17 Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan
18 Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
19 Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm, memasang
handuk bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu
20 Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
21 Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara
spontan
22 Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal.
Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi, dengan lembut
gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah
arcus pubis dan kemudian gerakan arah atas distal untuk melahirkan bahu
belakang
23 Setelah bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk
menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas
untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas
24 Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung ke arah
bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan
jari telunjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)
25 Menilai bayi dengan cepat apakah bayi menagis kuat,bernafas tanpa kesulitan
dan apakah bayi bergerak aktif ?
26 Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks, kemudian meletakkan
bayi diatas perut ibu
27 Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak adanya bayi kedua
28 Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi
baik
29 Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin10 unit IM di 1/3
paha atas bagian distal lateral ( lakukan aspirasi terlebih dahulu sebelum
menyuntikkan oksitosin)
30 Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm
dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali
tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama
31 Dengan satu tngan, pegang tali pusat yang telah dijepit(lindungi perut bayi),
dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut
32 Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci
pada sisi lain
33 Meletakkan bayi diatas perut ibu skin to skin (IMD) dan mengganti kain bayi
dengan kain kering menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka
34 Memindahkan klem pada tali pusat sehingga berjarak 5-10 cm dari vulva
35 Meletakkan satu tangan diatas perut ibu, tepat diatas tulang pubis dan
melakukan palpasi untuk meraba kontraksi uterus
35 Meletakkan satu tangan diatas perut ibu, tepat diatas tulang pubis dan
melakukan palpasi untuk meraba kontraksi uterus
36 Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan,
sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati ke arah dorsokranial.
Jika plasentta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat
dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur
37 Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas,
minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar
lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir ( tetap lakukan
tekanan dorsokranial)
39

38 Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan


hati-hati. Bila perlu ( terasa ada tahanan) pegang plasenta dengan kedua
tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan
mencegah robeknya selaput ketuban
39 Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase (pemijatan) pada fundus
uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian
palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)
40 Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin
dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput
ketuban sudah lahir lengkap, dan measukkan kedalam kantong plastik yang
tersedia
41 Evaluasi kemungkinan adanya laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan
penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan
42 Memastikan uterus berkontraki dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam
43 Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam
44 Setelah satu jam, lakukan penimbangan, pengukuran bayi, beri tetes mata
antibiotik profilaksis, dan vitamin k1 1 mg (IM) di paha kiri anterolateral
45 Setelah 1 jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B
di paha kanan anterolateral
46 Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam
47 Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uteru dan menilai
kontraksi
48 Evaluasi jumlah kehilangan darah
49 Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1
jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca
persalinan
50 Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik
51 Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi
52 Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai
53 Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan sisa cairan
ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian bersih dan kering
54 Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu
apabila ibu ingin minum
55 Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%
56 Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan
sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin
0,5%
57 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
58 Melengkapi partograf
40

B. Konsep Teori Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin

1. Langkah I : Pengkajian

1) Kala I

DS : Ibu datang ke BPM mengatakan ingin melahirkan melalui jalan

lahir keluar lendir bercampur darah, pinggangnya terasa sakit

yang menjalar ke perut bagian bawah dan sakitnya hilang

timbul.

DO : TTV, HIS, TFU 2 jari dibawah PX, puka/puki, bagian terendah

janin masuk PAP, DJJ 120-160 x/menit, teratur dan kuat,

keadaan umum ibu dan janin baik. Genitalia : pada vulva

keluar lendir bercampur darah sedikit, tidak ada luka bekas

jahitan di perineum, tidak ada pembesaran kelenjar bartolin,

tidak ada oedema, tidak ada varises, ketuban (+/-), tidak ada

bagian yang menumbung, pembukaan (1-10), Hodge

(I/II/III/IV), UUK.

2) Kala II

DS : ibu mengatakan mempunyai keinginan ingin meneran dan rasa

ingin BAB serta ada tekanan pada anus, vulva membuka,

perineum menonjol dan keluar air ketuban dari kemaluannya.

DO : TTV, HIS, DJJ 120-160 x/menit, teratur dan kuat, keadaan

umum ibu dan janin baik. Genitalia : vulva membuka terdapat

tanda-tanda dorongan meneran, tekanan pada anus, perineum

menonjol. Pada pemeriksaan dalam ketuban (+/-), pembukaan


41

lengkap (1-10), petunjuk UUK kiri/kanan depan dan

penurunan Hodge II-IV.

3) Kala III

DS : Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules, adanya semburan

darah melalui jalan lahir, tali pusat memanjang, tinggi fundus

uteri setinggi pusat dan uterus teraba keras (Globular).

DO : TTV, TFU setinggi pusat, konraksi baik, uterus teraba keras

(Globular), Genitalia : terlihat tali pusat memanjang dan

perdarahan tidak lebih dari 200 cc, tidak ada robekan jalan

lahir.

4) Kala IV

DS : Ibu mengatakan ari-arinya sudah keluar, perutnya masih terasa

mules, merasa lelah namun bahagia atas kelahiran bayinya.

DO : TTV, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, uterus terasa

keras (Globular), kandung kemih kosong, genitalia : pada

vulva perdarahan tidak lebih dari 200 cc, tidak ada/ada

robekan jalan lahir.

2. Langkah II : Interpretasi Data

3. Kala I

a. Diagnosa

Ibu Bersalin Inpartu Kala I

b. Masalah

Tidak Ada
42

b. Kebutuhan

1. Melakukan pemantauan TTV ibu, pemantauan HIS dan DJJ

2. Memantau keadaan ibu dan janin serta kemajuan persalinan

menggunakan partograf.

3. Menganjurkan ibu untuk tetap rileks dan bernafas teratur untuk

meredakan rasa sakit.

4. Pemenuhan nutrisi dan cairan

2. Kala II

a. Diagnosa Kebidanan

Ibu Bersalin Inpartu Kala II

b. Masalah

Tidak Ada

c. Kebutuhan

1. Menganjurkan suami untuk mendampingi ibu

2. Membantu ibu dalam memilih posisi yang nyaman untuk

meneran.

3. Melakukan asuhan persalinan normal sesuai 60 langkah APN

3. Kala III

a. Diagnosa

Ibu Bersalin Inpartu Kala III

b. Masalah

Tidak Ada
43

c. Kebutuhan

1. Melakukan masase uterus selama 15 detik

2. Memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntikkan oksitosin 10 IU

pada 1/3 paha lateral secara IM.

3. Melakukan manajemen aktif kala III

4. Cek kelengkapan plasenta

5. Evaluasi perdarahan dan laserasi

4. Kala IV

a. Diagnosa Kebidanan

Ibu Bersalin Inpartu Kala IV

b. Masalah

Tidak Ada

c. Kebutuhan

1. Memastikan tanda-tanda vital, kontraksi uterus dan perdarahan

ibu dalam batas normal.

2. Membersihkan ibu dari darah dan cairan ketuban serta membantu

ibu untuk mengganti pakaian.

3. Pemenuhan nutrisi dan cairan

4. Mobilisasi dini

a. Langkah III : Diagnosa Potensial

a. Ruptur Uteri

b. Inversio Uteri

c. Atonia Uteri
44

b. Langkah IV : Tindakan Segera

a. Kala I

a) Menganjurkan suami untuk mendampingi ibu dan membantu

segala kebutuhan dasar ibu serta beri suport mental pada ibu.

b) Menganjurkan ibu kekamar mandi apabila ingin BAK, dan

membantu ibu untuk kekamar mandi.

c) Menyiapkan peralatan persalinan seperti partus set, heating set,

alat resusitasi dan obat-obatan.

d) Melakukan pemantauan TTV ibu dan pemantauan HIS, DJJ, dan

volume urin serta mencatat hasil pada partograf.

e) Memantau keadaan ibu dan janin serta kemajuan persalinan

menggunakan partograf.

b. Kala II

a) Menganjurkan suami/anggota keluarga untuk mendampingi ibu

dan memberikan ibu support.

b) Membantu ibu dalam memilih posisi yang nyaman untuk meneran

c) Pimpin ibu meneran dengan teknik yang baik dan benar ketika

ada his.

1) Istirahat diantara kontraksi

2) Menganjurkan ibu untuk minum selama persalinan kala II

d) Memberikan ibu minum di sela-sela kontraksi

e) Memberikan ibu dukungan dan semangat

f) Melakukan asuhan persalinan normal sesuai 60 langkah APN.


45

c. Kala III

a. Memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntikkan oksitosin 10 IU

pada 1/3 paha lateral secara IM.

b. Melakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat

c. Melakukan IMD, skin to skin pada kulit ibu dan menganjurkan

ibu untuk menyusui bayinya sesegera mungkin.

d. Melakukan manajemen aktif kala III

e. Melakukan masase uterus selama 15 detik

f. Mengajarkan keluarga untuk melakukan masase uterus dan

menilai kontraksi.

g. Cek kelengkapan plasenta

h. Evaluasi perdarahan dan laserasi

i. Memberikan ibu makanan dan minuman untuk memenuhi

kebutuhan nutrisi ibu.

d. Kala IV

a. Melakukan pemantauan kala IV secara berkala untuk memastikan

tanda-tanda vital ibu, kontraksi uterus, perdarahan dalam batas

normal.

b. Membersihkan ibu dari darah dan cairan ketuban serta membantu

ibu untuk mengganti pakaian.

c. Membantu ibu untuk BAK menggunakan pispot di tempat tidur

d. Menganjur ibu untuk mobilisasi dini dengan miring kiri dan

miring kanan.
46

e. Melakukan perawatan BBL

f. Menganjurkan keluarga untuk memberi makan dan minum ibu

g. Menganjurkan ibu untuk istirahat, karena sudah lelah dalam

proses persalinan.

h. Dekontaminasi alat dan tempat bersalin

i. Melengkapi partograf

c. Langkah V : Rencana Tindakan/Intervensi

a. Kala I

a) Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi asupan (makanan

ringan) dan cairan selama persalinan sesuai kebutuhan.

b) Menganjurkan ibu untuk memilih posisi persalinan yang

nyaman bagi ibu.

c) Menganjurkan ibu berbaring ke kiri agar kepala bayi cepat turun

kedasar panggul,dan dapat mempercepat proses persalinan.

d) Menganjurkan ibu untuk rileks dan bernafas teratur untuk

meredakan rasa sakit dan membuat ibu dapat mengejan di saat

yang tepat.

e) Menganjurkan suami untuk mendampingi ibu dan membantu

segala kebutuhan dasar ibu serta beri suport mental pada ibu.

f) Menganjurkan ibu kekamar mandi apabila ingin BAK, dan

membantu ibu untuk kekamar mandi.


47

b. Kala II

a) Menganjurkan suami/anggota keluarga untuk mendampingi ibu

dan memberikan ibu support.

b) Menganjurkan ibu meneran dengan teknik yang baik dan benar

ketika ada his.

1. Menganjurkan ibu istirahat diantara kontraksi

2. Menganjurkan ibu untuk minum selama persalinan kala II

c) Lakukan asuhan persalinan normal sesuai 60 langkah APN.

c. Kala III

a) Pemberian oksitosin 10 IU pada 1/3 paha lateral secara IM.

b) Lakukan IMD, skin to skin pada kulit ibu

c) Lakukan manajemen aktif kala III

d) Lakukan masase uterus selama 15 detik

e) Lakukan dan ajarkan keluarga melakukan masase uterus dan

menilai kontraksi.

f) Nilai kelengkapan plasenta

g) Evaluasi perdarahan dan laserasi

d. Kala IV

a) Ajarkan ibu dan keluarga cara masase uterus dan menilai

kontraksi.

b) Anjurkan keluarga untuk memberi ibu makan dan minum

c) Lakukan pemantauan kala IV secara berkala selama 2 jam sesuai

partograf.
48

d) Lakukan perawatan BBL

e) Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini dengan miring kiri dan miring

kanan.

f) Anjurkan ibu untuk istirahat, karena sudah lelah dalam proses

persalinan.

g) Lakukan Dekontaminasi alat dan tempat bersalin

h) Melengkapi partograf

6) Langkah VI : Pelaksanaan/Implementasi

Melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin sesuai dengan

intervensi.

7) Standar VII : Evaluasi

Evaluasi dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan sesuai

dengan kondisi ibu.


49

D. Kerangka Konseptual Asuhan Kebidanan

Bagan. 2.1 Kerangka Konseptual

INPUT PROSES OUTPUT

Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin 1. Langkah I : Pengkajian Hasil Asuhan Kebidanan :
1) Kala I
a. Data Subjektif : Ibu datang ke BPM 1. Kala I
a. Kala 1
mengatakan ingin melahirkan, melalui a. Kala I berjalan normal
jalan lahir keluar lendir bercampur b. Kala I fase aktif pembukaan 4-10
DS : Ibu datang ke BPM mengatakan ingin darah, pinggangnya terasa sakit yang cm.
melahirkan, melalui jalan lahir keluar menjalar ke perut bagian bawah dan c. KU ibu baik, kesadaran
lendir bercampur darah, pinggangnya sakitnya hilang timbul. composmentis.
terasa sakit yang menjalar ke perut bagian d. TTV dalam batas normal
bawah dan sakitnya hilang timbul. b. Data Objektif : TTV, HIS, TFU 2 jari e. Kontraksi uterus ibu baik
dibawah PX, puka/puki, bagian 2. Kala II
DO : TTV, HIS, TFU 2 jari dibawah PX, terendah janin masuk PAP, DJJ 120- a. Kala II pada multi berlangsung
puka/puki, bagian terendah janin masuk 160 x/menit, teratur dan kuat, keadaan selama ± 8 jam .
PAP, DJJ 120-160 x/menit, teratur dan umum ibu dan janin baik. Pada vulva b. Ibu mengedan dengan baik dan
kuat, keadaan umum ibu dan janin baik. keluar lendir bercampur darah sedikit. benar.
Pada vulva keluar lendir bercampur darah c. Bayi lahir pukul ... WIB, menangis
sedikit. 2) Kala II kuat, sehat dan bergerak aktif.
a. Data subjektif : Ibu mengatakan d. TTV bayi N : 120-130x/menit, RR
b. Kala II mempunyai keinginan ingin meneran 30-40x/menit, S : 36,5-37,5 °C.
dan rasa ingin BAB serta da tekanan 3. Kala III
DS : Ibu mengatakan mempunyai keinginan pada anus, vulva membuka, perineum a. Kala III berlangsung selama ≤ 15
ingin meneran dan rasa ingin BAB serta menonjol dan keluar air ketuban dari menit.
da tekanan pada anus, vulva membuka, kemaluannya. b. Uterus berkontraksi dengan baik
perineum menonjol dan keluar air ketuban . (Globular).
dari kemaluannya. b. Data Objektif : TTV, HIS, DJJ 120- c. Plasenta dan selaput ketuban lahir
. 160 x/menit, teratur dan kuat, keadaan lengkap.
DO : TTV, HIS, DJJ 120-160 x/menit, teratur umum ibu dan janin baik. Vulva d. Pengeluaran darah ± 200 cc
dan kuat, keadaan umum ibu dan janin membuka terdapat tanda-tanda 4. Kala IV
baik. Vulva membuka terdapat tanda- dorongan meneran, tekanan pada anus, a. Kala IV dilakukan pengawasan
tanda dorongan meneran, tekanan pada perineum menonjol. selama 2 jam pasca bayi lahir.
anus, perineum menonjol. b. KU ibu dan TTV baik
3) Kala III c. Uterus berkontraksi dengan baik
c. Kala III a. Data Subjektif : Ibu mengatakan (Globular), kandung kemih kosong.
perutnya masih terasa mules, adanya d. Ibu mengatakan merasa lelah tapi
DS : Ibu mengatakan perutnya masih terasa semburan darah melalui jalan lahir, juga bahagia.
mules, adanya semburan darah melalui tali pusat memanjang, tinggi fundus
jalan lahir, tali pusat memanjang, tinggi uteri setinggi pusat dan uterus teraba
fundus uteri setinggi pusat dan uterus keras (Globular).
teraba keras (Globular).
b. Data Objektif : TTV, TFU setinggi
DO : TTV, TFU setinggi pusat, kontraksi baik, pusat, kontraksi baik, uterus teraba
uterus teraba keras (Globular), terlihat tali keras (Globular), terlihat tali pusat
pusat memanjang dan perdarahan tidak memanjang dan perdarahan tidak lebih
lebih dari 200 cc, tidak ada robekan jalan dari 200 cc, tidak ada robekan jalan
lahir. lahir.

d. Kala IV
DS : ibu mengatakan ari-arinya sudah lahir,
perutnya masih terasa mules, merasa lelah
namun bahagia atas kelahiran bayinya.

DO : TTV, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi


baik, uterus teraba keras (Globular),
kandung kemih kosong, pada vulva
perdarahan tidak lebih dari 200 cc, tidak
ada/ada robekan jalan lahir.
50

4) Kala IV

a. Data Subjektif : ibu mengatakan

ari-arinya sudah lahir, perutnya

masih terasa mules, merasa lelah

namun bahagia atas kelahiran

bayinya.

b. Data Objektif : TTV, TFU 2 jari

dibawah pusat, kontraksi baik,

uterus teraba keras (Globular),

kandung kemih kosong, pada

vulva perdarahan tidak lebih dari

200 cc, tidak ada/ada robekan

jalan lahir.

2. Langkah II : Interpretasi Data

a. Kala I

a) Diagnosa

Ibu bersalin inpartu kala I

b) Masalah

Tidak ada

c) Kebutuhan

1. Melakukan pemantauan

TTV ibu, pemantauan

HIS dan DJJ.

2. Memantau keadaan ibu

dan janin serta

kemajuan persalinan

menggunakan

partograf.

3. Menganjurkan ibu

untuk tetap rileks dan

bernafas teratur untuk

meredakan rasa sakit.

4. Pemenuhan nutrisi dan


51

cairan.

b. Kala II

a) Diagnosa

Ibu bersalin inpartu kala II

b) Masalah

Tidak ada

c) Kebutuhan

1. Menganjurkan suami

untuk mendampingi

ibu.

2. Membantu ibu dalam

memilih posisi yang

nyaman untuk meneran.

3. Melakukan asuhan

persalinan normal

sesuai dengan 60

langkah APN.

c. Kala III

a) Diagnosa

Ibu bersalin inpartu kala III.

b) Masalah

Tidak ada

c) Kebutuhan

1. Melakukan masase

uterus selama 15 detik.

2. Memberitahu ibu

bahwa ibu akan

disuntikkan oksitosin

10 IU pada 1/3 paha

lateral secara IM.

3. Melakukan manajemen

aktif kala III.

4. Cek kelengkapan

plasenta.
52

5. Evaluasi perdarahan

dan laserasi.

d) Kala IV

a) Diagnosa

Ibu Bersalin inpartu kala IV

b) Masalah

Tidak ada

c) Kebutuhan

1. Memastikan TTV,

kontraksi uterus dan

perdarahan ibu dalam

batas normal.

2. Membersihkan ibu dari

darah dan cairan

ketuban serta

membantu ibu untuk

mengganti pakaian.

3. Pemenuhan nutrisi dan

cairan.

4. Mobilisasi dini

3. Langkah III : Diagnosa Potensial

a. Ruptur uteri

b. Inversio Uteri

c. Atonia uteri

4. Langkah IV : Tindakan Segera

a. Kala I

a) Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi asupan

(makanan ringan) dan cairan selama persalinan

sesuai kebutuhan.

b) Menganjurkan ibu untuk memilih posisi

persalinan yang nyaman bagi ibu.

c) Menganjurkan ibu berbaring ke kiri agar kepala

bayi cepat turun kedasar panggul,dan dapat

mempercepat proses persalinan.


53

d) Menganjurkan ibu untuk rileks dan bernafas

teratur untuk meredakan rasa sakit dan membuat

ibu dapat mengejan di saat yang tepat.

e) Menganjurkan suami untuk mendampingi ibu

dan membantu segala kebutuhan dasar ibu serta

beri suport mental pada ibu.

f) Menganjurkan ibu kekamar mandi apabila ingin

BAK, dan membantu ibu untuk kekamar mandi.

b. Kala II

a) Menganjurkan suami/anggota keluarga untuk

mendampingi ibu dan memberikan ibu support.

b. Menganjurkan ibu meneran dengan teknik yang

baik dan benar ketika ada his.

c. Menganjurkan ibu istirahat diantara kontraksi

a. Menganjurkan ibu untuk minum selama

persalinan kala II.

b. Lakukan asuhan persalinan normal sesuai 60

langkah APN.

c. Kala III

a) Pemberian oksitosin 10 IU pada 1/3 paha lateral

secara IM.

b) Lakukan IMD, skin to skin pada kulit ibu

c) Lakukan manajemen aktif kala III

d) Lakukan masase uterus selama 15 detik

e) Lakukan dan ajarkan keluarga melakukan

masase uterus dan menilai kontraksi.

f) Nilai kelengkapan plasenta

g) Evaluasi perdarahan dan laserasi

d. Kala IV

a) Ajarkan ibu dan keluarga cara masase uterus dan

menilai kontraksi.

b) Anjurkan keluarga untuk memberi ibu makan

dan minum

c) Lakukan pemantauan kala IV secara berkala


54

selama 2 jam sesuai partograf.

d) Lakukan perawatan BBL

e) Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini dengan

miring kiri dan miring kanan.

f) Anjurkan ibu untuk istirahat, karena sudah lelah

dalam proses persalinan.

g) Lakukan Dekontaminasi alat dan tempat bersalin

h) Melengkapi partograf

5. Langkah V : Rencana Tindakan / Intervensi

a. Kala I

a) Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi asupan

(makanan ringan) dan cairan selama persalinan

sesuai kebutuhan.

b) Menganjurkan ibu berbaring ke kiri agar kepala

bayi cepat turun kedasar panggul,dan dapat

mempercepat proses persalinan.

c) Menganjurkan ibu untuk rileks dan bernafas

teratur untuk meredakan rasa sakit dan membuat

ibu dapat mengejan di saat yang tepat.

d) Menganjurkan suami untuk mendampingi ibu

dan membantu segala kebutuhan dasar ibu serta

beri suport mental pada ibu.

e) Menganjurkan ibu kekamar mandi apabila ingin

BAK, dan membantu ibu untuk kekamar mandi.

b. Kala II

a. Menganjurkan suami/anggota keluarga untuk

mendampingi ibu dan memberikan ibu support.

b. Menganjurkan ibu meneran dengan teknik yang

baik dan benar ketika ada his.

3. Menganjurkan ibu istirahat diantara kontraksi

4. Menganjurkan ibu untuk minum selama

persalinan kala II.

c. Lakukan asuhan persalinan normal sesuai 60

langkah APN.
55

c. Kala III

a. Pemberian oksitosin 10 IU pada 1/3 paha lateral

secara IM.

b. Lakukan IMD, skin to skin pada kulit ibu

c. Lakukan manajemen aktif kala III

d. Lakukan masase uterus selama 15 detik

e. Lakukan dan ajarkan keluarga melakukan

masase uterus dan menilai kontraksi.

f. Nilai kelengkapan plasenta

g. Evaluasi perdarahan dan laserasi

d. Kala IV

a. Ajarkan ibu dan keluarga cara masase uterus dan

menilai kontraksi.

b. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu makan

dan minum.

c. Lakukan pemantauan kala IV secara berkala

selama 2 jam sesuai partograf.

d. Lakukan perawatan BBL

e. Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini dengan

miring kiri dan miring kanan.

f. Anjurkan ibu untuk istirahat, karena sudah lelah

dalam proses persalinan.

g. Lakukan dekontaminasi alat dan tempat bersalin

h. Melengkapi partograf

6) Pelaksanaan / Implementasi

Melakukan asuhan kebidanan pada

ibu bersalin sesuai dengan intervensi.

7) Evaluasi

Evaluasi dilakukan segera setelah

selesai melaksanakan asuhan sesuai

dengan kondisi ibu.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain

Peneliti melakukan pengumpulan data menggunakan format asuhan

kebidanan pada ibu bersalin secara subjektif dan objektif. Selanjutnya

menegakkan analisa terhadap kasus ibu. Selanjutnya, melakukan tindakan

kebidanan secara rutin seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan

komprehensif. Asuhan kebidanan pada ibu bersalin didokumentasikan dengan

metode Varney dan melakukan pencatatan perkembangan dengan metode

SOAP sampai dengan tujuan dan kriteria yang telah ditentukan berhasil

dicapai.

B. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di PMB “F” Kota Bengkulu pada Tanggal 23

Mei 2021.

C. Subjek Penelitian

Subjek asuhan kebidanan ini adalah 1 orang ibu bersalin dengan kriteria

paritas multigravida tanpa adanya penyulit, usia 20-35 tahun, usia kehamilan

cukup bulan, bersedia menjadi responden dalam penelitian.

D. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen laporan kasus yang digunakan adalah format asuhan kebidanan

dengan metode Varney untuk pengumpulan data dan metode SOAP untuk data

perkembangan.

56
57

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dalam berbagai

sumber dan berbagai cara baik secara observasi, wawancara dan pemeriksaan

fisik serta didukung oleh sumber catatan perawatan dan catatan medis sehingga

didapat data yang diperlukan sebagai sumber primer.

1. Observasi

Pada kasus ibu bersalin ini yang di observasi adalah keadaan umum,

kesadaran ibu, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang untuk

mengidentifikasi masalah kesehatan dalam menentukan rencana tindakan

selanjutnya.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada ibu bersalin normal tanpa adanya

penyulit di PMB “F” Kota Bengkulu. Wawancara yang dilakukan tanya

jwab secara langsung meliputi biodata pasien lengkap, keluhan utama,

riwayat kesehatan ibu sekarang dan yang lalu, riwayat kesehatan keluarga,

riwayat mensturasi, riwayat (kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu), dan

pola kebiasaan sehari-hari.

3. Pemeriksaan Fisik

Pada kasus ibu bersalin normal dilakukan pemeriksaan fisik head to toe

yang berpedoman pada format asuhan kebidanan selama waktu penelitian

untuk mendapatkan data objektif, untuk mendapatkan hasil pemeriksaan

dalam proses penulisan laporan tugas akhir.


58

4. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang merupakan bagian dari pemeriksaan medis

untuk mendiagnosis penyakit tertentu. Pemeriksaan ini umumnya dilakukan

setelah pemeriksaan fisik dan penelusuran riwayat keluhan atau riwayat

penyakit pada pasien yang diperoleh dari keterangan keluarga, lingkungan

dan mempelajari status dokumentasi pasien dalam semua bentuk sumber

informasi yang berhubungan dengan dokumentsi. Pengambilan kasus ini

menggunakan catatan yang ada pada status pasien untuk memperoleh

informasi data medis yang ada di PMB “F” Kota Bengkulu.

F. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian sesuai dengan

teknik pengumpulan data adalah :

a. Alat dan bahan yang digunakan untuk pengambilan data

1) Alat observasi dan pemeriksaan fisik

Alat dan bahan melakukan pemeriksaan fisik dan observasi yaitu :

Tensimeter, stetoskop, dopler, timbangan berat badan, alat pengukur

tinggi badan, jam tangan, termometer, pita LILA, dan hanscoon.

2) Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan wawancara

Format pengkajian data subjektif dan objektif dan pendokumentasian

kebidanan.

3) Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan studi dokumentasi

Catatan medik atau status pasien, buku KIA.


59

G. Etika Penelitian

Etika penelitian yang meliputi :

1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Sebelum peneliti melakukan pengambilan data atau memberikan

kuesioner kepada responden terlebih dahulu peneliti meminta persetujuan

(informed consent) kepada responden.

2. Lembar Izin Penelitian (Ethical Clearence)

Sebelum melakukan penelitian, peneliti telah mendapatkan izin dari

Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu untuk meneliti.

3. Anomity (Tanpa Nama)

Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti tidak

mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan

inisial dan memberi nomor atau kode pada masing-masing lembar tersebut.

4. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh dari subyek penelitian

dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan

atau dilaporkan pada hasil penelitian.


60

H. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan Jan Feb Mar April Mei Juni Juli

1 Konsutasi Judul
Pembuatan
Proposal
Konsultasi
Pembimbing
Ujian Proposal
Perbaikan Proposal
2 Pelaksanaan
Penelitian
Studi Kasus
Penyusunan
3 Pembuatan Hasil
LTA
Konsultasi
Pembimbing
Ujian Hasil LTA
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Penelitian ini dimulai pada tanggal 23 Mei 2021 di Praktik Mandiri

Bidan “F”, beralamat di JI.RE Martadinata 6 RT.31 RW 06, Kel. Pagar

Dewa, Kec. Selebar Kota Bengkulu.

Pada Praktik Mandiri Bidan ini melayani pelayanan kesehatan

perorangan yang mana tujuannya yaitu untuk menyembuhkan penyakit dan

pemulihan perorangan. Praktik Mandiri Bidan juga menyediakan pelayanan

kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), balita sehat dan

sakit.

Di Bidan “F” terbagi menjadi tiga ruangan, pertama ruangan

pendaftaran yang mana pasien pertama datang di anamnesa (pengambilan

data subjektif seperti nama, usia alamat dan keluhan). Kedua yaitu ruangan

pemeriksaan yang mana tempat pasien pertama datang di anamnesa

(pengambilan data objektif seperti keadaan umum, tanda-tanda vital, BB

dan TB) dan di ruangan ini pasien akan diperiksa sesuai dengan keluhan dan

akan dilakukan tindakan untuk mengobati keluhan yang dirasakan oleh

pasien tersebut.

61
62

Ketiga, yaitu ruangan partus atau ruangan bersalin, diruangan ini ibu

hamil akan menjalani proses persalinan diperiksa, mulai dari pasien datang

maka pasien akan masuk ke ruangan ini untuk dilakukan pemeriksaan

tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan dalam (PD). Pasien

yang menjalani proses persalinan akan di perbolehkan pulang setelah 6 jam

pasca persalinan.

Saat pengambilan data pengkajian dasar untuk penelitian, yaitu

melakukan pengkajian di PMB “F” Kelurahan Pagar Dewa Rt 31/06 dengan

memberikan asuhan kebidanan pada ibu bersalin.

2. Tinjauan Kasus

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DI PRAKTIK

MANDIRI BIDAN “F” KOTA BENGKULU

TAHUN 2021

Hari / Tanggal Pengkajian : Minggu, 23 Mei 2021

Tempat Pengkajian : Praktik Mandiri Bidan “F”

Waktu Pengkajian : 05:30 Wib

Pengkaji : Reza Japira

a. Langkah I : Pengkajian

1) Kala I

Data Subjektif : Ibu datang ke BPM mengatakan ingin melahirkan,


63

melalui jalan lahir sudah keluar lendir bercampur

darah, nyeri perut bagian bawah yg menjalar ke

pinggang dan sakitnya hilang timbul.

Data Objektif : Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis,

tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit,

pernapasan 20 x/menit, suhu 36,5 °C, DJJ (+)

kuat, irama teratur, frekuensi 146 x/menit, HIS

kuat frekuensi 2-3 x/10 menit, ketuban (+),

presentasi kepala, petunjuk UUK kanan depan,

genitalia : keluar lendir bercampur darah sedikit,

perineum utuh, tidak ada pembesaran kelenjar

bartolin, tidak ada varices, portio tipis, tidak ada

bagian yang menumbung, pembukaan 8 cm dan

penurunan kepala di hodge III.

2) Kala II

Data Subjektif : Ibu mengatakan mempunyai keinginan ingin

meneran ada rasa ingin BAB serta adanya tekanan

pada anus, vulva membuka, perineum menonjol

dan keluar air ketuban dari kemaluannya.

Data Objektif : Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis,

tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit,

pernapasan 20 x/menit, suhu 36,7 °C, DJJ kuat,

irama teratur, frekuensi 145 x/menit, his kuat,


64

frekuensi 5 x/menit, lamanya 20-40 detik.

Genitalia, ada tekanan pada anus, vulva membuka,

perineum menonjol dan keluar air ketuban dari

kemaluannya, pembukaan lengkap (10 cm),

petunjuk UUB, dahi, mulut dan dagu bayi,

penurunan kepala di hodge IV.

3) Kala III

Data Subjektif : Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules,

adanya semburan darah melalui jalan lahir, tali

pusat memanjang, tinggi fundus uteri setinggi

pusat dan uterus teraba keras (Globular).

Data Objektif : Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis,

tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 84 x/menit,

pernapasan 22 x/menit, suhu 36,7 °C, tinggi fundus

uteri setinggi pusat, kontraksi baik, uterus teraba

keras (globular). Genitalia : terlihat tali pusat

memanjang, perdarahan 100-200 cc, tidak ada

laserasi.

4) Kala IV

Data Subjektif : Ibu mengatakan ari-arinya sudah keluar, perutnya

masih terasa mules, merasa lelah namun bahagia

atas kelahiran bayinya.


65

Data Objektif : Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis,

tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 82 x/menit,

pernapasan 22 x/menit, suhu 36,6 °C, tinggi fundus

uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik,

uterus teraba keras, kandung kemih kosong,

genitalia : perdarahan ± 50 cc dan tidak ada

laserasi.

b. Langkah II : Interpretasi Data

1) Kala I

a) Diagnosa

Ibu bersalin inpartu kala I

b) Masalah

Cemas dan takut

c) Kebutuhan

Informasi tentang kemajuan persalinan, pengawasan

menggunakan partograf (meliputi tanda-tanda vital ibu, denyut

jantung janin, kontraksi uterus, dan pemeriksaan dalam),

pemenuhan makanan ringan ibu, menganjurkan suami atau

keluarga mendampingi ibu, informasi tentang posisi persalinan

dan teknik meneran.

2) Kala II

a) Diagnosa

Ibu bersalin inpartu kala II


66

b) Masalah

Tidak ada

c) Kebutuhan

Pendamping persalinan, support mental, posisi yang nyaman

dalam meneran dan Asuhan Persalinan Normal.

3) Kala III

a) Diagnosa

Ibu bersalin inpartu kala III

b) Masalah

Tidak ada

c) Kebutuhan

Manajemen aktif kala III dan IMD

4) Kala IV

a) Diagnosa

Ibu bersalin inpartu kala IV

b) Masalah

Tidak ada

c) Kebutuhan

Pemantauan selama 2 jam pertama pasca persalinan,

pemantauan 1 jam pertama setiap 15 menit sekali dan pada 1 jam

kedua setiap 30 menit sekali, pemenuhan nutrisi dan cairan,

kenyaman ibu dan mobilisasi dini.


67

c. Langkah III : Diagnosa Potensial

Tidak ada

d. Langkah IV : Tindakan Segera

Tidak ada

e. Langkah V : Rencana Tindakan / Intervensi

1) Kala I

Lakukan pemantauan kemajuan persalinan menggunakan

partograf, anjurkan keluarga untuk tetap memberikan ibu asupan

makanan ringan selama proses persalinan, hadirkan suami untuk

mendampingi ibu, ajarkan ibu macam-macam posisi persalinan,

ajarkan ibu teknik pernapasan pada saat ada kontraksi.

2) Kala II

Lakukan asuhan persalinan normal, anjurkan suami untuk

medampingi ibu dan memberikan ibu support menal, pimpin ibu

meneran dengan teknik yang baik dan benar ketika ada his (istirahat

jika tidak ada kontraksi), anjurkan ibu untuk minum selama

persalinan kala II saat tidak ada kontraksi.

3) Kala III

Lakukan manajemen aktif kala III, pemberian oksitosin,

peregangan tali pusat terkendali (PTT), masase uterus, lakukan

inisiasi menyusu dini (IMD), lakukan dan ajarkan keluarga cara

masase uterus dan menilai kontraksi, nilai kelengkapan plasenta,

evaluasi perdarahan dan laserasi.


68

4) Kala IV

Ajarkan ibu dan keluarga cara masase uterus dan menilai

kontraksi, anjurkan keluarga untuk memberi ibu makan dan minum,

lakukan pemantauan kala IV secara berkala selama 2 jam sesuai

partograf, lakukan perawatan BBL dan anjurkan ibu untuk

mobilisasi dini.

f. Langkah VI : Pelaksanaan / Implementasi

Hari/Tanggal : Minggu, 23 mei 2021

1. Kala I

Jam Pelaksanaan / Implementasi Paraf

05:30 Wib Melakukan anamnesa pada pasien dan membantu pasien

berbaring di tempat tidur.

Evaluasi : ibu sudah di anamnesa dan telah

berbaring ditempat tidur.

05:40 Wib Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, his, djj, dan

pemeriksaan dalam pada pasien.

Evaluasi : hasil pemeriksaan tanda-tanda vital

dalam batas normal tekanan darah 120/80

mmHg, nadi 82 x/menit, pernapasan 21 x/menit,

suhu 36,7 °C. Djj (+) kuat, irama teratur,

frekuensi 145 x/menit, his kuat, frekuensi 2 x/10

menit. Genitalia portio teraba tipis, pembukaan 8

cm, ketuban (+), presentasi kepala, petunjuk

UUK kanan depan, penurunan kepala di hodge

III/IV.
69

05:55 Wib Mengajarkan ibu teknik untuk mengurangi nyeri saat

persalinan
h dengan cara teknik pernapasan dan perubahan

posisi
d seperti berjalan-jalan dan miring kiri.

Evaluasi
h : ibu sudah merasa nyaman dan rileks

06:10 Wib Memberitahu suami pasien untuk tetap memenuhi asupan

makanan ringan ibu selama persalinan berlangsung.

Evaluasi : ibu sudah diberikan teh hangat

06:20 Wib Memberitahu suami untuk mendampingi ibu dan membantu

segala kebutuhan dasar ibu serta beri support mental pada

ibu.

Evaluasi : suami ibu sudah berada disamping

ibu dan memberi semangat.

06:45 Wib Memberikan ibu minum

Evaluasi : keluarga sudah memberikan ibu air putih.

06:50 Wib Mengajarkan ibu macam-macam posisi dalam persalinan,

seperti posisi litotomi, setengah duduk, jongkok, berdiri,

merangkak, atau miring kiri.

Evaluasi : ibu sudah berada di posisi litotomi

07:20 Wib Mengajarkan ibu tentang teknik meneran yang baik dan

benar yaitu meneran tanpa bersuara, ketika meneran posisi

tangan ibu memegang paha dan menariknya keatas, kepala

diangkat dan mata ibu melihat kearah perut.

Evaluasi : ibu sudah dapat meneran dengan baik.

07:45 Wib Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, his, djj, dan

pemeriksaan dalam pada pasien.

Evaluasi : hasil pemeriksaan tanda-tanda vital

dalam batas normal tekanan darah 110/80

mmHg, nadi 83 x/menit, pernapasan 21 x/menit,

suhu 36,7 °C. Djj (+) kuat, irama tteratur,

frekuensi 146 x/menit, his kuat, frekuensi 3 x/10


70

menit. Genitalia portio teraba tipis, pembukaan 9

cm, ketuban (+), presentasi kepala, petunjuk

UUK kanan depan, penurunan kepala di hodge

III/IV.

08:00 Wib Membantu ibu dalam memilih posisi yang nyaman untuk

meneran karena pembukaan sudah lengkap (10 cm).

Evaluasi : ibu sudah memilih posisi litotomi

untuk meneran.

CATATAN PERKEMBANGAN SOAP

PMB “F” Kota Nama Pasien : Ny.E

Bengkulu Nama Pengkaji : Reza Japira

Hari / Tanggal Catatan Perkembangan Paraf

a. Subjektif

Ibu mengatakan mulesnya semakin kuat, cepat dan

lama dan rasa ingin BAB yang besar dan kuat serta

air ketuban yang pecah.

b. Objektif :

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda-tanda Vital :

a) Tekanan Darah : 120/80 mmHg

b) Pernapasan : 21 x/menit

c) Nadi : 82 x/menit

d) Suhu : 36,7 °C

4. Abdomen

DJJ (+) kuat, irama teratur, frekuensi 145

x/menit, HIS kuat, frekuensi 2-4 x/ 10 menit,

lamanya 20-40 detik.


71

5. Genitalia

Vulva membuka, perineum menonjol, portio

teraba tipis dan effacement 100 %, pembukaan

10 cm, ketuban (-), presentasi kepala, petunjuk

UUK kanan depan, penurunan kepala di hodge

IV.

c. Analisa

Ny.E 26 tahun G2P1A0 inpartu kala I fase aktif.

d. Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil

pemeriksaan untuk mengetahui kondisinya saat

ini bahwa keadaan normal, tanda-tanda vital

dalam batas normal, tekanan darah : 120/80

mmHg, pernapasan 21 x/menit, nadi 82 x/menit,

suhu 36,7 °C, pembukaan lengkap, dan keadaan

janinnya baik.

Ev : Ibu mengetahui hasil

pemeriksaan.

2. Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi

asupan (makanan ringan) dan cairan selama

persalinan sesuai kebutuhan.

Ev : ibu sudah minum teh

3. Menganjurkan suami untuk mendampingi ibu

dan membantu segala kebutuhan dasar ibu

serta beri support mental ibu.

Ev : suami ibu sudah berada disamping ibu dan

memberi ibu semangat.

4. Mengajarkan ibu tentang teknik meneran yang

baik dan benar yaitu meneran tanpa suara,

ketika meneran posisi tangan ibu memegang

paha dan menariknya keatas, kepala diangkat


72

dan mata ibu melihat kearah pusat.

Ev : Ibu sudah dapat meneran dengan baik

2. Kala II

Jam Pelaksanaan / Implementasi Paraf

08:05 Wib Menganjurkan suami untuk berdiri disebelah kiri ibu

untuk memberikan support kepada ibu

Evaluasi : suami mendampingi ibu

08:06 Wib Membantu ibu mengatur posisi yang nyaman dalam

meneran. Dan memberitahu ibu bahwa ibu boleh

berganti posisi selama kala II, karena dapat

mempercepat persalinan.

Evaluasi : ibu memilih posisi litotomi dan ibu

sudah merasa nyaman dengan posisi ini.

08:08 Wib Memberitahu ibu bahwa ibu sudah boleh meneran

ketika ada his dengan teknik meneran yang benar untuk

mempercepat proses persalinan, meneran yang

berlebihan dapat membuat ibu kelelahan dan

meningkatkan asfiksia pada bayi.

Evaluasi : ibu mengerti dan meneran saat ada his.

08:10 Wib Meminpin ibu untuk meneran dan membantu kelahiran

bayi sesuai dengan 60 langkah APN.

a) Saat kepala janin terlihat di vulva dengan

diameter 5-6 cm, memasangg handuk bersih untuk

mengeringkan bayi pada perut ibu.

b) Memasang handuk bersih, melipat 1/3 bagian

dan meletakkannya dibawah bokong ibu.

c) Membuka partus set

d) Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

e) Saat sub-occiput tampak dibawah simfisis,


73

tangan kanan melindungi perineum dengan dialas

lipatan dibawah bokong, sementara tangan kiri

menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi

yang terlalu cepat saat kepala lahir. Bila

mendapatkan mekonium pada air ketuban, segera

setelah kepala lahir lakukan pengisapan pada mulut

dan hidup bayi menggunakan penghisapan de lee.

f) Menggunakan kassa / kain bersih untuk

membersihkan muka bayi dari lendir dan darah.

g) Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher

bayi.

h) Menunggu hingga kepala bayi selesai melaukan

putaran paksi luar seecara spontan.

i) Setelah janin menghadap paha ibu, tempatkan

kedua telapak tangan secara biparietal di kepala

janin, tarik secara hati-hati kearah bawah sampai

bahu anterior/depan lahir, kemudian tarik secara

hati-hati keatas sampai bahu posterior/belakang

lahir. Bila terdapat lilitan tali pusat yang terlalu

erat hingga menghambat putaran paksi luar atau

lahrinya bahu, minta ibu berhenti meneran, dengan

perlindungan tangan kiri, pasang klem didua

tempat pada tali pusat dan potong tali pusat

diantara kedua klem tersebut.

j) Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga

kepala leher dan bahu bayi bagian posterior dengan

posisi ibu jari pada leher dan keempat jari pada

bahu dan dada/punggung bayi, sementara tangan

kiri memegang lengan dan bahu janin bagian

anterior saat badan dan lengan lahir.


74

k) Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri

menyusuri pinggang kearaah bokong dan tungkai

bawah janin untuk memegang tungkai bawah.

l) Setelah seluruh badan lahir pegang bayi pada

lengan tangan kanan sedemikian rupa sehingga

bayi menghadap kearah penolong. Nilai bayi,

kemudian letakkan bayi diatas perut ibu dengan

posisi kepala lebih rendah dari badan.

m) Segera mengeeringkan bayi, membungkus kepala

dan badan bayi kecuali bagian tali pusat.

n) Mejepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3

cm dari uumbilicus bayi. Melakukan urutan tali

pusat kearah ibu dan memasang klem kedua kira-

kira 2 cm dari klem pertama.

o) Memegang tali pusat diantara 2 klem

menggunakan tangan kiri, dengan perlindungan

jari-jari tangan kiri, memotong tali pusat diantara

kedua klem. Bila bayi tidak bernapas spontan

lihat penanganan khusus bayi baru lahir.

p) Mengganti pembungkus bayi dengan kain kering

dan bersih, membungkus bayi hingga kepala.

q) Melakukan IMD skin to skin pada ibu dan bayi

dan biarkan bayi mencari puting susu.

08:20 Wib Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan

tunggal dan tidak ada janin kedua.

Evaluasi : bayi lahir dengan normal dan proses

persalinan berjalan dengan lancar.


75

CATATAN PERKEMBANGAN SOAP

PMB “F” Kota Nama Pasien : Ny.E

Bengkulu Nama pengkaji : Reza Japira

Hari / Tanggal Catatan Perkembangan Paraf

Minggu, 23 Mei a. Subjektif

2021 Ibu mengatakan rasa mules-mulesnya semakin

sering, mempunyai keinginan ingin meneran serta

ada rasa ingin BAB dan keluar air ketuban.

b. Objektif

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda-tanda vital

a) TD : 120/80 mmHg

b) Pernapasan : 20x/menit

c) Nadi : 80x/menit

d) Suhu : 36,7 ° C

4. Abdomen

DJJ : (+) kuat, irama teratur, frekuensi

146x/menit, HIS kuat frekuensi 2-4x /10

menit, lamanya 20-40 detik.

5. Genitalia

Vulva membuka, perineum menonjol, portio

teraba tipis dan effacement 100 %,

pembukaan 10 cm ketuban (-) jrnih,

presentasi kepala, petunjuk UUK kanan

depan, penurunan kepala di Hodge IV.

c. Analisa

Ny.E 26 tahun G2P1A0 inpartu kala II

d. Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil


76

pemeriksaan untuk mengetahui kondisinya

saat ini bahwa keadaannya normal, TTV

dalam batas normal (TD : 120/80 mmHg,

Pernapasan : 20x/menit, Nadi : 80x/menit,

Suhu : 36,7 ° C), pembukaan lengkap dan

keadaan janinnya baik.

Ev : ibu mengetahui hasil pemeriksaan

2. Menganjurkan suami untuk berdiri disebelah

kiri ibu untuk memberikan support kepada

ibu

Ev : suami mendampingi ibu

3. Membantu ibu mengatur posisi yang nyaman

dalam meneran. Dan memberitahu ibu bahwa

ibu boleh berganti posisi selama kala II,

karena dapat mempercepat persalinan.

Ev : ibu memilih posisi litotomi dan ibu

sudah merasa nyaman dengan posisi

ini.

4. Memberitahu ibu bahwa ibu sudah boleh

meneran ketika ada his dengan teknik

meneran yang benar untuk mempercepat

proses persalinan, meneran yyang berlebihan

dapat membuat ibu kelelahan dan

meningkatkan asfiksia pada bayi.

Ev : ibu mengerti dan meneran saat ada his.

5. Meminpin ibu untuk meneran dan membantu

kelahiran bayi sesuai dengan 60 langkah

APN.

a) Saat kepala janin terlihat di vulva dengan

diameter 5-6 cm, memasangg handuk

bersih untuk mengeringkan bayi pada


77

perut ibu.

b) Memasang handuk bersih, melipat 1/3

bagian dan meletakkannya dibawah

bokong ibu.

c) Membuka partus set

d) Memakai sarung tangan DTT pada kedua

tangan.

e) Saat sub-occiput tampak dibawah

simfisis, tangan kanan melindungi

perineum dengan dialas lipatan dibawah

bokong, sementara tangan kiri menahan

puncak kepala agar tidak terjadi defleksi

yang terlalu cepat saat kepala lahir. Bila

mendapatkan mekonium pada air

ketuban, segera setelah kepala lahir

lakukan pengisapan pada mulut dan

hidup bayi menggunakan penghisapan de

lee.

f) Menggunakan kassa / kain bersih untuk

membersihkan muka bayi dari lendir dan

darah.

g) Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada

leher bayi.

h) Menunggu hingga kepala bayi selesai

melaukan putaran paksi luar seecara

spontan.

i) Setelah janin menghadap paha ibu,

tempatkan kedua telapak tangan secara

biparietal di kepala janin, tarik secara

hati-hati kearah bawah sampai bahu

anterior/depan lahir, kemudian tarik


78

secara hati-hati keatas sampai bahu

posterior/belakang lahir. Bila terdapat

lilitan tali pusat yang terlalu erat hingga

menghambat putaran paksi luar atau

lahrinya bahu, minta ibu berhenti

meneran, dengan perlindungan tangan

kiri, pasang klem didua tempat pada tali

pusat dan potong tali pusat diantara

kedua klem tersebut.

j) Setelah bahu lahir, tangan kanan

menyangga kepala leher dan bahu bayi

bagian posterior dengan posisi ibu jari

pada leher dan keempat jari pada bahu

dan dada/punggung bayi, sementara

tangan kiri memegang lengan dan bahu

janin bagian anterior saat badan dan

lengan lahir.

k) Setelah badan dan lengan lahir, tangan

kiri menyusuri pinggang kearaah bokong

dan tungkai bawah janin untuk

memegang tungkai bawah.

l) Setelah seluruh badan lahir pegang bayi

pada lengan tangan kanan sedemikian

rupa sehingga bayi menghadap kearah

penolong. Nilai bayi, kemudian letakkan

bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala

lebih rendah dari badan.

m) Segera mengeeringkan bayi,

membungkus kepala dan badan bayi

kecuali bagian tali pusat.

n) Mejepit tali pusat menggunakan klem


79

kira-kira 3 cm dari uumbilicus bayi.

Melakukan urutan tali pusat kearah ibu

dan memasang klem kedua kira-kira 2

cm dari klem pertama.

o) Memegang tali pusat diantara 2 klem

menggunakan tangan kiri, dengan

perlindungan jari-jari tangan kiri,

memotong tali pusat diantara kedua

klem. Bila bayi tidak bernapas spontan

lihat penanganan khusus bayi baru lahir.

p) Mengganti pembungkus bayi dengan

kain kering dan bersih, membungkus

bayi hingga kepala.

q) Melakukan IMD skin to skin pada ibu

dan bayi dan biarkan bayi mencari puting

susu.

6. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan

kehamilan tunggal dan tidak ada janin kedua.

Ev : Bayi lahir dengan normal dan proses

persalinan berjalan dengan lancar.

3. Kala III

Jam Pelaksanaan / Implementasi Paraf

08:22 Wib Memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntikkan

oksitosin 10 IU pada 1/3 paha lateral secara IM,

menyuntikkan oksitosin dengan waktu > 2 menit

tetapi tidak sampai 4 menit.

Ev : Ibu bersedia dan sudah disuntikkan

oksitosin.
80

08:23 Wib Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10

cm dari vulva dengan dengan cara mengurutnya.

Ev : klem sudah dipindahkan kedepan vulva.

08:24 Wib Melakukan PTT dan dorso kranial selama ada

kontraksi sehingga memudahkan untuk melahirkan

plasenta. Saat kontraksi, memegang tali pusat dengan

tangan kanan sementara tangan kiri menekan uterus

dengan hati-hati kearah dorso kranial.

Ev : PTT sudah dilakukan, tali pusat tampak

memanjang dan terdapat semburan darah.

08:25 Wib Meminta ibu untuk meneran sedikit setelah terdapat

tanda-tanda lepasnya plasenta, sementara tangan

kanan menarik tali pusat kearah bawah kemudian

keatas hingga plasenta tampak pada vulva. Pegang

plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran

searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan

mencegah robeknya selaput ketuban.

Ev : Plasenta telah lahir

08:27 Wib Melakukan masase uterus selama 15 detik, untuk

merangsang uterus berkontraksi sehingga dapat

mengurangi pengurangan darah dan mencegah

perdarahan post partum.

Ev : Masase uterus sudah dilakukan.

08:28 Wib Mengajarkan suami untuk melakukan masase uterus

dengan cara memijat secara memutar searah jarum

jam dan menilai kontraksi jika perut ibu teraba keras

dan memudar berarti kontraksi baik.

Ev : Suami ibu mengerti dan sudah bisa

melakukan masase uterus.


81

08:29 Wib Melakukan pengecekan kelengkapan plasenta untuk

memastikan plasenta dan selaput ketuban utuh atau

tidak.

Ev : Plasenta sudah diperiksa dan lengkap.

08:30 Wib Melakukan evaluasi perdarahan dan laserasi.

Ev : Darah yang keluar ± 100-200 cc

08:31 Wib Memberitahu suami untuk memberikan ibu makanan

seperti roti dan minum teh hangat untuk memenuhi

kebutuhan nutrisi ibu.

Ev : Ibu sudah minum

CATATAN PERKEMBANGAN SOAP

PMB “F” Kota Nama Pasien : Ny.E

Bengkulu Nama pengkaji : Reza Japira

Hari / Tanggal Catatan Perkembangan Paraf

Minggu, 23 Mei a. Subjektif

2021 Ibu mengatakan lega dan senang bayinya telah

lahir selamat tetapi ari-arinya belum lahir dan

perutnya masih terasa mules.

b. Objektif

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda-tanda vital

a) TD : 110/70 mmHg

b) Nadi : 84x/menit

c) Pernapasan : 22x/menit

d) Suhu : 36,7 ° C

4. Abdomen : TFU setinggi pusat, kontraksi

baik, uterus teraba keras (Globular), tidak

ada janin kedua.


82

5. Genitalia : Terlihat tali pusat didepan

vulva, perdarahan ± 100-200 cc dan tidak

ada laserasi.

c. Analisa

Ny.E 26 tahun G2P1A0 inpartu kala III

d. Penatalaksanaan

1. Memberitahu ibu bahwa ibu akan

disuntikkan oksitosin 10 IU pada 1/3 paha

lateral secara IM, menyuntikkan oksitosin

dengan waktu > 2 menit tetapi tidak sampai 4

menit.

Ev : Ibu bersedia dan sudah disuntikkan

oksitosin.

2. Memindahkan klem tali pusat hingga

berjarak 5-10 cm dari vulva dengan dengan

cara mengurutnya.

Ev : klem sudah dipindahkan kedepan vulva.

3. Melakukan PTT dan dorso kranial

selama ada kontraksi sehingga memudahkan

untuk melahirkan plasenta. Saat kontraksi,

memegang tali pusat dengan tangan kanan

sementara tangan kiri menekan uterus dengan

hati-hati kearah dorso kranial.

Ev : PTT sudah dilakukan, tali pusat tampak

memanjang dan tterdapat semburan

darah.

4. Meminta ibu untuk meneran sedikit

setelah terdapat tanda-tanda lepasnya

plasenta, sementara tangan kanan menarik

tali pusat kearah bawah kemudian keatas

hingga plasenta tampak pada vulva. Pegang


83

plasenta dengan kedua tangan dan lakukan

putaran searah untuk membantu pengeluaran

plasenta dan mencegah robeknya selaput

ketuban.

Ev : Plasenta telah lahir

5. Melakukan masase uterus selama 15

detik, untuk merangsang uterus berkontraksi

sehingga dapat mengurangi pengurangan

darah dan mencegah perdarahan post partum.

Ev : Masase uterus sudah dilakukan

6. Mengajarkan suami untuk melakukan

masase uterus dengan cara memijat secara

memutar searah jarum jam dan menilai

kontraksi jika perut ibu teraba keras dan

memudar berarti kontraksi baik.

Ev : Suami ibu mengerti dan sudah bisa

melakukan masase uterus.

7. Melakukan pengecekan kelengkapan

plasenta untuk memastikan plasenta dan

selaput ketuban utuh atau tidak.

Ev : Plasenta sudah diperiksa dan lengkap.

8. Melakukan evaluasi perdarahan dan

laserasi.

Ev : Darah yang keluar ± 100-200 cc

9. Memberitahu suami untuk memberikan

ibu makanan seperti roti dan minum teh

hangat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

ibu.

Ev : Ibu sudah minum


84

4. Kala IV

Jam Pelaksanaan / Implementasi Paraf

08:32 Wib Mengganti pakaian bayi dan membedong bayi

dengan pakaian yang kering dan bersih

uuntukmenjaga kehangatan bayi dan memberikan

bayi kepada ibu untuk menyusuinya kembali.

Ev : bayi sudah dipakaikan baju dan dibedong

serta ibu sudah menyusui bayinya.

08:40 Wib Melakukan pemantauan kala IV secara berkala untuk

memastikan tanda-tanda vital, kontraksi uterus,

perdarahan dalam batas normal. Pemantauan

dilakukan 1 jam pertama dengan rentang waktu 15

menit dan 1 jam kedua dengan rentang waktu setiap

30 menit sekali.

Ev : pemantauan kala IV sudah dilakukan dan

dicatat di partograf.

08:42 Wib Membersihkan ibu dari darah dan cairan ketuban

serta membantu ibu untuk mengganti pakaian untuk

kebutuhan dan kenyamanan ibu.

Ev : ibu sudah bersih dan pakaian ibu sudah

diganti.

08:55 Wib Membantu dan membimbing ibu untuk BAK

menggunakan pispot ditempat tidur.

Ev : ibu sudah BAK

08:57 Wib Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini dengan

miring kiri dan miring kanan sehingga dapat

membuat lochea keluar dengan lancar dan mencegah

infeksi.

Ev : ibu sudah miring kiri dan kanan


85

09:00 Wib Melakukan perawatan BBL segera untuk

mencegah terjadinya komplikasi.

Ev : perawatan BBL sudah dilakukan

09:10 Wib Menganjurkan keluarga untuk memberi makan dan

minum pada ibu untuk mengganti tenaga ibu selama

proses persalinan.

Ev : ibu sudah makan dan minum

09:12 Wib Menganjurkan ibu untuk istirahat karena sudah lelah

dalam proses persalinan.

Ev : ibu sudah istirahat

09:13 Wib Dekontaminasi alat dan tempat bersalin agar bakteri

mati dan tidak menular pada orang lain.

Ev : alat dan tempat sudah bersih dan sudah

didekontaminasi.

09:14 Wib Melengkapi partograf

Ev : partograf sudah dilengkapi

CATATAN PERKEMBANGAN SOAP

PMB “F” Kota Nama Pasien : Ny.E

Bengkulu Nama pengkaji : Reza Japira

Hari / Tanggal Catatan Perkembangan Paraf

Minggu, 23 Mei a. Subjektif

2021 Ibu mengatakan perutnya terasa mules dan ibu

bahagia atas kelahiran bayinya.

b. Objektif

1. Keadaan umum : Baik

2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda-tanda vital

a) TD : 110/70 mmHg

b) Nadi : 82x/menit
86

c) Pernapasan : 22x/menit

d) Suhu : 36,6 ° C

4. Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat,

konttraksi baik, uterus teraba keras

(Globular) dan kandung kemih kosong.

5. Genitalia : pada vulva perdarahan ± 100-200

cc dan tidak ada robekan jalan lahir.

c. Analisa

Ny.E 26 tahun G2P1A0 inpartu kala IV

d. Penatalaksanaan

1. Mengganti pakaian bayi dan membedong

bayi dengan pakaian yang kering dan bersih

uuntukmenjaga kehangatan bayi dan

memberikan bayi kepada ibu untuk

menyusuinya kembali.

Ev : bayi sudah dipakaikan baju dan

dibedong serta ibu sudah menyusui

bayinya.

2. Melakukan pemantauan kala IV secara

berkala untuk memastikan tanda-tanda vital,

kontraksi uterus, perdarahan dalam batas

normal. Pemantauan dilakukan 1 jam

pertama dengan rentang waktu 15 menit dan

1 jam kedua dengan rentang waktu setiap 30

menit sekali.

Ev : pemantauan kala IV sudah dilakukan

dan dicatat di partograf.

3. Membersihkan ibu dari darah dan cairan

ketuban serta membantu ibu untuk

mengganti pakaianuntuk kebutuhan dan

kenyamanan ibu.
87

Ev : ibu sudah bersih dan pakaian ibu sudah

diganti

4. Membantu dan membimbing ibu untuk

BAK menggunakan pispot ditempat tidur.

Ev : ibu sudah BAK

5. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini

dengan miring kiri dan miring kanan

sehingga dapat membuat lochea keluar

dengan lancar dan mencegah infeksi.

Ev : ibu sudah miring kiri dan kanan

6. Melakukan perawatan BBL segera untuk

mencegah terjadinya komplikasi.

Ev : perawatan BBL sudah dilakukan

7. Menganjurkan keluarga untuk memberi

makan dan minum pada ibu untuk mengganti

tenaga ibu selama proses persalinan.

Ev : ibu sudah makan dan minum

8. Menganjurkan ibu untuk istirahat karena

sudah lelah dalam proses persalinan.

Ev : ibu sudah istirahat

9. Dekontaminasi alat dan tempat bersalin agar

bakteri mati dan tidak menular pada orang

lain.

Ev : alat dan tempat sudah bersih dan

sudah didekontaminasi.

10. Melengkapi partograf

Ev : partograf sudah dilengkapi


88

b. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini hanya dilakukan pada satu orang responden ibu

bersalin multigravida. Penelitian ini sedikit terhambat karena peneliti

harus mencari pasien ibu bersalin multigravida tanpa adanya penyulit

dengan kriteria usia 20-35 tahun.

c. Pembahasan

Asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny.E G2P1A0 dengan

persalinan normal dilakukan menggunakan standar asuhan kebidanan dan

dalam bentuk pendokumentasian SOAP. Asuhan diberikan pada tanggal

23 Mei 2021 dari kala I-IV. Persalinan kala I observasi dimulai sejak ibu

datang kebidan yaitu pukul 05:30 Wib dengan pembukaan 8 cm,

observasi dilakukan dari pembukaan 8 sampai dengan lengkap ± 2.5 jam.

Keluhan yang dialami ibu selama proses persalinan kala I yaitu

mules disertai keluar lendir bercampur darah. Rasa nyeri pinggang

menjalar sampai ke perut bagian bawah dan sekitarnya hilang timbul

tetapi semakin sering, vulva dan vagina keluar lendir bercampur darah

sedikit, tidak ada pembesaran kelenjar bartolin, tidak ada oedema, tidak

ada varises, pemeriksaaan dalam portio teraba lunak, pembukaan 8 cm,

tidak ada bagian yang menumbung, ketuban positif, petunjuk UUK kanan

depan, molase tidak ada, Hodge III. Hal ini sesuai dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Mutmainnah, dkk (2017) bahwa tanda-tanda

persalinan inpartu yaitu terjadinya his persalinan, keluar lendir

bercampur darah (blood show), terjadinya dilatasi dan effacement


89

serviks. Turunnya kepala masuk ke PAP (Lightening), perut lebih

melebar karena fundus uteri turun, munculnya nyeri di daerah pinggang

karena kontraksi ringan otot rahim, terjadi pelunakan serviks karena

terdapat kontraksi otot rahim, terjadinya pengeluaran lender, (Puspita

Sari, 2014). Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, maka dapat

ditegakkan diagnose Ny.E G2P1A0 umur 26 tahun, usia kehamilan 40

minggu, janin tunggal hidup, intra uterin, presentasi kepala, keadaan

jalan lahir normal dan keadaan umum ibu dan janin baik dengan inpartu

kala I fase aktif. Berdasarkan diagnosa, maka perencanaan dikala I

dilakukan sesuai rencana, hal ini sesuai dengan pendapat Sulfianti, dkk

(2020) yakni menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi asupan makanan

ringan, memberikan dukungan emosional, menganjurkan keluarga untuk

mendampingi ibu, mengatur posisi ibu sehingga ibu terasa nyaman, serta

memantau keadaan ibu dan janin serta kemajuan persalinan

menggunakan partograf. Setelah dilakukan pemantauan menggunakan

partograf, kala I berlangsung ± 2.5 jam, hal ini sesuai dengan

Mutmainnah, dkk (2017) bahwa lamanya kala I untuk primigravida

berlangsung 12 jam, sedangkan untuk multigravida berlangsung 8 jam.

Penatalaksanaan kala II, yakni membantu proses persalinan sesuai

dengan prosedur Asuhan Persalinan Normal (APN) pada Ny.E kala II

berlangsung ≤ 20 menit dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi

secara keseluruhan. Proses ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan

oleh Mutmainnah, dkk (2017) yang menyatakan rata-rata lama persalinan


90

pada primigravida yaitu 50 menit sampai maksimal 2 jam, sedangkan

pada multigravida memiliki rata-rata 20 menit sampai maksimal 1 jam.

Penatalaksanaan kala III adalah melakukan manajemen aktif kala III

yang sesuai prosedur pada langkah APN. Kala III berlangsung ≤ 15

menit sampai plasenta lahir. Melakukan penyuntikan oksitosin setelah 2

menit kelahiran bayi dan melakukan Peregangan Tali Pusat Terkendali

(PTT) dan mengeluarkan plasenta. Plasenta lepas setelah 15 menit

kelahiran bayi, dan melakukan pemijatan uterus dengan meletakkan

telapak tangan difundus dan melakukan masase dengan gerakan

melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi

keras). Proses ini sesuai dengan pendapat Puspita Sari (2014) bahwa kala

III dimulai sejak bayi lahir sampai lahirnya plasenta/uri. Rata-rata lama

kala III bekisar ≤ 30 menit baik pada primigravida maupun pada

multigravida.

Pada kala IV penatalaksanaan yang dilakukan selama 2 jam pasca

persalinan adalah pantau keadaan kontraksi uterus dan ukuran tinggi

fundus, vital sign, perdarahan, kandung kemih dan keadaan umum ibu

dan bayi. Pemantauan secara berkala sesuai dengan prosedur pada

langkah APN 1 jam pertama dipantau 15 menit sekali, 1 jam kedua 30

menit sekali. Hasil dari pemantauan yang dilakukan adalah keadaan

umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi

82 x/menit, pernapasan 22 x/menit, suhu 36,6 °C, kontraksi baik, uterus


91

teraaba keras (Globular), TFU : 2 jari dibawah pusat, kandung kemih

kosong, perdarahan ± 200 cc dan tidak ada robekan.

Hal ini sesuai dengan teori kala IV persalinan menurut pendapat

Sulfianti, dkk (2020) yaitu kala IV 0 menit sampai 2 jam setelah

persalinan plasenta berlangsung ini merupakan masa kritis bagi ibu,

karena kebanyakan wanita melahirkan kehabisan darah atau mengalami

suatu keadaan yang menyebabkan kematian pada kala IV ini. Evaluasi

pada 2 jam setelah persalinan yaitu vital sign, tonus uterus dan ukuran

tinggi fundus uteri, perdarahan, kandung kemih, pengeluaran lochea dan

keadaan ibu dan bayi.

Setelah dilakukan asuhan kebidanan persalinan normal pada Ny.E

dari kala I-IV selama ± 10 jam didapatkan hasil pemantauan 2 jam pasca

persalinan yaitu tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 82 x/menit,

pernapasan 22 x/menit, suhu 36,6 °C, kontraksi baik, uterus teraaba keras

(Globular), TFU : 2 jari dibawah pusat, kandung kemih kosong,

perdarahan ± 50 cc, keadaan umum ibu dan bayi baik dan sehat. Bayi

Ny.E lahir spontan, bayi sehat menangis kuat, dengan berat badan 3.500

gram, panjang badan 51 cm, lingkar dada 34 cm dan lingkar kepala 33

cm. Jadi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan penulis adalah

tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus yang ditemukan.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuhan kebidanan pada Ibu Bersalin Normal pada Ny.E P2A0 umur 26

tahun di PMB “F” Kota Bengkulu tahun 2021, dengan menggunakan

pendokumentasian Varney didapatkan kesimpulan :

1. Diketahui Data Subjektif dan Objektif pada Ibu Bersalin Normal di PMB

“F” Kota Bengkulu Tahun 2021

Nama Ny.E umur 26 tahun G2PIA0 usia kehamilan 40 minggu. Data

subjektif kala I ibu mengatakan ingin melahirkan, nyeri perut bagian bawah

menjalar ke pinggang dan sudah keluar lendir bercampur darah.

Kala II ibu mengatakan mempunyai keinginan ingin meneran dan rasa

ingin BAB serta ada tekanan pada anus, vulva membuka, perineum

menonjol dan keluar air ketuban dari kemaluannya. Kala III ibu mengatakan

perutnya masih terasa mules, adanya semburan darah melalui jalan lahir, tali

pusat memanjang, tinggi fundus uteri setinggi pusat dan uterus teraba keras

(Globular). Kala IV ibu mengatakan ari-arinya sudah keluar, perutnya masih

terasa mules, merasa lelah namun bahagia atas kelahiran bayinya.

Pada kasus Ny.E diperoleh data objektif kala I pembukaan 8 cm, kala II

pembukaan 10 cm, kala III tinggi fundus uteri setinggi pusat, kala IV tinggi

fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, kandung kemih kosong,

92
93

genitalia perdarahan ± 50 cc, darah berwarna merah (lochea rubra), tidak

ada laserasi jalan lahir.

2. Diketahui Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan pada Ibu Bersalin Normal di

PMB “F” Kota Bengkulu Tahun 2021

Diagnosa pada kasus ini menyesuaikan dengan tahapan persalinan yang

berlangsung yaitu Ny.E G2PIA0 umur 26 tahun, usia kehamilan 40 minggu,

janin tunggal hidup, intra uterin, presentasi kepala dengan keadaan ibu dan

janin baik dengan inpartu kala I fase aktif, inpartu kala II, inpartu kala III

dan inpartu kala IV.

Masalah kala I cemas dan takut, masalah kala II nyeri persalinan,

masalah kala III tidak ada, masalah kala IV tidak ada. Kebutuhan pada

kasus ini menyesuaikan dengan diagnosa kala I, II, III dan IV.

3. Diketahui Diagnosa/Masalah Potensial Kebidanan pada Ibu Bersalin

Normal di PMB “F” Kota Bengkulu Tahun 2021

Tidak ada

4. Diketahui kebutuhan segera pada Ibu Bersalin Normal di PMB “F” Kota

Bengkulu Tahun 2021

Tidak ada

5. Diketahui Rencana Tindakan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Normal di PMB

“F” Kota Bengkulu Tahun 2021

Rencana tindakan kala I, melakukan pemantauan kesejahteraan ibu dan

janin, menganjurkan keluarga untuk tetap memberikan ibu asupan makanan

ringan selama proses persalinan, hadirkan suami untuk mendampingi ibu,


94

memberitahu ibu macam-macam posisi persalinan, ajarkan ibu teknik

pernapasan pada saat ada kontraksi, melakukan pemantauan kemajuan

persalinan menggunakan partograf.

Rencana tindakan kala II, lakukan asuhan persalinan normal, anjurkan

suami untuk medampingi ibu dan memberikan ibu support menal, pimpin

ibu meneran dengan teknik yang baik dan benar ketika ada his (istirahat jika

tidak ada kontraksi), anjurkan ibu untuk minum selama persalinan kala II

saat tidak ada kontraksi.

Rencana tindakan kala III, lakukan manajemen aktif kala III, pemberian

oksitosin, peregangan tali pusat terkendali (PTT), masase uterus, lakukan

inisiasi menyusu dini (IMD), lakukan dan ajarkan keluarga cara masase

uterus dan menilai kontraksi, nilai kelengkapan plasenta, evaluasi

perdarahan dan laserasi.

Rencana tindakan kala IV, ajarkan ibu dan keluarga cara masase uterus

dan menilai kontraksi, anjurkan keluarga untuk memberi ibu makan dan

minum, lakukan pemantauan kala IV secara berkala selama 2 jam sesuai

partograf, lakukan perawatan BBL dan anjurkan ibu untuk mobilisasi dini.

6. Diketahui Tindakan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Normal di PMB “F” Kota

Bengkulu Tahun 2021

Kala I menganjurkan keluarga untuk memberi asupan makanan ringan

pada ibu pada saat tidak terjadi kontraksi. Menganjurkan keluarga untuk

mendampingi ibu selama selama proses persalinan, mengajarkan ibu teknik

pernapasan saat ada kontraksi untuk mengurangi nyeri, memberikan support


95

kepada ibu, melakukan pemantauan kemajuan persalinan menggunakan

partograf dan mengajarkan ibu macam-macam posisi persalinan.

Kala II menganjurkan suami untuk berdiri di sebelah kiri ibu untuk

memberikan support kepada ibu, membantu ibu mengatur posisi yang

nyaman dalam meneran, dan memberitahu ibu bahwa ibu boleh berganti

posisi selama kala II karena dapat mempercepat persalinan, memberitahu

ibu bahwa ibu sudah boleh meneran ketika ada his dengan teknik meneran

yang benar untuk mempercepat proses persalinan, memimpin ibu untuk

meneran dan membantu kelahiran bayi sesuai dengan 60 langkah APN.

Kala III memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntikkan oksitosin 10 IU

pada 1/3 paha lateral secara IM, memindahkan klem tali pusat hingga

berjarak 5-10 cm dari vulva dengan cara mengurutnya, melakukan PTT dan

dorso kranial selama ada kontraksi hingga memudahkan untuk melahirkan

plasenta, meminta ibu untuk meneran sedikit setelah terdapat tanda-tanda

lepasnya plasenta sementara tangan kanan menarik tali pusat kearah bawah

kemudian keatas hingga plasenta tampak pada vulva, pegang kedua plasenta

dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu

mengeluarkan plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban, melakukan

masase uterus selama 15 detik, mengajarkan suami untuk melakukan

masase uterus dengan cara memijat secara memutar searah jarum jam dan

menilai kontraksi jika perut ibu teraba keras dan memudar berarti kontraksi

baik, melakukan pengecekan kelengkapan plasenta untuk memastikan


96

plasenta dan selaput ketuban utuh atau tidak dan melakukan evaluasi

perdarahan dan laserasi.

Kala IV mengganti pakaian bayi dan membedong bayi dengan pakaian

yang kering dan bersih untuk menjaga kehangatan bayi dan memberikan

bayi kepada ibu untuk menyusuinya kembali, melakukan pemantauan secara

berkala untuk memastikan tanda-tanda vital, konraksi uterus, dan

perdarahan dalam batas normal pemantauan dilakukan 1 jam pertama

dengan rentan waktu 15 menit dan 1 jam kedua dengan rentan waktu setiap

30 menit sekali, membersihkan ibu dari darah dan cairan ketuban serta

membantu ibu untuk mengganti pakaian untuk kebutuhan dan kenyamanan

ibu, membantu dan membimbing ibu untuk BAK , menganjurkan ibu untuk

mobilisasi dini dengan miring kiri dan miring kanansehingga dapat

membuat lochea keluar dengan lancar dan mencegah infeksi, menganjurkan

keluarga untuk memberi ibu makan dan minum untuk mengganti tenaga ibu

selama proses persalinan, menganjurkan ibu untuk istirahat karena sudah

lelah dalam proses persalinan, dekontaminasi alat-alat dan tempat bersalin

agar bakteri mati dan tidak menular pada orang lain, melengkapi partograf.

7. Terevaluasi Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Normal di PMB “F” Kota

Bengkulu Tahun 2021

Kala I dilaksanakan sesuai dengan rencana asuhan, kala I fase aktif

berlangsung ± 2.5 jam, kala II dilaksanakan sesuai dengan asuhan persalinan

normal berlangsung dalam waktu ≤ 20 menit, kala III dilaksanakan sesuai

dengan rencana asuhan berlangsung dalam waktu ≤ 15 menit sampai


97

plasenta lahir, kala IV dilakukan selama 2 jam pada 1 jam pertama dipantau

15 menit sekali dan 1 jam kedua 30 menit sekali. Semua berlangsung

dengan keadaan normal sesuai dengan partograf.

8. Diketahui kesenjangan antara teori dan kasus

Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah

tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus yang ditemukan.

B. Saran

d. Bagi tenaga kesehatan

Sebagai referensi terhadap Profesi Kebidanan dalam pemberian Asuhan

Kebidanan pada Ibu Bersalin guna meningkatkan mutu pelayanan

kebidanan.

e. Bagi Institusi Pendidikan

Bagi institusi khususnya jurusan kebidanan dapat terus menerapkan dan

meningkatkan peran fungsi serta tanggung jawab dalam penatalaksanaan

asuhan kebidanan pada Ibu Bersalin Normal.

f. Bagi Masyarakat

Diharapkan masyarakat dapat terbantu dengan adanya Asuhan yang

diberikan pada Ibu Bersalin Normal.


DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, Ika Putri, dkk. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komprehensif
Pada Ibu Bersalin Dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta : Deepublish.
www.deepublish.co.id.

Diana, Sulis dkk. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir. Jawa Tengah : CV Oase Group, 978-602-457-281-5.

Dinas Kesehatan Kota Bengkulu. 2019. Profil Kesehatan Kota Bengkulu.


Bengkulu : Dinas Kesehatan Kota Bengkulu.

Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu. 2019. Profil Kesehatan Kota Bengkulu.


Bengkulu : Dinas Kesehatan Kota Bengkulu.

Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan. (2020). Petunjuk teknis Alat pelindung


Diri (APD). Petunjuk Teknis Alat Pelindung Diri APD, April, 1-3.

Jamir, Fatimah dan Agustiawati. 2020. Pengaruh Hypno Birthing terhadap


kecemasan Ibu Bersalin Kala I di RSUD Kabupaten Sinjay Tahun 2019.
Jurnal Antara Kebidanan, Vol. 3. No. 1, 2. Diambil dari
https://www.ojs.abdinusantara.ac.id/index.php/antarakebidanan/article/view/
130/116.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Profil Kesehatan Indonesia


Tahun 2019. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia .
Datainformasi.pusdatin@kemkes.go.id.

Legawati. 2018. Asuhan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Jawa Timur : Wineka Media.
https://www.winekamedia.com.

Kuswanti, Ina & Fitria Melina. 2014. Asuhan Kebidanan II Persalinan.


Yogyakarta : Pustaka Pelajar. pustakapelajar@Yahoo.com.

Mutmainnah Annisa UI dkk. 2017. Asuhan Persalinan Normal & Bayi Baru
Lahir. Yogyakarta : CV. ANDI. 978-879-29-6399-1.

Oktarina, Mika. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir. Yogyakarta : Deepublish. www.deepublish.co.id.

Sari Puspita Eka dan Kurnia Dwi Rimandini. 2014. Asuhan Kebidanan Persalinan
(Intranatal Care). Jakarta Timur : CV. Trans Info Media .
Penerbit_tim@Yahoo.com.

98
99

Sulfianti, dkk. 2020. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Medan : Yayasan Kita
Menulis. press@kitamenulis.id.

Suprapti dan Herawati Mansur. 2018. Praktik Klinik Kebidanan II. Jakarta :
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. https://bppsdmk.kemkes.go.id.

Triana Ani, dkk. 2015. Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal. Yogyakarta :


Deepublish. www.deepublish.co.id.

Walyani Siwi Elisabeth dan Th. Endang Purwoastuti. 2016. Asuhan Persalinan
Dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta : PUSTAKABARUPRESS.
Pustakabarupress_redaksi@yahoo.com.
L
A
M
P
I
R
A
N
ORGANISASI PENELITIAN

A. Pembimbing
Nama : Lusi Andriani,SST,M.Kes
NIP : 198008192002122002
Jabatan : Pembimbing
B. Peneliti
Nama : Reza Japira
Nim : P05140118063
Alamat : JL.Museum Kota bengkulu
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
ASUHAN PERSALINAN

Pengertian : Persalinan adalah Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
uri) yang dapat hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir.

Tujuan : menjaga kelangsungan hidup dan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu
dan bayinya, melalui upaya yang terintergrasi dan lengkap tetapi
dengan intervensi yang seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan
kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang diinginkan
(optimal).

Prosedur : Persiapan Pasien

1. Identifikasi klien
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
3. Inform consent

Persiapan alat

1. Partus Set
2. Heacting set
3. Kapas dan air DTT
4. Kasa steril
5. Depress
6. Penghisap lendir delle
7. Obat : oxytocin dan spout
8. Doek / alas bokon
9. Handuk dan kain pembungkus bayi
10. Larutan clorin 0,5% dalam Waskom
11. Air DTT dalam Waskom
12. Tempat sampah medis dan Non Medis
13. Tempat pakaian kotor
14. Pakaian Ibu dan Pembalut
15. Handuk dan kain pembungkus bayi
16. Larutan clorin 0,5% dalam Waskom
17. Air DTT dalam Waskom
18. Tempat sampah medis dan Non Medis
19. Tempat pakaian kotor
20. Pakaian Ibu dan Pembalut
21. Bengkok
22. Gelas Ukur dan tempat plasenta
23. Tensimeter dan stetoskop
24. Fetoskope
25. APD (Celemek, sepatu boot, masker, topi / nurse cap,
kacamata google)

No Langkah-langkah Asuhan Persalinan Normal


1 Mengamati tanda dan gejala persalinan kala II
e. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
f. Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vaginanya.
g. Perineum menonjol
h. Vulva-vagina dan sfingter anal membuka
2 Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul
oksitosin dan memasukkan alat suntik sekali pakai 2 ½ ml ke dalam wadah partus set.
3Mengenakan baju penutup/celemek plastik yang bersih
4 Melepaskan semua perhiasan, mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang
mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk.
5 Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yang akan digunakan untuk
pemeriksaan dalam.
6 Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan
letakkan kembali ke dalam wadah partus set.

7 Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan vulva ke
perineum.
8 Melakukan pemeriksaan dalam ( pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput
ketuban sudah pecah ).
9 Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%
membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan
klorin 0,5%.
10 Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai ( pastikan DJJ dalam
batas normal yaitu 120-160x/menit).
11 Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu
untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran
12 Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (pada saat ada
his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).
13 Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk
meneran.
14 Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya ( tidak meminta ibu
berbaring telentang), apabila dalam waktu 60 menit ibu belum mempunyai keinginan
untuk meneran maka segera rujuk ibu.
15 Meletakkan handuk bersih ( untuk megeringkan bayi ) diatas perut ibu, jika kepala bayi
telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
16 Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu
17 Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan.
18 Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
19 Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm, memasang handuk
bersih untuk mengeringkan janin pada perut ibu.
20 Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
21 Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.
22 Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal. Menganjurkan
kepada ibu untuk meneran saat kontraksi, dengan lembut gerakan kepala kearah
bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arcus pubis dan kemudian
gerakan arah atas distal untuk melahirkan bahu belakang.
23 Setelah bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk menyanggah
kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang tangan dan siku sebelah atas.
24 Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung ke arah bokong dan
tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan jari telunjuk tangan kiri
diantara kedua lutut janin).
25 Menilai bayi dengan cepat apakah bayi menagis kuat,bernafas tanpa kesulitan dan
apakah bayi bergerak aktif.
26 Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali
bagian tangan tanpa membersihkan verniks, kemudian meletakkan bayi diatas perut
ibu.
27 Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak adanya bayi kedua
28 Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
29 Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin10 unit IM di 1/3 paha atas
bagian distal lateral ( lakukan aspirasi terlebih dahulu sebelum menyuntikkan
oksitosin).
30 Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat
bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm
distal dari klem pertama.
31 Dengan satu tngan, pegang tali pusat yang telah dijepit(lindungi perut bayi), dan
lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.
32 Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi
lain.
33 Meletakkan bayi diatas perut ibu skin to skin (IMD) dan mengganti kain bayi dengan
kain kering menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka.
34 Memindahkan klem pada tali pusat sehingga berjarak 5-10 cm dari vulva
35 Meletakkan satu tangan diatas perut ibu, tepat diatas tulang pubis dan melakukan
palpasi untuk meraba kontraksi uterus.
36 Meletakkan satu tangan diatas perut ibu, tepat diatas tulang pubis dan melakukan
palpasi untuk meraba kontraksi uterus.
37 Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara
tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati ke arah dorsokranial. Jika plasentta tidak
lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.
38 Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu
meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian
kearah atas, mengikuti poros jalan lahir ( tetap lakukan tekanan dorsokranial).
39 Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati.
Bila perlu ( terasa ada tahanan) pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan
putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya
selaput ketuban.
40 Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase (pemijatan) pada fundus uteri dengan
menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri
hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras).
41 Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dengan
tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah
lahir lengkap, dan measukkan kedalam kantong plastik yang tersedia.
42 Evaluasi kemungkinan adanya laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan
penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
43 Memastikan uterus berkontraki dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
44 Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.
45 Setelah satu jam, lakukan penimbangan, pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik
profilaksis, dan vitamin k1 1 mg (IM) di paha kiri anterolateral.
46 Setelah 1 jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha
kanan anterolateral.
47 Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam
48 Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uteru dan menilai kontraksi
49 Evaluasi jumlah kehilangan darah
50 Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam
pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
51 Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik
52 Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi.
53 Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai
54 Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Membersihkan sisa cairan ketuban,
lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian bersih dan kering.
55 Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu
ingin minum.
56 Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%
57 Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan
dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
58 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
59 Melengkapi partograf
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DI PRAKTIK

MANDIRI BIDAN “F” KOTA BENGKULU

TAHUN 2021

Hari/Tanggal Pengkajian : 23 Mei 2021

Waktu Pengkajian : 05:30 Wib

Tempat Pengkajian : Praktik Mandiri Bidan “F”

Pengkaji : Reza Japira

1. Langkah I : Pengkajian

A. Data Subjektif

a. Identitas

Nama Ibu : Ny.E

Pendidikan : SI

Pekerjaan : Wiraswasta

Agama : Islam

Umur : 26 Tahun

Alamat : Perum Anindia Permata No 45 Air sebakul

Nama Suami : Tn.Z

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Agama : Islam

Umur : 27 Tahun
Alamat : Perum Anindia Permata No 45 Air sebakul

b. Keluhan Utama

Ibu datang ke BPM mengatakan ingin melahirkan, melalui jalan

lahir keluar lendir bercampur darah, pinggangnya terasa sakit yang

menjalar ke perut bagian bawah dan sakitnya hilang timbul.

c. Riwayat Mensturasi

1. Menarche : 12 tahun

2. Siklus : 28 hari

3. Lama : 5-6 hari

4. Banyaknya : 2x ganti pembalut

5. Disminore : Tidak

d. Riwayat Pernikahan

Menikah Ke :I

Umur Menikah : 23 tahun

Lama Pernikahan : 3Tahun

Status : Sah

e. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

Kehamilan Persalinan BBL Nifas

Hamil Penyulit UK Jenis Penolong Penyulit JK BB Kondisi laktasi Penyulit

Ke- (MG) Sekarang

1 Tidak 38 Normal Bidan Tidak PR 3.000 Sehat Asi Tidak

ada ada Gram Ekslusif ada

2 Tidak 40 Normal Bidan Tidak LK 3.500 Sehat Asi Tidak

ada ada Gram Ekslusif ada


f. Riwayat KB yang lalu

Jenis : KB suntik 1 bulan

Lama pemakaian : 1 Tahun

g. Riwayat kehamilan sekarang

1) G2P1A0

2) HPHT : 20 Agustus 2020 TP : 27 Mei 2021

3) ANC

1. Trimester I :1

2. Trimester II :2

3. Trimester III :3

4) Gerakan janin pertama kali dirasakan : 4 bulan

5) Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : ± 15 kali

6) Tablet Fe

1. Sudah didapat : Ya

2. Minum : 1x/hari

3. Waktu : Malam hari

4. Teratur : Ya

7) Imunisasi TT

TT I : Sudah, usia kehamilan 5 bulan

TT II : Sudah, usia kehamilan 6 bulan

8) Keluhan

1. Trimester I : Mual muntah

2. Trimester II : Tidak ada


3. Trimester III : Sering BAK

h. Riwayat Kesehatan Lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit hipertensi,

diabetes melitus, asma, jantung dan HIV.

i. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatakan sedang tidak menderita penyakit hipertensi,

diabetes melitus, asma, jantung dan HIV.

j. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan didalam keluarganya maupun keluarga suaminya

tidak ada yang menderita penyakit hipertensi, diabetes melitus, asma,

jantung dan HIV.

k. Pola kebiasaan sehari-hari

a) Nutrisi

1. Makan

Frekuensi : 3x sehari

Porsi / jenis : 1 piring besar/ 2 sendok besar nasi, 2

potong ikan/ayam, 1 mangkok kecil sayur

(setiap hari makan sayur), buah hanya

dikonsumsi terkadang saja.

2. Minum

Frekuensi : 10-12x/hari

Porsi / jenis : Air putih dan susu hamil


b) Eliminasi

1. BAB

Frekuensi : 1x/hari

Konsistensi : Lembek

Bau : Khas feses

Warna : Kuning kecoklatan

Keluhan : Tidak ada

2. BAK

Frekuensi : 5-6 x/hari

Bau : Khas urin

Warna : kekuningan

Keluhan : Tidak ada

3. Istirahat

Siang : 1-2 jam/hari

Malam : 6-8 jam/hari

4. Aktivitas

Ibu mengatakan di pagi hari sampai dengan siang hari ibu

mengajar di sekolah.

5. Personal hygiene

Mandi 2x sehari, gosok gigi 3x sehari, keramas 1x sehari, ibu

mengganti pakaian setiap sehabis mandi.


l. Keadaan Psikososial

a. Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat mendukung dalam

proses persalinannya saat ini.

b. Ibu mengatakan suami yang berperan dalam mengambi keputusan

dalam keluarga.

B. Data Objektif

a. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda vital : Tekanan Darah : 120/80 mmHg

Suhu : 36,7 °C

Nadi : 80 x/menit

Pernapasan : 20 x/menit

b. Antropometri

Lila : 27 cm

BB sekarang : 74,2 kg

TB : 161 cm

c. Pemeriksaan fisik

Rambut : Bersih, tidak rontok, tidak berketombe, warna

rambut hitam dan lurus.

Muka : Tidak ada Oedema, dan tidak ada cloasma

gravidarum.
Mata : Konjungtiva merah muda, clera putih, fungsi

penglihatan bersih, dan simetris.

Hidung : Keadaan bersih, fungsi penciuman baik, tidak ada

polip

Mulut : Keadaan cukup bersih, gigi lengkap, idak ada

caries, dan tidak ada stomatitis.

Telinga : keadaan bersih, tidak ada pengeluaran cairan,

fungsi pendengaran baik, dan simetris.

Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada

pembengkakan kelenjar limfe dan kelenjar tyroid.

Dada : Payudara simetris, puting susu menonjol,

hiperpigmentasi areola, tidak ada benjolan

abnormal, kolostrum ada.

Abdomen : tidak ada bekas luka operasi, ada linea nigra dan

tidak ada striae gravidarum, tidak teraba massa

abnormal, tidak ada nyeri tekan.

1) Leopold I : TFU pertengahan pusat-px (30 cm),

pada fundus teraba bagian agak bulat,

lunak dan tidak melenting.

2) Leopold II : bagian kanan perut ibu teraba tahanan

memanjang dari atas ke bawah dan

keras, bagian kiri perut ibu teraba

bagian-bagian kecil, (puka).


3) Leopold III : teraba bagian agak bulat, keras,

melenting tidak bisa digerakkan.

4) Leopold IV : sudah masuk PAP, divergen 2/5

TBJ : (30-12) x 155 = 2.790 gram

DJJ : PM 3 jari dibawah pusat

sebelah kanan, frekuensi 146x/menit,

teratur dan kuat.

HIS : (+) teratur, kuat, frekuensi 2-4 x/10

menit, lama nya 20-40 detik.

Genitalia :

a. Vulva : Keluar lendir bercampur darah sedikit,

tidak ada pembesaran kelenjar bartolin,

tidak ada oedema, pembukaan 8 cm,

ketuban positif, tidak ada varises, Hodge

III.

b. Anus : Keadaan bersih, tidak ada hemoroid

Ekstremitas :

Atas : Fungsi pergerakan baik, tidak ada oedema,

tidak ada varises, simetris kiri dan kanan,

tidak ada cacat, keadaan baik.

Bawah : fungsi pergerakan baik, tungkai tidak ada

oedema, tidak ada varises, tidak ada cacat,

keadaan baik.
d. Pemeriksaan Penunjang

Hb : 11 gr %

Protein urine : (-)

Glukosa urine : (-)


Dokumentasi Persalinan
1. Kala I

Alat-alat persalinan

Memasang infus
Melakukan pemeriksaan dalam

Mengukur tekanan darah ibu


Menyiapkan pakaian bayi

2. Kala II

Membantu kelahiran kepala bayi


Membantu kelahiran badan seluruhnya

Mengklem tali pusat


Memotong tali pusat
3. Kala III

Melakukan PTT dan dorso kranial


Meminta ibu meneran sedikit setelah terdapat
tanda-tanda lepasnya plasenta

Melakukan putaran searah jarum jam untuk membantu pengeluaran


plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
Melakukan pengecekan kelengkapan plasenta

4. Kala IV

Membersihkan ibu dari darah dan cairan ketuban


Membantu ibu untuk mengganti pakaian

Dokumentasi tempat bersalin


Dokumentasi alat-alat persalinan

Mengukur TFU ibu


Mengukur TTV ibu

Anda mungkin juga menyukai