Anda di halaman 1dari 2

Kesimpulan dari jurnal terkait penggunaan kontrasepsi

1. Intisari Sains Medis 2018, Volume 9, Number 3: 41-46.menjelaskan tentang


“Gambaran penggunaan kontrasepsi hormonal dan non hormonal di wilayah kerja
UPT Puskesmas Tampak Siring 1”
Dalam junal ini menjelaskan :
Penggunaan kontrasepsi hormonal masih mendominasi di wilayah kerja UPT
Puskesmas Tampak Siring 1, selain itu alasan penggunaan kontrasepsi hormonal
sebagian besar masih pada kemudahan penggunaan, bukan dari profil jenis
kontrasepsi dan berbagai macam efek samping yang ditimbulkannya. banyak
digunakan adalah Pil KB, sedangkan jenis kontrasepsi hormonal yang paling banyak
digunakan adalah AKDR. Alasan penggunaan kontrasepsi hormonal cederung oleh
karena kemudahan menggunakan, sedangkan pada kelompok kontrasepsi non
hormonal cenderung karena saran dari petugas kesehatan.

2. STRADA Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 6 No. 2 Desember 2017,menjelaskan tentang


“PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DAN PIL TERHADAP
PENINGKATAN BERAT BADAN PADA IBU PASANGAN USIA SUBUR (Di
Dusun Gender Desa Karanganom Kec. Kauman Kab. Tulungagung)”
Dalam jurnal ini menjelskan :
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh penggunaan alat
kontrasepsi suntik dan pil terhadap peningkatan berat badan pada ibu pasangan usia subur
di dusun gender desa karanganom kecamatan kauman kabupaten tulungagung dari hasil
uji independen t test dengan nilai rata-rata pengguna alat kontrasepsi suntik sebanyak
3,20 kg, sedangkan pengguna alat kontrasepsi pil dengan rata-rata sebanyak 3,27 kg.
Dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh alat kontrasepsi suntik dan pil
terhadap peningkatan berat badan pada ibu pasangan usia subur yang secara statistik
didapatkan p-value 0,918 dengan α 0,05.
Diharapkan responden tidak usah khawatir akan terjadinya peningkatan berat badan.
Untuk petugas kesehatan mengontrol berat badan akseptor kontrasepsi suntik dan pil
secara rutin agar efek berupa peningkatan berat badan atau obesitas dapat dihindari dan
memberikan penyuluhan tentang pentingnya pemakaian alat kontrasepsi tanpa takut efek
sampingnya. Diharapkan institusi pendidikan dapat menambahkan literature mengenai
berat badan. Hendaknya hasil penelitian ini dapat dijadikan reverensi bagi peneliti
selanjutnya, untuk penelitian yang lebih luas lagi dan menambah jumlah responden.

3. Jurnal Berkala Epidemiologi, Volume 5 Nomor 3, September 2017,menjellaskan


tentang “ALAT KONTRASEPSI DAN AKTIVITAS SEKSUAL SEBAGA FAKTOR
YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIA KEPUTIHAN”
Dalam jurnal ini menjelaskan :
Pada penelitian ini responden berumur 20 – 35 tahun sebagian besar menggunakan alat
kontrasepsi hormonal yaitu suntik dan implant serta sebagian besar memiliki aktivitas
seksual pertama kali pada usia > 20 tahun. Umur merupakan variabel penting dalam
pemakaian dan pemilihan kontrasepsi. Karena umur merupakan ukuran kematangan baik
secara fisiologis dan psikologis seseorang terutama wanita.Responden usia 20-35 tahun
cenderung menggunakan kontrasepsi hormonal dengan alasan untuk menjarangkan dan
membatasi kehamilan. Hanya sebagian kecil responden yang menggunakan kontrasepsi
non hormonal seperti IUD dikarenakan adanya ketakutan menggunakan kontrasepsi
tersebut kurangnya pengalaman serta tidak adanya persetujuan dari suami. Menurut
penelitian Apriana, 2012 bahwa sebagian besar responden yang menggunakan kontrsepsi
Implant berumur 21–35 tahun.
Penelitian tentang alat kontrasepsi dan aktivitas seksual terhadap terjadinya keputihan
pada akseptor KB suntik 3 bulan yang dilakukan di Desa karangjeruk Kecamatan Jatirejo
Mojokerto diperoleh hasil bahwa bahwa bahwa karakteristik responden ditinjau dari
umur, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan paritas adalah ,sebagian besar responden
berumur 20 – 35 tahun yaitu ada 25 responden (75,8%), Pendidikan responden memiliki
proporsi sama yaitu berpendidikan dasar dan menengah memiliki proporsi yang sama
yaitu 16 responden (45,8%), Sebagian besar responden memiliki pekerjaan sebagai ibu
rumah tangga (tidak bekerja) yaitu 20 responden (60,6%), Paritas responden bahwa lebih
dari setengah berparitas multipara sebesar 18 orang (54,5%).

Anda mungkin juga menyukai