Anda di halaman 1dari 9

JURNAL PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU USIA 35 - 45 TAHUN DENGAN


MINAT UNTUK MEMAKAI METODE KONTRASEPSI EFEKTIF
TERPILIH (MKET) NON HORMONAL DI DESA BULU
KECAMATAN SEMEN
KABUPATEN KEDIRI

TIM PENELITI :

Ketua :
Erna Nurochim, S.ST.,MPH (1221208003)

Anggota :
1. Mery Mom (141915401007B)
2. Zeferina Dos Santos Noemia Garcia (141915401006)
3. Venia Cardoso Pereira (141915401005)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI MULIA
PARE – KEDIRI
2020
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU USIA 35 – 45 TAHUN DENGAN MINAT UNTUK
MEMAKAI METODE KONTRASEPSI EFEKTIF TERPILIH (MKET)
NON HORMONAL DI DESA BULU KECAMATAN SEMEN
KABUPATEN KEDIRI

Erna Nurochim1, Moh. Halili2, Nur Afiah3, Laurensius Nila4


1-4
Program Studi Ilmu Kebidanan STIKes Bhakti Mulia Kediri

Abstrak

Kehamilan pada usia di atas 35 tahun akan banyak menimbulkan risiko baik bagi ibu
maupun bagi janin. Oleh karena itu, wanita usia di atas 35 tahun dianjurkan untuk mencegah
kehamilan yaitu dengan cara menggunakan alat kontrasepsi. Namun pada usia di atas 35 tahun
atau masa premenopause, wanita dihadapkan pada masalah kesehatan khusus seperti keluhan-
keluhan yang disebabkan oleh turun naiknya kadar hormone serta menurunnya fungsi tubuh.
Oleh karena itu ibu usia di atas 35 tahun tidak dianjurkan untuk memakai kontrasepsi hormonal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan minat untuk
memakai MKET non hormonal.
Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik korelasi dengan pendekatan cross-
sectional. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 274 orang ibu usia 35-45 tahun. Sampel dalam
penelitian ini sejumlah 45 orang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling.
Instrumen yang digunakan berupa kuesioner. Data kemudian diuji dengan menggunakan uji
Korelasi Spearman Rank.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu memiliki pengetahuan yang baik
dan minat yang sedang. Dengan perhitungan menggunakan uji korelasi Spearman
Rankdidapatkan hasil thitung(0,61) <ttabel(2,018) sehingga secara statistic tidak ada hubungan antara
pengetahuan ibu usia 35-45 tahun dengan minat untuk memakai MKET non Hormonal.
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan lebih ditingkatkan lagi peran aktif tenaga
kesehatan setempat untuk melakukan usaha promotif seperti pemberian informasi mengenai
MKET non hormonalyang lebih luas lagi termasuk langkah – langkah untuk mengatasi segi
negatif atau efek samping dari MKET non hormonal sehingga responden menjadi tertarik untuk
memkai MKET non hormonal.

Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu usia 35-45 tahun, MKET non hormonal, Minat
THE CORRELATIONS KNOWLEDGE OF MOTHER AGED 35 – 45 YEARS WITH
AN INTEREST TO USE EFFECTIVE CONTRACEPTION METHOD CHOSEN
(MKET) NON HORMONAL IN THE BULU VILLAGE SEMEN
DISTRICT REGENCY OF KEDIRI

Erna Nurochim1, Moh. Halili2, Nur Afiah3, Laurensius Nila4


1-4
Program Studi Ilmu Kebidanan STIKes Bhakti Mulia Kediri

Abstract

Pregnancy at over the age of 35 years will cause a lot of risks both for mother and fetus.
Therefore, women above 35 years of age is recommended to prevent pregnancy is by using
contraception. However, at the age of 35 years or premenopausal period, women are faced with
specific health problems such as complaints that are caused by decreased hormone levels rise
and decline of bodily functions. Therefore, maternal age above 35 years is not recommended to
use hormonal contraception. The purpose of this research was to determine the correlations of
knowledge with an interest to use non-hormonal MKET.
Type of research was analytical correlation with cross-sectional approach. The population
in this research was for about 274 mothers aged 35-45 years. Samples used in this research were
45 people by using simple random sampling technique. Instruments used in the form of
questionnaires. The data was analyzed using Spearman Rank correlation test. The research
shows that most of mothers have good knowledge and moderate interest. By calculation using
the Spearman Rank.
Correlation test result obtained t count (0,61) < t table (2,018) so that statistically there
was no correlations between the knowledge of mothers aged 35-45 years with an interest to use
non hormonal MKET.
The research result were expected to be increased more active role of local health
personnel to conduct promotional efforts, such as providing information about non hormonal
MKET more broadly, including measures to overcome the negative side or the side effects of non
hormonal MKET so that women were interested to use non hormonal MKET.

Key Words : Knowledge, Mothers aged 35-45 years, non hormonal MKET, Interest
Pendahuluan Kehamilan pada usia di atas 35 tahun
Keluarga Berencana (family planning/ akan banyak menimbulkan risiko baik bagi
planned parenthood) merupakan suatu usaha ibu maupun bagi janin. Bagi ibu antara lain
menjarangkan atau merencanakan jumlah terjadinya peningkatan tekanan darah atau
dan jarak kehamilan dengan menggunakan hipertensi, kesulitan saat melahirkan dan
kontrasepsi (Sulistyawati, 2011). BKKBN terjadinya anemia atau kekurangan darah.
sebagai institusi yang selama ini Bagi janin diantaranya berat badan lahir
mengemban tugas menyukseskan program rendah, persalinan belum cukup bulan atau
KB di Indonesia telah merevitalisasi visi dan premature, keguguran dan kemungkinan
misinya. Visi BKKBN sekarang ini adalah adanya cacat bawaan. Oleh karena itu,
“Penduduk Seimbang 2015” dengan misi wanita usia di atas 35 tahun dianjurkan
“Mewujudkan Pembangunan yang mencegah kehamilan yaitu dengan cara
Berwawasan Kependudukan dan menggunakan alat kontrasepsi. Namun
Mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia demikian, penggunaan kontrasepsi setelah
Sejahtera” menggantikan visi sebelumnya usia 35 tahun ada keuntungan dan
“Seluruh Keluarga Ikut KB” dan misi kerugiannya sehingga dalam menentukan
“MewujudkanKeluarga Kecil Bahagia jenis kontrasepsi bagi wanita tersebut ada
Sejahtera” (Mardiya,2010). Berkaitan beberapa hal yang harus diperhatikan
dengan kebutuhan pemakaian kontrasepsi, (BKKBN,2009).
maka dibuat batasan tentang periode Perempuan dihadapkan pada masalah
kontrasepsi yaitu premenopause lanjut. kesehatan khusus pada masa premenopause,
Premenopause lanjut adalah masa yang seperti keluhan-keluhan yang disebabkan
dimulai dari usia 35 tahun dan berakhir oleh turun naiknya kadar hormone serta
dengan terjadinya menopause. Selama menurunnya fungsi tubuh. Oleh karena itu
tahun-tahun premenopause, sirkulasi ibu usia di atas 35 tahun tidak dianjurkan
menstruasi cenderung menjadi tidak teratur untuk memakai kontrasepsi hormonal.
dan terjadi penurunan kesuburan. Meskipun Kontrasepsi hormonal dapat meningkatkan
demikian, kontrasepsi tetap diperlukan tekanan darah, kadang-kadang sampai ke
untuk menghindari terjadinya kehamilan tahap hipertensi.Volume darah ditingkatkan
yang tidak diinginkan (BKKBN,2009). oleh retensi cairan, dan sekresi angiotensin
bertambah (Admin, 2011).Selain itu pada Pil
KB biasanya menggunakan hormon estrogen Uterine Devices (IUD), Implant, Medis
atau gestagen sintetik. Untuk mengkonsumsi Operatif Pria (MOP) dan Medis Operatif
pil ini dibutuhkan fungsi hati yang cukup Wanita (MOW) kurang diminati.Hal ini
bagus, sementara fungsi hati pada wanita dapat dilihat dari data profil Kesehatan
usia di atas 40 tahun biasanya sudah Indonesia tahun 2010. Tahun 2010 jumlah
berkurang sehingga diperlukan kontrasepsi akseptor KB aktif jangka pendek sebesar
jangka panjang yang sesuai (BKKBN,2009). 76,5% yaitu suntik (47,19%) dan pil KB
Namun pada kenyataannya banyak para (26,81%). Sedangkan metode kontrasepsi
akseptor KB usia di atas 35 tahun yang lebih jangka panjang digunakan oleh 23,5%
cenderung menggunakan kontrasepsi akseptor KB aktif. MOP (Medis Operatif
hormonal seperti KB suntik dan pil. Hal ini Pria) yang paling rendah proporsi
disebabkan karena KB suntik dan pil lebih penggunaannya yaitu sebesar 0,8%.
praktis jika dibandingkan dengan Menurut Profil Jawa timur tahun 2013,
kontrasepsi jangka panjang seperti IUD, jumlah PUS yang tercatat 8.416.637 orang.
implant dan MOW. Selain itu juga Jumlah PUS tersebut yang menjadi peserta
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan KB baru sebanyak 832.423 orang (9,89%)
para ibu tentang metode kontrasepsi jangka dan peserta KB aktif sebanyak (69,25%).
panjang sehingga mereka merasa takut Cakupan KB aktif tersebut masih dibawah
untuk memakai kontrasepsi tersebut karena target 70%. Berdasarkan jenis kontrasepsi
diperlukan tindakan khusus atau operasi yang digunakan peserta KB aktif 22,2%
kecil. akseptor memilih metode kontrasepsi jangka
Gerakan KB Nasional selama ini telah panjang seperti IUD, implan dan
berhasil mendorong peningkatan peran serta MOW/MOP, sedangkan 77,8% memilih
masyarakat dalam membangun keluarga metode kontrasepsi jangka pendek seperti
kecil yang makin mandiri. Namun sementara pil, suntik, maupun kondom. Akseptor KB
ini kegiatan Keluarga Berencana masih aktif sebagian besar memilih metode suntik
belum merata yaitu kurangnya dalam (55,62%). Kecenderungan yang sama juga
pengunaan Metode Kontrasepsi Efektif terjadi pada peserta KB baru yaitu 86,47%
Terpilih. Pada umumnya masyarakat akseptor lebih memilih metode kontrasepsi
memilih metode non MKET.Sehingga metode jangka pendek dan sebagian besar
metode KB jangka panjang seperti Intra memilih suntik (62,57%).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (MKET) non hormonal di Desa Bulu
Kabupaten Kediri tahun 2013 jumlah Kecamatan Semen Kabupaten Kediri”.
akseptor KB aktif MKET terendah adalah di
Kecamatan Semen yaitu 1.307 (22,3%). Metode
Menurut data tersebut yang menjadi Desain penelitian ini jenis penelitian
akseptor KB aktif IUD sebesar 628 (10,7%), yang digunakan adalah penelitian analitik
MOP 9 (0,2%), MOW 332 (5,7%) dan dengan pendekatan cross-sectional dimana
implant 336 (5,7%). Sedangkan akseptor KB variabel bebas yaitu pengetahaun dan
non MKET 4.544 (77,7%) yaitu akseptor variabel terikat yaitu minat diukur pada
KB suntik 3.627 (62%), Pil 869 (14,9%) dan waktu yang bersamaan.
kondom 48 (0,8%). Menurut data dari Kriteria inklusi dalam penelitian ini
Puskesmas Semen tahun 2011, adalah: 1) Ibu yang bersedia diteliti, 2) Ibu
dibandingkan dengan desa-desa lain usia 35-45 tahun yang sudah mempunyai 2
persentase jumlah akseptor KB aktif MKET anak atau lebih, 3) Ibu yang mempunyai
di desa Bulu adalah yang paling rendah suami, 4) Ibu yang belum mengalami
yaitu 10,28%. Jumlah akseptor KB aktif menopause dini. Sedangkan kriteria eksklusi
sebanyak 1.394. Akseptor KB aktif dalam penelitian ini adalah: 1) Ibu usia 35-
terbanyak adalah akseptor KB suntik yaitu 45 tahun yang sedang bepergian untuk
754 (82,4%) dan pil 67 (7,32%). Sedangkan waktu yang relatif lama, 2) Ibu yang tidak
untuk akseptor KB efektif terpilih (MKET) bisa membaca dan menulis.
sebesar 10,28% yang terdiri dari akseptor Populasi dalam penelitian ini adalah
KB IUD 47 (5,41%), MOP 0%, MOW 17 seluruh ibu usia 35-45 tahun di Desa Bulu
(1,86%) dan implant 30 (3,28%). Kecamatan Semen Kabupaten Kediri
Berdasarkan keterangan dari Bidan Desa sejumlah 274 orang. Sampel dalam
Bulu, masyarakat juga sudah mendapatkan penelitian ini adalah sebagian dari ibu usia
penyuluhan tentang KB MKET.Berdasarkan 35-45 tahun di Desa Bulu Kecamatan Semen
data di atas peneliti tertarik untuk Kabupaten Kediri sebanyak 15% dari
mengambil judul “Hubungan pengetahuan populasi.
ibu usia 35-45 tahun dengan minat untuk
memakai metode kontrasepsi efektif terpilih
Hasil rendah, semuanya adalah responden yang
Sebagian besar responden berumur 35- memiliki pengetahuan yang baik (6,67%).
40 tahun (57,78%) dan hampir setengah dari Berdasarkan hasil perhitungan uji
responden berumur 41 – 45 tahun (42,22%). korelasi spearman dengan taraf kesalahan
Responden berpendidikan terakhir SMP sebesar 5% (0,05) maka diperoleh hasil
(57,78%), hampir setengah dari responden perhitungan t = (0,61). Kemudian t hitung
berpendidikan SMA (31,11%), dan sebagian tersebut dibandingkan dengan t tabel dengan
kecil berpendidikan terakhir SD (8,89%) dan dk = n-2. Dan didapatkan t hitung (0,61) < t
Perguruan tinggi (2,22%). Sebagian besar tabel (2,018), maka Ho diterima dan H1
dari responden adalah IRT (51,11%), hampir ditolak, artinya tidak ada hubungan antara
setengah dari responden adalah wiraswasta pengetahuan dengan minat ibu usia 35-45
(46,67%) dan sebagian kecil adalah PNS tahun untuk memakai MKET non hormonal.
(2,22%).
Responden memiliki pengetahuan Pembahasan
tentang MKET non hormonal dalam Berdasarkan hasil penelitian yang
kategori baik (71,11%), sebagian kecil telah dilakukan pada 45 orang responden
memiliki pengetahuan cukup (24,45%) dan dapat diketahui bahwa sebagian besar
kurang (4,44%). Sebagian besar responden responden memiliki pengetahuan baik yaitu
memiliki minat yang sedang (60,00%) untuk sebanyak 32 responden (71,11%), sebagian
memakai MKET non hormonal, hampir kecil memiliki pengetahuan cukup yaitu 11
setengah dari responden memiliki minat responden (24,45%) dan memiliki
yang tinggi (33,33%) namun juga terdapat pengetahuan kurang sebanyak 2 (4,44%).
sebagian kecil responden yang memliki Sebagian besar responden memiliki
minat yang rendah (6,67%). responden yang minat yang sedang yaitu 27 responden
memiliki pengetahuan baik hampir setengah (60,00%) untuk memakaiMKET non
dari respondenmempunyai minat yang hormonal, hampir setengah dari responden
sedang (46,67%), namun ada juga sebagian memiliki minat yang tinggi 15 responden
kecil responden yang berpengetahuan (33,33%) dan sebagian kecil responden yang
kurang memiliki minat yang tinggi (4,44%). memliki minat yang rendah (6,67%).
Sedangkan responden yang memiliki minat Berdasarkan hasil perhitungan uji
korelasi spearman didapatkan t hitung (0,61)
< t tabel (2,018), maka Ho diterima dan H1 Budiman.(2011). Penelitian Kesehatan.
ditolak, artinya tidak ada hubungan antara Bandung: RefikaAditama
pengetahuan dengan minat ibu usia 35-45 Creasoft.2010.Referensi Kesehatan Konsep
tahun untuk memakai MKET non hormonal. Minat
Penelitian ini masih jauh dari (http://creasoft.wordpress.com
sempurna karena instrumen (angket)yang /2010/03/18/konsep_minat.html)
digunakan dalam penelitian belum dilakukan accessed 21 th
February 2012 time
uji validitas dan reliabilitas. Instrumen 06:31 PM
penelitian yang berupa kuesioner yaitu Everet, suzane.(2007). Kontrasepsi dan
sebanyak 5 ada yang diberikan melalui Kesehatan Seksual Reproduksi.
perantara, yakni suami atau anak karena ibu Jakarta: EGC.
sedang tidak berada di rumah saat dilakukan Hartanto, Hanafi. (2010). Keluarga
penelitian. Hal ini menjadi keterbatasan Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta:
karena pengisian kuesioner tersebut tidak Pustaka Sinar Harapan.
mendapatkan pengawasan langsung dari Hartutik.(2006). Hubungan Pengetahuan
peneliti. Ibu Primipara Tentang Kontrasepsi
Suntik Dengan Minat Menjadi
Daftar Pustaka Akseptor KB Suntik di Desa
Admin,2011.Kontrasepsi hormonal Purwodadi Kecamatan Ringinrejo
(http://irwanashari.wordpress.com/201 Kabupaten
1/05/05/kontrasepsi-hormonal.html) Kediri.Kediri :PoltekkesKemkes
diakses tanggal 16 Februari 2010 jam Malang Prodi Kebidanan Kediri.
21.09 WIB Hidayat, A. Aziz Alimul. (2011). Metode
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Keperawatan dan Teknik
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Analisis Data. Jakarta: Salemba
Jakarta: Rineka Cipta medika.
BKKBN.(2009). Kontrasepsi wanita di atas Irmayasari.(2011). Persepsi Ibu Terhadap
40 tahun. Jakarta: BKKBN. Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih di
Budiarto, Eko. (2001). Biostatistika untuk Kelurahan Jati Karya Binjai.
Kedokteran dan Kesehatan Sumatera Utara: Universita Sumatera
Masyarakat.Jakarta : EGC. Utara Fakultas kedokteran .
Istiqomah, Ermina. (2010) Psycology Sugiyono. (2007). Metode Penelitian
Management Consultant "Bakat dan Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Minat” (http://pmc- Bandung: Alfabeta.
psychology.blogspot.com/2010/09/bak Sulistyawati, Ari. (2011). Pelayanan
at-dan-minat.html) accessd 20th Keluarga Berencana. Jakarta:
February 2012 time 08:14 WIB. Salemba Medika.
Mardiya.2010. Tahun 2010 Visi Misi di Wawan dan Dewi.(2010). Teori dan
Revitalisasi<http://mardiya.wordpress. pengukuran pengetahuan, sikap dan
com/2010/03/07 / tahun-2010-visi- perilaku manusia. Yogyakarta: Nuha
misi-program-kb-di-revitalisasi/> Medika.
diakses tanggal 14 Februari 2012 jam
15.14 WIB.
Notoadmodjo,Soekidjo. (2010). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Edisi Rev.
Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam.(2008). Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Profil Kesehatan Indonesia 2010.
Profil Kesehatan Jawa Timur 2010.
Proverawati, Atikah dkk.(2010). Panduan
memilih kontrasepsi. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Saifuddin, Abdul Bari. (2006). Buku
Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi. Jakarta: YBPS.
Slameto.(2010). Belajar dan Fakor-faktor
yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.

Anda mungkin juga menyukai