Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian Ruang Lingkup Promosi Kesehatan menurut


Prof.Dr Soekidjo Notoadmodjo.
Secara sederhana ruang lingkup promosi kesehatan diantaranya sebagai berikut :
 Promosi kesehatan mencakup pendidikan kesehatan (health education) yang
penekanannya pada perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan
kesadaran, kemauan dan kemampuan.
 Promosi kesehatan mencakup pemasaran sosial (social marketing), yang
penekanannya pada pengenalan produk/jasa melalui kampanye.
 Promosi kesehatan adalah upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan
informasi) yang tekanannya pada penyebaran informasi.
 Promosi kesehatan merupakan upaya peningkatan (promotif) yang
penekanannya pada upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
 Promosi kesehatan mencakup upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu
upaya untuk mempengaruhi lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan
kebijakan yang berwawasan kesehatan (melalui upaya legislasi atau
pembuatan peraturan, dukungan suasana dan lain-lain di berbagai bidang
/sektor, sesuai keadaan).
 Promosi kesehatan adalah juga pengorganisasian masyarakat (community
organization), pengembangan masyarakat (community development),
penggerakan masyarakat (social mobilization), pemberdayaan masyarakat
(community empowerment), dll

Menurut Prof.Dr. Soekidjo Notoadmodjo, ruang lingkup promosi kesehatan dapat


dilihat dari 2 dimensi yaitu :
a). Dimensi aspek pelayanan kesehatan
b). Dimensi tatanan (setting) atau tempat pelaksanaan promosi kesehatan.

 Ruang Lingkup Berdasarkan Aspek Kesehatan


Secara umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup empat aspek pokok,
yakni: promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
1.) Pelayanan promotif (peningkatan kesehatan) dan preventif (pencegahan),
adalah pelayanan bagi kelompok masyarakat yang sehat, agar kelompok
itu tetap sehat bahkan meningkat status kesehatannya.
2.) Pelayanan kuratif (pengobatan) dan rehabilitative (pemulihan kesehatan),
adalah pelayanan kelompok masyarakat yang sakit, agar kelompok ini
sembuh dari sakitnya dan menjadi pulih kesehatannya.

 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan Berdasarkan Tatanan Pelaksanaan


Ruang lingkup promosi kesehatan ini dikelompokkan menjadi :
1.) Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)
Keluarga merupakan tempat dasar berkembangnya perilaku manusia. Dalam
pelaksanaan promosi kesehatan di keluarga sasaran utamanya adalah orang tua
(ibu), dimana ibu merupakan seseorang yang memberikan perilaku sehat
kepada anak-anaknya sejak lahir

2.) Promosi kesehatan pada tatanan sekolah


Sasaran promosi kesehatan di sekolah adalah guru, karena guru merupakan
pengganti orang tua pada waktu di sekolah. Sekolah merupakan tempat utuk
memberikan perilaku kesehatan kepada anak. Sekolah dan lingkungan sekolah
yang sehat sangat tepat untuk berperilaku sehat bagi anak

3.) Promosi kesehatan ditempat kerja.


Sasaran promosi kesehatan adalah karyawan, yang berperan sebagai promotor
kesehatan adalah pemimpin perusahaan dan sektor kesehatan. Salah satunya
dengan memberikan fasilitas tempat kesehatan yang baik bagi prilaku sehat
karyawan atau pekerjanya.

4.) Promosi kesehatan di tempat-tempat umum


Di tempat-tempat umum (seperti pasar, terminal bus, stasiun) perlu
dilaksanakan promosi kesehatan, yaitu dengan cara menyediakan fasilitas
yang dapat mendukung perilaku sehat pengunjungnya, bisa dengan
memberikan poster dan selebaran mengenai cara-cara menjaga kebersihan.

5.) Pendidikan kesehatan di institusi pelayanan kesehatan


Tempat-tempat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas,
poliklinik, dsb, merupakan tempat yang strategis untuk melakukan pelayanan
kesehatan. Pelaksanaan promosi kesehatan ini dapat dilakukan secara
individual oleh para petugas kesehatan kepada pasien atau keluarga yang ada
di tempat pelayanan kesehatan tersebut.

Pada ruang lingkup tingkat pelayanan kesehatan promosi kesehatan dapat dilakukan
berdasarkan lima tingkat pencegahan (five level of prevention) dari Leavel and Clark
yaitu :

1.) Promosi kesehatan ( health promotion)


Dalam tingkat ini dilakukan pendidikan kesehatan, misalnya dalam
peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan seperti penyediaan
air rumah tangga yang baik, perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran, air limbah,
hygiene perorangan, rekreasi, sex education, persiapan memasuki kehidupan pra
nikah dan persiapan menopause. Usaha ini merupakan pelayanan terhadap
pemeliharaan kesehatan pada umumnya.

Beberapa usaha di antaranya :


a. Penyediaan makanan sehat cukup kwalitas maupun kwantitasnya.
b. Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan,seperti : penyediaan air rumah tangga
yang baik,perbaikan cara pembuangan sampah, kotoran dan air limbah dan
sebagainya.
c. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
d. Usaha kesehatan jiwa agar tercapai perkembangan kepribadian yang baik.

2.) Perlindungan khusus (specific protection)


Program imunisasi sebagai bentuk pelayanan perlindungan khusus, pendidikan
kesehatan. Hal ini karena kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi sebagai
perlindungan terhadap penyakit pada dirinya maupun anak-anaknya masih rendah.
Selain itu pendidikan kesehatan diperlukan sebagai pencegahan terjadinya kecelakaan
baik ditempat-tempat umum maupun tempat kerja. Penggunaan kondom untuk
mencegah penularan HIV/AIDS, penggunaan sarung tangan dan masker saat bekerja
sebagai tenaga kesehatan.
Beberapa usaha lain di antaranya :
a. Vaksinasi untuk mencegah penyakit-penyakit tertentu.
b. Isolasi penderitaan penyakit menular .
c. Pencegahan terjadinya kecelakaan baik di tempat-tempat umum maupun di tempat
kerja.

3.) Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)
Karena rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
dan penyakit, maka sering sulit mendeteksi penyakit-penyakit yang terjadi di
masyarakat. Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan
diobati penyakitnya. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat tidak memperoleh
pelayanan kesehatn yang layak. Oleh sebab itu pendidikan kesehatan sangat
diperlukan dalam tahap ini. Pemeriksaan pap smear, pemeriksaan IVA, sadari sebagai
cara mendeteksi dini penyakit kanker. Bila dengan deteksi ini ditemui kelainan maka
segera dilakukan pemeriksaan diagnostic untuk memastikan diagnosa seperti
pemeriksaan biopsy, USG atau mamografi atau kolposcopy.
Tujuan utama dari usaha ini adalah :
a. Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap jenis penyakit
sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera.
b. Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya menular.
c. Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan sesuatu penyakit.

4.) Pembatasan Cacat ( Disability limitation )


Karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan
dan penyakit, maka sering masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya sampai
tuntas. Dengan kata lain mereka tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang
komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat
mengakibatkan orang yang bersangkutan cacat atau ketidak mampuan.
Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga diperlukan pada tahap ini.
Penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi organ reproduksi menjegah
terjadinya infertilitas. Pada tahapan ini dapat disebut juga pengobatan yang sempurna
(perfect treatment) karena kecacatannya yang ditakutkan terjadi disebabkan
pengobatan kepada penderita tidak sempurna. Adapun pembatasan kecacatan terkesan
membiarkan penyakit menyerang dan membuat cacat si penderita baru kemudian
diambil tindakan. Banyak penyakit yang dapat menimbulkan kecacatan dapat dicegah
dengan pengobatan yang lebih sempurna. Salah satunya adalah dengan meminum
obat yang diberikan oleh dokter sampai habis.

5.) Rehabilitasi ( Rehabilitation )


Selanjutnya yang terakhir adalah tahapan rehabilitasi. Rehabilitasi merupakan
tahapan yang sifatnya pemulihan. Ditujukan pada kelompok masyarakat yang dalam
masa penyembuhan sehingga Diharapkan agar benar-benar pulih dari sakit sehingga
dapat beraktifitas dengan normal kembali. Apalagi kalau suatu penyakit sampai
menimbulkan cacat kepada penderitanya, maka tahapan Rehabilitasi ini bisa dibilang
tahapan yang menentukan hidupnya kedepan akan seperti apa nantinya Setelah
sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi cacat, untuk
Memeulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang diperlukan latihan tertentu.
Oleh karena kurangnya Pengetian dan kesadaran orang tersebut, ia tidak akan
segan melakukan latihanlatihan yang Dianjurkan. Disamping itu orang yang cacat
setelah sembuh dari penyakit, kadang-kadang malu untik Kembali ke masyarakat.
Sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima mereka sebagai anggoota
Masyarakat yang normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan kesehatan diperlukan bukan
saja untuk Orang yang cacat tersebut, tetapi juga perlu pendidikan kesehatan pada
masyarakat.

Dalam perkembangan selanjutnya untuk mengatasi masalah kesehatan termasuk


penyakit di kenal tiga tahap pencegahan :
 Pencegahan primer : promosi kesehatan (health promotion) dan perlindungan
khusus (specific protection).
 Pencegahan sekunder : diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis
and prompt treatment), pembatasan cacat (disability limitation)
 Pencegahan tersier : rehabilitasi

(A.) Pencegahan Primer


Pencegahan primer ( Primary prevention ), ialah upaya pencegahan tingkat awal
dengan cara menghindari atau mengatasi faktor -faktor risiko, pada masa individu
belum menderita sakit. Upaya yang dilakukan adalah promosi kesehatan/health
promotion yang ditujukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap masalah
kesehatan.
Misalnya : melaksanakan imunisasi terhadap penyakit menular, menganjurkan
masyarakat berhenti merokok, pemeriksaan dini terhadap virus Hepatitis B, dsb.

Anda mungkin juga menyukai