Anda di halaman 1dari 8

Jurnal KESMAS, Vol. 8 No.

1, Januari 2019 36

PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN UDARA DI RUANG RAWAT INAP RUMAH


SAKIT UMUM GMIM PANCARAN KASIH MANADO
Clara Lourenza Rompas*, Odi Pinontoan*, Sri Seprianto Maddusa*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK
Pada ruang rawat inap terjadi berbagai macam interaksi yang dapat menimbulkan kontaminasi
pada kondisi lingkungan di ruang rawat inap.Udara yang terkontaminasi berkemungkinan untuk
menyebabkan infeksi nosokomial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui angka
kuman udara pada ruang rawat inap Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih Manado. Jenis
penelitian ini adalah survei deskriptif dengan uji laboratorium, yang dilaksanakan bulan Maret-
Mei 2018.Populasi penelitian adalah seluruh ruang rawat inap di Rumah Sakit Pancaran Kasih
Manado.Sampel penelitian adalah udara di ruang rawat inap pada ruang kelas VIP, Kelas I,
Kelas II, dan Kelas III. Pengambilan sample menggunakan teknik Purposive Sampling. Hasil
penelitian, rata-rata angka kuman udara pada ruang rawat inap VIP (Rahel)adalah 1554.5
CFU/m3, rata-rata angka kuman udara pada ruang rawat inap VIP (Filipi) adalah 1398 CFU/m3,
rata-rata angka kuman udara pada rawat inap ruang Kelas I ( Ribka) adalah 1290.5 CFU/m3,
rata-rata angka kuman udara pada ruang rawat inap Kelas II (Yehezkiel IIA) adalah 2863.5
CFU/m3, rata-rata angka kuman udara pada ruang rawat inap Kelas III (Lukas IIIB) dengan hasil
3263.5 CFU/m3 dan rata-rata angka kuman udara rata-rata ruangan rawat inap Kelas III Isolasi
(Lukas III Isolasi) dengan hasil 399 CFU/m3. Kesimpulannya, hanya ruang rawat inap Kelas III
Isolasi yang memiliki nilai rata-rata angka kuman sesuai dengan indeks angka kuman udara di
ruang rawat inap. Yaitu, . Saran yang diberikan bagi pihak rumah sakit adalah lebih
memperhatikan hygiene petugas, menerapkan jam besuk pasien dan juga melakukan pemeriksaan
angka kuman udara secara berkala.

Kata Kunci :Angka Kuman, Udara , Ruang Rawat Inap, Rumah Sakit

ABSTRACT
In inpatient room, there are various interaction that can cause contamination to environmental
condition of inpatient room. Contaminated environmental condition, especially the indoor polluted
air could easily affect petients health state and also patient relatives health state. Air with high
airborne germs number have the possibility to cause nosocomial infection. This study aims to
determine the numbers of airborne germs in inpatient room of GMIM Pancaran Kasih General
Hospital Manado. This is descriptive with laboratory research that conducted from March to May
2018. Reseacrh population is all the inpatient rooms of GMIM Pancaran Kasih General
Hospital.this research sampling using Purposive Sampling Methods. The result, average airborne
germs number in the VIP Class on Rahel room is is1554.5 CFU/m3, average airborne germs
number in the VIP Class on Filipi room number is 1398 CFU/m 3, average airborne germs number
in the 1st Class on Ribka room is 1290.5 CFU/m3, average airborne germs number in 2nd Class on
Yehezkiel room II A is 2863.5 CFU/m3, average airborne germs number in 3rd Class on Lukas
room IIIB is 3263.5 CFU/m3, and the average airborne germs numberin 3rd Class Isolation on
Lukas room III Isolation 399 CFU/m3. The conclusion is the 3rd Class Isolation room is the only
that have average airborne number under the maximum limit of airborne germs number in
inpatient room. Advice to the hospital are pay more attention to hospital staff hygiene, apply
visiting hour for the patients visitor, and doing regularly check on airborne germs number.

Keywords: The number of germs, Airborne, Hospital, Inpatient Room.

PENDAHULUAN mewujudkan derajat kesehatan yang


Rumah sakit merupakan salah satu optimal bagi masyarakat. Upaya
sarana kesehatan yang bertujuan untuk kesehatan dilakukan dengan berbagai
Jurnal KESMAS, Vol. 8 No. 1, Januari 2019 37

cara seperti: pemeliharaan, peningkatan lebih dapat mencapai paru dibandingkan


kesehatan (promotif), pencegahan dengan polusi udara luar ruangan.
penyakit (preventif), penyembuhan Penyebaran mikrorganisme di
penyakit (kuratif) dan pemulihan udara dapat mengakibatkan infeksi
(rehabilitatif). Kebanyakan pasien nosokomial. Infeksi nosokomial adalah
rumah sakit ditempatkan di ruang rawat infeksi yang terjadi di rumah sakit dan
inap. menyerang penderita yang sedang dalam
Ruang rawat inap dapat juga proses perawatan, terjadi karena adanya
dipersepsikan sebagai rumah kedua bagi transmisi mikroba patogen yang
pasien yang sedang menjalani masa bersumber dari lingkungan rumah sakit
pemulihan. Pada ruang rawat inap dan perangkatnya (Wikansari, 2012).
terjadi berbagai macam interaksi antara Infeksi nosokomial banyak terjadi di
pasien, kerabat pasien, petugas medis seluruh dunia dengan kejadian terbanyak
dan petugas non medis. Banyaknya di negara miskin dan negara yang
interaksi ini dapat menimbulkan sedang berkembang karena penyakit-
kontaminasi pada kondisi lingkungan di penyakit infeksi masih menjadi
ruang rawat inap (Cahyani, 2016). penyebab utamanya (Jayanti dkk, 2016).
Kontaminasi pada kondisi Lokasi Rumah Sakit Umum
lingkungan mengakibatkan ruang rawat (RSU) GMIM Pancaran Kasih yang
inap rentan menjadi tempat penyebab berada di lokasi yang berdekatan dengan
atau penyebaran masalah kesehatan. berbagai pusat perbelanjaan dapat
Udara yang terkontaminasi dapat disebut mengakibatkan kontaminasi luar yang
dengan polusi udara. Polusi udara di terbawa oleh pasien, pengunjung,
dalam ruang selain dipengaruhi oleh penunggu, tenaga medis, dan tenaga non
keberadaan agen abiotik juga medis. Kontaminasi udara berupa
dipengaruhi oleh agen biotik seperti bakteri,virus, debu dan sebagainya. Hal
partikel debu, dan mikroorganisme lain yang didapati penulis adalah
termasuk di dalamnya bakteri, jamur, kepadatan pengunjung dan juga orang
virus dan lain - lain (Fithri dkk, yang berlalu lalang disekitar di ruangan
2016).Polusi udara dalam ruangan jauh rawat inap terutama pada bagian ruang
lebih berbahaya dibandingkan dengan rawat inap kelas III, hal ini dapat
polusi udara luar ruangan. WHO (2005) meningkatkan resiko penularan infeksi
menyatakan bahwa polusi udara dalam dalam ruangan. Adapun menurut Irianto
ruangan mempunyai risiko 1000 kali (2007), pengunjung merupakan salah
satu sumber pencemaran di dalam ruang
Jurnal KESMAS, Vol. 8 No. 1, Januari 2019 38

perawatan, misalnya dari saluran didasarkan pada suatu pertimbangan


pernapasan manusia yang disemprotkan tertentu yang di buat oleh penulis
melalui batuk dan bersin, dan partikel - sendiri. Sample pada penelitian ini
partikel debu yang terkandung dalam adalah 2 ruang rawat inap VIP (Rahel
tetes-tetes cairan berukuran besar dan dan Filipi),1 ruang rawat inap kelas I
tersuspensikan, dan dalam “inti tetesan” (Ribka), 1 ruang rawat inap kelas II
yang terbentuk bila titik-titik cairan (Yehezkiel II A), dan 2 ruang rawat inap
berukuran kecil menguap . kelas III/bangsal ( Lukas IIIB dan Lukas
Berdasarkan penjelasan di atas, III Isolasi).
perlu diteliti ada tidaknya kuman pada Penelitian ini diawali dengan
udara dengan pemeriksaan angka kuman melakukan survei awal lokasi penelitian.
udara yang ada di ruang rawat inap RSU Setelah itu, dilakukan pengambilan
GMIM Pancaran Kasih Manado. Tujuan sampel pada waktu yang sudah
penelitian adalah untuk mengetahui ditentukan. Sampel yang diambil
angka kuman udara di ruang rawat inap kemudian diuji pada laboratorium di
kelas VIP, I, II, dan III RSU GMIM BTKLPP Kelas I Manado. Data
Pancaran Kasih Manado dibandingkan dengan indeks angka
kuman udara dalam ruang dan unit
METODE PENELITIAN menurut Keputusan Menteri Kesehatan
Metode yang digunakan dalam Republik Indonesia tahun 2004 No.
penelitian ini adalah deskriptif berbasis 1204 Tentang Persyaratan Kesehatan
uji laboratorium. Populasi dalam Lingkungan Rumah Sakit. Hasil
penelitian ini adalah seluruh ruangan pemeriksaan dari masing-masing sampel
rawat inap RSU GMIM Pancaran Kasih yang diperiksa angka kuman udara pada
Manado yang terdiri dari3 kamar Suites, ruang rawat inap disajikan dalam bentuk
3 kamar VVIP, 14 kamar VIP, 26 kamar tabel dan juga grafik.
Kelas I, 19 kamar Kelas II, 7 ruangan
Kelas III/ bangsal, 1 ruangan Boarding.
Sampel pada penelitian ini diambil
menggunakan metode Purposive
Sampling, yaitu sample diambil
Jurnal KESMAS, Vol. 8 No. 1, Januari 2019 39

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Rata-rata Angka Kuman Udara di Ruang Rawat Inap RSU GMIM Pancaran
Kasih Manado
Hasil Pengukuran Rata-rata
No Ruangan Kelas (CFU/m3) angka kuman Keterangan
Pagi Sore (CFU/m3)
1 Lukas IIIB Kelas III 1762 4765 3263.5 TMS
2 Lukas Isolasi Kelas III 333 465 399 MS
3 Yehezkiel IIA Kelas II 1697 4030 2863.5 TMS
4 Ribka 207 Kelas I 1260 1321 1290.5 TMS
5 Rahel 306 VIP 1665 1444 1554.5 TMS
6 Filipi 503 VIP 1444 1352 1398 TMS
Sumber : Hasil Uji Laboratorium BTKL-PP Kelas 1 Kota Manado tahun 2018
Keterangan: TMS = Tidak Memenuhi Syarat ;
MS = Memenuhi Syarat

Berdasarkan tabel 1, hasil pemeriksaan Hasil pemeriksaan angka kuman


angka kuman udara pada ruang Kelas III yang bervariasi antar ruangan
B pada pagi hari adalah 1762 CFU/m3, dipengaruhi oleh faktor-faktor penyebab
3
sore hari 4765CFU/m dengan rata-rata masalah kualitas udara yang ada pada
3
3263.5 CFU/m . Hasil pemeriksaan ruangan tersebut National Institute Of
angka kuman udara pada ruang Kelas III Occupational Safety and Health
Isolasi adalah 333 CFU/m3, sore hari (NIOSH) menyatakan penyebab
3
465 CFU/m dengan rata-rata 399 masalah kualitas udara dalam
3
CFU/m . Hasil pemeriksaan angka ruanganadalah: 52% ventilasi udara
kuman udara pada ruang Kelas IIA yang kurang, 10% kontaminan luar
adalah 1697 CFU/m3, sore hari 4030 ruangan, 5% mikroba, 4% bahan
3
CFU/m dengan rata-rata 2863.5 bangunan, sisanya disebabkan faktor -
3
CFU/m . Hasil pemeriksaan angka faktor lain (Jayanti, 2016). Sejalan
kuman udara pada ruang Kelas I nomor dengan pendapat NIOSH, didapati
207 adalah 1260 CFU/m3, sore hari 1321 hampir semua ventilasi pada ruangan
3
CFU/m dengan rata-rata 1290.5 rawat inap yang diteliti tidak memenuhi
3
CFU/m . Hasil pemeriksaan angka syarat sesuai dengan standar SNI 02-
kuman udara pada ruang VIP nomor 6572-2000, dimana gedung kelas
306 adalah 1665 CFU/m3, sore hari 1444 sembilan yang digunakan bagi
3
CFU/m dengan rata-rata 1554.5 kepentingan umum diharuskan untuk
3
CFU/m .Hasil pemeriksaan angka memiliki ventilasi 10% terhadap luas
kuman udara pada ruang VIP nomor 503 lantai ruangan. Kedua ruangan dengan
adalah 1444 CFU/m3.sore hari 1352 hasil angka kuman tertinggi yaitu
3 3
CFU/m dengan rata-rata 1398 CFU/m .
Jurnal KESMAS, Vol. 8 No. 1, Januari 2019 40

ruangan Kelas III B dan Kelas II memenuhi syarat Indeks Angka Kuman
memiliki ventilasi yang kurang baik.. Udara. Ini sesuai dengan penelitian
Ruang kelas III B memiliki Fitria (2008) yang menyatakan bahwa
sistem ventilasi dengan dua buah jendela adanya hubungan antara konstruksi
dan satu pintu sebagai ventilasi alami ruang dan bangunan yang tidak
serta dua buah ceiling fan sebagai memenuhi standart dan juga kualitas
ventilasi buatan. Ruang rawat inap kelas udara yang akhirnya akan
II A memiliki sistem ventilasi buatan mempengaruhi jumlah koloni kuman
dari sebuah AC, dua buah jendela dan dalam ruangan.
satu pintu sebagai ventilasi alami. Selain disebabkan faktor
Apabila dibandingan dengan ruang kelas lingkungan fisik (inanimate),
III Isolasi dengan sistem ventilasi lebih keberadaan kuman di udara juga
baik dengan enam buah jendela dan satu diakibatkan lingkungan biologis
buah pintu sebagai ventilasi alami dan (animate) yang selalu berhubungan.
tiga buah ceiling fan yang terlihat Faktor animate penularan atau
berfungsi sebagai ventilasi buatan. penyebaran kuman mencakup para
Dapat terlihat jelas perbedaan sistem petugas rumah sakit dan penderita yang
ventilasi pada ketiga ruangan tersebut. dapat saling memindahkan kuman
Seperti yang sudah dijabarkan (Abdullah, 2011). Dalam penelitian ini,
bahwa Kelas III Isolasi memiliki sistem angka kuman udara pada ruangan
ventilasi lebih baik dibandingkan sejalan dengan kepadatan dalam
ruangan lainnya, kelas III Isolasi juga ruangan. Seperti yang dapat dilihat pada
memiliki hasil angka kuman yang grafik di gambar 1.

7000
Kepadatan Orang dan Angka Kuman Udara
20
Dalam
Ruangan
6000 18
16 15 Jumlah Kepadatan
5000 Penghuni pukul 08.00
4000 Jumlah Kepadatan
12 10 Penghuni pukul 15.00
3000
2000 8
5
1000 3
0 2 2 2 2 2 2
0 0
Kelas III Kelas III Kelas II Kelas I VIP 306 VIP 503
B Isolasi A 207

Gambar 1. Grafik Kepadatan Orang dan Angka Kuman Udara Dalam Ruangan
Jurnal KESMAS, Vol. 8 No. 1, Januari 2019 41

Terdapat 16 orang padapagi diikuti dengan penurunan hasil


hariruang Kelas III, angka kuman udara pemeriksaan angka kuman. Mendukung
3
menunjukan 1762 CFU/m . Terjadi Wikansari, Nugroho (2016) dalam
peningkatan jumlah orang yang berada penelitiannya menyatakan kepadatan
didalam ruangan yaitu 18 orang pada penghuni dalam suatu ruangan dirumah
sore hari. Sejalan dengan peningkatan sakit dapat mengganggu kenyamanan
angka kuman udara hingga 3003 penghuni ruangan tersebut, dalam hal ini
3
CFU/m pada pemeriksaan. Kepadatan adalah pasien. Jumlah kuman pada suatu
penghuni yang meningkat signifikan ruangan dapat meningkat seiring dengan
juga terjadi pada ruangan Kelas II dari 8 meningkatnya kepadatan penghuni. Ini
orang pada pagi hari menjadi 12 orang juga sesuai dengan penelitian Yuliani
pada sore hari. Peningkatan jumlah juga (1998) dimana kunjungan dari tamu-
diikuti dengan peningkatan hasil tamu dalam ruangan mempengaruhi
pemeriksaan angka kuman pada sore jumlah bakteri udara dalam ruangan.
3
hari hingga 2333 CFU/m . Hasil ini juga Hal yang berbeda pada ruangan
sekaligus membuktikan pernyataan dari Kelas I dan VIP 306 menurut data pada
Pudjiastuti (1998) yang mengemukakan gambar 1, kedua ruangan tersebut
bahwa angka kuman dapat bertambah memiliki jumlah orang yan sama pada
dengan adanya aktifitas manusia pada pagi hingga sore hariakan tetapi terjadi
ruangan dengan sirkulasi udara yang peningkatan angka kuman udara pada
buruk. ruangan Kelas I dan penurunan angka
Selain ruangan Kelas III B dan kuman udara pada ruangan VIP 306. Hal
Kelas II A, Kelas III Isolasi yang ini dapat dipengaruhi oleh kebersihan
memiliki ventilasi lebih baik mengalami personal pengunjung ataupun pasien
peningkatan angka kuman seiring pada ruangan
dengan didapatinya kehadiran pasien Menurut hasil observasi,
dan juga pengunjung.Ini sesuai dengan kebersihan pada ruangan Kelas I lebih
pernyataan Wikansari (2012) yang kurang dibanding pada ruangan VIP
menyatakan angka kuman udara 306.Penjaga pasien pada ruang Kelas I
berhubungan dengan kepadatan saat itu juga lebih sering melakukan
penghuni dalam ruangan rawat inap. berbagai kegiatan, berbeda dengan
Pernyataan Wikansari semakin penjaga pasien pada ruangan VIP yang
dikuatkan dengan angka kuman pada hanya tidur pada ranjang yang
ruang VIP 507 mengalami penurunan disediakan. Faktor lain yang juga
jumlah orang pada siang hari yang juga mempengaruhi angka kuman pada dua
Jurnal KESMAS, Vol. 8 No. 1, Januari 2019 42

ruangan tersebut adalah aktifitas petugas RSU Pancaran Kasih Manado tidak baik
medis dalam ruangan. Jayanti (2016) dikarenakan 5 dari 6 ruangan sampel
mengatakan apabila semakin banyak tidak memenuhi syarat indeks angka
melakukan kontak baik dengan petugas kuman udara pada Keputusan Menteri
maupun dengan alat medis, akan Kesehatan RI No
meningkatkan derajat kontaminasinya 1204/Menkes/SK/X/2004 dimana batas
dan jumlah mikroorganisme juga angka kuman udara rawat inap adalah
semakin banyak. 200-500 CFU/m3.

KESIMPULAN SARAN
Dari penelitian yang dilakukan, hasil 1. Kepada Pasien dan Keluarga
yang didapatkan adalah angka kuman Pasiendiharapkan bagi keluarga
pada pada ruang Kelas III B (Lukas III pasien maupun pengunjung untuk
B) pada pagi hari adalah 1762 CFU/m3, lebih memperhatikan kebersihan diri
3
sore hari 4765 CFU/m dengan rata-rata sendiri dan juga kebersihan pasien
3
3263.5 CFU/m .Angka kuman pada yang dikunjungi. Diharapkan
pada ruang Kelas III Isolasi (Lukas III keluarga ataupun kerabat pasien
Isolasi)adalah 333 CFU/m3, sore hari untuk tetap menjaga keadaan ruang
3
465 CFU/m dengan rata-rata 399 rawat inap tetap bersih.
3
CFU/m .Angka kuman pada pada ruang 2. Kepada Pihak Rumah Sakit untuk
Kelas II (Yehezkiel II A) adalah 1697 lebih memperhatikan faktor-faktor
CFU/m3, sore hari 4030 CFU/m3 dengan yang mempengaruhi angka kuman
3
rata-rata 2863.5 CFU/m .Angka kuman udara seperti konstruksi bangunan,
pada pada ruang Kelas I (Ribkanomor fasilitas dalam ruangan, dan
207) adalah 1260 CFU/m3, sore hari hygienepetugas. Rumah sakit juga
1321 CFU/m3 dengan rata-rata 1290.5 perlu melakukan pemeriksaan angka
3
CFU/m .Angka kuman pada pada ruang kuman udara secara berkala serta
VIP (Rahelnomor 306) adalah 1665 menerapkan jam jenguk dan batasan
CFU/m3, sore hari 1444 CFU/m3 dengan jumlah penunggu pasien sehingga
rata-rata 1554.5 CFU/m3.Angka kuman ruang rawat inap di rumah sakit dapat
pada pada ruang VIP (Filipinomor 503) lebih mudah dikontrol dan
3
adalah 1444 CFU/m .sore hari 1352 mengurangi kemungkinan
CFU/m3 dengan rata-rata 1398 CFU/m3. kontaminasi dari luar oleh para
Dari data tersebut diketahui angka pengunjung rumah sakit.
kuman udara di ruang rawat inap di
Jurnal KESMAS, Vol. 8 No. 1, Januari 2019 43

3. Kepada peneliti dapat meneliti Irianto K. 2007. Mikrobiologi. Bandung:


Yrama Widya
tentang faktor-faktor lain yang
mempengaruhi angka kuman pada Jayanti, Lisa., dkk. 2016. Kesehatan
Lingkungan Udara Ruang
ruang rawat inap. Menggunakan Rawat Inap Rumah Sakit Syekh
populasi, sampel dan variable Yusuf Kabupaten Gowa.
Hygiene Volume 2. Halaman
penelitian yang lebih banyak 33-40.
sehingga keakuratan data lebih valid Nugroho. D.A.,dkk. 2016. Faktor-
Faktor yang Berhubungan
dengan Angka Kuman Udara di
DAFTAR PUSTAKA Ruang Rawat Inap Kelas III
Badan Standarisasi Nasional. 2001.SNI RSU DR. Moewardi Surakarta.
02-6572-2000 Tentang Tata Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Cara Perancang Sistem Volume 4, halaman 900 –
Ventilasi dan Pengkondisian 906.(Online)(http://ejournals1.u
Udara Pada Gedung. Jakarta: ndip.ac.id/index.php/jkm).
Badan Standarisasi Nasional. Pudjiastuti. L., dkk. 1998. Kualitas
Cahyani. V. D. 2016. Kualitas Udara Dalam Ruang. Jakarta:
Bakteriologis Udara Dalam Direktorat Jenderal Pendidikan
Ruang Perawatan Inap RSUD Tinggi Departemen Pendidikan
H. Padjonga Daeng. Ngalle dan Kebudayaan RI.
Kabupaten Takalar (skripsi). Republik Indonesia. 2004. Keputusan
Makassar: Universitas Islam Menteri Kesehatan Republik
Negeri Allaudin Indonesia Nomor 1204/
Fithri N.L., dkk. 2016. Faktor-faktor MENKES/SK/X/2004 Tentang
yang Berhubungan dengan Standar/Pelayanan Kesehatan
Jumlah Mikroorganisme Udara Lingkungan Rumah Sakit.
dalam Ruang Kelas Lantai 8 Jakarta: Sekertariat Negara.
Universitas Esa Unggul. Wikansari, N. 2012. Pemeriksaan Total
Jakarta: Forum Ilmial. Vol 13. Angka Kuman Udara dan
No. 1 Staphylococcus aerus di Ruang
Fitria., dkk. 2008. Kualitas Udara Rawat Inap Rumah Sakit X Kota
Dalam Ruang Perpustakaan Semarang. Jurnal Berkala
Universitas “X”Ditinjau Dari Kesehatan, Vo. 1, No. 2
Kualitas Biologi, Fisika, dan World Health Organization. 2005. Air
Kimiawi. Makara Kesehatan. Quality Guidelines.
Volume 12. Halaman 76-82. Copenhagen: WHO Regional
Office for Europe

Anda mungkin juga menyukai