Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH KUALITAS MIKROBIOLOGI UDARA DAN IDENTIFIKASI JENIS

MIKROORGANISME PADA LANTAI RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT


RADEN MATTAHER

Proposal Skripsi

Diajukan Oleh :

RIKA GUSNA DEWI

NIM N1A117209

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JAMBI
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kualitas udara dalam ruangan yang baik didefinisikan sebagai udara yang
bebas bahan pencemar penyebab iritasi, ketidaknyamanan atau terganggunya
kesehatan penghuni (Candrasari & Mukono, 2013:21). S

Secara umum diketahui bahwa kualitas udara dalam ruangan erat kaitannya
dengan kesehatan pengguna. Berbagai penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
pencemaran udara dalam ruangan penting diperhatikan karena sebagian besar
aktivitas manusia pada dasarnya dilakukan di dalam ruangan. (Kristanto, 2013:117).

Infeksi adalah invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang mampu
menyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005). Berdasarkan uraian di atas peneliti
menyimpulkan bahwa infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh invasi patogen
atau mikroorganisme yang berkembang biak dan bertahan hidup dengan cara
menyebar dari satu orang ke orang lain sehingga menimbulkan sakit pada seseorang.
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien dari rumah sakit pada saat
pasien menjalani proses asuhan keperawatan.

Infeksi nosokomial pada umumnya terjadi pada pasien yang dirawat di ruang
seperti ruang perawatan anak, perawatan penyakit dalam, perawatan intensif, dan
perawatan isolasi (Darmadi, 2008). Infeksi nosokomial menurut World Health
Organization (WHO) adalah adanya infeksi yang tampak pada pasien ketika berada
didalam rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya, dimana infeksi tersebut tidak
tampak pada saat pasien diterima dirumah sakit.

Infeksi nosokomial ini termasuk juga adanya tanda tanda infeksi setelah pasien
keluar dari rumah sakit dan juga termasuk infeksi pada petugas-petugas yang bekerja
di fasilitas kesehatan. Infeksi yang tampak setelah 48 jam pasien diterima dirumah
sakit biasanya diduga sebagai suatu infeksi nosokomial (Ducel, 2002).

Infeksi nosokomial dapat berasal dari proses penyebaran di pelayanan


kesehatan, baik pasien, petugas kesehatan, pengunjung, ataupun sumber lainnya.
Sedangkan penyakit infeksi merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan
dan kematian di dunia. Kuman penyakit ini dapat hidup dan berkembang di
lingkungan rumah sakit, seperti udara, lantai, makanan, dan peralatan medis (Oktarini,
2013).

Menurut National Institute Of Occupational Safety and Health (NIOSH) 1997


penyebab timbulnya masalah kualitas udara dalam ruangan pada umumnya disebabkan
beberapa hal, yaitu kurangnya ventilasi udara (52%), adanya sumber kontaminan dari
luar ruangan (10%), mikroba (5%), bahan material bangunan (4%), dan lain-lain (3%)
(Jayanti, 2016:33). Selain itu, kualitas udara dalam ruangan juga dipengaruhi oleh
faktor lingkungan fisik seperti suhu dan kelembaban.

Rumah sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan bagi masyarakat harus


memiliki ruang rawat inap yang memenuhi syarat kesehatan, baik kualitas udaranya,
konstruksinya maupun fasilitasnya. Di dalam ruangan yang tidak memenuhi syarat
kesehatan, penyakit dapat menular melalui peralatan, bahan-bahan yang digunakan,
makanan dan minuman, petugas kesehatan, dan pengunjung. Untuk mencegah
penularan penyakit, Menteri Kesehatan mensyaratkan agar udara di dalam ruang rawat
harus bebas kuman patogen dengan angka total kuman tidak lebih dari 500 koloni/m 3
udara (Abdullah & Hakim, 2011:207). Keselamatan pasien dan mutu pelayanan
kesehatan yang tinggi adalah tujuan akhir yang selalu diharapkan oleh rumah sakit,
manajer, tim penyedia pelayanan kesehatan, pihak jaminan kesehatan, serta pasien,
keluarga dan masyarakat. Berdasarkan Renstra dari Rumah Sakit Raden Mattaher
Jambi diperoleh data mengenai ruang rawat inap yang efektif yaitu sebagai berikut :

Tabel 1. Kapasitas Tempat Tidur Efektif Ruang Rawat Inap Tahun 2012
Sumber : Renstra Raden Mattaher Jambi
Pasien rawat inap di Rumah Sakit Raden Mattaher dari tahun 2011 sebesar
16.835 dan pada tahun 2015 diperoleh sebanyak 15.255 orang. Hal tersebut terjadi
penurunan yang tidak terlalu signifikan. Selain itu, Dilihat dari Bed Occupation Rate
(BOR) yaitu persentase penggunaan tempat tidur sebanyak 59.84% (Standar nasional
80-85%).
Tabel 2. Indikator RSUD Raden Mataher Jambi

Sumber : Rekam Medis RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi, 2015

Namun, identifikasi dari permasalahan rawat inap pada Rumah


Sakit Raden Mattaher dapat dilihat pada data dibawah ini, yaitu sebagai
berikut :
Gambar 1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi RSUD Raden
Mattaher Provinsi Jambi
Sumber : Website RSUD Raden Mattaher
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa kondisi saat ini, pada Rumah Sakit
Raden Mattaher sebesar 46.73/1.000 kunjungan rawat inap. Di mana hal tersebut
melebihi jumlah atau kapasitas standar yang telah ditentukan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa terjadi kepadatan jumlah pasien untuk setiap ruangan bangsal.
Maka dari itu penting dilakukan penelitian terhadap pengaruh dari udara pada ruang
rawat inap pada ruang bangsal rumah sakit terhadap kesehatan pasien.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah untuk mengetahui bagaimana MIKROBIOLOGI UDARA DAN
IDENTIFIKASI JENIS MIKROORGANISME PADA LANTAI RUANG RAWAT
INAP
1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas


mikrobiologi udara dan. Identifikasi jenis mikroorganisme pada lantai ruang
rawat inap
2. Tujuan Khusus

a. Mengukur tingkat kelembaban dalam ruang bangsal rawat inap di rumah


sakit Raden Mattaher.
b. Mengukur tingkat suhu dalam ruang bangsal rawat inap di rumah sakit
Raden Mattaher.
c. Mengukur tingkat pencahayaan dalam ruang bangsal rawat inap di rumah
sakit Raden Mattaher.
d. Mengetahui hubungan dari variabel kelembaban, suhu dan pencahayaan
terhadap kesehatan pasien
C. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dapat menjadi salah satu referensi yang
terus berkembang untuk penelitian selanjutnya serta menjadi bahan masukan
untuk memperkokoh teori dan ilmu pengetahuan, menambah referensi bacaan
terkait dengan kondisi ruang rawat inap pada rumah sakit Raden Mattaher
Jambi.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan serta memberikan
pengetahuan pada masyarakat umum dan Memberikan informasi mengenai
dampak dari kualitas mikrobiologi udara
3. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau sumber
yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan masukan bagi pihak Rs. Raden
Mattaher di Kota Jambi dalam meningkatkan kenyaman dalam memberikan
pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai