4: 406-414
ISSN-p : 1410-590x
ISSN-e : 2614-0063
ABSTRAK
Pencampuran sediaan intravena yang tidak dilakukan secara aseptik berisiko tinggi
menyebabkan infeksi nosokomial karena adanya kontaminasi bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui jenis bakteri yang mengontaminasi sediaan intravena dan lingkungan pencampuran
sediaan intravena. Penelitian ini dilakukan di RS Akademik UGM menggunakan desain cross sectional.
Sejumlah 9 sampel uji kontaminasi bakteri yang terdiri dari 3 sampel sediaan intravena yang
dicampurkan personel dari dua ruangan bangsal perawatan dan area Biological Safety Cabinet (BSC)
kelas II tipe A2, sebanyak 4 sampel berupa bakteri dari swab telapak tangan dan mukosa hidung dari
dua personel sebelum melakukan cuci tangan, dan 2 sampel berupa bakteri dari swab lingkungan
pencampuran sediaan intravena. Kontaminasi bakteri dilihat melalui uji sterilitas metode inokulasi
langsung dan identifikasi bakteri menggunakan reagen kit Analytical Profile Index (API) untuk
bakteri gram negatif dan Becton Dickinson Microbiology (BBL) Crystal untuk bakteri gram positif.
Hasil penelitian ini tidak terdapat kontaminasi bakteri pada sediaan pencampuran intravena yang
diuji sterilitasnya. Hasil swab tangan kedua personel ditemukan bakteri Staphylococcus epidermidis.
Hasil swab mukosa hidung personel ditemukan bakteri Corynebacterium spp., Klebsiella pneumoniae,
Kytococcus sedentarius, dan Staphylococcus epidermidis. Hasil swab lingkungan pada bangsal
perawatan ditemukan bakteri Kytococcus sedentarius dan Staphylococcus epidermidis sedangkan di
area clean room tidak ditemukan bakteri. Kontaminasi bakteri yang ditemukan bersifat patogen dan
non patogen sehingga kebersihan personel maupun lingkungan perlu diperhatikan dalam proses
pencampuran sediaan intravena.
Kata kunci: kontaminasi bakteri; kontaminasi lingkungan; pencampuran sediaan intravena
ABSTRACT
Intravenous admixtures that are not performed aseptically pose a high risk of causing
nosocomial infections due to bacterial contamination. This study aims to reveal types of bacteria that
contaminate intravenous admixtures and intravenous admixture environment. It was conducted at
the UGM Academic Hospital using a cross sectional design. 9 bacterial contamination test samples
consisted of 3 samples of intravenous preparations mixed with personnel from two treatment wards
and Biological Safety Cabinet (BSC) class II type A2 areas, 4 samples of bacteria from palm and nasal
mucosa swabs from two personnel before washing hands, and 2 bacterial samples from the swab of
intravenous admixture environment. Bacterial contamination was observed using a sterility test of
direct inoculation method and bacterial identification was observed using the Analytical Profile
Index (API) reagent kit for gram-negative bacteria and Becton Dickinson Microbiology (BBL) Crystal
for gram-positive bacteria. The results of this study indicated that there was no bacterial
contamination in the intravenous admixtures, whose sterility were tested. Staphylococcus
epidermidis was found from the swab of both personnel’s hands. Corynebacterium spp., Klebsiella
pneumoniae, Kytococcus sedentarius, and Staphylococcus epidermidis were found from the swab of
personnel's nasal mucosa. Kytococcus sedentarius and Staphylococcus epidermidis were found from
the environmental swab in the treatment ward, while there were no bacteria found in the clean room
area. The bacterial contaminations found were both pathogenic and non-pathogenic. Therefore, the
cleanliness of personnel and environment should be taken into consideration in the process of
intravenous admixtures.
Keywords: bacterial contamination; environmental contamination; intravenous admixtures
yang di lakukan di non clean room dan clean dan Enterobacter spp., juga mengontaminasi
room yang telah ditentukan sebagai tempat hasil pencampuran sediaan intravena yang
penelitian. dilakukan di bangsal perawatan 6.
Pada sampel uji sediaan intravena dari bakteri pada campuran sediaan intravena di
area clean room yang dilakukan oleh tenaga clean room salah satu rumah sakit pemerintah
teknis kefarmasian tidak menunjukkan adanya Yogyakarta pada tahun 2017 adalah sebesar 0%
kontaminasi bakteri. Hal ini sesuai dengan 5. Menurut Austin dan Elia tahun 2013
didapatkan oleh personel, perbedaan kebiasaan Hasil penelitian terkait bakteri pada
melakukan pencampuran intravena, dan telapak tangan personel sesuai dengan
perbedaan dalam menjalankan prosedur yang penelitian sebelumnya. Pada sumber isolat
telah diajarkan pada praktek rutin 12. telapak tangan personel ditemukan beberapa
Tidak adanya kontaminasi mikroba pada bakteri yaitu Staphylococcus aureus sebanyak
hasil pencampuran sediaan intravena yang 53,85%, Staphylococcus epidermidis sebanyak
dilakukan di bangsal perawatan pada penelitian 34,62%, Escherichia coli sebanyak 7,69%, dan
ini dapat dikarenakan personel yang melakukan Bacillus spp. sebanyak 3,84% 15. Staphylococcus
pencampuran intravena memiliki pengetahuan epidermidis ditemukan pada swab telapak
dan skill yang baik dalam melakukan tangan sebelum menggunakan alkohol hand rub
pencampuran sediaan intravena. Penyebab lain sebesar 47,62%, Bacillus subtilis 9,52%,
adalah pengujian sterilitas obat hasil Klebsiella oxytoca 9,52%, dan Escherichia coli
pencampuran sediaan intravena ini hanya 4,76% 16. Selain itu, Pantoea spp.,
dilakukan pada jumlah sampel yang terbatas Staphylococcus aureus, Staphylococcus warneri,
(2 sampel). dan Sphingomonas paucimobilis juga ditemukan
Data deskripsi hasil swab lingkungan pada isolat telapak tangan personel 7.
yang dilakukan pemeriksaan kultur bakteri Persentase penurunan jumlah mikroorganisme
pada penelitian ini ditunjukkan dalam Tabel II. tertinggi ditunjukkan dengan perlakuan
Tabel II. Sampel dari Swab Lingkungan Beserta Hasil Uji Kultur Bakteri
Sampel Ruangan Jenis Gram Non patogen/
Sumber Isolat
No. Pencampuran Mikroorganismea (+/-) patogen
a. Kytococcus +b Oportunistik
Mukosa hidung Ruang sedentarius Patogen b
1
personel 1 Perawatan 1 b. Corynebacteriu +c Non patogen c
m spp.
a. Staphylococcus +c Non patogen c
epidermidis
Mukosa hidung b. Klebsiella -c Patogen c
2 Clean Room
personel 2 pneumoniae
c. Corynebacteriu +c Non patogen c
m spp.
Telapak tangan Ruang Staphylococcus +c Non patogen c
3
personel 1 Perawatan 1 epidermidis
Staphylococcus +c Non patogen c
Telapak tangan
4 Clean Room epidermidis
personel 2
Permukaan meja a. Kytococcus +b Oportunistik
kerja, lantai, dinding, sedentarius Patogen b
Ruang
5 pintu, dan 2 sisi b. Staphylococcus +c Non Patogen c
Perawatan 1
pojok dinding epidermidis
ruangan 1
Permukaan meja
kerja, lantai, dinding,
Tidak tumbuh Tidak
6 pintu, dan 2 sisi Clean Room Tidak ada
bakteri ada
pojok dinding
ruangan 2
Keterangan: a : berdasarkan dari hasil uji kultur bakteri Lab. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran,
Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada; b :berdasarkan dari literatur
Complete genome sequence of Kytococcus sedentarius type strain 13; c : berdasarkan dari literatur
Textbook of Diagnostic Microbiology 14
termasuk dalam bakteri gram positif, berbentuk Tidak adanya kontaminasi mikroba pada
batang, tidak berspora, dan fakultatif anaerob. hasil pencampuran sediaan intravena dan swab
Corynebacterium spp. merupakan bakteri lingkungan yang dilakukan di clean room pada
patogen oportunistik yang menyebabkan infeksi penelitian ini dapat dikarenakan sebelum
saluran pernapasan, endokarditis, infeksi melakukan pencampuran sediaan intravena
saluran kemih, dan bakteremia 24,25. Kytococcus biasanya dilakukan sterilisasi menggunakan
sedentarius termasuk dalam bakteri gram sinar ultraviolet (UV) terlebih dahulu pada meja
positif, berbentuk kokus, tidak berspora, dan kerja. Hal ini sesuai dengan prosedur tetap yang
aerob. Kytococcus sedentarius ini menjadi perlu dilakukan sebelum melakukan
patogen oportunistik yang menyebabkan infeksi pencampuran sediaan intravena yaitu
keratolisis dan pneumonia hemoragik yang fatal menyalakan lampu UV pada LAF minimal 15
13. Pada penelitian ini Staphylococcus menit sebelum digunakan 10. Penelitian ini tidak
epidermidis dan Corynebacterium spp. didapat dapat digeneralisasikan pada pencampuran
dari swab mukosa hidung maka kemungkinan sediaan intravena lainnya dikarenakan jumlah
besar bakteri ini berperan sebagai flora normal, sampel yang sangat terbatas. Namun demikian,
Klebsiella pneumonia dan Kytococcus penelitian ini memberikan informasi bahwa
sedentarius kemungkinan didapat dari sampel terdapat kontaminasi bakteri baik yang bersifat
klinik dan bakteri ini dapat menyebabkan patogen maupun non patogen pada lingkungan
penyakit pada pasien dengan penurunan sistem pencampuran sediaan intravena sehingga perlu
imun. diterapkan aseptic dispensing yang baik dalam
Pada hasil swab lingkungan bangsal melakukan pencampuran sediaan intravena.
perawatan, tidak dapat diketahui secara pasti Peneliti menyarankan untuk melakukan
dari mana bakteri berasal dikarenakan satu penelitian lebih lanjut di rumah sakit lainnya
sterile swab stick yang digunakan untuk swab dengan menambahkan jumlah sampel yang
beberapa bagian lingkungan yaitu permukaan lebih banyak serta melakukan analisis
meja kerja, lantai, dinding, pintu, dan 2 sisi pojok kuantitatif mikroba yang berasal dari swab
dinding ruangan. Hasil penelitian terkait bakteri tangan dan mukosa hidung personel serta swab
pada lingkungan sesuai dengan penelitian lingkungan pencampuran sediaan intravena.
sebelumnya. Bakteri yang paling banyak
mengontaminasi lingkungan yang sampelnya KESIMPULAN
diambil dari usapan permukaan lantai, dinding, Tidak terdapat kontaminasi bakteri pada
peralatan, dan sampel udara yaitu sediaan pencampuran intravena yang diuji
Staphyloccocus spp. (16,67%) dan Bacillus sterilitasnya. Hasil swab tangan kedua personel
subtilis (26,67%) 8. Selain itu, pada sumber isolat ditemukan bakteri Staphylococcus epidermidis.
meja ditemukan Acinetobacter baumannii. Pada Hasil swab mukosa hidung personel ditemukan
sumber isolat pintu ditemukan Staphylococcus bakteri Corynebacterium spp., Klebsiella
haemolyticus. Pada sumber isolat dinding pneumoniae, Kytococcus sedentarius, dan
ditemukan bakteri gram positif batang. Serta, Staphylococcus epidermidis. Hasil swab
pada sumber isolat lantai ditemukan bakteri lingkungan pada bangsal perawatan ditemukan
gram positif batang, Lactococcus garvieae, dan bakteri Kytococcus sedentarius dan
Pantoea spp. 7. Pada penelitian ini Staphylococcus epidermidis sedangkan di area
Staphylococcus epidermidis merupakan flora clean room tidak ditemukan bakteri.
normal namun ditemukan pada hasil kultur Kontaminasi bakteri yang ditemukan bersifat
bakteri lingkungan. Sementara, Kytococcus patogen dan non patogen sehingga kebersihan
sedentarius kemungkinan didapat dari sampel personel maupun lingkungan perlu
klinik dan bakteri ini dapat menyebabkan diperhatikan dalam proses pencampuran
penyakit pada pasien dengan penurunan sistem sediaan intravena.
imun. Menurut Kemenkes Nomor 1204 Tahun
2004 tentang persyaratan kesehatan UCAPAN TERIMA KASIH
lingkungan rumah sakit menyatakan bahwa Penulis mengucapkan terima kasih
lantai dan dinding ruangan harus bersih dengan kepada berbagai pihak yang terlibat dalam
tingkat kebersihan pada ruangan perawatan penelitian yaitu Fakultas Farmasi UGM, RSA
yaitu 5-10 CFU/cm2 26. UGM dan Lab. Mikrobiologi FK-KMK UGM.
Seluruh penulis tidak memiliki konflik interest Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Standar
terhadap instansi yang terlibat dalam Pelayanan Kefarmasian. Peratur Menteri
penelitian. Kesehat Republik Indones Nomor 72
Tahun 2016. 2016;(May):31–48.
DAFTAR PUSTAKA 10. Departemen Kesehatan RI. Pedoman
1. Larmené-Beld KHM, Frijlink HW, Taxis K. Dasar Dispensing Sediaan Steril.
A Systematic Review and Meta-Analysis Direktorat Bina Farm Komunitas dan Klin
of Microbial Contamination of Parenteral Ditjen Bina Farm Dan Alat Kesehatan Dep
Medication Prepared in A Clinical versus Kesehat Republik Indones.
Pharmacy Environment. Eur J Clin 2009;(January):1–57.
Pharmacol. 2019;75(5):609–617. 11. Baniasadi S, Dorudinia A, Mobarhan M,
2. Khalili H, Sheikhbabayi M, Samadi N, Karimi Gamishan M, Fahimi F. Microbial
Jamalifar H, Dalili D, Samadi N. Bacterial Contamination of Single- and Multiple-
Contamination of Single-And Multiple- Dose Vials After Opening in A Pulmonary
Dose Vials After Multiple Use and Teaching Hospital. Brazilian J Infect Dis.
Intravenous Admixtures in Three 2013;17(1):69–73.
Different Hospitals in Iran. Iran J Pharm 12. Austin P, Elia M. Improved Aseptic
Res. 2013;12(1):205–209. Technique Can Reduce Variable
3. Ulfa FN, Achmad U, Triastuti E. Uji Contamination Rates of Ward-Prepared
Kesesuaian Aseptic Dispensing Parenteral Doses. J Hosp Infect.
Berdasarkan Pedoman Dasar Dispensing 2013;83(2):160–163.
Sediaan Steril Departemen Kesehatan RI 13. Sims D, Brettin T, Detter JC, dkk. Genome
di ICU dan NICU RSUD Dr . Saiful Anwar Sequence of Kytococcus sedentarius Type
Malang. Pharm J Indones. 2017;3(1):33– Strain (541 T). Stand Genomic Sci.
38. 2009;1(1):12–20. doi:10.4056/sigs.761
4. Mister P, Lehman DC. Bacteremia and 14. Mahon CR, Lehman DC. Textbook of
Sepsis. In: Mahon CR, Lehman DC, ed. Diagnostic Microbiology. 6th Ed. Elsevier;
Textbook of Diagnostic Microbiology. 6 ed. 2015.
Saunders; 2018:862–879. 15. Angga I, Prenggono MD, Budiarti LY.
5. Dewi SS, Rahmawati F, Pratiwi SUUT. Tangan Perawat di Bangsal Penyakit
Kontaminasi Bakteri pada Sediaan Dalam RSUD Ulin Banjarmasin Periode
Campuran Intravena di Bangsal Juni-Agustus 2014. Berk Kedokt.
Perawatan Rumah Sakit. J Sains Farm 2015;11(1):11–18.
Klin. 2018;5(1):7–11. 16. Nasution TA, Yunita R, Pasaribu AP,
6. Austin PD, Hand KS, Elia M. Systematic Ardinata FM. Effectiveness Hand
Review And Meta-Analysis of The Risk of Washing and Hand Rub Method in
Microbial Contamination of Parenteral Reducing Total Bacteria Colony From
Doses Prepared Under Aseptic Nurses in Medan. Open Access Maced J
Techniques in Clinical and Med Sci. 2019;7(20):3380–3383.
Pharmaceutical Environments: An 17. Wulansari NT, Parut AA. Pengendalian
Update. J Hosp Infect. 2015;91(4):306– Jumlah Angka Mikroorganisme Pada
318. Tangan Melalui Proses Hand Hygiene. J
7. Arifin A, Hayati Z, Jamil KF. Isolasi dan Media Sains. 2019;3(1):7–13.
Identifikasi Bakteri di Lingkungan 18. Darojah P, Santoso O, Ciptaningtyas VR.
Laboratorium Mikrobiologi Klinik Pengaruh Asap Cair Berbagai Konsentrasi
RSUDZA Banda Aceh. J Ilm Mhs Kedokt Terhadap Viabilitas Staphyloococcus
Komunitas. 2016;1(4):1–8. Epidermidis. Diponegoro Med J (Jurnal
8. Baharutan A, Rares FES, Soeliongan S. Kedokt Diponegoro). 2019;8(1):390–400.
Pola Bakteri Penyebab Infeksi 19. Otto M. Staphylococcus epidermidis – The
Nosokomial Pada Ruang Perawatan “Accidental” Pathogen. Nat Rev Microbiol.
Intensif Anak Di Blu Rsup Prof. Dr. R. D. 2009;7(8):555–567.
Kandou Manado. J e-Biomedik. 2015;3(1). 20. Moon KC, Jung JE, Dhong ES, Jeong SH,
9. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Han SK. Preoperative Nasal Swab Culture:
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Is It Beneficial in Preventing