Tatalaksana Bayi Berat Lahir Rendah
Tatalaksana Bayi Berat Lahir Rendah
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram tanpa memandang
masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir.
Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran prematur. Faktor ibu yang lain adalah umur,
paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta seperti penyakit vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta faktor
janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR.
Bayi dengan berat lahir > 2.250 gram umumnya cukup kuat untuk
mulai minum sesudah dilahirkan. Jaga bayi tetap hangat dan kontrol
infeksi, tidak ada perawatan khusus.
Sebagian bayi dengan berat lahir 1.750 – 2.250 gram mungkin perlu
perawatan ekstra, tetapi dapat secara normal bersama ibunya untuk
diberi minum dan kehangatan, terutama jika kontak kulit-ke-kulit
dapat dijaga.
Pemberian Minum
Mulailah memberikan ASI dalam 1 jam sesudah kelahiran. Kebanyakan bayi mampu mengisap. Bayi yang
dapat mengisap harus diberi ASI. Bayi yang tidak bisa menyusu harus diberi ASI perah dengan cangkir
dan sendok. Ketika bayi mengisap dari puting dengan baik dan berat badan bertambah, kurangi
pemberian minum melalui sendok dan cangkir.
Periksalah bayi sekurangnya dua kali sehari untuk menilai kemampuan minum, asupan cairan, adanya
suatu Tanda Bahaya atau tanda-tanda adanya infeksi bakteri berat. Jika terdapat salah satu tanda ini,
lakukan pemantauan ketat di tempat perawatan bayi baru lahir seperti yang dilakukan pada Berat Bayi
Lahir Sangat Rendah (BBLSR).
Resiko merawat anak di rumah sakit (misalnya mendapat infeksi nosokomial), harus seimbang dengan
manfaat yang diperoleh dari perawatan yang lebih baik.
Bayi-bayi ini berisiko untuk hipotermia, apnu, hipoksemia, sepsis, intoleransi minum dan enterokolitis
nekrotikan. Semakin kecil bayi semakin tinggi resiko. Semua Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR)
harus dikirim ke Perawatan Khusus atau Unit Neonatal.
Tatalaksana
Beri oksigen melalui pipa nasal atau nasal prongs jika terdapat salah satu tanda hipoksemia.
Suhu
Lakukanlah perawatan kulit-ke-kulit di antara kedua payudara ibu atau beri pakaian di ruangan
yang hangat atau dalam humidicrib jika staf telah berpengalaman dalam menggunakannya. Jika
tidak ada penghangat bertenaga listrik, botol air panas yang dibungkus dengan handuk
bermanfaat untuk menjaga bayi tetap hangat. Pertahankan suhu inti tubuh sekitar 36,5 – 37,5° C
dengan kaki tetap hangat dan berwarna kemerahan.
Sebaiknya gunakan paediatric (100 mL) intravenous burette: dengan 60 tetes = 1 mL sehingga, 1
tetes per menit = 1 mL per jam. Jika bayi sehat dan aktif, beri 2-4 mL ASI perah setiap 2 jam
melalui pipa lambung, tergantung berat badan bayi.
Bayi sangat kecil yang ditempatkan di bawah pemancar panas atau terapi sinar memerlukan
lebih banyak cairan dibandingkan dengan volume biasa. Lakukan perawatan hati-hati agar
pemberian cairan IV dapat akurat karena kelebihan cairan dapat berakibat fatal.
Jika mungkin, periksa glukosa darah setiap 6 jam hingga pemberian minum enteral dimulai,
terutama jika bayi mengalami apnu, letargi atau kejang. Bayi mungkin memerlukan larutan
glukosa 10%.
Mulai berikan minum jika kondisi bayi stabil (biasanya pada hari ke-2, pada bayi yang lebih
matur mungkin pada hari ke-1). Pemberian minum dimulai jika perut tidak distensi dan lembut,
terdapat bising usus, telah keluar mekonium dan tidak terdapat apnu.
Pemberian susu dimulai dengan 2-4 mL setiap 1-2 jam melalui pipa lambung.
Beberapa BBLSR yang aktif dapat minum dengan cangkir dan sendok atau pipet steril. Gunakan
hanya ASI jika mungkin. Jika volume 2-4 mL dapat diterima tanpa muntah, distensi perut atau
retensi lambung lebih dari setengah yang diminum, volume dapat ditingkatkan sebanyak 1-2 mL
per minum setiap hari. Kurangi atau hentikan minum jika terdapat tanda-tanda toleransi yang
buruk. Jika target pemberian minum dapat dicapai dalam 5-7 hari pertama, tetesan IV dapat
dilepas untuk menghindari infeksi.
Minum dapat ditingkatkan selama 2 minggu pertama kehidupan hingga 150-180 mL/kg/hari
(minum 19-23 ml setiap 3 jam untuk bayi 1 kg dan 28-34 mL untuk bayi 1,5 kg). Setelah bayi
tumbuh, hitung kembali volume minum berdasarkan berat badan terakhir.
Faktor-faktor risiko sepsis adalah: bayi yang dilahirkan di luar rumah sakit atau dilahirkan dari
ibu yang tidak sehat, pecah ketuban >18 jam, bayi kecil (mendekati 1 kg).
Jika terdapat salah satu Tanda Bahaya atau tanda lain infeksi bakteri berat mulailah pemberian
antibiotik.
Apnu
Amati bayi secara ketat terhadap periode apnu dan bila perlu rangsang pernapasan bayi dengan
mengusap dada atau punggung. Jika gagal, lakukan resusitasi dengan balon dan sungkup.
Jika bayi mengalami episode apnu lebih dari sekali dan atau sampai membutuhkan resusitasi
berikan sitrat kafein atau aminofilin.
Kafein lebih dipilih jika tersedia. Dosis awal sitrat kafein adalah 20 mg/ kg oral atau IV (berikan
secara lambat selama 30 menit). Dosis rumatan sesuai anjuran.
Jika kafein tidak tersedia, berikan dosis awal aminofilin 10 mg/kg secara oral atau IV selama 15-
30 menit. Dosis rumatan sesuai anjuran.
Suhu tubuh bertahan pada kisaran normal (36-37°C) dengan pakaian terbuka.
BBLR harus diberi semua vaksin yang dijadwalkan pada saat lahir dan jika ada dosis kedua pada saat
akan dipulangkan.
Timbang berat badan, nilai minum dan kesehatan secara umum setiap minggu hingga berat badan bayi
mencapai 2,5 kg.