Karakteristik Klinis Dan Histopatologi Karsinoma Nasofaring
Karakteristik Klinis Dan Histopatologi Karsinoma Nasofaring
Abstrak. Karsinoma Nasofaring (KNF) merupakan keganasan di daerah kepala leher terbanyak keempat di Indonesia.
Namun, studi rinci tentang keganasan ini belum dilakukan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Laut Dr. Ramelan (RSPAL
Dr. Ramelan), Surabaya. Penelitian deskriptif ini menggunakan rekam medis pasien KNF yang baru terdiagnosis di
poliklinik THT, RSPAL Dr. Ramelan antara Bulan Oktober – Desember 2020. Karakteristik pasien termasuk gejala
yang muncul, stadium klinis dan subtipe histopatologi dicatat dan dievaluasi. Dari 22 orang pasien KNF, dua
pertiganya laki-laki, lebih dari setengahnya datang dengan keluhan benjolan di leher, dan hampir seluruh pasien sudah
dalam stadium lanjut. Temuan histopatologi menunjukkan WHO subtipe 3 adalah tipe KNF yang paling umum. Oleh
karena itu, diagnosis dini merupakan strategi yang penting untuk meningkatkan hasil terapi kanker dengan
memberikan perawatan terbaik pada stadium sedini mungkin.
Kata kunci: RSPAL Dr. Ramelan, karsinoma nasofaring, gejala, stadium klinis, WHO subtipe
Abstract. Nasopharyngeal Carcinoma (NPC) is the fourth most common head and neck cancers in Indonesia.
However, a detailed study of this malignancy has not been conducted at Dr. Ramelan Naval Central Hospital (RSPAL
Dr. Ramelan), Surabaya. This descriptive study used medical records of newly diagnosed NPC patients registered in
the ENT outpatient clinic at RSPAL Dr. Ramelan between October – December 2020. Patient’s characteristics
including presented symptoms, clinical staging and histopathological subtypes were recorded and evaluated. Of the
22 NPC patients, two-thirds were males, more than half presented with the chief complaint of a lump in their neck,
and almost all patients were already in the advanced stage. Histopathological findings showed the WHO III subtype
was the commonest form of NPC. Therefore, early diagnosis is an important strategy to improves cancer therapy by
providing the best care at the earliest possible stage.
Keywords: RSPAL Dr. Ramelan, nasopharyngeal carcinoma, symptoms, clinical staging, WHO subtype
106
Muhammad et al.- Karakteristik Klinis dan Histopatologi Karsinoma Nasofaring
Dalam penelitian ini, klasifikasi hasil pemeriksaan Data penderita KNF berdasarkan suku dapat dilihat
histopatologi anatomi berdasarkan kriteria WHO pada tabel berikut:
tahun 1978, sedangkan klasifikasi stadium KNF
berdasarkan kriteria International Union against Tabel 3. Karakteristik Suku
Cancer/American Joint Committee on Cancer Suku Jumlah %
(UICC/AJCC) edisi ketujuh. Jawa 20 90.9%
Bugis 1 4.5%
Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari
Komisi Etik Penelitian Kesehatan RSPAL Dr. Tionghoa 1 4.5%
Ramelan Surabaya, nomor 35 /EC/KERS/2021 pada 22 100.0%
tanggal 15 Juni 2021.
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa sebagian besar
Hasil Penelitian penderita KNF berasal dari suku Jawa (90,9%), diikuti
suku Bugis dan Tionghoa masing-masing 4.5%
Antara rentang waktu Oktober 2020 sampai Februari penderita.
2021 diperoleh data 22 penderita KNF. Karakteristik
penderita KNF berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 4. Karakteristik Pendidikan
tabel sebagai berikut:
Pendidikan Jumlah %
107
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala 22 (3): 106-110, September 2022
108
Muhammad et al.- Karakteristik Klinis dan Histopatologi Karsinoma Nasofaring
carcinogen sehingga dapat menyebabkan mutasi berupa benjolan dileher sebesar 72,03% diikuti
genetik. Penggunaan kayu bakar, paparan panas tinnitus sebesar 55,17%. 3,4,7 Benjolan di leher
industri dan produk pembakaran juga meningkatkan merupakan keluhan utama yang menyebabkan
risiko KNF 2 kali lipat. 4,8,9 penderita berobat ke dokter, dan merupakan tanda
telah terjadi perluasan tumor ke limfonodi leher.
Penderita KNF terbanyak di RSPAL Dr. Ramelan dan Aliran limfatik dari fossa Rossenmuller berlanjut ke
RSUD Dr. Soetomo Surabaya adalah suku Jawa. limfonodi leher atas dalam. KNF dapat menyebabkan
Sementara itu penelitian di RS Adam Malik metastase melalui aliran darah menuju ke tulang, paru
menunjukkan penderita KNF terbanyak dari suku dan hati. Obstruksi hidung diduga karena massa tumor
Batak, dan penelitian di Inggris menunjukkan suku nasofaring yang awalnya berasal dari Fossa
terbanyak adalah etnis kulit putih. 2,3,4 KNF Rossenmuller membesar kearah cavum nasi serta
merupakan penyakit yang khas dari sisi etnis dan menginfiltrasi area tuba Eustachius yang
geografis. Prevalensi KNF tetap tinggi di kalangan menyebabkan gangguan pendengaran. Nyeri kepala
keturunan penduduk Cina Selatan yang tinggal di yang dikeluhkan penderita KNF disebabkan oleh
negara lain. Indonesia termasuk dalam tingkat invasi tumor nasofaring ke area otak, mata dan gejala
prevalensi KNF menengah, yang juga terkait dengan psikologis akibat tumor. 2,3,7
lingkungan dan infeksi VEB. 3,4,9
Diagnosis KNF dapat ditegakkan berdasarkan trias
Penderita KNF terbanyak di RSPAL Dr. Ramelan gejala KNF, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan
Surabaya adalah SMA, sementara itu di RSUD Dr. penunjang. Gejala KNF meliputi gejala telinga, gejala
Soetomo Surabaya adalah SD. Penelitian di Amerika hidung, gejala leher maupun gejala intrakranial.
serikat menyebutkan bahwa masyarakat dengan Gejala telinga dapat berupa tinitus, pendengaran
pendidikan SMA atau lebih rendah mempunyai risiko menurun, otalgi dan otore. Gejala hidung dapat berupa
lebih besar untuk menderita keganasan kepala dan episaksis, buntu hidung, nyeri hidung dan hiposmia.
leher dibandingkan dengan masyarakat yang Gejala leher dapat berupa nodul coli akibat
mempunyai pendidikan perguruan tinggi (1,98 kali pembesaran limfonudi leher. Gejala intrakranial dapat
lebih banyak pada laki-laki dan 1,61 kali lebih banyak berupa sefalgia, ptosis, diplopia, deviasi lidah. KNF
pada wanita). Penelitian di Denmark menyebutkan juga dapat menyebabkan metastase di tulang, paru
bahwa individu yang berpendidikan rendah kurang maupun hati. Pemeriksaan fisik dengan rinoskopi
memperhatikan gejala yang berkaitan dengan kanker anterior maupun dengan nasoendoskopi menunjukkan
dibandingkan dengan individu dengan berpendidikan adanya massa nasofaring berdungkul dan mudah
tinggi. Selain itu, individu yang berpendidikan tinggi berdarah. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan
cenderung melaksanakan pola hidup sehat, sehingga dengan melakukan biopsi massa nasofaring yang
dapat mengurangi faktor resiko KNF dibandingkan dilanjutkan dengan pemeriksaan histopatologi
individu yang berpendidikan rendah. 6,7,9 anatomi. Pemeriksaan radiologi baik CT Scan
nasofaring dengan dan tanpa kontras, thorax PA
Berdasarkan pekerjaan, maka penderita KNF maupun USG abdomen atas maupun bawah berguna
terbanyak di RSPAL Dr Ramelan dan RSUD Dr. untuk menentukan stadium KNF. 1,3
Soetomo Surabaya adalah wiraswasta atau karyawan
swasta. Sedangkan penelitian di India menunjukkan Data penderita KNF di RSPAL Dr. Ramelan Surabaya
sebagian besar penderita KNF bekerja sebagai buruh. berdasarkan jenis histopatologi anatomi terbanyak
Pekerjaan wiraswasta seperti tukang las dan pedagang adalah WHO tipe III. Hasil tersebut serupa dengan
kaki lima mempunyai waktu aktifitas luar rumah lebih penelitian di RSUD Dr. Soetomo Surabaya dan RSUP
lama, paparan ultra violet, asap kendaraan bermotor Dr. M. Djamil Padang yang menunjukkan jenis
dan polusi udara dalam jangka waktu lama akan histopatologi anatomi terbanyak KNF termasuk WHO
meningkatkan risiko KNF. 4,7,8 tipe III. KNF jenis karsinoma tidak berdifferensiasi
Sebagian besar penderita KNF di RSPAL Dr. (WHO tipe III) mempunyai prevalensi KNF terbanyak
Ramelan Surabaya memiliki keluhan utama benjolan di Asia Tenggara dan diduga berhubungan dengan
di leher sebesar, diikuti hidung buntu dan nyeri kepala. infeksi VEB yang berkaitan dengan merokok dan
Hasil tersebut serupa dengan penelitian di RSUP Dr. pecandu alcohol. 2,4,10
M. Djamil Padang yang menunjukkan gejala
terbanyak berupa benjolan di leher (90,91%), diikuti Data penderita KNF berdasarkan klasifikasi stadium
obstruksi hidung dan gangguan pendengaran masing- terbanyak adalah stadium III, diikuti stadium IV.
masing sebesar 79,55%. Penelitian di RSUD Dr. Hasil tersebut serupa dengan penelitian di RSUD Dr.
Soetomo Surabaya juga menunjukkan gejala tersering Soetomo Surabaya dan penelitian di Inggris yang
109
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala 22 (3): 106-110, September 2022
mendapatkan bahwa penderita KNF terbanyak dari rampai karsinoma nasofaring diagnosis dan
stadium IV dan stadium III, namun tidak ditemukan terapi terkini. Airlangga University Press. 2021:
dari stadium I. 4,7 Penderita KNF sering datang dalam (1); p.1-4
stadium lanjut, terkait keterlambatan dalam 2. Adham M, et al., Nasopharyngeal carcinoma in
mengakses pengobatan, pengetahuan tentang KNF indonesia: Epidemiology, incidence, signs, and
yang rendah, jauhnya jarak RS yang dituju dan tingkat symptoms at presentation. Chin. J. Cancer. 2012:
sosio ekonomi. Penelitian di India menunjukkan 31; p. 185–96
66,0% penderita KNF mempunyai status ekonomi 3. Faiza S, Rahman S and Asri A, Karakteristik
rendah dan 88,4% berasal dari pedesaan. Penelitian di Klinis dan Patologis Karsinoma Nasofaring di
Taiwan menunjukkan faktor sosio ekonomi Bagian THT-KL RSUP Dr. M. Djamil Padang. J.
mempunyai hubungan signifikan dengan Kesehat. Andalas. 2016: 5; p.90-6
keterlambatan terapi KNF sedangkan tempat tinggal 4. Shoffi MN., Hubungan ekspresi epstein barr
atau asal penderita tidak menunjukkan hubungan virus encoded small rna dengan jenis
signifikan dengan keterlambatan terapi. Penelitian histopatologi karsinoma nasofaring. Dalam:
KNF di Indonesia menunjukkan bahwa penderita Karya akhir untuk memperoleh ijazah keahlian
datang dalam kondisi lanjut akibat kurangnya ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok bedah
pengetahuan petugas kesehatan di tingkat pelayanan kepala dan leher, Departemen/SMF Ilmu
primer dan keterlambatan dalam merujuk ke senter Kesehatan THT-KL FK UNAIR/ RSUD Dr.
yang lebih tinggi. 4,7,11 Soetomo Surabaya. 2016
5. Mulyarjo, Diagnosis dan penatalaksanaan
Tata laksana utama KNF berupa radioterapi terutama karsinoma nasofaring. Dalam: (Mulyarjo,
jenis karsinoma tidak berdifferensiasi (WHO tipe III) Soedjak S. Wisnubroto, Harmadji S. Hasanusi R.
yang sensitif terhadap radioterapi. Terapi tambahan Artono ed). Naskah lengkap Pendidikan
berupa kemoterapi dapat diberikan pada KNF stadium Kedokteran Berkelanjutan III Ilmu Kesehatan
lanjut yang telah mengalami metastase maupun THT-KL, Surabaya: Laboratorium/SMF Ilmu
penjadwalan radioterapi yang membutuhkan waktu Penyakit THT-KL FK UNAIR/ RSUD Dr.
lama. Penelitian tentang angka harapan hidup dua Soetomo Surabaya, 2002: hal 38-48
tahun menunjukkan bahwa penderita KNF dengan 6. Handayani R. Afriani DY. & Madani DZ.,
kemoradiasi secara keseluruhan sebesar 60%. Prevalence of Nasopharyngeal Carcinoma
Penderita KNF bulan ke 24 pada stadium II memiliki Patients in Departement of Orl-Hns Hasan
angka harapan hidup diatas 80%, stadium III sebesar Sadikin General Hospital 2010 -2017. Int. J.
60% serta stadium IV hanya sebesar 40%. Tidak Nasopharyngeal Carcinoma. 2020: 2; p.1–3.
terdapat perbedaan bermakna pada angka harapan 7. Romdhoni AC. et al., Clinical presentation of
hidup dua tahun penderita KNF antara stadium II, III nasopharyngeal Carcinoma in East Java,
dan IV yang dilakukan kemoradiasi. 3,4 Indonesia. Pakistan J. Med. Heal. Sci. 2020: 14;
p. 942–6.
8. Xie SH. Yu IT. sunTse LA. Au JSK. & Lau
Kesimpulan JSM., Occupational risk factors for
Di RSPAL Dr. Ramelan Surabaya, penderita KNF nasopharyngeal carcinoma in Hong Kong
terbanyak berusia 41-50 tahun. Perbandingan antara Chinese: a case-referent study. Int. Arch. Occup.
laki-laki dan perempuan adalah 1,75 : 1, dengan Environ. Health. 2017: 90; p.443–9.
sebaran usia mulai 32 tahun sampai 72 tahun. 9. Brennan B., Nasopharyngeal carcinoma.
Benjolan di leher merupakan keluhan utama Orphanet J. Rare Dis. 2006:1; p.1–5.
terbanyak, dan penderita datang pada stadium lanjut 10. Naomi, S. M., Dewi, Y. A. & Agustina, H.
(stadium III dan IV) dengan jenis histopatologi Association between Histopathological Grading
anatomi tersering adalah jenis karsinoma tidak and Clinical Staging in Nasopharyngeal
berdifferensiasi (WHO tipe III). Carcinoma. J. Med. Heal., 2018: 2; p. 730-7
11. Tang, S. Q. et al. The evolution of the
nasopharyngeal carcinoma staging system over a
Daftar Pustaka 10-year period: implications for future revisions.
Chin. Med. J. (Engl). 2020: 133; p.2044–53
1. Rennatha A and Romdhoni AC, Etiopatogenesis
karsinoma nasofaring. In: Romdhoni AC, Bunga
110