Anda di halaman 1dari 31

MINI PROJECT

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL


TENTANG PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI
BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONOBOYO
KABUPATEN TEMANGGUNG

Guna memenuhi syarat sebagai Dokter Internsip di Puskesmas Wonoboyo

Disusun Oleh:
dr. Dias Kurniawan

Pembimbing:
dr. Andrew Nugroho, MM

DOKTER INTERNSIP ANGKATAN II


PERIODE MEI - NOVEMBER 2022
PUSKESMAS WONOBOYO
KABUPATEN TEMANGGUNG
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN MINI PROJECT


MINI PROJECT
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL
TENTANG PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI
BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONOBOYO KABUPATEN
TEMANGGUNG

Disusun oleh :
dr. Dias Kurniawan

Disusun dan diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan menyelesaikan


Program Internsip Dokter Indonesia

Telah disetujui dan disahkan oleh :

Dokter Pendamping

(dr. Andrew Nugroho, MM)

TEMANGGUNG
2022

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat, rahmat dan
hidayah Nya, penulisan mini project ini telah dapat diselesaikan. Selanjutnya shalawat dan
salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umat
manusia dari alam kegelapan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan. Adapun tugas
yang berjudul ” Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pemberian Kolostrum Pada
Bayi Baru Lahir Di Wilayah Kerja Puskesmas Wonoboyo Kabupaten Temanggung.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada dr. Andrew Nugroho, MM yang telah
bersedia meluangkan waktu membimbing saya untuk tinjauan kepustakaan ini. Saya juga
mengucapkan terima kasih kepada para sahabat dan rekan-rekan yang telah memberikan
bantuan sehingga tugas ini dapat selesai pada waktunya. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa mini project ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan,
pengalaman dan waktu. Oleh karena
itu kritik dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan proses pembelajaran ini dan
mohon maaf atas segala kekurangannya. Akhir kata penulis berharap semoga mini project
ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi puskesmas.

Temanggung, November 2022


Wassalam,

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI ...........................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................4

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum ..................................................................................... 4

2. Tujuan Khusus .................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Peneliti .......................................................................…5

2. Manfaat Bagi Tempat Peneliti (Puskesmas) .....................................…5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori .......................................................................................... 6

1. Konsep Dasar Asi Kolostrum..................................................................6

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

A. Kerangka Konsep .....................................................................................12

B. Variabel dan Definisi Operasional ...........................................................12

iv
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian.......................................................................................15

B. Waktu dan Tempat ................................................................................... 15

C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 16

D. Instrumen Penelitian dan Cara Kerja.........................................................17

E. Teknis Pelaksanaan....................................................................................18

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Deskripsi Data Penelitian........................................................................ 19

B. Pembahasan............................................................................................. 20

C. Program Kursi Biru..................................................................................20

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan............................................................................................. 21

B. Rekomendasi .......................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22

LAMPIRAN...........................................................................................................24

v
vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

ASI yang pertama kali di sekresi oleh kelenjar payudara ibu disebut dengan kolostrum.
Kolostrum adalah cairan susu kental berwarna kekuning-kuningan yang dihasilkan pada sel
alveoli payudara ibu. Jumlahnya tidak terlalu banyak tetapi kaya akan gizi dan sangat baik
bagi bayi. Kolostrum mengandung karoten dan vitamin A yang sangat tinggi dan lemak
rendah sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran dan
juga membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam
kehijauan. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi (Mahmudah dan Dewi,
2011).

Selain itu kolostrum adalah cairan yang kaya akan nutrisi yang dihasilkan oleh ibu
segera setelah melahirkan, yang sangat penting untuk kekebalan tubuh, pertumbuhan dan
faktor perbaikan jaringan. Cairan kolostrum adalah cairan biologis kompleks, yang
membantu dalam pengembangan kekebalan pada bayi baru lahir. Kolostrum juga berisi
sejumlah zat yang signifikan dari komponen pelengkap yang bertindak sebagai agen anti-
mikroba alami untuk secara aktif merangsang pematangan sistem kekebalan tubuh bayi
(Dahlia, 2016). Dan juga kolostrum memiliki kekuatan yang luar biasa dalam perbaikan dan
pertumbuhan kemampuan otot skeletal. Sebuah jurnal penelitian telah menunjukkan bahwa
kolostrum adalah satu-satunya sumber alami dari dua faktor pertumbuhan utama, yaitu
mengubah faktor pertumbuhan alfa dan beta, dan insulin-like growth faktor 1&2. Faktor
pertumbuhan ini memiliki efek terhadap karakteristik otot dan memperbaiki tulang rawan
yang lebih signifikan. Faktor pertumbuhan dari kolostrum juga memiliki beberapa efek
regeneratif yang meluas ke seluruh sel tubuh struktural, seperti usus dan lain-lain (Dahlia,
2016).

Ikatan Dokter Indonesia mengatakan bahwa tidak satupun susu formula dapat
menggantikan perlindungan kekebalan tubuh seorang bayi, seperti yang diperoleh dari
kolostrum, yaitu ASI yang dihasilkan selama beberapa hari pertama setelah kelahiran.

1
Kolostrum sangat besar manfaatnya sehingga pemberian ASI pada minggu-minggu pertama
mempunyai arti yang sangat penting bagi perkembangan bayi selanjutnya. World Health
Organization (WHO) telah merekomendasikan kepada semua bayi untuk mendapatkan
kolostrum yaitu ASI pada hari pertama dan kedua untuk melawan berbagai infeksi
(Kemenkes, 2012). Berdasarkan hasil penelitian, anak yang tidak diberi ASI kolostrum
lebih cepat terserang penyakit kronis seperti kanker, jantung, hipertensi, dan diabetes setelah
dewasa (Wijayanti, 2012).

Pemberian Kolostrum memiliki beberapa dampak yang signifikan terhadap angka


kematian bayi dan anak. World Health organization (WHO) menunjukan ada 170 juta anak
mengalami gizi kurang di seluruh dunia. Sekitar 3 juta anak meninggal tiap tahun karena
kurang gizi. Angka kematian bayi yang cukup tinggi ini dapat dihindari dengan pemberian
ASI dan kolostrum (Fitri, 2009).

Survey Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2007 mengemukakan bahwa di


Indonesia hanya 4% bayi mendapat ASI dalam satu jam pertama, padahal hampir semua
bayi 96,5% di Indonesia pernah mendapatkan ASI, tetapi hanya sebanyak 53% bayi yang
mendapatkan kolostrum. Target pemberian kolostrum adalah 80%. Artinya angka
pemerberian kolostrum belum memenuhi target (Dahlia, 2016).

Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, di daerah Jawa Barat
proporsi anak yang diberi ASI dalam satu jam setelah lahir adalah 46,9% dan yang diberi
ASI dalam satu hari pertama sejak lahir 60,2 %. Hal ini menunjukkkan bahwa minuman dan
makanan pendamping ASI sudah mulai diberikan secara dini dari pada ASI kolostrum yang
dianjurkan (Dinkes Kota Bogor, 2009).

Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2007 melaporkan bahwa 95% anak di bawah umur
5 tahun di Indonesia telah mendapat ASI, namun hanya 44% yang mendapat ASI dalam satu
jam pertama setelah lahir (Dahlia, 2016).

Standard Internasional World Health Organitation (WHO) merekomendasikan,


semua bayi perlu mendapat kolostrum (ibu menyusui satu jam pertama) untuk melawan
infeksi yang diperkirakan menyelamatkan satu juta nyawa bayi. Lebih dari 90% ibu-ibu

2
membuang kolostrum, karena tidak diberikannya kolostrum pada bayi baru lahir maka dapat
menyebabkan kematian pada neonatus (Papona, Novita.dkk, 2010).

Prevalensi pemberian kolostrum di Indonesia masih rendah. Hal ini ditunjukkan


dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang masih. lebih rendah dari angka
cakupan praktik inisiasi menyusu dini di dunia yaitu sebesar 42%, sedangkan di Indonesia
hanya 39%. Angka ini masih sangat rendah jika dibandingkan dengan negara lain di
sebagian negara Asia Tenggara misalnya Myanmar (76%), Thailand (50%), dan Filipina
(54%) (UNICEF, 2013).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Bersalin Sayang Ibu Undaan
Kudus oleh Indratina Prasetya, 2012 dengan jumlah responden 63 orang mengenai
pengetahuan ibu hamil tentang pemberian ASI kolosrum diperoleh hasil ibu hamil yang
memiliki pengetahuan kurang sebanyak 33 orang (52,4%), sedangkan yang memiliki
pengetahuan cukup sebanyak 18 orang (28,6%) dan yang memiliki pengetahuan baik
sebanyak 12 orang (19,0%).

Sedangkan dari hasil penelitian yang dilakukan di Kota Depok di Puskesmas Beji
oleh Ririn Septiani, 2013 terhadap 421 responden, 87,% bayi mendapatkan asupan prelaktal,
asupan prelaktal diantaranya susu formula. Asupan prelaktal adalah asupan yang diberikan
setelah bayi lahir. Tingginya angka asupan prelaktal yang diberikan sesaat setelah bayi lahir
menunjukan bahwa ketika bayi lahir bukan diberikan kolostrum. Akan tetapi asupan
prelaktal seperti pemberian susu formula pada bayi baru lahir. Hal tersebut tentunya dapat
mengindakasikan bahwa pemberian kolostrum di kota Depok masih minim.

ASI merupakan makanan yang penting bagi bayi. Namun, seiring dengan kuatnya
budaya dan kepercayaan, banyak sekali hal yang mempengaruhi pemberian Kolostrum pada
bayi sesaat setelah dilahirkan. Karena kurangnya pengetahuan ibu atau karena kepercayaan
yang salah dan istilah kolostrum masih sangat tabu di masyarakat, serta masyarakat yang
belum mengetahui tentang manfaat kolostrum itu sendiri, kolostrum tidak diberikan kepada
bayi. Air susu pertama (kolostrum) sengaja diperah dan dibuang, kebiasaan yang salah ini
sering dijumpai pada ibu Indonesia dalam menyusui bayinya yaitu memberikan cairan ASI
yang sudah berwarna putih dan cairan yang kental berwarna kuning atau kolostrum itu

3
sendiri dibuang karena dianggap susu basi yang tidak layak untuk diberikan kepada bayinya.
(Proverawati, 2010).

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap
objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Sebagian
besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran yaitu telinga dan indra
penglihatan yaitu mata (Notoatmodjo, 2012).

Sikap merupakan evaluasi terhadap berbagai aspek dalam dunia sosial. Secara
umum sikap merupakan kecenderungan seseorang melakukan tindakan setelah
mendapatkan stimulus yang muncul dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya (Jenita
Doli, 2017).

Berdasarkan uraian tersebut, salah satu faktor minimnya pemberian kolostrum dapat
terjadi dikarenakan adanya faktor pengetahuan dan sikap, dan setelah dilakukannya studi
pendahuluan di Puskesmas Tanah Sareal Kota Bogor 3 dari 5 ibu hamil belum
mengetahui mengenai kolostrum. Sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai
gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemberian kolostrum pada bayi baru lahir.

B. Rumusan Masalah

Karena minimya pemberian kolostrum pada bayi baru lahir dan istilah kolostrum
masih dianggap tabu di masyarakat, masih banyak ibu yang tidak memberikan kolostrum pada
bayi baru lahir karena dianggap susu basi, karena kurangnya pengetahuan dan sikap yang
negatif terhadap pemberian kolostrum, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini
adalah “Bagaimana Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Tentang Pemberian
Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang pemberian
kolostrum pada bayi baru lahir.

2. Tujuan khusus

4
a. Diketahui karakteristik responden meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas.

b. Diketahui gambaran pengetahuan ibu hamil tentang pemberian kolostrum pada bayi baru
lahir.

D. Manfaat Penelitian

1. Peneliti

a. Sebagai capaian kompetensi

b. Penelitian ini merupakan pengalaman yang berharga untuk meningkatkan pengetahuan


peneliti dan dapat mengaplikasikan teori yang sudah dipelajari.

c. Agar peneliti mengetahui lebih dalam lagi tentang pengetahuan pemberian kolostrum pada
bayi baru lahir.

d. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini bisa memberikan informasi dan manfaat
ilmu pengetahuan sebagai kejadian teoritis maupun referensi pada peneliti lain.

2. Bagi Tempat Peneliti (Puskesmas)

a. Menjadi data dasar bagi puskesmas untuk mengetahui pengetahuan pada ibu hamil tentang
pemberian kolostrum pada bayi baru lahir.

b. Menjadi bahan perencanaan program penyuluhan untuk menekan pengetahuan ibu terhadap
manfaat pemberian kolostrum.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Konsep Dasar ASI Kolostrum

a. Definisi Kolostrum

ASI stadium 1 adalah kolostrum. Kolostrum adalah cairan yang pertama kali
di sekresikan oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-4 (Purwanti,
2010). Kolostrum merupakan ASI yang diproduksi oleh ibu pada beberapa hari
pertama, yang berwarna agak kekuningan dan berbeda dari ASI berikutnya (Jannah &
Widajaka, 2012).

Kolostrum berisi sistem kekebalan tubuh dan berbagai faktor pertumbuhan


serta nutrisi penting, tripsin dan protease inhibitor yang dapat melindungi bayi dari
kerusakan di saluran pencernaan (Rona, dalam Dahlia 2016). Komposisi gizi ASI yang
paling baik adalah pada tiga hari pertama setelah lahir yang dinamakan kolostrum
(Widajaka, 2012).

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kolostrum


adalah ASI yang pertama kali di sekresi oleh kelenjar payudara ibu dari hari
pertama sampai hari ketiga atau keempat yang berwarna kekuning-kuningan yang
berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuh pertama yang didapatkan oleh bayi baru
lahir.

b. Kandungan Kolostrum

Imunoglobulin (A, D, E, G dan M) adalah kandungan yang paling banyak


ditemukan dalam kolostrum. Fungsinya adalah sebagai faktor kekebalan tubuh,
misalnya IgG menetralisir racun dan mikroba di getah bening dan sistem
peredaran darah, IgM menghancurkan bakteri, sementara IgE dan IgD sangat
antiviral. Selain itu, kolostrum juga mengandung Laktoferin yang dapat membantu
membunuh bakteri dan sangat tepat untuk mereproduksi dan melepaskan zat besi ke

6
dalam sel-sel darah merah yang dibutuhkan oleh tubuh, agar dapat meningkatkan
oksigenasi ke jaringan (Riksani, 2012).

Selain untuk kekebalan tubuh, kolostrum juga berperan penting terhadap


faktor pertumbuhan. Prolin-Rich Polypeptide (PRP) yaitu hormon yang mengatur
kelenjar timus untuk pertumbuhan seseorang, dan merangsang sistem kekebalan tubuh
kurang aktif atau mengatur sistem kekebalan yang terlalu aktif seperti yang terlihat
pada penyakit autoimun (MS, rheumatoid arthritis, lupus, skleroderma, sindrom
kelelahan kronis, alergi, dll).

c. Manfaat Kolostrum

Imunoglobulin yang ditemukan dalam sekresi air susu ibu merupakan


kekebalan pasif dari ibu ke neonatus. Kemampuan kolostrum mempengaruhi kekebalan
tubuh yakni menghasilkan antibodi-antigen spesifik yang disekresikan dalam kolostrum
dalam susu dan dapat digunakan untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit
tertentu. (Nanny & Sunarsih, 2011)

Walter L. Hurley & Peter K. Theil (2011) dalam journal Perspectiveson


Immunoglobulins in Colostrum and Milk, menerangkan bahwa pemberian kolostrum
memiliki beberapa unsur penting bagi tubuh, yakni kekebalan tubuh. Beberapa
manfaatnya yaitu :

1) Perpindahan homolog sistem kekebalan pasif

2) Perpindahan heterogen sistem kekebalan aktif

3) Susu kekebalan tubuh dari penyakit yang menyebabkan diarrhea,

4) Susu kekebalan tubuh untuk gigi karies

5) Susu kekebalan parasit usus

6) Imunisasi untuk Meningkatkan antibodi.

Kandungan zat kekebalan dalam kolostrum mencapai 10-17 kali lebih banyak
dari susu matang (mature). Zat kekebalan yang terdapat pada ASI akan melindungi bayi
dari penyakit diare. Kekebalan bayi akan bertambah dengan adanya kandungan zat-zat

7
dan vitamin yang terdapat pada air susu ibu tersebut, serta volume kolostrum yang
meningkat dan ditambah dengan adanya isapan bayi baru lahir secara terus menerus. Hal
ini yang mengharuskan bayi segera setelah lahir ditempelkan ke payudara ibu, agar bayi
dapat sesering mungkin menyusui. Kandungan kolostrum inilah yang tidak diketahui ibu
sehingga banyak ibu dimasa setelah persalinan tidak memberikan kolostrum kepada bayi
baru lahir karena pengetahuan tentang kandungan kolostrum itu tidak ada (Nanny &
Sunarsih, 2011).

Dari sumber lain menyatakan bahwa, imunoglobulin dalam air susu ibu yang
diberikan segera setelah lahir dapat meningkatkan hubungan antara ibu dengan bayi,
transfer kekebalan pasif dari ibu ke neonatus, dan sistem kekebalan tubuh yang belum
matang dari neonatus. Imunoglobulin dalam sekresi susu ibu merupakan sumber
kekebalan utama terhadap paparan antigen dan respon dari sistem kekebalan tubuhnya.
Imunoglobulin diangkut melalui sel-sel epitel susu oleh mekanisme reseptor-mediated
dan ditransfer keluar dari kelenjar susu oleh kelenjar air susu selama menyusui.
Imunoglobulin ini kemudian masuk pada saluran pencernaan dari neonatus. Meskipun
tujuan utamanya adalah sebagai pemenuhan nutrisi pada bayi, namun imunoglobulin
tetap cukup stabil untuk memberikan manfaat perlindungan pada neonatus (Dahlia,
2016).

d. Pembentukan Kolostrum

Pembentukan Kolostrum dimulai pada saat usia kehamilan tiga sampai empat
bulan. Pada tiga sampai empat bulan kehamilan, prolaktin dari adenohipofise
(hipofiseanterior) mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan kolostrum.
Pada masa ini pengeluaran kolostrum masih dihambat oleh estrogen dan progesterone,
tetapi jumlah prolaktin meningkat hanya aktivitas dalam pembuatan kolostrum yang
ditekan.

Sedangkan pada trimester kedua kehamilan, laktogen plasenta mulai


merangsang pembuatan kolostrum. Keaktifan dari rangsangan hormon-hormon terhadap
pengeluaran air susu telah didemonstrasikan kebenarannya bahwa seorang ibu yang
melahirkan bayi berumur empat bulan dimana bayinya meninggal tetap keluar
kolostrum. Banyak wanita usia reproduktif ketika ia melahirkan seorang anak tidak

8
mengerti dan memahami bagaimana pembentukan kolostrum yang sebenarnya
sehingga dari ketidaktahuan ibu tentang pembentukan kolostrum ia akhirnya
terpengaruh untuk tidak segera memberikan kolostrum pada bayinya (Sherwood, 2012).

e. Faktor Pertumbuhan Pada Kolostrum

Faktor pertumbuhan yang ditemukan dalam kolostrum menunjukan


kemampuan memperbaiki jaringan, meningkatkan kemampuan metabolisme lemak,
membangun jaringan otot, menyeimbangkan gula darah dan kadar kimia otak, termasuk
memperbaiki DNA dan RNA.

Keech menambahkan, ketika bayi lahir memiliki saluran pencernaan yang


belum sempurna. Faktor pertumbuhan dalam kolostrum akan membantu
menyempurnakan perkembangan saluran pencernaan bayi (Tjahyani, dkk. 2013).

f. Komponen Penunjang Dalam Kolostrum

Dalam buku Milk & Colostrum yang ditulis oleh Ir. Rika Tjahyani, dkk tahun
2013 yang mengungkapkan bahwa selain faktor nutrisi, faktor kekebalan tubuh dan
faktor pertumbuhan, masih ada komponen penting lain yang terdapat dalam kolostrum.
Komponen tersebut digolongkan sebagai komponen penunjang. Contoh komponen
penunjang dalam kolostrum anatara lain :

1) Glutation

Tubuh manusia memiliki antioksidan yang berguna menetralisir radikal bebas


yang bersifat tidak stabil. Radikal bebas adalah zat yang mampu memicu
pertumbuhkan sel kanker. Salah satu antioksidan alami yang terdapat dalam tubuh
adalah glutation. Senyawa yang tergolong peptida ini juga ditemukan dalam
kolostrum.

2) Leptin

Leptin merupakan hormon yang dihasilkan oleh jaringan lemak (adipose) dan
jaringan lain yang berhubungan dengan pengaturan asupan makanan serta
metabolisme energi.

9
Menurut informasi dari situs IDAI, keberadaan leptin dalam ASI belum banyak
diteliti. Namun leptin dalam ASI di percaya memiliki peran dalam pengaturan asupan
makanan. Bayi yang di beri ASI biasanya memiliki bobot tubuh yang lebih ringan
di bandingkan bayi yang di beri susu formula. Bayi yang diberi ASI, dikemudian hari
biasanya lebih jarang menderita kegemukan atau obesitas.

g. Nutrisi Dalam Kolostrum

Dalam buku Milk & Colostrum yang ditulis oleh Ir. Rika Tjahyani, dkk
tahun 2013 yang mengungkapkan bahwa nutrisi dalam kolostrum yang diprosuksi
kelejar payudara ibu hampir mirip dengan nutrisi yang diterima janin ketika masih
dalam kandungan.

Nutrisi itu berupa :

1) Air (85, 1%)

2) Protein (8,5%)

3) Karbohidrat (3,5%)

4) Lemak ( 2,5%)

5) Garam dan mineral seprti kalisum, natrium, zat besi (0,4%)

6) Vitamin A, B, C, D, E dan K dalam jumlah sangat sedikit

Pada hari-hari pertama kelahiran, tak perlu khawatir bila produksi ASI sedikit.
Secara alamiah bayi baru lahir tak akan kelaparan atau kekuragan gizi. Karena semua
zat-zat nutrisi yang terdapat dalam kolostrum mampu memenuhi kebutuhan
tubuh bayi termasuk kecukupan gizi sampai bayi bisa menyusu dengan baik.

Apalagi di minggu pertama setelah kelahirannya, lambung bayi juga masih


sangat kecil. Ukurannya kra-kira hanya sebesar sebutir kelereng. Semakin lama,
lambung bayi akan membesar seukuran sebuah anggur, selanjutnya sebesar bola ping
pong.

h. Refleks-refleks yang berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu menurut
Riksani (2012).
10
Pada seorang ibu yang menyusui dikenal dua refleks yang masing- masing
berperan sebagai pembentukan dan pengeluaran air susu, yaitu:

1) Refleks prolaktin

Bayi menghisap payudara dan menstimulasi ujung syaraf. Syaraf Inilah yang
kemudian memerintahkan otak untuk mengeluarkan hormon, yaitu hormon prolaktin.
Prolaktin merangsang alveoli (sel kelenjar) untuk menghasilkan lebih banyak susu.
Menyusui dengan sering adalah cara terbaik untuk mendapatkan ASI dalam jumlah
banyak.

2) Refleks Let-Down

Hormon oksitosin yang dikeluarkan tubuh menyebabkan sel-sel otot di sekitar


alveoli berkontraksi sehingga mendorong air susu masuk ke saluran penyimpanan
dan akhirnya bayi dapat mengisapnya. Terjadinya refleks ini dipengaruhi oleh
kondisi jiwa ibu. Melalui refleks ini, terjadi pula kontraksi rahim yang
membantu lepasnya plasenta dan mengurangi perdarahan. Oleh karena itu, bayi
perlu disusui sesegera mungkin.

11
BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep akan dijelaskan dalam skema di bawah ini :

Skema 3.1 Kerangka Konsep


Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Pemberian Kolostrum Pada Bayi
Baru Lahir

Masih banyak ibu yang tidak mengetahui mengenai istilah kolostrum begitu pun masih
banyak ibu yang belum mengetahui dan memahami mengenai manfaat dari kolostrum itu
sendiri dikarenakan adanya faktor pengetahuan yang masih rendah.

Maka dari itu peneliti akan meneliti mengenai pengetahuan ibu hamil tentang
pemberian kolostrum pada bayi baru lahir karena menurut data yang didapat prevalensi
pemberian kolostrum di Indonesia masih rendah. Hal ini ditunjukkan dalam pelaksanaan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang masih lebih rendah dari angka cakupan praktik inisiasi
menyusu dini di dunia yaitu sebesar 42%, sedangkan di Indonesia hanya 39%. Menurut
Survey Demografi Kesehatan Indonesia, 2007 data ibu yang memberikan kolostrum pada
bayi tercatat 53%, sedangkan target yang diharapkan adalah 80%. Artinya, pemberian
kolostrum pada bayi di Indonesia masih tergolong rendah dan belum mencapai target
(Dahlia, 2016).

B. Variabel dan Definisi Operasional

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki
atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu, misalnya
umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan,
penyakit, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012).

12
Agar variabel dapat diukur dengan menggunakan instrumen atau alat ukur, maka
variabel harus diberi batasan atau definisi yang operasional atau “Definisi Operasional
Variabel”. Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud, atau
tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan. Definisi operasional ini penting
dan diperlukan agar pengukuran variabel atau pengumpulan data (variabel) itu konsisten
anatara sumber data (responden) yang satu dengan yang lain (Notoatmodjo, 2012).

Tabel Variabel dan Definisi Operasional

No Variabel Defenisi Oprasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
1 Karakteristik Usia responden Kuesioner Pengisian kuesioner Rata-rata usia Rasio
responden yang terhitung A Data yang berisikan Responden
sejak lahir Demografi data demografi
a. Umur Hingga ulang tahun
terakhir
b. Pendidikan Tingkat pendidikan Kuesioner Pengisian kuesioner 1. Tidak tamat SD Ordinal

terakhir yang A Data yang berisikan 2. SD


ditamatkan oleh Demografi data demografi 3. SMP
responden 4. SMA
5. Perguruan Tinggi
c.Status Aktivitas ibu Kuesioner Pengisian kuesioner 1. Tidak Bekerja Nominal
Bekerja sehari-hari A Data yang berisikan 2. Bekerja
Demografi data demografi
d. Paritas Paritas merupakan Kuesioner Pengisian Berdasarkan Rasio
Jumlah kelahiran A Data kuesioner Paritas responden
hidup dan mati Demografi yang 1. Nulipara
yang pernah berisikan 2. Primipra
dialami ibu data 3. Multipara
demografi
2 Pengetahuan Tingkat pemahaman Kuesioner Membagikan 1. Baik : hasil Ordinal

13
ibu hamil tentang B yang kuesioner berisikan presentasi 76-100
pemberian kolostrum berisikan 15 pertanyaan %
pada bayi baru lahir pertanyaan dengan mengisi 2. Cukup : hasil
tentang salah satu pilihan presentasi 56-75 %
pengetahu dengan tepat 3. Kurang : hasil
an jawaban yang presentasi
benar = 1, jawaban < 56 %
yang salah = 0 (Nursalam,2008)

14
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode deskriptif
(Descriptive Research) yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan
untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi dalam suatu populasi
tertentu (Notoatmodjo, 2010).

Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan gejala-gejala yang terjadi


pada masa itu. Pemaparan dari hasil temuannya dilakukan secara sistematik dengan
menekankan pada data faktual (Sandjaja&Heriyanto, 2011).

Pada penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu
hamil tentang pemberian kolostrum pada bayi baru lahir. Penelitian ini dilakukan dengan
langkah-langkah seperti mengumpulkan data melalui penyebaran kuesioner dalam bentuk
pertanyaan terstruktur tanpa melakukan perlakuan khusus terhadap resonden yang
selanjutnya diolah dan dibuat kesimpulan atau laporan.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan kelas Bumil dan dibagi dalam
beberapa tahapan, yaitu :

a. Tahap Persiapan

Tahap Persiapan meliputi pengajuan judul Minipro, melakukan studi


pendahuluan, pembuatan proposal penelitian, pembuatan Buku Pintar Ibu Menyusui,
dan konsultasi dengan dokter pembimbing. Maka dari itu Puskesmas Wonoboyo
merupakan puskesmas yang bermutu dan merupakan puskesmas yang terpercaya dalam
memberikan pelayanan kesehatan, serta banyak ibu hamil yang melakukan pemeriksaan
kehamilan secara rutin setiap minggunya. Sehingga peneliti tertarik dalam melakukan

15
penelitian di tempat tersebut untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu hamil
tentang pemberian kolostrum pada bayi baru lahir.

b. Tahap Pelaksanaan

Penelitian ini di laksanakan di wilayah kerja Puskesmas Wonoboyo meliputi


seluruh Dusun, kegitaan di mulai pukul 08;00 hingga selesai. Tahap ini meliputi semua
kegiatan yang berlangsung di lapangan meliputi pengumpulan data dengan
menggunakan kuesioner yang telah dibuat. Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan
dari tahap persiapan yang dilakukan.

c. Tahap Penyelesaian

Tahap terakhir ini meliputi analisa data dan penyusunan laporan dalam bentuk
Minipro.

C. Populasi dan Sample

1. Populasi

Populasi adalah kumpulan dari individu atau objek yang secara potensial dapat
diukur sebagai bagian dari penelitian (Swarjana, 2015). Populasi dapat dijelaskan secara
spesifik tentang siapa atau golongan mana yang menjadi sararan penelitian (Notoatmodjo,
2010). Pada penelitian ini yang dijadikan populasi adalah seluruh ibu hamil yang
mengikuti kegiatan kelas Bumil di Wilayah Kerja Puskesmas Wonoboyo.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel
adalah bagian dari elemen yang dihasilkan dari strategi sampling. Sampling adalah sebuah
strategi yang digunakan untuk memilih elemen atau bagian dari populasi atau proses untuk
memilih elemen populasi untuk diteliti (Swarjana, 2015). Di bawah ini akan
dijelaskan mengenai jumlah sampel, kriteria sampel, dan teknik yang akan dipakai dalam
pengambil sampel.

16
D. Instrumen Penelitian dan Cara Kerja

Alat ukur penelitian ini berbentuk kuisioner, dengan kategori tingkat pengukuran ordinal.
Keseluruhan jawaban yang masuk akan diberi skor dengan menggunakan skala Guttman
untuk tingkat pengetahuan Ibu hamil terhadap pemberian kolostrum.
Cara kerja dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer. Data primer
adalah data yang dihasilkan secara langsung dari responden dengan membagikan dan
meminta responden untuk mengisi kuisioner agar mendapatkan jawaban dari pernyataan
yang diberikan oleh peneliti. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat didalam kuesioner dibuat
untuk menilai tingkat pengetahuan pasien tentang pengetahuan Ibu hamil terhadap
pemberian kolostrum.
Jenis daftar pertanyaan kuesioner untuk menggali pengetahuan tersebut adalah dalam
bentuk pertanyaan tertutup. Dalam hal ini peneliti membagi instrumen penelitian atau
kuesioner menjadi dua yaitu: kuesioner A berisi data demografi, kuesioner B berisi mengenai
pengetahuan ibu hamil tentang pemberian kolostrum pada bayi baru lahir.
1) Kuesioner A
Kuesioner A berisikan tentang karakteristik atau data demografi responden (nama,
umur, pekerjaan, paritas, dan pendidikan terakhir). Pengisian dilakukan dengan cara
mengisi jawaban ditempat yang sudah disediakan dan untuk pengisian kuesioner dalam
bentuk kotak, diisi dengan tanda checklist (√).
2) Kuesioner B
Kuesioner yang berisikan 15 pertanyaan mengenai pengetahuan ibu hamil tentang
pemberian kolostrum pada bayi baru lahir. Pengisian dilakukan dengan cara memberi
tanda (X) diantara pilihan jawaban a, b, dan c. Cara ukur yaitu :
Jawaban Benar : Skor 1
Jawaban Salah : Skor 0
1. Baik : jika jawaban yang benar 76%-100%

2. Cukup : jika jawaban yag benar antara 56%-75%

3. Kurang : jika jawaban yang benar <56%

Semua data yang diperoleh, dicatat, diolah secara manual lalu


disusun ke dalam tabel sesuai dengan penelitian.

17
E. Teknis Pelaksanaan

 Kegiatan diawali dengan melakukan ANC pada Ibu Hamil yang datang mengikuti kelas
bumil

 Pembagian kuesioner tentang gambaran pengetahuan mengenai pemberian kolostrum


pada bayi baru lahir

 Penyampaian materi mengenai buku pintar ibu menyusui

 Diskusi dan tanya jawab

18
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Deskripsi Data Penelitian


Hasil penelitian ini untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Wonoboyo
Kabupaten Temanggung dengan jumlah responden sebanyak 35 orang. Hasil penelitian
ini di gambarkan dalam tabel dan variabel yang di teliti yaitu pengetahuan. Peneliti
melihat data-data yang didapatkan berdasarkan hasil pengolahan data keseluruhan
kuesioner dari seluruh responden.

1. Pengetahuan Responden
Tabel
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Wonoboyo Kabupaten Temanggung Tahun 2022 (n = 35)

Pengetahuan Frekuensi Persentase

Baik 18 51,42%

Cukup 11 31,42%

Kurang 6 17,14%

Jumlah 35 100%

Berdasarkan tabel memaparkan bahwa hasil penelitian yang telah dilakukan


terhadap 35 responden (ibu hamil), sebagian besar responden 18 orang (51,42%)
memiliki pengetahuan baik, hampir setengahnya responden 11 orang (31,42%)
memiliki pengetahuan cukup, dan sebagian kecil responden sebanyak 6 orang
(17,14%) memiliki pengetahuan kurang.

19
B. Pembahasan

Dari hasil penelitian tingkat pengetahuan responden yang telah dilakukan


terhadap 35 responden (ibu hamil), sebagian besar responden 18 orang (51,42%)
memiliki pengetahuan baik, hamper setengahnya responden 11 orang (31,42%) memiliki
pengetahuan cukup, dan sebagian kecil responden sebanyak 6 orang (17,14%) memiliki
pengetahuan kurang.

Hasil penelitian pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pemberian Kolostrum Pada Bayi
Baru Lahir ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Widiyaningsih di
Bogor tahun 2018 yang menemukan tingkat pengetahuan responden yang telah dilakukan
terhadap 65 responden (ibu hamil), sebagian besar responden 44 orang (68%) memiliki
pengetahuan baik, hampir setengahnya responden 19 orang (29%) memiliki pengetahuan
cukup, dan sebagian kecil responden sebanyak 2 orang (3%) memiliki pengetahuan
kurang.

Hasil distribusi proporsi responden terhadap ibu hamil pada variabel pengetahuan
tentang pemberian kolostrum pada bayi baru lahir di Wilayah Kerja Puskesmas
Wonoboyo Kabupaten Temanggung. Hal ini menunjukan bahwa 18 orang dari 35
responden (51,42%) memiliki pengetahuan baik. Pengetahuan merukanan fakta,
kebenaran atau informasi yang diperoleh melalui pengalaman, pendidikan, media,
maupun lingkungan (Maier, R. (2007).

C. Program Kursus Ibu Hamil Menyusui Baru (Kursi biru)

Program kursus ibu hamil menyusui baru (Kursi biru) merupakan salah satu
program inovasi yang di luncurkan oleh Puskesmas Wonoboyo dalam rangka
meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif didukung dari banyak faktor, seperti
kepercayaan diri dan kemauan ibu, dukungan keluarga terdekat khususnya suami, serta
tenaga kesehatan dan penyelenggara fasilitas kesehatan serta dibuatkan Buku Pintar Ibu
Menyusui dengan harapan memudahkan ibu-ibu dalam menyusui buah hatinya. Berhenti
menghakimi dan mulai mendukung ibu menyusi. Bayangkan apabila semua anak di
Indonesia mendapatkan ASI eksklusif selama 6 (enam) bulan, tentunya anak Indonesia
akan tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas, yang berguna bagi kemajuan bangsa
Indonesia.

20
BAB VI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di Bab V, serta setelah peneliti


melakukan penelitian tentang “Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pemberian
Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja Puskesmas Wonoboyo Kabupaten
Temanggung” dapat disimpulkan bahwa. Pengetahuan responden menggambarkan bahwa
lebih dari setengahnya memiliki pengetahuan baik berada pada usia 21-33 tahun.
Pendidikan terakhir hampir seluruh responden adalah SMA dengan pengetahuan baik,
dan untuk status bekerja sebagian besar responden yang bekerja sebagai Ibu rumah
tangga memiliki pengetahuan baik, serta untuk paritas sebagian besar responden
primipara yang memiliki pengetahuan baik.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti merekomendasikan hal-hal sebagai


berikut:

1. Puskesmas

Diharapkan Puskesmas Wonoboyo dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas


pelayanan kesehatan dan mengingat pentingnya pemberian kolostrum pada bayi baru
lahir, perlu adanya promosi kesehatan sejak dini kepada ibu-ibu baik yang sudah
menikah ataupun yang sedang hamil tentang pentingnya manfaat pemberian kolostrum
pada bayi baru lahir.

2. Peneliti selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian terkait dukungan keluarga dalam pemberian kolostrum


pada bayi baru lahir.

21
DAFTAR PUSTAKA

Agus, Riyanto, & Budiman. 2013. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan
Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
Arikunto. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta

Azwar, Azrul & Prihartono Joedo. 2014. Metode Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan Masyarakat. Pamulang: Binarupa Aksara Publisher Dahlia, Iis.
2016. Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Status Pemberian
Kolostrum Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Kecamatan
Ciputat.Didapatdarihttp://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/1234567
89/33038/1/Iis%2Dahlia-FKIK.pdf diakses pada 23 Februari 2018
Dewi, Vivian N. 2011. Asuhan Neonatal Bayi dan Balita. Jakarta:
Salemba Medika
Donsu, Jenita Doli. 2017. Psikologi Keperawatan. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press
Hendriyana, Artanti. 2017. Jawa Barat Penyumbang Terbesar Angka Kematian
Bayi di Indonesia didapat dari http://www.unpad.ac.id/2013/10/jawa-barat-
penyumbang-terbesar-angka-kematian-bayi-di-indonesia/ diakses pada 22
Februari 2018
Hidayat, A. A. 2013. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medika
International Ethical Guidelnis for Health-related Research Involving Humans,
Fourth Edition. Prepared by the Council for International Organizations of
Medical Sciences (CIOMS) in collaboration with the World Health
Organizations (WHO) 2016.
Mahmudah dan Dewi. 2011. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Pemberian
Kolostrum Bagi Bayi Baru Lahir. Didapat dari
http://ejurnal.mithus.ac.id/indeks.php/maternal/article/view/140/125
diakses pada 23 Februari 2018
Maier, R. (2007). Knowledge Management Systems Information and
Communication Technologies for Knowledge Management. In Springer
(3rd ed.).
Marmi. 2013. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatal Bayi dan Balita. Jakarta: Salemba
Medika
Kemenkes Kesehatan RI. 2012. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun
2011.Kementrian Kesehatan RI. Jakarta
Nanny & Sunarsih. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba
Medika

22
Naryo. 2017. Puskesmas Tanah Sareal Raih Akreditasi Utama didapat
dari https://megapolitan.antaranews.com/berita/27777/puskesmas-tanah-
sareal-raih-akreditasi-utama diakses pada 21 Maret 2018
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan
Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta
Nugroho, Taufan. 2011. ASI dan Tumor Payudara. Yogyakarta: Nuha Medika

Papona, Novita, dkk. 2013. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Nifas
Tentang Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir di
Puskesmas Ulu Kecamatan Siau Timur Kabupaten Kepulauan
Sitaro. Ejournal Keperawatan (e-kp), 1(1), 1-6
Prasetya, Indratina. 2012. Tingkat Pengetauan Ibu Hamil Tentang Pemberian
ASI Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir di Rumah Bersalin Sayang Ibu
Undaan Kudus. Journal Of Midwifery And Health, 27-28
Riksani, Ria. 2012. Keajaiban ASI. Jakarta Timur: Dunia Sehat

Rompas, Sefti. 2014. Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum


Tentang Kolostrum di Puskesmas Bahu Manado.
Didapat dari
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/5254/4767 diakses
pada 22 Februari 2018
Sandjaja & Heriyanto, Albertus. 2011. Panduan Penelitian. Jakarta:
Prestasi Pustakarya
Sastroasmoro, Sudigdo. 2012. Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian Klinis.
Jakarta:Sagung Seto
Septiani, Ririn, dkk. 2013. Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Manfaat
Pemberian Kolostrum Serta Rencana Menyusui Ekslusif. Didapat dari
http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2015-08/S46512-Ririn%20Septiani
diakses pada 22 Februari 2018
Sheerwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC
Sulistiyowati, Tutuk. 2014. Perilaku Ibu Bekerja Dalam Memberikan ASI
Ekslusif di Kelurahan Japanan Wilayah Kerja Puskesmas Kemilagi
Mojokerto. Jurnal Promkes, 2(1), 89-100
Swarjana, I Ketut. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi).
Yogyakarta: Andi Offset
Tjahyani, Rika, dkk. 2013. Milk & Colostrum Book. Jakarta: Gramedia
23
LAMPIRAN KEGIATAN

24
25

Anda mungkin juga menyukai