Fahriza Hafidz Agya Ananda - Makalah Bahasa Indonesia
Fahriza Hafidz Agya Ananda - Makalah Bahasa Indonesia
BAHASA INDONESIA
Disusun oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, saya
dapat menyelesaikan makalah ini dengan membahas “Pengaruh Bahasa Asing
Terhadap Bahasa Indonesia”.
Makalah ini sendiri disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa
Indonesia. Selain itu, saya berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita
semua khususnya bagi pembaca untuk dapat lebih mencintai dan melestarikan
bahasa nasional kita yaitu bahasa Indonesia.
Saya menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Maka
dari itu, saya sangat mengharapkan kritik ataupun saran yang dapat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih
2
DAFTAR ISI
BAB II ................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ................................................................................................... 6
2.1 Penyebab Terjadinya Penggunaan Bahasa Asing di Indonesia............................................... 6
2.2 Kedudukan Bahasa Nasional dan Bahasa Asing ..................................................................... 7
2.3 Jati Diri Bahasa Indonesia....................................................................................................... 9
2.4 Fungsi Bahasa Asing Sebagai Kata Serapan ........................................................................... 9
2.5 Pengaruh Bahasa Asing Terhadap Kosakata Bahasa Indonesia............................................ 11
BAB III................................................................................................................ 13
PENUTUP ........................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 13
3.2 Saran ........................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 14
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Setiap pengaruh pasti akan menghasilkan sesuatu yang positif atau negatif.
Dalam konsep agama Hindu dikenal dengan hukum Rwa Bhineda (mala),
hal ini harus dilakukan dalam segala hal.
Peminjaman kata dalam bahasa, lebih tepatnya antar bahasa, adalah hal
biasa. Dengan kontak ucapan setiap pengguna, kata-kata diserap. Ada
satuan bahasa dan struktur bahasa yang tertutup dan terbuka terhadap
pengaruh bahasa lain. Tertutup berarti sulit menerima pengaruh, terbuka
berarti mudah menerima pengaruh. Bunyi bahasa dan kosa kata pada
umumnya merupakan unsur bahasa yang terbuka. Oleh karena itu kontak
bahasa memiliki efek timbal balik.
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Bercampurnya kosakata bahasa Indonesia dengan bahasa asing.
2. Hampir tergesernya bahasa Indonesia oleh bahasa asing.
3. Berkurangnya minat masyarakat untuk mempelajari bahasa Indonesia.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Penggunaan bahasa Inggris di ruang umum telah menjadi kebiasaan yang sudah tidak
terelakkan lagi. Hal tersebut mengkibatkan lunturnya bahasa dan budaya Indonesia yang
secara perlahan tetapi pasti telah menjadi bahasa primadona. Misalnya, masyarakat lebih
cenderung memilih “pull” untuk “dorong” dan “push” untuk “tarik”, serta “welcome” untuk
“selamat datang”.
Sikap terhadap bahasa Indonesia yang kurang baik terhadap kemampuan berbahasa Indonesia
di berbagai kalangan, baik lapisan bawah, menengah, dan atas; bahkan kalangan intelektual.
Akan tetapi, kurangnya kemampuan berbahasa Indonesia pada golongan atas dan kelompok
intelektual terletak pada sikap meremehkan dan kurang menghargai serta tidak mempunyai
rasa bangga terhadap bahasa Indonesia.
6
B. Integrasi
Selain interferensi, integrasi juga dianggap sebagai pencemar terhadap bahasa Indonesia.
Chaer (1994:67), menyatakan bahwa integrasi adalah unsur-unsur dari bahasa lain yang
terbawa masuk sudah dianggap, diperlakukan, dan dipakai sebagai bagian dan bahasa yang
menerima atau yang memasukinya. Proses integrasi ini tentunya memerlukan waktu yang
cukup lama, sebab unsur yang berintegrasi itu telah disesuaikan, baik lafalnya, ejaannya,
maupun tata bentuknya. Contoh kata yang berintegrasi antara lain montir, riset, sopir,
dongkrak.
C. Alih Kode
Alih kode ( code swiching) dan campur kode (code mixing) merupakan dua buah masalah
dalam masyarakat yang multilingual. Peristiwa campur kode dan alih kode disebabkan karena
penguasaan ragam formal bahasa Indonesia.
Alih kode adalah beralihnya penggunaan suatu kode (entah bahasa atau ragam bahasa
tertentu) ke dalam kode yang lain (bahasa atau bahasa lain) (Chaer, 1994: 67). Campur kode
adalah dua kode atau lebih digunakan bersama tanpa alasan, dan biasanya terjadi dalam
situasi santai (Chaer, 1994: 69).
Di antara ke dua gejala bahasa itu, baik alih kode maupun campur kode gejala yang sering
merusak bahasa Indonesia adalah campur kode. Biasanya dalam berbicara dalam bahasa
Indonesia dicampurkan dengan unsur-unsur bahasa daerah. Sebaliknya juga bisa terjadi
dalam berbahasa daerah tercampur unsur-unsur bahasa Indonesia. Dalam kalangan orang
terpelajar seringkali bahasa Indonesia dicampur dengan unsur-unsur bahasa Inggris.
7
Selain sebagai bahasa Nasional, bahasa Indonesia juga memiliki kedudukan lain yaitu
sebagai bahasa Negara seperti tercantum dalam UUD 1945. Dalam kedudukannya sebagai
bahasa negara, bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai berikut:
Bahasa resmi kenegaraan.
Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan,
Bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah, dan
Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu
pengetahuan serta teknologi modern.
Kedudukan Bahasa Inggris di Indonesia merupakan bahasa asing pertama. Kedudukan
tersebut berbeda dengan bahasa kedua. Mustafa dalam hal ini menyatakan bahwa bahasa
kedua adalah bahasa yang dipelajari anak setelah bahasa ibunya dengan ciri bahasa tersebut
digunakan dalam lingkungan masyarakat sekitar. Sedangkan bahasa asing adalah bahasa
negara lain yang tidak digunakan secara umum dalam interaksi sosial.
Kedudukan Bahasa Inggris di Indonesia tersebut mengakibatkan jarang digunakannya
Bahasa Inggris dalam interaksi sosial di lingkungan anak. Hal tersebut menjadi tantangan
tersendiri bagi lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang menggunakan bahasa
pengantar Bahasa Inggris karena pemerolehan bahasa asing bagi anak berbanding lurus
dengan volume, frekuensi dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pelaksanaan program pembelajaran dengan pengantar Bahasa Inggris tersebut
mendapat berbagai kendala mengingat kedudukan Bahasa Inggris di Indonesia sebagai first
foreign languange (bahasa asing pertama). Artinya, Bahasa Inggris hanya menjadi bahasa
pada kalangan tertentu, tidak digunakan oleh masyarakat umum seperti jika kedudukannya
sebagai bahasa kedua. Hal ini menyebabkan kurangnnya interaksi anak terhadap Bahasa
Inggris. Selain itu terdapat juga berbagai pendapat mengenai pemerolehan bahasa kedua atau
bahasa asing yang bisa mempengaruhi perkembangan bahasa ibu.
Pendapat tersebut mengungkapkan bahwa secara umum terjadi masalah jika anak
dikenalkan pada dua bahasa secara bersamaan pada usia dini. Terutama ketika dikenalkan
pada usia pra sekolah setelah bahasa ibu sudah sering digunakan. Pendapat lainnya
menjelaskan bahwa jika bahasa kedua dikenalkan sebelum bahasa pertama benar-benar
terkuasai, maka bahasa pertama perkembangannya akan lambat dan bahkan mengalami
regresi. Selain itu, ada juga yang berpendapat bahwa bahasa kedua akan terperoleh ketika
bahasa pertama sudah dikuasai.
Berbagai pendapat tersebut menjadi permasalahan tersendiri mengenai pembelajaran
anak usia dini yang menggunakan Bahasa Inggris dalam konteks Bahasa Inggris sebagai
bahasa asing di Indonesia. Perlu pengembangan program yang mapan dan berkesinambungan
untuk menciptakan suatau program yang memang efektif untuk diterapkan di lembaga
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia, mengingat kedudukan Bahasa Inggris itu
sendiri sebagai first foreign language.
8
2.3 Jati Diri Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia mempunyai ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah okok tertentu yang
membedakannya dengan bahasa-bahasa lainnya di dunia ini, baik bahasa asing maupun
bahasa daerah.
Dengan ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah pokok ini pulalah dapat dibedakan mana
bahasa Indonesia dan mana bahasa asing ataupun bahasa daerah. Oleh karena itu, ciri-ciri
umum dan kaidah-kaidah pokok tersebut merupakan jati diri bahasa Indonesia.
Ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah pokok yang dimaksud adalah antara lain sebagai berikut.
a. Bahasa Indonesia tidak mengenal perubahan bentuk kata untuk menyatakan jenis kelamin.
Kalau kita
ingin menyatakan jenis kelamin, cukup diberikan kata ketarngan penunjuk jenis kelamin,
misalnya:
- Untuk manusia dipergunakan kata laki-laki atau pria dan perempuan atau wanita.
- Untuk hewan dipergunakan kata jantan dan betina.
b. Dalam bahasa asing (misalnya bahasa Ingris, bahasa Arab, dan bahasa Sanskerta) untuk
menyatakan jenis kelamin digunakan dengan cara perubahan bentuk.
Dari ketiga bahasa tersebut yang diserap ke dalam bahasa Indonesia adalah beberapa
kata yang berasal dari bahasa Arab dan bahasa Sanskerta; sedangkan perubahan bentuk dalam
bahasa Inggris tidak pernah diserap ke dalam bahasa Indonesia. Penyerapan dari bahasa Arab
dan bahasa Sanskerta pun dilakukan secara leksikal, bukan sistem perubahannya. Dengan
demikian, dalam bahasa Arab, selain kata muslim, diserap juga kata muslimin dan muslimat;
selain mukmin, diserap juga kata mukminin dan mukminat; selain hadir (yang bermakna
‘datang’, bukan ‘orang yang datang’), diserap juga kata hadirin dan hadirat. Dalam bahasa
Sanskerta, selain dewa, diserap juga dewi; selain siswa diserap juga siswi.
Fungsi bahasa asing sebagai kata serapan adalah dimana bahasa asing tersebut
berguna menjadi sebuah kata serapan yang ada didalam bahasa indonesia. Kata Serapan
merupakan kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke dalam suatu
bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum.
Berdasarkan taraf integrasinya, kata serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi
menjadi 2 golongan besar. Pertama, kata serapan yang belum sepenuhnya terserap ke dalam
bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle cock, long march, dan lain-lain. Kata-kata ini
dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.
Kedua, kata serapan yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah
bahasa. Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga
9
bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.Bahasa yang paling
banyak diserap kata-katanya, berdasarkan referensi penulis, yang pertama adalah bahasa
Belanda. Hal ini terutama disebabkan lamanya masa penjajahan oleh bangsa Belanda yang
mencapai 3,5 abad. Bahasa Belanda dipakai hingga masa pergerakan kemerdekaan dalam
komunikasi gagasan kenegaraan dan tentunya juga dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
Setelah bahasa Belanda, yang menempati peringkat kedua dalam penyerapan kata-
katanya adalah bahasa Inggris.
Contoh kata-kata yang diserap dari bahasa Inggris :
o aktor (actor),
o aktris (actress),
o bisnis (business),
o departemen (department), dan lain-lain.
Dalam kedudukanya sebagai bahasa asing, bahasa-bahasa seperti bahasa Inggris,
Perancis, Mandarin, Belanda, Jerman tidak memiliki kemampuan untuk bersaing dengan
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional maupun bahasa Negara atau dengan kata lain
bahasa asing tidak akan pernah menjadi bahasa nasional ataupun bahasa Negara Indonesia.
Walaupun pada kenyataanya sebagian bahasa asing tersebut diajarkan di lembaga-lembaga
pendidikan tingkat tertentu.
Seperti bahasa-bahasa lainnya di dunia, bahasa Arab yang merupakan salah satu
bahasa asing mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi dan juga berfungsi sebagai sarana
untuk memperkenalkan kebudayaan dan peradabannya. Adapun fungsi bahasa asing yang
lainnya ialah:
1. Alat penghubung antar bangsa.
2. Alat pembantu pengembangan bahasa Indonesia menjadi bahasa modern.
3. Alat pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi modern untuk pembangunan
nasional.
10
2.5 Pengaruh Bahasa Asing Terhadap Kosakata Bahasa Indonesia
Adapun Pengaruh Bahasa Asing Terhadap Bahasa Indonesia adalah antara lain
sebagai berikut.
1. Kekuatan (strength)
Penyerepan kosa-kata tersebut dapat menambah pembendaharaan kosa-kota
Indonesia. Hal ini sudah tentu akan mempermudah kita berinteraksi khususnya kepada
negar-negara lain. Namun, penyerapan kosa-kota tersebut jangan diterima begitu saja.
Dalam proses penyerapan harus dapat dilakukan dengan selektif, supaya karakteristik dari
bahasa Indonesia tidak akan hilang.
2. Kelemahan (weaknes)
Bahasa Inggris sangat mempengaruhi pemakaian kosa-kota dan bahkan struktur
bahasa Indonesia. Banyak kata yang mengalami perubahan. Perubahan-perubahan yang
terjadi terkadang dapat menimbulkan kerancuan dalam pemakaiannya. Bahkan, pemakaian
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sering digabungkan dalam satu rangkaian kalimat. Hal
ini terjadi supaya orang yang menggunakannya akan terlihat lebih modern.
3. Peluang (opportunity)
Contoh-Contoh pengaruh positif bahasa asing bagi perkembangan anak antara lain :
1. Mampu meningkatkan pemerolehan bahasa anak.
2. Semakin banyak orang yang mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris maka akan
semakin cepat pula proses transfer ilmu pengetahuan
3. Menguntungkan dalam berbagai kegiatan (pergaulan internasional, bisnis, sekolah).
4. anak dapat memperoleh dua atau lebih bahasa dengan baik apabila terdapat pola sosial
yang konsisten dalam komunikasi, seperti dengan siapa berbahasa apa, di mana
berbahasa apa, atau kapan berbahasa apa.
5. Anak akan melalui tahap perkembangan bahasa yang relatif sama meskipun setiap
anak dapat mencapai tahap-tahap tersebut pada usia yang berbeda.
6. Sangat baik untuk kondisi fisik dan kemampuan kerja otak.
4. Tantangan (threat)
Contoh-contoh dampak negatif masuknya bahasa asing selain diatas antara lain:
1. Anak-anak mulai mengentengkan/menggampangkan untuk belajar bahasa Indonesia.
2. Rakyat Indonesia semakinlama kelamaan akan lupa kalau bahasa Indonesia
merupakan bahasa persatuan.
3. Anak-anak mulai menganggap rendah bacaan Indonesia.
4. Lama kelamaan rakyat Indonesia akan sulit mengutarakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
11
5. Mampu melunturkan semangat nasionalisme dan sikap bangga pada bahasa dan
budaya sendiri.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan masyarakat lebih mementingkan bahasa asing, maka bahasa Indonesia atau
bahasa daerah akan lebih dikesampingkan.
Bahasa asing berdampak positif dan negatif terhadap bahasa Indonesia. Dampak
positifnya, bangsa Indonesia dapat mengikuti perkembangan internasional dengan lancar.
Dan dampak negatifnya, bahasa Indonesia sedikit demi sedikit akan tergeser dengan bahasa
inggris.
Cara supaya sikap nasionalisme berbahasa Indonesia tidak berkurang yaitu dengan
tambahan pelajaran untuk bahasa Indonesia dan bahasa daerah, lebih cinta terhadap bahasa
Indonesia, dll.
3.2 Saran
Kita sebagai masyarakat Indonesia wajib melestarikan dan menjaga bahasa Indonesia,
kita boleh belajar bahasa asing namun jangan sampai bahasa asing tersebut membuat kita
lupa akan bahasa nasional kita yaitu bahasa Indonesia. Kita juga harus terus melestarikan
bahasa-bahasa daerah yang ada.
13
DAFTAR PUSTAKA
Khotimah, Khusnul dan Thalib, Ariyanty. 2012. Kedudukan dan Fungsi Bahasa
Daerah dan Bahasa Asing [online].
Tersedia : http://pendidikanmatematika2011.blogspot.com/2012/04/khusnul-khatimah.html
Yusuf, Denny 2012. Pengaruh Bahasa Asing dalam Bahasa Indonesia [online].
Terseda : http://dennyug34.blogspot.com/2012/11/pengaruh-bahasa-asing-dalam.html
http://www.natalizer.co.cc/2010/02/pengaruh-bahasa-asing-terhadap-bahasa.html
(http://wiwanmanusiabiasa.blogspot.com/2009/10/pengaruh-bahasa-inggris-di-dalam-
budaya.html)
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/04/pengaruh-bahasa-asing-terhadap-
perkembangan-bahasa-indonesia/
14