Anda di halaman 1dari 9

Art i k e l

BUDAYA
POSITIF
OLEH:
YUMRIZAL AMARTA, S.Pd
CGP ANGKATAN 8
SMAN MAPAT TUNGGUL SELATAN KAB. PASAMAN
TAHUN 2023
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, fenomena
krisis karakter sangat memprihatinkan. Hal tersebut
disebabkan perkembangan teknologi memudahkan mereka
mengakses tren budaya luar yang tanpa mereka kaji apakah
sesuai dengan budaya kita atau tidak. Sekolah diibaratkan
sebagai tempat bercocok tanam sehingga guru perlu
mengupayakan terciptanya suasana sekolah yang aman,
nyaman dan menyenangkan untuk proses tumbuh kembangnya
murid berdasarkan kodrat yang dimiliki murid yaitu kodrat
alam dan kodrat zaman. Dengan begitu salah satu tanggung
jawab seorang guru adalah bagaimana menciptakan lingkungan
positif yang mulai dari warga sekolah yang saling mendukung
dan mampu berkolaborasi sehingga tercipta nilai-nilai
kebajikan yang akan tumbuh menjadi karakter-karakter baik
yang menumbuhkan motivasi intrinsik sehingga nantinya
terbentuklah suatu Budaya Positif dilingkungan sekolah.
Budaya positif disekolah dapat dimulai dengan menerapkan
konsep dasar disiplin positif yaitu; merubah pradigma terhadap
disiplin, dengan membentuk keyakinan kelas, memahami lima
posisi kontrol guru, restitusi dan penerapan segitiga restitusi
dalam penyelesaian permasalah murid.

B. TUJUAN
1. Menumbuhkan motivasi intrinsik pada murid,
2. Meningkatkan keberanian dan kepercayaan diri dalam
menyampaikan pendapat baiK di kelas maupun diforum
lainnya,
3. Meningkatkan rasa tanggung jawab, disiplin diri dan
kemandirian pada murid, dan
4. Menumbuhkan budaya positif dikelas dan disekolah.

C. DUKUNGAN
1. Dukungan dari kepala sekolah, rekan sejawat (GTK) dan
murid untuk berkolaborasi dalam upaya menerapkan
Budaya Positif,
2. Dukungan dari wali murid agar sama-sama/ berkolaborasi
untuk melanjutkan pembiasaan Budaya Positif dilingkungan
keluarga maupun masyarakat,
3. Sekolah melengkapi sarana dan prasarana sekolah untuk
mendukung terciptanya suasana aman, nyaman dan
menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran maupun
susana lingkungan sekolah untuk mewujudkan budaya
positif

D. PENTINGNYA DISIPLIN POSOTIF


Dalam upaya menciptakan lingkungan positif, salah satu
kegiatan yang perlu kita tinjau kembali adalah tentang
penerapan disiplin di sekolah kita. Apakah telah efektif, apakah
masih perlu ditinjau kembali? Apa sesungguhnya arti dari
disiplin itu sendiri? Apa kaitannya dengan nilai-nilai kebajikan?.
Kita melakukan sesuatu karena adanya suatu dorongan atau
motivasi, kita sering melakukan sesuatu untuk menghindari
rasa ketidaknyamanan atau hukuman, karena keterpaksaan,
ikut-ikutan teman ataupun untuk mendapatkan pujian serta
penghargaan dari orang lain.

E. LINIMASI TINDAKAN

LANGAKAH 1 LANGKAH 6
Meminta izin kepada Mempraktikkan segitiga
Kepala Sekolah untuk restitusi
melakukan sosialisasi

LANGKAH 2 LANGKAH 5
Melakukan sosialisasi kepada ·Menjadikan kesepakatan kelas
warga sekolah terkait budaya menjadi pembiasaan positif dan
positif, kesepakatan kelas dan aksi nyata di kelas atau di
Profil Pancasila lingkungan sekolah

LANGKAH 3 LANGKAH 4
Menjelaskan pengertian Guru berkolaborasi dengan
dan manfaat peserta didik membuat
kesepakatan kelas kesepakatan (keyakinan) kelas

F. DISKRIPSI AKSI NYATA


Peserta CGP Angkatan 8 SMAN Mapat Tunggul Selatan teridiri dari
tiga orang. Untuk dapat terlaksana aksi nyata ini langkah pertama
yang kami lakukan yaitu menyampaikan rencana Diseminasi
Budaya Positif kepada kepala SMAN Mapat Tunggul Selatan.
Selanjutnya kami mempersiapkan kegiatan diseminasi yang
meliputi, materi dalam bentuk presentasi di Aplikasi Canva,
undangan, daftar hadir, snak, dan lain-lain. Sasaran Diseminasi
Budaya Positif ini adalah Bapak Ibu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan SMAN Mapat Tunggul Selatan. GTK SMAN Mapat
Tunggul Selatan berjumlah 24 orang.
PKegiatan Diseminasi Budaya Positif dilaksanakan pada hari selasa,
25 Juli 2023 dan dihadiri oleh kepala sekolah, sedangkan dari GTK
hanya 9 orang yang bisa hadir karena ada yang dinas luar serta ada
yang sakit. Kegitan dimulai dari pukul 14. 20 WIB dan berakhir pada
pukul 15. 45 WIB. Dalam sambutannya, kepala sekolah
menyampaikan bahwa Diseminasi Budaya Positif merupakan
kegiatan berbagi praktik baik yang dilakukan oleh CGP SMAN Mapat
Tunggul Selatan dan Bapak kepala sekolah mendukung penuh
kegiatan ini. Diseminasi ini harapannya dapat
mengimplementasikan Budaya Positif di SMAN Mapat Tunggul
Selatan
Kepala Sekolah juga menyampaikan akan terus mendukung apabila
ke depannya kami dari CGP akan ada kegiatan yang berkenaan
dengan kegiatan pengembangan pembelajaran. Peserta seminar
antusias menyimak materi seminar hingga seluruh materi selesai
disampaikan oleh CGP serta ada interaksi tanya jawab terhadap
materi yang kami sampaikan.

Diseminasi Budaya Posotif ini kami bagi dalam tiga sesi karena
Alhamdulilah SMAN Mapat Tunggul Selatn ada tiga orang yang ikut
CGP. Pada sesi pertama materi disamapaikan oleh Bpak Sunaldi,
S.Pd., Gr yang menjelaskan tentang Perubahan Pradigma Belajar,
Disiplin Positif dan Kebutuhan Dasar Manusia. Kemudian sesi kedua
disampaikan oleh Ibu Firtah Mey Harmi Siregar, S.Pd Gr dengan
materi tentang Motivasi Prilaku Manusia dan Restitusi-Posisi Kontrol
Guru. Yang terakhir yaitu saya sendiri Yumrizal Amarta, S.Pd., Gr,
materi yang saya sampaikan adalah tentang Keyakinan Kelas dan
Segitiga Restitusi.

G. HASIL DARI AKSI NYATA


Rangkaian kegiatan Aksi Nyata dalam Diseminasi Budaya Positif
yang dilakukan oleh CGP SMAN Mapat Tunggul Selatan
menghasilkan pemahaman dari pendidik dan tenaga kependidikan
di sekolah mengenai implementasi Budaya Positif di sekolah,
khususnya dalam penyusunan keyakinan kelas dan restitusi.
Sehingga akan tercipta pembelajaran yang nyaman dan
menyenangkan serta berpihak pada murid
Tujuan dari disiplin positif adalah untuk menanamkan
motivasi dari dalam diri murid sehingga akan terbentuk orang
yang inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai
yang mereka percaya. Ketika murid-murid kita memiliki
motivasi tersebut, mereka telah memiliki motivasi intrinsik,
motivasi yang tidak akan terpengaruh pada adanya hukuman
atau hadiah. Mereka senantiasa akan terus berperilaku baik
dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan karena mereka ingin
menjadi orang yang menjunjung tinggi nilai-nilai yang mereka
hargai, atau mencapai suatu tujuan mulia. Menurut Ki Hajar
Dewantara, bahwa untuk mencapai kemerdekaan atau dalam
konteks pendidikan kita saat ini, untuk menciptakan murid
yang merdeka, syarat utamanya adalah harus ada disiplin
yang kuat. Disiplin yang dimaksud adalah disiplin diri, yang
memiliki motivasi internal. Hal ini berdampak jangka panjang
dan membentuk murid memiliki disiplin positif yang
merupakan unsur utama terwujudnya suatu budaya positif.

Pada dasarnya apapun tindakan yang dilakukan manusia, itu


semu memiliki tujuan dan alasan tertentu, mereka melakukan
suatu tindakan selain karena motivasi diri juga karena adanya
beberapa kebutuhan yang harus terpenuhi, kebutuhan
tersebut adalah kebutuhan untuk bertahan hidup (survival),
kebutuhan kasih sayang dan rasa diterima (love and
belonging), kebutuhan kebebasan (freedom), kebutuhan
kesenangan (fun), dan kebutuhan penguasaan (power). Ketika
seorang murid melakukan suatu perbuatan yang bertentangan
dengan nilai-nilai kebajikan, atau melanggar peraturan, hal
itu sebenarnya dikarenakan mereka gagal memenuhi
kebutuhan dasar mereka. Bagaimana kita sebagai seorang
guru dalam menyelesaikan permasalahan murid yang
melanggar nilai-nilai kebajikan, atau melanggar peraturan
apakah harus diselesaikan dengan hukuman?. Harus kita ingat
bersasma tidak semua permasalahan harus selalu
diselesaikan dengan menghukum, cara tersebut adalah
pilihan terakhir yang dilakukan.

Dalam menyelesaikan permasalahan murid, hendaknya kita


berupaya memposisikan diri kita sebagai manager , kemudian
kasus/permasalahan murid kita selesaiakn dengan
menggunakan pendekatan Segitiga Restitusi.

Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk


memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa
kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih
kuat (Gossen; 2004), dan Restitusi juga adalah proses
kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi
dari masalah, dan membantu murid berpikir tentang orang
seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka
harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996).
Adapun tahapan pada segitiga restitusi tersebut adalah
sebagai berikut. Yang pertama kita lakukan adalah
menstabilkan identitas murid, kemudian memvalidasi
tindakan yang salah yang terakhir menanyakan keyakian.
Segi Tiga Restitusi tersebut dapat kita lihat dibawah ini;

SEGITIGA RESTITUSI

Proses penanganan permasalahan dengan langkah segitiga


restitusi prinsipnya adalah guru berkolaborasi dengan murid
untuk menyelesaikan dan menemukan solusi dari
permasalahan yang dialami murid, dengan penerapan segitiga
restitusi ini murid mampu menemukan solusi permasalahan
sendiri berdasarkan kesadaran dari dalam dirinya sendiri. Hal
ini selanjutnya dapat membentuk siswa memiliki disiplin positif
yang nantinya akan mewujudkan budaya positif diinginkan
pada lingkungan sekolah secara khsus dan lingkingan kelurga
serta masyarakat secara umum.

H. RENCANA PERBAIKAN

Kedepannya saya akan terus berupaya dalam menciptakan


pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada murid demi
dapat “menuntun” siswa agar dapat berkembang sesuai dengan
kodrat alam dan kodrat zaman. Besar harapan kami akan terus
adanya perbaikan dalam mengimplementasikan Budaya Positif di
sekolah, kami selalu berusaha mengajak rekan-rekan sejawat untuk
ikut program CGP ini sehingga nantinya penerapan Budaya Positif ini
akan menjadi lebihmudah. Saya terus melakukan kolaborasi bersama
Kepala Sekolah, teman CGP SMAN Mapat Tunggul Selatan dan seluruh
bapak/Ibu GTK SMAN Mapat Tunggul Selatan, mengikuti pelatihan
serta belajar mandiri dari berbagai sumber terkait pengembangan
pembelajaran yang berpihak pada murid. Serta berupaya terus dapat
mengimplementasikan Budaya Positif di sekolah melalui keyakinan
kelas dan menggunakan segitiga restitusi dalam penyelesaian
masalah murid demi terwujudnya visi menumbuhkan generasi yang
mandiri dalam proses pembelajaran melalui profil pelajar pancasila.

I. DOKUMENTASI KEGIATAN

PROSES PEMBUATAN KEYAKINAN


KELAS XII MIA

PRAKTEK SEGITIGA RESTITUSI

BERANI MENYAMPAIKAN PENDAPAT


BERBARIS SEBELUM MASUK KELAS

BERGOTONG ROYONG MENGANGKAT PODIUM

AKTIF DIKEGIATAN/ PROSES PEMBELAJARAN


PEMBELAJARAN YANG MENYENANGKAN-VIRTUAL
LAB-DI MAPEL FISIKA-ULIL KURNIA

ICE BREAKING MANDIRI DARI MURID-BACA


ASMAUL HUSNA SETIAP PAGI

LINK KEGIATAN POSITIF/ BUDAYA POSITIF


LAINNYA

Facebook: sman mapat tunggul selatan

https://m.facebook.com/story.php?
story_fbid=989988285547363&id=100058241830679&mibextid=Ni
f5oz

LINK YOUTUBE:
https://youtu.be/mkYXzo0PWt
k

Anda mungkin juga menyukai