Djumardin, Journal Manager, Roni
Djumardin, Journal Manager, Roni
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh dilema penataan sistem peraturan
perundang-undangan yang obesitas dan over regulated ditengah pembangunan
ekonomi yang dilakukan pemerintah. Tujuan penelitian ini adalah memecahkan
permasalahan obesitas peraturan perundang-undangan demi keberlanjutan ekonomi
bangsa. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Penelitian hukum
normatif lebih mengutamakan studi pustaka (library research) dengan fokus kajiannya
asas-asas hukum, sistematika hukum, sinkronisasi hukum dan sejarah hukum,
penelitian ini juga bersifat deskriptif. Penelitian ini berkesimpulan bahwa, pertama,
penataan sistem peraturan perundang-undangan dalam mendukung pembangunan
ekonomi nasional terhalang oleh kualitas, inkonsistensi, disharmoni dan over regulasi
yang tidak diiringi oleh ketiadaan sistem yang dapat merespon dengan cepat kondisi
tersebut. Kedua, cara mengatasi permasalahan tersebut adalah menggunakan reformasi
regulasi dengan cara mengidentifikasi kriteria legalitas, kebutuhan dan situasional.
Menginventarisasi regulasi dengan penguatan pengawasan kuantitas regulasi,
pembuatan database peraturan perundang-undangan nasional dan penghapusan
hierarki peraturan perundang-undangan.
Keywords: Peraturan Perundang-Undangan; Pembangunan Ekonomi;Obesitas Hu-
kum.
A. PENDAHULUAN harus dimulai dari tahap perencanaan sampai
dengan pengundangan produk hukum yang
Indonesia adalah negara yang menganut
dihasilkan, karena hukum pada dasarnya
sistem hukum kontinental dengan sendi
dipahami sebagai sarana menata perilaku
utama hukum tertulis (peraturan perundang-
masyarakat menjadi lebih baik dalam rangka
undangan) yang memerlukan tertib
mewujudkan tujuan pembangunan nasional
hukum secara hierarkis dalam proses
yakni masyarakat yang adil dan negara
pembentukannya.1 Tertib hukum tersebut
berkewajiban melaksanakan pembangunan
hukum nasional yang dilakukan secara
1
Enny Nurbaningsih, dkk, 2009, “Pengawasan terhadap
Produk Hukum Daerah dalam Rangka Mewujudkan Pemba- terencana, terpadu, dan berkelanjutan dalam
ngunan Hukum Nasional”, Laporan Penelitian, Kerjasama sistem hukum nasional yang menjamin
Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dengan Pu-
sat Kajian Dampak Regulasi dan Otonomi Daerah Fakultas pelindungan hak dan kewajiban segenap
Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, hlm. 1.
DOI : https://doi.org/10.29303/jatiswara.v34i2.200
[JATISWARA] [Vol. 34 No. 2 Juli 2019]
2
Adi Sulistiyono, “Menggapai Mutiara
Keadilan: Membangun Pengadilan yang Independen
dengan Paradigma Moral”, Jurnal Ilmu Hukum, Vol. 8, No.
2, September 2005. 7
Lihat Pasal 20 Undang-Undang Dasar Negara Republik
3
Efendi, “The Position of the Government in Doing the Indonesia Tahun 1945.
Review Towards the Rules in District After Decision of the 8
Lihat Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
Constitutional Court Number: 137/PUU-XIII/2015”, Inter- Republik Indonesia Tahun 1945.
national Journal of Asy-Syir’ah, Vol. 51, No. 1 Juni 2017. 9
Syihabudin, “Kajian Terhadap Jenis dan Tata Urutan
4
Ahmad Sururi, “Analisis Formulasi Instrumen Simplifi- Peraturan Perundang-Undangan indonesia”, Jurnal Hukum,
kasi Regulasi Menuju Tatanan Hukum yang Terintegrasi dan Vol. 10., No.23, Mei Tahun 2008, hlm. 46-47.
Harmonis”, Jurnal Ajudikasi Universitas Serang Raya, Vol.1 10
Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1996
No.2 Desember 2017, hlm. 15-26. tersebut ditentukan jenis peraturan
5
Hendra Nurtjahjo, “Lembaga, Badan dan Komisi Nega- perundang-undangan dengan tata urutan: UUD Rl 1945, Tap.
ra Independen (State Auxiliary Agencies) di Indonesia: Tin- MPR, UU/Perpu, PP, Kepres, dan Peraturan-Peraturan pelak-
jauan Hukum Tata Negara”, Makalah Diskusi Terbatas ten- sana lainnya, seperti Peraturari Menteri, Instruksl Menteri,
tang Kelembagaan Independen Indonesia, Diselenggarakan dan lain-lain. Menurut Bagir Manan. jenis-jenis peraturan
oleh Lembaga Administrasi Negara Pada Hari Selasa 4 April perundang-undangan yang diatur Tap. MPRS di atas ternya-
2005. Baca juga Novianto M. Hantoro, “Klasifikasi Jabatan ta lebih luas daripada yang diatur dalam UUD 1945, teta-
dalam Kelembagaan Negara: Permasalahan Kategori Peja- pi leblh sempit dibandingkan dengan kenyataan yang ada.
bat Negara”, Jurnal Negara Hukum, Vol.7, No. 2, November Dalam praktiknya terdapat peraturan peraturan lain yang
2016. tidak disebutkan di atas, khususnya adalah Peraturan Ting-
6
Lihat Pasal 5 Undang-Undang Dasar Negara Republik kat Daerah. Disarikan dari Bagir Manan, 1992, Dasar-Dasar
Indonesia Tahun 1945. Perundang-Undangan Indonesia, Ind-Hill, Jakarta, hlrn. 25.
156 Roni Sulistyanto & Abdul Kadir Jaelani | Penataan Sistem Peraturan...
[Vol. 34 No. 2 Juli 2019] [JATISWARA]
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan istilah berbeda untuk maksud yang sama yaitu
Perundang-Undangan.11 program legislasi daerah sebagaimana tertera
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 dan
memiliki banyak problematika, di antaranya program pembentukan Perda sebagaimana
pertama, kewenangan DPD menjalankan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun
fungsi legislasi dalam mengusulkan 2014.13
Rancangan Undang-Undang, kewenangan Dalam tataran implementasi penataan
DPD ikut membahas dan memberi persetujuan peraturan perundang-undangan menimbulkan
atas RUU, keterlibatan DPD dalam permasalahan inkonsistensi, disharmoni
penyusunan Prolegnas dan kewenangan dan over regulation. Meminjam istilah
DPD memberi pertimbangan terhadap RUU.12 Richard Suskind menyebutkan bahwa
Kedua, pembentukan undang-undang masih hyper regulations atau obesitas hukum
dirasakan bersifat sektoral baik di lingkungan dan over regulation.14 Penyebabnya adalah
Pemerintah maupun di lingkungan DPR dan penyusunan regulasi yang tidak dilakukan
DPD. Hal ini ditandai dengan banyaknya UU secara terstruktur, sistematis, masif dan
yang di-judicial review dan usulan RUU dalam tumpang tindih antara peraturan yang satu
prolegnas belum berdasarkan kebutuhan akan dengan peraturan yang lainnya. Akibatnya,
suatu UU dan kebutuhan yang objektif dan produk regulasi menimbulkan ketidakpastian
empirik. Di samping proses legislasi bukanlah dan kesenjangan perlakuan dihadapan
proses yang steril dari kepentingan politik, hukum, padahal dalam kurun 2000-2017
permasalahan ini dapat terjadi dikarenakan terdapat 35.901 peraturan, terdiri 1 UUD
pengaturan Undang-Undang Nomor 12 Tahun yaitu UUD 1945, Peraturan Daerah (Perda)
2011 tidak secara tegas mengatur materi yaitu sebanyak 14.225 Perda, Peraturan
muatan UU. Ketiga, pembentukan Peraturan Menteri (Permen) sebanyak 11.873 Permen
Pemerintah Pengganti Undang-Undang dan peraturan lembaga non kementerian
(Perpu) dalam Pasal 22 ayat (1) UUD Tahun sebanyak 3.163 peraturan.15
1945 menyatakan bahwa dalam hal ihwal Proses penyelarasan dan pendisiplinan
kegentingan yang memaksa, Presiden berhak akan sulit dilakukan karena jumlah peraturan
menetapkan peraturan pemerintah sebagai yang ada sangat banyak dan cenderung
pengganti undang-undang. Lebih lanjut, Pasal sudah over regulated sehingga proses
22 (3) UUD NRI Tahun 1945 menyatakan penyelarasan dan pendisiplinan tidak mudah
bahwa jika tidak mendapat persetujuan, untuk dilakukan.16 Permasalahan tersebut,
maka peraturan pemerintah itu harus dicabut. apabila tidak diatasi akan menimbulkan
Pengaturan mengenai lembaga dan landasan 13
Enny Nurbaningsih, dkk, 2016, Naskah Akademik
hukum yang mencabut belum ada pengaturan Rancangan Undang-Undang Tentang Perubahan Atas Un-
dang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
yang jelas dan rigid. Keempat, Tarik ulur Peraturan Perundang-Undangan, Badan Pembinaan Hu-
antara Undang-Undang Nomor 23 Tahun kum Nasional, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia,
2014 tentang Pemerintahan Daerah dengan Jakarta, hlm.1-5.
14
Bayu Dwi Anggono, “The Politics of Law On The For-
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011, pada mation of Responsive, Participative and Populist Legislation
tahap pembentukan Perda maupun tataran “, International Journal of Business, Economics and Law,
Vol. 9, Issue 4 , April 2016.
peraturan pelaksanaannya. Ketidaksinkronan 15
Wicipto Setiadi, “Dinamika Proses Pembentukan Pera-
antara kedua UU tersebut terdapat pada dua turan Perundang-Undangan”, Bahan Kuliah Hukum Pera-
turan Perundang-Undangan Magister Hukum Tahun 2017.
Baca juga Badan Pembinaan Hukum Nasional, 2016, Doku-
11
Abdul Kadir Jaelani, dkk, “Pengaturan Kepariwisata- men Pembangunan Hukum Nasional Tahun 2016, Kemente-
an Halal di Nusa Tenggara Barat Pasca Putusan Mahkamah rian Hukum dan HAM RI, Jakarta, hlm. 10.
Konstitusi Nomor 137/PUU-XIII/2015”, Jurnal Jatiswara, 16
Andi Sandi Ant.T.T., “Refleksi Terhadap Pembatalan
Vol.33, Nomor 3, Desember 2018. Produk Hukum Daerah”, Makalah Lecture on Law and
Judicial Review: Konstitusionalitas Kewenangan Kemend-
12
Lihat Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 92/PUU- agri dalam Membatalkan Perdadi Era Otonomi Daerah,
XX/2012. Diselenggarakan oleh Keluarga Mahasiswa Magister Hukum
Penataan Sistem Peraturan... | Roni Sulistyanto & Abdul Kadir Jaelani 157
[JATISWARA] [Vol. 34 No. 2 Juli 2019]
158 Roni Sulistyanto & Abdul Kadir Jaelani | Penataan Sistem Peraturan...
[Vol. 34 No. 2 Juli 2019] [JATISWARA]
Penataan Sistem Peraturan... | Roni Sulistyanto & Abdul Kadir Jaelani 159
[JATISWARA] [Vol. 34 No. 2 Juli 2019]
160 Roni Sulistyanto & Abdul Kadir Jaelani | Penataan Sistem Peraturan...
[Vol. 34 No. 2 Juli 2019] [JATISWARA]
Penataan Sistem Peraturan... | Roni Sulistyanto & Abdul Kadir Jaelani 161
[JATISWARA] [Vol. 34 No. 2 Juli 2019]
disimpulkan bahwa dalam hal pembuatan II-2015 sebesar 4,67 persen, kuartal III-
UU tidak mengakomodasi kepentingan 2015 sebesar 4.74 persen dan kuartal IV
rakyat sebagaimana tertuang dalam konstitusi sebesar 5.04 persen,40 sedangkan tahun 2018
tetapi masih mengakomodasi kepentingan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2018 secara
pengusaha (pasar) yang tidak sesuai dengan komulatif sebesar 5,06 persen, kuartal II-
norma-norma yang terkandung dalam 2018 sebesar 5,27 persen, kuartal III-2018
konstitusi.37 Adi Sulistiyono mencatat sebesar 5.17 persen dan kuartal IV sebesar
setidaknya ada 20 Putusan MK yang men- 5.2 persen.41
judicial review undang-undang di bidang Ekonomi nasional tidak bisa dipisahkan
ekonomi, diantaranya seperti tabel 1 diatas:38 dengan amanat konstitusi sebagai sebuah
Permasalahan tersebut berakibat kontra kontrak sosial yang telah disepakati. Konstitusi
produktif dengan upaya meningkatkan ekonomi tidak bisa hanya dilihat dalam Pasal
pergerakan dan pertumbuhan ekonomi. 33 Undang-Undang Dasar 1945, namun
Putusan tersebut telah mengembalikan harus dilihat dalam ketentuan yang mengatur
kedaulatan ekonomi rakyat. Dinamika mengenai bidang ekonomi. Pemahaman
permasalahan peraturan perundang- secara komperhensif akan melahirkan
undangan bidang hukum ekonomi beserta sebuah pemahaman atas karakteristik
praktiknya yang menyangkut hajat hidup ekonomi Indonesia secara menyeluruh, yang
orang banyak, senyatanya menjadi fokus tertuang di dalam konstitusi. Kesejahteraan
utama pembangunan pemerintahan saat sosial sebagai tujuan bangsa memang harus
ini. Pertumbuhan ekonomi yang menjadi diimbangi dengan kemandirian ekonomi
indikator dari berjalannya reformasi struktural dan pengembalian kedaulatan rakyat atas
dan fiskal, dihadapkan pada tantangan iklim ekonomi nasional. Peraturan perundang-
ekonomi global yang mengalami fluktuatif undangan sebagai pelaksana dari Undang-
sejak melambatnya pemulihan ekonomi Undang Dasar Tahun 1945 harus memperkuat
dunia.39 karakteristik ekonomi Indonesia. Namun
Pertumbuhan ekonomi dapat problem ini seolah tidak terselesaikan
mempengaruhi tiga hal, besaran APBN, dari tahun ke tahun sehingga regulasi kian
pendapatan negara dan belanja negara. menumpuk dan tak terkendali meskipun
Sejak tahun 2012 perekonomian Indonesia dalam sejarah kebijakan penataan regulasi
telah mengalami gejolak. Pada tahun 2013 yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan
pertumbuhan PDB turun di bawah 6% dan kesejahteraan kerap dilakukan.42Padahal
pertumbuhan masih melambat, walaupun Nyhart mengingatkan bahwa hukum
petumbuhan ekonomi Indonesia melampaui mempunyai peranan yang penting dalam
negara lain di kawasan ASEAN. Di tahun pembangunan ekonomi, lebih jauh Nyhart
2015 berdasarkan Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa hukum mempunyai 6
(BPS) pertumbuhan ekonomi kuartal I-2015 (enam) pengaruh dalam pembangunan dan
secara kumulatif sebesar 4,7 persen, kuartal pengembangan kehidupan ekonomi yaitu,
.
37
Maryanto, “Urgensi Pembaruan Sistem Hukum
40
Badan Pusat Statistik Indonesia, “Ekonomi Indo-
Ekonomi Indonesia Berdasarkan Nilai-Nilai Pancasila”, Yus- nesia Triwulan IV 2015 tumbuh 5,04 persen tertinggi
tisia, Vol. 4 No. 1 Januari - April 2015. selama tahun 2015”, http://www.bps.go.id/Brs/view/
38
Adi Sulistiyono. “Prospek Pembaharuan Hukum yang id/1267 diunduh 7 Januari 2018.
Mendukung Iklim Usaha yang Kondusif”. Makalah Seminar
41
Badan Pusat Statistik Indonesia, “Ekonomi In-
Pengkajian Hukum Nasional (SPHN) 2014 dengan tema donesia Triwulan III-2018 Tumbuh 5,17 Persen”,
Prospek Pembaruan Hukum Pemerintahan Joko Widodo dan https://www.bps.go.id/pressrelease/2018/11/05/1522/
Muhammad Jusuf Kalla Periode Tahun 2014-2019 diseleng- ekonomi-indonesia-triwulan-iii-2018-tumbuh
garakan Komisi Hukum Nasional, 2-3 Desember 2014 di -5-17-persen.html, diunduh 7 Januari 2018.
Hotel Bidakara Jakarta. 42
Ibnu Sina Chandra negara, “Menemukan Formulasi
39
Agnes Harvelian, “Mahkamah Konstitusi dan Pengua- Diet Regulasi”, Jurnal Media Hukum, Fakultas Hukum Uni-
tan Konstitusi Ekonomi Indonesia”, Jurnal Konstitusi, Vol- versitas Muhammadiyah Yogyakarta, Vol.24 No. 1 Tahun
ume 13, Nomor 3, September 2016. 2017, hlm. 2-3.
162 Roni Sulistyanto & Abdul Kadir Jaelani | Penataan Sistem Peraturan...
[Vol. 34 No. 2 Juli 2019] [JATISWARA]
Penataan Sistem Peraturan... | Roni Sulistyanto & Abdul Kadir Jaelani 163
[JATISWARA] [Vol. 34 No. 2 Juli 2019]
164 Roni Sulistyanto & Abdul Kadir Jaelani | Penataan Sistem Peraturan...
[Vol. 34 No. 2 Juli 2019] [JATISWARA]
era global ini telah beralih dari persaingan undang yang berlaku pada ekonomi kapitalis,
di bidang politik ke persaingan di bidang keterbatasan modal, keterbelakangan di
ekonomi, karena kebijakan-kebijakan politik bidang Iptek, dan kurangnya mutu Sumber
suatu negara makin lama makin terdesak oleh Daya Manusia (SDM) sehingga tdak mampu
keinginan pasar global yang dimanifestasikan dan kalah bersaing dalam pasar bebas dengan
dalam organisasi global seperti WTO, serta pemodal yang lebih besar.56
munculnya regionalisasi kelompok-kelompok Untuk mencegah postur regulasi
ekonomi baru di berbagai kawasan yang yang obesitas menghadapi globalisasi
mengintegrasikan beberapa negara menjadi berkelanjutan, maka diperlukan inventarisasi
satu seperti NAFTA di Amerika Utara, APEC regulasi di mulai sesuai urutan prosesnya,
di kawasan Asia Pasifik, EU di Eropa dan dimulai dengan inventarisasi, lalu identifikasi,
AFTA di Asia Tenggara.55 analisis dan kemudian rekomendasi. Dari
Selain itu, postur regulasi yang obesitas proses ini akan terlihat apakah sebuah
menghadapi globalisasi dapat membuat peraturan bisa tetap dipertahankan atau
kebijakan pemerintah untuk menghilangkan diharmonisasi atau justru harus langsung
dan meminimumkan intervensi dan proteksi dicabut. Rekomendasi juga bisa mencakup
pasar dengan diminimkannya anggaran usulan untuk pembuatan regulasi baru
subsidi, mulai dari penghilangan subsidi jika dibutuhkan. Iventarisasi regulasi atau
minyak tanah, pengurangan subsidi listrik, penyederhanaan regulasi upaya yang dapat
pengurangan subsidi Bahan Bakar Minyak dilakukan dalam mengendalikan kuantitas
(BBM), dan lainnya. Terkait dengan kenaikan terhadap regulasi yang sedang menjadi
harga BBM, Dewan Perwakilan Rakyat hukum positif (sedang berlaku) dalam rangka
(DPR) sebagai legislator yang mempunyai mewujudkan regulasi yang proporsional.
hak budgeting yang diberikan langsung oleh Oleh karena jumlah regulasi yang banyak,
konstitusi tdak bisa berbuat apa-apa karena maka inventarisasi regulasi harus bersifat
alasan menyelamatkan negara dari devisit massal dan cepat. Sehingga perlu disusun
anggaran dan kebangkrutan kas negara. kriteria sederhana dalam melakukan tahapan
Kemudian dalam hal kebijakan terkait inventarisasi tersebut. Pada umumnya
mempermudah investasi asing dan liberalisasi masalah yang dihadapi akan digeneralisasi
pasar dan ekonomi yang diartikan dengan terhadap kriteria tertentu.57
memberikan peranan yang lebih besar pada Langkah berikutnya adalah dengan
mekanisme pasar dan mengurangi intervensi melakukan analisa regulasi dengan
pemerintah dalam kegiatan ekonomi, menggunakan beberapa kriteria legalitas,
meskipun dinilai tdak melindungi ekonomi kebutuhan dan situasional. Kriteria legalitas
kerakyatan. Hal ini dibuktkan dengan berbagai 56
Muhammad Rusydianta, “Dinamika Hukum dan
fakta dan realitas, antara lain perjanjian Ekonomi dalam Realitas Sosial di Indonesia (Studi Kritis ter-
internasional tentang perdagangan bebas hadap Kebijakan Hukum - Ekonomi di Indonesia)”, Jurnal
Rechtsvinding, Volume 6, Nomor 3, Desember 2017.
(ACFTA) yang dipaksakan untuk disetujui, 57
Secara umum permasalahan regulasi diklasifikasi men-
sebagai dampaknya ialah menjamurnya jadi, pertama, konflik regulasi yaitu suatu kondisi dimana
terdapat pasal atau ketentuan yang nyata-nyata bertentan-
barang-barang import dari China di pasaran gan dengan peraturan lainnya. Kedua, inkonsisten regulasi,
dan matnya industri kecil menengah karena yaitu apabila terdapat ketentuan atau pengaturan yang tidak
konsisten dalam satu peraturan perundang-undangan beser-
kalah bersaing. Perlu diketahui, bahwa ta turunannya. Ketiga, multitafsir regulasi yaitu apabila
matnya industri kecil menengah disebabkan terdapat ketidakjelasan pada objek dan subjek yang diatur
sehingga menimbulkan ketidakjelasan rumusan bahasa (su-
oleh beberapa faktor, antara lain ialah lit dimengerti) serta sistematika yang tidak jelas. Keempat,
karena keberpihakan birokrasi dan undang- tidak operasional yaitu regulasi tersebut tidak memiliki daya
guna, namun peraturan tersebut masih berlaku atau peraturan
55
Bayu Dwi Anggono, “The Politics of Law On The For- tersebut belum memiliki peraturan pelaksana. Disarikan dari
mation of Responsive, Participative and Populist Legislation Diani Sadiawati, dkk, 2015, Strategi Nasional Reformasi
“, International Journal of Business, Economics and Law, Regulasi: Mewujudkan Regulasi yang Tertib dan Sederhana,
Vol. 9, Issue 4 , April 2016. Bappenas, Jakarta, hlm. 8.
Penataan Sistem Peraturan... | Roni Sulistyanto & Abdul Kadir Jaelani 165
[JATISWARA] [Vol. 34 No. 2 Juli 2019]
166 Roni Sulistyanto & Abdul Kadir Jaelani | Penataan Sistem Peraturan...
[Vol. 34 No. 2 Juli 2019] [JATISWARA]
Penataan Sistem Peraturan... | Roni Sulistyanto & Abdul Kadir Jaelani 167
[JATISWARA] [Vol. 34 No. 2 Juli 2019]
Badan Pusat Statistik Indonesia, “Ekonomi Enny Nurbaningsih, dkk, 2009, “Pengawasan
Indonesia Triwulan III-2018 Tumbuh terhadap Produk Hukum Daerah
5,17 Persen”, https://www.bps. dalam Rangka Mewujudkan
go.id/pressrelease/2018/11/05/1522/ Pembangunan Hukum Nasional”,
ekonomi-indonesia-triwulan-iii- Laporan Penelitian, Kerjasama
2018-tumbuh -5-17-persen.html, Dewan Perwakilan Daerah Republik
diunduh 7 Januari 2018. Indonesia dengan Pusat Kajian
Dampak Regulasi dan Otonomi
Badan Pusat Statistik Indonesia, “Ekonomi Daerah Fakultas Hukum Universitas
Indonesia Triwulan IV 2015 tumbuh Gadjah Mada, Yogyakarta.
5,04 persen tertinggi selama tahun
2015”, http://www.bps.go.id/Brs/ Enny Nurbaningsih, dkk, 2016, Naskah
view/id/1267 diunduh 7 Januari Akademik Rancangan Undang-
2018. Undang Tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 12
Bagir Manan, 1992, Dasar-Dasar Perundang- Tahun 2011 tentang Pembentukan
Undangan Indonesia, Ind-Hill, Peraturan Perundang-Undangan,
Jakarta. Badan Pembinaan Hukum Nasional,
Bayu Dwi Anggono, “The Politics of Law Kementerian Hukum dan Hak Asasi
On The Formation of Responsive, Manusia, Jakarta.
Participative and Populist Hendra Nurtjahjo, “Lembaga, Badan dan
Legislation “, International Journal Komisi Negara Independen (State
of Business, Economics and Law, Auxiliary Agencies) di Indonesia:
Vol. 9, Issue 4 , April 2016. Tinjauan Hukum Tata Negara”,
Diani Sadiawati, dkk, 2015, Strategi Nasional Makalah Diskusi Terbatas
Reformasi Regulasi: Mewujudkan tentang Kelembagaan Independen
Regulasi yang Tertib dan Sederhana, Indonesia, Diselenggarakan oleh
Bappenas, Jakarta. Lembaga Administrasi Negara Pada
Hari Selasa 4 April 2005.
Efendi, “The Position of the Government
in Doing the Review Towards the I Gusti Ayu Ketut Rachmi Handayani,
Rules in District After Decision of “Local Policy Construction In
the Constitutional Court Number: Implementing Green Governance
137/PUU-XIII/2015”, International Principle”, Jurnal Public Policy
Journal of Asy-Syir’ah, Vol. 51, No. and Administration Research, Vol.3,
1 Juni 2017. No.3, 2013.
Enny Nurbaningsih, “Peningkatan Kualitas Ibnu Sina Chandra negara, “Menemukan
Perda dalam Menghadapi Era Formulasi Diet Regulasi”, Jurnal
Globalisasi”, Bahan Kuliah Umum Media Hukum, Fakultas Hukum
Mahasiswa Magister Hukum Universitas Muhammadiyah
Fakultas Hukum Universitas Yogyakarta, Vol.24 No. 1 Tahun
Gadjah Mada dengan Tema Refleksi 2017.
71 Tahun Indonesia Merdeka: Jazim Hamidi, 2006, Revolusi Hukum
168 Roni Sulistyanto & Abdul Kadir Jaelani | Penataan Sistem Peraturan...
[Vol. 34 No. 2 Juli 2019] [JATISWARA]
Penataan Sistem Peraturan... | Roni Sulistyanto & Abdul Kadir Jaelani 169
[JATISWARA] [Vol. 34 No. 2 Juli 2019]
170 Roni Sulistyanto & Abdul Kadir Jaelani | Penataan Sistem Peraturan...