Laporan Proyek Perubahan PKA 9
Laporan Proyek Perubahan PKA 9
LATAR BELAKANG
A. Deskripsi Umum
Adapun manfaat proyek perubahan ini terbagi dalam 2 (dua) kategori sebagai
berikut:
NO ISU A P K L JUMLAH
1. Pengelolaan obat yang tidak jelas di klinik pratama
lapas tuban mulai dari penerimaan sampai dengan 5 4 5 5 19
pendistribusian kepada warga binaan
2. Praktekm pelayanan Kesehatan kepada warga
binaan khususnya pendistribusian obat yang kurang 3 3 4 4 14
maksimal
3. Tempat penyimpanan obat dan kualitas mutu
3 3 4 3 13
terhadap obat kurang memadai
Berdasarkan analisis diatas dapat diangkat isu mengenai Pengelolaan obat yang
tidak jelas di klinik pratama lapas tuban mulai dari penerimaan sampai dengan
PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR ANGKATAN IX 6
PUSLATBANG KMP LAN RI MAKASSAR
pendistribusian kepada warga binaan sehingga perlu adanya Standar Operasional
Prosedur (SOP) yang jelas mengenai pengelolaan obat mulai dari penerimaan
sampai dengan pendistribusian kepada warga binaan serta perlu adanya digitalisasi
administrasi pemerintahan melalui pelaporannya.
Pengelolaan yang dilakukan meliputi perencanaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian , pencatatan dan pelaporan. Adapun obat yang
digunakan di Klinik Pratama bersumber dari belanja bulanan klinik.Selain itu
karna baru berdirinya Klinik Pratama di lingkungan UPT pemasyarakatan pada tahun
2023 ini juga menyebabkan belum adanya SOP atau alur yang jelas mengenai
system pengelolaan obat yang efisien. Banyak ditemui dilapangan terjadi
miskomunikasi antara petugas pengamanan, petugas klinik, keluarga WBP maupun
warga binaan itu sendiri. Sedangkan pada Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2013 Tentang
Tata Tertib Lembaga Pemasyarakatan Dan Rumah Tahanan Negara pada pasal 5b
menyebutkan poin-poin sebagai berikut :
(1) Obat-obatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b yang diperbolehkan
dibawa oleh Narapidana dan Tahanan merupakan:
a. obat-obatan yang telah mendapatkan izin dan pengawasan konsumsi obat-
obatan dari dokter dan/atau paramedis di Lapas atau Rutan; dan
b. obat-obatan dalam jumlah atau dosis tertentu sesuai rekomendasi dari
dokter dan/atau paramedis Lapas atau Rutan.
(2) Dalam hal tidak terdapat dokter dan/atau paramedis di Lapas atau Rutan maka
izin dan pengawasannya dilakukan oleh dokter atau paramedis lain yang
ditunjuk oleh Kepala Lapas atau Kepala Rutan.
A. TEROBOSAN/ INOVASI
Untuk mendukung sasaran ini perlu dilakukan transformasi organisasi yang
didukung dengan digitalisasi manajemen ASN. Hal ini dilakukan agar manajemen
pelayanan kepada warga binaan serta keluarga warga binaan dan manajemen
kinerja antar instansi dapat terkoneksi satu sama lain. Mengingat masalah yang saat
ini terjadi adalah sistem informasi WBP masih ada di SDP, data belum terintegrasi,
pemanfaatan data, dan informasi kepegawaian untuk perumusan kebijakan masih
minim, dan kapasitas SDM pengelola system database pemasyarakatan. Untuk itu,
keterpaduan dalam pengelolaan manajemen Layanan Pendistribusian dan
pengelolaan obat pada klinik pratama Lapas Tuban dan manajemen kinerja yang
tentunya memerlukan bagi pakai data dan informasi, aplikasi, maupun infrastruktur
pendukung yang nantinya dapat berguna sebagai basis data dalam pengelolaan
data obat secara transparan melalui sebuah Inovasi. Selain itu Inovasi tentunya
perlu juga dibangun untuk memenuhi kebutuhan sistem informasi dalam rangka
kebutuhan keterpaduan layanan digital lainnya, dimana seluruh sistem elektronik di
pemerintahan perlu dipetakan dan disatukan sesuai dengan klasifikasi referensinya
untuk dimanfaatkan menjadi satu sistem berbagi pakai terintegrasi. Memperbaiki
sistem tata Kelola penerimaan obat pada klinik pratama lapas tuban dengan
membuat standar operasional prosedur (SOP) yang baik dan benar. Yang
selanjutnya adalah menjalin kerja sama dengan pihak ketiga yang dalam
permasalahan ini adalah kerja sama dengan apotek. Agar lebih mudah lagi perlu
dibuatkan inovasi berbasis elektronik yang mengintegrasikan SOP dan tata cara
pengelolaan obat yang masuk maupun yang keluar agar laporannya lebih
transparan.
C. SUMBER DAYA
N Stakholder
o Internal Eksternal
2. Dokter Apotek
3. Perawat BPJS
4. Apoteker -
Cara Pengembangan
Pihak Perubahan kompetensi yang
No Kompetensi, Klasikal
terdampak dibutuhkan
dan Non Klasikal
1. Dokter perubahan kompetensi dokter Melaksanakan
lapas untuk lebih melayani pembinaan, sosialisasi
warga binaan dengan dan pelatihan serta
berkomunikasi untuk
professional
pendekatan persuasive
dan dengan menjalankan
reforrmasi digital.
2. Perawat perubahan kompetensi perawat Melaksanakan
lapas untuk lebih melayani pembinaan, sosialisasi
warga binaan dengan dan pelatihan serta
berkomunikasi untuk
professional
pendekatan persuasif
dan dengan menjalankan
reforrmasi digital.
3. Tenaga Digital perubahan kompetensi tenaga Memfasilitasi saran
digital dan meningkatnya skill dan prasarana yang
dibidang komputerisasi sesuai memadai untuk
dengan reformasi digital untuk media pembelajaran
kemajuan instansi dan serta
berkomunikasi untuk
pendekatan
persuasif
BAB IV
PEMETAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DIRI
SISWARNO,A.Md.IP,SH, MH
NIP. 19780612 200012 1 001