Anda di halaman 1dari 5

MENINGKATKAN WAWASAN KEBANGSAAN DAN CINTA

TANAH AIR
KEPADA WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN
LAPAS KELAS IIB TUBAN

OLEH :
SISWARNO, A.Md.I.P, S.H., M.H.
NIP : 19780612 200012 1 001

Peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator


Angkatan IX

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA


BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
JAWA TENGAH BEKERJA SAMA DENGAN
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA (LAN RI)

1
A. Latar Belakang Masalah

Kalangan generasi muda di indikasikan nilai kecintaannya kepada tanah

air semakin berkurang. Menurut Latif (2017: 1) dalam survei niai-nilai

kebangsaan yang dilakukan Badan Pusat Statistik, dari 100 orang di Indonesia

terdapat 18 orang tidak tahu judul lagu kebangsaan Republik Indonesia, kemudian

24 orang dari 100 orang di Indonesia tidak hafal sila-sila Pancasila. Selain itu,

terdapat 53 persen orang Indonesia tidak hafal lirik lagu kebangsaan. Faktor yang

memudarkan rasa nasionalisme salah satunya adalah globalisasi.

Menurut Wulandari (2010: 76) globalisasi yang disertai dengan revolusi di

bidang ICT membawa pengaruh pada lunturnya nilai nasionalisme di kalangan

masyarakat. Warga binaan sebagai juga warga negara Indonesia merupakan tulang

punggung bangsa telah teracuni dengan berbagai dampak yang diakibatkan oleh

adanya globalisasi. Warga binaan seharusnya harus siap dalam menerima

perubahan yang ada, agar bisa mengikuti perubahan dan menyesuaikan diri untuk

tetap hidup sejalan dengan adanya arus perubahan sebagai salah satu warga

Indonesia yang berinteraksi di tengah-tengah aktivitas masyarakat. Upaya yang

dapat dilakukan untuk menumbuhkan nasionalisme di dalam diri siswa melalui

proses pendidikan.

Pendidikan memiliki andil yang sangat besar dalam pembangunan dan

perubahan bangsa, sebab pendidikan mampu membuat manusia untuk berprilaku

lebih baik dan bermoral. Pendidikan menjadi sebuah usaha manusia untuk

mengembangkan semua potensi diri.

2
Menurut Andrews, McGlynn, & Mycock (2010: 300) pembelajaran sejarah

Indonesia di sekolah di laksanakan untuk membangun pemahaman keilmuan

berperspektif waktu dan kesadaran terhadap nilai inti bangsa untuk membentuk

identitas. Pembelajaran wawasan kebangsaan sebagai unsur pengembangan

nasionalisme kultural sangat berfungsi untuk menjadi mediasi dalam

memantapkan hubungan antara unsur-unsur masyarakat di Indonesia yang bersifat

keanekaragaman dan pluralisme.

Maka dari itu, pemahaman Wawasan Kebangsaan dapat mengetahui

secara mendalam dan mampu menangkap bukan hanya sekedar mengetahui,

mengingat angka-angka tahun dan berbagai peristiwa sejarah yang dipahami

sebagai rekaman kolektif masa lalu bangsa Indonesia. Menurut Sofyan (2017: 70)

wawasan kebangsaan akan menumbuhkan kesadaran atas adanya krisis solidaritas

yang pluralis kemudian mengarah kearah perpecahan. Menurut Adam (2010: 2)

seperti terjadi konflik baik itu konflik antar etnis maupun agama di beberapa

daerah di Indonesia agar dapat diatasi. Namun tidak semua siswa menyadari

pentingnya nilai-nilai wawasan kebangsaan dalam kehidupan, padahal nilai-nilai

yang terkandung dalam wawasan kebangsaan menjadi tonggak untuk

membangun persatuan dan kesatuan dalam menumbuhkan cinta tanah air. Tanpa

adanya wawasan kebangsaan maka nasionalisme tidak dapat ditumbuhkan, sebab

tidak ada rasa kebersamaan dan persatuan untuk menciptakan perasaan cinta pada

tanah air.

3
B. Analisa Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah-

masalah yang terjadi pada Warga Binaan Pemasyarakatan, antara lain sebagai

berikut:

1. Wawasan Kebangsaan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) sangat


kurang.

2. WBP belum menyadari pentingnya wawasan kebangsaan.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti melakukan batasan

terhadap masalah yang ada agar penelitian yang dilakukan tidak terlalu luas.

Peneliti fokus pada masalah pemahaman sejarah Indonesia WBP yang kurang

optimal karena kurangnya menguasai materi yang diajarkan dan tingkat

Pendidikan WBP yang rendah, rendahnya wawasan kebangsaan WBP karena

belum menyadari pentingnya nilai- nilai wawasan kebangsaan dan sikap

nasionalisme siswa rendah karena nilai kecintaan WBP kepada tanah air semakin

berkurang. Bila dikaitkan dengan mata pelajaran agenda I yakni tentang masalah

Wawasan Kebangsaan tentu saja sangat bertentangan, apalagi sebagai pimpinan

organisasi tentu saja menjadi tangggung jawab untuk membuat Langkah-langkah

yang progresif untuk mengatasi permasalahan tersebut. Konsep kebangsaan

Indonesia bertujuan membangun dan mengembangkan persatuan dan kesatuan.

Tujuan wawasan kebangsaan yang pertama adalah mewujudkan bangsa yang kuat,

rukun bersatu, berdaya saing tinggi, dan sejahtera.

4
C. Peran Kepemimpinan Mengatasi Masalah Tersebut

Peran Kepemimpinan dalam mengatasi masalah tersebut:

1. Memfasilitasi Sarana dan Prasarana

Memberikan fasilitas sarana dan prasarana dalam memperkaya

karakter kebangsaan terutama tentang pembelajaran sejarah Indonesia,

minat belajar sejarah dan wawasan kebangsaan sebagai faktor pendukung

dalam pembentukan sikap nasionalisme WBP yang tinggi salah satunya

dengan penyediaan Taman Baca dengan buku-buku tentang sejarah bangsa

Indonesia dan .

2. Membuat Kegiatan yang Mengedukasi Tentang Wawasan kebangsaan.

a. Membuat kebijakan-kebijakan yang tentunya mendukung rasa cinta

tanah air, patriotisme dan bela negara salah satunya dengan

mengadakan kegiatan Upacara Bendera secara rutin setiap hari Senin

yang merupakan Program Pembinaan Kepribadian di Lapas Tuban .

b. Menanamkan Rasa Cinta Tanah Air Setiap Hari.

Sebagai Pimpinan Organisasi harus mempunyai tanggung jawab

dalam membina Rasa Cinta tanah air salah satunya dengan membuat

peraturan memutar lagu kebangsaan, teks pembukaan UUD 1945,

dan Pancasila setiap jam 10 pagi setiap hari, agar selalu terngiang,

terdengar sehingga semua WBP hafal dan dapat

mengimplementasikanya di kehidupan sehari-hari, hal ini juga

merupakan progam pembinaan kepribadian di Lapas Tuban.

Anda mungkin juga menyukai