Anda di halaman 1dari 26

Koneksi Antar Materi Modul 2.

3
Coaching Untuk Supervisi
Akademik

Agus Tay Milanau


Calon Guru Penggerak
Angkatan 8 Kab. Kepulauan Siau Tagulandang Biaro
Pengertian Coaching :
Menurut Coachee (Grant, 1999), coaching merupakan proses
kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil
dan sistematis, di mana coach memfasilitasi peningkatan
atas performa kerja, pengalaman hidup, Pembelajaran diri,
dan pertumbuhan pribadi dari. A Dalam International Coach
Federation, dijelaskan bahwa coaching sebagai bentuk
kemitraan bersama klien(coachee) untuk memaksimalkan
potensi pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui
proses menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran dan
proses kreatif.
Metode pengembangan diri selain coaching
Metode pengembangan diri selain coaching
Empat cara berpikir melatih guru dalam
menciptakan semangat tut wuri handayani
1. Coach dan coachee adalah Mitra belajar memberikan perspektif keselarasan dalam
mitra belajar berinteraksi dan berdialog antara coach dan coachee

Proses membuka ruang emansipatif bagi coach dan coachee untu


coaching untuk merefleksikan kebebasan mereka melalui
2. Emansipatif kesepakatan dan pengakuan bersama terhadap norma-norma (ra
. percaya, selaras, apresiatif) yang mengikat mereka

Proses coaching mengikuti / mendampingi / mendorong kekuatan


diri secara holistik berdasarkan cinta kasih dan persaudaraan ta
3. Kasih dan persaudaraan pamrih, tanpa berkeinginan menguasai dan memaksa.

Proses coaching membangun keduanya untuk rasa percaya dalam


kebebasan masing-masing. Kebebasan tercipta melalui pertanya
4. Ruang perjumpaan pribadi reflektif untuk menguatkan kekuatan diri coachee.
Paradigma Berpikir Coaching
Fokus pada rekan yang akan dikembangkan /
coachee

Bersikap terbuka dan rasa ingin tahu

Memiliki kesadaran yang kuat

Mampu melihat peluang baru dan


Prinsip Coaching
1.Kemitraan ➔setara tidak ada yang lebih tinggi maupun lebih rendah
2. Proses kreatif ➔dilakukan melalui percakapan, yang
(1) dua arah,
(2) memicu proses berpikir coachee, dan
(3) memetakan dan menggali situasi coachee untuk
menghasilkan ide-ide baru
3. Memaksimalkan potensi ➔percakapan perlu diakhiri dengan suatu
rencana tindak lanjut yang diputuskan oleh coachee serta disimpulkan
oleh coachee juga
Kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh coach
berdasarkan internasional coach federation, yaitu :
1.Keterampilan membangun dasar proses coaching

2. Keterampilan membangun hubungan yang baik

3. Keterampilan berkomunikasi

4. Kemampuan memfasilitasi pembelajaran


PERAN COACHING DI SEKOLAH
Dalam pembelajaran, coaching menjadi salah satu proses yang sangat penting
dilakukan di sekolah.
Ki hajar Dewantara menekankan bahwa tujuan pendidikan itu “menuntun”
tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki
lakunya. Oleh sebab itu keterampilan coaching perlu dimiliki para pendidik untuk
menuntun segala kekuatan (potensi) agar mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setinggi-tingginya sebagai manusia maupun anggota masyarakat.
Pada proses coaching, murid diberi kebebasan tetapi pendidik sebagai “pamong”
dalam memberi tuntunan dan memberdayakan potensi yang ada agar murid
tidak kehilangan arah dan menemukan kekuatan dirinya tanpa membahayakan
dirinya. Hal ini berkaitan juga dengan pembelajaran berdiferensiasi dalam
pemenuhan kebutuhan individu setiap murid yang juga
tertuang dalam pembelajaran berdiferensiasi sosial dan emosional murid.
SISTEM AMONG DALAM COACHING

“Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”

Menjadi semangat yang menguatkan keterampilan


komunikasi guru dan murid dengan menggunakan
pendekatan coaching.
Tut Wuri Handayani menjadi kekuatan dalam
pendekatan proses coachingdengan memberdayakan
(handayani) semua kekuatan diri pada murid
Peran Guru Sebagai Coach di Sekolah
Seorang guru harus memiliki keterampilan coaching agar
dapat menemukan jati diri dan memaksimalkan potensi
dirinya. Selain itu guru juga sebagai among, yaitu
memberikan tuntunan berupa pertanyaan reflektif dengan
tujuan mendorong potensi murid.

Pertanyaan dalam proses coaching membantu murid


berpikir kritis sehingga mampu menemukan potensi dirinya
sendiri yang dimilikinya untuk dikembangkan. Proses
coaching melibatkan sosial dan emosional baik coach
maupun coacheenya.
Kompetensi Inti Coaching
1. Kehadiran penuh/ Presence : kemampuan untuk hadir utuh bagi
coachee sehingga badan, pikiran, hati selaras saat sedang melakukan
percakapan coaching.
2. Mendengarkan aktif : Seorang coach akan lebih banyak
mendengarkan dibandingkan berbicara. Fokus dan pusat komunikasi
adalah pada diri coachee.
3. Mengajukan pertanyaan berbobot : pertanyaan yang diajukan
seorang diharapkan menggugah orang untuk berpikir dan dapat
menstimulasi pemikiran sehingga memunculkan hal yang belum
terpikirkan sebelumnya.
MODEL COACHING DALAM ALUR
PERCAKAPAN “TIRTA”
Tahapan TIRTA terdiri dari:
1.Tujuan ➔ menyepakati topik pembicaraan dan hasil pembicaraan.
2.Identifikasi ➔Menggalidan memetakan situasi, menghubungkan
fakta-fakta.
3.Rencana Aksi ➔ mengembangkan ide untuk alternatif rencana
aksi/ solusi
4.Tanggung Jawab ➔ berkomitmen akan langkah selanjutnya.

TahapanTIRTA ini membantu guru dalam memiliki keterampilan coaching


KOMUNIKASI DALAM PRAKTIK
COACHING
Aspek berkomunikasi untuk mendukung
praktik coaching, yaitu:

1.KomunikasiAsertif
2.MendengarkanAktif
3.Bertanyaefektif
4.Umpanbalikyang positif
Supervisi akademik dengan berpikir
paradigma berpikir coaching
❖ Supervisi akademik perlu dimaknai secara positif sebagai kegiatan
berkelanjutan yang meningkatkan kompetensi guru sebagai
pemimpin Pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran
yang berpihak pada murid.
❖ Beberapa prinsip supervisi akademik dengan paradigma berpikir
coaching meliputi, kemitraan, konstruktif, terencana, reflektif,
objektif, berkesinambungan, dan komprehensif.
❖ Siklus dalam supervisi klinis pada umumnya meliputi 3 tahap,
yaitu pra-obsevasi, observasi, dan pasca-observasi
Pengalaman Reflektif terkait Pengalaman Belajar

Pengalaman/materi pembelajaran yang Emosi yang dirasakan


baru saja diperoleh :
❑ Tergugah untuk lebih giat belajar,
❑ Konsep coaching secara umum dan mendapatkan pemahaman yang baik tentang
konsep coaching dalam konteks coaching untuk supervisi akademik.
❑ pendidikan
Paradigma dan prinsip berpikir
❑ Tertantang untuk praktik coaching dengan
❑ coaching Kompetensi inti dan alurTIRTA murid dan rekan sejawat agar lebih terampil
untuk melakukan coaching untuk supervisi
sebagai akademik
❑ Supervisi akademik
alur percakapan coaching.
dengan
paradigma berpikir coaching.
Pengalaman Reflektif terkait Pengalaman Belajar
Apa yang sudah baik berkaitan Yang perlu diperbaiki Keterkaitan terhadap
dengan keterlibatan dirinya dan ditingkatkan kompetensi dan kematangan
dalam proses belajar diri pribadi
Yang perlu diperbaiki adalah
❑ Mendapatkan pemahaman dalammengajukanpertanyaan Menambah dan
materi coaching yang sudah berbobot kepada coache agar mengoptimalkan kekuatan diri
dipraktikkan. dapat menggali potensi coachee. sebagai seorang pendidik dan
❑ menjadi teman diskusi yang juga orang tua yang dapat
asyik dan menyenangkan Oleh karenaitu, perlu adanya menjadi seorang coach bagi
serta memberikan coaching latihan agar orang-orang di sekitarnya.
kenyamanan coachee kemampuan semakin baik,
khususnya dalam menerapkan 3
kompetensi inti dalam coaching
Peran seorang coach di sekolah dan
keterkaitannya dengan materi sebelumnya
Di dalam proses coaching dan TIRTA sebagai alur percakapan coaching,
seorang coach wajib untuk melakukan kehadiran penuh dengan salah
satunya melakukan teknik STOP dan mindfulilistening yang telah kita
pelajari.

Salah satuprinsip coaching adalah memaksimalkan potensi dan


memberdayakan rekan sejawat, percakapan perlu diakhiri dengan
rencana tindak lanjut yang diputuskan rekan yang dikembangkan yang
paling besar kemungkinkan keberhasilannya. Disebabkan, potensi
coachee beragam maka keterampilan sosial emosional diperlukan untuk
memaksilmalkan potensi coachee.
Refleksi Terkait dengan Modul
Coaching adalah sebuah alat yang dapat membantu profesi kita sebagai
pendidik dalam menjalankan pendidikan yang berpihak kepada murid.
Coaching merupakan sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada
solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis.

Kompetensi sosial emosional dalam proses coaching ini, seorang


pendidik yang berperan sebagai coach untuk coachee dapat
mengendalikan diri dan emosi, menimbulkan rasa empati, rasa
sosialisasi, dan mengambil keputusan yang tepat.
Refleksi Terkait dengan Modul
Melalui coaching dapat membantu guru dalam menuntun segala kekuatan kodrat
murid, mengarahkan murid dalam menggali potensi murid

Proses coaching merupakan proses untuk mengaktivasi kerjaotak coach dan coachee.
Pertanyaan dalam proses coaching mendorong coachee berpikir kritis dan mendalam
yang bermuara coachee menemukan kekuatan diri dan potensinya untuk terus
dikembangkan secara berkesinambungan agar menjadi seorang pembelajar sepanjang
hayat.

Proses coaching akanmenghasilkan kekuatan bagi coach dan coachee untuk


mengembangkan diri secara berkesinambungan.

Harapannya, proses coaching menjadisalah satu langkah yang tepat untuk membantu
murid mencapai tujuannya yaitu merdeka belajar.
REFLEKSI TERKAIT DENGAN MODUL
1. Penerapan coaching untuk supervisi akademik = kegiatan pemberdayaan
dan pengembangan kompetensi diri dalam rangka peningkatan performa
mengajar dan mencapai tujuan Pembelajaran, coaching dibutuhkan
sebagai peningkatan motivasi dan komitmen diri seorang guru sehingga
kualitas pembelajarannya meningkat seiring meningkatkan motivasi
kinerja guru.

2. Coaching sebagai kompetensi membangun kemitraan= kemitraan dalam


proses coaching dapat terbangun dan membuka peluang akselerasi
kesadaran yang mendorong tindakan aksi dengan dilandasai kepercayaan
coachee kepada coach.. Dalam prosesnya tidak perlu memandang
kesenjangan jabatan karena dalam supervisi akademik terjado proses
kolaborasi antara supervisor dan guru.
REFLEKSI TERKAIT DENGAN MODUL
Tantangan implementasi coaching di sekolah = seringkali supervisi akademik diliha
sebagai proses yang bersifat satu arah. Supervisi hanya menjadi sebuah tagihan a
kewajiban para pemimpin sekolah dalam tanggung jawabnya mengevaluasi para
tenaga pendidik.
Alternatif solusi untuk tantangan yang ada = para proses coaching seorang coach
menekankan menjadi pendengar aktif dengan sedikit mendominasi pembicaraan.
Seorang
coach. Hanya memberikan pertanyaan yang merangsang ide untuk mencari solusi
sendiri dari diri coachee.
Oleh karena itu, coach membutuhkan keterampilan untuk menemukan temuan
komitmen untuk menyelesaikan masalah coachee agar kedepannya lebih baik.
Koneksi Antar Materi
Hubungan antara coaching dan pembelajaran berdiferensiasi diadakan
pemetaan dengan tiga cara, yaitu:
1.Kesiapan diri
2.Minat murid
3.Profil belajar

Pemetaan kebutuhan belajar murid menjadi sumber data bagi coach


sehingga murid dapat mengoptimalkan potensinya menemukan solusi
terbaik
Koneksi materi coaching dan kesadaran sosial emosional

Dalam kesadaran sosial emosional ada beberapa hal yang


harus diperhatikan, yaitu:
1.Kesadaran diri
2.Pengelolaan diri
3.Kesadaran sosial
4.Keterampilan berelasi, dan
5.Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab

KSE digunakan seorang pendidik sebagai coach dalam proses


terhadap coachee agar terjadi pengendalian diri dan emosi serta
menimbulkan rasa empati dan rasa sosial serta mengambil
keputusan yang tepat.
Terima Kasih
Tergerak, bergerak dan menggerakkan

Anda mungkin juga menyukai