Kelompok 1 Laporan Praktikum Biokimia Protein
Kelompok 1 Laporan Praktikum Biokimia Protein
Uji Protein
Oleh:
Kelompok: 1 (satu)
Nama Anggota Kelompok / NIM
1. Alfiyan : 52222212
2. Tria Natasya Dewi L : 52222219
3. Lia Febi Novianti : 52222224
B. Tujuan
Mempelajari dan mengetahui reaksi – reaksi pada protein secara kualitatif.
C. Dasar Teori
Protein berasal dari bahasa Yunani proteios yang berarti barisan pertama atau
utama. Merupakan makromolekul terbanyak yang dapat ditemui dalam sel hidup.
Protein dapat diisolasi dari seluruh sel dan bagian sel. Disamping itu protein
mempunyai peranan biologi yang sangat beragam, sebagai zat pembentuk, transpor,
katalisator reaksi biokimia, hormon, racun, dan masih banyak yang lainnya. Seluruh
protein baik yang diisolasi dari bakteri maupun dari sel hewan tingkat tinggi dibangun
oleh 20 macam asam amino yang sama. Asam-asam amino ini dihubungkan satu
dengan yang lainnya melalui ikatan kovalen, ikatan peptida, dengan urutan yang khas.
Komposisi rata-rata unsur kimia yang terdapat dalam protein ialah sebagai berikut:
Karbon 50%, hydrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%, belerang 0-3%, dan fosfor 0-
3%. Dengan berpedoman pada kadar nitrogen sebesar 16%, dapat dilakukan penentuan
kandungan protein dalam suatu bahan makanan.
Protein adalah suatu polipeptida yang mempunyai bobot molekul yang sangat
bervariasi, dari 5000 hingga lebih dari satu juta. Mempunyai sifat yang berbeda-beda,
ada protein yang mudah larut dalam air seperti bagian dalam putih telur (albumin), ada
juga yang sukar larut dalam air contohnya rambut dan kuku adalah suatu protein yang
tidak larut dalam air dan tidak mudah bereaksi. Dalam setiap sel hidup, protein
merupakan bagian yang essensial atau penting. Pada sebagian besar jaringan tubuh,
protein merupakan bagian terbesar setelah air. Diperkirakan sekitar 50% dari berat
kering sel di jaringan . Protein dalam makanan yang dimakan manusia akan diserap
oleh saluran pencernaan sebagai asam amino. Oleh karena itu, kadang-kadang tubuh
menunjukkan dampak yang tidak menguntungkan (alergi) terhadap protein.
Protein sederhana terbagi menjadi kelompok – kelompok berdasarkan kelarutan
dalam berbagai kelarutan, sedangkan protein majemuk terbagi menjadi kelompok –
kelompok berdasarkan jenis gugus prostetiknya. Klasifikasi protein lainnya
berdasarkan fungsi hayati adalah keratin dan kolagen digolongkan protein strukturnya:
miosin dan aktin pada otot daging termasuk kelompok protein kontraktil.
Protein sederhana terdiri dari:
1. Albumin yaitu protein yang larut dalam air dan larutan garam encer. Terdapat
dalam putih telur, darah, susu, dan sayur – sayuran.
2. Globulin adalah protein yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam larutan
encer garam encer. Banyak dapat di dalam tubuh sebagai zat antibodi dan
fibrinogen.
3. Histon yaitu protein basa karena banyak mengandung asam amino bermuatan
positip, seperti lisin dan/ arginin. Karena bersifat basa, histon cenderung
berikatan dengan senyawa asam di dalam sel yaitu asam nukleat. Histon larut
dalam air dan tidak larut dalamlarutan encer amonium hidroksida.
4. Globin pada mulanya protein ini dimasukan dalam kelompok histon karena
kelarutan yang sama. Tetapi selanjutnya diketahui adanya perbedaan baik pada
titik isolistriknya, padasusunan asam aminonya, maunya pada toksisitasnya.
Histon kaya akan arginin / lisin dan sedikit mengangung tritofan. Tetapi globin
justru mengandung arginin dan tritofan dalam jumlah sama, banyak
mengandung histidin, tetapi tidak mengandung isoleusin. Contoh globin dan
hemaglobin.
5. Glutelin ialah protein yang netral, tetapi dapat larut dalam asam dan basa encer.
Contohnya ialah glutelin pada gadum.
6. Prolamin merupakan protein sederhana yang banyak terdapat pada tanaman
sayur. Nama prolamin pertama kali di usulkan oleh Osborne karena
hidrolisisnya menghasilkan banyak prolin dan amonia. Prolamin hanya larut
dalam alkohol 70 - 80 % tidak larut dalam air maupun alkohol absolut / pelarut
netral lainnya. Contohnya Zein pada jagung dan gliadin pada gandum.
7. Skleroprotein atau albuminoid adalah protein yang mempunyai fungsi sebagai
struktur kerangka dan pelindung pada manusia dan hewan. Antara lain ialah:
a) Kolagen yaitu protein penunjang utama pada tulang, persendian, dan
tendon. Protein ini tak dapat dicernaoleh enzim pepsin, dan tripsin
daripada pepsin. Bila dididihkan dalam air / basa / asam encer kolagen
akan larut menjadi gelatin yang mudah dicerna oleh enzim - enzim
tersebut.
b) Elastin terdapat pada jaringan elastik seperti tendon dan pembuluh
darah. Protein ini lebih mudah dicerna oleh enzim tripsin daripada
pepsin.
c) Keratin tidak larut baik dalam air, asam / basa encer, maupun pelarut
organik lainnya. tetapi dalam kulit, rambut, dan kuku.
8. Protamin merupakan polipeptida yang relatif lebih sederhana. Protein ini basa
sifatnnya dan tidak mengalami kougulasi oleh pemanasan. Protamin ini larut
dalam air dan banyak ditemui di dalam sperma ikan, misalnya: salmin pada ikan
salmon, dan klupein pada ikan herring.
2. Uji Denaturasi
Pertama – tama masukkan 5 ml putih telur kedalam tabung reaksi selanjutnya
tambahkan dengan aquades, kemudian amati putih telur terjadi larut atau tidak
terlarut.
Selanjutnya mengambil putih telur sebanyak 5 ml terus diletakkan pada cawan
penguapan, kemudian panaskan sampai terbentuk gumpalan setelah itu di dinginkan
dahulu, dan larutan gumpalan tersebut dikasih aquades sampai tergenang putih
telurnya (albumin), setelah itu aduk secara perlahan – lahan dan amati gumpalan
tersebut terlarut atau tidak terlarut.
Ambil putih telur kemudian tambahkan dengan alcohol 95% terus tetap amati
perubahanya apa yang terjadi.
1. Uji Biuret
Pada gambar diatas memperlihatkan hasil uji aquades yang tanpa dipanaskan, yang
pertama yaitu masukkan putih telur kedalam tabung reaksi menggunakan gelas
pengukur terlebih dahulu setelah itu ukur sampai 5 ml, selanjutnya masukkan putih
telur yang ada didalam gelas pengukur ke tabung reaksi menggunakan corong kaca agar
putih telur saat dituangkan tidak berceceran kemana – mana, setelah dimasukkan
kedalam tabung reaksi terus putih telur yang ada didalam tabung reaksi tersebut ditetesi
aquades menggunakan pipet tetes sebanyak 20 tetes, kemudian kocok tabung reaksi
tersebut secara perlahan – lahan agar tidak mengeluarkan busa pada putih telur yang
ada didalam tabung reaksi tersebut, setelah dikocok amati larutan tersebut, teryata dari
kelompok kami menyimpulkan pada hasil uji aquades yang tanpa dipanaskan dapat
terlarut.
b) Aquades yang dipanaskan
Larutan Uji Hasil Uji Aquades Keterangan
Aquades Tidak Terlarut Karena putih telur yang
ada didalam tabung
reaksi tersebut
dimasukkan kedalam
cawan penguapan dan
melalu proses
dipanaskan putih telur
tersebut menggumpal
(albumin) terus dikasih
aquades dan diaduk
maka putih telur
(albumin) tadi tetap
menggumpal dan tidak
terlarut.
Dari gambar diatas memperlihatkan hasil larutan uji dari aquades yang dipanaskan,
pertama - tama putih telur yang sudah dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berlabel
Denaturasi tadi dituangkan di cawan penguapan untuk siap di panaskan, selanjutnya
putih telur tadi saat dipanaskan didiamkan saja sebentar sampai menjadi bentuk
(albumin) / tidak terlalu encer, kalau sudah terlihat seperti membentuk atau bisa disebut
albumin ambil cawan penguapan pakai penjepit kayu, setelah itu kasih aquades di
cawan penguapan yang berisi albumin tadi sampai albumin tergenang oleh aquades,
setelah dikasih aquades aduk secara perlahan – lahan menggunakan batang pengaduk
untuk memperlihatkan larut atau tidak larut saat albumin dikasih aquades, teryata
kelompok kami menyimpulkan bahwa pada saat hasil uji aquades yang dipanaskan
tersebut tidak terlarut dan terjadi gumpalan.
c) Alkohol 95%
Larutan Uji Hasil Uji keterangan
Alkohol 95%
Alkohol 95% Ada endapan Putih telur yang
diatasnya atau tidak ditetesi alkohol,
terlarut terjadi adanya
endapan diatas putih
telur saat di dalam
tabung reaksi.
Dari gambar diatas memperlihatkan hasil uji dari putih telur yang dicampur dengan
alcohol 95%, pertama – tama ambil putih telur yang sudah ada di tabung reaksi yang
berlabel alkohol tadi menggunakan pipet tetes sebanyak 3 ml, lalu teteskan alcohol 95%
nya ke tabung reaksi yang sudah ada putih telurnya menggunakan pipet tetes sebanyak
20 tetes, setelah tercampur didiamkan saja sampai ada reaksi, karena saat ditetesi
alkohol putih telur yang paling atas langsung mengalami endapan, maka dari itu akan
terlihat langsung reaksinya. Dari kelompok kami menyimpulkan bahwa putih telur
yang ditetesi alcohol 95% tadi mengalami ada endapan di atas dengan berwarna putih.
G. Kesimpulan
Hasil praktikum kelompok kami dapat disimpulkan:
a. Karena larutan biuret tidak begitu bereaksi, larutan biuret tersebut sudah hampir
expired date sehingga terpaksa harus mengurangi sebanyak 1 ml cairan putih telur
yang ada didalam tabung reaksi, terus meneteskan larutan biuret sebanyak mungkin
sampai ada perubahan, dan teryata ada perubahan warna siluet ungu samar pada
larutan uji biuret
b. Pada hasil uji aquades yang tanpa dipanaskan, pada pertama kali memasukkan putih
telur kedalam tabung reaksi sebanyak 5 ml, setelah dimasukkan ditetesi aquades
sebanyak 20 tetes dengan cara menggunakan pipet tetes, kemudian dikocok tabung
reaksi tersebut secara perlahan – lahan agar tidak mengeluarkan busa, dan teryata
hasil uji larutan aquades tersebut terlarut setelah dikocok secara perlahan – lahan.
c. Pada hasil uji aquades yang dipanaskan, yang pertama memasukkan putih telur
tersebut kedalam tabung reaksi terlebih dahulu sebanyak 5 ml, setelah dimasukkan
ke tabung reaksi putih telur dituangkan kedalam cawan penguapan untuk
dipanaskan sampai terbentuk gumpalan (albumin), setelah dipanaskan ambil cawan
penguapan dengan menggunakan penjepit kayu dan diamkan terlebih dahulu,
selanjutnya aquades tersebut dimasukkan sampai putih telur yang menggumpal
(albumin) itu tergenang oleh aquades, setelah dikasih aquades diaduk secara
perlahan – lahan di cawan penguapan, ternyata hasil dari uji aquades yang
dipanaskan tidak terlarut dan mengalami gumpalan yang terpecah – pecah.
d. Hasil Uji Alkohol 95%, pada hasil uji alkohol ini, pertama memasukkan putih telur
yang sudah diukur sebanyak 3 ml kedalam tabung reaksi, setelah putih telur masuk
kedalam tabung reaksi maka diteteskan alkohol sebanyak 20 tetes, setelah
tercampur maka pada putih telur yang ada didalam tabung reaksi langsung ada
endapan putih diposisi atas putih telur yang ada didalam tabung reaksi, teryata pada
hasil uji alkohol 95% ini tidak terlarut.
H. Daftar Pustaka
Iis Ni’matul Jannah, S.Pd., M.Sc. PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA.
Laboratorium Biologi. Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi. Diakses pada tanggal
23 Juni 2023.
Dr. Ir. Sri Wahjuni, M.Kes. 2014. DASAR - DASAR BIOKIMIA. Denpasar. Udayana
University Press. Diakses pada tanggal 23 Juni 2023.
Retno Sri Iswari, Firlia Ayu Arini, Lovi Sandra, Desi Purwaningsih, Ari Yuniastuti, dan
Sugiatmi. 2022. BIOKIMIA GIZI. Jakarta Selatan. Galiono Digdaya Kawthar. Diakses
pada tanggal 24 Juni 2023.
I. Lampiran
a. Gambar saat proses pemecahan telur sampai proses pengukuran.
Gambar: Pemecahan Telur Gambar: Penyaringan Putih Telur Gambar: Hasil Penyaringan
Gambar: Pengukuran Putih Telur
Gambar: Memasukkan Putih Telur Gambar: Ditetesi Larutan Biuret Gambar: Hasil Uji Biuret
Gambar: Ditetesi Aquades Gambar: Saat dikocok Gambar: Hasil Uji Aquades
Aquades di panaskan:
Gambar sampul: Buku Netty Ino Ischak, Gambar sampul: Buku Retno Sri Iswari,
Yuszda K. Salimi, dan Deasy N. Botutihe. Firlia Ayu Arini, Lovi Sandra,
Desi Purwaningsih, Ari Yuniastuti, dan
Sugiatmi.
Gambar sampul:
Buku Dwi Wahyudiati, M.Pd.