Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH ASKEP DAN LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.R


DENGAN KASUS COR PULMOMALE
DI RSUD “X”

Dosen : : Erni Rahmawati, S. Kep., Ns., M. Kep

Disusun oleh :

Nama : Devano Tampan Pradewa


NIM : 220101007
Prodi : D3 Keperawatan/Tingkat 2

PRODI D-III KEPERAWATAN


STIKES PAMENANG
2023
Jl. Soekarno Hatta No.15, Bendo Kidul, Bendo, Kec. Pare, Kabupaten Kediri,
Jawa Timur 64225
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah “ Asuhan Keperawatan Pada Ny.R dengan
Kasus COR PULMONALE di Rumah Sakit “X” ” ini dengan baik.
Makalah ini disusun sebagai tugas Keperawatan Medikal Bedah 1 tahun 2023. Makalah ini tidak
dipublikasikan dan untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Medikal Bedah 1.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha, yang telah melancarkan segala proses dalam penyelesaian makalah ini
dengan lancar dan tepat waktu
2. Ibu Erni Rahmawati, S. Kep., Ns., M. Kep, selaku dosen pengajar stikes pamenang yang
memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik,
3. Kedua orangtua, yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis untuk
menyelesaikan makalah ini,
4. Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan
kepada penulis,
semoga Tuhan Yang Maha Esa member balasan yang lebih baik.
Makalah ini telah disusun dengan sebaik-baiknya, namun penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua
pihak demi perbaikan di hari kemudian.
Semoga makalah ini bermanfaat dalam proses pembelajaran Keperawatan Medikal Bedah 1 dan
dapat digunakan untuk menambah referensi.

Penulis,

2
LAPORAN PENDAHULUAN COR PULMONALE

a. Definisi
Cor pulmonal merupakan suatu perubahanpada struktur ventrikel kanan yang disebabkan
karena adanya hipertensipulmonal. Secara sederhana, cor pulmonale didefinisikan sebagai
“hipertrofi ventrikel kiri yang disebakan karena penyakit yang akan mempengaruhi fungsi
dari paru-paru. (Shujaat, Minkin & Eden: 2007). Cor pulmonale merupakan jenis paling umum
dari penyakit jantung. (Weitzenblum: 2012).
Cor Pulmonal (CP) adalah suatu keadaan di mana terdapat hipertrofi danatau dilatasi dari
ventrikel kanan sebagai akibat dari hipertensi (arteri)pulmonal yang disebabkan oleh penyakit
intrinsik dari parenkim paru, dindingthoraks maupun vaskuler paru. Karena itu untuk
mendiagnosa CP maka harusdisingkirkan adanya stenosis Mitral, Kelainan Jantung Bawaan atau
Gagal Jantung Kiri yang juga menyebabkan dilatasi dan hipertrofi ventrikel kanan. CP dapat
bersifat akut akibat adanya emboli paru yang pasif, dapat juga bersifat kronis. (Yogiarto,M dan
Baktiyasa,B : 2003)

b. Etiologi
Cor pulmonal merupakan suatu kondisi dimana terjadi disfungsi sistem kardio pulmoner
yang disebabkan oleh beberapa etiologi dan mekanisme yang berbeda. Penyebab paling umum
dari cor pulmonale adalah Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) yang di akibatkan karena
bronkitis ataupun emphysema MacNee (2012). Pada pasien dengan PPOK adanya peningkatan
insiden penyakit dapat terjadi seiring dengan peningkatan tingkat keparahan pada gangguan paru.

- Penyebab umum Cor Pulmonale


1.Penyakit Paru
- Penyakit paru obstruksi kronik (PPOK)
- Cystic Fibrosis
- Penyakit Paru Interstital
2.Gangguan Sirkulasi Paru
- Tromboembolisme
- Hipertensi Pulmoner Primer
- Emboli Tumor
- Sickle Cell Anemia
3.Penyakit Neuromuskuler
- Sklerosis Amiotropik Lateral
- Miastenia Gravis
- Poliomielitis

3
- Spinal Cord Lesions
4. Deformitas Dinding Dada
- Kyphoscoliosis
5.Gangguan Kontrol Ventilasi
- Hipoventilasi Central Primer
- Sleep Apnoea Syndrome

c. Klasifikasi
Cor pulmonale diklasifikasikan berdasarkan etiologinya, yaitu:

1. Cor pulmonale akibat emboli paru adalah hipertropi ventrikel kanannya disebabkan karena
adanya sumbatan pada area sirkulasi pulmonal.
2. Cor pulmonale dengan PPOM adalah hipertropi ventrikel kanan karena pengaruh penyakit
bronkitis kronik, bronkhiektosis, emfisema paru dan asma yang menyerang par-paru.
3. Cor pulmonale dengan hipertensi pumoral primer adalah hipertropi ventrikel kanan yang
dikarenakan oleh peningkatan tekanan dalam darah dalam sirkulasi pulmonal.
4. Corpulmonale dengan kelainan jantung karan adalah hipertropi ventrikel kanan yang memang
dicetuskan oleh adanya gangguan pada ventrikel kanan itu sendiri.

d. Komplikasi
1. Pembesaran arteri pulmonalis.
2. Penebalan dinding ventrikel kanan jantung.
3. Gangguan irama jantung (aritmia).
4. Gagal jantung kanan.
Penurunan kadar oksigen (hipoksia).
5. Gangguan ginjal.
6. Penyakit liver.
7. Syok kardiogenik.
8. Kematian.

e. Patofisiologi
Menurut Smeltzer dan Bare (2002), kondisi Cor Pulmonale diawali dari penyakit paru
yang dapat menyebabkan perubahan fisiologis yang pada saatnya akan menyebabkan gangguan
jantung dan menyebabkan ventrikel kanan membesar dan akhirnya mengalami kegagalan. Setiap
kondisi yang menganggu oksigen ke paru-paru akan mengakibatkan hipoksemia dan hiperkapnia,
mengakibatkan insufisiensi ventilator. Selanjutnya akan menyebabkan vasokonstriksi

4
arteipulmonal dan kemungkinan reduksi jarring-jaring vaskuler paru. Hal ini akan
mengakibatkan resistensi dalam sistem sirkulasi pulmonal dengan akibat adalahpeningkatan
tekanan darah dalam paru.
Beratnya pembesaran ventrikel kanan pada cor pulmonal berbanding lurus dengan fungsi
pembesaran dari peningkatan afterload. Jika resistensi vaskuler paru meningkat dan relatif tetap.
seperti pada penyakit vaskuler atau parenkim paru, peningkatan curah jantung sebagaimana
terjadi pada pengerahan tenaga fisik, maka dapat meningkatkan tekanan arteri pulmonalis secara
bermakna. Afterload ventrikel kanan secara konkrik meningkat jika volume paru membesar.
seperti pada penyakit COPD, pemanjangan pembuluh darah dan kompresi kapiler alveolar.
Penyakit paru dapat menyebabkan perubahan fisiologis dan pada suatu waktu akan
mempengaruhi jantung serta menyebabkan pembesaran ventrikel kanan. Kondisi ini sering kali
menyebabkan terjadinya gagal jantung. Beberapa kondisi yang menyebabkan penurunan oksigen
paru dapat mengakibatkan hipoksemia (penurunan PaO2) dan hiperkapnea (peningkatan PaCO2)
yang nantinya akan mengakibatkan insufisiensi ventilasi. Hipoksia dan hiperkapnea akan

5
f. Pathway

Penyakit paru menahun dengan hipoksia


kelainan dinding dada
Gangguan mekanisme control pernapasan
Obstruksi saluran napas atas pada anak
Kelainan primer pembuluh darah

Perubahan anatomi pembuluh Perubahan fungsional paru


darah paru

Hipoksia dan hiperkapnea


Pengurangan jaringan vaskular
paru
Asidosis

Polisit emia

Vasokonstriksi arteri pulmonal

Peningkatan resistensi vascular paru

Hipertensi pulmonal

Hipertensi ventrikel kanan

Cor pulmonal

Akut Kronis

Waktu bagi ventrikel kanan untuk


Kegagalan kompensasi
berkompensasi

Tekanan arteri pulmonalis naik tiba-tiba


( >40-45 mmHg)

Curah jantung menurun

Gagal jantung kanan


6
g. Manifestasi Klinis
Informasi yang didapat bisa berbeda-beda antara satu penderita yang satu dengan yang lain
tergantung pada penyakit dasar yang menyebabkan pulmonary heart disease.

1. Cor pulmonal akibat emboli paru: sesik tiba-tiba pada saat istirahat, kadang-kadang didapatkan
batuk-batuk, dan hemoptisis.
2. Cor pulmonal dengan PPOM: sesak napas disertai batuk yang produktif (banyak sputum),
3. Cor pulmonal dengan hipertensi pulmonal primer: sesak napas dan sering pingsan jika
beraktifitas (exertional syncope)
4. Pulmonary heart disease dengan kelainan jantung kanan: bengkak pada perut dan kaki serta
cepat lelah. Gejala predominan pulmonary heart disese yang terkompensasi berkaitan dengan
penyakit parunya, yaitu batuk produktif kronik, dispnea karena olahraga, wheezing respirasi.
kelelahan dan kelemahan. Jika penyakit paru sudah menimbulkan gagal jantung kanan, gejala-
gejala ini lebih berat. Edema dependen dan nyeri kuadran kanan atas dapat juga muncul.

Tanda-tanda pulmonary heart disease misalnya sianosis, clubbing, vena leher distensi, ventrikel
kanan menonjol atau gallop. pulsasi sternum bawah atau epigastrium prominen, hati membesar
dan nyeri tekan, dan edema dependen.

h. Penatalaksanaan
Tujuan dari penatalaksanaan adalah meningkatkan ventilasi klien dan mengobati penyakit yang
melatar belakangi beserta manifestasi dari gagal jantungnya. Secara umum penatalaksaan medis
yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Pada klien dengan penyakit asal COPD dapat diberikan O2 untuk memperbaiki pertukaran gas
dan menurunkan tekanan arteri pulmonal dan tahanan vaskular pulmonal.
2. Bronkhial higine, diberikan obat golongan bronkodilator.
3. Jika terdapat gejala gagal jantung maka harus memperbaiki kondisi hipoksemia dan
hiperkapnea.
4. Bedresh, diet rendah sodium, dan pemberian diuretik.

7
5. Digitalis, bertujuan untuk meningkatkan kontratilitas dan menurunkan denyut jantung, selain
itu juga mempunyai efek digitalis ringan.

i. Pemeriksaan Penunjang
- Echocardiography
Saat ini, pemeriksaan non invasif yang paling sering dilakukan untuk mendiagnosis cor
pulmonale adalah echocardiography. Pada echocardiography, dokter bisa menemukan tanda
overload tekanan pada ventrikel kanan. Seiring dengan berlanjutnya overload ini, ketebalan
ventrikel kanan juga bertambah, yang disertai dengan gerakan paradoks septum interventrikular
saat diastol.
Pada tahap lanjutan, dokter akan menemukan dilatasi ventrikel kanan dan septum akan
menunjukkan flattening diastolik abnormal. Echocardiography juga bisa dipakai untuk mengukur
tekanan arteri pulmonal dan insufisiensi trikuspid yang sering ditemukan pada hipertensi
pulmonal.

- EKG
Pemeriksaan EKG pada cor pulmonale akan menunjukkan tanda pembesaran ventrikel kanan.
Dokter dapat melihat deviasi aksis ke kanan dan rasio R/S lebih dari 1 pada lead I atau melihat
peningkatan amplitudo gelombang P pada lead II (P pulmonal).

- Pemeriksaan Radiologi
Sensitivitas dan spesifisitas rontgen toraks dalam mendiagnosis hipertensi pulmonal dan cor
pulmonale sangat rendah. Pemeriksaan MRI dapat digunakan untuk membantu evaluasi struktur
dan fungsi ventrikel kanan. CT angiografi toraks bisa digunakan untuk menyingkirkan
tromboembolisme paru sebagai penyebab cor pulmonale.

- Kateterisasi Jantung Kanan


Kateterisasi jantung kanan adalah baku emas diagnosis cor pulmonale. Akan tetapi, tindakan ini
jarang dilakukan karena bersifat invasif. Pada kateterisasi jantung kanan, dokter dapat
menemukan tanda disfungsi jantung kanan, yaitu mean pulmonary artery pressure lebih dari 25
mmHg tanpa disfungsi ventrikel kiri. Selain itu, dokter juga bisa menemukan pulmonary
capillary wedge pressure (PCWP) di bawah 15 mmHg.

8
9
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN“PAMENANG”
Jl. SOEKARNO HATTA No.15 BENDO, PARE – KEDIRI
Telp/Fax. (0354) 393102, 399840
Email: stikespamenang@gmail.com
Ijin :Kemenristekdikti No.334/KPT/I/2019

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R


DENGAN KASUS COR PULMONALE
DI RSUD “X”

Nama Mahasiswa : Devano Tampan Pradewa


NIM : 220101007
Tanggal Pengkajian : 26 Agustus 2023

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. R
Umur : 47 tahun
No. Register : 123xxx
Agama : Islam
Alamat : Ds. Kunjang
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Tanggal masuk RS : 26 Agustus 2023
Diagnosa Medis : COR PULMONALE

II. KELUHAN UTAMA


Pasien mengatakan nyeri dibagian uluh hati, sesak nafas tiba-tiba, dan kadang-kadang
didapatkan batuk yang produktif.

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Klien mengatakan merasa nyeri dibagian uluh hati dan sering merasa sesak nafas secara tiba-
tiba sehingga pasien memutuskan untuk periksa ke poli jantung Rumah Sakit Umum Daerah
Tarakan pada tanggal 26 Agustus 2023 dan disarankan untuk dirawat inap. Klien kemudian
diantar ke ruang Mawar A untuk mendapatkan perawatan lanjutan. Setelah sampai di ruang
Mawar A klien dilakukan pemasangan infus dan mendapat terapi cairan NaCl 20 tpm. Klien
juga mengatakan mual muntah dan pusing. Klien tampak gelisah dan mengantuk.

10
IV. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Klien mengatakan menderita gagal jantung hampir 3 tahun lamanya. Klien mengatakan 3
bulan yang lalu pernah dirawat di rumah sakit Surabaya untuk operasi gagal jantung yang
klien derita. Klien mengatakan bahwa klien mendapatkan rujukan dari rumah sakit Tarakan
untuk operasi di rumah sakit Surabaya. Klien mengatakan setelah selesai proses operasi dan
diperbolehkan pulang ke Tarakan, setelah itu klien melakukan kontrol di poli jantung Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Tarakan.
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Klien mengatakan anggota keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit seperti asma,
hipertensi, dan diabetes melitius.

VI. RIWAYAT PSIKOSOSIAL


a. Persepsi dan harapan klien terhadap masalahnya
Pasien mengatakan berharap agar dapat cepat sembuh dari penyakit yang dideritanya
sekarang.
b. Persepsi dan harapan keluarga terhadap masalah klien
Pasien mengatakan bahwa keluarganya ingin cepat pulih, dan beraktivitas kembali seperti
biasanya sebelum sakit.
c. Pola interaksi dan komunikasi
Pasien mengatakan berhubungan baik dengan keluarga dan tetangga disekitar rumah
dengan bercengkrama dan ramah ketika bertemu.
d. Pola pertahanan
Pasien mengatakan biasanya langsung tidur supaya tidak kepikiran dengan penyakit yang
sedang dideritanya saat ini.
e. Pola nilai dan kepercayaan
Pasien mengatakan tidak rutin dalam menjalankan ibadah solat 5 waktu dikarenakan
sibuk bekerja dan malas.
f. Pengkajian konsep diri
Pasien mengatakan selama ini tidak bisa menjaga kesehatan tubuhnya dan merasa agak
menyesal.

11
g. Genogram (MINIMAL 3 GENERASI)

VII.
x x
VIII. x x

x x
x x

Keterangan :
IX.
X. : Pasien X : Meninggal

: Garis Keturunan
XI. : Laki-Laki

XII. : Perempuan : Garis satu rumah

12
XIII. POLA KESEHATAN SEHARI-HARI
POLA SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
a. Nutrisi Pasien mengatakan Pasien mengatakan nafsu
sebelum sakit pola makan makan berkurang, pola
teratur 2-3 kali sehari, makan 3x sehari tetapi
tidak ada kesulitan porsi makanan hanya
menelan, dan pasien tidak setengah porsi, makan
mengalami alergi roti tawar selai coklat 1x
makanan. sehari, dan makan buah
pisang yang sudah
direbus 1 biji 1x sehari.

b. Eliminasi Pasien mengatakan Pasien mengatakan saat


BAK/BAB sebelum sakit tidak ada sakit tidak ada kesulitan
kesulitan dalam dalam melakukan BAK,
melakukan BAK, BAK BAK pada saat sakit bisa
4-5 kali dalam sehari dan sampai 6 kali dalam
berwarna kuning, tidak ada sehari, urine encer
kesulitan dalam berwarna kuning, dan
melakukan BAB, BAB 2 pasien tidak
kali dalam sehari. menggunakan kateter,
untuk BAB nya pun pada
saat sakit juga tidak ada
kesulitan, BAB 2 kali
dalam sehari, dan saat
BAB pun tidak ada darah
nyeri dan tidak
menggunakan obat
pencahar.

c. Istirahat Pasien mengatakan Pasien mengatakan pada


sebelum sakit jarang tidur saat masuk rumah sakit

13
siang, dan pada saat tidur pasien tidak bisa
malam hari pasien tidur nyenyak seperti biasanya,
mulai jam sekitar 21.30 sering terbangun Karena
dan bangun jam 05.00 lingkungannya bising dan
ada rasa nyeri secara tiba
Pasien mengatakan tiba, pasien juga
sebelum sakit mandi 2 merasakan sesak nafas
x/hari pada saat pagi dan pada saat posisi
sore yang disertai dengan berbaring, pada saat tidur
gosok gigi 2 x/hari, pun pasien juga sering
mencuci rambur 3 x/hari, terbangun pada saat 3 jam
sekali.

d. Personal Hygiene Pasien mengatakan selalu Pasien mengatakan saat


mandi 2x sehari , sakit hanya diseka oleh
menggosok gigi dan suaminya, kuku pasien
membersihkan rambut berish tidak panjang, dan
dengan rutin. pasien pun tampak berish
dan juga rapi.

e. Aktivitas Pasien sebelum sakit untuk Pasien mengatakan saat


kegiatan sehari-harinya sakit pasien hanya
yaitu membersihkan dan mampu berjalan sendiri
mengurus rumah, serta ke toilet tanpa bantuan
pasien tidak kesulita dalam orang lain.
pergerakan tubuh.

XIV. PEMERIKSAAN FISIK


a. Keadaan Umum Klien
Kurang baik namun masih bisa diajak berkomunikasi dengan baik, wajah pucat, dan
badan lemah.
b. Pemeriksaan Kepala dan Muka

14
Kepala : pasien mengeluh pusing, bentuk simetris normal, rambut bersih, berwarna hitam
dan beruban, tidak ada nyeri tekan.
Muka : bentuk simetris, tidak ada oedem dan lesi.
c. Pemeriksaan Telinga
Bentuk simetris, pendengaran normal,dan agak sedikit kotor.
d. Pemeriksaan Mata
Pasien tidak buta huruf, bentuk simetris antara mata kanan dan kiri, konjungtiva anemis
kiri dan kanan, sclera tidak ikterik, reflek pupil terhadap cahaya spontan, menggunakan
kaca mata untuk membaca saja.
e. Pemeriksaan Mulut dan Faring
Bibir simetris, mulut pasien tidak bau, warna bibir pasien pucat dan terlihat agak kering,
tidak ada gangguan menelan, dan tidak ada gangguan mulut dan faring.
f. Pemeriksaan Leher
Leher simetris, tidak ada nyeri tekanan, tidak ada benjolan, tidak ada keluhan sakit saat
menelan, dan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
g. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
Tidak terkaji
h. Pemeriksaan Thorax :
1) Pemeriksaan Paru-Paru
I : bentuk dada simetris, pasien tampak sesak napas, adanya
retraksi otot pernapasan
A : ada suara tambahan mengi saat melakukan aktivitas berlebih dan
berkurang pada saat istirahat, ronkhi dan wheezing
Per : suara pekak (sonor)
Pal : tidak ada nyeri raba
2) Pemeriksaan Jantung
I : bentuk dada simetris
A : suara normal, lub-dub
Per : peka
Pal : tidak teraba adanya massa
i. Pemeriksaan Abdomen
I : bentuk simetris dan lunak
A : terdapat bising usus 14x/menit
Per : terdapat timpani
Pal : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada massa
j. Pemeriksaan Integumen

15
I : kulit bersih, berwarna sawo matang, terdapat sedikit lesi karena terkena paku
A : tidak terkaji
Per : tidak terkaji
Pal : tekstur kulit sedikit kasar, sedikit lentur, bergelambir dan tampak keriput
k. Pemeriksaan Anggota Gerak (Ekstremitas)
I : ekstremitas kanan dan kiri lengkap, bentuk simetris, tidak ada fraktur, tidak ada
lesi, tidak ada sianosis.
A : tidak terkaji
Per : kekuatan tonus otot baik dengan skala 5 (mampu melakukan gerakan
mengangkat, mendorong dan menahan)
Pal : tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitasi
l. Pemeriksaan Genitelia Dan Sekitar Anus
I : tidak terkaji
A : tidak terkaji
Per : tidak terkaji
Pal : tidak terkaji
m. Pemeriksaan Status Neurologis
I : tidak terkaji
A : tidak terkaji
Per : tidak terkaji
Pal : tidak terkaji

XV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium

No Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

1. Hematologi Lengkap
Hemoglobin 14,7 g/dL 14.0-18.0
Leukosit 10.30 10 ^3/uL 4.00-12.00
Eritrosit 4.89 10 ^6/uL 4.50-6.00
Hematokrit 41.9 % 40.00-48.0
Trombosit 196 10^3/uL 150-450
2. Indeks Erirosit
MCV 85.7 fL 82.0-96.0
MCH 30.1 pg 27.0-31.0
MCHC 35.1 g/l 32.0-37.0
3. Hitung Jenis
16
Neutrofil H 77.9 % 50-70
Limfosit L 13.2 % 20.0-40.0
Monosit H 8.9 % 2.0-8.0
4. Kimia Darah
Glukosa darah sewaktu 101 Mg/dL <200
5. Na,K,Cl
Kalium L 3.1 mmol/L 3.5-5.1
Natrium L 129.9 mmol/L 136-146
Klorida Darah 98.8 mmol/L 96-106

EKG
Interpretasi hasil EKG : Sinus Aritmia
1. Irama : ireguler
2. HR : 60 x/menit
3. Gelombang P : ada (+)
4. QRS : ada (+)

XVI. PROGRAM TERAPI


Pada saat diruang rawat inap Ny.R mendapatkan terapi :
1) Paracetamol 350mg/ 8 jam via oral
2) Diazepam 1mg/ 8 jam via oral
3) Flunarizin 10mg/ 12 jam via oral
4) Diphenhydramine 1 ampul/ 8 jam via intravena
5) Cairan infus NaCl 20 tpm via intravena
6) Dimenhidrinat 50mg/ 8 jam via oral

17
ANALISA DATA

Nama : Ny. R No. Reg. : 123xxx


Umur : 47 tahun

No Tanggal Kelompok Data Penyebab Masalah


1. 26 DS : Zat iritan Nyeri akut
AGUSTUS 1. Pasien b.d agen pencedera
2023 mengatakan nyeri fisiologis
dibagian uluh hati Iritasi lambung
2. Pasien
mengatakan nyeri
yang dirasakan Pengikisan lambung
seperti ditusuk
tusuk.
3. Pasien
mengatakan mual Peningkatan asam
muntah lambung

DO :
1. Pasien tampak Inflamasi mukosa
gelisah lambung
2. TD 78/63 mmHg
MAP 68 mmHg
3. RR 26x/menit Nyeri akut

18
2. 26 DS : Virus, Bakteri, Jamur, Bersihan jalan nafas
AGUSTUS 1. Pasien Aspirasi tidak efektif
2023 mengatakan sesak b.d hambatan upaya
nafas secara tiba- nafas
tiba dan pada saat
posisi berbaring. Menyerang saluran
DO : pernpasan bawah
1. Frekuensi
pernapasan
26x/menit Penyebaran bakteri secara
2. Pernapasan limfa hematogen
takipnea
3. Terdapat suara
tambahan yaitu Reaksi radang pada
wheezing bronkus dan alveolus
4. Pasien tampak
gelisah
Bersihan jalan nafas tidak
efektif

3. 26 DS :
AGUSTUS 1. Pasien Gelisah
2023 mengatakan tidak Gangguan pola tidur
dapat tidur Kebisingan dengan pasien b.d lingkungan
dengan nyenyak, lainnya sekitar
posisi yang
kurang nyaman Tidak dapat tidur nyenyak
dan lingkungan
yang bising Lingkungan tidak seperti
dirumah
DO :
1. Pasien tampak Gangguan pola tidur
gelisah,cemas,

19
mengantuk

Diagnosa Keperawatan
1. (D.0077) Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisiologis
2. (D.0001) Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif b.d Hambatan Upaya Nafas
3. (D.0055) Gangguan Pola Tidur b.d Lingkungan Sekitar

20
DAFTAR MASALAH/ DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
LIST DIAGNOSA KEPERAWATAN

(Disusun berdasarkan Prioritas Masalah)


Rumusan Diagnosa  Unsurnya Lengkap

Contoh :
1. (D.0077) Nyeri Akut b.d Agen Pencedera Fisiologis
2. (D.0001) Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif b.d Hambatan Upaya Nafas
3. (D.0055) Gangguan Pola Tidur b.d Lingkungan Sekitar

21
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Ny. R No. Reg. : 123xxx


Umur : 47 tahun

DIAGNOSA
NO. TUJUAN/ KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1. (D.0077) Nyeri Akut b.d (D.0077) Nyeri Akut (I.08238) Manajemen Nyeri
Agen Pencedera Fisiologis Setelah dilakukan tindakan Observasi
selama 3 x 24 jam diharapkan 1. Identifikasi skala nyeri  Mengkaji kemampuan nyeri
pasien dapat mengontrol nyeri 2. Identifikasi lokasi nyeri pasien
Dengan kriteria hasil : 3. Identifikasi faktor yang  Mengawasi tanda dan gejala
1. Keluhan nyeri uluh hati memperberat dan adanya nyeri
pada pasien menurun memperingan nyeri  Untuk mengurangi rasa nyeri
2. Gelisah pada pasien
menurun
3. Tekanan darah sistol Terapeutik  Membantu untuk mengatur posisi
membaik dengan rentang  Berikan teknik nonfarmakologis supinasi
100-130 mmHg untuk mengurangi rasa nyeri  Mengawasi pasien dari
4. Frekuensi nadi membaik  kontrol lingkungan yang lingkungan yang bising
dengan rentang 60- memperberat rasa nyeri  Membantu menyediakan tempat
100x/menit  fasilitasi istirahat dan tidur untuk beristirahat

22
Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan  Membantu menjelaskan
pemicu nyeri penyebab, dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan  Memberikan contoh strategi yang
nyeri tepat untuk meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri  Membantu pasien untuk
secara mandiri memonitori nyeri pasien secara
 Anjurkan teknik mandiri
nonfarmakologis untuk  Membantu pasien untuk
mengurangi rasa nyeri melakukan teknik
nonfarmakologis agar dapat
mengurangi nyeri

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik  Untuk membantu pemberian
analgetik

23
(D.0001) Bersihan Jalan (D.0001) Bersiha Jalan Napas (I.01011) Manajemen Jalan Napas
Nafas Tidak Efektif b.d Setelah dilakukan tindakan Observasi
Hambatan Upaya Nafas keperawatan selama 3 x 24 jam  Monitor pola napas (frekuensi,  Menjaga monitor pola napas
diharapkan pola nafas tidak kedalaman, usaha napas) seperti frekuensi, kedalaman, dan
efektif dapat membaik.  Monitor bunyi napas tambahan usaha napas.
Dengan Kriteria Hasil : (mis, gurgling, mengi, wheezing,  Mengkajii adanya bunyi napas
1. Frekuensi pernafasan ronkhi kering) tambahan
membaik dengan rentang  Monitor sputum (jumlah, warna,  Mengawasi adanya sputum
18-20x/menit aroma)
2. Suara nafas tambahan
berkurang

Terapeutik
 Pertahankan kepatenan jalan  Membantu menjaga kepatenan
napas dengan head-tilt dan chin- jalan napas
lift  Membantu memposisikan semi-
 Posiskan semi-fowler atau fowler atau fowler
fowler  Memberikan minum hangat
 Beriikan minum hangat kepada pasien

24
Edukasi
 Memberikan teknik batu efektif
 Ajarkan teknik batuk efektif

Kolaborasi
 Untuk membantu pemberian
 Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik
mukolitik, jika perlu

(D.0055) Gangguan Pola (L.05045) Pola Tidur (I.05174) Dukungan Tidur


Tidur b.d lingkungan Setelah dilakukan tindakan Observasi
sekitar keperawatan selama 2 x 24 jam  Mengkaji pola aktivitas dan tidur
 Identifikasi pola aktivitas dan
diharapkan pasien dapat pasien
tidur
mengontrol nyeri  Mengkaji faktor yang
 Identifikasi faktor pengganggu
Dengan Kriteria Hasil : mengganggu waktu tidur pasien
tidur
1. Jumlah jam tidur dalam  Mengawasi makanan dan
 Identifikasi makanan dan
batas normal 6-8 jam minuman yang mengganggu tidur
minuman yang mengganggu
setiap hari pasien
tidur
2. Dapat tidur dengan
nyenyak Terapeutik

25
3. Tidak menunjukan  Modifikasi lingkungan  Membantu memberikan
perilaku gelisah (kebisingan, suhu, dan tempat kenyamanan dengan
tidur) meminimalkan kebisingan,
 Tetapkan jadwal tidur rutin menyesuaikan suhu dan menata
 Lakukan prosedur untuk tempat tidur
meningkatkan kenyamanan  Membantu mengatur jadwal tidur
(pijat, pengaturan posisi) yang tepat untuk pasien
 Membantu meningkatkan
kenyamanan dengan memberikan
pijatan, pengaturan posisi tidur

Edukasi
 Jelaskan pentingnya tidur cukup  Memberikan edukasi mengenai
selama sakit pentingnya tidur cukup selama
 Anjurkan menghindari sakit
makanan/minuman yang  Memberikan eduka untuk tidak
mengganggu tidur makan/minum yang dapat
 Ajarkan relaksasi otot autogenik mengganggu tidur
atau nonfarmakologi lainnya  Membantu melakukan relaksasi
otot autogenik atau
nonfarmakologi lainnya

26
CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama : Ny. R Ruang : Mawar A


Umur : 47 tahun No. Reg. : 123xxx

TANGGAL/
NO. DX TINDAKAN KEPERAWATAN TT
JAM
(D.0077) 26 Agustus Observasi
Nyeri Akut 2023 1. Mengkaji kemampuan nyeri pasien
b.d Agen 11.00 WIB Hasil: Skala nyeri pasien menurun
Pencedera
Fisiologis
11.10 WIB 2. Mengawasi tanda dan gejala adanya
nyeri
Hasil: px beresiko terkena nyeri lagi
11.20 WIB 3. Untuk mengurangi rasa nyeri
Hasil: px sudah mulai bisa untuk
mengatasi rasa nyerinya

Terapeutik
11.30 WIB 4. Membantu untuk mengatur posisi
supinasi
Hasil: px mampu melakukan posisi
supinasi sesuai sesuai instruksi perawat
11.35 WIB 5. Mengawasi pasien dari lingkungan
yang bising
Hasil: perawat membantu px dari
lingkungan yg bising agar px merasa
nyaman
11.40 WIB 6. Membantu menyediakan tempat untuk
beristirahat
Hasil: perawat memberikan tempat
beristirahat untuk pasien dengan
nyaman

27
Edukasi
11.45 WIB 7. Membantu menjelaskan penyebab, dan
pemicu nyeri
Hasil: px dapat memahami penyebab
dan pemicu terjadinya nyeri
11.50 WIB 8. Memberikan contoh strategi yang tepat
untuk meredakan nyeri
Hasil: px dapat menerapkan contoh
contoh yang sudah dijelaskan oleh
perawat
12.00 WIB 9. Membantu pasien untuk memonitori
nyeri pasien secara mandiri
Hasil: px diharapkan dapat memonitori
nyerinya secara mandiri
12.05 WIB 10. Membantu pasien untuk melakukan
teknik nonfarmakologis agar dapat
mengurangi nyeri
Hasil: perawat membantu px untuk
mengurangi rasa nyeri dengan
melakukan teknik nonfarmakologis
Kolaborasi
12.10 WIB 11. Untuk membantu pemberian analgetik
Hasil: dilakukan pemberian analgetik
untuk mengatasi nyeri pada px

(D.0001)
Bersihan 26 Agustus (D.0001) Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d
Jalan Nafas 2023 Hambatan upaya nafas
Tidak Observasi
Efektif b.d 12.15 WIB 1. menjaga monitor pola nafas seperti
Hambatan frekuensi, kedalaman, usaha nafas
Upaya Hasil: jalan napas px belum normal
Nafas 12.20 WIB 2. mengkaji adanya bunyi napas tambahan
Hasil: masih ada bunyi tambahan yaitu wheezing
dan ronkhi

28
12.25 WIB 3. mengawasi adanya sputum
Hasil: Masih terdapat sputum pada px

Terapeutik
12.30 WIB - membantu menjaga kepatenan jalan napas
Hasil: pasien mampu menjaga kepatenan jalan
napas
12.35 WIB - membantu memposisikan semifowler atau fowler
Hasil: pasien mampu melakukan posisi
semifowler atau fowler dengan mandiri
12.40 WIB - memberikan minum hangat pada pasien
Hasl: pasien minum air hangat dengan rutin sesuai
perintah perawat

Edukasi
12.45 WIB - memberikan teknik batuk efektif
Hasil: perawat mengajarkan teknik batuk efektif
pada lasien

Kolaborasi
13.00 WIB - untuk membantu pemberian bronkidilator,
ekspektoran, mukolotik
Hasil: pasien diberi bronkidilator, ekspektoran,
dan mukolotik oleh perawat

(D.0055) 26 Agustus Observasi


Gangguan 2023 - mengkaji pola aktivitas dan tidur pasien
Pola Tidur 13.05 WIB Hasil: pasien masih kesulitan untuk tidur dan
b.d beraktivitas
Lingkungan
Sekitar 13.10 WIB - mengkaji faktor yang mengganggu waktu tidur
pasien
Hasil: perawat memberikan cara cara agar pasien
bisa tidur dengan tenang

29
13.15 WIB - mengawasi makanan dan minuman yang
mengganggu
Hasil: pasien mematuhi untuk tidak meminum
atau memakan makanan yang dapat menggangu
tidur

Terapuetik
13.25 WIB - membantu memberikan kenyamanan dengan
meminimalkan kebisingan, menyesuaikan suhu,
dan menata tempat tidur
Hasil: pasien masih merasa belum nyaman karena
terganggu dengan pasien lainnya
13.30 WIB - membantu mengatur jadwal tidur yang tepat
untuk pasien
Hasil: perawat memberikan jadwal tidur yang
tepat pada pasien
13.35 WIB - membantu meningkatkan kenyamanan dengan
memberikan pijatan, pengaturan posisi tidur
Hasil: pasien meningkatkan kenyamanan dengan
pijatan dan pengaturan posisi saat tidur

Edukasi
13.40 WIB - memberikan edukasi mengenai pentingnya tidur
cukup selama sakit
Hasil: pasien memahami pentingnya tidur dengan
cukup selama sakit
13.45 WIB - memberikan edukasi untuk tidak makan atau
minum yang dapat menggangu tidur
Hasil: pasien dapat memahami pentingnya untuk
tidak makan atau minum yang dapat menggangu
tidur
13.50 WIB - membantu melakukan relaksasi otot autogenik
atau nonfarmakologi lainnya
Hasil: pasien mampu melakukan relaksasi otot
yang sudah dijelaskan oleh perawat

30
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Ny. R Ruang : Mawar A
Umur : 47 tahun No. Reg. : 123xxx

TANGGAL/
NO. DX PERKEMBANGAN TT
JAM
(D.0077) 27 Agustus 2023 S:
Nyeri Akut 14.00 WIB - pasien mengatakan nyeri dibagian uluh hati
b.d Agen - pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti
pencedera ditusuk-tusuk
fisiologis - pasien mengatakan mual muntah

O:
- pasien tampak gelisah
- RR 26x/menit
- TD 78/65 mmHg

A: - Masalah belum teratasi


P: - Lanjutkan intervensi

(D.0001) S:

31
Bersihan - pasien mengatakan sesak nafas secara tiba-tiba
jalan nafas dan pada saat posisi berbaring
tidak efektif
b.d O:
Hambatan - Frekuensi pernapasan 26x/menit
upaya nafas - Pernapasan Takipnea
- Terdapat suara tambahan yaitu wheezing
- Pasien tampak gelisah

A: - Masalah belum teratasi


P: - lanjutkan intervensi

S:
(D.0055) - pasien mengatakan tidak dapat tidur dengan
Gangguan nyenyak, posisi yang kurang nyaman, dan
pola tidur lingkungan yang bising
b.d
Lingkungan O:
sekitar - Pasien tampak gelisah, cemas, dan mengantuk

A: - masalah belum teratasi


P: - Lanjutkan intervensi

32
DAFTAR MASALAH
Nama : Tn. A Ruang : Mawar A
Umur : 65 tahun No. Reg. : 123xxx

Tanggal Tanggal Tanda


No. Masalah Keperawatan
Muncul Teratasi Tangan
(D.0077) 26 Agustus Nyeri akut -
Nyeri akut 2023
b.d Agen
pencedera
fisiologis

-
(D.0001) 26 Agustus Bersihan jalan napas tidak efektif
Bersihan 2023
jalan napas
tidak
efektif b.d
Hambatan
upaya -
napas

33
(D.0055)
Gangguan 26 Agustus Gangguan pola tidur
pola tidur 2023
b.d
Lingkungan
sekitar

34
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : …………………………………………….. No. Reg : …………………………………………...........


Umur : ……………………………………………..

NO DIAGNOSA TUJUAN/ RENCANA RASIONAL TINDAKAN EVALUASI


KEPERAWATAN KRITERIA KEPERAWATAN/ KEPERAWATAN CATATAN
HASIL INTERVENSI IMPLEMENTASI PERKEMBANGAN
S:
O:
A:
P:
I:

E:

R:

35
DAFTAR PUSTAKA

- Aspaiani, R. Y. (2016). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Pada pasien Gangguan Kardiovaskuler. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
- Black, J. M., & Jane, H. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan.
- Nurarif, A., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda NIC-NOC. Yogyakarta:
Mediaction
- PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat PPNI.
- Wijaya, A. S. (2013). KMB Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa) Teori dan Contoh Askep . Yogyakarta: Nuha Medika.
- Doenges, Marylinn, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi Ketiga. EGC, Jakarta
- Wilkinson, Judith. M.2002.Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria NOC.EGC:Jakarta
- Boughman, Diane C & Hackley, Joann C.2000. Buku Saku Keperawatan Medical Bedah.Jakarta:EGC

36

Anda mungkin juga menyukai