Fenomena Sosial Mudik
Fenomena Sosial Mudik
1. MUDIK
Pada hakikatnya, fenomena sosial ini merupakan ajang untuk menyemai kesalehan vertikal dan
horizontal. Kesalehan vertikal merupakan hubungan antara hamba dengan Tuhannya. Mudik yang biasa
diadakan saat hari raya Idul Fitri untuk meningkatkan kebersihan hati. Sedangkan, kesalehan horizontal
bermakna bahwa orang-orang harus menyambungkan tali silaturahim dengan keluarga, sahabat, dan
kerabat tanpa adanya keinginan untuk menunjukkan prestis, melainkan murni untuk menjalin
kekeluargaan dan kehangatan kembali.
Mudik berdampak bagi kesejahteraan sosial dilihat dari fenomena sosial. Masyarakat yang mudik atau
pulang kampung bisa dengan beragam alasan dan bisa dalam waktu yang temporer atau
permanen. Mudik berkaitan dengan masalah urbanisasi, kemiskinan, dan kesenjangan sosial. Masyarakat
cenderung untuk melakukan urbanisasi untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengentaskan
kemiskinan. Karena, adanya banyak peluang di kota besar. Pulang kampung juga dapat mengurangi
kemiskinan. Gengsi untuk menunjukkan
Dilhat dari kesejahteraan sosial, masyarakat yang kembali ke kampung halaman memberikan dampak
positif. Namun hal ini kembali lagi pada persyaratan pembangunan ekonomi dan pembangunan sosial
diatas yang harus terpenuhi. Sehingga perpindahan masyarakat dari kota ke desa bukan sekedar
perpindahan tenaga kerja tanpa makna, namun memiliki makna bagi peningkatan kesejahteraan.