Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ajaran Islam dibidang kemasyarakatan termasuk yang paling menonjol, karena


seluruh bidang ajaran Islam akhirnya ditujukan untuk kesejahteraan sosial atau
masyarakat. Al-Qur'an diturunkan oleh Allah melalui rasulnya Muhammad SAW yang
berisikan pedoman untuk dijadikan petunjuk baik pada masyarakat yang hidup dimasa
turunnya maupun masyarakat sesudahnya, hingga akhir zaman.
Namun perlu diingat bahwa Al-Qur’an Tidak diturunkan dalam masyarakat yang
hampa nilai, melainkan masyarakat yang sudah syarat dengan nilai-nailai kultur dan
sosial kemsyarakatan, berikut nilai-nilai primordialnya masing-masing. Oleh karena itu,
penyebaran nilai-nilai Al-Qur’an, mau tak mau langsung diperhadapkan dengan berbagai
nilai sosial kemasyarakatan dan budaya yang sudah mapan yang terdapat dalam
masyarakat. (Shihab, 2004 :38)
Al-Qur’an sebagai kitab suci ummat islam, sekalipun tidak memberikan petunjuk
langsung tentang suatu bentuk masyarakat yang dicita-citakan dimasa mendatang, namun
tetap memberikan petunjuk mengenai cicri-ciri dan kualitas suatu masyarakat yang baik.
Karena itu, pemahaman terhadap masyarakat yang ideal, jelas memerlukan interpretasi
dan pengembangan pemikiran lebih jauh atas apa yang telah diisyaratkan Al-Qur’an
dalam beberapa nohta ajarannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan al-Qur’an ?
2. Apa yang dimaksud dengan Hadist ?
3. Apa yang dimaksud dengan Masyarakat Islam ?
4. Apa yang dimaksud dengan Al-Qur’an dan Hadist sebagai landasan normatif dalam
PMI ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti Al-Qur’an
2. Untuk mengetahui arti Hadits
3. Untuk mengetahui apa itu pengembangan masyarakat islam
4. Untuk mengetahu Al-Qur’an dan Hadist sebagai landasan normatif dalam PMI
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Qur’an

B. Pengertian Hadist
Hadits menurut bahasa yaitu sesuatu yang baru, menunjukkan sesuatu yang
dekat atau waktu yang singkat. Hadits juga berarti berita yaitu sesuatu yang
diberitakan, diperbincangkan, dan dipindahkan dari seorang kepada orang lain.
Hadits menurut istilah syara’ ialah hal-hal yang datang dari Rasulullah SAW,
baik itu ucapan, perbuatan, atau pengakuan (taqrir). Berikut ini adalah penjelasan
mengenai ucapan, perbuatan, dan perkataan.
Hadits Qauliyah ( ucapan) yaitu hadits hadits Rasulullah SAW, yang
diucapkannya dalam berbagai tujuan dan persuaian (situasi).
Hadits Fi’liyah yaitu perbuatan-perbuatan Nabi Muhammad SAW,
seperti pekerjaan melakukan shalat lima waktu dengan tatacaranya dan rukun-
rukunnya, pekerjaan menunaikan ibadah hajinya dan pekerjaannya mengadili dengan
satu saksi dan sumpah dari pihak penuduh.
Hadits Taqririyah yaitu perbuatan sebagian para sahabat Nabi yang telah
diikrarkan oleh Nabi SAW, baik perbuatan itu berbentuk ucapan atau perbuatan,
sedangkan ikrar itu adakalanya dengan cara mendiamkannya, dan atau melahirkan
anggapan baik terhadap perbuatan itu, sehingga dengan adanya ikrar dan persetujuan
itu. Bila seseorang melakukan suatu perbuatan atau mengemukakan suatu ucapan
dihadapan Nabi atau pada masa Nabi, Nabi mengetahui apa yang dilakukan orang itu
dan mampu menyanggahnya, namun Nabi diam dan tidak menyanggahnya, maka hal
itu merupakan pengakuan dari Nabi. Keadaan diamnya Nabi itu dapat dilakukan pada
dua bentuk :
 Pertama, Nabi mengetahui bahwa perbuatan itu pernah dibenci dan dilarang oleh
Nabi. Dalam hal ini kadang-kadang Nabi mengetahui bahwa siapa pelaku
berketerusan melakukan perbuatan yag pernah dibenci dan dilarang itu. Diamnya
Nabi dalam bentuk ini tidaklah menunjukkan bahwa perbuatan tersebut boleh
dilakukannya. Dalam bentuk lain, Nabi tidak mengetahui berketerusannya si
pelaku itu melakukan perbuatan yang di benci dan dilarang itu. Diamnya Nabi
dalam bentuk ini menunjukkan pencabutan larangan sebelumnya.
 Kedua, Nabi belum pernah melarang perbuatan itu sebelumnya dan tidak
diketahui pula haramnya. Diamnya Nabi dalam hal ini menunjukkan hukumnya
adalah meniadakan keberatan untuk diperbuat. Karena seandainya perbuatan itu
dilarang, tetapi Nabi mendiamkannya padahal ia mampu untuk mencegahnya,
berarti Nabi berbuat kesaahan ; sedangkan Nabi terhindar bersifat terhindar dari
kesalahan.
Dalam uraian tentang Al-Qur’an telah dijelaskan bahwa sebagian besar ayat-ayat
hukum dalam Al-Qur’an adalah dalam bentuk garis besar yang secara amaliyah belum
dapat dilaksanakan tanpa penjelasan dari hadits. Dengan demikian fungsi hadits yang
utama adalah untuk menjelaskan Al-Qur’an. Hal ini telah sesuai dengan penjelasan Allah
dalam surat An-Nahl :64 yang artinya :
“dan kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) ini, melainkan
agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu”.
Dengan demikian bila Al-Qur’an disebut sebagai sumber asli bagi hukum fiqh,
maka Hadits disebut sebagai bayani.

C. Pengembangan Masyarakat Islam


Masyarakat adalah kumpulan sekian banyak individu kecil atau besar yang terikat ole
satuan, adat, ritus atau hukum khas dan hidup bersama. (Shihab, 1999 :319)
Secara etimologi pengembangan berarti membina dan meningkatkan kualitas.
Masyarakat Islam berarti kumpulan manusia yang beragama Islam, yang meneliti
hubungan dan keterkaitan ideologis yang satu dengan yang lainnya. Dalam pemikiran
sosiologis, Ibnu Kaldun menjelaskan bahwa manusia itu secara individu diberikan
kelebihan namun secara kodrati manusia memiliki kekurangan. Sehingga kelebihan
itu perlu dibina agar dapat mengembangkan potensi pribadi untuk dapat membangun.
Beberapa definisi pengembangan masyarakat islam menurut para ahli sebagai
berikut :
1. Menurut Amarullah Ahmad
Pengertian pengembangan masyarakat Islam adalah system tindakan nyata yang
menawarkan alternatif modern pemecahan masalah Ummah dalam bidang sosial,
ekonomi, dan lingkungan dalam perspektif Islam, dengan demikian
penggabungan prilaku indiviidu dan kolektif dalam dimensi amal sholeh.
2. Menurut Abdurrahman Wahid
Pengembangan Masyarakat Islam adalah usaha untuk membina dan
mengembangkan masyarakat Islam dalam aspek social engencering dan
kesejahteraan sosial melalui pengkajian, penelitian, dan rekayasa sosial untuk
mewujudkan SDM yang bermutu dan berkualitas. Pengembangan diri dn
masyarakat menjadi agent perubahan sosial dan kesejahteraan dalam sosial
pembangunan masyarakat Islam.

Anda mungkin juga menyukai