Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 11

ANGGARAN DASAR /

ANGGARAN RUMAH
TANGGA (AD/ART)
YAYASAN DARUS-
SHOLIHIN AL-QUR’ANI
MUQODDIMAH

Dengan

ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART)

YAYASAN DARUS-SHOLIHIN AL-QUR’ANI

BAB I

NAMA, WAKTU, KEDUDUKAN, AZAS, MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 1

Nama

Yayasan ini bernama Yayasan Darus-Sholihin Al-Qur’ani.

Pasal 2

Waktu dan Kedudukan

Yayasan Darus-Sholihin Al-Qur’ani didirikan Pada Tanggal 06 Juni 2007 untuk jangka waktu yang
tidak ditentukan lamanya, dan berkedudukan di Bedahan, Sawangan, Depok, Provinsi Jawa Barat.

Pasal 3

Azas

Yayasan Darus-Sholihin Al-Qur’ani berazaskan Pancasila, UUD 1945 dan Syariat Islam.

Pasal 4

Maksud dan Tujuan

1. Yayasan mempunyai maksud dan tujuan untuk berkiprah membantu pemerintah dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa menyelenggarakan pendidikan yang terpadu antara
sekolah umum, kemanusiaan dan pesantren mengembangkan sikap mental dan akhlaqul
karimah generasi muda dan santri.
2. Membina, memelihara dan mengembangkan program dalam ruang lingkup Lembaga
Pendidikan Keagamaan.
3. Menghasilkan penerus generasi Muslim yang berkualitas, “Smart Outside, Piety Inside”.

BAB II

VISI DAN MISI


Pasal 5

Visi

Terwujudnya insan pembelajar yang berkarakter islami, ulama yang akademis dan akademisi yang
ulama, unggul IPTEK, berwawasan lingkungan dan berjejaring global.

Pasal 6

Misi

Mendidik putra-putri generasi Muslim untuk mencintai dan mengamalkan isi kandungan al-
Qur`an serta mendalami berbagai macam ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

BAB III

PENGURUS, TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN

Pasal 7

Pengurus Yayasan

1. Pengurus adalah organ yayasan yang melaksanakan kepengurusan Yayasan yang sekurang-
kurangnya terdiri dari:
a. Seorang Pembina
b. Seorang Pengawas
c. Seorang Ketua,
d. Seorang Sekretaris, dan
e. Seorang Bendahara.
f. Direktur Pondok Pesantren
g. Direktur Bagian Kerjasama dan Sarana Prasarana
h. Anggota
2. Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Ketua, maka 1 (satu) orang diantaranya diangkat
sebagai Ketua Umum.
3. Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Sekretaris, maka 1 (satu) orang diantaranya diangkat
sebagai Sekretaris Umum.
4. Dalam hal diangkat lebih dari 1 (satu) orang Bendahara, maka 1 (satu) orang diantaranya diangkat
sebagai Bendahara Umum.

Pasal 8

Tugas dan Wewenang

1. Pembina mempunyai tugas memberikan nasehat, arahan dan pertimbangan kepada pengurus,
diminta maupun tidak diminta.
2. Pengawas mempunyai tugas mengawasi setiap jalannya organisasi.
3. Ketua, mempunyai tugas dan wewenang:
a. Menjalankan roda keberlangsungan hidup Yayasan.
b. Memberi penjelasan kepada masyarakat.
c. Mengangkat dan memberhentikan anggota pengurus, Kepala Sekolah, Kepala Madrasah,
staf, guru, dan karyawan.
d. Mengawasi dan memeriksa keuangan Yayasan.
4. Wakil Ketua, mempunyai tugas dan wewenang:
a. Mewakili Ketua apabila berhalangan.
b. Membantu tugas-tugas Ketua.
c. Membuat Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Yayasan (RAPBY).
5. Sekretaris, mempunyai tugas dan wewenang:
a. Membuat nomor kode surat dan mengarsipkan surat keluar masuk.
b. Menyusun dan mengagendakan bersama-sama Ketua, mengkordinasikan dan menertibkan
administrasi Yayasan.
6. Bendahara, mempunyai tugas dan wewenang:
a. Menerima, membukukan dan mengamankan keuangan Yayasan.
b. Menyediakan keuangan berdasarkan kebutuhan.
c. Mendistribusikan keuangan berdasarkan anggaran.
d. Menyampaikan laporan berkala pada musyawarah Pengurus.
e. Mengelola dan mengembangkan keuangan Yayasan.
f. Mengeluarkan bisyarah Pengurus, Kepala, Staf, Guru dan Karyawan.
g. Mengeluarkan uang Yayasan harus ada rekomendasi Ketua Yayasan.
h. Bersama Kepala Sekolah dan Kepala Madrasah menyusun RAPBS/RAPBM.
i. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan Anggaran Penerimaan dan Belanja Yayasan
(APBY).
j. Menerima dan menyalurkan Infaq, Shodaqoh Wakaf dan dana bantuan yang disetujui oleh
Ketua Yayasan.
7. Direketur Pondok Pesantren
a. Menyelenggarakan kegiatan Pendidikan Diniyah.
b. Menentukan dan mengevaluasi pembagian kerja bagi Staf di bawahnya.
c. Melakukan pembinaan terhadap Asatidzah dan Pembina Pesantren.
d. Memberi rekomendasi dan penilaian atas prestasi Asatidzah yang dipimpinnya.
e. Membuat Rencana Anggaran dan Laporan Tahunan
f. Bertanggungjawab atas tunggakan keuangan unit.
g. Membuat laporan pertanggung-jawaban secara berkala kepada Ketua Yayasan.
8. Direktur Bagian Kerjasama dan Sarana Prasarana bertugas
a. Menerima atau mengajukan kerjasama dengan pihak luar dengan persetujuan dari Ketua
Yayasan
b. Mengatur Sarana Prasarana yang ada di lingkungan Yayasan, serta mencatat dan memberi
izin atas sarana yang dipakai, baik dari internal maupun eksternal.
9. Anggota merupakan kepala sekolah/madrasah yang bertugas untuk:
a. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan.
b. Menentukan dan mengevaluasi pembagian kerja bagi Staf di bawahnya.
c. Melakukan pembinaan terhadap Staf dan Guru.
d. Memberi rekomendasi dan penilaian atas prestasi Staf dan Guru yang dipimpinnya.
e. Membuat RAPBS/M.
f. Bertanggungjawab atas tunggakan keuangan unit.
g. Membuat laporan pertanggung-jawaban secara berkala kepada Ketua Yayasan.

Pasal 9

Kewajiban
1. Pengurus bertanggung jawab penuh atas kepengurusan Yayasan untuk kepentingan Yayasan.
2. Pengurus wajib menyusun program kerja dan rancangan anggaran tahunan Yayasan untuk
disahkan oleh Ketua Yayasan.
3. Pengurus wajib memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh
Pengawas/Pembina.
4. Setiap anggota Pengurus wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan
tugasnya dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Pengurus berhak mewakili Yayasan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dan dalam
segala kejadian, dengan pembatasan terhadap hal-hal sebagai berikut:
a. Meminjam atau meminjamkan pendanaan, fasilitas atas nama Yayasan,
b. Mendirikan suatu badan usaha baru atau melakukan penyertaan dalam berbagai bentuk
usaha baik di dalam maupun di luar negeri,
c. Memberi atau menerima pengalihan atas harta tetap,
d. Membeli atau dengan cara lain mendapatkan/memperoleh harta tetap atas nama Yayasan,
e. Menjual atau dengan cara lain melepaskan kekayaan Yayasan serta
mengagunkan/membebani kekayaan Yayasan,
f. Mengadakan perjanjian dengan organisasi yang terafiliasi dengan Yayasan, Pembina,
Pengurus dan atau Pengawas Yayasan atau seseorang yang bekerja pada Yayasan, yang
perjanjian tersebut bermanfaat bagi tercapainya maksud dan tujuan Yayasan,
6. Pembuatan Pengurus sebagaimana diatur dalam ayat (5) huruf a, b, c, d, e, dan f harus mendapat
persetujuan dari Pembina.

Pasal 10

Ketentuan Pengurus

1. Yang dapat diangkat sebagai anggota Pengurus adalah orang perseorangan yang mampu
melakukan perbuatan hukum dan tidak dinyatakan bersalah dalam melakukan pengurusan
Yayasan yang menyebabkan kerugian bagi Yayasan, masyarakat, atau Negara berdasarkan
putusan pengadilan, dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal putusan tersebut
berkekuatan hukum tetap.
2. Pengurus diangkat oleh Pembina melalui Rapat Pembina untuk jangka waktu 4 (empat) tahun dan
dapat diangkat kembali.
3. Pengurus dapat menerima gaji, upah, atau honorarium apabila Pengurus Yayasan:
a. Bukan pendiri Yayasan dan tidak terafiliasi dengan Pendiri, Pembina, dan Pengawas, dan
b. Melaksanakan kepengurusan Yayasan secara langsung dan penuh,
c. Penentuan mengenai gaji, upah atau honorarium untuk pengurus ditetapkan oleh Pembina
sesuai dengan kemampuan kekayaan Yayasan.
4. Dalam hal jabatan Pengurus kosong, maka dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari
sejak terjadinya kekosongan, Pembina harus menyelenggarakan rapat, untuk mengisi kekosongan
itu.
5. Dalam hal semua jabatan Pengurus kosong, maka dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh)
hari sejak terjadinya kekosongan tersebut, Pembina harus menyelenggarakan rapat untuk
mengangkat Pengurus baru, dan untuk sementara Yayasan diurus oleh Pengawas.
6. Pengurus berhak mengundurkan diri dari jabatannya, dengan memberitahukan secara tertulis
mengenai maksudnya tersebut kepada Pembina paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum
tanggal pengunduran dirinya.
7. Dalam hal terdapat penggantian Pengurus Yayasan, maka dalam jangka waktu paling lambat 30
(tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal dilakukan penggantian Pengurus Yayasan, Pembina wajib
menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dan instansi terkait.
8. Pengurus tidak dapat merangkap sebagai Pembina, Pengawas atau Pelaksana Kegiatan.

BAB IV

PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN

Pasal 11

Pengangkatan

1. Pengurus; pengangkatan Pengurus dilaksanakan melalui rapat anggota Pengurus, Pembina dan
Pengawas.
2. Kepala Sekolah/Madrasah; pengangkatan Kepala Sekolah/Madrasah dilaksanakan melalui rapat
Pengurus, Pembina dan Pengawas berdasarkan minimal 2 orang calon yang diajukan unit yang
dipilih secara demokratis dalam rapat terbuka.
3. Staf Sekolah/Madrasah; pengangkatan Staf Sekolah/Madrasah dilaksanakan dengan prosedur
sebagai berikut:
a. Rekruitment oleh Kepala Sekolah/Madrasah.
b. Meminta rekomendasi pada pihak-pihak yang dianggap berkompeten.
c. Pengangkatan yang bersangkutan oleh Ketua Yayasan.
4. Karyawan, pengangkatan karyawan Sekolah/Madrasah dilaksanakan melalui rapat anggota
Pengurus.

Pasal 12

Kriteria

Kriteria pengangkatan Kepala Sekolah/Madrasah ditentukan sebagaimana berikut:

1. Latar belakang pendidikan:


a. Alumnus pondok pesantren salaf maupun modern;
a. Sarjana perguruan tinggi Islam maupun umum.
b. Aktifis organisasi keagamaan.
c. Kebijakan Sesepuh dan atau Ketua Yayasan.
2. Profil yang diutamakan:
a. Memiliki pengetahuan tentang perkembangan sosial kemasyarakatan;
b. Sehat jasmani dan mental;
c. Berakhlaqul karimah;
d. Memiliki kapabilitas dalam disiplin ilmunya;
e. Mampu mengajar dengan baik;
f. Memiliki loyalitas dan bertanggungjawab kepada Yayasan;
g. Bisa menjadi teladan bagi siswa/santri;
h. Komitmen terhadap pengembangan Pendidikan;
i. Mampu membangun relasi dan hubungan;
j. Menguasai Keterampilan Manajerial

Pasal 13
Syarat-syarat Kepala Sekolah/Madrasah

Syarat menjadi Kepala Sekolah/Madrasah sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah/Madrasah minimal telah mengabdi selama 3 tahun, atau sesuai petunjuk
Sesepuh dan atau Ketua Yayasan.
2. Kepala Sekolah/Madrasah tidak merangkap jabatan sebagai anggota Pengurus Yayasan.
3. Memenuhi persyaratan akademis, yaitu:
a) Minimal sarjana S1;
b) Memenuhi Sertifikasi Kepala Sekolah/Madrasah;
c) Untuk Madrasah Diniyah (Ibtidaiyyah, Wustho, dan Ulya), minimal alumni pesantren
dengan kualifikasi keilmuan agama yang mempuni.

Pasal 14

Masa Jabatan

1. Pengurus, masa jabatannya adalah 3 tahun dan dapat dipilih kembali.


2. Kepala Sekolah/Madrasah dan staf, masa jabatannya adalah 2 tahun.
3. Kepala Sekolah/Madrasah dan Staf dapat dipilih kembali melalui prosedur yang telah ditetapkan.
BAB V

PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Pasal 15

Pendidik dan Tenaga Kependidikan

1. Pendidik: merupakan individu yang bertanggung jawab langsung dalam memberikan


pembelajaran kepada siswa, yang seterusnya disebut Guru;
2. Tenaga Kependidikan: Merupakan tenaga pendukung dalam lembaga pendidikan yang meliputi
staf tata usaha, staf keuangan, staf perpustakaan, staf laboratorium, dan tenaga kebersihan, yang
seterusnya disebut karyawan

Pasal 16

Pengangkatan Guru Tetap

1. Lulus sarjana strata 1 sesuai dengan mata pelajaran yang diampu


2. Masa kerja minimal 5 tahun
3. Jam kerja minimal 4 hari dalam seminggu
4. Satuan administrasi pangkal (satminkal) di Darus-Sholihin
5. Menandatangani kontrak kerja dengan yayasan

Pasal 17

Hak dan Kewajiban

1. Hak setiap guru yayasan:


a. Upah dan tunjangan sesuai ketentuan;
b. Pelayanan kesehatan sesuai ketentuan;
c. Diikutsertakan pada BPJS Ketenagakerjaan;
d. Subsidi biaya pendidikan bagi anak I dan anak II dan anak ke III dari pernikahan pertama
yang sah secara undang-undang. subsidi uang sekolah yang dimaksud hanya diberlakukan
pada tingkat SMP dan MA;
e. Subsidi pelatihan peningkatan kompetensi bagi guru yang ikut serta, baik online maupun
offline
f. Subsidi 50% biaya bagi guru yang ingin melanjutkan S2 (diberikan saat dinyatakan lulus)
g. Libur sesuai dengan peraturan yayasan yang berlaku;
h. Mendapat hak cuti;
i. Meninggalkan pekerjaan tanpa ada pemotongan gaji pokok
j. Berhak menerima tunjangan Hari Raya keagamaan sebagai berikut:
1) masa kerja 3 (tiga) bulan dan kurang 1 (satu) tahun secara terus-menerus dihitung
prorate gaji pokok.
2) masa kerja 2 (dua) tahun dan kurang dari 4 (empat) tahun menerima 1 (satu) bulan gaji
pokok.
3) masa kerja 4 (empat) tahun atau lebih menerima 2 (dua) bulan gaji pokok.
k. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual.
l. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.
m. Memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas
keprofesionalan.
n. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan,
penghargaan, dan / atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode
etik guru, dan peraturan perundang-undangan.

2. Kewajiban Setiap Guru Yayasan:


a. Semua Guru wajib mematuhi segala peraturan yang berlaku di sekolah/madrasah, Peraturan
Yayasan, maupun ketentuan lain yang ditetapkan Yayasan.
b. Setiap Guru telah berada / hadir di tempat tugas masing – masing tepat waktu sesuai
ketentuan.
c. Setiap Guru wajib memakai Tanda Pengenal / badge pada jam dinas dan atau pada saat
memasuki lokasi kerja.
d. Setiap Guru wajib mengisi absensi sendiri dan tidak diperbolehkan mewakilkan kepada orang
lain.
e. Setiap Guru yang absen karena sakit atau berhalangan harus melaporkan secepatnya pada
hari yang bersamaan kepada atasan atau pejabat yang berwenang.
f. Guru yang tidak masuk kerja tanpa persetujuan dari atasan terlebih dahulu, dengan
sendirinya dianggap absen / mangkir dengan pemotongan gaji (tanpa upah).
g. Guru wajib menjaga / menggunakan dengan baik semua harta milik sekolah termasuk
membuat suasana tempat tugas menjadi nyaman dan memelihara lingkungan sekolah tetap
asri sebagai pencerminan rasa ikut memiliki.
h. Guru harus berpenampilan rapi bersih dan bertingkah laku sopan serta dapat memberikan
panutan dalam kehidupan sehari hari termasuk moral kepada seluruh bawahan maupun
siswa sehingga sekolah mempunyai suatu image yang baik.
i. Guru harus peduli terhadap setiap persoalan yang berkenaan dengan sekolah sesuai
peranannya masing–masing, baik menyangkut teknis dan non teknis, seperti kegiatan belajar,
program akademis, lingkungan, staff, siswa, orang tua dan lain sejenisnya serta berusaha
untuk selalu mencari jalan keluar yang terbaik.
j. Guru wajib melaksanakan tugas dengan baik serta memberikan yang terbaik bagi anak didik
maupun sekolah sebagai cerminan tanggung jawab (komitmen) dan kontribusi terhadap
siapapun tentang sesuatu yang diketahuinya.
k. Guru wajib memelihara dan memegang teguh rahasia sekolah/yayasan terhadap siapapun
tentang sesuatu yang diketahuinya.
l. Guru wajib melaporkan kepada pimpinan/atasan apabila ada perubahan tentang status
dirinya, susunan keluarganya, alamat tinggal asal, dan lain sejenisnya.
m. Merawat dengan baik alat–alat atau perkakas kerja dan atau tidak mengembalikan pada
tempat / waktu yang telah ditentukan serta tidak menyimpan dokumen penting sekolah
dengan baik.
n. Menjalankan pekerjaan yang diberikan kepadanya tanpa mengulur–ngulur waktu untuk
melakukannya.
o. Guru menyusun RPP, SILABUS, menyiapkan administrasi kelas (Analisis Nilai) dan membuat
laporan kegiatan belajar mengajar (KBM) kepada kepala Sekolah/Madrasah;
p. Melaporkan hasil evaluasi peserta didik kepada Wali Kelas untuk dimasukan kedalam Raport
dan buku Induk.

Pasal 18

Kode Etik Guru


1. Kode etik Guru sebagai berikut;
a. Disiplin waktu.
b. Menjaga keaktifan Sekolah/Madrasah.
c. Berkewajiban menyampaikan materi sesuai kurikulum.
d. Tidak merokok saat mengajar.
e. Jika terpaksa udzur, hendaklah mengajukan surat ijin terlebih dahulu dan atau memberi
tugas.
f. Menjaga nama baik dan citra Yayasan.
g. Saling mengingatkan antara sesama Guru, staf dan karyawan.
h. Saling menghargai dan menghormati antar sesame guru serta senantiasa menjaga
kekompakan.
i. Hadir pada rapat, breefing, dan pertemuan-pertemuan lain dengan disiplin.
j. Mematuhi dan menghormati semua tata tertib yang telah ditetapkan Yayasan.
k. Berpakaian rapi dan sopan.

BAB VI
RAPAT-RAPAT

Pasal 19
Rapat

1. Rapat Sekolah/Madrasah diadakan sesuai ketentuan masing-masing, dan dipimpin oleh Kepala
Sekolah/Madrasah atau yang diberi mandat.

2. Rapat penyusunan RAPBS/M diadakan menjelang berakhirnya tahun pelajaran, selambatnya satu
bulan sebelum akhir tahun pelajaran.

3. Rapat penyusunan RAPBY diadakan selambatnya satu bulan setelah tersusunnya

4. Rapat Yayasan dengan Kepala Sekolah/Madrasah dan Staf diadakan sekurangnya satu kali dalam
6 bulan.
5. Rapat Tahunan
6. Rapat Bulanan
7. Rapat lain-lain diadakan sesuai dengan kebutuhan program. Rapat lain-lain diselenggarakan dan
dipimpin oleh Pengurus atau Kepala Sekolah/Madrasah sesuai dengan tingkat kebutuhannya.

BAB VII
BISYARAH (Honorarium dan Gaji)

Pasal 20
Bisyarah terdiri dari:
1. Bisyarah Pengurus Yayasan
2. Tunjangan Hari Raya (THR)
3. Tunjangan jabatan, yang diperuntukkan bagi Kepala Sekolah/Madrasah, Wakil Kepala, TU
dan Wali Kelas.

4. Tunjangan Pengabdian, yang diperuntukkan bagi Guru dengan melihat lama pengabdiannya,
yaitu:
a. Golongan A, diatas 15 tahun

b. Golongan B, antara 10 sampai 15 tahun


c. Golongan C, antara 5 sampai 10 tahun
5. HR mengajar Guru dihitung berdasarkan beban mata pelajaran dan jam.

6. HR guru piket berdasarkan kehadiran.

7. Transportasi kehadiran.

Pasal 21

1. Bisyarah Pengurus Yayasan, Tunjangan Hari Raya (THR), dan Tunjangan Pengabdian bagi Guru
ditanggungkan kepada Yayasan.
2. Tunjangan jabatan, HR dan Transportasi kehadiran Guru ditanggungkan kepada masing-masing
unit atas persetujuan Yayasan.

BAB VIII
CUTI

Pasal 22

Hak untuk mendapatkan cuti dibedakan menjadi :

1) Hak cuti umum, yaitu hak untuk libur pada hari-hari yang diliburkan Yayasan dan akan tetap
mendapatkan bisyarah.

2) Cuti bersyarat, yaitu cuti yang diakibatkan kondisi yang tidak memungkinkan untuk
melaksanakan tugasnya.

3) Hak cuti bersyarat diberikan kepada yang memerlukan melalui pengajuan ijin cuti terlebih
dahulu kepada Yayasan.
4) Bagi guru yang dinyatakan cuti bersyarat tetap diberikan tunjangannya, kecuali HR dan
Transportasi mengajarnya yang akan diberikan kepada penggantinya.

BAB IX
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 23

1. ART akan ditinjau kembali bila dianggap perlu.

2. Koreksi terhadap ART ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan.

3. Peraturan ini berlaku sejak ditetapkan.


4. Hal-hal yang belum diatur dalam ART ini akan ditetapkan kembali dalam peraturan tambahan.

Anda mungkin juga menyukai