Anda di halaman 1dari 56

PANDUAN

KOMUNIKASI EFEKTIF DAN PELAPORAN NILAI KRITIS

TAHUN 2022

YAYASAN PURA RAHARJA


RUMAH SAKIT UMUM PURA RAHARJA MEDIKA
JL. RAYA BROSOT BANGERAN BUMIREJO LENDAH KULON PROGO
Email : rspuraraharjamedika@gmail.com
TELP. 087738167116
YAYASAN PURA RAHARJA
RSU PURA RAHARJA MEDIKA
JL. RAYA BROSOT BANGERAN BUMIREJO LENDAHKULON PROGO
Solusi Smart & Tepat Untuk Sehat
Telp. +62877 3816 7116, email : rspuraraharjamedika@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM PURA RAHARJA MEDIKA
NOMOR : 702/RSPR/SK.KE/VII/2022
TENTANG
PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF DAN PELAPORAN NILAI KRITIS
RUMAH SAKIT UMUM PURA RAHARJA MEDIKA

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PURA RAHARJA MEDIKA,

Menimbang : a. bahwa untuk penatalaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan di rumah


sakit, perlu adanya pedoman komunikasi efektif dalam setiap
pelayanan di Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika;
b. bahwa untuk itu perlu adanya penetapan Direktur, tentang
pemberlakuan pedoman sebagai acuan dalam pelayanan di Rumah
Sakit Umum Pura Raharja Medika ;
Mengingat : 1. Undang-Undang, Nomor 29, Tahun 2004, tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia, Tahun 2004,
Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia,
Nomor 44331).
2. Undang-undang Republik Indonesia, Nomor 36, tahun 2009,
tentang Kesehatan, (Lembaran Negara Republik Indonesia, Tahun
2009, Nomor 144,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia,
Nomor 5063).
3. Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 44, Tahun 2009,
tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia, Tahun
2009, Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia,
Nomor 5072).
4. Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 36, Tahun 2014,
tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia,
Tahun 2014, Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia, Nomor 5607).
5. Peraturan Menteri Kesehatan, Nomor 269/Menkes/Per/III/2008,
tentang Rekam Medis.
6. Peraturan Menteri Kesehatan, Nomor 290/ Menkes/Per/III/2008,
tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran.
7. Peraturan Menteri Kesehatan, Nomor 1691/ Menkes/Per/III/2011,
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 11, tahun
2017, tentang Keselamatan Pasien.
9. Keputusan Menteri Kesehatan, Nomor 129/ Menkes/ SK/ II/ 2008,
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PURA RAHARJA
MEDIKA TENTANG PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF DAN
PELAPORAN NILAI KRITIS DI RUMAH SAKIT UMUM PURA
RAHARJA MEDIKA.

KESATU : Mencabut dan menyatakan tidak berlaku lagi surat keputusan Direktur
Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika.

KEDUA : Menetapkan dan memeberlakukan panduan komunikasi efektif di Rumah


Sakit Umum Pura Raharja Medika.

KETIGA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Kulon Progo


Pada tanggal : 1 Juli 2022
DIREKTUR
RSU PURA RAHARJA MEDIKA,

dr. Rita Ivana Ariyani, MMR


NIP.0290110
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia-Nya maka
Panduan Komunikasi Efektif ini dapat diselesaikan sesuai dengan kebutuhan pelayanan di
Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika.
Panduan Komunikasi Efektif ini disusun sebagai upaya untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika dan sebagai acuan
pelayanan diUnit Kerja minimal dalam jangka waktu 1 tahun sekali.
Dalam rangka peningkatan mutu pelayanan maka diperlukan suatu Panduan yang
dapat dijadikan acuan bagi unit kerja yang bersangkutan dan semua Sumber Daya Manusia
(pemberi layanan) yang terkait dalam melaksanakan kerja di Rumah Sakit Umum Pura
Raharja Medika sesuai dengan standar pelayanan yang benar.
Panduan Komunikasi Efektif ini disusun dan dibuat dengan mengacu kepada standar
pembuatan Panduan yang telah ditetapkan oleh Manajemen Rumah Sakit Umum Pura
Raharja Medika.
Panduan ini akan dievaluasi kembali dan akan dilakukan perbaikan bila ditemukan
hal-hal yang tidak sesuai lagi dengan kondisi Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
UnitKerja/Pokja/Tim/Komite yang dengan segala upayanya telah berhasil menyusun
Panduan Komunikasi Efektif yang merupakan hasil kerja sama yang baik dari semua pihak
yang telah terlibat didalamnya.

Yogyakarta, 7 Agustus 2022

Tim Penyusun

iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………………………………………….. i
Surat Keputusan Direktur ……………………………………………………………………. ii
Kata Pengantar ………………………………………………………………………………. iv
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………... v
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1


B. Tujuan ............................................................................................................................... 1
C. Ruang Lingkup ................................................................................................................. 2
BAB II KOMUNIKASI ANTAR PPA
A. Komunikasi Efektif antar PPAdengan pasien dan Keluarga …………………………... 3
B. Komunikasi Efektif antar PPA (dokter, perawat, bidan, apoteker, dietisien) …………..7
BAB III PELAPORAN NILAI KRITIS
A. Pelaporan Hasil Kritis Pemeriksaan Laboratorium……………………………………. 12
B. Pelaporan Hasil Kritis Pemeriksaan Radiologi ……………………………………….. 13
C. Pelaporan Hasil Kritis Pemeriksaan EKG …………………………………………...... 14
BAB IV DOKUMENTASI
A. Dokumentasi nilai kritis Laboratorium ……………………………………………….. 16
B. Dokumentasi nilai kritis Radiologi…………………………………………………… .16
C. Dokumentasi nilai krtitis EKG ………………………………………………………...16
LAMPIRAN ………………………………………………………………………………17

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan aktivitas manusia yang sangat penting, bukan hanya dalam
kehidupan organisasi namun dalam kehidupan manusia sehari- hari. Komunikasi merupakan
hal esensial dalam kehidupan kita. Kita semua berinteraksi dengan sesama, dengan cara
melakukan komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai yang
kompleks dan teknologi kini telah mengubah cara manusia berkomunikasi secara drastis.

Dalam memberikan asuhan kepada pasien, komunikasi juga memegang peranan yang
sangat penting, karena memberikan asuhan kepada pasien merupakan upaya yang sangat
kompleks.Diperlukan pengetahuan yang baik, fasilitas yang memadai dan komunikasi yang
efektif. Tanpa adanya komunikasi yang baik, pengetahuan yang baik tidak akan tersalurkan
dengan baik dan fasilitas yang lengkap pun tidak akan membantu pasien secara optimal. Maka
dari itu penyusunan pedoman manajemen komunikasi dan edukasi dirasa sangat perlu.
Nilai kritis adalah hasil pemeriksaan baik dari pemeriksaan laboratorium, radiologi
maupun EKG yang abnormal dan mengindikasikan kelainan atau gangguan yang dapat
mengancam jiwa bila tidak segera diambil tindakan. Nilai rujukan adalah nilai yang digunakan
sebagai acuan nilai normal dari pemeriksaan. Pelaporan nilai kritis adalah mekanisme
pelaporan hasil laboratorium yang berpotensi mengancam jiwa yang dilaporkan oleh petugas
yang bertanggung jawab.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Terwujudnya penyelenggaraan PKRS secara optimal, efektif, efisien dan
berkesinambunagn sebagai upaya peningkatan kesehatan.
2. Tujuan Khusus
a. Seluruh pasien, pendamping pasien dan pengunjung mendapat informasi tentang akses
dan jenis pelayanan.
b. Pasien, pendamping pasien dan pengunjung, staf masyarakat di sekitar lingkungan
rumah sakit mampu meningkatkan kualitas hidup melalui edukasi kesehatan cuci
tangan.

1
c. Terlaksananya edukasi pada sumber daya manusia rumah sakit dalam upaya
peningkatan kesehatan dan keselamatan di lingkungan kerja.
d. Sebagai acuan dalam memberikan pelayanan dalam melaksanakan kegiatan PKRS.

C. Ruang Lingkup
Manajemen komunikasi dan edukasi mempunyai ruang lingkup yang sangat luas diantaranya :
1. Komunikasi efektif dengan masyarakat
2. Komunikasi efektif PPA dengan pasien dan keluarga
3. Komunikasi efektif antar PPA (dokter, perawat, bidan, dietisen, apoteker)
4. Komunikasi efektif antar unit pelayanan

2
BAB II
KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PPA

A. Komunikasi Efektif PPA Dengan Pasien Dan Keluarga


Materi komunikasi dan edukasi pasien dan keluarga diberikandengan bahas yang mudah
dimengerti, yaitu Bahasa Indonesia. Rumah sakiut juga menyediakan penerjemah sesuai
dengan kebutuhan pasien dan keluarga.
Komunikasi dapat bersifat informasi dan edukasi (pelyanan promosi), yaitu :
1. Komunikasi yang bersifat Informasi
a. Jam pelayanan berupa informasi tertulis di tempat-tepat tertentu, public area, leaflet,
banner, verbal oleh staf staff front office.
b. Informasi untuk pasien dan keluarga tentang asuhan pelayanan yang tersedia di rumah
sakit dan akses mendapatkan pelayanan berupa brosur, banner, website dan melaui
sosila media.
c. Fasilitas kesehatan alternative yang akan ditunjuk ketika kebutuhan pasien melebihi
kemampuan Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika. Akses informasi ini dapat
diperoleh melalui front office(pendaftaran) dan unit perawatan. Fasilitas kesehatan
yang sudah bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika adalah RS
UII yang ada di wiayah Bantul .
2. Komunikasi bersifat edukasi
a. Petugas PPA berkewajiban untuk melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga,
sehingga bisa memahami pentingnya mengikuti proses pelayanan dan pengobatan
yang telah ditetapkan.
b. Sasaran adukasi dalah pasien dan keluarga.
c. Edukasi pasien dan keluarga dilaksanakan di unit rawat jalan dan unit rawat inap.
d. Edukasi pasien dan keluarga dicatat secara terintegrasi (di CPPT) oleh PPA dan
disimpan di rekam medis pasien.
e. Metode edukasi yang dilakukan adalah
1) Edukasi PPA dengan individu.
2) Edukasi kelompok pasien dan keluarga.
f. Materi edukasi
Materi edukasi disesuaikan dengan kebutuhan pasien seperti leaflet, brosur,
audiovisual, banner.
g. Petugas edukasi/educator
3
Edukasi pasien dan keluarga diberikan secara kolaboratif oleh PPA dengan multi
disiplin yang terlibat dalam perawatan pasien, mereka yang memberikan materi
edukasi telah memiliki pengetahuan tentang materi yang diberikan sesuai kebutuhan
pasien, mempunyai keterampilan berkomunikasi dan mempunyai waktu yang cukup
untuk memberikan edukasi.
h. Tahapan komunikasi antar PPA dengan pasien/ keluarga meliputi :
1) Perkenalkan diri
Saat bertemu pertama kali dengab pasien/ keluarga setiap PPA (dokter, perawat,
bidan, apoteker, dietisen) harus memperkenalkan terlebih dahulu kepada pasien
dan keluarga.
2) Tahap pengkajian asesmen
a) sebelum edukasi kesehatan yang diberikan, tterlebih dahulu dilakukan
pengkajian/analisis terhadap kebutuhan edukasi pasien dan keluarga.
b) kebutuhan edukasi pasien dankeluarga diidentifikasi pada saat melakukan
pengkajian awal pasien pada proses pelayanan di rumah sakit yang
dilaksnakan oleh perawat, bidan , dokter untuk mengumpulkan data pasien
yang diperlukan sebagai dasar pelaksnakan proses asuhan pasien pada tahap
selnajutnya.
c) agar edukasi pasien dan keluarga efektif harus dilakukan asesmen
kemampuan dan kemauan belajar pasien dan keluarga dan di catat pada form
edukasi terintegrasi, meliputi:
(1) Keyakinan dan nilai-nilai kepercayaan pasien/keluarga
(2) Kemampuan membaca, tingkat Pendidikan dan Bahasa yang digunakan
(3) Hambatanemosional dan motivasi
(4) Keterbatasn fisik dan kognitif
(5) kesediaan pasien untuk menerima informasi
3) Pelaksanaan asesmen kebutuhan edukasi meliputi kebutuhan asuhan medis, dan
keperawatan, serta kebutuhan asuhan berkesinambunagn setelah pulang ditulis
pad asemen awal rawat inap (perencanaan pulang/dischargplanning)
4) Data pasien diperoleh dari wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan diagnostik,
informasi dari tenaga medis lain dan dari keluarga pasien.
5) Proses asesmen pada pasien anak anak dan pasien dengan penurunan kesadaran
dilakukan kepada orang tua pasien, keluarga atau penagnggungjawab pasien.
6) Tahap perumusan Edukasi

4
Perencanaan kebutuhan edukasi dirumuskan atas dasar yang diperoleh dari hasil
asesmen. Perumusan edukasi merupakan hasil penilaian PPA dengan melibatkan
pasien dan keluarga, serta tenaga kesehatan lain yang berkenaan dengan masalah
yang dialami pasien. Hal ini untuk menetukan alternatif rencana keperawatan
yang diterapkan, serta rencana edukasi yang akan dilakukan.
7) Tahap Pelaksanaan Edukasi
a) Edukasi pasien dan keluarga di unit rawat inap
(1) Pasien dan keluarga berhak mendapatkan informasi yang lengkap
mengenai peraturan rumah sakit, fasilitas dan cara penggunaanya,
penyakitnya, pemeriksaan, terapi, perawatan, gizi, pencegahan infeksi
dan pelayanan kesehatan lain yang diperlukan oleh pasien.
(2) DPJP memberikan edukasi, perawat/bidan menyiapkan waktu untuk
mendaping.
(3) Edukasi yang diberikan oleh dokter spesialis, dokter umum, atau dokter
penanggung jawab pasien adalah penjelasan penyakit, tanda dan gejala,
penatalaksanaan penyakit, informed consent, prosedur diagnosis tertentu
seperti USG, edukasi lanjutan dirumah.
(4) Bila dilakukan tindakan kedokteran (informed consent), pasien dan
keluarga belajar tentang resiko dan komplikasi yang dapat terjadi untuk
dapat memberikan persetujuan.
(5) Bila diperlukan, pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga diberikan
secara kolaboratif oleh PPA terkait. Ditulis dalam rekam medis yaitu
pada form edukasi terintegrasi.
(6) Edukasi lanjutan yang diberikan kepada pasien pemulangan kompleks,
seperti tentang pemberian makanan OGT/NGT, pemberian insulin,
perawatan colostomy, ditulis dalam rekam medis yang pada form edukasi
terintegrasi
(7) PPA lain menyiapkan waktu untuk memberikan edukasi
(8) Edukasi yang diberikan oleh apoteker adalah nama obat beserta
manfaatnya, aturan pemakaian serta dosis obat, waktu dan lama
penggunaan obat, cara obat interaksi obat dengan makan, cara
penyimpanan obat, efeksamping obat, dan kontra indikasi obat.
(9) Edukasi yang diberikan oleh ahli gizi adalah tentang diet dan nutrisi.
(10) Edukasi yang diberikan oleh perawat/bidan adalah menejemen nyeri,
mobilisasi dini, mencuci tangan yang benar, penggunaan alat pelindung
5
diri (APD), perawatan luka, pemasanagn dan perawatan infus ,
pemasangan dan perawatan cateter, IMD , pemberian makanan lewat
NGT, keamanan penggunaan peralatan medis dan edukasi lainnya (sesuai
kebutuhan pasien).
(11) Pasien dan keluarga berhak mendapatkan edukasi mengenai hasil asuhan
dan pengobatan, perkemebangan penyakit, pemeriksaan lanjuatn,
tindakan medis, terapi yang diberikan, perawatan yang diperlukan pasien
(sesuai situasi keadaan pasien).
(12) Pasien dan keluarga diberikan edukasi mengenai hak dan tanggung jawab
untuk berpartisipasi pada proses asuhan.
(13) Pasien dan keluarga berhak mendapatkan penjelasan tentang hasilasuhan
dan pengobatan yang tidak diharapkan, dan ditulis dalam rekam medis
(CPPT).
(14) Monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan edukasi pasien dan
keluarga sebagai berikut:
(a) Monitoring dan evaluasi edukasi dilaksnakan oleh kepala ruangan
masing-masing dan berkoordinasi dengan tim PKRS.
(b) Monitoring dilakukan setiap 1 bulan sekali.
(c) Edukasi pasien dan keluarga di unit rawat jalan yaitu setiap pasien dan
keluarga rawat jalan mendapatkan pendidikan/ edukasi secara individu
tentang penyakit yang diderita, rencana pelayanan, pengobatan dan
prosedur yang diberikan atau diperlukan serta pasien dan keluarga di
rawat jalan mendapatkan pendidikan edukasi secara kelompok tentang
cara mencuci tangan yang benar, pemggunaan APD.

6
B. Komunikasi antar sesama PPA (dokter, perawat, bidan, apoteker, dietisien dan unit
layanan diagnostic)
1. CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi)
a. CPPT merupakan catatan perkembangan pasien terintegrasi yang dilakukan oleh PPA
dari berbagai unit kerja/pelayanan dan terkoordinasi satu dengan yang lainnya agar
menghasilkan asuhan yang efektif.
b. Pasien dan keluarga berhak mendapatkan edukasi mengenai perkembangan penyakit,
pemeriksaan lanjutan, tindakan medis, terapi, perawatan yang diperlukan oleh pasien,
pada saat penting tertentu dijelaskan oleh PPA dan ditulis di CPPT.
c. Pencatatan perkembangan komuunikasi pasien terintegrasi unit gawat darurat , kamar
bedah, unit rawat jalan, unit rawat inap, gizi.
d. Cara penulisan pada CPPT menggunakan metode penulisan SOAP :
1) Subyektif (S)
Tulisan hasil asesmen keluhan pasien, riwayat penyakit dahulu, dan riwayat
penyakit keluarga.
2) Objektif (O)
Tulisan hasil pemeriksaan fisik , dan hasil pemeriksaan penunjang.
3) Asesmen (A)
Tulisan kesimpulan dalam bentuk suatu diagnosis kerja, diagnosis difrensial atau
suatu penilaian keadaan berdasarkan hasil subjektif dan objektif.
4) Plan (P)
Tulisan rencana diagnostik, rencana terapi/ tindakan, rencana monitoring dan
rencana edukasi.

2. Metode SBAR
Komunikasi antar pemberi layanan dilakukan dengan cara SBAR, sehingga laporan
mengenai kondisi pasien lebih informatif dan terstruktur.SBAR merupakan kerangka acuan
dlam pelaporan kondisi pasien. Tehnik SBAR ini terdiri dari unsur Situasion, Bacground,
Assesment, recommendation.
a. Situation : menjelaskan situasi terkini yang terjadi pada pasien seperti keluhan pasien,
diagnose, rencana perawatan, keinginan dan kebutuhan pasien.
b. Background : berisis informasi penting yang berhubungan dengan kondisi pasien saat
ini, seperti keadaan umum, tanda-tanda vital, daftar obat-obatan dan hasil lab.
c. Assesmen: hasil pengkajian kondisi pasien terkini dan penilaian situasi oleh petugas
terkait.
7
d. Recommendation: apa yang perlu dilakukan untuk mengatasimasalah pasien saat ini,
seperti mengidentifikasi hasil pemeriksaan penunjang atau terapi yang tertunda dan hal
yang perlu dilakukan selama beberapa jam berikutnya dan rekomendasi lain untuk
perawatan.

3. Serah terima/Hand over


Serah terima merupakan tehnik atau cara untuk menyampaikan dan menerima (laporan)
yang berkaitan dengan keadaan pasien. Komunikasi serah terima dilakukan oleh PPA.Waktu
pelaksnanaan serah terima dilakukan pada saat :
a. Pergantian shift antar dokter
b. Pergantian shif antar staff keperawatan
c. Transfer pasien dari satu ruangan ke ruangan lain
Tata cara serah terima sebagai berikut :
a. Mencatat Secara Lengkap (Write Back)
Ketika pemberi pesan memberi instruksi verbal maka petugas kesehatan (perawat) yang
menerima instruksi akan menuliskan/mencatat secara lengkap (write back) pesan dari
pengirim di catatan terintegrasi dalam rekam medis pasien (CPPT) meliputi :
1) Tanggal dan jam pesan diterima.
2) Instruksi perintah verbal, seperti dosis obat yang akan diberikan, dan waktu
pemberian harus spesifik, serta jenis tindakan dan prosedur yang harus
dilakukan/dipersiapkan.
b. Membacakan kembali (Read Back)
1) Setiap selesai menuliskan instruksi pemberi pesan, perawat membacakan kembali
apa yang telah ditulis tersebut, sehingga terdengar jelas oleh pengirim pesan.
2) Khusus untuk order peresepan obat atau pemberian obat, jika obat tersebut termasuk
obat LASA, maka perawat harus mengeja satu persatu huruf nama obat tersebut,
dengan menggunakan alfabeth yaitu dengan kode alfabeth internasional:

Huruf PHONETIC ALPHABETH CARA MENGUCAPKAN


A ALPHA AL-FAH
B BRAVO BRA-FOH
C CHARLIE CAR-LIH
D DELTA DEL-TAH
E ECHO E-KOH

8
F FOXTROP FOK-TROP
G GOLF GO-LEF
H HOTEL HO-TEL
I INDIA IN-DIA
J JULIET JU-LET
K KILO KI-LOH
L LIMA LI-MAH
M MIKE MA-IK
N NOVEMBER NO-PEM-BER
O OSCAR OS-KAH
P PAPA PA-PAH
Q QUIBEC KIU-BIK
R ROMEO RO-MIOH
S SIERA SE-RAH
T TANGO TENG-GOH
U UNIFORM YU-NI-FOM
V VICTOR VIK-TOR
W WHYSKEY WIS-KI
X XRAY EKS-REI
Y YANKEE YAN-KI
Z ZULU ZU-LUH

3) Mengkonfirmasi ulang (Confirmation)


Setelah pasien dituliskan secara lengkap, maka petugas kesehatan yang menerima
pesan mengkonfirmasi ulang intruksi pengirim pesan mengenai kebenaran pesan
yang dituliskan.
4) Petugas kesehatan yang menerima pesan harus menulis nama dokter yang telah
memberi pesan dan melakukan verivikasi kepada dokter pemberi pesan dengan
menandatangani catatan pesan yang ditulis penerima pesan sebagai tanda
persetujuan dalam waktu 1 x 24 jam sejak pasien diterima.
5) Dalam memberikan pelayanan kepada pasien petugas penunjang medis seperti
farmasi, laboratorium, radiologi, juga melakukan komunikasi dengan petugas
pelayanan medis, baik itu dokter, perawat, bidan maupun petugas lainnya.
a.) Hand over pasien ke unit radiologi

9
Unit Gawat Darurat (UGD)
(1) Pasien datang ke UGD, lakukan skrining, anamnese dan pemeriksaan fisik.
(2) Hasil skrining, anamnese, pemeriksaan fisik di laporkan ke dokter jaga.
(3) Dokter jaga memberikan advice kepada perawat UGD.
(4) Dokter ataupun perawat memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga
pasien tentang rencana pemeriksaan Radiologi.
(5) Jika keluarga setuju, hubungi unit Radiologi.
Buat surat permintaan Radiologi (Rontgen, USG, dll).
Untuk pemeriksaan Head CT-Scan, hubungi RS tujuan (RS UII) untuk daftar
terlebih dahulu sebelum pasien diantar untuk pemeriksaan CT-Scan.
(6) Entry data pasien ke unit Radiologi pada komputer.
(7) Pasang pengaman tempat tidur dan jaga keselamatan pasien selama proses
pemindahan bila memungkinkan menggunakan kursi roda.
(8) Lakukan identifikasi pasien sesuai prosedur dan Tanda Tangani buku Serah
Terima pasien
Unit Rawat Inap (Bangsal )
(1) Setiap pasien rawat inap yang direncanakan untuk pemeriksaan Radiologi
(Rontgen, USG), perawat menghubungi petugas Radiologi.
(2) Perawat mengantarkan pasien yang akan dilakukan pemeriksaan ke Unit
Radiologi.
(3) Tanda Tangani buku serah terima pasien.

b.) Handover pasien ke Unit Fisioterapi (Transcranial Magnetik Stimulation Dan Laser)
Unit Gawat Darurat (UGD)
(1) Pasien datang ke UGD, lakukan skrining, anamnese dan pemeriksaan fisik.
(2) Hasil skrining, anamnese, pemeriksaan fisik di laporkan ke dokter jaga.
(3) Dokter jaga memberikan advice kepada perawat UGD.
(4) Dokter ataupun perawat memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga
pasien tentang rencana Terapi (TMS atau Laser).
(5) Jika pasien dan keluarga setuju, berikan lembar persetujuan terapi.
(6) Perawat UGD menghubungi petugas terapi.
(7) Pasang pengaman tempat tidur dan jaga keselamatan pasien selama proses
pemindahan, bila memungkinkan menggunakan kursi roda.
(8) Lakukan identifikasi pasien sesuai prosedur dan Tanda Tangani buku Serah
Terima pasien.
10
Unit Rawat Inap (Bangsal)
(1) Setiap pasien rawat inap yang direncanakan untuk TMS dan Laser, perawat
mengisi form pengantar TMS dan Laser yang kemudian form tersebut diberikan
ke petugas terapi.
(2) Petugas Fisioterapi (TMS dan Laser) menghubungi perawat ruangan/bangsal
jika sudah akan dilakukan TMS ataupun Laser.
(3) Perawat bangsal mengantarkan pasien yang akan dilakukan TMS dan Laser.
(4) Tanda tangani buku Serah Terima Pasien

11
BAB II
PELAPORAN NILAI KRITIS

A. Pelaporan Hasil Kritis Pemeriksaan Laboratorium


1. Rawat Jalan
Apabila didapatkan hasil pemeriksaan laboratorium masuk kriteria nilai kritis analis segera
mengkomunikasikan ke dokter jaga untuk validasi ulang dan meminta rekomendasi
lanjutan.
2. Rawat Inap
a. Apabila didapatkan hasil pemeriksaan laboratorium masuk kriteria nilai kritis analis
segera mengomunikasikan ke perawat jaga .
b. Selanjutnya perawat jaga melaporkan ke dokter hasil nilai kritis dengan menggunakan
metode SBAR dan menuliskan di CPPT apabila dokter memberikan instruksi dan
berikan stempel TBaK, untuk selanjutnya akan dikonfirmasikan ke dokter dalam
waktu maximal 1 x 24 jam,kecuali untuk dokter Sp.PD verifikasi disesuaiakan dengan
jadwal prakteknya.
3. Tata Laksana Nilai Kritis Laboratorium
Semua laporan berupa telepon kepada dokter atau perawat ruangan untuk melaporkan
nilai-nilai kritis didokumentasikan dalam buku laporan hasil kritis. Untuk memenuhi
tujuan keselamatan pasien. Petugas laboratorium yang melaporkan hasil kritis harus
membaca kembali nama pasien, no. RM, tanggal lahir dan semua hasil laboratorium yang
diperiksa.
Ada pun langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut :
a. Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan sampel pasien dan jika diperoleh hasil
nilai kritis.
b. Petugas laboratorium melakukan pemeriksaan ulang untuk memastikan bahwa hasil
yang diperoleh adalah termasuk nilai kritis.
c. Petugas laboratorium mengambil hasil print out.
d. Petugas laboratorium memberitahukan kepada :
1) Dokter Poliklinik jika pasien masih rawat jalan
2) Perawat UGD jika pasien masih di UGD, kemudian perawat UGD melaporkan
kepada dokter poliklinik
3) Perawat rawat inap kemudian melaporkan kepada dokter DPJP

12
e. Dokteratauperawatmencatat nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium dan jam
penerimaan hasil.
f. Formulir laporan nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium ditandatangani oleh dokter
UGD atau dokter DPJP.
g. Pelaporan hasil nilai kritis ini juga dicatat pada buku pelaporan hasil nilai kritis sebagai
bukti bahwa hasil nilai kritis tersebut sudah dikomunikasikan ke dokter
poliklinik/perawat UGD/perawat rawat inap untuk diteruskan ke DPJP yang meminta
pemeriksaan tersebut. Standar waktu dari proses pelaporan nilai kritis sampai dengan
dokter DPJP memberikan intruksi yaitu 30 menit. Tercantum hari, tanggal, jam, hasil
nilai kritis yang dilaporkan, yang melapor, yang menerima laporan dan tanda tangan
yang melapor. Untuk tanda tangan yang menerima laporan didapatkan dengan
menyerahkan formulir catatan lengkap perintah lisan/melalui telepon/pelaporan
pemeriksaan hasil nilai kritis pada saat menyerahkan hasil.
h. Kemudian perawat memasukan formulir catatan lengkap, perintah lisan/melalui
telepon/pelaporan pemeriksaan hasil nilai kritis ke dalam rekam medis pasien.

B. Pelaporan Nilai Kritis Pemeriksaan Radiologi


1. Rawat Jalan
Apabila ditemukan hasil expertise radiologi yang termasuk dalam daftar kategori nilai
kritis maka petugas radiologi segera melapor hasil expertise kepada dokter yang sedang
praktik.
2. Rawat inap
a. apabila ditemukan hasil expertise radiologi yang termasuk dalam daftar kategori nilai
kritis, maka petugas radiologi harus segera melapor hasil expertise kepada perawat
bangsal baik secara lisan ataupun melalui telepon. pelaporan hasil kritis tersebut
kemudian ditanda tangani oleh petugas radiologi.
b. Selanjutnya perawat jaga melaporkan ke dokter hasil nilai kritis dengan menggunakan
metode SBAR dan menuliskan di CPPT apabila dokter memberikan instruksi dan
dicap stempel TbaK untuk selanjutnya akan di konfirmasi ke dokter dalam waktu
maximal 1x 24 jam.
3. Tata Laksana
a. Pasien baru diminta menyerahkan KTP dan mengisi formulir pendaftaran pasien baru
serta persetujuan umum rawat jalan.
b. Setelah itu petugas akan membuatkan kartu berisi nomor rekam medis, nama, tempat/
tanggal lahir, alamat.
13
c. Petugas pendaftaran kemudian menanyakan kebutuhan pelayanan yang diminta
(poliklinik umum, spesialis), setelah itu pasien dipersilahkan menunggu diruang
tunggu (untuk pasien poli), jika di UGD langsung diberikan pada petugas UGD.
d. Petugas pendaftaran melakukan proses daftar.
e. Petugas pendaftaran melakukan panggilan sesuai nomor antrian dan hasil pemeriksaan
dilakukan validasi oleh petugas radiologi.
f. Petugas radiologi secara tanggap dan cepat melakukan validasi hasil jika menemukan
hasil pemeriksaan yang masuk dalam hasil kritis.
g. Standar waktu dari proses pelaporan nilai kritis sampai dengan dokter DPJP
memberikan intruksi 1 jam.
h. Petugas mendokumentasikan di buku sebagai bukti bahwa hasil kritis telah dilaporkan
kedokter atau keruangan yang meminta pemeriksaan tersebut, mendokumentasikan
hari,tanggal,jam, hasil kritis yang dilaporkan. Petugas yang melapor dan yang
menerima laporan tanda tangan sesuai prosedur yang berlaku.
i. Perawat yang menerima laporan mendokumentasikan di rekam medis pasien, segera
mengkomunikasikan ke dokter penangung jawab pelayanan melalui telepon dan
segera melaksankan advice dari dokter penanggung jawab pelayanan.

C. Pelaporan Nilai Kritis EKG


1. Pengertian
Nilai kritis EKG merupakan hasil pemeriksaan dengan nilai yang di luar normal yang
menunjukkan adanya gangguan fungsi tubuh yang memerlukan penanganan segera karena
dapat mengancam jiwa. Nilai kritis EKG merupakan hasil EKG yang abnormal pada pasien,
dan memerlukan perhatian dan penanganan khusus terkait hasil yang diberikan
2. Tata Laksana pemeriksaan EKG
Pelaksanaan pelaporan nilai kritis EKG memerlukan peralatan EKG yang tersedia di
Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika. Pemasangan EKG perlu diperhatikan
mengingat dapat menyebabkan perubahan hasil pada EKG yang nantinya dapat mengubah
tatalaksana pada pasien.
Pelaporan nilai kritis EKG kepada DPJP atau dokter jaga dilaksanakan segera mungkin
dalam waktu maksimal 1jam dari temuan.Adapun langkah-langkah yang dilakukan sebagai
berikut :
a. Menyalakan mesin EKG atau monitor
b. Perawat melakukan pemasangan lead EKG sesuai dengan lokasi
c. Perawat memeriksa kembali apakah lead EKG terpasang dengan baik
14
d. Perekaman EKG dan pencetakan di kertas EKG
e. Perawat mengkonfirmasi hasil kritis EKG ke dokter
f. Dokter melakukan konfirmasi pembacaan EKG pasien
g. Hasil kritis EKG dicatat dalam rekam medis untuk dilakukan tatalaksana lebih lanjut
h. Pengulangan pemeriksaan EKG dapat dilakukan secara berkala untuk monitoring dan
evaluasi

15
BAB IV
DOKUMENTASI

A. Dokumentasi nilai kritis Laboratorium :


1. Bukulaporan nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium
2. Hasil nilai kritis pemeriksaanlaboratorium
3. SPO pelaporan nilai kritis hasilpemeriksaanlaboratorium
B. Dokumentasi nilai kritis EKG :
1. Hasil pemeriksaan EKG
2. Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
3. SPO pelaporan nilai kritis EKG
C. Dokumentasi nilai kritis Radiologi :
Petugas mendokumentasikan di buku sebagai bukti bahwa hasil kritis telah
dilaporkan ke dokter atau ke ruangan yang meminta pemeriksaan tersebut,
mendokumentasikan hari, tanggal, jam, hasil kritis yang dilaporkan. Petugas yang
melapor dan yang menerima laporan tanda tangan sesuai prosedur yang berlaku.

16
LAMPIRAN

A. DAFTAR NILAI KRITIS HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

No Jenis Pemeriksaan Rentang Nilai Normal Nilai Kritis


1 Hematologi
a. Hemoglobin Laki-laki : 13-18 g/dl ≤ 8,0 gr/dl
Wanita : 12-16 g/dl ≥ 21 gr/dl
b. Hematokrit/HCT Laki-laki : 40-52 % ≤ 21 %
Wanita : 35-47 % ≥ 65 %
c. Lekosit/WBC 4.000-11.000/µl ≤ 1.000/µl
≥ 20.000/µl
d. Trombosit/PLT 150.000-450.000/µl < 50.000/ µl
> 1.000.000/µl

2 Serologi
a. Widal O Negatif Positif (1/320)
H Negatif
b. HbsAg Negatif Positif
c. IgG/IgM Dengue Negatif Positif
3 Kimia Darah
a. Glukosa Sewaktu ≤ 150 mg/dl < 60 mg/dl ≥ 500
mg/dl
b. Asam Urat 2.4-7.0 mg/dl > 13 mg/dl
c. Kolesterol ≤ 200 mg/dl > 500 mg/dl
d. Trigliserid ≤ 160 mg/dl > 500 mg/dl
e. Ureum 11-45 mg/dl > 100 mg/dl
f. Kreatinin 0.7-1.4 mg/dl >10 mg/dl
4 Urin
a. Protein Negatif Positif 2
b. Glukosa Negatif Positif 4
c. Sedimen Negatif Positif
5 Mikrobiologi
a. BTA/Ziel Nelzeen Negatif Positif

17
b. Malaria Negatif Positif
c. HIV Negatif Positif

B. DAFTAR NILAI KRITIS ELEKTROKARDIOGRAFI

No Hasil Kritis EKG Kategori

1 Atrial Fibrilasi Takiaritmia

2 Atrial Flutter Takiaritmia

3 Supraventrikuler Takikardi Takiaritmia

4 Ventrikel Takikardi Takiaritmia

5 Ventrikel Fibrilasi Takiaritmia

6 AV Blok Derajat II tipe 2 Bradiaritmia

7 Total AV Blok/ AV blok derajat 3 Bradiaritmia

8 STEMI/NSTEMI Infark

9 Ventrikular Ekstra Systole Ekstra Systole

10 Asistole Asistole

18
C. DAFTAR NILAI KRITIS UNIT RADIOLOGI

ANATOMICAL KATEGORI KATEGORI KATEGORI


AREA MERAH ORANGE KUNING
Sistem Syaraf Central Hemoragis / Hematom Tumor Cerebri
Pusat Herniasi Syndrome
Akut Stroke
Infeksi Intracranial
Fraktur os cranium kompleks
Fraktur tulang belakang tak
stabil
Kompresi medulla spinalis
Leher Kompresi jalan nafas
Diseksi arteri carotis
Stenosis arteri carotis
Thorax Pneumothorax
Diseksi Aorta
Emboli Pulmo
Ruptur aneurysma / impending
aneurysma
Mediastinal emphysema
Abdomen Pneumoperitoneum
Iskemia Usus
Appendisitis
Udara di sistem portal
Volvulus
Cedera visceral karena trauma
Hematoma retroperitoneal
Obstruksi usus leatk tinggi
Urogenital Kehamilan ektopik
Solutio Plassenta
Plassenta Previa
Torsio testis / ovarii
Tulang Fraktur baru

19
Umum Salah posisi line / tube yang
signifikan
Vaskuler DVT atau oksklusi vaskuler
Robekan arteri femoralis karena
fraktur femur

20
PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI
No. Revisi : Halaman :
No. Dokumen: - 1/5

RSU PURA 701/RSPR/SPO.KE/VII/20


Di susun Oleh : Diperiksa Oleh :
RAHARJA 22
MEDIKA Pokja KE dr. Rita Ivana Ariyani, MMR

Ditetapkan :
Direktur RSU Pura Raharja Medika
Standar Tanggal terbit :
Prosedur
1 Juli 2022
Operasional
dr. Rita Ivana Ariyani, MMR
Langkah – langkah petugas dalam memberikan informasi dan edukasi kepada pasien
PENGERTIAN
dan keluarga berkaitan dengan kondisi kesehatannya.
Sebagai acuan peyugas dalam memberikan informasi dan edukasi kepada pasien dan
TUJUAN
keluarga berhubungan dengan kondisi kesehatan pasien.
1. Peraturan Direktur Rumah Sakit Uumum Pura Raharja Medika, Nomor
001/RSPR/SK.SKP/VII/2022, tentang Kebijakan komunikasi efektif di Rumah
KEBIJAKAN sakit Umum Pura Raharja Medika.
2. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika, Nomor
702/RSPR/SK.KE/VII/2022, tentang Pedoman Komunikasi efektif.
1. Persiapan
a. Lingkungan yang nyaman
b. Materi pendidikan kesehatan sesuai kasus pasien
c. Alat peraga/ media
2. Pelaksanaan
a. Di ruang admisi
PROSEDUR 1) Mengucapkan salam
2) Petugas memperkenalkan diri dan menjelaskan tuga serta perannya
3) Pastikn identitas pasien
4) Petugas admisi memberikan informasi dan edukasi mengenai hak dan
kewajiban pasien, tarif dan fasilitas kamar perawatan, dokter yang
mempunyai SIP dan merawat di RS, penanggung jawab biaya pasien,
asuransi yang bekerja sama dengan RS, tata tertib
PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI
No. Revisi : Halaman :
No. Dokumen: - 2/5

RSU PURA Diperiksa Oleh :


701/RSPR/SPO.KE/VII/2022 Di susun Oleh :
RAHARJA dr. Rita Ivana Ariyani,
MEDIKA Pokja KE
MMR
Ditetapkan :
Direktur RSU Pura Raharja Medika
Standar
Tanggal terbit :
Prosedur
Operasional 1 Juli 2022
dr. Rita Ivana Ariyani, MMR
dan peraturan rumah sakit
5) Setelah pasien dan keluarga memahami dan menyetujui akan
menandatangani general consent
b. Di rawat jalan (UGD, poliklinik Spesialis/ Umum)
1) Mengucapkan salam.
2) Petugas memperkenalkan diri dan menjelaskan tuga serta perannya.
3) Pastikan identias pasien.
4) Petugas (PPA) akan memberikan informasi dan edukasi kepada
pasien dan keluarga mengenai tindakan yang akan dilakukan
kemudian memberikan informasi perkiraan biaya yang mungkin
timbul dan informasi persiapan pasien pulang.
PROSEDUR 5) Petugas akan melakukan verifikasi kepada pasien dan keluarga.
6) Setelah pasien dan keluarga menyetujui akan menandatangani form
general consent
c. Di rawat inap
1) Dokter
a) Dokter memberikan informasi dan edukasi antara lain : tujuan
anamnesis dan pemeriksaan fisik (kemungkinan ada rasa tidak
nyaman/ sakit saat pemeriksaan), kondisi saat ini dan
kemunginan yang akan terjadi terhadap pasien (diagnosis dan
indakan medis yang akan dilakukan), manfaat, resiko, serta efek
samping atau kompikasi.
PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI
No. Revisi : Halaman :
No. Dokumen: - 3/5

RSU PURA Diperiksa Oleh :


701/RSPR/SPO.KE/VII/2022 Di susun Oleh :
RAHARJA dr. Rita Ivana Ariyani,
MEDIKA Pokja KE
MMR
Ditetapkan :
Direktur RSU Pura Raharja Medika
Standar
Tanggal terbit :
Prosedur
Operasional 1 Juli 2022
dr. Rita Ivana Ariyani, MMR
b) Dokter melakukan verifikasi kepada pasien dan keluarga
terhadap materi edukasi yang telah diberikan.
c) Dokter mendokumentasikan pada lembar CPPT dan catatan edukasi
dari multidisiplin dan persiapan pasien pulang (resume medis).
2) Petugas kesehatan lainnya (perawat, bidan, Gizi, farmasi, rehabilitasi
medis)
a) Petugas kesehatan memberikan informasi dan edukasi mengenai :
rencana pelayan dan tindakan yang akan dilakukan, informasi tentang
perkiraan biaya (perawatan, tindakan terapi /diagnostik, obat operasi,
dll.), jam kunjung dokter, prosedur persiapan diagnostik/ operasi,
prosedur pemulanagn pasien, penggunaan obat yang aman dan efektif,
PROSEDUR penggunaan peralatan medis yang aman, menejemen nyeri, tehnik
rehabilitasi, pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit,
sumber-sumber yang ada dikomunitas dan tindak lanjut perawatan.
b) Petugas melakukan verifikasi kepada pasien dan keluarga terhadap
materi edukasi yang telah diberikan.
c) Petugas mendokumentasikan pada lembar RM CPPT dan RM catatan
pelaksanaan edukasi dari mulidisiplin dan persiapan pasien pulang
(resume medis).
3) Sebelum memberikan informasi dan edukasi petugas harus melakukan
assesmen kebutuhan informasi dan edukasi pasien dan keluarga dengan
menggunakan form assesmen keperawatan
PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI
No. Revisi : Halaman :
No. Dokumen: - 4/5

RSU PURA 701/RSPR/SPO.KE/VII/2022 Diperiksa Oleh :


Di susun Oleh :
RAHARJA dr. Rita Ivana Ariyani,
MEDIKA Pokja KE
MMR
Ditetapkan :
Direktur RSU Pura Raharja Medika
Standar
Tanggal terbit :
Prosedur
Operasional 1 Juli 2022
dr. Rita Ivana Ariyani, MMR
(keyakianan/ agama, pekerjaan, pendidikan, suku bangsa, bahasa,
keterbatasan fisik, dll). Gunakan bahasa yang dapat dimengerti oleh pasien
dan keluarga.

4) Apabila ada hambatan komunikasi dalam hal bahasa, petugas menelpon


manager on duty (MOD) untuk meminta bantuan penerjemah bahasa,
kemudian MOD akan menghubungi penterjemah bahasa yang sudah ditunjuk
oleh rumah sakit.
5) Petugas akan melakukan verifikasi pada pasien atau keluarga dengan
mempertimbangkan kondisi pasien, apabila pasien dalam keadaan :
a) Baik : petugas menanyakan kembali kepada pasien materi edukasi yang
telah diberikan dengan pertanyaan “dari materi yang telah disampaikan
PROSEDUR
kira – kira apa yang bapak/ ibu pelajari?”
b) Mengalami hambatan fisik : petugas menanyakan kembali kepada
keluarga materi edukasi yang telah diberikan dengan pertanyaan “dari
materi yang telah disampaikan kira – kira apa yang bapak/ ibu pelajari?”
c) Mengalami hambatan emosional (marah atau depresi) : petugas
menanyakan kembali sejauh mana pasien mengerti tentang materi edukasi
yang diberikan dipahami setelah emosi/ kemarahannya reda.
d) Different Abilities people atau orang dengan kemampuan berbeda
(difabel) verifikasi dengan pendamping pasien.
6) Pendidikan kesehatan pada anak – anak dilakukan pada orang tuanya atau
wakil dari keluarga yang menunggu atau merawat anak setelah
PEMBERIAN INFORMASI DAN EDUKASI

No. Revisi : Halaman :


- 5/5
RSU PURA No. Dokumen:
RAHARJA Diperiksa Oleh :
701/RSPR/SPO.KE/VII/2022 Di susun Oleh :
MEDIKA dr. Rita Ivana Ariyani,
Pokja KE
MMR
Ditetapkan :
Direktur RSU Pura Raharja Medika
Standar
Tanggal terbit :
Prosedur
Operasional 1 Juli 2022
dr. Rita Ivana Ariyani, MMR
perawatan dari rumah sakit.
7) Bila diperlukan rujukan kepada petugas kesehatan lain dikoordinasikan ke
PKRS.
8) Lakukan kesepakatan waktu dengan pasien atau keluarga untuk evaluasi.
9) Gunakan alat peraga jika diperlukan.
10) Tawarkan kepada pasien atau keluarga apakah masih ada bantuan yang
PROSEDUR diperlukan.
11) Bila sudah tidak memerlukan bantuan, ucapkan salam dan pamitan kepada
pasien atau keluarga.
Hal yang perlu diperhatikan :
1. Ciptakan suasana yang nyaman
2. Hentikan pendidikan kesehatan bila pasien tampak lelah
3. Sediakan waktu sesuai kebutuhan

1. Staf medis
2. Admisi
UNIT TERKAIT 3. Farmasi
4. Gizi
5. Rehabilitasi medis
KOMUNIKASI PERINTAH LISAN VIA TELEPON
Halaman :
No. Revisi :
1/4
No. Dokumen: -
RSU PURA
702/RSPR/SPO.KE/VII/
RAHARJA 2022 Diperiksa oleh :
MEDIKA Disusun Oleh :
dr.Rita Ivana Ariyani,
Pokja KE
MMR
Ditetapkan
Direktur RSU Pura Raharja Medika :
Standar
Tanggal terbit :
Prosedur
1 Juli 2022
Operasional dr. Rita Ivana Ariyani, MMR
Proses kegiatan komunikasi yang dilaksanakan antar Profesional Pemberi
Asuhan (PPA) dengan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) yang
PENGERTIAN
dilaksanakan secara lisan via telepon.
Memastikan proses komunikasi terkait pelayanan pasien berjalan dengan
TUJUAN
tepat dan menjamin keselamatan pasien.
1. Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika Nomor
701/ RSPR/ SK.SKP/ VII/2022, tentang Kebijakan Komunikasi Efektif di
KEBIJAKAN Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika.
2. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika Nomor
702/ RSPR/ SK.KE/VII/2022, tentang pedoman komunikasi efektif.
A. Persiapan
1. Dokumen : berkas Rekam Medis pasien(pada lembar CPPT)
2. Alat-alat :alat tulis , alat komunikasi berupa telepon
PROSEDUR B. Pelaksanaan
1. Sebelum menelpon dokter jaga atau dokter prnanggung jawab pasien,
perawat/ bidan telah melakukan pemeriksaan fisik, anamnesa, dan
membaca rekam medis pasien.
KOMUNIKASI PERINTAH LISAN VIA TELEPON
No. Revisi : Halaman :
No. Dokumen: - 2/4
RSU PURA
702/ RSPR/ SPO.KE/
RAHARJA Disusun Oleh :
MEDIKA VII/ 2022 Diperiksa oleh
Pokja KE
dr.Rita Ivana Ariyani, MMR
Ditetapkan
Direktur RSU Pura Raharja Medika:
Standar
Tanggal terbit :
Prosedur
1 Juli 2022
Operasional dr. Rita Ivana Ariyani, MMR
2. Tuliskan Hari, Tanggal, Jam pelaporan pada lembar CPPT
a. S (Situation)
Tuliskan situasi terkini yang terjadi pada pasien seperti nama lengkap
pasien, umur, kamar pasien, keluhan utama pasien saat ini
(misalnya:sesak napas, nyeri dada, demam,dll.), keinginan dan
kebutuhan pasien untuk dilakukan pelaporan.
b. B (Background)
Tuliskan informasi penting yang berhubungan dengan kondisi pasien
saat ini, seperti keadaan umum pasien, tanda- tanda vital, daftar obat-
PROSEDUR obatan, hasil nilai kritis pasien dan pemeriksaan penunjang lainnya.
c. A (Assesment)
Sebutkan masalah pasien tersebut
d. R (Recommendation)
Ajukan pertanyaan spesifik terkait intruksi yang diharapkan dari DPJP,
pilih sesuai kebutuhan misalnya:
1) Saya meminta dokter untuk :
a.) Pindah ke HCU
b.) Segera datang melihat pasien
c.) Konsultasi ke dokter spesialis
KOMUNIKASI PERINTAH LISAN VIA TELEPON
No. Revisi : Halaman :
- 3/4
RSU PURA No. Dokumen:
RAHARJA 702/RSPR/SPO.KE/VII/2 Disusun Oleh :
022 Diperiksa oleh :
MEDIKA Pokja KE
dr.Rita Ivana Ariyani, MMR

Ditetapkan
Direktur Utama :
Standar
Tanggal terbit :
Prosedur
1 Juli 2022
Operasional
dr. Rita Ivana Ariyani, MMR
2) Pemeriksaan atau terapi apa yang diperlukan :
a) Foto rongent, EKG, terapi oksigenasi,dll.
3) Apabila ada perubahan terapi kemudian tanyakan:
a) Seberapa sering diperlukan pemeriksaan tanda vital
b) Bila respon terapi tidak ada kapan haru menghubungi
dokter lagi.
4) Konfirmasi
a) Saya telah mengerti rencana tindakan pasien
PROSEDUR b) Apa yang harus saya lakukan sebelum dokter sampai
sini?
2. Telepon DPJP
3. Sebelum melaporkan, perawat/ bidan menyampaikan salam dan
perkenalkan diri dengan menyebut nama dan asal bangsal
4. Laporkan kondisi pasien dengan metode SBAR
5. Tuliskan instruksi dari DPJP di bagian RECOMMENDATION di
lembar CPPT
KOMUNIKASI PERINTAH LISAN VIA TELEPON
No. Revisi : Halaman :
- 4/4
RSU PURA No. Dokumen:
RAHARJA 702/RSPR/SPO.KE/VII/2 Disusun Oleh :
022 Diperiksa oleh :
MEDIKA Pokja KE
dr.Rita Ivana Ariyani, MMR
Ditetapkan
Direktur RSU Pura Raharja Medika :
Standar
Tanggal terbit :
Prosedur
1 Juli 2022
Operasional dr.Rita Ivana Ariyani, MMR
6. Perawat/ bidan memastikan bahwa rekomendasi yang diberikan
telah sesuai dengan cara,membaca dan mengulang kembali
(Readback) ke pengirim pesan/ dokter untuk mengkonfirmasi
kebenaran pesan yang telah dituliskan dan hal-hal yang telah
diinstruksikan.
7. Beri stempel TbaK untuk bukti telah dilakukan komunikasi per
telepon atau lisan.
PROSEDUR
8. Tuliskan nama lengkap pelapor di kolom penerima pesan dan
tanda tangan.
9. Tuliskan nama Dokter jaga/ DPJP di kolom pemberi pesan, dan
segera verifikasi (untuk Dokter jaga pada saat pergantian shift atau
selambat-lambatnya 1x24 jam, dan untuk Dokter DPJP pada saat
visite pertama atau sesuai dengan jadwal prakteknya).
10. Berikan stempel verivikasi setelah pesan terverivikasi.
UNIT 1. Unit Gawat Darurat
TERKAIT 2. Unit Rawat Inap
KOMUNIKASI SBAR
No. Revisi : Halaman :
- 1/5
RSU PURA
No. Dokumen:
RAHARJA Disusun
703/RSPR/SPO.KE/VII/2022
MEDIKA Oleh : Diperiksa oleh :
Pokja KE dr.Rita Ivana Ariyani, MMR
Ditetapkan
Direktur RSU Pura Raharja Medika :
Standar
Tanggal terbit :
Prosedur
1 Juli 2022
Operasional dr. Rita Ivana Ariyani, MMR
Suatu cara untuk menyampaikan informasi mengenai suatu kondisi pasien,
hasil pemeriksaan penunjang yang kritis kepada seorang dokter, perawat, ahli
gizi melalui telepon maupun secara lisan yang dilakukan secara akurat,
PENGERTIAN lengkap, dimengerti, tidak duplikasi dan tepat kepada penerima informasi
sehingga dapat mengurangi kesalahan dan untuk meningkatkan keselamatan
pasien.
Sebagai acuan dalam melakukan komunikasi efektif di Rumah Sakit Umum
TUJUAN
Pura Raharja Medika.
1. Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika, Nomor
001/ RSPR/ SPO.SKP/VII/2022, tentang Kebijakan komunikasi efektif di
KEBIJAKAN Rumah sakit Umum Pura Raharja Medika.
2. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Pura Raharja, Nomor 702/
RSPR/ SK.KE/ VII/ 2022, tentang pedoman komunikasi efektif.
1. Komunikasi SBAR via telepon antara Perawat/ Bidan –Dokter
(Dokter jaga dan Dokter DPJP)
a. Sebelum menelpon dokter jaga atau dokter penanggung jawab
PROSEDUR pasien, perawat/ bidan telah melakukan pemeriksaan fisik anamnesa,
dan membaca rekam medis pasien.
b. Tuliskan Hari, Tanggal, Jam pelaporan pada lembar CPPT
KOMUNIKASI SBAR
No. Revisi : Halaman :
No. Dokumen: - 2/5
RSU PURA 703/ RSPR/ SPO.KE/
RAHARJA VII/ 2022 Disusun Oleh :
MEDIKA Diperiksa oleh :
Pokja KE
dr.Rita Ivana Ariyani, MMR

Ditetapkan
Direktur RSU Pura Raharja Medika :
Standar Tanggal terbit :
Prosedur 1 Juli 2022

Operasional dr. Rita Ivana Ariyani, MMR


1) S (Situation)
Tuliskan situasi terkini yang terjadi pada pasien seperti nama lengkap
pasien, umur, kamar pasien, keluhan utama pasien saat ini (misalnya:
sesak napas, nyeri dada, demam, dll.) keinginan dan kebutuhan pasien
untuk dilakukan pelaporan.
2) B (Background)
Tuliskan informasi penting yang berhubungan dengan kondisi pasien
saat ini, seperti keadaan umum pasien, tanda- tanda vital, daftar obat-
obatan, hasil nilai kritis pasien dan pemeriksaan penunjang lainnya.
3) A (Assesment)
Sebutkan masalah pasien tersebut.
PROSEDUR
4) R (Recommendation)
Ajukan pertanyaan spesifik terkait intruksi yang diharapkan dari DPJP
pilih sesuai kebutuhan misalnya:
a) Saya meminta dokter untuk :
(1) Pindah ke HCU
(2) Segera datang melihat pasien
(3) Konsultasi ke dokter spesialis
b) Pemeriksaan atau terapi apa yang diperlukan :
(1) Foto rongent, EKG, terapi oksigenasi,dll.
c) Apabila ada perubaha terapi kemudian tanyakan:
(1) Seberapa sering diperlukan pemeriksaan tanda vital
KOMUNIKASI SBAR
No. Revisi : Halaman :
No. Dokumen: - 3/5
RSU PURA 703/ RSPR/ SPO.KE/
RAHARJA VII/ 2022 Disusun Oleh :
Diperiksa oleh :
MEDIKA Pokja KE
dr.Rita Ivana Ariyani, MMR

Ditetapkan
Direktur RSU Pura Raharja Medika :
Standar
Tanggal terbit :
Prosedur
1 Juli 2022
Operasional
dr. Rita Ivana Ariyani, MMR
(2) Bila respon terapi tidak ada kapan haru menghubungi
dokter lagi
5) Konfirmasi
a) Saya telah mengerti rencana tindakan pasien
b) Apa yang harus saya lakukan sebelum dokter sampai sini?
c. Telepon DPJP
d. Sebelum melaporkan,perawat/bidan menyampaikan salam dan
Perkenalkan diri dengan menyebut nama dan asal bangsal
e. Laporkan kondisi pasien dengan metode SBAR
f. Tuliskan instruksi dari DPJP di bagian RECOMMENDATION di lembar
CPPT
PROSEDUR g. Perawat/ bidan memastikan bahwa rekomendasi yang diberikan telah
sesuai dengan cara, membaca dan mengulang kembali (ReadBack) ke
pengirim pesan/ dokter untuk mengkonfirmasi kebenaran pesan yang
telah dituliskan dan hal-hal yang telah diinstruksikan.
h. Beri stempel TbaK untuk bukti telah dilakukan komunikasi per telepon
atau lisan.
i. Tuliskan nama lengkap pelapor di kolom penerima pesan dan tanda
tangan
j. Tuliskan nama Dokter jaga/ DPJP di kolom pemberi pesan, dan segera
verifikasi (untuk Dokter jaga pada saat pergantian shift atau selambat-
lambatnya 1x24 jam.
KOMUNIKASI SBAR
No. Revisi : Halaman :
No. Dokumen: - 4/5
RSU PURA
RAHARJA 703/ RSPR/ SPO.KE/ Disusun Oleh :
Diperiksa oleh :
MEDIKA VII/ 2019 Pokja KE
dr.Rita Ivana Ariyani, MMR

Ditetapkan
Direktur RSU Pura Raharja Medika :
Standar
Tanggal terbit :
Prosedur
1 Juli 2022
Operasional
dr. Rita Ivana Ariyani, MMR
Dan untuk dokter DPJP pada saat visite pertama atau sesuai dengan
jadwal prakteknya.
k. Berikan stempel verivikasi setelah pesan terverifikasi
2. Komunikasi SBAR antara Petugas Penunjang-Perawat/Dokter/Bidan
a. Sebelum menelepon perawat/ dokter/ bidan, petugas penunjang (ahli
gizi, radiologi, laborat, farmasi) sudah menyiapkan data-data yang
akan dilaporkan melalui telepon.
b. Petugas penunjang menyiapkan catatan yang telah dicatat di dekat
pesawat telepon lengkap dengan data-data yang akan dilaporkan.
c. Sebelum melaporkan, petugas penunjang menyampaikan salam
singkat.
PROSEDUR
d. Laporkan kondisi pasien dengan menggunakan prinsip komunikasi
SBAR :
1) Situation
Sebutkan identitas petugas penunjang dan ruangan atau unit
kerja tempat petugas tersebut bertugas dan ceritakan dengan
jelas kondisi/ situasi yang membuat khawatir
2) Background
Merupakan penemuan atau data obyektif berdasarkan
pengamatan. Laporkan yang penting dan relevan.
3) Assesment
KOMUNIKASI SBAR
No. Revisi : Halaman :
No. Dokumen: - 5/5
RSU PURA
RAHARJA 703/ RSPR/ SPO.KE/ Disusun Oleh :
Diperiksa oleh :
MEDIKA VII/ 2022 Pokja KE
dr.Rita Ivana Ariyani, MMR

Ditetapkan
Direktur RSU Pura Raharja Medika :
Standar
Tanggal terbit :
Prosedur
1 Juli 2022
Operasional
dr. Rita Ivana Ariyani, MMR
Hasil analisa terhadap situasi tersebut yang memerlukan tindak lanjut
atau dianggap memiliki resiko.
4) Recommendation
e. Petugas Penunjang yang melaporkan hasil kritis harus mencatat tanggal
PROSEDUR
dan waktu menelpon, nama lengkap petugas yang dihubungi dan nama
lengkap yang menelepon.
f. Petugas penunjang mendokumentasikan secara lengkap hal-hal yang
sudah dilaporkan ke dalam buku catatan di unit kerja masing-masing.
UNIT 1. Unit Gawat Darurat
TERKAIT 2. Unit Rawat Inap
3. Unit Radiologi
4. Unit Laboratorium
5. Unit Farmasi
6. Unit gizi
KOMUNIKASI SERAH TERIMA/HAND OVER
Halaman :
No. Revisi :
No. Dokumen: 1/6
RSU PURA -
704
RAHARJA
/RSPR/SPO.KE/VII/2022
MEDIKA Disusun Oleh :
Diperiksa oleh
Pokja KE
dr.Rita Ivana Ariyani, MMR
Ditetapkan
Standar Tanggal terbit : Direktur RSU Pura Raharja Medika :
Prosedur 1 Juli 2022
Operasional
dr.Rita Ivana Ariyani, MMR
Proses serah terima tugas antara tim kerja yang bertugas dalam kurun waktu
PENGERTIAN tertentu kepada tim kerja yang bertugas pada jam kerja berikutnya yang
mencakup kondisi pasien yang dirawat , terapi yang didapatkan pasien , hasil
nilai kritis maupun informasi lain yang perlu diinformasikan kepada tim
berikutnya di RSU Pura Raharja Medika
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melakukan serah terima tugas
perawat antar shift/hand over
KEBIJAKAN 1. Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika Nomor
001/RSPR/SK.SKP/VII/2022 tentang Kebijakan Sasaran Keselamatan Pasien
di Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika
2. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika Nomor
702/RSPR/SK.KE/VII/2022 tentang pedoman komunikasi efektif
PROSEDUR A. Handover antar perawat dengan perawat :
1. Perawat yang akan menyerahkan tugas kepada tim kerja yang lain
menyiapkan lembar Hand Over dan lembar CPPT di Rekam Medis Pasien
2. Masing-masing tim duduk bersama di Nurse Station untuk siap-siap
melakukan serah terima tugas/Hand Over
3. Perawat menyampaikan:
KOMUNIKASI SERAH TERIMA/HAND OVER
No. Revisi : Halaman :
- 2/6
No. Dokumen:
RSU PURA
704
RAHARJA Disusun Oleh :
/RSPR/SPO.KE/VII/2022 Diperiksa oleh :
MEDIKA Pokja KE dr.Rita Ivana Ariyani, MMR

Ditetapkan
Standar Tanggal terbit : Direktur RSU Pura Raharja Medika :
Prosedur 1 Juli 2022
Operasional
dr.Rita Ivana Ariyani, MMR
PROSEDUR a. Identitas pasien , kamar pasien , diagnosa pasien , kondisi umum ataupun
keluhan pasien meliputi:
1) Keadaan Umum pasien(kesadaran , GCS)
2) Hasil Tanda-Tanda Vital terakhir
3) Resiko jatuh atau tidak
4) Dll
b. Hasil visite hari ini:
1) Jika ada terapi tambahan sudah diberikan atau belum
2) Jika ada advise pemeriksaan penunjang , sudah dilakukan atau belum ,
jika sudah dilakukan sampaikan hasil pemeriksaan tersebut
3) Jika ada tindakan , apakah sudah dilakukan atau belum
4) Jika ada pasien pre oprasi atau post operasi , disampaikan persiapan pre
op sudah dilakukan atau belum , jika pasien post op sampaikan rencana
pemulihan sesuai dengan advise dokter
5) Jika ada pemeriksaan penunjang yang memerlukan persiapan , apakah
persiapan sudah dilakukan atau belum
6) Adakah pasien yang memerlukan pengawasan khusus
7) Rencana pasien pulang (ada/ tidak)
8) Rencana pasien pindah ruang (ada/ tidak)
KOMUNIKASI SERAH TERIMA/HAND OVER
No. Revisi : Halaman :
- 3/6
No. Dokumen:
RSU PURA
704
RAHARJA Disusun Oleh :
/RSPR/SPO.KE/VII/2022 Diperiksa oleh
MEDIKA Pokja KE dr.Rita Ivana Ariyani, MMR

Ditetapkan
Standar Tanggal terbit : Direktur RSU Pura Raharja Medika :
Prosedur 1 Juli 2022
Operasional
dr.Rita Ivana Ariyani, MMR
PROSEDUR 9) Rencana pasien masuk (Pasien baru/ Pasien pindahan dari bangsal lain)
10) Apakah selama melakukan tugas jaga ada komplain dari pasien/
keluarga pasien , jika ada tim berikutnya melakukan evaluasi
c. Jika semua informasi yang di serah terimakan sudah selesai berikan
kesempatan bertanya untuk tim yang menerima tugas jika informasi belum
jelas
d. Lakukan kunjungan bersama ke tiap ruangan pasien , perkenalkan kepada
pasien/ keluarga , nama perawat yang bertugas selanjutnya
e. Dokumentasikan dalam lembar Hand Over dan lembar CPPT di Rekam
Medis dengan memberikan cap Hand Over/ Serah terima
B. Hand over (serah terima) antar dokter jaga UGD
1. Dokter jaga membuka operan jaga dengan salam
2. Dokter jaga shift baru mempersilahkan dokter jaga sebelumnya
melaporkan laporannya
3. Dokter jaga lama mulai melaporkan :
a. Jumlah pasien
b. Jumlah pasien sisa /masih dalam proses pelayanan
c. Adakah kejadian yang harus di follow up termasuk kejadian
KTD/KNC
KOMUNIKASI SERAH TERIMA/HAND OVER
No. Revisi : Halaman :
- 4/6
No. Dokumen:
RSU PURA
704
RAHARJA Disusun Oleh :
/RSPR/SPO.KE/VII/2022 Diperiksa oleh
MEDIKA Pokja KE dr.Rita Ivana Ariyani, MMR

Ditetapkan
Standar Tanggal terbit : Direktur RSU Pura Raharja Medika :
Prosedur 1 Juli 2022
Operasional
dr.Rita Ivana Ariyani, MMR
PROSEDUR d. Kegiatan yang sudah atau belum dilaksanakan
e. Rencana umum dan persiapan yang diperlukandi dalam kegiatan
baru misalnya pemeriksaan laboratorium, penunjang lainnya,
persiapann operasi obat yang diganti atau prosedur lainnya sesuai
dengan kegiatan unit
4. Dokter jaga baru mengklarifikasi laporan yang dilaporkan dokter jaga
sebelumnya
C. Hand over (serah terima) perawat antar unit
1. Perawat unit satu yang menyerahkan kepada tim kerja perawat unit yang
lain menyiapkan lembar transfer internal dan Rekam Medis Pasien
2. Perawat menyampaikan :
a. Identitas pasien , kamar pasien , diagnosa pasien , kondisi umum
ataupun keluhan pasien meliputi :
1) Keadaan Umum pasien (kesadaran , GCS)
2) Hasil Tanda-Tanda Vital terakhir
3) Resiko jatuh atau tidak
4) Dll
b. Jumlah pasien
c. Jumlah pasien sisa /masih dalam proses pelayanan
KOMUNIKASI SERAH TERIMA/HAND OVER
No. Revisi : Halaman :
- 5/6
No. Dokumen:
RSU PURA
704
RAHARJA Disusun Oleh :
/RSPR/SPO.KE/VII/2022 Diperiksa oleh
MEDIKA Pokja KE dr.Rita Ivana Ariyani, MMR

Ditetapkan
Standar Tanggal terbit : Direktur RSU Pura Raharja Medika :
Prosedur 1 Juli 2022
Operasional
dr.Rita Ivana Ariyani, MMR
PROSEDUR d. Adakah kejadian yang harus di follow up termasuk kejadian
KTD/KNC
e. Kegiatan yang sudah atau belum dilaksanakan
f. Rencana umum dan persiapan yang diperlukandi dalam kegiatan baru
misalnya pemeriksaan laboratorium, penunjang lainnya, persiapann
operasi obat yang diganti atau prosedur lainnya sesuai dengan
kegiatan unit
g. Dokter jaga baru mengklarifikasi laporan yang dilaporkan dokter
jaga sebelumnya
b. Hasil pemeriksaan/penunjang medis :
1) Jika ada terapi tambahan sudah diberikan atau belum
2) Jika ada advise pemeriksaan penunjang , sudah dilakukan atau belum,
jika sudah dilakukan sampaikan hasil pemeriksaan tersebut
3) Jika ada tindakan , apakah sudah dilakukan atau belum
4) Jika ada pasien pre oprasi atau post operasi , disampaikan persiapan pre
op sudah dilakukan atau belum , jika pasien post op sampaikan rencana
pemulihan sesuai dengan advise dokter
5) Jika ada pemeriksaan penunjang yang memerlukan persiapan , apakah
KOMUNIKASI SERAH TERIMA/HAND OVER
No. Revisi : Halaman :
- 6/6
No. Dokumen:
RSU PURA
704
RAHARJA Disusun Oleh :
/RSPR/SPO.KE/VII/2022 Diperiksa oleh
MEDIKA Pokja KE dr.Rita Ivana Ariyani, MMR

Ditetapkan
Standar Tanggal terbit : Direktur RSU Pura Raharja Medika :
Prosedur 1 Juli 2022
Operasional
dr.Rita Ivana Ariyani, MMR
PROSEDUR persiapan sudah dilakukan atau belum
6.) Adakah pasien yang memerlukan pengawasan khusus

UNIT 1. Unit Rawat Inap


TERKAIT 2. UGD
3. Unit Bedah
HAND OVER PASIEN KE UNIT FISIOTERAPI
(TRANSCRANIAL MAGNETIK STIMULATION DAN LASER)
No. Revisi : Halaman :
No. Dokumen: - 1/ 2
RSU PURA 705//RSPR/SPO.KE/VII/2
RAHARJA 022 Disusun Oleh : Diperiksa Oleh :
MEDIKA Pokja KE dr. Rita Ivana Ariyani, MMR

Ditetapkan
Direktur RSU Pura Raharja Medika :
STANDAR Tanggal terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Juli 2022
dr.Rita Ivana Ariyani, MMR
Prosedur memindahkan pasien dari Unit Gawat Darurat dan dari Unit Ruang
PENGERTIAN
Rawat Inap yang membutuhkan Fisioterapi.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemeriksaan terapi pada pasien yang
TUJUAN
tepat sesuai dengan kebutuhan pasien.
1. Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika Nomor
001/RSPR/SK.SKP/VII/2022 tentang Kebijakan Sasaran Keselamatan Pasien
KEBIJAKAN di Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika
2. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika Nomor
702/RSPR/SK.KE/VII/2022 tentang pedoman komunikasi efektif
Unit Gawat Darurat (UGD)
1. Pasien datang ke UGD, lakukan skrining, anamnese dan pemeriksaan fisik.
2. Hasil skrining, anamnese, pemeriksaan fisik di laporkan ke dokter jaga.
3. Dokter jaga memberikan advice kepada perawat UGD.
4. Dokter ataupun perawat memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga
pasien tentang rencana Terapi (TMS atau Laser).
PROSEDUR
5. Jika pasien dan keluarga setuju, berikan lembar persetujuan terapi.
6. Perawat UGD menghubungi petugas terapi.
7. Pasang pengaman tempat tidur dan jaga keselamatan pasien selama proses
pemindahan, bila memungkinkan menggunakan kursi roda.
8. Lakukan identifikasi pasien sesuai prosedur dan Tanda Tangani buku Serah
Terima pasien.
HAND OVER PASIEN KE UNIT FISIOTERAPI
(TRANSCRANIAL MAGNETIK STIMULATION DAN LASER)
No. Revisi : Halaman :
No. Dokumen: - 2/ 2
RSU PURA 705/RSPR/SPO.KE/VII/20
RAHARJA 22 Disusun Oleh : Diperiksa Oleh :
MEDIKA Pokja KE dr. Rita Ivana Ariyani, MMR

Ditetapkan
Direktur RSU Pura Raharja Medika :
STANDAR Tanggal terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Juli 2022
dr.Rita Ivana Ariyani, MMR
Unit Rawat Inap (Bangsal)
1. Setiap pasien rawat inap yang direncanakan untuk TMS dan Laser, perawat
mengisi form pengantar TMS dan Laser yang kemudian form tersebut
diberikan ke petugas terapi.
PROSEDUR
2. Petugas Fisioterapi (TMS dan Laser) menghubungi perawat ruangan/bangsal
jika sudah akan dilakukan TMS ataupun Laser.
3. Perawat bangsal mengantarkan pasien yang akan dilakukan TMS dan Laser.
4. Tanda tangani buku Serah Terima Pasien.
1. Unit Gawat Darurat
UNIT TERKAIT 2. Unit Fisioterapi (TMS dan Laser)
3. Unit Rawat Inap
HAND OVER PASIEN KE UNIT RADIOLOGI
No. Revisi : Halaman :
No. Dokumen: - 1/ 2
RSU PURA 706/RSPR/SK.KE/VII Diperiksa Oleh :
Disusun Oleh :
RAHARJA /2022 dr. Rita Ivana Ariyani,
Pokja KE
MEDIKA MMR
Ditetapkan
Direktur RSU Pura Raharja Medika :
STANDAR Tanggal terbit :
PROSEDUR
OPERASIONAL 01 Juli 2022
dr. Rita Ivana Ariyani, MMR
Prosedur memindahkan pasien dari Unit Gawat Darurat dan dari Unit Ruang
PENGERTIAN
Rawat Inap yang membutuhkan pemeriksaan ke Unit Radiologi.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemeriksaan Radiologi untuk
TUJUAN memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dan menyeluruh sesuai dengan
kebutuhan pasien.
1. Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika Nomor
001/RSPR/SK.SKP/VII/2022 tentang Kebijakan Sasaran Keselamatan
KEBIJAKAN Pasien di Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika
2. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Pura Raharja Medika Nomor
702/RSPR/SK.KE/VII/2022 tentang pedoman komunikasi efektif
Unit Gawat Darurat (UGD)
1. Pasien datang ke UGD, lakukan skrining, anamnese dan pemeriksaan
fisik.
2. Hasil skrining, anamnese, pemeriksaan fisik di laporkan ke dokter jaga.
3. Dokter jaga memberikan advice kepada perawat UGD.
4. Dokter ataupun perawat memberikan penjelasan kepada pasien dan
PROSEDUR keluarga pasien tentang rencana pemeriksaan Radiologi.
5. Jika keluarga setuju, hubungi unit Radiologi.
Buat surat permintaan Radiologi (Rontgen, USG, dll).
Untuk pemeriksaan Head CT-Scan, hubungi RS tujuan (RS UII) untuk
daftar terlebih dahulu sebelum pasien diantar untuk pemeriksaan CT-
Scan.
6. Entry data pasien ke unit Radiologi pada komputer.
HAND OVER PASIEN KE UNIT RADIOLOGI
No. Revisi : Halaman :
No. Dokumen: - 2/ 2
RSU PURA 706/RSPR/SK.KE/VII/ Diperiksa Oleh :
Disusun Oleh :
RAHARJA 2022 dr. Rita Ivana Ariyani,
Pokja KE
MEDIKA MMR
Ditetapkan
Direktur RSU Pura Raharja Medika :
STANDAR
PROSEDUR Tanggal terbit :
OPERASIONA 01 Juli 2022
L
dr.Rita Ivana Ariyani, MMR
7. Pasang pengaman tempat tidur dan jaga keselamatan pasien selama proses
pemindahan bila memungkinkan menggunakan kursi roda.
8. Lakukan identifikasi pasien sesuai prosedur dan Tanda Tangani buku Serah
Terima pasien.
Unit Rawat Inap (Bangsal)
PROSEDUR
1. Setiap pasien rawat inap yang direncanakan untuk pemeriksaan Radiologi
(Rontgen, USG), perawat menghubungi petugas Radiologi.
2. Perawat mengantarkan pasien yang akan dilakukan pemeriksaan ke Unit
Radiologi.
3. Tanda Tangani buku serah terima pasien.
1. Unit Gawat Darurat
UNIT
2. Unit Radiologi
TERKAIT
3. Unit Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai