Anda di halaman 1dari 4

Nama Anggota Kelompok 4:

- Patricia C B
- Ria Novita R
- Safira Kusuma W
- Saribah Latupono
- Wedi Prayoga
- Zakiyya U
- Nurlela Solissa
- Uluwiyah A
- Merlyn Chrislia Rumthe

PENUGASAN

Naskah Roleplay Peningkatan Cakupan Dan Mutu Imunisasi

Di Suatu Puskesmas akan dilaksanakan pelayanan imunisasi pada posyandu balita,


selasa 26 September 2023. Pelayanan imunisasi ini berlangsung secara terintegrasi yang
melibatkan beberapa tenaga Kesehatan yakni Dokter, bidan, perawat, promkes, Kesling dan
nakes lainnya. Dalam pelaksanaan imunisasi terpadu pada layanan posyandu balita ini terbagi
menjadi sistem 5 meja yang meliputi :

 Meja 1 : Pendaftaran
 Meja 2 : Penimbangan dan pengukuran Panjang/tinggi badan bayi
 Meja 3 : Pengisisan KMS sekaligus screening
 Meja 4 : vaksinator /pemberian imunisasi
 Meja 5 : konseling dan pemberian edukasi

Skenario :

Seorang ibu di damping oleh suaminya membawa anaknya berusia 2 bulan ke


posyandu balita desa Bara. Anak tersebut direncanakan akan diberikan imunisasi pentabio
yakni imunisasi DPT 1, HepB-Hib 1, OPV2, PCV1,RV1. Karena pemberian imunisasi ganda
yaitu penyuntikan pada paha bayi kiri dan kanan menyebabkan orang tua dari bayi tersebut
merasa cemas dan agak khawatir. Di sinilah peran nakes ( Petugas Kesehatan ) dari
puskesmas untuk memberikan konseling, edukasi dan informasi yang baik dan terperinci
tentang imunisasi kepada orang tua.

Orang tua : Assalamu alaikum, selamat pagi ibu-ibu, saya membawa anak saya untuk
mendapatkan imunisasi rutin

 Perawat ( meja 1) : bayi silahkan masuk bapak ibu. Sebelum mendapat imunisasi saya
daftarkan dulu yah anak bapak ibu. Namanya by Dila usia 2 bulan, Alamat desa bara
 Bidan & ATLM (meja 2) : apakah bapak ibu membawa kartu KMSnya ade ? untuk
mengisi hasil pengukuran panjang, berat badan serta lingkar kepala bayi. Hasil
pengukuran dimasukan pada lembar KMS bayi. Dilakukan pengukuran Panjang badan
menurut usia, Berat badan menurut usia.
 Bidan & dokter (meja 3) : Dilakukan ploting untuk melihat kurva pertumbuhan bayi.
Setelah dilakukan penimbangan dan pengukuran Panjang badan, maka dilaporkan hasil
pengukuran (interpretasi hasil pengukuran) kepada orang tua bayi tersebut. jadi hasil
pengukuran Panjang dan berat badan bayi bapak ibu masih dalam batas normal. Panjang
badan 52 cm, Berat badan 2600 gram lingkar kepala 35 cm. Sebelum pemberian
imunisasi pada bayi, orang tua akan ditanyakan tentang kondisi bayi saat itu (screening
Kesehatan bayi) pertanyaan yang ditanyakan kepada orang tua bayi yaitu :
1. Riwayat persalinan
2. Pertanyaan terkait kondisi akut yang dialami bayi sebelum dibawa untuk imunisasi
seperti demam, ruam pada kulit, dan diare
3. Pertanyaan terkait adakah reaksi alergi atau KIPI yang timbul 24 jam setelah
pemberian imunisasi saat anak berusia 1 bulan.

Jika dari screening tidak ditemukan kelainan atau bayi dalam keadaan Sehat dan bugar
maka siap diberikan vaksin.

 Vaksinator/ pemberian imunisasi ( meja 4 ) : sebelum diberikan vaksinasi maka perlu


diberikan informed consent secara verbal kepada orang tua bayi. Informed consent ini
meliputi informasi tentang vaksin yang akan diberikan, cara dan tempat penyuntikan,
keamanan vaksin yang akan diberikan, tempat penyimpanan, 1 vial diberikan untuk 10
orang bayi. Pemberian vaksin menggunakan alat suntik yang steril dan hanya diberikan
single use dispoid. Vaksin disuntikan di sisi luar paha kiri dan kanan.
 Pemberian konseling, informasi dan edukasi ( meja 5 )
Pemberian imunisasi disesuaikan dengan usia anak. Untuk imunisasi dasar lengkap, bayi
berusia 2 bulan diberikan (DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2),
1. Hepatitis B adalah jenis vaksin yang mengandung antigen virus hepatitis B (HBsAg).
Manfaat vaksin Hepatitis B adalah untuk mencegah infeksi virus hepatitis B yang
dapat mengganggu fungsi organ hati. Vaksin hepatitis B adalah jenis vaksin yang
termasuk imunisasi wajib pada bayi. Menurut American Academy of Pediatrics,
vaksin hepatitis B yang diberikan pada bayi sebelum berusia 24 jam efektif mencegah
transmisi infeksi hepatitis B dari ibu ke bayi. Namun, pemberian dosis vaksin
hepatitis B pada bayi baru lahir ini perlu dilanjutkan hingga 4 kali dosis dengan
jadwal tertentu. Utamanya, vaksin hepatitis B diberikan pada usia 0 hingga 18 bulan.
2. Imunisasi Polio tetes diberikan 4 kali pada usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan
untuk mencegah lumpuh layu. Imunisasi polio suntik pun diberikan 1 kali pada usia 4
bulan agar kekebalan yang terbentuk semakin sempurna.
3. Imunisasi Campak diberikan untuk mencegah penyakit campak yang dapat
mengakibatkan radang paru berat (pneumonia), diare atau menyerang otak. Imunisasi
MR diberikan untuk mencegah penyakit campak sekaligus rubella.
4. Rubella pada anak merupakan penyakit ringan, namun apabila menular ke ibu hamil,
terutama pada periode awal kehamilannya, dapat berakibat pada keguguran atau bayi
yang dilahirkan menderita cacat bawaan, seperti tuli, katarak, dan gangguan jantung
bawaan.
5. Imunisasi Rotavirus ini diberikan sebanyak tiga dosis mulai bayi usia 2 bulan dan
maksimal usia 4 bulan dengan interval minimal empat minggu antar dosis. tiga dosis,
pada bulan kedua, bulan ketiga, dan pada bulan keempat. Pemberian imunisasi
Rotavirus tepat waktu ditujukan untuk memberikan perlindungan sedini mungkin
pada bayi dari diare yang disebabkan oleh Rotavirus.
6. Vaksin DPT-HB-HIB diberikan guna mencegah 6 penyakit, yakni Difteri, Pertusis,
Tetanus, Hepatitis B, serta Pneumonia (radang paru) dan Meningitis (radang selaput
otak) yang disebabkan infeksi kuman Hib

Dalam menghadapi KIPI pada anak, para orang tua diharapkan untuk untuk tetap tenang dan
tidak panik dalam mengambil keputusan. Terdapat beberapa hal sederhana yang bisa
dilakukan oleh ayah dan bunda agar KIPI pada anak dapat mereda, diantaranya adalah :
1. Membuat anak cukup beristirahat
2. Memberi obat penurun panas jika diperlukan
3. Mengupayakan agar anak mengkonsumsi air putih yang cukup
4. Jika terdapat rasa nyeri di tempat bekas suntikan, usahakan tetap gerakan dan gunakan
lengan anak.
5. Apabila perlu, kompres bagian yang nyeri dengan kain bersih yang dibasahi dengan
air dingin setelah melakukan penanganan dini.
Dengan menjalankan beberapa langkah di atas, diharapkan mampu menurunkan KIPI yang
dialami oleh anak pasca melakukan imunisasi. Apabila KIPI tidak kunjung mereda, segera
bawa anak untuk melakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan terdekat, sehingga anak bisa
segera mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. Pemahaman yang baik dalam
menghadapi KIPI pada anak, akan membuat orang tua tidak lagi ragu untuk mengajak putra
dan putrinya untuk mendapatkan imunisasi lengkap

Anda mungkin juga menyukai