Pengertian Validitas 1
Pengertian Validitas 1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Lusiana, Metodologi Penelitian, Yogyakarta : Cv Budi Utama 2015 Hal 62
2
Sandu, Dasar Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Literasi Media Publishing, Juni 2015 Hal 84
3
Sukardi, Evaluasi Pendidikan, Jakarta : bumi aksara, 2012 Hal 36
4
Sandu, Hal 84-85
2
Validitas isi atau content validity, atau validitas tes
mempersoalkan apakah isi butir tes yang diujikan itu
mencerminkan kurikulum yang seharusnya diukur atau tidak.5
Suatu tes hasil belajar dapat dikatakan valid, apabila materi tes
tersebut betul-betul merupakan bahan-bahan pelajaran yang
diberikan.
b) Validitas konstruk
Secara etimologi kata “konstruksi” mengandung arti
susunan atau kerangka. Validitas susunan artinya kejituan dari
pada suatu tes ditinjau dari susunan tes tersebut. Validitas
kontruksi dari suatu tes hasil belajar dapat dilakukan
penganalisisannya dengan jalan melakuan pencocokan antara
aspek-aspek berfikir yang terkandung dalam tes hasil belajar
tersebut. 6
Dan dapat dilakukan dengan cara melibatkan hipotesis
testing yang dideduksi dari teori yang menyangkut dengan
konstruk yang relevan.7
Untuk menguji validitas konstruksi ini digunakan :
Pengujian validitas konvergen
Pengujian validitas diskriminan
Pengujian stabilitas.8
2. Validitas tes secara empiris
Validitas empiris adalah validitas yang bersumber pada
pengamatan dilapangan. Tes hasil belajar dapat dikatan telah
memiliki validitas empiris apabila didasarkan hasil analisi yang
dilakukan terhadap data hasil pengamatan dilapangan.
Untuk menentukan apakah tes hasil belajar sudah memiliki validitas
empiris ataukah belum dapat dilakukan dari dua segi yaitu :
5
Chabib, Teknik Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Rajawali Pres,1991 Hal110
6
Sandu, Hal 85-86
7
Sukardi, Hal 34
8
Chabib, Hal 110
3
a) Validitas ramalan (predictive validity)
Validitas ramalan artinya ketetapan (kejituan) dari pada
suatu alat pengukur ditinjau dari kemampuan tes tersebut untuk
meramalkan prestasi yang dicapainya kemudian.
Cara yang digunakan untuk menilai tinggi rendahnya
validitas ramalan ini ialah dengan jalan mencari korelasi antara
nilai-nilai yang dicapai oleh siswa-siswa dalam tes tersebut
dengan nilai-nilai yang divapainya. Apabila koefesien korelasi
yang diperoleh cukup tinggi. Sebaliknya pula apabila koefesien
kolerasi yang diperoleh rendah, maka berarti pula vliditas
ramalan tes tersebut rendah.
b) Validitas bandingan
Validitas bandingan artinya kejituan dari pada suatu tes
dilihat dari kolerasinya terhadap kecakapan yang telah dimiliki
saat kini secara ril.
Cara yang digunakan untuk menilai validitas bandingan
ialah dengan jalan mengkorelasikan hasil-hasil yang dicapai
dalam tes tersebut dengan hasil-hasil yang telah dicapai dalam
tes. Tinggi rendahnya koefisien kolerasi yang diperoleh
menunjukan tinggi rendahnya validitas tes yang akan kita nilai
kualitasnya.9
Validitas memiliki beberapa karakteristik, antara lain :
1. Menunjukan kepada hasil dari penggunaan instrumen tersebut
bukan pada instrumennya.
2. Validitas menunjukan suatu derajat atau tingkatan
3. Validitas intrumen tidak berlaku umum10
9
Sandu, Hal 86-87
10
http://muhammad-win-afgani.blogspot.com/2014/05/karakteristik-validitas-instrumen.html?
m=1
4
B. Teknik Validitas Item Tes Hasil Belajar
Validitas item dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang
dimiliki oleh sebutir item (yang merupakan bagian tak terpisahkan dari
tes sebagai suatu totalitas), dalam mengukur apa yang seharusnya
diukur lewat butir item tersebut. Sebenarnya setiap butir item yang
ada dalam tes hasil belajar itu adalah merupakan bagian tak
terpisahkan dari tes hasil belajar tersebut sebagai suatu validitas
dalam mengukur atau mengungkap hasil belajar yang telah dicapai
oleh masing-masing individu peserta didik setelah mereka mengikuti
proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
Sebutir item dapat dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi
atau dapat dinyatakan valid, jika skor-skor pada butir soal yang
bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor
totalnya, atau dengan bahasa statistik : “ada korelasipositif yang
signifikan antara skor item dengan skor totalnya”. Skor total disini
berkedudukan sebagai variabel terikat (dependent variable),
sedangkan skor item berkedudukan sebagai variabel bebasnya
(independent variable).
Butir-butir yang ingin diketahui validitasnya yaitu valid atau tidak
kita dapat menggunakan teknik korelasi sebagai teknik analisisnya.
Sebutir soal dapat dinyatakan valid, apabila skor butir yang
bersangkutan terbukti mempunyai kolerasi yang positif yang signifikan
dengan skor totalnya.11
11
Khaerudin, Kualitas Instrumen Tes Hasil Belajar, Jurnal Madaniyah, Vol.02 Edisi IX 2015 Hal 218
5
C. Faktor-Faktor Yang Mempengharuhi Validitas
Banyak faktor yang mempengharui hasil tes evaluasi tidak
valid. Beberapa faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan
menurut sumbernya, yaitu faktor internal dari tes, faktor eksternal tes,
dan faktor yang berasal dari siswa yang bersangkutan.
1. Faktor yang berasal dari dalam tes
Beberapa sumber yang pada umumnyas berasal dari faktor
internal tes evaluasi diantaranya sebagai berikut.
a. Arahan tes yang disusun dengan makna tidak jelas sehingga
dapat mengurangi validitas tes.
b. Kata kata yang digunakan dalam struktur instrumen evaluasi,
terlalu sulit.
c. Tingkat kesulitan item tes tidak tepat dengan materi
pembelajaran yang diterima siswa
d. Waktu yang dialokasikan tidak tepat, hal ini termasuk
kemungkinanterlalu kurang atau terlalu longgar.
e. Jumlah item tes terlalu sedikit sehingga tidak mewakili sempel
materi pembelajaran.
f. Jawaban masing-masing item evaluasi bisa diprediksi siswa.
2. Faktor yang berasal dari administrasi dan skor. Faktor ini dapat
mengurangi validitasi interpretasi tes evaluasi. Khususnya tes
evaluasi yang dibuat oleh guru. Berikut beberapa contoh faktor
yang sumbernya berasal dari proses administrasi dan skor.
a. Waktu pengerjaan tidak cukup sehingga siswa dalam
memberikan jawaban dalam situasi yang tergesa-gesa
b. Adanya kecurangan dalam tes dehingga tidak bisa
membedakan antara siswa yang belajar dengan yang
melakukan kecurangan
c. Pemberian petunjuk dari pengawas yang tidak dapat
dilakukan pada semua siswa
d. Teknik pemberian skor yang tidak konsisten.
6
3. Faktor yang berasal dari jawaban siswa
Seringkali terjadi bahwa interpretasi terhadap item-item tes
evaluasi tidak valid, karena dipengharui oleh jawaban siswa dari
pada interpretasi item-item pada tes evaluasi.12
12
Sukardi, Hal 38-39